March, 3rd 2014
09.27 AM
Siyou sudah mulai tenang. Ia mencoba bercerita tentang apa yang dilihatnya. Ia bercerita dengan sangat histeris padaJoonmyeon yang tentunya juga didengarkan oleh Sehun yang terus menguping. Tapi Joonmyeon justru mengatakan padanya bahwa ia hanya berhalusinasi. Siyou tak memiliki pilihan lain selain diam. Joonmyeon juga keluar dari ruang kesehatan untuk membeli makanan atau minuman ringan karena Siyou ternyata juga belum sarapan.
Siyou meringkuk di tempat tidur ruang kesehatan sendiri. Ia tak terbuka pada orang lain kecuali Joonmyeon. Ia juga tak bicara selama Joonmyeon sedang membeli makanan untuk nya. Yoojin dan Yoonjae juga hanya sesekali mendekat dan mengecek keadaan Siyou, karena Siyou terlihat takut saat orang lain mendekatinya.
Sehun dengan santai memakan snack milik Yoonjae dan Yoojin. Tangannya iseng membuka-buka buku milik Yoonjae. Ia juga sesekali terkekeh membaca buku yang seperti dongeng baginya itu. "Hoaa.. butuh imajinasi hebat untuk mengerti buku ini" Ujarnya memecah keheningan.
"Aisshh", Yoonjae mengambil kembali buku miliknya dari tangan Sehun. "Ya.. upacara sudah selesai, kau tidak ada jadwal kuliah atau bagaimana? kenapa senang sekali berada diruang kesehatan?"
Sehun mendekatkan wajahnya untuk berbisik pada Yoonjae dan Yoojin. "Dokter Han.. Dokter Goo.. aku mendengar pembicaraan dia dengan selingkuhannya", Sehun memberi kode dengan matanya.
"Apa yang mereka bicarakan?", Tanya Yoonjae tertarik dengan topik yang Sehun angkat.
"Selingkuhan? Kau ini anak lelaki, kenapa bergosip begitu?", Yoojin menarik kerah baju Yoonjae agar tak terlibat perbincangan gila dengan Sehun. "Kau juga.. kau yang lebih tua jangan terpengaruh dengan bocah labil seperti anak ini"
"Tapi dia bilang ia melihat temannya hilang", Selak Sehun setengah berbisik. "Jangan-jangan ia hilang seperti noona cantik disamping ku tadi" Duga Sehun membicarakan Yichan.
"Ia mengatakan seperti itu?", Tanggap Yoonjae. Ia juga menepis tangan Yoojin pada pakainannya, karena ia sudah terlanjur berbicara dengan Sehun.
"Ya! Kalian berdua! Tidak ada yang hilang aissshh Yeoja tadi sudah keluar dari ruang kesehatan! hanya saja kita tidak sadar saat ia pergi, begitu saja..", Sangkal Yoojin yakin.
"Dokter Han.. ia hilang hanya dalam dua menit saja", Jawab Sehun lagi.
"Dua menit cukup untuk keluar dari ruangan! kalian berdua berfikirlah realistis sedikit! Tak ada hal-hal mists terjadi!", Bentak Yoojin kehilangan kesabaran.
Karena kesal, Yoojin pun meninggalkan Sehun dan Yoonjae. Ia memilih untuk menghampiri Siyou yang tengah meringkuk sendirian. "Bagaimana keadaan mu?" Tanya Yoojin seraya duduk di samping tempat tidur dimana Siyou berada.
"H.. Hikss.. salyeojuseyo hhhikss.. uisa.. salyeojuseyo.. hikss", Siyou mengucapkan hal itu berulang-ulang.
"Adik kecil... Kau akan baik-baik saja, tidak akan ada yang menyakiti mu", Ujar Yoojin "Aku akan menjaga mu disini. Sebentar lagi juga Oppa mu tadi akan kembali. Ia hanya membeli makanan sebentar”
"Keundayeo.. Musowoyo.. hiksss.. nan.. hiksss.."
"Aniyo..gwenchana….Kau pasti hanya salah lihat saja saat. Tidak ada hal-hal tak masuk diakal seperti itu..", Yoojin menyentuh pucuk kepala Siyou, berusaha menenangkan yeoja kecil yang terus menangis tanpa henti sejak ia sadar hingga saat ini.
Siyou sendiri semakin pasrah karena tak seorangpun mau mempercayai ucapannya. Sementara apa yang ia lihat adalah nyata dan terjadi tepat dihadapannya. Ia sudah berusaha mengubungi Jungkook, tapi tak ada jawaban. "Hikss.. "
Yoojin termenung sesaat melihat keadaan Siyou. Ia juga memperhatikan Yoonjae dan Sehun yang bicara serius. Tak terlihat kekehan Sehun yang selama ini menjadi ciri khasnya. "Aku.. mungkin juga salah, mungkin..", ucap Yoojin dalam hatinya. "Adik kecil"
"Eum?" Toreh Siyou dengan muka lemas.
"Mungkin.. ada baiknya kau bicara pada mereka", gumam Yoojin tersenyum getir menyadari mungkin memang sesuatu diluar akalnya telah terjadi. Dengan begini ia harap ada titik terang dari semua yang terjadi.
"T..tapi.."
"Mereka berdua orang baik.. Aku akan bicara pada mereka, kau tidak perlu takut.. " Yoojin menghela nafasnya. "Karena nampaknya namja yang bersama mu tadi juga mungkin tak akan mempercayai mu, sama seperti diri ku. Aku pun sebenarnya tak mau mempercayai hal ini…dan aku akan tetap berada pada pendirianku meskipun bisa saja hal itu akan menjadi boomerang bagiku”, ujar Yoojin kemudian berdiri dari tempat tidur Siyou. Dipanggilnya Yoonjae dengan lantang, "Ya Goo Yoonjae!"
"Heoh?"
BRAKKKK.. Yoonjae terkejut setengah mati sampai-sampai bangku yang didudukinya terjatuh kebelakang saat ia berdiri, begitu juga dengan Sehun.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Waktu terus berlalu semenjak mereka terperangkap bersama. Belum ada serangan berarti yang mereka terima sejauh ini dan semuanya terlihat begitu tenang. "Taehyung-ah, pergilah ke supermarket dan bawakan makanan untuk persediaan malam nanti", perintah Baekhyun.
"Maaf hyung tapi aku sedang sibuk" Jawab Taehyung cuek sambil fokus membaca komik. Baekhyun berjalan menghampirinya dan merebut komik yang sedang dibaca Taehyung. "YA HYUNG!!!" protes Taehyung.
"Ppali! kau bisa membacanya lagi ketika kau sudah menyelesaikan tugasmu", ujar Baekhyun tegas.
"Aish jeongmal....", keluh Taehyung sambil beranjak malas dari posisinya. "Kenapa bukan kau saja sih?!"
"Aku butuh istirahat...kalau nanti ada 'serangan', siapa yang akan melindungimu dan kalian semua kalau bukan aku?"
"Ada"
"Nugu?"
"Kyungsoo hyung", jawab Taehyung santai.
"Pergilah sekarang atau kurobek komikmu ini", ancam Baekhyun.
"Eeeyy chakkaman chakkaman!! arasseeoo!! haish!. Ya Park Jimin! ayo temani aku cari makanan!", seru Taehyung.
"Naega? eung...arasseo.." ujar Jimin pasrah sambil mengikuti Taehyung keluar ruangan.
"Ya...apa tak apa membiarkan Jimin keluar dari perpustakaan?", tanya Myungeun khawatir.
"Gwenchana...dia juga butuh udara segar", jawab Yichan datar.
"Maja...kasihan dia kalau dibiarkan di dalam ruangan terus...siapa tahu ada sesuatu yang bisa diingatnya nanti...", jawab Baekhyun.
Myungeun masih tak yakin membiarkan kedua anak itu keluar. Ia beranjak dari tempat duduknya. Mengambil jaketnya, lalu segera ikut pergi keluar. "Aku akan mengikuti mereka" Ujarnya.
"Ya Ya Ya.. Seo Myungeun!", Panggil Baekhyun khawatir pada Myungeun.
"Aisshh apa sebaiknya ku ikuti saja mereka?" Gumam Baekhyun pada dirinya sendiri.
Yichan berdecak heran, "Ckckc.. Kenapa tidak sejak awal saja kau yang pergi sendiri"
***
"Ya...kau sudah lama berada di sini?", tanya Taehyung ketika ia dan Jimin sedang berjalan bersama menuju supermarket.
"Eung...sudah sekitar enam bulan", jawab Jimin.
"Mwoo?? enam bulan? memangnya ini tempat apa sih sebenarnya?"
"Ini Yonghan....." Jawab Jimin ambigu.
Taehyung menggaruk kepalanya, "Ara.. Tapi apa Maksudmu?"
"Sudahlah...sulit menjelaskannya...kau tak akan mengerti", Ujar Jimin tersenyum.
"Kau ini bersikap seolah-olah aku ini bodoh sekali"
"Hahaha aniya...memang kenyataannya hal ini terlalu rumit untuk dijelaskan. Aku dan yang lainnya sedang mencari cara untuk bisa keluar dari sini. Maka dari itu kami memilih bersembunyi di dalam perpustakaan karena di sana terdapat banyak sekali informasi yang bisa digunakan... dan disana satu-satunya tempat yang terlindungi"
"Lalu apa sudah ketemu Jalan keluarnya?", Jimin menggeleng mendengar pertanyaan Taehyung. "Belum...seandainya saja aku tak melupakan petunjuk yang sempat kubaca sebelum aku terhisap ke sini, mungkin semuanya akan jadi lebih mudah...", gumamnya. Ekspresi wajah Jimin berubah muram.
Taehyung segera merangkul Jimin. "Gwenchana...chinguya! nanti juga kita akan menemukannya..", ujarnya sambil tersenyum.
"Kau baik juga ternyata...tapi kenapa kau ketus sekali pada kakakmu?"
"Pftth...aku hanya senang meledeknya saja kkk~ sudahlah ayo kita cari makan sebelum Baekhyun hyung merobek komikku menjadi berkeping-keping (?)", ujar Taehyung.
***
NEXT 2 HOURS
Jaehee mengecek ponselnya yang selama seminggu lebih ini tak disentuhnya. Ia cukup terkejut ketika melihat tanggal yang tertera pada ponselnya yang terus menunjukkan waktu yang salah. "Ah molla....mungkin ponselku rusak", sambungnya.
"Kalau terlalu tenang begini membosankan juga.... hoaaahm", ujar Baekhyun sambil menguap.
"Sebelum terjadi badai besar biasanya ada ketenangan yang menusuk...jangan lengah", ujar Kyungsoo sambil menatap lurus ke luar Jendela. Matanya sepertinya menangkap satu sosok manusia tapi ia tak begitu yakin karena penglihatannya sendiri juga tak begitu baik. Kyungsoo pun mencoba mengabaikan apa yang tadi dilihatnya.
"Taehyung belum kembali juga.. lama sekali anak itu", gumam Jaehee khawatir.
"Jangan-jangan anak itu memilih-milih makanan.. padahal sudah kukatakan disini berbahaya, dan ia harus mengambil sedapatnya saja.. tapi anak itu memang susah dinasehati", keluh Baekhyun.
“Lalu kenapa kau menyuruhnya pergi? Aish…jincha..”, gumam Jaehee khawatir. Perasaannya tak tenang sejak tadi.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.28 AM
Joonmyeon memilih-milih makanan kecil untuk Siyou. Ia mengambil dua kotak susu coklat dan juga sebuah roti keju. Ia masih berkeliling barangkali ada yang bisa ia beli lagi untuk Siyou. Saat sedang ingin mengambil kaleng orange juice, seorang yeoja yang ceroboh tak sengaja menyenggolnya sehingga beberapa keleng orange juice tersebut terjatuh. "Ah.. Jweisonghamnida", gumam Yeoja itu membereskan kembali kelang juice jeruk yang terjatuh. Yeoja itu kemudian berdiri dan membungkuk sopan pada Suho.
"Gwenchana" Jawab Suho.
Yeoja itu berlalu dan Joonmyeon masih memperhatikannya. Ia menggeleng heran karena yeoja itu memang sangat ceroboh dan sering kali menyenggol beberapa barang. "Ceroboh sekali", Gumam Suho.
Joonmyeon kembali berpapasan dengan yeoja yang sama saat membayar barang belanjaannya. Yeoja itu tersenyum kecil, begitu juga dengan Joonmyeon. Ia keluar lebih dahulu. Tak lama kemudian yeoja itu juga keluar dengan setengah berlari. Diperhatikannya yeoja itu menemui seorang yeoja setengah baya yang duduk di trotoar jalan. "Ternyata ia ingin membelikan minum untuk ibu tua itu.. pantas ia terburu-buru"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"PRAANNGG!!!", Jaehee terkejut ketika gelas yang dipegangnya tiba-tiba pecah dan terjatuh. "Mi-mian..." ujarnya gugup sambil berjongkok hendak memunguti pecahan gelas tersebut namun salah satu pecahan kaca tersebut justru melukai jarinya. Darah segar mengalir dari jarinya yang tergores pecahan kaca tersebut. "aish!! ceroboh sekali kau Moon Jaehee!", gumamnya. Jaehee baru saja hendak menghisap jarinya yang terluka tersebut agar darahnya berhenti mengalir, namun tangan lain menahannya.
Kyungsoo meletakkan sebotol Alkohol di dekatnya dan sebuah kapas. Ia kemudian menuangkan alkohol tersebut pada kapas dan menempelkannya pada jari Jaehee yang terluka tanpa banyak bicara. Setelah itu ia memakaikan band aid pada jari Jaehee yang terluka. Jaehee sendiri hanya termenung memperhatikan apa yang dilakukan Kyungsoo untuknya.
Setelah semuanya selesai, Kyungsoo menatapnya tajam. "Dasar ceroboh", gumamnya datar sambil berdiri. "Ya Baekhyun-ah! kurasa kita harus menyusul kedua anak itu. Sudah hampir sore begini dan mereka belum juga kembali....aku khawatir sesuatu yang buruk sedang terjadi", ujar Kyungsoo pada Baekhyun yang sedang asyik membaca komik yang tadi dibaca Taehyung.
"Eo? arasseo...ayo!", seru Baekhyun sambil bersiap.
Jaehee tersentak dengan apa yang baru saja dikatakan Kyungsoo pada Baekhyun karena sejujurnya itulah yang dirasakannya saat ini. Ia merasa gelisah karena Taehyung yang tak kunjung kembali.
"Yichan-ah, kau tetap disini bersama Jaehee. Apapun yang terjadi, jangan gegabah untuk keluar dan cari pertolongan", ujar Kyungsoo pada Yichan.
"Ok.. Aku juga malas keluar sebenarnya" Jawab Yichan santai.
Tiba-Tiba saja BRUKKK... Suara pintu terbanting terdengar nyaring. Myungeun berdiri diambang pintu dengan nafas terengah. "Haaah~ Baekhyun-ah.. Kyungsoo-ya"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.30 AM
Minhyuk dan Jungkook menyerah untuk mencari buku misterius tersebut. Mereka berjalan keluar dari area Yonghan University menuju Yonghan Highschool. Minhyuk ingin meminta izin khusus dengan alasan yang jelas dikarang untuk Jungkook dan Siyou, karena ia khawatir kedua anak itu akan berada dalam bahaya jika memaksakan diri masuk sekolah.
"Jungkook-ah, sepertinya aku dengar suara dering handphone dan sepertinya dekat, mungkin milik mu"
Jungkook membuka tas ranselnya. Ia mengambil ponselnya yang ternyata memang berbunyi. Sudah hampir sepuluh panggilan masuk atas nama Siyou dalam ponselnya "Siyou.."
"Coba hubungi dia balik, mungkin ada sesuatu yang penting"
"Ne ssaem", Jungkook menekan tombol call pada nama Siyou dilayar ponselnya. Tutttt~ nada tersambung terus terdengar, tapi tak kian mendapat jawaban. Jungkook mencoba hingga percobaan keempatnya membuahkan hasil. "Yeoboseyo? Siyou-ya, kau menghubungi ku? Wae?"
Minhyuk memperhatikan Jungkook yang terlihat kaget saat sedang tersambung telpon dengan Siyou. Benar saja setelah itu terdengar pekikan, "MWORAGO?!" dari mulut Jungkook. Jungkook mengangguk-angguk entah apa yang Siyou ucapkan diujung telepon sana. "Araseo.. ", Jungkook memutus sambungan telpon. Matanya memandang kosong Minhyuk disampingnya. "Ssaem.."
***
"Minhyuk ssaem!!", Suara Joonmyeon terdengar memanggil Minhyuk. Ia berlari ke arah Minhyuk dan Jungkook. "Kau ada disini juga Jungkook-ah?", Sapa Joonmyeon pada Jungkook. "Ah ssaem.. aku masih penasaran mengapa ssaem minta ku membawa Siyou ke ruang kesehatan universitas daripada ruang kesehatan highschool?"
"Mianhae Joonmyeon-ah.. sebaiknya kau membantu kami mencari seseorang, karena mungkin ia akan membahayakan Siyou juga pada akhirnya"
"Mworagoyo? tapi siapa yang harus kita cari?"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Sudah hampir lima jam lamanya semenjak Taehyung dan Jimin kehilangan arah akibat dikejar-kejar oleh Jaehyung dan Eunhee. Mereka berlari kemanapun selama tak berpapasan dengan kedua orang tersebut. Taehyung berhenti sejenak karena mereka kelelahan. Mereka merasa sudah cukup aman karena sudah kembali masuk ke dalam bangunan Yonghan University. Tak jauh lagi, mereka akan sampai kembali ke perpustakaan. Taehyung terdiam ketika ia dan Jimin berjalan melewati unit ruang kesehatan. "Wae gurae?", tanya Jimin.
"Aniya, aku seperti melihat seseorang...ah mungkin hanya perasaanku saja..", ujar Taehyung sambil kembali melanjutkan perjalanan mereka. Tak berapa lama kemudian, Jimin yang kali ini berhenti di tengah jalan.
"Wae gurae?", tanya Taehyung.
"Apa kau merasa sepertinya seseorang sedang mengikuti kita?", ujar Jimin. Mereka berdua secara perlahan menengok ke belakang dan mendapati seseorang berdiri beberapa meter di belakang mereka.
***
"Buuukkkk!!!", Taehyung memukul orang itu dengan benda tumpul terdekat yang bisa di raihnya. Orang itu terhuyung dan kemudian terjatuh. Taehyung segera menarik Jimin pergi dari tempat itu namun orang tersebut tiba-tiba mencengkeram kaki Jimin erat-erat sehingga Jimin terjatuh. "AAAA TAEHYUNG-AH TOLONG AKUU!!", seru Jimin panik.
"JIMIN-AH!!!" Taehyung berusaha menarik Jimin namun orang tersebut kuat sekali. Jimin juga berusaha menggerak-gerakkan kakinya menendang-nendang orang tersebut agar pegangannya melemah. Namun orang itu lebih cekatan darinya. Dalam sekejap ia sudah berada di atas tubuh Jimin hendak menusukkan belati itu padanya namun Jimin dengan sigap mengelak. Tapi ia tak terlalu beruntung karena pisau belati itu justru merobek lengan baju sebelah kirinya dan melukai tangannya. "AAARRGGHH APHAAA!", jerit Jimin.
"Jimin-ah bertahanlah jebal!!", seru Taehyung panik mendengar jeritan Kesakitan Jimin. “Aish ottohke ottohe ottohke?!”, gumamnya panic sambil mencari-cari benda tumpul yang bisa di raihnya sementara Jimin sedang berusaha bertahan dari serangan orang misterius tersebut. Kali ini orang tersebut mencengkeram leher Jimin erat-erat. Jimin dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dan ketika orang itu lengah. Jimin membenturkan kepalanya pada kepala orang tersebut sehingga orang tersebut kembali terhuyung dan kehilangan keseimbangan. "Arrgh...kepalaku!!", seru Jimin sambil memegangi kepalanya yang kesakitan. Penglihatan Jimin berkunang-kunang setelah membenturkan kepalanya pada orang tersebut. Samar-samar ia melihat orang tersebut sudah kembali membayangi tubuhnya yang terkapar di tanah. Jimin menutup matanya pasrah atas apa yang akan terjadi padanya hingga tiba-tiba......
BRUUUKKK terdengar suara hantaman keras dan sosok orang itu menghilang dari hadapannya. Ia merasakan seseorang menepuk-nepuk pipinya. "Jimin-ah sadarlah!!" samar-samar ia melihat wajah Taehyung. "Hyung! Jimin terluka!", seru Taehyung. Samar-samar Jimin melihat wajah Baekhyun dan Kyungsoo selama beberapa detik lalu pandangannya berubah gelap total.
***
"Bertahanlah Jimin-ah...", Ujar Kyungsoo sambil memapah Jimin menuju unit ruang kesehatan. Ketika sampai di sana, Baekhyun dan Kyungsoo segera merebahkan Jimin yang terluka di atas salah satu kasur. Darah segar mengalir dari lengan kiri Jimin yang tergores pisau.
"Taehyung-ah, kau kembali ke perpustakaan dan beritahu yang lain atas apa yang baru saja terjadi dan jaga mereka karena tak ada satupun pria di sana. Aku dan Kyungsoo yang akan membawa Jimin kembali nanti..ppali!", perintah Baekhyun. Taehyung mengangguk menurut dan segera bergegas pergi melaksanakan perintah Baekhyun.
!"Ya Kyungsoo-ya!! ppali! darah anak ini mengalir terus!! wajahnya sudah pucat sekali!" seru Baekhyun panik.
"Chakkaman!!", balas Kyungsoo sambil mencari-cari perban dan obat.
"Jimin-ah bertahanlah" Ujar Baekhyun.
Tak lama kemudian entah darimana datangnya, sebuah tangan dengan cekatan mengikatkan selembar kain pada lengan Jimin yang terluka. Baekhyun menoleh ke sampingnya dan mendapati seorang gadis dengan jas putih begitu cekatan mengikatkan kain tersebut pada lengan Jimin yang terluka. Perlahan, darah yg mengalir dari lengan Jimin pun berhenti.
"Neo micheoso?! membiarkan seseorang kehilangan begitu banyak darah? seharusnya kau harus langsung menutup bagian yang terluka dengan mengikatkan selembar kain!", seru gadis itu.
Baekhyun tercengang mendengar ocehan gadis itu. Tak lama kemudian Kyungsoo pun muncul sambil membawa beberapa obat-obatan. "Aku berhasil menemukan...." ia kemudian diam terpaku ketika melihat adanya orang lain yang sudah lebih dulu mengobati Jimin. Kyungsoo melemparkan pandangannya pada Baekhyun seolah bertanya: "dia siapa?", dan kemudian di sambut gelengan kepala oleh Baekhyun yang menandakan bahwa ia juga tak mengenal gadis itu. "Cepat sini! kemarikan perban dan alkoholnya!", perintah gadis itu.
Kyungsoo segera memberikannya dan dengan cekatan gadis itu mengoleskan alkohol dan membalut perban pada lengan Jimin yang terluka. Tak butuh waktu lama yeoja itu menyelesaikan perkerjaanya "Selesai!" ujarnya enteng. Baekhyun dan Kyungsoo terpaku memperhatikan gadis itu. "Wae? kenapa kalian seperti melihat hantu begitu?", tanya gadis itu.
"Neo nuguya?", tanya Baekhyun.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.33 AM
"Bibi.. ini kubelikan minuman untuk bibi", Tak ada respon dari ajuma misterius tersebut. Tatapan matanya tajam memperhatikan lawan bicaranya. Senyum licik tergambar tenang. "Bibi.. kau baik-baik saja?"
"Its not the first time you meet me right? "
"Eum? J-Jogiyo?",
"Kau bisa ku andalkan", gumam Yeoja setengah baya itu sambil menepuk pundak lawan bicaranya. "Kau.. akan menjadi pembawa informasi bagiku...", ujar Sang yeoja setengah baya mendekati wajah yeoja muda. Disentuhnya pipi yeoja muda itu. "I'll take you there on the right time.. prepare yourself"
"Bibi tenanglah.. bibi tak perlu takut. Jika bibi membutuhkan sesuatu, bibi bisa mengatakannya padaku"
"The highest level of love... ", Yeoja setengah baya itu terus bergumam sendiri. "I'll give it to you", Ia bicara entah pada siapa. Kembali sebuah senyum licik ditunjukkan olehnya. Namun tak beberapa lama kemudian, ekspresinya berubah seketika. "Sial!!", Ia menatap yeoja muda dihadapannya, "Kau bilang kau bersedia ku mintai pertolongan bukan?"
"YAEJI NOONA!!", Teriak Jungkook dari kejauhan. Ia, Minhyuk dan Joonmyeon berlari secepat mungkin untuk mencapai posisi Yaeji. SREETTTTTT...."Aaaahhh!!!!" langkah ketiganya terhenti saat dilihatnya sang yeoja setengah baya kini mengancam Yaeji dengan sebuah pisau yang ia letakkan tepat di depan leher Yaeji. "Come here.. and i'll kill her"
"Siapapun kau.. kumohon jangan lakukan apapun pada murid ku", Pinta Minhyuk. Ia menahan Joonmyeon dan Jungkook agar tidak gegabah. Yaeji bisa mati jika mereka gegabah.
Jungkook menggigit bibirnya, "Noona~" Panggilnya lirih.
"So.. she is your sister? how sweet.. the eternal love of a shelter", Gumam yeoja tua itu, sekali lagi tanpa seorangpun mengerti.
"Bibi.. kumohon jangan melakukan hal ini.. apapun yang mendasari mu melakukannya.. kumohon..", Pinta Yaeji ketakutan. Yeoja itu berbisik sesuatu ditelinga Yaeji. Sesuatu yang hanya Yaeji yang dapat mendengarnya.
Sunyi..
Seorangpun tak ada yang bersuara karena mereka tidak ingin hal buruk terjadi pada Yaeji. Jalanan saat itu juga begitu sepi. Tidak biasanya tak seorangpun berlalu lalang disana. Bahkan yeoja setengah baya itu berdiri di tengah jalanan dan Minhyuk, Jungkook serta Joonmyeon di sisi kirinya.
Tak.... Tak... Tak.... Sebuah gelang tiba tiba terlempar dari sisi kanan sang yeoja setengah baya. Seorang namja muncul dari gerbang Universitas bersama seorang namja lainnya dan juga seorang yeoja. Sang Yeoja setengah baya membelalak hebat melihat gelang tersebut.
"Just kill her... Maka pemilik gelang itu juga akan mati.."
¢¢¢TBC¢¢¢