March, 3rd 2014
01.05 PM
Minhyuk menggendong muridnya Eunhee. Di sampingnya, Seohyun, Miyoung, dan Jongdae mengikuti Minhyuk. Mereka bergegas kembali ke perpustakaan. Mereka takut hal buruk akan datang lagi. Tapi entah hanya perasaan Seohyun saja, atau memang benar adanya, keadaan disekitar sepertinya sudah jauh lebih baik.
Mereka kembali ke dalam perpustakaan. Tepat setelah mereka memasuki area tersebut, sebuah kalung dengan bandul Brown Crystal pada leher Eunhee bersinar. SLASSHHHH.... Sinar dari bandul pada kalung itu mengisi salah satu bagian Time Dimension, membuat bagian itu juga menyala sebagai tanda Real World telah mengaktifkan satu kekuatan dari 12 kekuatan yang mereka butuhkan. Tak lama setelah itu.. SLASHHH.... kejadian serupa juga terjadi pada Miyoung. Ia mendapatkan anting berbandul Deep Blue Crystal yang juga memancarkan sinar memasuki Time Dimension, mengisi salah satu lampu pada 12 lampu yang ada di salah satu bagian yang alat itu. Sayangnya belum satupun 6 dari cahaya segel yang menyala "A... apa yang terjadi?" Tanya Miyoung.
Seohyun mendekat memperhatikan Time dimension. "Gwenchana, Mereka yang disana (DD) telah mengaktifkan beberapa kekuatan, sehingga reflection strength mereka pada Real world yang kebetulan telah terlindungi dan berada dekat dengan Time Dimension pun ikut aktif dengan sendirinya", Seohyun terdiam sesaat. "Brown.. Shelter, Deep Blue.. Key.. Chamkan.. ini aneh sekali"
"Ada apa bibi", Tanya Jongdae sembari membantu Minhyuk membaringkan Eunhee pada meja panjang di perpustakaan.
"Shelter milik Jungkook bekerja atas panggilan Love element. Dalam kejadian saat itu, seharusnya Love element telah aktif lebih dahulu dan satu dari kalian adalah pemilik reflection strength dari Love element.. tapi..", Seohyun melihat sekelilingnya. Ia tidak menemukan sang pemilik reflection strength Love emenent yang ia maksudkan. "Dimana satu anak perempuan lagi?"
Minhyuk dan Jongdae melihat sekelilingnya. Mereka baru menyadari Soomin tidak ada bersama mereka. "Jongdae-ah, bukankah tadi Soomin bersama mu?"
"Ne Ssaem.. tadi ia disamping ku, lalu aku berjalan sedikit lebih cepat.. seharusnya ia masih dibelakang ku", Jongdae menyentuh keningnya sendiri. Ia merasa bersalah karena seharusnya ia menuntun Soomin agar tidak terpisah. "Kita harus mencarinya"
"Andwe", tahan Seohyun. "Setidaknya tidak saat ini.. karena pihak musuh mungkin akan mencari mu. Kalau hitungan ku tidak meleset.. cepat atau lambat, mereka akan menggunakan element mu untuk memenangkan perang ini"
"Element ku?" Jongdae tersentak karena ia tidak mengetahui apapun.
Seohyun mengangguk. "Ne.." Ia menunjuk keluar jendela, lurus ke arah matahari yang tengah bersinar di luar sana.
WUSSSSHHHHH... Mereka semua tersentak saat sosok seorang l yeoja lainnya muncul di antara mereka.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Mereka menikmati sarapan dengan damai. Tak seorangpun banyak bicara saat sarapan seperti biasanya. Mereka sibuk melahap semua makanan yang tersedia. Sebagian sudah tak sanggup melanjutkan makan, karena jumlah makanan terlalu banyak. Tapi sebagian kecil (?) lebih tepatnya Taehyung, Baekhyun dan Jungkook meneruskan makan seperti tak ada kenyangnya. Baekhyun dan Taehyung sejak awal memang sudah berniat menghabiskan semua makanan. Berbeda hal dengan sang magnae, sudah setengah jam yang lalu Jungkook mengatakan: "Aku tidak kuat makan lagi" tapi hingga saat itu ia terus melahap makanan.
Ia bangun paling siang, dan makan paling banyak. Memang tidak bisa disalahkan, Jungkook menggunakan banyak energi untuk melindungi satu gedung penuh, dan kekuatan tersebut juga terus bekerja sekalipun ia tertidur. Itu sebabnya ia mudah sekali merasa ngantuk dan kelaparan.
Para hyung dna noonanya juga dengan senang hati menyodorkan makanan padanya. Tak terkecuali Yoojin yang telah menjadi fans (?) nya semenjak pertama kali bertemu. "Aigoo uri cookie cookie.. ayo makan yang banyak"
"Ne noona....gomawoyo", Jawab Jungkook dengan mulut penuh makanan.
Taekwoon disampingnya pun terus melirik dengan wajah masam tanpa bisa protes. Taekwoon mendengar Yoonjae memanggil Yoojin. Ia yang sudah selesai makan lebih dulu pergi ke bagian perpustakaan bersama mereka yang telah selesai makan. "Yoojin-ah" panggil Taekwoon pelan.
"Ne?"
"Yoonjae memanggil mu" jawab Taekwoon singkat
"Ah gurae? atau jangan-jangan kau berbohong karena kau cemburu hehe" canda Yoojin melihat ekspresi Taekwoon. Taekwoon mengerutkan dahi, lalu pergi dari meja makan tanpa sepatah katapun. Yoojin tersenyum, "Ya tunggu aku...psh", Ia mengelus kepala Jungkook. "Noona duluan" pamitnya, lalu menyusul Taekwoon.
Myungeun yang kebetulan juga duduk di sebrang Jungkook sejak tadi juga terus melirik-lirik ragu. Tingkahnya sedikit aneh membuat Baekhyun curiga Myungeun menyukai Jungkook. "Ehem..", dehem Baekhyun menyenggol Myungeun. "Kau belum makan sesuap pun, memangnya kau kenyang hanya dengan menatap ketampanan anak kecil saja? hehe" canda Baekhyun sedikit cemburu.
Jungkook mengarahkan pandangannya pada Myungeun. Ia jadi canggung makan akibat ucapan Baekhyun.
"Jangan dengarkan Baekhyun hyung! itu hanya stategi untuk menguasai makanan.. palli mokgo cookie", bela Taehyung mengajak Jungkook agar ia segera melahap kembali makanannya.
"Otak tak mu isinya hanya makan saja", gerutu Jaehee.
"Ya...banyak kaca di sini....coba lihat dirimu sendiri", balas Taehyung sambil menunjuk sisa-sisa piring kosong bekas makan Jaehee yang tak kalah banyak dengannya.
"A.. ani Minahe", ucap Myungeun. "Kau lanjutkan saja makan mu Jungkook. Aku... hanya, ada hal yang ingin ku tanyakan",: Jelas Myungeun mengklarifikasi. "Tapi kau bisa menjawabnya sambil makan", ujar Myungeun menahan ucapannya sebentar. "Ini tentang.. bagaimana kau bisa.. mengalahkan seseorang yang memiliki kekuatan yang sama dengan mu"
"Eoh... aku juga penasaran", Tambah Baekhyun. Joonmyeon, Siyou, Sehun juga Jaehee yang masih ada di meja makan bersama mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi kemarin. Hanya Taehyung yang masih sibuk makan.
Setelah begitu serius menunggu Jungkook mengunyah makanan sampai selesai, Jawaban yang diterima para penunggu (?) hanyalah: "Molla~"
"Eyyy...jincha", ujar anak-anak lainnya bersamaan.
Anak itu lalu menyuapkan makan lagi ke dalam mulutnya. para hyungdeul dan noonadeul terlihat sedikit muram karena keingintahuan mereka tidak terpenuhi. Siyou yang lebih muda ini pun mencoba bicara pada teman sekelasnya tersebut. "Apa sungguh tak ada penjelasannya?"
"Hmm", Jungkook berfikir. "Seingat ku.. Bibi Seohyun bilang kekuatan lain menarikku dan akan berakibat pada kekuatan ku juga akan menarik kekuatan lain yang bisa membawa ku ke tempat ini.. lalu aku bertemu Yoonjae hyung dalam keadaan sekarat, kemudian noona itu muncul sendiri", Tunjuk Jungkook pada Jaehee. "Ia datang seperti hantu lalu membawa ku pergi ke sini"
"Aku juga tidak tahu kenapa aku bertemu denganmu", ujar Jaehee bingung.
"Ia Moon Jaehee", Bisik Taehyung. "Walau malas mengakui.. tapi ia noona ku"
"Ah...kakakmu yang sempat hilang itu?", bisik Jungook yang disambut anggukan Taehyung.
"Maksud mu.. Aku tiba-tiba datang pada mu karena kau memanggil ku?", tanya Jaehee memastikan.
Jungkook mengangguk. "Bibi Seohyun mengontrol pikirannya dan menolak membawa ku memasuki tempat ini karena aku adalah satu-satunya Shelter yang tersisa", Jawab Jungkook tanpa berhenti mengunyah. "Atau mungkin Jaehee noona dan Seohyun ajuma memiliki element yang sama", ujarnya asal.
"Ahhaha i chingu.. Maldoandwe.. hahaha Hanya ada dua orang yang mungkin memiliki kekuatan sama. Bibi Seohyun dan anaknya merupakan reflection strength, mustahil ada orang ketiga dengan kekuatan yang sama lagi hahaha"
"Eum.. apa mungkin" Jaehee mencoba menanyakan sesuatu..
Myungeun menyela karena belum merasa puas dengan jawaban Jungkook. "Tapi bukan itu yang ingin ku ketahui. Maksud ku.. eum.. bagaimana kau bisa membuat Eunhee menghilang? bagaimana cara kau mengalahkannya? Apa kau membunuhnya?"
"Hahaha.. noona, Kau mau tahu sekali atau mau tahu saja? hahah" Canda Sehun disaat yang tak tepat. Joonmyeon menginjak kakinya. "Awww Hyung hahah"
"Sehun-ah, seriuslah sedikit! Myungeun serius ingin bertanya pada Jungkook", Selak Baekhyun yang berhenti makan untuk membela Myungeun. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Taehyung untuk makan lebih banyak.
"Aku sempat bicara pada Yaeji dan Yoonjae hyung semalam", Joonmyeon buka suara atas kejadian ini. "Hal ini nampaknya juga tidak diketahui pihak musuh. Tapi teori dua kutub magnet Sehun bekerja dengan baik. Sama seperti berjudi.. sebenarnya Apabila kemarin Jungkook gagal, maka kita semua sudah habis. saat ini Real World pasti sudah berhasil diserang. Jungkook memiliki sebuah Shelter yang berfungsi untuk melindungi.. Ia menjadi begitu marah karena pihak musuh menyakiti seseorang yang begitu ingin ia lindungi yaitu Yaeji. Lebih mudahnya.. Ia memiliki object yang ia ingin lindungi dan keinginan untuk melindungi object itu lebih besar daripada Eunhee yang tak memiliki object tersebut. Hal itu menyebabkan saat kekuatan mereka bertemu, satu diantara mereka yang lebih lemah akan terpental dari zona.."
"Tapi hal itu bukanlah sesuatu yang bisa direncanakan ku rasa.. Sekalipun memiliki sebuah object. Kita juga harus tahu fungsi object yang bersangkutan. Karena itu semua orang harus mengetahui pasti apa yang mereka miliki untuk dapat menggunakannya dengan tepat, bukan hanya kekuatan yang kita miliki, tapi juga.. element apa yang sebenarnya kita wakili", Jelas Jungkook. "Karena kepastian tentang semua element hanya ada pada Third eye. Membuka Third eye adalah harga mati yang harus kita tanggung"
***
Kyungsoo memegangi Handphone milik Yaeji. Seohyun mengirimkan pesan mengenai hanya 2 dari 12 power symbol yang menyala pada Time Dimension di Real World. Yichan memperhatikan Time Dimension dengan baik. Ada 4 dari 12 power symbol yang menyala dan 1 dari 6 segel symbol juga menyala. "Jadi 6 bulatan pada bagian bawah ini melambangkan segel.. apa itu berarti Love element milik Yaeji adalah salah satu kekuatan segel yang dibutuhkan?" Duga Kyungsoo.
"Hoaaa.. mengamati semua ini membuat ku mengantuk", keluh Yichan.
Yoojin dan Taekwoon menghampiri mereka. Keduanya duduk disamping Yichan dan Kyungsoo. Kyungsoo menjelaskan mengenai pesan yang diterimanya melalui ponsel dari Seohyun. Yoojin melihat warna Deep Blue, Magenta, Brown dan Turquoise menyala pada bagian 12 power symbol. Ia membawa coret-coretan yang ia miiliki untuk mencocokkan. "Deep Blue, Key... Magenta, Love.. Brown, Shelter. Turquoise, Emotion" bacanya. Ia juga memiliki catatan Yoonjae yang hanya bisa dikembalikan informasi hilangnya oleh Yoojin seorang sebagai seorang pemegang Key element. Ia beralih melihat segel symbol yang menyala pada bulatan ketiga "Hope.."
Mereka semua memperhatikan Yoojin.
"Menurut buku catatan mu ini Yoonjae-ah, Segel ketiga pada Time Dimension mewakili segel.. Hope" Jawab Yoojin.
"Dari mana kau dapatkan buku catatan ku ini? Aku sudah lama mencarinya" Tanya Yoonjae. Ia segera duduk dan melihat-lihat buku catatan miliknya itu.
Dengan malas Yichan membuka matanya yang sudah sempat terpejam, "Hey Doctor~~ Sehun yang membawanya saat ia datang dulu. Awalnya semua tulisan pada buku itu hilang, tapi begitu dokter noona menyentuhnya, semua tulisan kembali muncul"
Yoonjae tidak menjawab, ia terus membaca buku catatannya sendiri. Yoojin melanjutkan ucapannya. "Kau ingat Yaeji-ah saat dulu pertama kali kau datang, kau selalu menyakinkan semua orang bahwa akan selalu ada harapan dalam keadaan seperti apapun dan tubuh mu akan terus muncul menghilang saat kau kehilangan harapan dalam diri mu sendiri. Aku yakin sekali itu karena kau, dan Love element milik mu.. mewakili segel Hope tersebut"
"Penjelasan Yoojin noona begitu masuk akal, kurasa ia benar" Ujar Kyungsoo.
"Itukah juga yang menyebabkan segel symbol pada real world belum menyala satupun?" Tanya Yaeji.
"Mereka bilang, mereka kehilangan satu anggota bernama Soomin" Sela Kyungsoo yang membaca pesan langsung dari Seohyun.
Yaeji tersentak "Soomin? Ia adalah teman satu kamar ku.. Jadi Soomin adalah reflection strength dari Love element? dunia begitu sempit"
Yang tak kalah terkejut dari Yaeji adalah Taekwoon. Ia terus berfikir apakah Soomin yang mereka maksud adalah Soomin adik tirinya? hatinya resah.. ia takut Soomin hilang karena ia tertangkap oleh Joohye. Tapi sekali lagi Taekwoon hanya diam.
"Got It!" Seru Yoonjae tiba-tiba saja.
"Mwo?" Tanya yang lain bersamaan.
"Yoojin kemarilah" Yoonjae menarik kakak kembarnya itu menuju dinding perpustakaan, digenggamnya kuat tangan Yoojin erat. "Berkonsentrasilah"
"K.. kundae wae?" Tanya Yoojin masih bingung.
Tap.. WUUUUSSSSHHHHHHHHHHH.. Detik dimana Yoonjae menempelkan tangannya pada dinding, Sebuah cahaya berwarna ungu muncul persis pada bagian dinding yang dipegangnya. Cahaya itu begitu menyilaukan, membuat mereka yang tadinya masih di meja makan pun berlari menghampiri tempat Yoojin dan Yoonjae berada. Mereka terperangah, sama halnya dengan Yoojin.
"I.. itu" Beberapa dari mereka terbata melihat sebuah gerbang yang amat sangat besar nampak pada dinding yang dipenuhi cahaya Ungu dan biru saat itu.
"Huaaaa Pasti itu yang disebut Third Eye!! Yoonjae hyung benar-benar seorang indigo!", Teriak Taehyung takjub dan bersemangat. "Kita sudah menang.. kita menang!!" Ujarnya heboh.
"Tidak semudah itu.. kita telah kehilangan Third Eye's Key", Sela Yoojin. "Mianhae", Ia menundukkan kepalanya. Kalau bukan karena dirinya yang bertindak bodoh ketika itu, kunci itu tidak akan diambil oleh Jaeyoo.
"Aku bukanlah seorang indigo Yoojin-ah", Yoonjae tidak memperdulikan hal lain. Ia hanya menatap saudara kembarnya itu. "Dan Yaeji.. bukanlah satu-satunya segel Hope"
"A.. apa maksud mu Yoonjae-ah?" Tanya Yoojin terbata.
"Semua orang menyebut cinta adalah awal dari segala harapan. Harapan seseorang untuk hidup, harapan dari sesuatu bertumbuh, harapan untuk menimbulkan peluang yang ada.. tapi harapan itu.. bisa juga pupus, tanpa sebuah perlindungan"
DEG!! Kali ini Yoojin menangkap dengan baik ucapan Yoonjae. Ia melirik Yaeji & Jungkook yang berdiri beberapa meter dari mereka. "Love dan Shelter = Hope"
Yoonjae mengangguk mengiyakan "Element mereka adalah satu-satunya element yang sempat kucatat pada buku ku. Dari sana aku berfikir dan menemukan apa yang harus ku lakukan.. lebih tepatnya.. kita". Yoonjae menghela nafasnya, ia menekan lebih dalam energi yang ia miliki.. sampai sosok gerbang Third Eye terlihat lebih nyata dari sebelumnya. "Kau tahu maksuf dari indigo itu sebenarnya Yoojin-ah?" Yoonjae mendapatkan jawaban berupa tatapan bingung dari Yoojin. Yoonjae tersenyum kecil, pemilik dari Intuitive aptitude (The ability to analyze complex systems and intuitively understand how they work without special education or training). Kemampuan Yoonjae adalah bisa mengetahui detail akar suatu permasalahan dan penyebab mengapa masalah itu terjadi, sehingga ia bisa membuat pemecahan dan solusi dari masalah tersebut. Ia menggenggam sebelah tangan Yoojin lagi "Yoojin-a.....Indigo yang kau dan yang lainnya selalu bicarakan, bukanlah seorang anak yang memiliki kemampuan khusus...tapi Indigo yang kalian bicarakan selama ini, merupakan sebuah warna yang merupakan hasil gabungan dari warna biru dan ungu yang masing-masing, mewakili elementmu dan juga diriku", ujar Yoonjae.
Yoojin memperhatikan Gerbang Third eye yang dipenuhi cahaya berwarna Deep Blue dan Keunguan.. juga terdapat sebuah mata di tengah gerbang, dengan sebelah sisi juga berwarna Deep Blue dan sebelah sisi lagi berwarna Violet "Indigo.. adalah sebuah warna?", ulangnya masih tak percaya.
"Jadi.. aku bisa membuka Third Eye tanpa kunci itu sekalipun, karena aku adalah seorang pemegang Deep Blue Crystal?"
"Tentu saja tidak" Jawab Yoonjae.
"Mwo?"
"Violet Crystal adalah element pintu Third eye dan Deep Blue Crystal adalah kuncinya.. Pihak lain, mungkin merampas gerbang dan kunci tersebut.. tapi sang pemilik.. tetaplah seorang... ", Yoonjae mendekatkan bibir nya ke telinga Yoojin. "Pengontrol terkuat...", SHUUUUUUSSSSHHHHHHHHHHH Gerbang Third Eye menghilang kembali.
"Yoonjae-ah, apa yang kau lakukan?" Sentak Yoojin.
"Memberikan Jimin kesempatan untul memunculkan gerbang Third Eye di pihak musuh" Jawabnya tenang.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Tuan.. sinar apa itu?", Tunjuk Jaehyung pada dinding.. Cahaya ungu bercampur biru tua memancar sangat terang WUUUUUUUUUSSHHHHHHHHHHHHH.
"Apa mungkin itu.. Third Eye?", Chanyeol menghentikan ucapannya. Ia melihat Jimin berlari menuju cahaya tersebut "Jimin-aaa!!!!"
SSHHHHHHHHHHHHHUUUUUUUUU
WUUUUUZZZZZHHHHHHHHHHHHHHH.....
Gambaran sebuah mata begitu besar dalam posisi masih tertutup. Jimin berdiri tepat di depan mata tersebut. "Wahai Third Eye.. terbukalah!", seru Jimin menjulurkan Third eye's Key yang diambilnya dari Yoojin. Angin kencang seperti tornado muncul bersamaan terbukanya gambaran mata yang sebelumnya tertutup itu.
SHHHUUUUUUUUNGGGGGGGGGGGGGGGGGG
BAAAAAAAAAAAAAAAAMMMMMMMMM!!!!!!."AAAAAAAAAAAA" Jimin tertarik masuk ke dalam mata yang terbuka terasebut.. Tanpa ia sadari.. ia telah..
KREK!!!! Jaeyoo mendengar suara benda retak. Ia langsung mengecek Krystal yang ia miliki. Violet Crystal milik Jimin retak.. dan kembali kepada warna abu-abu. Sama seperti apa yang terjadi pada Krystal Eunhee sebelumnya. "APA INI!!!!! APA INI SEBENARNYAAAA!!!??" Teriaknya begitu marah.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
01.05 PM
"Disini berbahaya Junior, kita mau kemana?", Soomin melolak ajakan seseorang yang disebutnya sebagai Junior itu untuk meninggalkan Yonghan, tapi namja itu memaksa Soomin
"Lita tidak bisa tetap disini! Appa dan Eomma mu menunggu di rumah sakit"
"Ya... Shireo"
"Soomin-ah menurutlah sedikit! mereka pasti khawatir pada mu"
"Tapi Minhyuk ssaem mengatakan pada ku, aku mungkin satu dari reflection strength yang ada. Kalau aku sampai pergi disaat aku dibutuhkan bagaimana?"
BRUKKKK!!!! Soomin dan Junior terdiam begitu mereka melihat sesosok tubuh bagai jatuh dari langit dengan cahaya berwarna keunguan mengarah pada salah satu ruangan di lantai bawah Universitas. Keduanya lekas berlari menuju memasuki ruangan dimana cahaya tadi terlihat. Mereka menemukan seseorang tertidur di salah satu meja pada ruangan yang mereka masuki.
Soomin ketakutan. Ia takut sosok tersebut adalah mayat dari siswa yang mati bunuh diri, atau mungkin hantu seperti yang ia lihat sebelumnya. "Ya ya ya.. Junior kau lihat sana!"
"Kau tunggu disini", ujar Junior sembari mendekat. Ia mencolek-colek sosok itu, tapi tidak ada respon yang berarti. Ia menyingkirkan jaket kulit yang menutupi tubuh namja itu. "Eo? igo.. Jimminie?", Serunya. "Ya Soomin-ah! ia Jimin anak dari paman Hyungshik!"
"Jincha Jimminie? Omoo!", Soomin ikut mendekat. "Jimin-ah ireona.. Jimin!", Soomin menepuk-nepuk pipi Jimin yang tak juga terbangun. "Jangan-jangan Jimin mengalami seperti apa yang dialami yeoja temannya Miyoung eonnie tadi"
"Kalau begitu kita bawa dia ke rumah sakit, paman Shik pasti ada disana"
"Andwe~ Kita harus membawanya ke perpustakaan, Khaja!"
Wajah Junior terlihat pucat. "Aku…Aku tidak b isa pergi kesana.."
"Wae?"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Apa yang ditunggu oleh mereka semua selama ini akhirnya dapat dilihat dengan mata kepala mereka semua. Gerbang Third Eye sungguh terbuka. Udara sejuk menyeruak dari dalamnya. Bersamaan dengan terbukanya gerbang Third Eye, satu bulatan pada segel symbol menyala. Segel Symbol urutan 4 .. Knowledge symbol.
"Kita berhasil Yoonjae-ah! kita ber...", BRUKKKK! Yoojin menahan tubuh Yoonjae yang mendadak lemas. Sekujur tubuhnya juga mengeluarkan keringat. Beberapa namja segera membantu Yoojin untuk memapah Yoonjae, mendudukkannya pada kursi.
"Hyung!", Seru mereka bersamaan.
"Hyung gwenchanayo?", Tanya Baekhyun. "Apa perlu ku obati?"
Yoonjae mengangkat tangan, ia tersenyum tenang. "Tak perlu khawatir, aku hanya lelah", ujar Yoonjae menggerakkan tangannya memanggil Kyungsoo. "Kyungsoo-ya tolong kirim pesan pada bibi Seohyun, kuharap Jimin telah sampai dengan selamat kembali ke real world"
"Oppa mengalahkan Jimin? T.. tapi bagaimana bisa?", tanya Myungeun begitu penasaran tentang bagaimana Yoonjae dan Jungook bisa mengalahkan seseorang yang memiliki kemampuan yang sama dengan mereka.
Yoonjae hanya diam. Ia kehabisan tenaga setelah menjalani 'perang' barusan. Jimin telah kalah. Ia jelas telah masuk jebakan Yoonjae. Element yang keduanya wakili adalah The element of Fantasy yang juga merupakan segel dari Indigo sendiri yang mewakili element Knowledge. Jimin menghampiri Third Eye tanpa mengetahui pasti bentuk Third Eye sebenarnya. Third Eye yang muncul di hadapannya hanyalah sebuah mata tanpa gerbang. Yoonjae hanya memancingnya membuka Third Eye dengan kunci yang dipegangnya. Begitu Jimin mendekat dan menempelkan Kunci Third eye's maka Yoojin akan dapat mengontrol kunci dari Third eye itu sendiri dan menariknya kembali ke tempat dimana Yoojin berada. Jimin tidak menyadari ia dan Yoonjae sedang melakukan perang jarak jauh. Keduanya adalah ahli strategi, kurangnya pengetahuan Jimin merupakan suatu kesalahan, mengingat object perang mereka adalah pengetahuan itu sendiri. Hal ini akhirnya menyebabkan Third Eye menyedot Jimin dan melemparkan dirinya keluar zona dimana perang itu berlangsung.
"Myungeun-ah, biarkan Yoonjae beristirahat dulu. Ia benar-benar kelelahan. Nanti kalau Yoonjae sudah lebih baik, ia pasti akan menjelaskannya pada mu" Pinta Yoojin.
"YA!! KALIAN SEMUA KESINI!" Taehyung berteriak histeris penuh kegembiraan "Disini banyak komik !!" lanjut Taehyung memasuki Third Eye sesuka hatinya saja.
"Geu sarami Jincha daebakkitda hahaha", Sanjung Sehun kemudian berlari menghampiri Taehyung ikut memasuki Third Eye. "Cookie cream kajja!", seru Sehun juga menarik Jungkook bersamanya. Yichan mengikuti mereka dari belakang.
Baekhyun dan Kyungsoo meenggeleng-geleng. Mereka mengejar anak-anak itu. Bukan karena ingin ikut bermain, tapi karena tidak ingin hal bodoh terjadi akibat ulah anak-anak gila yang suka seenaknya itu. "Ya kalian tunggu!!" Pekik Baekhyun.
Joonmyeon juga mengikuti mereka karena melihat Jaehee dan Siyou mengikuti Taehyung dan Sehun masuk kesana. "Asshh Jincha! Myungeun-ah, ayo kita kesana! mungkin kita bisa mendapatkan sesuatu didalam sana" Ajak Joonmyeon.
Myungeun ragu, karena ia masih tetap ingin mendengarkan penjelasan Yoonjae. Tapi percuma juga karena Yoonjae sedang beristirahat. Ia tertidur cukup pulas. Yoojin menyentuh pundak Myungeun. "Khajja, eonni juga mau kesana..", Ajak Yoojin. Ia membawa Myungeun ikut dengannya memasuki Third Eye.
Taekwoon mengangkat Yoonjae dengan kekuatannya. Ia memindahkan tubuh Yoonjae ke tempat tidur hanya dengan menggunakan gerakan jari. Ia melirik Yaeji yang masih berdiri sendiri. "Aku duluan Yaeji-ah"
"Ne Oppa.. Gomawoyo", Ujar Yaeji sopan. Taekwon pun menyusul Yoojin dan Myungeun yang lebih dulu pergi. Yaeji, menggelar kasur lipatnya yang terletak disamping Yoonjae. Ia menutupi tubuh Yoonjae dengan selimut, kemudian duduk disampingnya. Ia mengelus pelan dan merapikan rambut Yoonjae yang sedikit berantakan. "Jalhaesseo" bisiknya pelan. Yaeji sedikit kaget saat tangan Yoonjae menggenggam tangannya. Mata Yoonjae masih terpejam tapi mungkin ia belum tidur sepenuhnya. "Psh..", gumam Yaeji tersenyum kecil.
***
"Hoaaaa Hoaaaaa!", Taehyung terkagum-kagum melihat isi Third Eye yang ternyata juga adalah sebuah perpustakaan dengan beribu-ribu buku di dalamnya. "Hoaa Daebak.. Daebak.. JJANG!!" Taehyung berputar-putar berlarian bahagia seperti anak ayam lepas.
"Hyung!" Panggil Jungkook yang diikuti oleh Yichan dan Sehun dibelakangnya.
"Cookie Cookie, Ilowa!", Taehyung menarik Jungkook terburu-buru. "Ayo! tadi aku lihat ada komik melayang! sepertinya komik itu akan membimbing kita menuju komik lainnya!", seru Taehyung. "Sehun Hyung, Yichan noona palli juseyo!"
"Hahah dimana komik terbang itu?" Tanya Sehun ikut bersemangat. Yichan sudah malas mengikuti. Anak-anak gurita itu terlalu aktif sehingga membuat Yichan lelah, tapi ia juga ingin membaca komik, ini membuatnya dilema (?).
"Itu hyung..." Tunjuk Taehyung segera berlari dengan Jungkook dan Sehun.
"Hah~ cham~", keluh Yichan. Kebetulan Siyou menyusul mereka, Yichan pun akhirnya merasa ada teman. Ia merangkul Siyou "Temani aku dongsaeng" ujarnya malas.
***
Jaehee dan Kyungsoo memasuki tempat itu bersamaan dengan Joonmyeon yang memang sengaja mengikuti mereka, ia tidak ingin kehilangan kesempatan ataupun membiarkan Jaehee hanya berdua saja dengan Kyungsoo. Pruukkkk.. Sebuah buku melayang, kemudian jatuh tepat di kakinya.
"Buku apa ini?" Tanya Jaehee. Ia berbalik, merunduk mengambil buku itu. "Heh!?" Dahinya mengerut membaca judul buku berjudul: “Triangle Love”. “Ya Ige Mwoya?!”, gerutu Jaehee. Jaehee melirik kedua namja di dekatnya. "Kenapa bukunya menyindir begini..Heol", Ia kemudian meletakkan buku itu dan berjalan kembali keluar.
“Ya…neo eodiga?”, Tanya Kyungsoo.
“Shireo…aku tak mau masuk ke dalam…aku tak suka baca buku”, gerutu Jaehee beralasan.
“Mwoya?”, gumam Kyungsoo bingung melihat sikap Jaehee. Matanya kemudian bertemu dengan Joonmyeon. Namja itu segera keluar mengikuti Jaehee tak lama setelah yeoja itu keluar. “Ish…”, gerutu Kyungsoo. “Memangnya ada apa? Sepertinya tidak ada apa-apa”, ujar Kyungsoo memperhatikan seisi Third eye hingga tiba-tiba sebuah buku jatuh di hadapannya. “BUKK!”, Kyungsoo berjongkok dan mengambil buku itu. Ia membaliknya dan melihat judul buku itu. “1001 ways to confess your feeling to your best friend”, PLUK! Kyungsoo segera melempar buku itu. “Ige mwoya?! Aish jincha…aku tak mau masuk lagi”, gerutunya bergegas keluar dari Third eye.
***
Yoojin menunggu Taekwoon berjalan sampai ke depan Third Eye. "Palliwa" Ujarnya manis menjulurkan tangan pada Taekwoon. Taekwoon tersenyum kemudian menggandeng tangan Yoojin memasuki Third eye. Tak berbeda dengan yang lainnya. Sebuah buku berwarna biru tua juga melayang menghampiri mereka, melayang dan membimbing mereka ke sebuah tempat. Tempat ini sedikit berbeda dengan daerah lainnya pada Third Eye. Daerah dimana buku tersebut membimbing Taekwoon dan Yoojin sedikit gelap seperti perpustakaan pada film-film sihir.
Yoojin dan Taekwoon berhenti disalah satu barisan buku dimana buku yang tadi membimbing mereka, berhenti bergerak. Mereka tersentak semua baris buku itu berisi buku-buku yang memiliki judul yang barhubungan tentang kematian, kembali dari kematian, tentang tubuh dan jiwa yang terlepas dan yang lainnya. Salah satu buku kembali terjatuh dari barisannya. Taekwoon memungut buku tadi. Ekspresinya berubah.
"Ada apa?" Tanya Yoojin.
"Ini bukan perpustakaan biasa Yoojin-ah. Perpustakaan ini.. membimbing seseorang pada informasi yang paling diinginkan oleh seseorang untuk diketahui", Buku ditangan Taekwoon adalah mengenai cara roh kembali ke tubuhnya setelah terperangkap pada Different Dimension. "Dengan ini.. mungkin sebentar lagi aku dapat..", Taekwoon berbalik, ia tahu waktunya disana untuk menemani Yoojin tidaklah lama lagi. Ia harus kembali ke dalam tubuhnya, karena cara untuk kembali sudah ada ditangannya saat ini. Kesedihan itu telah terbaca dari sinar wajahnya.
Yoojin menunduk, Ia mendekat dan perlahan memeluk hangat Taekwoon "Gwenchanayo, Aku.. akan segera kembali untuk menemui mu", Ujarnya lirih. "Kau.. hanya harus bertahan.. H...h~ Sarangahe"
***
Myungeun berlari mengikuti sebuah buku. Baekhyun mengejar Myungeun karena takut sesuatu yang buruk terjadi. Ia kehilangan jejak Myungeun. Ia mencari kemana-mana tapi belum juga menemukan Myungeun. Sampai ia berputar-putar, ia bahkan sempat bertemu anak lain. "Dimana Myungeun?", tanya Baekhyun pada dirinya sendiri. Ia mencari dan terus mencari sampai akhirnya ia menemukan Myungeun duduk di pojok salah satu ruangan yang cukup gelap pada Third eye tersebut. Myungeun membaca sebuah buku disana "Myungeun-ah, apa yang kau baca?" Tanya Baekhyun.
Myungeun menyembunyikan buku ditangannya "Ah.. eobseo.. w..wae?"
Baekhyun melirik-lirik, sedikit terbaca olehnya tulisan: 'Growth' pada buku tersebut. "Apa itu buku tentang kekuatan mu? kenapa harus disembunyikan begitu"
"Aku tidak sembunyikan", Myungeun terdiam setelah bicara, ia bersikap aneh.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
NEXT MORNING
Kyungsoo terbangun lebih awal dari yang lainnya. Pagi ini ia berencana untuk mengambil kebutuhan pangan dan beberapa obat-obatan sendiri. Ia segan membangun-kan Yaeji yang baru saja tidur pukul 4 pagi tadi, sedangkan Jungkook tertidur di dalam Third eye bersama Taehyung dan yang lainnya. Ia bergegas menuju toilet untuk mencuci muka sebelum bergegas pergi. Tak lama setelah ia keluar dari toilet, ia dikejutkan oleh sosok Myungeun yang telah menunggunya tak jauh dari toilet.
"Myungeun-ah?" tanya Kyungsoo.
"K-Kau mau kemana sepagi ini?" tanya Myungeun ragu-ragu.
"Aku ingin mengambil bahan makanan dan obat-obatan", ujar Kyungsoo.
"Eung....apa aku boleh ikut denganmu?" tanya Myungeun.
Kyungsoo terlihat ragu, "Bukannya aku tidak mau tapi...."
"Jebal Kyungsoo-ya!. Sekali ini saja" pinta Myungeun.
"Huffh...baiklah...tapi kau tidak boleh sembarangan pergi dan menghilang secara tiba-tiba seperti Yaeji ne?" ujar Kyungsoo mewanti-wanti Myungeun.
"Ne...a-aku berjanji" ujar Myungeun.
***
"Jaehee tak akan marah kan jika aku pergi bersamamu?" tanya Myungeun hati-hati. Ia mencoba memecah keheningan di antara dirinya dan Kyungsoo. Semenjak insiden kecil yang pernah terjadi antara Baekhyun, dirinya dan Kyungsoo, hubungan keduanya menjadi canggung. Keduanya telah berjalan sampai keluar gedung Universitas.
"Mwoya...kenapa ia harus marah padamu?", jawab Kyungsoo tenang.
"Ani...aku hanya tak enak saja padanya", ujar Myungeun. “Kalian….”
Kyungsoo menghela nafas pelan. "Mianhae...Myungeun-ah", gumamnya pelan.
"W-Wae?", tanya Myungeun.
"Mianhae aku tak pernah membalas perasanmu", ujar Kyungsoo tertunduk.
"K-Kyungsoo-ya...", gumam Myungeun. "Ahaha...sudahlah jangan terlalu dipikirkan! Nan gwenchana!", seru Myungeun mencoba mengatur emosinya.
"Aku juga sempat mengelak ketika kau bertanya padaku tentang perasaanku pada Jaehee..aku..", Kyungsoo menghela nafas berat.
"Kau...menyukainya?", tanya Myungeun hati-hati.
Kyungsoo mengangguk pelan. "Mianhae...ada sesuatu yang membuatku tak bisa meninggalkannya...selain itu aku tak bisa memiliki perasaan yang sama denganmu karena Baekhyun-"
"Ara", potong Myungeun cepat. "Aku mengerti...gwenchana...gomawo sudah jujur padaku. Seperti ini lebih baik", ujar Myungeun tersenyum getir.
"Mianhae", gumam Kyungsoo. Mereka pun kembali berjalan dalam diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing hingga tiba-tiba tak lama kemudian Kyungsoo menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. "Chakkaman Myungeun-ah" gumamnya sambil menghadang langkah Myungeun dengan lengannya. Ia merasakan seperti sesuatu tengah mengintai mereka. "Whoooossh" Kyungsoo dan Myungeun menoleh cepat ketika mendengar sesuatu melesat cepat di belakang mereka.
"Whoooosssh" suara itu kembali terdengar semakin lama semakin cepat. Pandangan Kyungsoo berpendar memperhatikan setiap sudut di sekitarnya mengikuti pergerakan suara-suara tersebut.
"Whoooossssh!" Kyungsoo refleks menoleh ke belakang. "BUUUUKKK!!" sesuatu menghantam keras kepalanya. "BRUUUKK!" Kyungsoo terjatuh tak sadarkan diri.
"KYUNGSOO-YAAA!" seru Myungeun panik. Tak berapa lama beberapa bayangan hitam mengelilingi dirinya dan Kyungsoo. "SLUUUSSSHH" tanah di sekitaran Myungeun dan Kyungsoo retak lalu muncullah beberapa akar pohon mati yang membelit tubuh Kyungsoo dan Myungeun secara terpisah. Tak lama kemudian sosok Jaehyung muncul di antara para bayangan hitam tersebut.
"Annyeong...nae dongsaengi" gumamnya tersenyum.
"O-Oppa..." jawab Myungeun yang hanya dibalas dengan senyuman. Jaehyung lalu mengarahkan pandangannya pada Kyungsoo yang tak sadarkan diri dan terbelit akar pohon. Jaehyung menggerakkan tangannya dan akar pohon yang membelit tubuh Kyungsoo tersebut bergerak menghempaskan tubuh Kyungsoo sejauh mungkin dari tempat itu.
"ANDWAAAEE!" jerit Myungeun ketika melihat tubuh Kyungsoo terlempar selama beberapa meter jauhnya.
"Oppa... andwae jebal....hikss" pinta Myungeun.
"Aku tidak membutuhkannya....paling tidak untuk sekarang. Kaulah yang kubutuhkan saat ini" ujar Jaehyung sambil berjalan pelan mendekati Myungeun. "Aku menunggumu untuk keluar dari gedung terkutuk itu dan kau muncul di saat yang tepat. Geundae....aku kecewa ketika kau justru keluar bersama anak itu" ujar Jaehyung.
"A-Apa yang kau mau s-sebenarnya?" tanya Myungeun terbata-bata karena akar-akar pohon yang membelit tubuhnya tersebut semakin erat mengikatnya membuatnya sulit untuk bernafas.
"Kau dan....."
***