home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DIFFERENT DIMENSION

DIFFERENT DIMENSION

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jul 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : BTS Jin, V, Jungook, Jimin EXO Suho, D.O.,Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Chen AOA Hyejeong, Miss A Suzy,
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |10377836 Views |8 Loves
DIFFERENT DIMENSION
CHAPTER 33 : Reset

NEXT 6 HOURS

Langit diluar sana sudah semakin gelap. Udara disekitar juga semakin dingin dan angin bertiup semakin kuat. Mereka semua, tanpa terkecuali telah memasuki kembali ruangan perpustakaan. Taehyung berdiri di depan jendela di lorong perpustakaan. Ia takjub dengan udara di sekitarnya yang tak lagi terasa sesak saat dihirup. Tak ada lagi arwah berkeliaran, juga kabut tebal yang menyelimuti sekitar lorong. "Huaa.. Daebakidda" Serunya pada Siyou dan Jungkook yang berada di dekatnya sambil menikmati ice jelly.

Jumlah magnae line disana bertambah. Taehyung bukan lagi namja termuda diantara mereka setelah kedatangan Jungkook, yang seusia dengan Siyou ini. "Kookie.. jadi benar kau yang membuat semua jadi seperti ini?", Tanya Siyou pelan.

Jungkook mengangguk sambil terus memakan Ice jelly miliknya. Ia merasa sedikit tenang setelah keadaan mulai membaik. Sang kakak juga sudah dalam kondisi normal meskipun ia belum sadarkan diri.

"Bwhahah hihihihihi...", Taehyung tertawa lawak sambil menunjuk-nunjuk keluar jendela. "Lihat itu hiihihihi.. sekarang bangunan sekolah kita terlihat! musuh pasti bersembunyi disana selama ini hihihi.. sekarang mereka yang bergantian tidak bisa  melihat kita", seru Taehyung tertawa geli. "Ehehehe", Ia merangkul pundak Jungkook "Cookkieee cookiee.. Kenapa tidak sejak awal saja kau disini menemani ku? semua hyungdeul disini membosankan sekali, tidak ada yang bisa diajak main.. ada satu yang menyenangkan, yaitu Sehun hyung, tapi dia aneh"

"Aneh? Seperti hyung?", Jungkook menampakkan senyum nakal sambil membentuk tanda V dengan jari tengah dan telunjuknya.

"Pffff.." Siyou ikut terkekeh karena candaan Jungkook.

"Ya... ~~ Kalian berdua menertawakan ku!", gerutu Taehyung cemberut pada kedua hoobaenya itu. "Baiklah.. cukup tau saja mentang-mentang sekarang kalian magnae disini!", rajuk Taehyung membalik badan. "Aku tidak mau main lagi dengan kalian!”

Siyou menyenggol Jungkook karena takut Taehyung marah sungguhan pada mereka. Jungkook santai saja karna ia sudah mengenal dekat Taehyung. Seumur hidup ia belum pernah sekalipun melihat Taehyung benar-benar marah padanya. Ia hanya sekedar merajuk mencari perhatian saja. "Ya sudah..kalau kau tidak mau main…aku main dengan siyou saja.. ayo Siyou!"

"T.. tapi.." Jawab Siyou.

Taehyung melirik-lirik kebelakang. "Ya~ jangan pergi…aku kan hanya bercanda", Taehyung menggelendoti tangan Jungkook dan Siyou. "Nanti ku berikan biskuit.. oke"

***

Sehun tak habis-habisnya memperhatikan Time dimension di atas meja. Ia yakin ada yang berbeda dari time dimension saat itu. Beberapa bungkus roti sudah tertumpuk selama Sehun berfikir. Jaehee, Kyungsoo, Yichan, Yoojin, Taekwoon, Joonmyeon dan Yichan berada di tempat yang sama hanya bisa menggeleng.

"Sehun-ah kau sedang apa sebenarnya? kita mau memulai pembicaraan.. ", Seru Joonmyeon pada Sehun. Ia seperti yeoja yang sedang datang bulan, seharian ini ia terus saja marah-marah tak karuan.

Untung saja Sehun tak pernah memikirkan omelan namja itu. Ia tetap pada dunianya, dan bicara pada mereka yang mengerti dirinya saja. Ia mengabaikan Joonmyeon seolah ia tak pernah ada. "Chan noona", Ia menyenggol Yichan di sampingnya. "Kau lihat bagian ini? dulu tidak ada cahayanya kan?"

Yichan malas-malas membuka mata sedikit. "Molla", jawabnya padahal ia belum memperhatikan. Ia lelah sekali seharian ini.

"Sehun-ah, kau mengingat sesuatu tentang Time Dimension saat membuatnya dulu? Bukankah ada keterangan dari setiap bagian benda ini?" Selak Yoojin.

"Aku sedang berusaha mengingatnya ahhahahaah..", Tawa Sehun. "Hey doctor~ kau tahukan sekarang kekuatan ku sering sulit bekerja hehehehe"

"Benar juga.." Jawab Yoojin lemah.

Jaehee menggaruk kepalanya kebingungan. Ia tak mengerti sepatah katapun yang dibicarakan oleh Sehun dan Yoojin. Sejak pertama kali Sehun datang, Jaehee juga memang jarang-jarang bisa mengerti ucapan Sehun. "Kyungsoo-ya apa yang mereka bicarakan sebenarnya?" bisiknya pada Kyungsoo.

"Kalau aku mengerti, aku pasti sudah ikut bicara", Jawab Kyungsoo tersenyum kecil. "Kita diam saja sampai ada yang menjelaskan", ujarnya pasrah. Keheningan tercipta setelahnya.

Taekwoon memperhatikan gelang dan cincin yang tersemat pada pergelangan dan jari Yichan. Ia lalu menatap cincin pada jarinya. Ia baru menyadari rupanya Yichan dan dirinya merupakan reflection strength. Keduanya akan berbagi kekuatan selama mereka berdekatan. Ini juga membuktikan bahwa dugaan Sehun tepat mengenai alasan kekuatan Yichan tiba-tiba tidak bekerja dengan baik.

Yoojin di samping Taekwoon juga memperhatikan hal yang sama. Jika dilihat-lihat lagi,  memang kepribadian Taekwoon dan Yichan tak terlalu berbeda jauh. Keduanya sama-sama tak banyak bicara. Mereka hanya bicara secukupnya dan hanya pada orang-orang yang mereka rasa nyaman untuk bicara.

"Cepat atau lambat, aku harus segera kembali ke real world", Ujar Taekwoon memecah keheningan. "Mianhae Yichan-ssi"

Yichan mengangkat kepalanya. "Kau tak perlu minta maaf Oppa. Kau juga menggunakan kekuatan mu karena kau ingin menolong Dokter eonnie. Santai saja…aku baik-baik saja. Kau tak perlu buru-buru pergi sampai kita menemukan cara untuk mengembalikan mu ke dunia dengan aman"

Benar, dalam kasus ini Taekwoon adalah pihak yang memang harus mengalah. Bagaimanapun juga tubuh asli Taekwoon masih berada di dunia dan saat ini ia hanyalah sebuah ruh yang tak sengaja menembus Different Dimension karena ia dalam kondisi kritis dan tengah berada di antara hidup dan mati. Masalah terbesar, Taekwoon juga tidak bisa kembali sembarangan, karena kemungkinan pihak lawan dapat menangkapnya begitu ia kembali ke dunia kalau sampai mereka menemukan keberadaan Taekwoon. Hal ini dapat berakibat pada Taekwoon bisa jadi masuk kembali ke Different dimention dalam posisi sebagai lawan mereka kelak. Tapi menahan jiwa Taekwoon terlalu lama pada Different dimension juga dapat menyebabkan kematian karna tubuh dan jiwa Taekwoon terpisah terlalu lama.

"Kita harus menemukan waktu yang tepat.." Sambar Yoojin. Yoojin mengelus keningnya.

Myungeun dan Baekhyun bergabung dengan yang lainnya. Ia terlihat memapah Baekhyun yang masih terlihat lemas. Beberapa  jam sebelumnya, Myungeun menjerit histeris ketika melihat Yoonjae yang muncul tak lama setelah Jaehee kembali setelah ia sempat menghilang. Tepat di samping Yoonjae, Baekhyun juga terlihat tak berdaya dengan darah bersimbah di bagian perutnya. Rupanya namja itu melihat kemunculan Yoonjae lebih dulu ketika ia dalam keadaan sekarat dan Baekhyun bergegas menyembuhkannya.

 Baekhyun masih terlihat pucat, Myungeun membantunya untuk berjalan dan duduk. Ia mengatur nafasnya setelah duduk kembali. "Baekhyun-ah gwenchana?" Tanya Jaehee khawatir. "Kau pucat sekali"

"Aku akan membaik satu sampai dua jam ke depan. Tenang saja.. yang penting nyawa mereka sudah berhasil ku selamatkan", Jawab Baekhyun bijak pada awalnya, tapi beberapa detik setelahnya, Baekhyun memasang wajah mellow dan merana. "Kenapa aku harus memiliki kekuatan semacam ini? Hing....Rasanya seperti memiliki banyak nyawa, mati lalu hidup lagi.. mati lalu hidup lagi.. terus seperti itu.. Huaaa apa dosa ku? Hing...."

Jaehee memasang ekspresi prihatin mendengar keluhan temannya itu. "Himnae chinguya", ujar Jaehee menepuk-nepuk pelan pundak Baekhyun.

Myungeun miris mendengar kata-kata Baekhyun. Memang benar.. untuk menyelamatkan nyawa orang lain, Baekhyun harus berulang kali memindahkan penyakit anak lain pada dirinya, merasakan rasa sakit yang luar biasa, bahkan merasakan hampir mati, tapi sembuh lagi kemudian. Myungeun bersedih untuk itu, ia kasihan pada Baekhyun. "Seandainya saja aku dapat bertukar kekuatan dengan mu Baekhyun-ah"

"Hahahah.. hyung lihat kau membuat Myungeun noona sedih hahaha", Tawa Sehun geli. PLETEAAAKK... "Aww", Yichan kembali menghajarnya.

"Kau bahagia diatas penderitaan mereka", ujar Yichan datar.

Kyungsoo yang sejak tadi diam itu buka suara. "Kurasa kalau boleh memilih.. Baekhyun akan lebih suka membiarkan dirinya yang memiliki kekuatan itu dari pada memberikan kekuatannya padamu Myungeun-ah", Kyungsoo tersenyum tenang menatap Baekhyun. "Baekhyun... mustahil membiarkan mu merasakan rasa sakit seperti yang ia rasakan saat ini"

Myungeun terdiam. Baekhyun berusaha mencairkan suasana. "Eissh....ya kau bicara apa Kyungsoo-ya...hahaha! Aish jincha", Baekhyun merangkul pundak Kyungsoo dan berbisik pelan. "Kita sudah sepakat tidak akan membahas tentang ini lagi, jangan lupa" pintanya.

***

Kegelapan menyelimuti seluruh relung hati dan pikiran Yoonjae. Matanya telah terbuka tapi kegelapan itu tak juga hilang darinya. Ia menatap lurus ke depan, berpandangan lurus terarah pada atap ruang perpustakaan. Tangan kanannya memegangi bagian perut yang sebelumnya tertusuk pisau cukup dalam. Meski luka itu kini telah menghilang, tapi rasa sakit yang diakibatkan akan kejadian tersebut masih membekas dalam hatinya. Lekat dalam ingatan Yoonjae, bagaimana Joohye berusaha membunuh dirinya beberapa jam yang lalu. Kalau bukan karena Jungkook menemukan dirinya, lalu entah bagaimana mereka bertemu dengan Jaehee dan yeoja itu membawa keduanya masuk ke dalam Different Dimension, mungkin saat ini Yoonjae sudah tak lagi bernyawa. Seluruh lukanya juga dapat pulih atas bantuan Baekhyun. Ia sudah sadarkan diri sejak tiga jam yang lalu. Tapi ia tidak bergerak ataupun bereaksi apapun selama 3 jam itu. Hanya pandangan mata yang kosong yang terlihat dari dalam dirinya.

"Eunghh~", Suara seorang yeoja memecah lamunan Yoonjae, ia menggerakkan kepalanya untuk pertama kali setelah terdiam selama tiga jam. Dilihatnya seorang yeoja tertidur di sampingnya dalam keadaan lemah sama seperti dirinya. Perlahan….. yeoja itu membuka matanya. Saat dimana yeoja itu membuka matanya, saat itu juga Yoonjae mengalihkan pandangannya. Ia berusaha bangkit dari tidurnya dengan kepala tertunduk, tapi ia terlalu lemah. Ia tidak memiliki cukup keberanian menatap yeoja di sampingnya. Ia hanya menyandarkan tubuhnya pada dinding, memasang earphone pada telinganya.

"Hahah.. bisa saja begitu.. hoaa aku jadi mengantuk", suara Taehyung terdengar. Sosoknya kemudian berhenti di depan jejeran tempat tidur lipat dimana mereka semua biasa tidur bersama. Ia masuk ke dalam bersama Siyou dan Jungkook. Ketiganya melihat Yaeji yang terdiam menghadap ke arah Yoonjae namun sepertinya diacuhkan oleh Yoonjae. Taehyung menatap Jungkook. "Ada apa?"

Pelupuk mata Siyou melebar, ia merasakan setiap rasa sakit yang tersimpan di dalam hati Yaeji, Yoonjae dan juga Jungkook. "Oppa, kkaja" Siyou menarik Taehyung menjauh perlahan. Ia merasa ini bukan saat yang tepat untuk ikut campur.

Setelah Taehyung dan Siyou pergi, Yoonjae membuka matanya. Ia melihat Jungkook berdiri di depan dirinya dan Yaeji. Yoonjae menghela nafasnya. Ia yang kembali merasa tak nyaman dengan posisinya pada akhirnya memilih berdiri, dan melangkahkan kakinya pergi.

Yaeji ikut berdiri, ia berniat mengejar Yoonjae sebelum akhirnya Jungkook menahan lengannya. Jungkook bicara lantang, "Kau tak perlu mengejar seseorang yang tak mau bicara dengan mu noona, sudah cukup sampai disini.."

Yoonjae baru beberapa meter di depan Yaeji dan Jungkook. Ia tidak menyalakan apapun pada earphonenya. Ia mendengar dengan jelas ucapan Jungkook dan Jungkook pun nampak tahu hal itu, karena itu ia bicara cukup keras dan jelas. Yoonjae melanjutkan langkah kakinya keluar setelah itu.

Yaeji tidak melanjutkan langkahnya mengikuti Yoonjae. Ia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diijin kan oleh Jungkook. Meski begitu, pandangan matanya terus mengikuti arah Yoonjae pergi.

Hampir 10 menit Jungkook menahan Yaeji. Jungkook sendiri merasa kasihan saat melihat Yaeji menitikkan air mata. Ia merenggangkan pegangan tangannya pada Yaeji akhirnya. "Berjanjilah satu hal pada ku..", Ujarnya pelan. "Ini adalah yang terakhir..", Ia melepaskan tangannya dari tangannya dari sang kakak.

“J-Jungook-ah…”, gumam Yaeji menatap Jungook.

“Ka….tapi aku tak akan memberikan kesempatan lagi jika hal yang sama terulang lagi”, ujar Jungook.

Yaeji tersenyum tipis. “Gomawo”, gumamnya lalu bergegas pergi mengejar Yoonjae.

***

"Siyou-ya kenapa tiba-tiba kau menarikku pergi? aku mau tidur", keluh Taehyung yang hanya mengikuti Siyou saja, tanpa sadar ada masalah yang terjadi antara Jungkook, Yoonjae dan Yaeji.

"Oppa"

"Aku sedang marah pada mu.. Mwo?", ujar Taehyung yang tetap menjawab meski ia sedang mengaku marah.

"Baegopha", ujar Siyou mengalihkan pembicaraan. "Aku ingin makan ramnyun, tapi aku takut membuat makanan sendiri. Aku takut melakukan kesalahan, nanti kalau dapur terbakar karena ku, eonniedeul dan Oppadeul pasti memarahi ku", Ia memasang wajah sendu demi meyakinkan Taehyung dan membuat Taehyung berhenti bertanya tentang apa yang terjadi. "Oppa buatkan aku ramyun, lalu kita makan berdua ya?"

Deg.. Deg.. Deg..! Siyou mendengarkan irama yang sama, irama hati Taehyung setiap kali ia mencoba mendengarnya. Detak jantung namja itu berubah menjadi dua kali lebih cepat setiap kali ia berada di dekatnya.

"Aishh neo Jincha.. ah Araseo arasseo! akan ku buatkan", Jawab Taehyung mengalah. Ia yang biasanya malas ini melakukan apa yang Siyou minta. "Chakkaman..", Taehyung kembali berbalik, ia mendekat ke arah Siyou yang duduk di kursi. "Issanghae.. Ya Baek Siyou, mengakulah.. kau pasti memiliki kekuatan super juga seperti anak lainnya kan?" Tuduh Taehyung.

"..I tu.. sebenarnya aku.. memang"

"Ahh~ Ternyata benar!", Selak Taehyung. "Kau pasti memiliki kekuatan untuk membuat orang lain mematuhi perintah mu kan?", Lanjut Taehyung dengan tuduhannya yang aneh tersebut..

Siyou terperangah tak percaya dengan ucapan Taehyung. "Taehyung.. Oppa", Ia pikir Taehyung menyadari kekuatan Siyou dapat membaca perasaan orang lain, merasakan harapan dan keinginan orang lain, tapi Taehyung justru menuduh Siyou memiliki kekuatan yang sama sekali tidak dimiliki oleh Siyou.

"Ada apa ini ribut-ribut?", suara Joonmyeon terdengar. Ia kemudian memasuki pantry bersama dengan Jaehee, Baek, Myungeun dan Kyungsoo.

"Ya ya ya.. Hyungdeul, noonadeul.. Kalian harus hati-hati pada Siyou!", Seru Taehyung masih dengan tuduhannya. "Dengarkan penjelasan ku ini.. Tadi aku sedang mengobrol dengan Jungkook, lalu tiba-tiba Siyou menarik ku pergi, lalu setelah itu entah mengapa jantungku berdegup cepat saat ia menatap ku... lalu aku mengikutinya dan setelah sampai di dapur, ia bilang ia lapar, ia memintaku memasak ramnyun, lagi-lagi tiba-tiba jantung ku berdegup saat ia menatap ku dan aku kembali mengikuti perintahnya..", Cerita Taehyung mengingat setiap detail kejadian yang baru saja terjadi. "Tidak salah kan kalau aku menyimpulkan Siyou memiliki kekuatan aneh? ia bisa membuat orang lain mematuhi perintahnya, walau tidak sesuai dengan keinginan orang itu.. coba kita test". Taehyung berjalan menarik Baekhyun ke hadapan Siyou, "Siyou-ya, coba kau minta Baekhyun hyung memasak ramnyun" perintahnya.

Meski tahu dugaan Taehyung tidak benar, Siyou tetap mengikuti perintah Taehyung "Oppa.. aku lapar, buatkan aku ramnyun" Pinta Siyou pada Baekhyun.

Baekhyun mengerjap-ngerjapkan matanya bingung tidak ada gejala seperti apa yang Taehyung jabarkan. "Ige mwoya?", tanya Baekhyun bingung menoleh menatap.  Kyungsoo, Jaehee, dan Myungeun yang sudah terkekeh di belakangnya.

"Benar kan hyung? Jantung mu berdebar kan? Kau pasti jadi ingin membuatkan ramnyun untuk Siyou kan?", Sambar Taehyung tetap kukuh pada dugaannya.

Baekhyun, Myungeun, Jaehee dan Kyungsoo saling bertatapan, mereka memiliki pikiran yang sama tentang kejadian ini "FFFFFFFF HAHAHAHAHAHA" Tawa mereka bersamaan.

"Hahahhahaah.. " Jaehee memegangi perutnya yang terasa perih akibat tingkah sang adik. Taehyung memang nakal dan menyebalkan. Namun sebenarnya ia adalah namja yang sangat polos. "Kau hahahahahahah..."

"Ya! Hyung.. Noona.. ada apa dengan kalian?!", Taehyung seperti anak kambing yang tersesat ditengah hutan. Ia sama sekali tak mengerti mengapa semua hyung dan noona di sana mentertawainya. "Kalian ini kenapa sebenarnya.. kalian tidak percaya padaku?"

"Kau tidak seharusnya mengatakan itu di depan semua orang hahaha dasar otak udang! kau harus melakukan lebih romantis dari ini.. hahah katakan langsung pada orangnya saja bwahahaha", Baekhyun tertawa sampai terjungkal ke lantai saking tak tahannya ia melihat kebodohan Taehyung.

"Apa hubungannya dengan romantis hyung? Kau tidak menangkap ucapanku ya?" Taehyung memajukan bibirnya sebal.

Siyou juga awalnya merasa ini lucu, tapi begitu ia mengembalikan pada dirinya sendiri, ia merasa ada tekanan atas kejadian ini. Mengingat bagaimana sebelumnya juga ia merasakan hal yang sama saat Taehyung melindunginya beberapa jam yang lalu. Siyou menatap Joonmyeon yang nampak tak terlalu ambil pusing. Ia juga tidak ikut tertawa ataupun terlibat pembicaraan. Ia sibuk memasak air untuk membuat kopi. Siyou menundukkan kepalanya.

Kyungsoo tanpa sengaja melihat ekspresi Siyou. Apa yang sedang terjadi.. mungkin terdengar lucu saat ini, tapi suatu saat nanti bisa menjadi masalah. Taehyung.. jelas telah jatuh cinta pada Siyou tanpa ia sadari. Lebih tepatnya ia tidak mengerti bahwa perasaan semacam itu yang disebut sebagai jatuh cinta. Tapi.. melihat tanggapan Siyou, ia nampak hanya memfokuskan semua perhatiannya untuk Joonmyeon seorang saja. Suatu hari nanti.. cepat atau lambat, seseorang akan memberi tahu Taehyung dan ia akan mulai memikirkannya, saat bocah itu menyadarinya.. ia akan mulai menyadari apa yang ia alami adalah sebuah cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan saja. "Kau benar Taehyung-ah"

"Eo?" Jaehee, Baekhyun dan Myungeun mendadak menghentikan tawanya, mereka kaget dengan jawaban Kyungsoo.

"Aku juga merasakannya beberapa kali", Lanjut Kyungsoo menjelaskan. "Saat Siyou memerintahkan sesuatu terhadap ku, jantung ku berdegup kencang, lalu aku melakukan apa yang Siyou perintahkan.. persis seperti apa yang kau rasakan"

Taehyung menyeringai senang karena Kyungsoo membenarkan ucapannya. "Kalian dengar itu kan?! Kyungsoo Hyung juga merasakannya!", Taehyung merangkul Kyungsoo. "Uri hyung-ah Jjang!!", seru Taehyung riang. "Memang begitu seharusnya terhadap calon adik ipar" Sindir Taehyung sambil melirik Joonmyeon.

Siyou menarik nafasnya dalam, kemudian menghembuskannya. Ia telah membulatkan tekadnya. "Oppa.. Kau benar, aku memilki kemampuan itu", ujar Siyou berbohong demi menjaga perasaan Taehyung. "Maafkan aku karena telah memanfaatkan Oppa, tapi sebenarnya aku sendiri belum bisa mengontrolnya, jadi sering terjadi begitu saja", Siyou tersenyum riang walau hatinya berkata lain. "Taehyung Oppa jadi membuatkan ku ramyun kan?"

"Oke baiklah.. hahahah Aku memaafkan mu Siyou-ya. Aku kan baik hati dan tidak sombong hehehe", ujar Taehyung tanpa beban. "Tapi.. tapi.. berhubung Kyungsoo hyung ada di sini", Taehyung memepet-mepet Kyungsoo. "Sepertinya lebih enak kalau Kyungsoo hyung yang buat ramnyunnya saja hehehehehe"

"Aku juga maaaauuuuu" Seru Baekhyun ikut lapar (?).

"Heol", gerutu Kyungsoo.

"Biar aku yang buat", Sambar Joonmyeon yang kebetulan baru selesai membuat kopi.

"Aniya aniya….kau istirahat saja hyung…kau marah-marah terus sejak tadi memangnya tidak lelah?”, ledek Taehyung.

“Yah neo! Aish..terserah kau saja!”, bentak Joonmyeon lalu bergegas pergi meninggalkan pantry di susul yang lainnya satu per satu.

"Ah...jincha kenapa aku jadi melakukan hal ini?", gumam Kyungsoo menyesali perbuatannya. Ia segera sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk memasak ramyun.

"Ya...Kau...menyukai Siyou?", Kyungsoo menghentikan pekerjaannya sejenak lalu menoleh dan mendapati Jaehee masih berada di pantry. "Eo? Kau masih di sini?", tanya Kyungsoo kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"Ya Kyungsoo-ya!", seru Jaehee. Yeoja itu tak menangkap maksud dari apa yang dikatakan Kyungsoo sebelumnya.

Kyungsoo tertawa pelan. "Wae?"

"Kau menyukai Siyou matchi?", desak Jaehee.

"Kau cemburu?", Kyungsoo bertanya balik.

"M-Mworago? A-Ani! Jangan terlalu percaya diri!", sanggah Jaehee.

"Siyou adalah yeoja yang cantik, baik dan menggemaskan...tidak sepertimu...cerewet dan menyebalkan…siapa yang tak menyukainya?", ujar Kyungsoo tenang.

"YA! Neo! Aish jincha...", gerutu Jaehee kesal. "Arasseo aku tak mau bicara lagi padamu!", ancam Jaehee hendak meninggalkan pantry hingga...

"Tapi aku tak bisa menjadi diriku sendiri jika aku berada di dekat yeoja seperti Myungeun atau Siyou", ujar Kyungsoo tenang sambil tetap melakukan pekerjaannya. "Mereka pasti akan ketakutan jika berdekatan denganku", Ucapan Kyungsoo tadi menghentikan langkah Jaehee. Ia menoleh menatap Kyungsoo yang kini melangkah menghampirinya. "Kau memang bodoh, cerewet dan menyebalkan...berbeda sekali denganku yang pintar dan serius ini”

“Yah kau menghinaku?”, gerutu Jaehee.

Kyungsoo hanye tersenyum tipis. “Ani…itu kenyataan. Kau memang bodoh…tapi Aku bisa berbicara dan bersikap apapun padamu tanpa kau harus terlihat sungkan ketika berada di dekatku. Apa yang kulakukan tadi semata-mata hanya untuk menjaga perasaan adikmu. Apa kau mau melihatnya sakit hati ketika yeoja yang tanpa disadarinya, tengah disukainya sudah menyukai namja lain?", tanya Kyungsoo. “Kau tahu sendiri kan Siyou menyukai Joonmyeon? Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena namja itu masih menyukaimu….lalu Taehyung menyukai Siyou…aku hanya berusaha meminimalisir agar tidak terjadi perang dunia keempat nantinya”, ujar Kyungsoo.

Jaehee tertunduk. "Mianhae...", gumam Jaehee. Ia melirik Kyungsoo yang kembali sibuk dengan pekerjaannya. “Ya…Joonmyeon sempat memintaku untuk kembali padanya”, ujar Jaehee.

“Lalu?”, Tanya Kyungsoo tetap focus pada pekerjaannya.

Jaehee cemberut ketika melihat namja itu tak bereaksi apapun. “Ani gwenchana…aku hanya berpikir apa aku harus menerimanya lagi atau tidak…sepertinya ia bersungguh-sungguh kali ini”, sungut Jaehee.

“Gurae…terima saja jika kau memang mau”, ujar Kyungsoo santai.

“Mworago?!”, seru Jaehee.

“Aku tak akan melarangmu jika memang kau mau kembali padanya tapi…jangan salahkan aku jika tiba-tiba monster dalam diriku muncul sewaktu-waktu dan mengobrak-abrik tempat ini”, ujar Kyungsoo.

“Psh….jincha..”, gumam Jaehee tertawa pelan. “Gurae…lagipula aku juga sudah menolaknya…kurasa kami lebih cocok berteman saja”, ujar Jaehee

"Gurae...kalau begitu sekarang kau bantu aku memasak ramyun untuk yang lain...karena adikmu sekarang aku harus sibuk seperti ini padahal aku berniat untuk beristirahat", perintah Kyungsoo sambil memukul pelan kening Jaehee dengan sebuah wortel.

"Ya Do Kyungsoo!", gerutu Jaehee.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Yaeji berdiri disalah satu ruangan pada Yonghan University. Salah satu ruangan pada fakultas kedokteran, mungkin disana adalah ruangan Yoonjae biasa belajar, karena itu Yoonjae datang kesana. Ia mengintip dari sela jendela yang menghubungkan koridor dengan ruangan tersebut. Terdengar suara erangan dan tangisan Yoonjae dari dalam, juga terdengar suara benda terbanting. Yoonjae meluapkan seluruh perasaan yang ia pendam pada barang-barang di ruangan tersebut.

"AAARGHH!",  BRRRRUKKKK.. DUUUKKK..DUKKK..

Miris hati Yaeji melihat Yoonjae yang begit tertekan dengan kenyataan yang ada. Yoonjae yang dikenalnya lebih dariempat tahun lamanya itu selalu terlihat tenang. Ia memberikan senyum pada setiap orang yang menyapanya, walau kadang senyum itu juga sering disalah artikan, terutama oleh beberapa yeoja. Yoonjae memang sedikit mudah tersentuh, ia meluapkan perasaannya dengan mudah, ia akan tertawa terbahak-bahak saat merasa sesuatu amatlah lucu baginya. Ia juga tanpa sungkan menangis saat melihat sesuatu yang menyentuh hatinya. Tapi... keadaan seperti saat meluapkan kemarahan dengan merusak barang sungguh di luar karakter Yoonjae biasanya.

Yaeji melihat Yoonjae di dalam sana. Berdiri di depan sebuah cermin, memandang lurus bayangan dirinya sendiri di dalam cermin itu. Kemarahan nampak jelas di mata namja itu. "Neo Nuguya?", Tanya Yoonjae lirih pada bayangan dirinya.

"NEO  NUGUYA??!!!!!" PPPPRRRRRAAAANGGGGGGGG.

Air mata Yaeji jatuh membasahi pipinya. Tindakan Yoonjae mulai menjurus pada hal-hal yang menyakiti dirinya sendiri. Ia mengambil satu langkah berniat memasuki ruangan tersebut, namun ia terhenti. Hatinya berkecamuk. Apa yang dapat ia katakan untuk menenangkan Yoonjae. Kenyataan yang Yoonjae ketahui adalah kenyataan yang salah. Hingga saat ini namja itu mengetahui bahwa Joohye adalah yeojachingunya. Ia pasti kecewa mendapati bahwa yeoja itu berani melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. Ditambah lagi, sebelumnya Joohye membalikkan fakta tentang Yaeji lah yang berada dibalik kecelakaan Yoonjae. Muncul di hadapan Yoonjae saat ini, bisa jadi akan memperkeruh suasana hati namja itu.

PRAAAANGGGG!!!! Sekali lagi Suara pecahan kaca karena pukulan itu terdengar. "AAAAAARRGHH!!!!!!!!!!"

Yaeji mendekati Yoonjae dengan hati-hati. Secara perlahan kakinya menekuk dan terduduk pada lantai di luar ruangan yang dingin. "Hikss.. Hikss.. Geumanhaeyo Oppa.. jebalyo hiksss", Hanya rintihan pelan yang mungkin tidak dapat didengar siapapun yang terlontar dari bibirnya. "Hiks.. Hikss.."

Yaeji menutup matanya. Ia juga menutup telinga dengan kedua tangan karena suara-suara yang terdengar sangat menekannya. Detik demi detik terasa semakin berat ia lalui. Bukan hal ini.. bukan hal semacam ini yang ia pikirkan akan terjadi. Suara erangan juga pukulan pada benda-benda mulai mereda. Tanpa Yaeji sadari bandul Krystal Magenta pada kalunganya terus menyala seiring dengan rintihan hatinya.

Tes..

Tes..

Yaeji membuka takut matanya, dilihatnya tetesan darah segar pada lantai di hadapannya. Tak jauh darinya terlihat berdiri seorang namja yang ditunggu olehnya sejak tadi. Yaeji mendongak dengan posisi masih terduduk di lantai. Ia Yoonjae, Goo Yoonjae.. namja itu menatap ke bawah, menatap posisi Yaeji terduduk dengan pandangan kosong seperti orang frustasi. TRAKKK... Dari tangan Yoonjae yang terluka, ia menjatuhkan gelang star yang terus ia pegang beberapa jam terakhir. "Berhentilah bersembunyi", Suara Yoonjae semakin berat. "Kau.. tidak perlu mengorbankan kebahagianmu demi seseorang yang tidak benar-benar kau kenali.. ", Yoonjae menangis.

Yaeji berpegangan pada sisi tembok untuk berdiri, ia membiarkan dirinya berhadapan langsung dengan Yoonjae. Ia sama sekali tidak menyadari gelang itu terjatuh dan Yoonjae memegangnya. Tidak.. apa yang ia pikirkan salah besar, Yoonjae telah menemukan dirinya. Menemukan kenyataan tentang Yaeji dan dirinya adalah sepasang kekasih. Gelang itu diberikan oleh Yoonjae setelah ia kehilangan ingatannya, saat Yaeji datang ke rumah sakit dan bertemu dengan Taekwoon. Star dalam permainan mario digunakan sebagai kekuatan untuk bersembunyi, gelang itu memang diberikan oleh Yoonjae agar Yaeji bersembunyi sampai ia dapat menemukan Yaeji kelak. "Oppa.. Hiks. na.. Hikss", Disentuhnya pelan pergelangan tangan Yoonjae. "Aku tidak pernah menyesali apa yang telah ku lakukan untuk mu Hiks.. aku-"

"Karena kau seperti itu, kau membuat ku menyesali permintaan ku", Potong Yoonjae "Kau.. tidak boleh memberikan semua yang kau miliki. Sekalipun untuk seseorang yang berarti dalam hidup mu.. kau tidak boleh menyayangi seseorang dengan cara seperti itu", Yoonjae menatap tangan Yaeji yang mencoba menggenggam pergelangan tangannya. Ia menyingkirkan tangan itu perlahan. "Alasan yang kau ketahui.. sehingga kau bersembunyi seperti seorang pendosa yang telah melakukan kejahatan besar, menutup diri mu dari banyak orang. Berpura-pura tidak mengenal seseorang yang mungkin begitu ingin kau ajak bicara dengan lepas, meminta adik mu untuk melakukan hal yang sama, membuatnya terus merasa bersedih karena ia tahu betapa sakit hati kakaknya saat itu.. semua itu hanya kebohongan Yaeji"

"Hk.. ss.. A.. apa maksud mu Oppa?"

"Geu yeoja.. Son Joohye, ia telah menipu mu. Begitu pula dengan namja dihadapan mu ini", Yoonjae bicara menuju pada dirinya sendiri. "Aku dapat mengingat dan mengenali mu atau tidak.. Joohye akan tetap membunuh ku. Sejak awal ia memang mengincar ku.. ia hanya menggunakan mu sebagai mainannya saja. Ia membuat mu terus merasa bersalah. Ia menekanmu dengan alasan kalau bukan karena dirimu, maka Goo Yoonjae dapat hidup dengan tenang", Yoonjae membuang muka. Ia tidak bisa menatap Yaeji "Aku.. dan Yoojin.. adalah anak kandung dari Halmoni. Halmoni..adalah salah seorang yang juga berhubungan dengan kejadian 27 tahun silam, ditempat ini.. Yonghan. Dimana Ha Jaeyoo, namja yang selalu bersama Joohye itu melakukan tindakan bunuh diri setelah sang ayah membantai Kim Myungsoo dan ayahnya. Kim Myungsoo.. adalah kakakku"

DEG!! Seketika Yaeji goyah, ia hampir saja terjatuh kalau ia tidak bersandar pada tembok.

Air mata Yoonjae mengalir semakin deras. Ia mengingatnya... mengingat semua hal yang telah terlupakan olehnya setelah kecelakaan itu, tapi ingatan itu justru menyadarkannya betapa ia telah menyebabkan banyak hal buruk terjadi karena kesalahan nya. Seseorang..yang begitu ia benci saat ini.. hanyalah dirinya sendiri. "Aku mengetahui semua hal itu dari halmoni sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Ia.. juga meminta ku membawa mu, Jungkook dan Yoojin pergi.. Hiksss..". Sesak pada dada Yoonjae membuat ucapan Yoonjae tertahan. "Aku tidak melakukan permintaan Eomma, aku mempercayai diri ku mampu melindungi kalian semua. Aku.. Hikss terlalu sombong akan hal itu sampai akhirnya Joohye benar-benar bertindak terhadap ku dan aku melupakan apa yang harus dan tidak harus ku lakukan"

Kenyataan ini begitu menyakitkan bagi Yaeji. Lebih dari dua tahun ia bersembunyi dan mengorbankan banyak hal dalam hidupnya demi menjaga agar Joohye tidak menyakiti Yoonjae. Ia melakukannya tanpa mengetahui apapun tentang masa lalu Yoonjae, Joohye, ataupun Yoojin, ia merasa hilang ditengah riuh ramai teriakan yang memekakan telinga.

"Di hadapan mata ku.. enam jam yang lalu, Kau hampir mati karena perbuatan yeoja itu, dan karena untuk melindungi ku. Beberapa saat setelahnya.. Saat dimana.. Hhk.. Aku merasa mungkin aku akan mati, aku hanya memikirkan satu hal Yaeji-ah.. Aku.. tidak ingin mati sebelum meminta maaf pada mu dan saudara kembar ku, Yoojin.. Hikss.. Mianhae.. jeongmal Mianhae. Maaf.. karena kau harus mencintai namja seperti diriku. Maaf.. karena diriku, kau harus berurusan dengan monster seperti Son Joohye. Maaf.. karena aku tidak bisa membayar semua rasa sakit mu dengan apapun. Kau dapat berhenti sekarang Yaeji-ah.. kau tidak perlu melakukan hal apapun lagi. Kau hanya perlu mengakhiri perasaan mu pada namja ini", Tunjuk Yoonjae pada dadanya sendiri.

Yaeji diam seribu bahasa. Ia hanya mendengarkan ucapan Yoonjae yang membuat ia semakin sulit untuk bernafas. Dilihatnya Yoonjae menatap dirinya penuh penyesalan, tapi.. ia juga membaca sinar lain dari pandangan Yoonjae. Yoonjae tertunduk, ia melangkah perlahan meninggalkan Yaeji. Tap...

Yoonjae menoleh kembali saat dilihatnya tangan Yaeji lagi-lagi menahan pergelangan tangannya. Yaeji tidak menatapnya, yeoja itu tidak lagi menangis, tapi ketegaran itu membuat Yoonjae semakin dihantui perasaan bersalah.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK