March, 3rd 2014
01.01 PM
Minhyuk, Jongdae, Soomin juga Miyoung menerima pesan dari Jungkook, Jungkook mengabarkan bahwa satu dari 12 element telah aktif. Jungkook juga mengirimkan rekaman suara Seohyun yang juga ia kirimkan untuk mereka yang berada pada Different dimension. Minhyuk meminta ketiga muridnya untuk kembali menemuinya, padahal mereka juga baru saja beristirahat ke kamar asrama mereka.
Jongdae memukul-mukul kecil kepalanya yang pusing karena ia terbangun mendadak akibat suara ponsel yang bordering. "Ssaem, apa disana aman? mengapa kita harus kembali kesana?"
"Apa pasukan arwah tidak akan menyakiti kami ssaem? Ssaem, aku takut sekali" Soomin berpegangan kuat pada lengan Miyoung. Miyoung menepuk- nepuk tangannya pelan.
"Kita harus kembali..", Jawab Minhyuk tegas. "Kalian juga mendapatkan rekaman penjelasan Seohyun tentang ke 24 kekuatan bukan?", Tanya Minhyuk. Masing-masing dari ketiga muridnya itu menjawab dengan anggukan. "Yaedeura.. bukan hanya mereka yang telah memasuki Different dimension saja yang memiliki kekuatan dari setiap element.. Kalian tidak boleh melupakan bahwa setiap 12 element memiliki 12 refleksi lainnya. Bukan tidak mungkin kalian yang tersisa adalah bagian dari ke 12 refleksi element itu"
Miyoung terdiam, ia mengingat bagaimana Yoonjae pernah menatapnya dan ia merasa mengirimkan suatu ingatan pada Yoonjae, ingatan yang bahkan telah dilupakan oleh Yoonjae. "Key.. ", Sebut Miyoung membuat yang lainnya memperhatikan dirinya "Yoonjae dan Seohyun ahjuma pernah menyebutku seperti itu"
"Jinchayo?" Tanya Jongdae kaget.
"Jongdae-ah, Apa kau juga ingat bagaimana Seohyun Ahjuma meminta mu menyentuh Yaeji saat ia mengeluarkan darah dari mulutnya sebelum ia menghilang?" Tanya Miyoung.
Jongdae mengangguk . "Ne noona", Jongdae menyadari sesuatu. "Ah~ Apa itu berarti ada sesuatu dalam diri ku yang diperlukan olehnya? atau kekuatan ku yang bisa digunakan olehnya?"
"Kemungkinan seperti itu", Sambar Minhyuk. "Yoonjae pernah menyebut Bibi Seohyun sebagai seorang Pure. Jika aku tidak salah, hal itu adalah salah satu element dimana kekuatannya adalah mampu melihat aura dari element lainnya. Bibi Seohyun sengaja mengumpulkan kalian semua karena ia telah mengetahui apa yang kalian miliki, itulah alasan ku meminta kalian kembali sekarang", Jelas Minhyuk.
"T.. tapi bagaimana dengan ku? Kurasa aku tidak memiliki apapun. Aku.. aku sungguh takut", Seru Soomin semakin mengeratkan pegangan tangannya pada Miyoung.
Jongdae menyentuh tangan soomin. "Aku yakin kau juga memiliki sesuatu. Kita hanya belum mengetahuinya saja"
"Sekarang kalian semua ikut saja. Kita hanya berjaga-jaga.. akan sangat berbahaya kalau sampai nantinya musuh akan mencari kalian juga untuk mengacaukan semuanya", Saran Minhyuk membujuk ketiganya agar ikut bersama Minhyuk menemui Jungkook dan Seohyun. Setelah menemui kata sepakat, keempatnya langsung memantapkan diri untuk pergi ke sana, namun...
Tanpa mereka sadari, sedari tadi seorang namja mendengarkan pembicaraan mereka, namja itu bersembunyi pada semak tepat di belakang keempatnya saat bicara.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
01.02 PM
Ditengah pembicaraan serius antara Seohyun dan Jungkook, mendadak saja Jungkook meringis kesakitan. Ia mendengar suara rintihan suara seseorang yang ia kenali "Aaaaarrgghhhhhhhh", Jungkook menjambak rambutnya sendiri saking hebatnya rasa sakit yang ia rasakan di sekujur tubunya.
"Jungkook-ah!", Seohyun mencoba menenangkan Jungkook, tapi teriakan dan rintihan Jungkook semakin kuat. Sekelebat mata Seohyun melihat pancaran cahaya berwarna brown mengelilingi sekitar Jungkook. DEG! ia tersadar akan suatu hal.
"AAAARRGGGGH!!!!", Teriak Jungkook semakin kencang.
"Jungkook-ah!", Seohyun berusaha menyentuh Jungkook, tapi tubuh Jungkook menarik Seohyun untuk menariknya ke Different dimension. Tubuh namja itu menghilang muncul, seolah ingin pergi namun Seohyun berusaha menahannya dengan sisa-sisa kekuatan yang dimilikinya. "Andwe!! JUNGKOOK-A!! TENANGKAN DIRI MU!", Teriak Seohyun menahan diri. Ia menjaga jarak dari Jungkook. Kemampuan Shelter yang dimiliki Jungkook memberontak menarik kekuatan Seohyun agar mengirim dirinya ke tempat dimana kekuatan lain yang menjadi sumber tenaga dari Shelter yang Jungkook miliki berada. Jungkook sendiri belum dapat mengendalikan kemampuannya sendiri yang ia miliki. "Jungkook-ah!!!!!!! Dengarkan bibi! Jungkook!!"
"AAARRGHHHH!!!!!!", erang Jungook semakin tak terkendali.
PLAKKKK! Seohyun nekat mendekat. ia menampar-nampar pipi Jungkook yang kehilangan kendali. Ia menangkup wajah Jungook dengan kedua tangannya. "Kau adalah Shelter yang tersisa pada Real World. Kalau sampai kau mengirim dirimu sendiri menuju Different Dimension, maka seluruh kekuatan jahat akan menyerang Real World yang kehilangan pelindungrnya. JUNGKOOK-AH!! DENGARKAN BIBI!!!"
“AAARRGGH!”, erang Jungook sembari mendorong Seohyun. Ia segera berlari meninggalkan perpustakaan, akan sangat berbahaya kalau sampai Jungkook bertemu dengan Joohye yang juga dapat membawa dirinya ke Different Dimension sama seperti Seohyun. Pihak musuh akan dengan senang hati melakukannya, karena tanpa Shelter (Pelindung) maka musuh akan dengan mudah menemukan celah untuk menyerang manusia pada Real World. Mereka juga akan tak terkalahkan, Mereka telah memiliki satu Shelter yaitu Eunhee. Dengan membunuh Shelter lainnya di dalam Different Dimention, maka mereka akan mendapatkan perlindungan sempurna.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Apa ada pesan yang muncul di sana?", tanya Jaehee pada Joonmyeon yang memegangi ponsel milik Yaeji.
"Sebuah pesan suara...dari Jeon Jungkook", gumam Joonmyeon sambil menatap lekat layar ponsel tersebut.
Kyungsoo, Jaehee, dan Baekhyun saling berpandangan. "Ottokhaji? Haruskah kita membuka pesan tersebut?" ujar Baekhyun.
"Gwenchana...sepertinya Yaeji memang sengaja meninggalkan ponselnya agar jika ada sesuatu yang penting kita bisa segera mengetahuinya", ujar Kyungsoo.
Joonmyeon baru saja hendak membuka pesan tersebut namun suara-suara ramai muncul di belakang mereka. Keempat orang itu menoleh lalu mendapati Myungeun, Yichan, dan Sehun yang masih mengobrol. Mereka menghentikan langkah mereka lalu menatap Kyungsoo, Jaehee, Baekhyun, dan Joonmyeon yang terlihat begitu tegang.
"Mwo?" tanya Yichan datar.
"Ada apa? Kenapa kalian tegang begitu? Apa sesuatu terjadi?" tanya Myungeun.
Jaehee memicingkan matanya dan menemukan suatu kejanggalan dari kembalinya Yichan, Sehun,dan Myungeun. "Ya....bukankah kalian pergi bersamaTaehyung?" tanya Jaehee.
"Geureom...Taehyung ada di-", Myungeun menoleh ke belakangnya dan baru menyadari bahwa Taehyung menghilang.
"Maldo Andwae..." gumam Jaehee tertahan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"APA AKU SALAH JIKA AKU MEMBENCI SEORANG YEOJA YANG BERUSAHA MEMBUNUH NAMJA YANG KU CINTAI JUGA TELAH MERENGGUT NYAWA ADIK KANDUNG KU?!!", Potong Joohye dengan emosi yang meledak-ledak seketika membuat Yoonjae terdiam. "Mengapa kau diam Goo Yoonjae?", Joohye menyingkir dari hadapan Yoonjae. "Silahkan menyelamatkan anak itu jika kau mau, aku tidak akan menghalangi mu!", Joohye mententuh lengan Yoonjae. "Ia memendam perasaan yang tak pernah kau balas karena kau hanya mencintai ku Yoonjae. Bagi dirinya lebih baik kau mati daripada hidup tapi tidak menjadi miliknya!!"
Mata Yoonjae jauh menerawang memperhatikan tubuh Yaeji yang telah terlempar jauh dan kini berada dalam belitan tanaman mati milik Jaehyung. Hatinya bergejolak, ia tidak bisa mempercayai kenyataan yang ia dengar saat ini. Ia hilang arah dan tak tahu apa yang harus ia lakukan. Dalam lamunannya, tak sengaja ia melihat sebuah benda terjatuh di lantai, Yoonjae berjongkok mengambil benda itu, beberapa saat ia kembali tenggelam dalam lamunanya.
Yoonjae menggenggam kuat gelang itu. Kemarahan sekejap mengusainya, matanya memerah dan mulai berkaca-kaca. "Neon.. beraninya kau melakukan hal ini Yaeji-ah", gumamnya geram.
Joohye menjulurkan tangannya untuk Yoonjae. "Ikutlah dengan ku, jebal", Pinta Joohye lirih. "Kau harus segera kembali ke dunia. Setelah kau kembali kau harus bersembunyi Yoonjae-ah, jangan sampai Jaeyoo Oppa menemukan mu. Aku tidak ingin ia membunuh mu"
Yoonjae berdiri, ia menatap tenang Joohye. "Tentu..", Terlihat senyum di wajah Joohye akan jawaban Yoonjae. "Dengan satu syarat", Lanjut Yoonjae.
"Mwo?", Ekspresi wajah Joohye berubah seketika.
"Kembalilah bersama ku, selamanya..tinggalkan namja yang selama ini bersama mu itu. Entah siapapun dia.. apapun yang akan ia lakukan terhadap mu ataupun terhadap ku kalau sampai kau pergi bersama ku.. aku akan menanggungnya. Aku.. akan melindungi mu", Ujar Yoonjae.
Joohye tidak menjawab barang sepatah kata pun, ia hanya terdiam.
"Wae? Wae Joohye-ya? Bukankah kau melakukan semua ini karena diri ku? Apa tak cukup hanya dengan memiliki ku? Ayo pergi.. ayo bersembunyi.. ke tempat dimana tak seorangpun akan menemukan mu dan juga diriku", ujar Yoonjae mengeluarkan gelang yang ia temukan di lantai tadi. "Kita memiliki ini.. kita bisa bersemunyi tanpa ada seorangpun yang dapat melihat kita dengan ini"
Joohye kelihatan bingung memperhatikan benda itu. "Jangan bercanda…apa kau sudah gila? Tidak ada waktu lagi, cepat ikutlah dengan ku!", Seru Joohye mencoba meraih tangan Yoonjae tapi ia tidak berhasil karena Yoonjae menghindar. Yoonjae lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Joohye, ia membisikkan sesuatu yang hanya bisa didengar oleh Joohye.
DEG!
Yoonjae kemudian menjauh. Ia membelakangi Joohye, melangkahkan kakinya ke arah lain.
.. Tap
.. Tap
Dua langkah Yoonjae baru saja meninggalkan Joohye, Sebuah telapak tangan menyentuh punggung belakang Yoonjae. Yoonjae sempat terkejut dan berbalik hingga disaat bersamaan PPPPPPRRRRRRRAAANGGGGGGGGG!!!!!
CRASSHHHHH~!!
Mata Yoonjae dan Joohye sama-sama membelalak. Cairan merah membasahi kedua tangan baik Yoonjae maupun Joohye. Sakit... seketika rasa sakit yang mendalam kini menyerang Jiwa dan raga Yoonjae, kakinya begitu lemas untuk berdiri.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Hoaaahhm", Taehyung berjalan sambil menguap mengikuti Sehun, Yichan, dan Myungeun yang tengah mengobrol di depannya. "Tahu membosankan begini, lebih baik aku tidur saja", gerutunya. Ia berjalan santai lalu memperhatikan sekelilingnya. Ia melihat pada suatu titik ada sesuatu yang mencurigakan. Ia memicingkan matanya. "Siyou?" gumamnya. Ia pun segera menghampiri Siyou yang tengah terlihat mengendap-endap. BRUKK!! Siyou berbalik dan menabrak dirinya. "Taehyung Oppa!"
"Kau sedang apa disini? mengendap-endap seperti tikus", seru Taehyung. Siyou menutup mulut Taehyung dengan tangannya karena Taehyung bicara terlalu keras. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Taehyung. Entah mengapa Taehyung merasa hatinya bergetar ketika Siyou berada dalam jarak yang sangat dekat dengannya. Siyou sempat berhenti sejenak dan menatapnya sejenak lalu menggelengkan kepalanya. Ia menyingkirkan tangannya dari bibir Taehyung, kemudian berbisik pelan. "Mereka mengejar dan hendak menangkap Yoojin eonnie"
Taehyung segera menarik tangan Siyou. "Ayo kita lapor hyung dan noona yang lain Siyou-ya!" Ajak Taehyung.
"Chakkaman..", Siyou merasakan keberadaan orang lain selain dirinya dan Taehyung disana. "Annyeong yaedeura", Taehyung dan Siyou terpaku di tempat mereka ketika mendengar seseorang bersuara berat memanggil mereka dari belakang. Mereka menoleh bersamaan dan mendapati Chanyeol berdiri di belakang mereka dengan sebuah bola api kecil yang melayang-layang di tangannya.
"Aku bosan....kalian mau bermain denganku?", ujar Chanyeol sambil menyeringai. Bola api di tangannya yang semula kecil berubah semakin lama semakin besar. Chanyeol menggerakkan tangannya dan bola api itu melesat cepat ke arah mereka. WHOOOSSSHHH!
"Siyou-ya menunduk!", seru Taehyung sambil menunduk menutupi tubuh mungil Siyou. "Aargh!" bola api tersebut menyentuh sedikit bagian belakang dari jaket yang dipakai Taehyung sehingga ia bisa merasakan punggungnya sempat merasakan panas.
"Oppa gwenchanayo?!" seru Siyou panik.
Taehyung tak menjawab pertanyaan Siyou. Ia segera menggenggam tangan Siyou lalu menariknya pergi dari sana. Chanyeol mengejar mereka dan lagi-lagi kali ini ia melemparkan bola api ke arah mereka. WHOOOSH! CRAASSSH!, "AAAARGH!" Taehyung menjerit kesakitan ketika bola api itu mengenai lengan kanannya dan membuatnya jatuh tersungkur.
"Oppaaaaa!!", jerit Siyou mencoba membantu Taehyung berdiri namun gagal. Bola api tersebut mengenai lengan kanan Taehyung.
"Siyou-ya...pergilah ke perpustakaan...m-mintalah bantuan p-pada mereka argh…" gumam Taehyung terbata-bata menahan sakit di lengannya.
"Shireoyo!", seru Siyou. Air mata mulai mengembang di matanya ketika melihat Taehyung menahan sakit demi melindunginya. WHOOSSSHH!, Siyou menoleh dan mendapati sebuah bola api berukuran cukup besar meluncur ke arah dirinya dan Taehyung sekali lagi. "ANDWAAEEE!" seru Siyou.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
“Maldo andwae....", gumam Jaehee tertahan. Tanpa banyak bicara ia segera berlari bergegas keluar perpustakaan untuk mencari Taehyung.
"JAEHEE-AH CHAKKAMAN!", seru Kyungsoo yang refleks mengejar Jaehee. Ia menarik lengan Jaehee hingga langkah gadis itu terhenti.
"Ya! Lepaskan aku!" seru Jaehee.
"Neo micheoso?!! Di luar berbahaya!" seru Kyungsoo.
"ADIKKU TERTINGGAL DI LUAR SANA! KAU PIKIR AKU BISA HANYA BERDIAM DIRI SAJA?!", bentak Jaehee panik berusaha melepaskan genggaman tangan Kyungsoo.
"Biar aku yang mencarinya jebal", ujar Kyungsoo.
"Shireo! Aku ingin memastikan keadaan Taehyung dengan mata kepalaku sendiri!", serunya menepis tangan Kyungsoo dan kembali berlari keluar gedung perpustakaan.
"Aishhh jincha! kenapa dia keras kepala sekali?", gerutu Kyungsoo yang tak punya pilihan lain selain mengejar Jaehee. "Kalian tetaplah di sini....sepertinya nanti akan ada beberapa dari kita yang membutuhkan bantuan", ujar Kyungsoo sebelum bergegas pergi mengejar Jaehee.
Yichan tertegun menatap telapak tangannya. Aneh.. ia merasa sesuatu terjadi pada dirinya. Kilatan cahaya pada turquoise gem (Krystal) miliknya muncul dan menghilang tanpa sebab.
Sehun di sampingnya terkekeh "Hahahaha.. Ada apa dengan tangan mu? kau belum membersihkan tangan habis makan ya? kkkk", ledek Sehun.
"Sehun-ah", gumam Yichan datar.
“YEHET!! Mwo?"
"Saat Jaehee pergi tadi.. aku.. ingin menghalanginya dengan mencoba menutup pintu agar ia tidak keluar karena di luar sepertinya berbahaya", gumam Yichan.
"Lalu? kkkkkkk"
BLETAKKKKK!!!!!!! Hadiah sebuah hajaran kembali diterima Sehun
"Ouch!", Selalu ada arti di balik tawa Sehun. Ia berfikir di tengah sikap tak seriusnya itu. "Kau tak bisa menggunakan kekuatan mu?" Ujarnya serius setelah tertawa.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
PRUKKK! Yoonjae menangkap sosok yeoja di hadapannya dengan kondisi bagian belakang kepala yeoja itu telah terluka dan mengeluarkan banyak darah. Ekspresi muram tergambar di wajahnya. Ia berharap apa yang ia alami adalah mimpi belaka.
Semburat kesedihan bagai penyakit menular pada diri Yoonjae, ingatan bukanlah satu-satunya hal yang akan membuatnya menuju pada sebuah jalan dimana ia akan menemui seseorang diujung jalannya. Ia sadar.. sadar betul situasi yang sedang terjadi. Dipeluknya erat yeoja dihadapannya itu.
TAPPP!!!! PRUFH!!!!! WUSSSHHHHH~
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
01.02 PM
Detik berikutnya semua kabut yang selama ini menutupi sekitar Yonghan menghilang, Yoonjae berhadapan dengan seorang yeoja. Hanya ada dirinya dan yeoja itu saat ini, tangan kanan yeoja itu menggenggam pergelangan tangan Yoonjae. Tatapan keduanya terkunci satu sama lain.. mereka tak beranjak dari tempat mereka masing-masing.. sunyi.. hanya suara udara yang bertiup halus yang terus terdengar di sekitar mereka.
Yeoja itu melangkah perlahan lebih dahulu, sementara Yoonjae masih belum bereaksi.......... CRAAAAASSSHHHHHHH!!!!!! Ia menunduk, balik mendekatkan bibirnya ke telinga Yoonjae yang perlahan menyentuh lantai dengan lututnya. "Apha?" Tanya yeoja itu sinis. "Itu juga yang kurasakan karena perbuatan kalian semua. Kalian.. yang tak akan pernah membuat ku menemukan apa yang ku inginkan", ujar yeoja itu pelan namun penuh penekanan.
"Ugh..", Yoonjae mengigit bibirnya begitu keras menahan sakit. Sebuah pisau tajam kini telah menghujam perut Yoonjae. Ia terjatuh, berlutut di hadapan yeoja yang dulu begitu mengharapkan cinta darinya itu. "Kau.. uhg.. hh.. Sampai matipun. ..tak akan mendapatkan.. aph.. apa yang kau inginkan"
Kasar tangan yeoja itu meraih dagu Yoonjae. "Cih.. sudah hampir matipun kau masih banyak bicara", Hina yeoja itu. "Mungkin.. kau ingin mati lebih cepat. Kau harus tahu.. Saat ini, Jaeyoo juga pasti sedang menangani Yoojin", Serunya. Ia melihat sekelilingnya. Di belakang yeoja itu terdapat sederet loker siswa. Ia menjauh dari Yoonjae dan membuka satu persatu loker dan menemukan tongkat pemukul. Ia berjalan mengelilingi Yoonjae sambil menuangkan cairan yang juga ia temukan dari salah satu loker tersebut ke sekeliling Yoonjae. WWWUUUSSSHHHHHH~! Dalam sekejap api berkobar mengitari Yoonjae. Yeoja itu kembali mendekat. Ia terhenti tepat di belakang Yoonjae. "Selamat Tinggal.. Goo Yoonjae".
BRUKKKKK Tongkat pemukul menghantam belakang kepala Yoonjae. Namja itu tersungkur ke lantai, di tengah rasa sakit yang menderanya akibat pisau yang menhujam perutnya.
Yeoja di hadapannya sendiri terus memerhatikannya dengan ekspresi datar. Ia mencipratkan sisa cairan ditangannya ke tubuh Yoonjae. "Matilah kau.. matilah kau bersama semua memorymu yang menyedihkan itu.. ", Ujar Yeoja itu begitu dingin. Api yang mengelilinginya mulai merambat. Wussshhhh.. sekejap mata sosok Yeoja itu menghilang dari sana, menyisakan Yoonjae dengan tubuh tak berdaya dan api yang siap membakarnya.
Sudut mata Yoonjae yang terpejam mengeluarkan air mata dari sisa kesadaran yang ia miliki. Ia masih menggengam erat gelang star yang tadi ia temukan. "Ugh..Y.. j.. " Helaan nafas Yoonjae melambat, semakin melambat sampai..... kegelapan menelan dirinya dalam kesendirian dalam waktu... yang mungkin akan terhenti untuknya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"ANDWAAEEE!!!" seru Siyou menghalangi tubuh Taehyung sambil memejamkan matanya. Ia bisa mendengar pergerakan suara api tersebut bergerak cepat ke arahnya dan.......CRASSSSHHH!.
"SIYOU-YAA!!.....", Pekik Taehyung. Bola api itu menabrak tubuh Siyou dan sesuatu yang aneh terjadi. Bukannya terbakar, bola api tersebut sempat menyelimuti tubuh mungil Siyou dan semakin lama semakin membesar. Api yang membakar tubuh Siyou tersebut berubah menjadi bola api yang ukurannya dua kali lebih besar dari milik Chanyeol. Bola api tersebut bergerak meninggalkan tubuh Siyou dan melesat kembali ke arah Chanyeol. WHOOSSSSHH CRAASSSHH!, Tubuh Chanyeol terpental sejauh beberapa meter akibat bola api yang berasal dari Siyou tersebut. Tak lama kemudian sosok Chanyeol pun menghilang menjadi kepulan asap hitam.
Taehyung terperangah menyaksikan hal tersebut. "S-Solma....", gumam Taehyung tak percaya. Ia menyaksikan tubuh mungil Siyou terhuyung lalu... BRUUKK!, ia terjatuh dan tak sadarkan diri. "Siyou-yaaa!", seolah tersadar dari apa yang baru saja dilihatnya, Taehyung segera merangkak menghampiri Siyou. "Siyou-ya ireona!", seru Taehyung sambil menepuk-nepuk wajah Siyou. Ia tercengang ketika melihat tak ada satupun luka bakar yang diderita Siyou setelah apa yang tadi terjadi padanya. "Ige mwoya?", gumamnya tak percaya. "TAEHYUNG-AAH!" Taehyung mendengar suara Jaehee menggema di lorong kampus. "JAEHEE-AHH! JAEHEE AKU DISINI!", seru Taehyung membalas teriakan Jaehee dan tak lama kemudian ia melihat sosok Jaehee muncul dengan diikuti Kyungsoo di belakangnya.
"Taehyung-ah!", seru Jaehee panik. Ia segera berlari menghampiri Taehyung yang tengah bersimpuh menyangga kepala Siyou yang tak sadarkan diri. "Neo gwenchana?!" seru Jaehee panik sambil menangkup wajah Taehyung dengan kedua tangannya. Jaehee kemudian meraba-raba lengan Taehyung memastikan bahwa ia tak terluka.
"Aargh!", Taehyung mengerang kesakitan ketika Jaehee menyentuh lengan kanannya. Ia kemudian melihat goresan luka bakar di lengan kanan Taehyung. "Omo! Kau terluka!" seru Jaehee khawatir.
"Chanyeol....", gumam Kyungsoo setelah melihat luka bakar di lengan kanan Taehyung.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Siyou-ya!" seru Joonmyeon ketika melihat Siyou yang digendong Kyungsoo dalam keadaan tak sadarkan diri. Kyungsoo menurunkan Siyou dan menyerahkannya pada Joonmyeon. "Apa yang terjadi?!" tanya Joonmyeon panik. Kyungsoo hanya melirik ke arah Taehyung lalu pergi menjauh tanpa menjawab pertanyaan Joonmyeon.
"Nado molla...sebaiknya kita tunggu Siyou hingga ia sadar" ujar Jaehee.
"Ya Taehyung-ah, apa yang terjadi pada Si-"
"Geumanhae Joonmyeon-ah" potong Jaehee. "Adikku juga terluka! apa kau bisa bersabar sedikit?" ujar Jaehee tegas lalu membawa Taehyung ke dalam untuk diobati.
"Jaehee benar...sebaiknya kita menunggunya hingga sadar, Joonmyeon-ah...sini biar kubantu" ujar Myungeun membantu Joonmyeon memapah Siyou.
Jaehee mendudukkan Taehyung pada sebuah kursi sementara ia sendiri duduk di hadapannya. Taehyung sedari tadi hanya terdiam sambil menoleh ke sisi kirinya memperhatikan Myungeun dan Joonmyeon memapah Siyou yang tak sadarkan diri.
"Omo...ottokhae?", gumam Jaehee memperhatikan luka bakar di lengan kanan Taehyung. "Aku akan meminta pertolongan Baekhyun", ujar Jaehee hendak bangkit dari kursinya namun Taehyung menahannya.
"Andwaeyo....apa tak bisa kau saja yang mengobatinya? Kau tahu hal-hal seperti ini matchi? Kalau kau tak bisa mengobatiku copot saja semua pangkat pramukamu yang sudah kau kumpulkan dengan susah payah dulu", gerutu Taehyung.
"Ya...aku ini hanya mantan anggota pramuka, bukan calon dokter seperti Yoonppa dan Yooonnie", balas Jaehee. Ia terdiam sejenak sambil menghela nafas. "Arasseo...aku akan mengambil kotak obat dulu", ujar Jaehee bergegas pergi meninggalkan Taehyung. Tak lama kemudian ia kembali dan hendak menghampiri Taehyung namun ia tak sengaja berpapasan dengan Kyungsoo. Namja itu tengah berdiri bersandar sembari memperhatikan Taehyung dari kejauhan. “Mwohae?”, Tanya Jaehee pada Kyungsoo.
“Eobseo…”, gumam Kyungsoo sambil terus menatap lurus kea rah Taehyung yang tengah melamun. “Apa ia baik-baik saja?”
Jaehee terdiam sejenak memperhatikan Kyungsoo dan Taehyung bergantian. “Eo…seperti yang kau lihat sendiri tadi…tangannya terluka. Tapi sepertinya tak terlalu parah”, ujar Jaehee memperhatikan Kyungsoo yang masih menatap Taehyung. “Ia tak mau diobati Baekhyun…padahal itu akan membuat lukanya sembuh lebih cepat..aish jincha”, gerutu Jaehee.
Kyungsoo menghela nafas pelan lalu kemudian menoleh kea rah Jaehee. “Kurasa tak ada yang salah dengan hal itu”, ujarnya sambil menatap Jaehee. “Bukankah sejak dulu ia selalu seperti itu?”
“Mwo?”, Tanya Jaehee tak mengerti.
“Ketika ia sakit, seorang yang selalu dicarinya pertama kali adalah dirimu”, ujar Kyungsoo.
DEG! “D-Darimana kau…”
“Aku hanya teringat ketika ia hampir tertangkap dulu”, potong Kyungsoo cepat.
“Ah….gurae”, Gumam Jaehee.
“Aku akan membuatkan makanan untuknya”, ujar Kyungsoo berlalu dari hadapan Jaehee.
“Tsk….Issanghae”, gumam Jaehee menatap kepergian Kyungsoo. “Ah moreugesso”, gumam Jaehee mencoba tak peduli.
***
Taehyung terdiam melamun memikirkan apa yang terjadi tadi. "Siyou...apa yang terjadi padanya tadi? Api yang dilancarkan hyung tinggi itu tadi...justru seolah melindunginya", gumamnya dalam hati. Hingga...."Arrgh!",ia mengerang ketika sesuatu menyentuh lukanya. Rupanya Jaehee sudah kembali dan tengah sibuk mengobatinya. "Yah! Neo...kapan kau kembali?"
"Sejak tadi...makanya jangan melamun terus", gerutu Jaehee.
Taehyung memperhatikan Jaehee yang tengah fokus membersihkan luka di lengannya.
"Wae?", tanya Jaehee yang akhirnya memergoki Taehyung yang sedang menatapnya.
"Aniyo...aku tak harus memberikan ucapan terima kasih seperti Kyungsoo hyung kemarin kan?", ledek Taehyung.
BLEPAAKK!, Jaehee menghajar kepala Taehyung. "Ya! Musun soriya?! Aku ini kakakmu! Aish neo jincha!", gerutu Jaehee kesal namun wajahnya berubah merah padam.
"Begitu kita kembali, aku akan menceritakan semuanya pada Eomma...", ancam Taehyung.
"Terserah!", gerutu Jaehee.
"Apa Joonmyeon hyung juga pernah melakukan hal itu padamu?", goda Taehyung lagi. Meledek Jaehee ketika ia sedang gundah gulana adalah hobinya.
"Ah geumanhae! Aku sedang tidak mood bertengkar denganmu", gerutu Jaehee. "Aku sedang memikirkan kenapa yang lain belum juga kembali", gumam Jaehee khawatir. Taehyung tiba-tiba teringat perkataan Siyou padanya.
"Omo! Yoojin noona!" seru Taehyung tiba-tiba.
"Wae?" Tanya Jaehee kaget.
"Yoojin noona.. tadi Yoojin noo...", ucapan Taehyung terhenti saat seketika saja. ....... WWWUUSSSHHHHH.... "JAEHEEEE!!!!!! JAEHEE-AH!!", teriak Taehyung histeris.
Tak lama kemudian, Kyungsoo disusul yang lainnya muncul. "Wae? Wae Taehyung-ah? Kenapa kau berteriak begitu?", tanya Kyungsoo.
"Hyung..! Jaehee noona!! Jaehee noona!! ia hilang begitu saja dari hadapanku! Ottokhaeyo?!" Jawab Taehyung panik.
"M-Mworago?!", gumam Kyungsoo tak percaya. Ia bergegas berpencar bersama yang lainnya untuk mencari sosok Jaehee.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"AAAAAAAGGGGGGHHHH!!!" Waktu terus berlalu. Seluruh arwah terus mengerubungi tubuh Yoojin, yeoja itu terus kehilangan tenaganya karena ia terus membaca masa lalu semua arwah itu tanpa dapat lagi dikontrolnya.
Jaeyoo, namja berjubah hitam itu memunculkan Jimin melalui kabut asap hitam miliknya. Jimin membungkuk hormat pada Jaeyoo. Ia juga sempat menangkap sebuah sosok yang mucul tak jauh dari sana persekian detik, kemudian menghilang lagi. "Sudah waktunya"
"Aku siap tuan.. ", Jimin tersenyum sinis. Ia merasa kekuatannya telah kembali, tentu.. ia kini adalah satu-satunya Imajiner pada Different Dimension. Ia mendapatkan kembali seluruh kekuatannya. Dengan sekali hentakan tangan ke tembok, Jimin memunculkan gerbang Third Eye dengan mudah WUWSSHHHHHHHH....
Bersamaan dengan munculnya Third Eye, Kekuatan dalam diri Yoojin yang notabene adalah sebuah Key itu merespon. Matanya berubah warna menjadi kebiruan.
HHHHHHSSSSHHHHHH~~~~~~ Buku yang dulu Yoojin temukan muncul begitu saja di hadapan mereka. Buku itulah yang menyimpan kunci dari Third Eye. Jaeyoo mengambil buku yang melayang di udara itu dengan mudah. Dibukanya buku tersebut, Cahaya berwarna senada dengan mata Yoojin memancar terang, dari dalam buku keluar sebuah kunci. "Akhirnya.. ku dapatkan ini", Seru Jaeyoo puas. "Dengan begini, aku tak membutuhkan mu lagi", ditatapnya Yoojin dengan licik.
Yoojin mundur menyeret langkahnya menyapu lantai nan dingin tersebut. Rasa takut dalam dirinya menyeruak. “Arrgh…arghh…hiks”, rintihnya tiba-tiba sambil menyentuh dadanya yang sesak. Ia juga merasakan sebuah perasaan yang aneh. Ia merasa separuh dari dirinya telah mati tanpa sebab yang jelas. Sekujur tubuhnya terasa panas seperti terbakar api. "Euggh.. Eughhh...", Nafas Yoojin terengah.
Jaeyoo menyimpan kunci Third Eye pada jubahnya bersamaan dengan beberapa buah Krystal yang telah ia dapatkan. Ia mengeluarkan bayangan yang mengikat tubuh Yoojin, tanpa menyentuh Yoojin langsung. Bayangan yang ia kendalikan itu mencekik leher Yoojin. "Selamat tinggal nona.. Kau.. bisa mati bersama segumpal darah yang dulu bersemayam bersama mu dalam tubuh wanita sial yang mengagalkan semua rencana ku”
"Segumpal darah? ugh.. Wanita sial? hhhh.. ugh Apa yang namja ini bicarakan sesungguhnya?" , Ujar Yoojin dalam hatinya. Tubuh Yoojin semakin lemas akibat cekikan bayangan hitam yang dikendalikan oleh Jaeyoo. "Aku tidak boleh.. aku...", Mata Yoojin terpejam, ia mulai kehilangan kesadaran.
Bersamaan dengan terkatupnya pelupuk mata Yoojin... sebuah benda berukuran cukup besar, sebesar meja melintas di atas kepala Yoojin dalam kecepatan tinggi seperti dikendalikan oleh sebuah kekuatan lain.
SSSHUUUUUUNGGGGGGGGGG.~! benda itu mengarah tepat pada Jaeyoo. DUUUUAAAAKKKKKK!!!!!! Jaeyoo meninju benda besar kayu tesebut hingga hancur berkeping-keping. Detik berikutnya benda itu kembali muncul dalam jumlah semakin banyak SHUUUUUUNGGGGG... SHUUUUUNGGGGG...
"Agh!", Duuukkkk!!!! Jimin yang terus mencoba menghindar akhirnya terkena hantaman salah satu benda sampai tubuhnya terpelanting. "Ugh.. kita harus pergi tuan. Sepertinya gadis pemilik krystal turquoise telah menemukan keberadaan kita. Yang terpenting kita sudah mendapatkan kunci dari Third Eye"
"Baiklah... setelah aku membunuh yeo....", Jaeyoo tersentak saat ia sudah tak lagi melihat sosok Yoojin di hadapannya. Tubuh Yoojin melayang dan beregerak cukup jauh meninggalkan dirinya juga Jimin. Ia melihat sosok seorang namja berdiri di ujung koridor tempatnya dan Jimin berada. Namja itu pula yang mengendalikan semua benda. Jaeyoo mengepalkan tangannya kesal, ia sama sekali tak menyangka sosok semacam itu dapat memiliki kekuatan.
Namja di sebrang sana juga menatap tajam Jaeyoo, mereka pernah bertemu sebelumnya.. kebencian terpancar dari sorot mata namja itu terhadap Jaeyoo.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Jaehee membuka matanya perlahan. Sebelumnya, ia merasa seperti sesuatu menarik kuat jiwanya keluar secara tiba-tiba. Kini Jaehee berada di sebuah tempat gelap entah dimana. Ia merasa suhu di sana begitu dingin dan ia sudah lebih dari lima menit berdiri disana. "Di mana ini?", gumamnya sambil terus melangkah mencari jalan keluar. Hingga tak lama kemudian, ia melihat secercah cahaya berwarna cokelat terang. Ia dengan hati-hati menyentuh cahaya tersebut dan...WUSSSHHHHHHHH... Tubuhnya tersedot bagai menembus dimensi lain. Kabut disekitar Yonghan menghilang. Samar-samar, ia melihat sesosok namja dengan api berkobar di sekitarnya. Disana juga terlihat seorang namja berdiri membelakangi dirinya. "N….Nuguseyo?”, Tanya Jaehee hati-hati.
Namja itu menoleh dan ekspresi terkejut juga tergambar di wajahnya kala ia melihat Jaehee. Namja itu bertubuh kurang lebih 177cm, berwajah tampan namun tatapannya tajam, dilihat dari wajahnya, anak itu mungkin seusia dengan Taehyung, atau mungkin lebih kecil. Ia berdiri menghadap Jaehee seutuhnya. "Tolong aku", ujar Namja itu
☆*:.。. o)o .。.:*☆
WUSHH~
Sisi pandangan Yaeji menangkap sosok Joohye yang kembali setelah pergi beberapa saat. Ia menunjukkan senyum penuh kelicikan yang selalu ia tunjukkan. PRUUKK.. ia melempar sebuah topi yang tadi dikenakan oleh Yoonjae dalam kondisi berlumuran darah ke hadapan Yaeji yang telah terkapar tak berdaya di lantai, dengan kepala yang juga terluka dan leher terjerat tanaman Jaehyung. "Aku telah membakarnya hidup-hidup Jeon Yaeji.. geu namjaga.. pria yang kau cintai, Goo Yoonjae"
Yaeji membelalak, ia bergerak melawan namun jeratan dilehernya justru menjadi semakin kuat. "ARGHH!!"
"HAHAHA!!”, Joohye tertawa puas. "Kau begitu polos Jeon Yaeji", kemudian Ia berjongkok, menjambak rambut Yaeji. "Kau pikir semua penderitaan yang kau alami selama ini akan berbuah menjadi sesuatu yang manis di akhir jalan mu? Kau tidak hidup di negeri dongeng…", Ledek Joohye. "Bersembunyi lebih dari dua tahun dari namjachingumu hanya untuk melindungi nyawanya dari ku? Psh... Aku bahkan tega membunuh adik kandung ku sendiri, bagaimana mungkin kau berfikir aku takut membunuh Yoonjae? Cih..!"
TAP!!!! Cengkaraman kuat diterima oleh Joohye. Seluruh tubuh Yaeji gemetar hebat mendengar ucapan menyakitkan dari bibir Joohye. Emosi yang sejak tadi ditahannya kini telah naik sampai ujung kepalanya "Ugh.. K.. Kau.. H..Hiks.. Kau.."
Joohye justru menyunggingkan bibirnya melihat ekspresi marah namun tak berdaya dari Yaeji. "Uuum.. Eohthoke? Hahaha!", Ledeknya tak henti. Cengkraman yang Joohye terima semakin kuat, tak masalah baginya, sekalipun Yaeji melukai tangannya, sekuat-kuatnya gadis yang sudah sekarat tak akan bisa berbuat banyak. "Kau tak perlu marah seperti ini Yaeji-ah…Sebentar lagi aku.. akan mengirim mu menyusul Yoonjae ke alam baka kau tak perlu khawatir", gumam Joohye memposisikan tangannya ke leher Yaeji.
"Kookie...Hiks.."
Srukkk... Tanaman Jaehyung melilit tangan Joohye. "Tidak nona.. Kita tidak bisa membunuhnya, tuan meminta kita untuk menangkap yeoja ini dan baru menghabisinya setelah Tuan Jaeyoo mendapatkan apa yang dimiliki yeoja ini", Ujar Jehyung yang sejak tadi hanya diam menjalankan perintah.
"Persetan dengan perintah Jaeyoo. Aku juga memiliki urusan ku sendiri..", Bantah Joohye tak mau tahu, ia hanya ingin segera membunuh Yaeji.
DUUUKK!!! Tanpa sebab yang jelas Eunhee berlutut. Ia merasa dingin yang menusuk, menerjang sekujur tubuhnya. "AAAARRGGGHHHH.."
"Eunhee-ah!", Pekik Jaehyung.
SSSSSSRRRRRRRRUUUUUSSSHHHHHHHHHHHHHHHHHH~!! Tubuh Yaeji mengeluarkan cahaya merah keunguan, tak terlalu jelas apa yang terjadi, namun dari dalam cahaya menyilaukan itu...
"AAAAAAAAARRRRGGGGHHHHHHHHHHH!!!!!!!"
"Nona Joohye!!!!!", Jaehyung mencoba mendekat namun cahaya terlalu silau. Ia hanya mendengar suara teriakan Joohye. Tidak butuh waktu lama, hanya beberapa detik kemudian, SHUUUNGGGGGG..... Tubuh Joohye terlempar keluar dari cahaya tersebut. Jaehyung menggunakan tanaman matinya untuk menangkap Joohye. Ia menghampiri Joohye. Matanya membelalak hebat ketika melihat sebelah tangan Joohye menghilang, tidak ada darah.. tidak setitik pun, namun tangan kanan Joohye benar-benar lenyap.
"AAAARRRRRGHHH!!!", Joohye memegangi tangannya kesakitan.
"NONA JOOHYE!"
Yaeji berjalan dari dalam cahaya yang masih mengelilinginya. Ia tak dapat mengontrol apapun. Matanya tepejam dan warna rambutnya berubah menjadi merah keunguan, senada dengan warna cahaya yang mengelilinginya. Yeoja pemilik kemampuan Fast Moving itu berjalan secepat cahaya, posisinya yang awalnya begitu jauh, kini telah berada di hadapan Jaehyung dan Joohye.
SREEEEEKKKKKKK Tangannya menarik rambut Joohye seperti apa yang Joohye lakukan terhadap dirinya sebelum ini. Bagian rambut Joohye yang disentuh oleh tangan Yaeji menghilang begitu saja. Begitu juga dengan tanaman-tanaman mati Jaehyung yang mencoba menyentuh tubuh Yaeji, semua lenyap tanpa bekas.
Eunhee mencoba melindungi Joohye dengan Shelter, tapi tangan Eunhee semakin gemetar, dan kekuatan Sheltenya melemah. "ASSHHH AAARRGHHHH......."
BBBBBBBAAAAMMMMMMMMMMM!!!!!!!
SSSHHUUUUSSHH~!!
"EUNHEE-AAHHH!!"
☆*:.。. o)o .。.:*☆