home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DIFFERENT DIMENSION

DIFFERENT DIMENSION

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jul 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : BTS Jin, V, Jungook, Jimin EXO Suho, D.O.,Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Chen AOA Hyejeong, Miss A Suzy,
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |10377817 Views |8 Loves
DIFFERENT DIMENSION
CHAPTER 4 : The Mysterious Missing

March, 2nd 2014

22.00 (10.00 PM)

Miyoung membuka pintu kamar asramanya dan mendapati suasana kamarnya yang sunyi senyap. Eunhee, teman sekamarnya, telah tertidur, sedangkan kasur Jaehee masih kosong. “Eo? Jaehee belum kembali?”, gumamnya sambil berkeliling ke sekitar kamarnya memeriksa apakah Jaehee sudah kembali atau belum.

“Jaehee tadi menemui Joonmyeon", jawab Eunhee yang terbangun akibat kedatangan Miyoung.

"Perasaanku kenapa jadi tak enak begini?", gumamnya. Miyoung berpikir sejenak, lalu ia merogoh ponselnya. Ia menghubungi Jaehee, namun tak ada jawaban sama sekali. Ia kemudian menghubungi seseorang. "Yoboseyo?", ujar suara di seberang telepon. "Joonmyeon-ssi, apa Jaehee sedang bersamamu?"

"Mworago?"Terdengar helaan nafas berat di seberang telepon.

"Joonmyeon-ssi, neo gwenchana?"

"Jaehee tidak bersamaku noona…dia…eung kami…sempat berkelahi tadi" Gumam Suho pelan.

"Mworago?! Jadi dia tak bersamamu?"

"Eung…wae gurae?"

"Jaehee belum kembali sampai sekarang"

"Jincha? Eum… bersabarlah, jika sampai malam nanti ia tak kembali juga segera hubungi aku".

"Ne arasseo..", gumam Miyoung mengakhiri pembicaraannya dengan Suho di telepon. "Tidak biasanya Jaehee belum kembali sampai pukul sehini. Ia bukan tipe gadis yang suka berkeliaran malam-malam…aish, kenapa perasaanku tak enak sekali!" Gumamnya.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 2nd 2014

22.02 (10.02 PM)

Suho meletakkan ponselnya di atas meja lalu menghela nafas berat seolah sesuatu sedang menganggunya. "Oppa, wae guraeyo?", Tanya Siyou yang saat itu kebetulan sedang bersamanya. Mereka menghabiskan waktu bersama karena Joonmyeon membutuhkan seorang teman yang mau mendengarkan keluh kesahnya tentang hubungannya dengan Jaehee yang semakin buruk saja.

"Miyoung noona baru saja menghubungiku…mengabariku bahwa Jaehee belum kembali ke asrama" Ujarnya. Ekspresi khawatir tergambar di wajahnya. Ia bolak-balik memeriksa jam tangannya.

Siyou tak tahu bagaimana harus menanggapi ucapan Joonmyeon. Setiap kali mendengar nama Jaehee, hal itu selalu mengingatkan Siyou bahwa Joonmyeon, satu-satunya namja yang mengerti dan selalu menjaganya, itu bukanlah miliknya. Jauh di dalam hatinya ia merasa sakit dengan hal itu. Tapi disisi lain, Jaehee adalah seorang yeoja yang juga Joonmyeon sayangi, jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, maka juga akan berimbas pada suasana hati namja itu. Ia tidak ingin Suho bersedih. "Bukankah tadi Oppa bilang baru saja menemuinya?" Tanya Siyou menanggapi seadanya.

"Ne.. sigh~ Dan aku berkelahi lagi dengannya" Jawab Joonmyeon lesu.

"Ah.." Respon Siyou. Kadang mendengar hal buruk semacam itu membuat perasaan Siyou tenang. Ia sadar memang hal itu tidak baik, karena itu ia sering membenci dirinya ketika ia merasakan perasaan bahagia yang tak seharusnya ia rasakan ditengah kekacauan hubungan Joonmyeon dan Jaehee. Perasaan Siyou kembali bergelut. Ia ingin mengucapkan suatu hal yang mungkin juga akan ia sesali. Ia terdiam beberapa saat. Ia menghela nafasnya, dan mengatakan hal tersebut pada akhirnya "Apa tidak sebaiknya Oppa menelpon Jaehee eonnie?"

Joonmyeon berpikir sejenak lalu kembali mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Jaehee. "Aish! Tak ada jawaban!", ujarnya kesal.

 "Oppa bersabarlah", ujar Siyou mencoba menenangkan Joonmyeon.

"Hanya ada satu cara untuk mencari Jaehee", gumam Joonmyeon. "Meskipun aku terpaksa melakukannya", gumam Joonmyeon geram.

"Mwoga oppa?"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 2nd 2014

22.30 (10.30 PM)

"Tok tok tok!! Tok tok tok!!", terdengar suara pintu berkali-kali diketuk. "Nee chakkaman…aish siapa sih malam-malam begini? Mana tidak sabaran sekali", sungut Taehyung kesal sambil berjalan menuju pintu asramanya. Taehyung membuka pintu kamarnya dan mendapati Joonmyeon berdiri terengah-engah di depan pintu kamarnya. Raut wajah tak suka langsung tergambar di wajah Taehyung. "Ada apa hyung? Tumben datang ke kamarku malam-malam begini", ujar Taehyung datar.

"Aku ingin menanyakan tentang Jaehee.."

"Mwo?"

"Apa malam ini ia menemuimu atau..... mungkin kau bertemu dengannya? Atau menghubunginya?"

"Ne? Mollayo…dia sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri. Untuk apa aku menghubunginya setiap saat? Memang aku ibunya?", ujar Taehyung cuek walau sebenarnya ia sempat melihat Jaehee beberapa jam lalu.

"Ya Moon Taehyung! Aku sedang tidak bercanda!", seru Joonmyeon yang mulai kesal atas sikap Taehyung yang tidak pernah bisa serius.

"Sudah kukatakan aku tak tahu! Kenapa kau tak coba hubungi ponselnya saja?!", seru Taehyung kesal.

"Kalau memang ponselnya bisa kuhubungi sejak tadi aku tak akan datang ke sini!", seru Suho kesal. "Jaehee belum kembali ke kamarnya sampai saat ini", ujar Suho.

"Mworagoyo?" untuk pertama kalinya Taehyung terdiam dan wajahnya sejenak terlihat terkejut atas info yang diberikan Joonmyeon. Namun, itu tak berlangsung lama. "Mungkin dia menginap di salah satu kamar asrama temannya. Tunggu saja sampai besok, nanti juga dia kembali" ujar Taehyung santai.

"Memang tidak ada gunanya bicara padamu!", sungut Joonmyeon kesal sambil segera pergi dari hadapan Taehyung yang masih memperhatikan Suho yang kemudian menghilang di balik lorong.

"Cih…Tingkahnya membuat ku muak saja" gumamnya ketus. Sempat sekilas ia melihat sosok Siyou setelah kepergian Joonmyeon. Yeoja itu melirik takut-takut ke arahnya lalu bergegas pergi mengikuti Joonmyeon. "Ah...mwoya ige?", gerutu Taehyung. Ia kemudian merogoh ponselnya dan menghubungi nomor Jaehee, namun tak terdengar jawaban apapun. "Tumben ponselnya tidak aktif…apa iya dia benar-benar menghilang? Aish!" gumam Taehyung sambil menutup pintu kamarnya kembali.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 2nd 2014

23.00 (11.00 PM)

Soomin dan Yaeji bergerak diam-diam demi menghindari penjaga asrama hanya untuk mencari keberadaan Myungeun yang belum kembali hingga hampir tengah malam begini. Mereka juga mengendap-endap keluar dari asrama mencari Myungeun diluar. Mereka mengistirahatkan diri di taman yang terletak di depan asrama setelah satu jam lamanya mencari.

"Eonnie.. sebenarnya Myungeun eonnie ada dimana?" Tanya Soomin kehabisan tenaga. "Apa kabar tentang asrama dan sekolah Yonghan ini angker adalah benar adanya?", tanya Soomin.

"Mwo? Kabar apa?"

"Kau tak tahu? Semua siswa di sini sudah tak asing dengan hal itu. Kabarnya tiga puluh tahun yang lalu sempat terjadi pembunuhan yang menimpa dua orang siswa high-school. Kabarnya....salah satu dari mereka arwahnya  tak tenang dan kerap kali muncul di Yonghan. Beberapa tahun setelahnya, terjadi kejadian lainnya. Ada sebuah pohon misterius yang tumbuh di belakang gedung High-school. Kabarnya pohon itu sangat indah tapi menyeramkan. Menurut kabar yang beredar, pohon itu sempat menghisap beberapa siswa hingga mereka menghilang", ujar Soomin panjang lebar.

"Psh...mwoya...gosip macam apa itu? Kita sudah hidup di zaman modern Soomin-ah...tak usah mempercayai hal mistis seperti itu", ujar Yaeji tenang.

"Tapi bagaimana jika itu memang terjadi? Bagaimana jika pohon itu masih ada dan menghisap Myungeun onnie? omo ottokhae?", gumam Soomin khawatir.

"Jungook adalah siswa high-school. Tak ada pohon apapun di halaman belakang sekolah.  Semua hanya pohon biasa dan tak ada siswa high school yang hilang", sanggah Yaeji.

Soomin terbatuk pelan ketika mendengar Yaeji menyebut nama Jungook. "Uhuk! Lalu kita harus mencari Myungeun onnie kemana lagi?", tanya Soomin mengalihkan pembicaraan.

"Nado molla.. tapi aku yakin sekali Myungeun pasti berada tak jauh dari sini.. tenang saja, nanti kita pasti bertemu dengannya. Ayo kita cari dia lagi!", Ajak Yaeji seolah tak pernah kehabisan tenaga dan kepercayaan akan bertemu dengan Myungeun.

"Ah eonnie~ Himdeuroyo.. kita istirahat dulu sebentar saja. Apa Shinmi eonnie belum menghubungi? Mungkin juga kan Myungeun eonnie sudah kembali ke kamar", keluh Soomin.

Yaeji mengecek ponselnya namun tak satupun pesan masuk ke sana. "Eobseo" Yaeji duduk disamping Soomin. Ia memikirkan cerita Soomin tadi. Mereka sudah mencari ke hampir setiap sudut gedung namun mereka tak menemukan Myungeun sama sekali. "Soomin-ah, apa cerita itu terkenal sekali?", gumam Yaeji.

"Ne? Tentu saja!. Kau bisa memeriksa forum website kampus ini. Banyak sekali mahasiswa yang memposting kabar itu. Kabarnya juga....karena hal mistis itu juga Prof. Kyungjae kembali ke kampus ini dan menjabat sebagai kepala Academy", ujar Soomin.

"Apa hubungannya Prof. Kyungjae dengan kejadian mistis tiga puluh tahun yang lalu?", tanya Yaeji lebih jauh.

"Aish...onnie jincha...makanya jangan mengurung diri di kamar terus!", gerutu Soomin. "Prof. Kyungjae adalah salah satu siswa Yonghan high-school dua puluh tahun yang lalu. Kudengar ia salah satu saksi hidup dari kejadian itu....Semenjak ia menjabat, tak ada lagi hal-hal aneh terjadi...", ujar Soomin. "Aku tak menyangka dibalik wajah bijaksananya dan karakternya yang gagap (?) itu, ia hebat juga", ujar Soomin kagum.

"Kau jangan jatuh cinta pada Prof. Kyungjae...ia sudah beristri kkk", ledek Yaeji.

"Aniyaa! ya onnie...apa kau tahu yang lebih hebat lagi?"

"Mwo?"

"Apa kau tahu Lee Minhyuk ssaem?", tanya Soomin.

"Eo...wae?"

"Ia adalah dosen yang khusus direkrut oleh Prof. Kyungjae. Katanya ia juga mengalami langsung hal itu saat ia berstatus mahasiswa dulu. Sepuluh tahun setelah insiden yang terjadi di angkatan Prof. Kyungjae. Tapi entah mengapa ia selalu menyangkal semua kejadian itu. Myungeun eonnie juga pernah cerita katanya salah satu tetangganya adalah alumni Yonghan Highschool. Ia pernah menceritakan tentang Yonghan pada Jaehyung Oppa, kakak dari Myungeun eonnie yang tampan itu..", Di tengah-tengah cerita, Soomin justru senyum-senyum sendiri mengingat Jaehyung. Yaeji langsung tak berniat mendengarkan lebih lanjut cerita Soomin.

Sepintas Yaeji melihat sosok seorang namja mirip sang adik, Jungkook. Namja itu juga melihat ke arahnya lalu tersenyum dan melambaikan tangannya. Yaeji membalas senyum itu karena memang sang namja yang dilihat Yaeji benar adalah Jungkook. Ia segera menghampiri namja itu.

Disaat yang bersamaan handphone Soomin berbunyi. Jantungnya berdebar-debar bersenandung lagu cinta saat dilihatnya nama "Prince Jaehyung" pada layar. "Mimpi apa aku.." Segera Soomin memangkat telpon dari Jaehyung.

"Soomin-ah....Tadi Shinmi menghubungi ku, benarkah Myungeun belum kembali? Apa kau dan Yaeji sudah menemu......" Tuttttttttt~~

"Eung?", Soomin kini menatap layar handphonenya. Berkali-kali ia mengedipkan matanya saking bingungnya mengapa tiba-tiba Jaehyung menutup sambungan telpon begitu saja. "Jaehyung Oppa menelpon lalu dimatikan begitu saja eonnie!!!",  Seru Soomin pada Yaeji yang telah tak berada ditempat. Ia pun terdiam karena tak ada jawaban dari Yaeji.

Dalam kondisi Soomin yang masih tak sadar Yaeji telah pergi. Ia mengingat ia ingin menanyakan sesuatu tentang Jungkook pada Yaeji. "Eoh! Hampir saja aku lupa.. eonnie aku ingin tanya tentang namja manis dan lucu yang bersama eonnie waktu itu.. dia sebe....", Soomin terdiam begitu ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Yaeji telah pergi dan menghampiri namja yang baru saja ia ingin tanyakan. Seketika hati Soomin hancur berkeping-keping "Waeeeyoo~ hikssssss..." Ratapnya. "Eung!" Soomin terdiam ketika ia merasa seseorang menyentuh pundaknya.

***

"Noona, noona sedang apa malam-malam begini berada di luar?", Tanya Jungkook seraya memeluk tubuh noonanya dengan manja. "Nanti noona dimarahi kalau ketahuan tidak ada di kamar"

Yaeji mengerakkan jari-jarinya untuk merapihkan rambut sang adik yang cukup berantakan. "Gwenchana.. teman sekamar ku belum pulang. Aku keluar untuk mencarinya.. lalu apa yang adik kecil tampan ku lakukan diluar humm?", Yaeji mencubit pipi Jungkook gemas.

"Jincha? Nugu?", Tanya Jungkook penasaran. "Noona.. kakak Taehyung hyung juga belum kembali ke kamarnya, jadi aku membantu Taehyung hyung untuk mencarinya.. tapi ia haus, jadi ia beli minum dulu di supermarket itu",.Tunjuk Jungkook.

"Myungeunnie.. Hem.. Apa mungkin ada yang tertinggal sehingga mereka kembali ke rumah, atau yang lainnya" Duga Yaeji.

"Mollayo noona", Jawab Jungkook mengangkat bahu. "Sudahlah Noona, jangan sampai kau telat tidur. Besok kau harus bangun pagi untuk mengikuti acara penyambutan semester baru. Lebih baik sekarang noona kembali ke kamar. Semoga saat noona bangun nanti sudah ada kabar dari Myungeun noona", ujar Jungkook melepaskan pelukannya, seraya mendorong Yaeji pelan agar segera masuk ke asrama lagi,l. Ia selalu bertindak selayaknya seorang kakak laki-laki Yaeji.

"Araseo....Aku bilang pada soomin dulu.. dia menunggu disa....", Yaeji menegaskan pandangannya ke tempat ia duduk tadi, Soomin tidak ada ditempat itu sama sekali. "Dimana Soomin?"

 

***

Udara malam membawa hawa dingin yang mulai menusuk. Myungeun dan Kyungsoo berjalan di dalam universitas yang sangat sepi. Mereka berjalan sangat hati-hati memasuki ruang kesehatan di universitas. Dengan sigap mereka mengambil beberapa kain selimut dan memasukkannya dalam kantung plastik putih.

"Cukup ambil empat buah saja kan?", Tanya Myungeun dengan tangan yang terus bekerja cepat melipat selimut-selimut yang diambilnya.

"Ambil lebih juga tak apa.. kita berjaga-jaga kalau-kalau ada yang datang lagi", Jawab Kyungsoo. Ia berdiri didepan pintu ruang kesehatan untuk mengawasi keadaan sekitar. Ia melihat sosok seorang namja berjalan mendekat. "Myungeun-ah", panggil Kyungsoo dengan volume suara setengah berbisik.

Myungeun segera menghampiri Kyungsoo dan menyudahi pekerjaannya, karena ia sudah mengerti panggilan Kyungsoo adalah sebuah aba-aba baginya. "Araseo.. Aku sudah selesai"

Kyungsoo menarik cepat tangan Myungeun agar yeoja itu berdiri dibelakangnya. Ia belum bisa memastikan namja yang datang itu siapa. Mereka harus berhati-hati, salah-salah bisa merugikan mereka "Tetap disana.. Kalau keadaan berbahaya, kau harus segera lari" Peringatan Kyungsoo dijawab dengan sebuah anggukan mengerti oleh Myungeun.

Sosok namja itu mulai jelas terlihat. Bibir Myungeun menunjukkan sebuah senyum tenang setelah melihat namja itu. Tap..Tap..Tap.. langkah namja itu begitu tenang di tengah kegelapan yang menyelimuti malam itu. Senyum namja itu mengembang begitu melihat Myungeun. "Myungeun-ah... kau disini rupanya, aku mencari mu"

"Oppa..", Myungeun maju beberapa langkah sebelum akhirnya mendapat hadangan dari lengan Kyungsoo. "Waeyo Kyungsoo-ya? Gwenchana.. ia Seo Jaehyung, Nae Oppa"

Kyungsoo menatap prihatin wajah berseri Myungeun yang bahagia karena sang kakak menemukan keberadaannya. Myungeun tak mengerti dengan tatapan aneh Kyungsoo. Kyungsoo mengarahkan pandangannya ke suatu tempat. Myungeun mengikuti arah pandang Kyungsoo yang mengantarkannya pada tanaman hias yang terletak disekitar koridor ruang kesehatan. Seketika tubuhnya gemetar hebat. Ia menatap wajah sang kakak yang sangat ia sayangi itu.. setitik demi setitik air mata yang menandakan runtuhnya pertahanan Myungeun pun berjatuhan. "H.. hikss.."

"Myungeun-ah Mianhae.." Ujar Kyungsoo muram.

"Ada apa dengan mu Myungeun-ah... kemarilah.. Oppa khawatir pada mu", Bujuk Jaehyung berusaha melangkah maju, sementara Myungeun dan Kyungsoo terus melangkah mundur untuk menjaga jarak mereka dengan Jaehyung. "Kau.. lebih menurut pada namja.   ini daripada Kakak mu sendiri?"

"Oppa~", sebut Myungeun lirih. Ia menghapus air matanya yang terus terjatuh itu, berusaha mengatakan pada dirinya, ia harus bisa menghadapi kenyataan. "Ayo pergi dari sini Kyungsoo-ya hhh~hiks "

"Kundae neo.. gwenchana?", Tanya Kyungsoo untuk memastikan. Ia sangat mengetahui bahwa kondisi saat itu sangat berat bagi Myungeun.

Yeoja itu hanya terisak pelan. "Wae? hiks...kenapa harus kakakku? hiks...", gumam Myungeun terisak.

"Himnae...", gumam Kyungsoo prihatin. Ia teringat beberapa bulan yang lalu, dirinya sendiri juga sempat hampir mengalami hal yang sama. Namun, sesuatu menyelamatkannya. Hal yang sama juga sempat terjadi pada Myungeun. Tapi beruntunglah, ia masih sempat menyelamatkan yeoja itu. Sehingga apa yang terjadi pada Jaehyung tadi, Tak terjadi padanya. Ia terdiam menunggu Myungeun hingga ia sedikit lebih tenang. Kyungsoo melamun sejenak hingga matanya menangkap sosok seorang yeoja berjalan melewatinya, menuju supermarket. Ia hanya menghela nafas lalu tertunduk lesu. Namun dilihatnya, salah satu sisi pada bandul kalung yang dipakainya berkedip-kedip lalu meredup setelah sosok yeoja itu pergi. "Kenapa salah satu sisi bandul ini selalu berkedip setiap kali aku melihatnya?", gumamnya dalam hati.

***

Taehyung mengambil sekotak susu yang berjejer rapih di supermarket tak jauh dari asrama. Ia kelelahan mencari Jaehee yang entah berada dimana. Ia menuju kasir untuk membayar susu yang diambilnya tadi. Katika kasir sedang menproses pembayaran, benda lain diletakkan disamping kotak susu Taehyung. "Tolong hitung bersama"

Taehyung hanya melirik. Ia tersenyum tipis saat mendapati Jaehee lah orang itu. Walau sesungguhnya ia merasa tenang karena ternyata Jaehee tidak hilang seperti apa yang dikatakan Joonmyeon. Tapi hanya ekspresi mengesalkan khas Taehyung yang tergambar dari raut wajahnya. "Kau punya hobi berkeliaran tengah malam rupanya sekarang" Sindir Taehyung.

"Lihat diri mu sendiri, jangan memprotes orang terus" Balas Jaehee datar. Ia membayar kopi yang dibelinya dan susu yang Taehyung beli, lalu mendorong Taehyung agar ikut pergi dengannya setelah itu. Sesampainya diluar supermarket, Jaehee menyerahkan susu yang Taehyung beli.

Taehyung mengambilnya cepat dan menusukkan sedotan putih lalu menyeruput cepat susu itu karena ia sudah kehausan.

"Kau habis kejar-kejaran dengan anjing huh! Haus sekali nampaknya" Sindir Jaehee tanpa mengetahui bahwa namja itu mencarinya sejak tadi.

Taehyung cuek menghambiskan susunya. Ia melempar kotak susu ke sembarang tempat setelah susu itu habis. "Segera telpon pacar mu sana, gara-gara dia aku jadi tidur terlambat", ujarnya. Ia melewati Jaehee dan berjalan meninggalkan Jaehee dengan gaya berjalan ala anak bernadalan andalannya.

"Apa-apaan anak itu" Gerutu Jaehee. "YA MOON TAEHYUNG! KAU BERHUTANG SUSU PADAKU!" Teriak Jaehee saking kesalnya dengan tingakah Taehyung yang seenaknya "Aisshh berterimakasih pun tidak.. hufh"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 2nd 2014

24.00 (12.00 PM)

Jaehee menutup pintu kamarnya dan bersandar sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi. Pertengkarannya dengan Joonmyeon dan pertemuannya dengan pria aneh yang tak bisa bicara. "Apa dosaku hari ini Ya Tuhan....", gumamya sambil mengacak-acak rambutnya.

"Jaehee-ya kau sudah kembali?", tanya Eunhee yang muncul dari kamar mandi. "Tidak biasanya kau kembali sampai tengah malam begini, Kau membuat semua orang khawatir.

"Eung....aku hanya mencari angin segar", gumamnya pelan sambil berjalan menuju bunkernya. Matanya tiba-tiba memicing begitu memahami ucapan hampir tengah malam yang diucapkan oleh Eunhee. Ia mendapati jam dinding kamarnya memang menunjukkan pukul 12 malam. "Aisshh mungkin ini karena pikiran ku sedang kacau! apa mungkin tadi Taehyung keluar untuk mencari ku? cih~ ayolah Moon Jaehee.. kau seperti ini hanya karena seorang namja? hufh" Gumamnya sendiri.

"Neo gwenchana? tadi Joonmyeon meneleponku berkali-kali menanyakan apa kau sudah pulang atau belum...sepertinya ia panik sekali mencarimu", ujar Eunhee.

"Psh...kupikir ia sudah tak peduli padaku", Jawab Jaehee malas. Ia merebahkan dirinya di atas kasur. Eunhee menghela nafas melihat sikap Jaehee. Ia berjalan menghampiri Jaehee dan duduk di tepi kasurnya. "Kalian bertengkar lagi?"

"begitulah....."

"Kalau kau memang sudah tak tahan kenapa kau tak memutuskannya saja?"

"Tadi aku berniat memutuskannya....tapi karena terlalu emosi, aku malah lupa mengatakannya...biarkan saja lah", ujar Jaehee cuek.  "Lagipula tidak akan semudah itu...ah kenapa aku harus berpacaran dengan anak dari pemimpin akademi ini? Apa yang harus kulakukan jika aku bertemu dengan Prof. Kyungjae?", gumamnya frustasi. Meskipun ia sangat ingin mengakhiri hubungannya. Namun tak akan semudah itu mengingat Joonmyeon adalah putra sematawayang dari Kyungjae yang merupakan pemimpin Yonghan akademi.

"Apa hubungannya? Memangnya kau akan dikeluarkan hanya karena hubunganmu dengan anaknya berakhir? Lagipula kenapa dulu kau menerimanya?", tanya Eunhee.

"Ya...ia dulu baik sekali...meskipun terkadang menyebalkan juga...tapi tidak semenyebalkan sekarang semenjak ia menjadi ketua organisasi mahasiswa", gerutu Jaehee. "Ah molla!..Miyoung onnie sudah tidur?"

"Ne...dia sepertinya kelelahan mengurusi jadwal kuliahnya yang bentrok, tadi ia juga menanyakan mu terus", ujar Eunhee.

"Ah...begitu rupanya....ya, Eunhee-ah..", Jaehee tiba-tiba teringat soal pertemuannya dengan pria tadi dan menceritakannya pada Eunhee.

"Mworago? jadi sejak tadi kau di depan kamar?!", seru Eunhee.

"Dan kau bilang asrama sepi? Ya....asrama ramai sekali hari ini karena banyak mahasiswa yang baru datang. Tadi saja sudah beberapa kali aku mendengar suara keramaian dari kamar depan yang sedang memindahkan barang-barang mereka...kau diluar sejak tadi, memangnya kau tak melihatnya?"

"Mworago?? tapi tadi di sepanjang lorong aku tak melihat siapapun selain aku dan....pria itu", ujar Jaehee tak percaya. "Tapi sepertinya aku pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya.. hemmm"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 3rd 2014

07.00 AM         

Seluruh bagian lapangan Yonghan University telah dipenuhi oleh Mahasiswa. Sudah menjadi sebuah hal rutin diadakan upacara pembukaan semester baru sebelum semester tersebut dimulai dan upacara tersebut wajib untuk setiap siswa dan mahasiswa Yonghan. Park Yichan datang lebih pagi dari waktu normal ia datang. Ia ingin 'mengamankan tempat'. Ia berjalan menuju sebuah ruangan yang ia maksud sebagai 'Tempat yang harus ia amankan'. Digesernya pintu ruangan itu. Sreekkkk..

Dua Orang mahasiswa kedokteran yang saat ini bertugas diruangan tersebut menatap kaget Yichan didepan pintu. Tapi beberapa detik setelahnya mereka hanya tersenyum kecil, mengingat Yichan bukanlah mahluk asing bagi mereka. Ia selalu datang ke ruangan itu setiap kali berlangsung upacara atau kegiatan-kegiatan lain yang membuang waktu ataupun mengharuskan mereka berdiri berjam-jam.

"Kepala ku pusing" Ujar Yichan dengan nada datar dan wajah yang tak sedikitpun menggambarkan orang sakit. Ia juga segera mencari tempat tidur kosong di ruangan yang tak lain adalah ruang kesehatan itu.

"Aku curiga kau adalah fans ku haha", Canda salah seorang mahasiwa kedokteran di ruang kesehatan. Ia mengikuti Yichan "Jha~ pilih dimana kau ingin beristirahat. "Aku akan memeriksa mu sebagai wujud formalitas, agar aku tidak dibilang hanya memakan gaji buta saja"

"Kau terdengar seperti dokter mesum atau memang iya", ujar Yichan tanpa beban. Ia duduk disalah satu tempat tidur. Terdapat empat.     tempat tidur kosong di ruang kesehatan. YiChan memilih tempat tidur di sisi paling kiri.

Mendengar ucapan YiChan, sang calon dokter itu hanya tersenyum kecil "Haha.. mana namja yang sering datang bersama dengan mu?"

"Aku selalu datang sendiri bersama dengan angin yang berhembus", Jawab Yichan datar. "Cepat simpulkan aku sakit apa sebelum sonsaengnim meminta ku mengikuti upacara."

"CHH~~Hahaa.. Kau sakit. Kau pusing karena letak otak mu bergeser " Ujar sang calon dokter membumbuhi candaan.

SREKK... Suara pintu terbuka terdengar lagi. Penjaga ruang kesehatan wanita yang duduk di meja menggeleng-geleng tak percaya melihat sosok namja yang baru saja memasuki ruangan. Yichan dan penjaga ruang kesehatan yang sedang bersamannya pun ikut menoleh.

"Aku pusing", ujar namja itu. Tersemat sebuah nametag bertuliskan nama 'Lee Sehun' di pakaian yang dikenakan namja itu. Lucunya ia berucap dengan nada dan ekspresi yang sama persis dengan Yichan. Anak ini juga anak yang memang selalu bertemu dengan Yichan di lorong asrama.

"Kalian seperti pasien tetap ruang kesehatan.. ", keluh yeoja penjaga ruang kesehatan.

"Mungkin dia fans mu kkkkk", canda namja penjaga ruang kesehatan.

Sehun mengambil tempat disamping tempat tidur Yichan. "Oii dokter noona", Sapanya seperti ia biasanya. "Dokter tolong periksa aku dan katakan aku sakit sebelum sonsaengnim menyuruh ku mengikuti upacara" Lagi-lagi alasan namja ini sama persis dengan Yichan.

"Kalian... bukan anak kembar kan?", ujar kedua dokter itu bersamaan.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 3rd 2014

07.12 AM

Jaehee dan Miyoung duduk bersebelahan pada sofa kamar asrama mereka menunggu Eunhee yang sedang berada di kamar mandi karena ia mengatakan ia merasa mual sejak pukul 07.00 tadi. Jaehee.   terduduk malas sementara Miyoung menghabiskan waktu dengan memoles tipis make up pada wajahnya.  "Eunhee belum selesai juga?" Tanya Miyoung mulai tak sabar.

Jaehee memperhatikan pintu kamar mandi yang telihat terus bergerak pelan seperti tak tertutup. Ia spontan bangun lalu menghampiri kamar mandi untuk mengecek keadaan Eunhee. Ia khawatir sakit Eunhee cukup serius. Begitu Jaehee memegang handle pintu, benar bahwa kamar mandi tak terkunci. "Eunhee~ah..." Panggil Jaehee. Terdengar suara gemericik air yang bersumber dari keran air yang tidak dimatikan. Sepanjang mata mamandang, Jaehee tak berhasil menemukan siapapun didalam kamar mandi. Ia segera berlari keluar untuk menemui Miyoung. "Eonnie.. Kau lihat Eunhee keluar kamar tadi?" Tanya Jaehee.

"Mwoya.. pintu kamar saja masih terkunci.. Ya palli! mana Eunhee? kita harus segera berangkat sebelum kita telat mengikuti upacara" Pekik Miyoung kesal.

"Tapi Eunhee... tidak ada didalam", Seketika tubuh Jaehee merinding ketika mengucapkan hal tersebut.

"Y.. y.. ya.. k.. kau bercanda kan?" Jahee menggelengkan kepalanya.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK