Jaehee mengikuti namja itu ke dalam perpustakaan kampus yang sudah dirubah sedemikian rupa seperti layaknya tempat penampungan dengan beberapa kasur lipat terlihat berjejer di salah satu ruangan perpustakaan yang sangat besar itu. Mata Jaehee sempat memicing melihat tanggalan pada dinding menunjukkan tanggal 18 September.
"Kau sudah kembali?", terdengar suara lain dari balik rak-rak buku pepustakaan. "Omo! Igo nuguji?", tanya orang tersebut yang merupakan seorang pria yang sepertinya seumuran dengan Jaehee. "Domba yang tersesat lagi? Kkkk!", ujar pria itu dengan senyum dan suara yang lucu. "Annyeong haseyo! Naneun Byun Baekhyun imnida!" Serunya memperkenalkan diri. "Dan ini.....", ia menunjuk pada pria yang baru saja menolong Jaehee. "...ini adalah Do Kyungsoo, nae yeobo kkkk", ujarnya jahil.
"Hajima! aku masih normal!", seru Kyungsoo sambil memukul kepala Baekhyun dan pergi menjauhi Baekhyun dan Jaehee.
"Dia memang agak sedikit ketus...kuharap kau bisa maklum", bisik Baekhyun lalu tersenyum memperhatikan Jaehee yang masih terlihat bingung dengan apa yang terjadi. Jaehee hanya mengangguk menuruti perkataan Baekhyun. "Ireumi mwoya?"
"Eo? Ah..nae ireumeun...Moon Jaehee imnida", membungkuk pelan. Ia kemudian melongo memperhatikan Baekhyun ketika baru disadarinya, bahwa namja itu mirip sekali dengan seseorang. Jaehee memperhatikan Baekhyun dari ujung rambut, hingga ujung kaki.
“Ya…Jaehee-ssi!”, tegur Baekhyun membuyarkan lamunan Jaehee. “Kenapa kau memperhatikanku begitu?”, Tanya Baekhyun. “Omo! Heokshi..neo………”, seru Baekhyun tiba-tiba. “Kau…jatuh cinta padaku ya? Eyy jincha…kau cantik tapi maaf kita baru saling kenal hari ini”, ujar Baekhyun tersipu malu.
“Mwoya……..”, gumam Jaehee datar.
“Kkkkk! Ah...Jaehee-ssi...welcome to the club!!", sambut Baekhyun riang. "YEOROBUN .... kita kedatangan teman baru!" seru Baekhyun.
Tak lama kemudian muncullah dua gadis lainnya dari balik rak buku. "Oh...Annyeong...naneun Seo Myungeun imnida...dan ini...Park YiChan", ujar gadis bernama Myungeun ini sambil memperkenalkan gadis cantik di sampingnya tersebut.
"Annyeong...", sapa gadis itu dengan ekspresi datarnya yang khas.
"A-Annyeong....Moon Jaehee imnida", ujar Jaehee sambil membungkuk sopan.
"Myungeun-ah bagaimana dengan Jimin?", sambar Kyungsoo yang tengah membaca beberapa buku.
Myungeun menggeleng pelan. "Ia bilang belum bisa mengingat banyak..." jawab Myungeun.
"Mungkin ia lapar" ujar Yichan sambil menguap. "Aku mengantuk....bersabarlah, nanti ia juga ingat" Yichan berjalan menghampiri kasur lipatnya dan merebahkan tubuhnya di sana. Selang satu menit kemudian, ia sudah tertidur pulas.
"Anak itu...." ujar Kyungsoo mencoba bersabar atas sikap Yichan.
"Sabarlah Kyungsoo-ssi...Yichan juga sudah cukup berusaha seharian ini", ujar Myungeun mencoba menenangkan Kyungsoo.
Kyungsoo mengurut pelan dahinya, lalu berjalan menuju kasur lipatnya. “Gurae…istirahatlah…”, ujar Kyungsoo bergegas menghampiri kasur miliknya.
Jaehee memperhatikan pembicaraan mereka. "Kau pasti bingung ya Jaehee-ya? sama aku juga bingung....kkk", ujar Baekhyun sambil terkekeh. "Sudahlah kau istirahat saja dulu...tak usah terlalu dipikirkan, nanti kau juga terbiasa…heheh", sambung Baekhyun seraya mengantar Jaehee menuju sebuah kasur lipat kosong. Tepat di samping kasur itu, Kyungsoo sudah terlihat merebahkan diri di kasur miliknya sendiri.
Jaehee kemudian memperhatikan kasur lipat lainnya yang juga terletak berjejeran dengan kasurnya. "Ka-kalian tidur bersama-sama seperti ini?"
"Habis mau bagaimana lagi? demi keamanan bersama...kkk~", ujar Baekhyun terkekeh.
"Kalau kau mau tidur sendiri silahkan saja...tapi jangan salahkan kami jika temanmu tadi itu mengintaimu lagi", sambar Kyungsoo datar sambil merebahkan dirinya di kasur lipat yang terletak bersebelahan dengan Jaehee.
"Issh menyebalkan sekali! dan kenapa harus dia juga yang bersebelahan denganku?" gumam Jaehee dalam hati.
Kyungsoo meliriknya, menangkap ekspresi kesal yang ditunjukkan oleh Jaehee. "Wae? kau tak suka tidur bersebelahan denganku? pindah saja sana kalau tidak suka" ujar Kyungsoo santai seolah ia bisa membaca pikiran Jaehee.
Myungeun duduk di kasur lipatnya, tepat di sebelah kiri Jaehee. "Sudahlah Jaehee-ah, bersebelahan dengan Kyungsoo masih lebih baik dibandingkan bersebelahan dengan Baekhyun yang selalu mendengkur..."
"Oh annyeong haseyo...kalian semua sudah mau tidur?", ujar salah seorang anak lainnya yang baru saja muncul. "Ne...kau juga istirahatlah..." gumam Kyungsoo. "Ne hyung....hyung, mianhae aku belum bisa mengingat banyak hal..." ujar anak itu.
"Gwenchana...istirahatlah"
"Ne...jaljayo yeorobun", ujar anak itu sambil menuju kasur lipatnya yang berada paling ujung bersebelahan dengan Yichan.
"Ya Myungeun-ah, memangnya aku mendengkur?", tanya Baekhyun.
"Eung....berisik sekali"
"Jincha? bukankah suara dengkuranku merdu sekali? Kau suka kan?? mengaku saja!", ledek Baekhyun.
Myungeun segera membalik posisi tidurnya agar menghadap Jaehee dan membelakangi Baekhyun. Seolah merasa pertahannya belum lengkap, ia pun menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"Dasar gadis jaman sekarang memang sukanya jual mahal", cibir Baekhyun sembari bersiap tidur. Sementara Jaehee belum benar-benar bisa tidur. Meskipun ia telah merebahkan tubuhnya, namun matanya belum benar-benar bisa terpejam memikirkan apa yang baru saja terjadi padanya.
"Tak ada gunanya kau memikirkannya....kau tetap tak akan mendapatkan Jawabannya", ujar Kyungsoo tiba-tiba seolah bisa membaca pikiran Jaehee. "Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan tinggal bersama kami", sambungnya.
"Wae?"
"Tidurlah...aku tak mau menjelaskan banyak hal", ujar Kyungsoo yang terbaring di sampingnya. Jaehee menoleh ke arah Kyungsoo. Ia berbicara dengan mata terpejam.
"Kau sendiri belum tidur? kupikir kau sudah tidur...", ujar Jaehee pelan.
"Akan tidur lebih tepatnya....tapi aku tidak pernah bisa benar-benar tertidur...", gumamnya.
"Maksudmu?"
"Tidurlah...tak usah dipikirkan, nanti kau juga akan tahu semuanya"
"Gurae....", Jawab Jaehee. Ia terdiam sesaat "Kyungsoo-ssi.." panggilnya.
"Eum?" Kyungsoo sedikitpun tak membuka matanya.
"Terima kasih ..sudah menolongku...”, gumamnya. “Aku tak tahu kalau kau bisa bicara…kau membuatku seperti orang bodoh saja”, gerutunya pelan.
"Eum...tidurlah", jawab Kyungsoo singkat lalu membalik posisi tidurnya membelakangi Jaehee.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
NEXT 2 WEEKS
Jaehee berdiri di depan sebuah kaca besar yang memperlihatkan keadaan di luar. Keadaan saat ini memang tidaklah semenyeramkan jika malam hari tiba. Tapi tetap saja suasana sunyi yang hadir di sana serta suasana di luar yang kosong mampu menghadirkan aura misterius kampus Yonghan saat itu. "Tempat apa ini sebenarnya?", gumamnya dalam hati. Ia kemudian memperhatikan sekelilingnya. Yang lain sedang sibuk membaca-baca beberapa buku. Mata Jaehee tertuju pada salah satu namja bernama Jimin. Anak itu sepertinya seumuran dengan seseorang yang dikenal Jaehee. Entah mengapa tiba-tiba Ia mengkhawatirkannya. Ia mengeluarkan sebuah kalung berbandul hati dari sakunya. Ia membuka liontin tersebut dan melihat fotonya dan orang itu ketika mereka masih kecil.
"Pacarmu ya?", ujar Baekhyun yang tiba-tiba muncul dari belakang.
"Omo kkamjakgiya!” , seru Jaehee terkejut akan kehadiran Baekhyun. “Aniyo….tak ada yang mau berpacaran dengan anak aneh sepertinya”, ujar Jaehee.
"Ah...jadi kau meninggalkannya di sana...", ujar Baekhyun sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Di sana? maksudmu?", Tanya Jaehee tak mengerti.
"Yang jelas bukan di tempat ini kkk~", mendengar jawaban Baekhyun, Jaehee semakin tak mengerti akan situasi yang dihadapinya saat ini.
"Tapi ia juga pasti tidak peduli jika aku menghilang..sudahlah...", ujar Jaehee sambil tersenyum getir dan kembali memasukkan liontin itu ke dalam sakunya. Ia melirik Baekhyun sekali lagi dan ia benar-benar merasa bahwa Baekhyun benar-benar mirip dengan anak itu. “Ya Baekhyun-ah, apa kau punya adik laki-laki?”, Tanya Jaehee.
“Ani…wae? Aku hanya punya kakak perempuan”, ujar Baekhyun.
“Aniyo..gwenchana”, ujar Jaehee. “Musun saenggakhae Jaehee-ah”, gumamnya dalam hati. Ia kembali memperhatikan kalung berbandul hati miliknya tersebut. Entah mengapa sebelum ia memasuki tempat aneh itu, beberapa jam sebelumnya, ia tiba-tiba menemukan liontin itu terselip di saku jaketnya. Mungkin ibunya yang memasukkannya ketika ia membantu Jaehee membereskan baju-bajunya sebelum berangkat ke asrama.
"Belum tentu...", ujar Baekhyun santai. "Kau itu.. kkk bisa jadi terkadang ia suka membuatmu kesal, tapi bukan berarti ia tak menyayangimu...", ujar Baekhyun.
"Tumben bicaramu benar begitu...mimpi apa semalam?", sambar Kyungsoo yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang mereka sambil membaca buku.
"Ish...menguping saja!. Ayo Jaehee-ah kita ngobrol di tempat lain saja...kalau cemburu bilang saja!" ledek Baekhyun merangkul Jaehee mendorongnya bergeser sedikit menjauh dari Kyungsoo.
"Pshh...cemburu padamu?! yang benar saja!", gerutu Kyungsoo.
"Maksudku kau cemburu pada Jaehee-ssi karena ia mengobrol akrab denganku ya kaaann?", ledek Baekhyun.
Kyungsoo memukul Baekhyun dengan buku yang sedang dibacanya. "Aku masih suka perempuan aish jeongmal...", ujarnya datar sambil berjalan menjauhi Baekhyun dan Jaehee.
"Huh...bilang saja ia cemburu...dia kan hanya punya aku semenjak kita terjebak di sini" gumam Baekhyun.
Jaehee langsung melirik Baekhyun curiga. "Aku jadi semakin curiga dengan kalian berdua" gumamnya.
"Hahahahahaha....aku hanya bercanda Jaehee-ssi! Tentu saja kami menyukai perempuan! aku hanya senang meledek Kyungsoo saja kkk~"
"Ya Baekhyun-ah, ayo kita berburu makanan sebelum malam tiba...stok makanan sudah mulai menipis", ujar Kyungsoo.
"Nee...Jaehee-ssi apa kau mau ikut?" Tanya Baekhyun menawarkan Jaehee
"Aku-"
"Apa kau harus mengajaknya? Akan menyusahkan jika terlalu banyak yang ikut", ujar Kyungsoo memotong pembicaraan Jaehee.
"Astaga...aku benar-benar ingin sekali menghajar orang ini" gumam Jaehee dalam hati.
"Ya Kyungsoo-ya, apa bicaramu ini tak bisa lembut sedikit? Jaehee-ah kata-kata Kyungsoo tadi jangan dipikirkan...mungkin dia sedang datang bulan" ujar Baekhyun asal.
"Nee...jaga dirimu baik-baik"
"Aigoo....kau perhatian sekali padaku…aku jadi malu…kkk!", ujar Baekhyun tersipu malu.
"Psshh.....jincha…pergilah dari hadapanku", ujar Jaehee meledek Baekhyun.
“Yah neo jincha!”, gerutu Baekhyun.
"YA BAEKHYUN-AH PPALI!!", seru Kyungsoo yang sudah menunggu di ambang pintu.
"Ne yeoboooo aku datang! kkk" Ujar Baekhyun sambil berlari menghampiri Kyungsoo.
Jaehee menghampiri Myungeun yang sedang sibuk membaca buku bersama Yichan dan Jimin. "Myungeun-ah, apa kau tak lelah membaca terus seperti itu....Yichan saja sudah menyerah..." ujar Jaehee sambil menunjuk ke arah Yichan yang sedang tertidur pulas di atas bukunya.
"Yichan bukannya menyerah....ia memang selalu tidur di mana saja..." ujar Myungeun.
"Hahaha arasseo..." jawab Jaehee. Ia kemudian memperhatikan anak yang duduk di samping Myungeun.
"Eumm.. Jimin-ah", Panggil Jaehee.
"Ne noona?"
Jaehee menggelengkan kepalanya "Ah.. Aniya.. kau sekarang sudah kelas 3 highschool bukan? kau.. mengingatkan ku pada seseorang", Jaehee menghembuskan nafasnya "Seseorang tak penting yang mungkin bahagia tak bisa melihat ku lagi sekarang"
"Wae? Kau dan orang itu tak memiliki hubungan baik?" Tanya Myungeun.
"Aniyo Myungeun-ah...hanya saja ia suka bersikap menyebalkan...kami sering sekali bertengkar karena hal sepele...kkk"
"Mungkin kau merindukannya noona..biasanya semakin kalian sering bertengkar, itu berarti rasa sayang kalian antara satu sama lain semakin besar", ujar Jimin.
"Maja....bisa jadi begitu kkk", sambung Myungeun.
"Molla...tapi entah kenapa aku merasa dekat dengannya" ujar Jaehee.
***
Next 1 hour
"YAAA AKU TIDAK MENCURI!!", Jaehee, Myungeun dan Jimin terkejut mendengar suara ribut-ribut dari luar ruangan. "Ada apa?" tanya Myungeun sambil berpandangan dengan Jaehee dan Jimin sementara Yichan masih asyik tertidur.
"Bruukk!!", Baekhyun dan Kyungsoo mendorong seseorang hingga ia jatuh tersungkur dan banyak sekali makanan yang keluar dari jaketnya. Jaehee terkejut ketika melihat orang tersebut.
"Neo ya?!!" seru JaeHee.
"Moon Jaehee?!" pekik orang itu balik. Ia segera bangkit dan bersembunyi di belakang Jaehee.
“Mereka menarikku begitu saja! Seenaknya saja menuduhku mencuri! Padahal mereka sendiri juga mengambil makanan tanpa membayar jadi kupikir baik-baik saja jika aku juga melakukan yang sama! Memangnya supermarket ini milik mereka?!”, ujar namja itu mengadu pada Jaehee. Ia berbicara dengan kecepatan yang sulit ditakar manusia normal (?).
Jaehee menjewer telinga namja itu dan menariknya hingga ia berdiri di sampingnya. “Cepat minta maaf pada mereka sekarang juga”, gumam Jaehee sambil menjewer teinga namja itu. " Dan juga sudah kubilang jangan memanggil namaku seperti itu! YA neo!!", seru Jaehee gemas.
"Aahh aphaaa!! arasseo arasseoo!!", erang pria itu.
Jaehee pun menghentikan aksinya. Suasana mendadak hening karena Myungeun, Baekhyun, Jimin dan Kyungsoo terbengong-bengong melihat pertengkaran Jaehee. "Jweisonghamnida yeorobun...dia Moon Taehyung, adikku", aku Jaehee sambil membungkuk. "Ya!! kau ini memalukan sekali mencuri makanan seperti ini! cepat kembalikan!" lagi-lagi Jaehee membentak Taehyung.
"Ya!! Sudah kubilang aku tidak mencuri!! lagipula kampus ini benar-benar kosong seperti bangunan mati dan tak ada yang menjaga apapun jadi aku bebas mengambil apapun yang ku mau!", balas Taehyung tak mau kalah. "Kedua ahjussi ini saja yang seolah-olah bersikap bahwa tempat ini seperti milik mereka sendiri!" sambung Taehyung sambil menunjuk ke arah Baekhyun dan Kyungsoo.
"Ahjussi? maksudnya kita?" Tanya Kyungsoo.
"Aku kagum akan keberaniannya menyebut kita, terutama kau sebagai ahjussi-ahjussi" ujar Baekhyun sambil mengangguk-angguk.
"YA!" seru Kyungsoo pada Baekhyun.
TAPP!! Jaehee segera menutup rapat mulut Taehyung. "Ehehehe.... jweisonghamnida yeorobun..." ujarnya sambil tersenyum paksa.
"Kakak dan adik tidak ada bedanya", gumam Kyungsoo sambil bergerak menjauh.
"Chanmkkaman", Baekhyun memperhatikan wajah Taehyung. "Bukankah ini anak yang kau pikirkan tadi.. foto di liontin mu dengan wajah anak ini mirip?" tanya Baekhyun santai.
"Mwo? siapa yang memikirkanku?" Tanya Taehyung sambil melirik-lirik menyebalkan ke arah Jaehee. "Ahhh jadi begitu" Ujarnya menggoda Jaehee.
"Eobseo! ya Baekhyun-ah! tak usah dibahas...aku menyesal telah melakukan hal itu", Pekik Jaehee sambil bergerak menjauhi Baekhyun dan Taehyung, diikuti Myungeun.
"Ya Jaehee-ssi, sepertinya Baekhyun tertarik pada adikmu kkk", ujar Myungeun sambil tertawa.
"Biarkan sajalah....aku tak peduli"
"Kau akan menyesal jika membiarkan adikmu dekat dengan Baekhyun"
"Wae?"
"Mereka akan jadi duo trouble maker tak terkalahkan sejagat raya ini hahahaha"
"Ah maja.....tapi...ah molla, biarkan saja ia berbuat sesukanya dia", ujar Jaehee cuek sambil sesekali mencuri pandang pada Baekhyun dan Taehyung yang sedang berargumen. "Ini hanya perasaanku saja atau memang wajah mereka mirip ya?", ujar Jaehee sambil menggelengkan kepalanya.
"Ada apa ini? " Yichan tiba-tiba terbangun. Semua mata tertuju padanya. "Wae?", tanya Yichan datar.
"Oh!! neo ya?", seru Taehyung ketika melihat Yichan. "Kau? sepertinya aku pernah..." Taehyung menghentikan ucapannya untuk berfikir.
Yichan mengerutkan dahinya "Bukankah kau bocah yang ikut menonton Suho ketika bertengkar dengan pacarnya?"
"Mworago?!", tanya Jaehee ketika mendengar perkataan Yichan.
"Maja... pacarnya ada di sini", ujar Taehyung sambil melirik ke arah Jaehee.
Blepaakk!! Jaehee segera memukul kepala Taehyung. "Dia bukan pacarku lagi! Arasseo?!", seru Jaehee kesal.
“KAU SUDAH PUTUS DENGANNYA?!”, seru Taehyung berteriak menyebabkan semua mata tertuju pada ia dan Jaehee.
TAPP! Jaehee segera membekap mulut Taehyung. “Ya! Apa kau harus berteriak seperti itu?!”, gerutu Jaehee gemas.
“Arasseo arasseo ahhaha….jinchayo? Kau benar-benar sudah putus dengannya?!”, Tanya Taehyung dengan wajah berbinar.
“Neee joha? Wae? Kau cemburu?”, ledek Jaehee.
"Mwoyaa? Joonmyeon hyung terlalu bagus untukmu", ujar Taehyung cuek.
"Astaga....aku ingin sekali menghajarnya!!" gumam Jaehee geram.
"Sabarlah Jaehee-ah...kkkk" ujar Myungeun mencoba menenangkan Jaehee. “Ah…jadi kau kekasihnya Kim Joonmyeon, putra dari Prof. Kyungjae? Whoa…daebak”, ujar Myungeun.
“Mantan kekasihnya lebih tepatnya”, gerutu Jaehee.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.00 AM
Selesai upacara pembukaan semester, Yaeji berniat menemui Jungkook di highschool yang letaknya hanya berhadap-hadapan dengan Universitas. Ia ditemani oleh Soomin di sampingnya. "Soomin-ah, Semalam kau membuat ku takut sekali. Kupikir kau hilang.."
"Mianhaeyo eonnie.. habis ajuma-ajuma yang menyapaku itu menyeramkan sekali!. Ia muncul tiba-tiba seperti hantu, jadi aku lari saja tanpa pikir panjang lagi" Jelas Soomin.
Pembicaraan Yaeji dan Soomin tertunda saat Jongdae menghampiri keduanya. "Jeon Yaeji!", panggilnya seraya menghampiri Yaeji. "Annyeonghaseyo" Jongdae membungkuk sopan pada Soomin yang tak terlalu dikenalnya. Tanpa bicara banyak lagi, Jongdae 'meminjam' Yaeji dari Soomin. "Pallihae.. Ada sesuatu yang penting" Ujar Jongdae pada Yaeji.
"Mwoya ige?", Tanya Yaeji bingung. "S... soomin-ah.. kau duluan saja!", Teriak Yaeji yang telah ditarik menjauh oleh Jongdae.
Soomin terpaku ditengah lapangan universitas, ia menghela nafasnya tak mengerti mengapa orang-orang hobi sekali meninggalkannya sendiri seperti itu. Ia pun berjalan lesu menuju asrama karena hari ini ia memang tidak ada jadwal kuliah juga.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.03 AM
"AAAAAAAAAAA"
Suara teriakan Siyou menyita perhatian semua orang, termasuk Minhyuk yang kebetulan lewat didekat sana. Ia segera berlari menuju siswinya itu. Teriakan Siyou terdengar lebih dari satu kali, ia sangat histeris seperti baru saja melihat hantu. Sedikit demi sedikit siswa mulai mengerumuninya. "Minggir semua! tolong jangan berkerumun, segera kembali ke dalam!", Perintah Minhyuk mencoba membubarkan siswa-siswa yang berkerumun.
Dilihatnya Joonmyeon di samping Siyou terus berusaha menenangkan Siyou. "Siyou-ya, gwenchana. . gwenchana….Oppa isseo, wae wae?!", Dipeluknya juga Siyou sesekali. Tak lama kemudian, BRUKKK... Siyou jatuh kedalam pelukan Suho dan tak sadarkan diri. Minhyuk kebetulan cukup mengenal Joonmyeon karena ia adalah putra dari Prof. Kyunghae. Ia menepuk pundak Joonmyeon untuk segera membawa Siyou ketempat lain sebelum semakin menyita perhatian. Joonmyeon segera menggendong Siyou dan hendak membawanya ke dalam gedung highschool.
"Andwe!", Pekik Minhyuk.
"W-Waeyo ssaem?"
"Bawa ia ke ruang kesehatan Universitas", Perintah Minhyuk membingungkan Joonmyeon. Mereka harus menyebrang jalan untuk pergi ke gedung Universitas, ruang kesehatan Universitas juga terletak di lantai 3 sedangkan ruang kesehatan Highschool hanya beberapa meter dari tempat mereka berdiri saat ini. "Palli!"
"N..Ne.. Ssaem", Mau tak mau Joonmyeon mematuhi perintah Sonsaengnimnya. Ia mengangkat tubuh Siyou, berjalan ke arah Universitas didampingi oleh Minhyuk.
“Apa ayahmu ada di ruangannya?”, Tanya Minhyuk.
“N-Ne ssaem..waeyo? Ssaem, ada apa sebenarnya? Kenapa kita harus jauh-jauh ke ruang kesehatan Universitas?", Tanya Joonmyeon tanpa menghentikan langkahnya.
"Ada banyak hal yang sulit ku jelaskan. Tapi untuk saat ini, disana lebih aman", Jelas Minhyuk seadanya. Minhyuk merasa seseorang mengikuti dirinya, Joonmyeon dan Siyou sejak tadi. Minhyuk berbalik dan menemukan seorang siswa Highschool mengikutinya. Ia meminta Joonmyeon untuk tetap berjalan, sementara ia berhenti untuk bicara dengan siswa tersebut. "Kembali lah ke sekolah sekarang. Jam belajar sudah dimulai"
"Ssaem.. Kami bertemu dengan ajuma aneh sebelum semua ini terjadi…ia mengatakan sesuatu yang aneh yang tak kami mengerti", Dengan tegas dan cepat anak itu menjawab. Minhyuk melihat tertera nametag Jeon Jungkook pada seragam anak itu.
"Kami? Maksudmu kau bersama Siyou sebelumnya?"
"Ne Ssaem.. aku, Siyou dan seorang sunbaeku yang sekarang menghilang bgitu saja.. Maafkan aku jika aku terlalu ikut campur ssaem, tapi aku takut ajuma tadi adalah penyebab semua ini terjadi"
“Arasseo…kau ikut kami sekarang”, ujar Minhyuk tegas.
"T..Tapi ssaem"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
At Night…
“Taehyung-ah cepat tidur", perintah Baekhyun sambil menggelar kasur lipat untuk Taehyung yang kini menggeser posisi Myungeun yang sebelumnya tidur bersebelahan dengan Jaehee.
"Apa aku harus tidur bersebelahan dengan Moon Jaehee? apa tidak bisa dengan Yichan noona saja?", protes Taehyung.
"Neo-ya! Aish! Kau tak akan kubiarkan tidur bersebelahan dengan Yichan karena nanti yang ada hanya keributan!" Jawab Baekhyun
"Memangnya kau tidak ribut? Kau sendiri saja berbicara terus dari tadi berisik sekali seperti angin ribut", ujar Taehyung cuek.
"Neo ya!! untung saja kau adiknya Jaehee! Kalau tidak sudah kuhajar kau!", seru Baekhyun.
"Aku tak takut...kakakku sendiri saja kulawan, apalagi kau", Lawan Taehyung santai. "Lagipula kalian ini sedang apa sih? bersembunyi di perpustakaan seperti ini? memangnya tidak bosan? Memangnya apa salah kita, kita mencuri? membunuh orang? merampok ATM atau toko perhiasan? Tidak kan, jadi untuk apa juga kita hidup bersembunyi-sembunyi tak jelas seperti ini.. hingg~" tanya Taehyung bertubi-tubi.
Baekhyun menutup kedua kupingnya mencoba menahan emosinya. "Pantas saja Jaehee kesal sekali padanya", Gumam Baekhyun dalam hati. Baekhyun segera meyumpalkan sebuah roti ke dalam mulut Taehyung yang tak bisa diam sedari tadi. "Sana tidur"
“Chamkkaman”, ujar Kyungsoo. “Taehyung-ah, kita harus bicara….neo do Baekhyun-ah Illowabwa”, ujar Kyungsoo mengajak keduanya ke salah satu sudut perpustakaan.
“Waeyo hyung?”, Tanya Taehyung patuh mengikuti Kyungsoo.
“Anjuseyo”, ujar Kyungsoo. “Aku akan menjelaskan apa yang terjadi di sini agar kau tak lagi bertanya atau memprotes banyak hal”, ujar Kyungsoo.
***
"Wah...seram sekali....kenapa jadi berkabut begitu di luar?" gumam Taehyung sambil menatap ke arah jendela besar di perpustakaan. Ini malam pertamanya berada di tempat asing seperti ini.
"Ya Taehyung-ah! cepat tutup gordennya dan segera tidur!", perintah Baekhyun. "Ne hyung...", gumamnya patuh. Sebelumnya, Kyungsoo dan Baekhyun berbicara serius dengan Taehyung. Taehyung segera bergegas menuju kasurnya dan mencoba tidur.
Jaehee tak percaya melihat sikap Taehyung yang tiba-tiba menurut pada Baekhyun. "Baekhyun-ah, kau meracuninya dengan apa sampai membuatnya tunduk seperti itu padamu?"
"Bwhahah Jangan sebut aku Byun Baekhyun kalau menaklukkan bocah sepertinya saja aku gagal... kkk~!", serunya sambil berpose hingga tiba-tiba, "Paaakk!!" Kyungsoo memukul kepalanya dari belakang.
"Tidurlah! berisik sekali....kau menyuruh anak itu tidur, tapi kau sendiri tidak tidur", sambungnya.
Jaehee menarik selimut Taehyung yang berantakan hingga menutupi tubuh anak itu. "Selalu saja....selimutnya hanya menutupi setengah badannya. Memangnya dia tak kedinginan?" gumam Jaehee sambil merapikan selimut Taehyung dan tak lama setelahnya giliran Jaehee yang bergegas tidur.
Beberapa menit setelahnya, Ketika Jaehee sudah tertidur pulas, sebuah tangan bergerak menyentuh selimut Jaehee, yang hanya menutupi setengah tubuhnya, lalu menariknya hingga menutupi leher Jaehee dan merapikannya seperti apa yang tadi dilakukan Jaehee pada Taehyung. "Bisa-bisanya dia memperhatikan adiknya sendiri tapi tak memperhatikan dirinya sendiri", gumamnya sambil memperhatikan Jaehee yang tertidur pulas di sampingnya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.20 AM
Jongdae tersentak mendengar penjelasan Yaeji. "Mworago!" Ia semakin cemas juga tak mengerti dengan semua keanehan yang terjadi. "Tapi semua itu masih perkiraan bukan? bisa jadi juga tidak seperti itu.. Kau jangan sedih dulu begitu kkk"
"Siapa yang bersedih? aku biasa saja!", Elak Yaeji. Dreeett.. Dreetttt.. ponsel Yaeji bergetar. "Ah.. Jongdae-ah, chakaman" Ia menjauh dari Jongdae, lalu mengangkat telponnya. Tergambar keseriusan dari mimik wajah Yaeji. Hanya sebentar saja, lalu sambungan telpon itu ia matikan. Ia kembali menghampiri Jongdae hanya untuk pamit "Jongdae-ah.. Aku harus pergi menemui seseorang" Ujarnya.
"Ne.. Hati-hati" Jongdae membiarkan Yaeji berjalan terburu-buru, Ia memicingkan matanya karena sepertinya Yaeji sedikit panik setelah mendapat telpon barusan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.25 AM
Joonmyeon membawa Siyou ke ruang kesehatan Universitas. Ia bertemu dengan Yoonjae dan Yoojin yang masih berjaga disana, juga Sehun yang masih setia menghuni salah satu tempat tidur ruang kesehatan. Sehun menahan tawa begitu melihat wajah Joonmyeon, mengingat ia dan Yichan adalah penonton setia drama Joonmyeon-Jaehee yang sering berlangsung didekat lorong tempat ia dan Yichan bermalas-malasan.
Kepanikan Joonmyeon saat membawa Siyou masuk, membuat Yoonjae dan Yoojin bergegas menangani Siyou. Sehun sendiri berusaha mengintip dari balik tirai yang membatasi tempat tidurnya dengan tempat Siyou berada.
"Eo? Itu yeoja yang berbeda dengan yang sering berkelahi dengannya.. kkkkk.. jangan-jangan mereka berkelahi karena namja itu berselingkuh Puuffffhhh kkkk!", Gumam Sehun bahagia. Samar-samar Sehun mendengarkan pembicaraan antara Suho dengan Yoonjae dan Yoojin.
"Dia siswi Highschool. Seharusnya kau membawanya ke ruang kesehatan Highschool, untung saja keadaannya tidak parah. Ia hanya shock lalu pingsan. Kalau sampai ia pingsan karena sakit, ia bisa mati sebelum kau sampai ke sini" tegur Yoojin.
"Mianhae.. tapi Minhyuk ssaem melarang ku membawanya kesana. Ia meminta ku membawa teman ku kesini", Jelas Suho. "Aku juga tidak ingin hal yang buruk terjadi padanya. Bukannya aku tak berusaha juga.. hanya saja aku tidak enak kalau harus melawan perintah sonsaengnim", Ujar Suho membela diri.
Yoonjae terdiam, ia masih merasakan ada hal aneh yang menyita perhatiannya. Yoonjae tiba-tiba saja berlari keluar. "Ya tunggu!" teriaknya seperti memanggil seseorang.
"Ya! Goo Yoonjae! aiissh apa lagi anak itu?", Panggil Yoojin namun diabaikan oleh Yoonjae. Ia membungkuk pada Suho, tak enak karena tingkah Yoonjae yang tiba-tiba pergi saat sedang memeriksa Siyou, "Jweisonghamnida"
"ANDWAEEE!!!", Semua terlonjak kaget ketika tiba-tiba Siyou terbangun sambil berteriak. Joonmyeon dan Yoojin disampingnya sampai terlonjak kaget karena teriakan Siyou.
"Siyou-ya! Siyou-ya Jebal! tenanglah", Spontan Suho memeluk Siyou. Ia mengelus-elus pundak Siyou yang kini memeluk panic Joonmyeon. Yeoja itu ketakutan dan terus berucap. "Selamatkan aku., selamatkan aku.. Oppa.. hiksss. Oppaa.. Aku takut. Joonmyeon Oppa Hiksss.." Siyou mencengkram kuat pakaian Joonmyeon.
Dibalik tirai, Sehun tetap sibuk mengintip sambil terkekeh. "Kkkk kalau sampai tiba-tiba saja yeojachingunya datang memergokinya sedang memeluk seorang siswi Highschool begini, pasti akan terjadi keributan besar lagi kkkkk", Ujarnya dalam hati. Ia menahan tawanya sampai 'jungkir balik' diatas tempat tidur. Matanya lalu tertarik pada sosok Yoonjae di depan pintu. "Dokter Goo itu tingkahnya aneh sekali kkkk" Entah atas dasar apa, Sehun turun dari tempat tidurnya lalu menghampiri Yoonjae. "Dokter Goo.."
Yoonjae menoleh dan seketika mengerutkan dahi melihat Sehun. "Kkk kaget ya?" Goda Sehun dengan tawa dan ekspresi wajahnya yang menyebalkan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09. 28 AM
Tok! Tok! Tok!, Minhyuk mengetuk pintu sebuah ruangan. “M-Masuklah”, terdengar jawaban dari dalam ruangan. “Ppali”, ujar Minhyuk pada Jungook.
“T-Tapi ssaem-“, ujar Jungook gugup. Ini pertama kalinya ia memasuki ruangan orang nomor satu di Yonghan academy tersebut. Minhyuk membawanya menemui Kyungjae. Jungook terpaku ketika ia melihat sosok Kyungjae yang sungguh berbeda dari apa yang dibayangkannya selama ini. Selama ini ia berpikir bahwa Prof. Kyungjae adalah pria yang tegas dan galak seperti layaknya kebanyakan pemimpin pada umumnya. Ia jarang melihat sosok Kyungjae secara langsung karena pria itu lebih banyak menghabiskan waktunya di universitas. Namun, ia pernah mendengar kisah tentang Prof. Kyungjae yang terkenal di kalangan mahasiswa maupun siswa Yonghan Academy. “A-Annyeonghasimnikka”, ujar Jungook membungkuk hormat pada Kyungjae.
“A-Annyeonghaseyo…”, ujar Kyungjae yang memang tak bisa berbicara dengan lancar. Ia kemudian menoleh kea rah Minhyuk. “A-Ada apa ini…M-Minhyuk-ah?”, Tanya Kyungjae tak mengerti mengapa tiba-tiba Minhyuk membawa seorang siswa High-school ke ruang kerjanya.
“Sesuatu terjadi……..sunbaenim”, ujar Minhyuk. Raut wajah khawatir tergambar di wajahnya.
“M-Mwoga?”, Tanya Kyungjae.
“Anak ini akan menceritakan apa yang terjadi padamu…tapi……..kurasa kita harus kembali waspada”, ujar Minhyuk tegang.
“H-Heokshi………J-Jangan bilang k-kalau….”, raut wajah Kyungjae berubah pucat. Apa yang ditakutkannya selama ini akan kembali terjadi.
“Jweisonghamnida…sunbaenim”, ujar Minhyuk membungkuk.
DUKKK!, “S-sial!”, gumam Kyungjae memukul pelan meja kerjanya.
***
Minhyuk mengajak Jungkook ke perpustakaan Universitas. Kyungjae memintanya untuk terus mengawasi anak-anak dan terus melaporkan padanya jika ada berita tentang kehilangan dan terus memintanya untuk mengumpulkan informasi tentang anak-anak yang hilang. Ia meminta Jungkook mencari sebuah buku yang bentuknya seperti apa pun jungjook tak mengetahuinya. Jungkook dan Minhyuk sudah berada disana hampir setengah jam, tapi tak menemukan buku yang Minhyuk maksud. Jungkook menghampiri Minhyuk untuk meminta izin kembali ke sekolah, karena jam belajar sudah mulai sejak tadi. "Ssaem.."
"Ne?"
"Sepertinya buku yang ssaem maksud tidak berada disini. Tadi aku bertanya pada penjaga perpustakaan, buku dengan ciri-ciri yang ssaem sebutkan bahkan tak pernah ia lihat di dalam perpustakaan sama sekali, ssaem yakin ingin terus mencari?" Tanya Jungkook pelan, ia takut juga terkena marah oleh Minhyuk. "Ssaem.. bisakah aku.. kembali ke sekolah?"
Minhyuk menghentikan aktivitasnya. Ia melihat keluar jendela dari tempatnya berdiri. Bangunan baru Yonghan Highschool terpampang megah di pandangannya. Ia terduduk lemas. Ia sungguh tak ingin hal buruk kembali terjadi. Minhyuk berdiri lalu mendekat ke arah Jungkook dan meletakkan kedua tangannya di atas pundak Jungkook. "Jangan kembali ke sekolah….untuk hari ini saja”
"W..Wae Guraeyo ssaem?"
"Jungkook-a, kau..."
☆*:.。. o)o .。.:*☆