Malam hari tiba. Yichan dan Sehun berada di gudang. Yichan memasak makanan, sementara Sehun sedang mencoret-coret bukunya dengan posisi berbaring pada tempat tidurnya. "Aku sedikit merasa bersalah karena membuat Time dimension itu", ujar Sehun getir. "Sekarang bukan hanya kehidupan kita yang menjadi pertaruhan, tapi juga kehidupan mereka di dunia nyata", ujar Sehun sambil meletakkan bukunya asal. Ia lalu menutup mata merasakan pusing pada kepalanya.
"Sudah terjadi.. jangan dipikirkan", Jawab Yichan datar. "Kau tahu tak baik untuk mu terlalu banyak berfikir.. makan lah dulu", Ujar Yichan sambil meletakkan dua piring pasta di atas meja samping tempat tidur Sehun.
Sehun mengangkat tubuhnya malas. Ia kehilangan selera makan dan itu akan sangat berbahaya baginya jika namja itu sampai kehilangan nafsu makannya. "Aku harus makan... mengapa aku harus banyak makan? heol", Pendapatnya berubah ketika melihat pasta yang dibuat oleh Yichan terlihat begitu lezat. "Hoaa.. kau membuat ini?"
"Kau pikir pasta bisa membuat dirinya sendiri? ya maksud ku kalau pun ada sesuatu yang bergerak sendiri itu juga menguras tenaga ku", Ujar Yichan datar. "Cepat makan.. sebelum tubuh mu semakin lemas", perintah Yichan. Ia tidak mengucapkan apa-apa lagi setelah itu. Yichan sendiri juga sebenarnya memikirkan semua yang terjadi.
Sehun melahap pasta buatan Yichan. Ia tersenyum dan bergerak-gerak senang merasakan nikmatnya makan itu. "Kau bilang tadi jangan pikirkan, kau sendiri sekarang diam begitu", ujar Sehun meneruskan makan malamnya.
Yichan menatap Sehun cukup lama, memperhatikan namja itu menikmati makan malamnya. "Yoojin onnie dan Yaeji menyarankan agar kau bergabung dengan kami"
Sehun yang hendak memakan makanannya, sejenak terhenti dari aktivitasnya. Ia lalu meletakkan garpunya disamping piring pasta. Ekspresi wajahnya kembali seperti awal tadi, ia menghela nafasnya.
"Kami menghawatirkan mu", Lanjut Yichan. Ia mengambil garpu, menggulung pasta buatannya pada garpu, lalu memakannya pelan. "Setiap salah satu dari kami tidak berada disini, kami selalu memikirkan apa kau baik-baik saja berada sendiri ditempat ini.. kami.."
"Noona", Potong Sehun.
Yichan mengarahkan pandangannya pada Sehun yang kini tersenyum tenang.
"Gomawoyo", Ia menyela ucapan Yichan dengan melanjutkan kembali aktivitas makan malamnya. "Gomawoyo.. 인형 (doll) noona",
DEG! Pandangan Yichan melebar, hanya seseorang yang pernah memanggilnya seperti itu. Ia tercengang mentap Sehun tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Tanpa disadarinya, Air matanya menitik.
"Uljimaseyo noona. Gwenchanayo.. 3,5 bulan waktu yang cukup untuk kita keluar dari sini.. Kita akan beretemu bibi Park secepatnya. Aku tahu kau pasti merindukan Ibumu", ujar Sehun sambil mengambil selembar tissue, lalu menyeka air mata Yichan. "Kkkk.. kau berjanji tak akan menangis selain di hadapan Ibumu, jangan lupa itu"
Sekali lagi tatapan penasaran Yichan lemparkan pada Sehun. "Neo.... nuguya?"
"Hahahahah", Tawa Sehun santai. Ia terus melahap makanan tanpa niat mengatakan pada Yichan tentang dirinya, dengan mulut penuh makanan ia akhirnya menjawab. "Jegayo? Lee Sehun imnida hahahaha"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
12.30 PM
Yoonjae menyusuri jalan menuju Universitas setelah mengantar Jongdae dan Soomin kembali ke asrama. Masih banyak anak yang berlarian di sekitar jalan. Sebagian besar mereka berlari kembali ke asrama karena ketakutan akibat melihat hantu.
"Kyaaa! aku sungguh melihatnya!"
"Nado.. kami juga! kami benar-benar melihat namja yang meninggal karena terjatuh dari atap gedung olahraga dua tahun lalu itu!"
"Hakyeon? Jadi kalian juga melihatnya? Ya Tuhan ada apa dengan hari ini?!"
"Jangan-jangan Hakyeon ingin menuntut balas pada anak yang mendorongnya itu! Andweee! mengapa jadi menyeramkan begini?! apa hantu itu tidak tahu kalau anak yang membunuhnya sudah mati karena bunuh diri?"
"Ya dari mana hantu bisa tahu.. bodoh!"
"Dari mana kau mendengarnya kabar tentang pembunuh hakyeon itu?"
"Berita itu bukan rahasia lagi.. satu dua hari lalu aku mendengar kabar itu"
Yoonjae menghentikan langkahnya sejenak. Ia kemudian menoleh dan memperhatikan sekelompok mahasiswi itu sampai mereka semua pergi berlari ke arah asrama. Ia tahu siapa dan apa yang mereka bicarakan, karena itu pula ia tertarik dengan pembicaraan anak-anak itu. Ia meneruskan langkahnya saat anak-anak itu sudah pergi.
Langkah Yoonjae kembali terhenti. Ia mematung di posisinya ketika di hadapan matanya, ia kembali melihat sosok seorang yeoja yang diingatnya sangat jelas. Yoonjae berlari cepat mengejar yeoja tersebut. Ia berlari dan berlari sampai memasuki lagi daerah Universitas. Sebuah lorong sepi dilewatinya, sampai ia menemukan sosok yeoja yang diikutinya sejak tadi. Langkah Yeoja itu tertahan saat Yoonjae berhasil mencengkram pergelangan tangannya.
Yeoja itu tersentak menatap Yoonjae. Sementara tatapan Yoonjae keras dan tajam menekan yeoja tersebut. Nafasnya terengah-engah dan jantungnya berpacu cepat. "Eodie ga? Katakan padaku.. kemana kau membawa Yoojin?!", bentak Yoonjae.
"Lepaskan aku!", balas Yeoja itu memberontak. Ia cukup kaget karena Yoonjae tenyata mengetahui bahwa ialah orang yang menarik Yoojin masuk ke dimensi lain. Yeoja itu mendadak terdiam. Sepotong memory masa lalunya tentang Yoonjae membayangi kepalanya. Ia benci.. ia benci karena hanya Yoojin seorang yang dapat diingat oleh Yoonjae. "Sampai matipun tak akan ku biarkan kau bertemu dengan Han Yoojin!!"
"YA! SON JOOHYE!!"
Joohye, nama yeoja itu, kini terperangah luar biasa mengetahui Yoonjae telah mengenalinya. "K.. kau"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
NEXT DAY
Sarapan pagi bersama selalu dilakukan anak-anak didalam perpustakaan. Tapi pagi ini sedikit berbeda, entah mengapa terasa sedikit sepi. Mereka juga tidak berbicara sedikitpun saat makan. Baekhyun melirik-lirik kanan dan kirinya. Ia tidak menemukan Taehyung dimanapun. "Pantas saja sepi, tidak ada Taehyung disini.. Jaehee-ah, dimana dia?", Tanya Baekhyun pada Jaehee.
"Ia sedang bersiap-siap ingin pergi dengan Yaeji, ada urusan katanya", Jawab Jaehee.
"Dan kau membiarkannya? Yaeji itu ceroboh level maksimal sedangkan adikmu juga ceroboh stadium akhir. Mereka bisa mati kalau hanya pergi berdua", ujar Baekhyun tidak yakin Yaeji Taehyung akan baik-baik saja kalau hanya ditinggal berdua.
Kyungsoo dan Joonmyeon tidak mau ikut campur, sedangkan Myungeun masih mencoba menumbuhkan pohon tomat pada pot di dekat sana.
Rupanya sang pemilik nama muncul dan mendengar ucapan Baekhyun. Ia berjalan santai mengambil sepotong roti bakar di atas meja makan dan menggigitnya langsung setengah dari roti. Mulut penuh makanan tak menghalanginya untuk bicara. "Cih.. Hyung bisanya hanya meledek orang saja. Hyung sendiri apa kontribusinya untuk tim? (?) Kerjaan Hyung setiap hari hanya tebar pesona pada Myungeun noona saja. Selama ada pasukan arwah, sekalipun Hyung tidak pernah keluar dari perpustakaan lagi", Sindir Taehyung.
"Kau makan, makan saja.. setelah itu cepat berangkat, nanti Yaeji menunggu mu" Kyungsoo mencoba memisahkan agar perkelahian tidak tambah panjang.
"Setidaknya aku tidak pernah menyebabkan seseorang dalam tim dalam bahaya, apalagi sampai tertangkap seperti Jimin. Kupikir kau akan sadar setelah melakukan kesalahan itu, ternyata kau tidak taubat juga", Sindir Baekhyun balik tidak mengerti juga kode Kyungsoo untuk berhenti bicara dan juga tak menyadari bahwa ucapannya membuat Susana menjadi semakin canggung.
Jaehee menghentikan makannya sejenak. Ia menghela nafas pelan mencoba mengatur emosinya. Ucapan Baekhyun sedikit banyak cukup menyinggungnya. Ia terpaksa kembali mengingat segala hal buruk yang terjadi padanya dan juga Taehyung saat itu. “Taehyung-ah, kalau kau mau pergi cepatlah pergi…jangan membuat Yaeji menunggu”, ujar Jaehee.
Taehyung mengepalkan tangannya kesal. Ia ingin sekali membalas ucapan Baekhyun tapi... ia merasakan seseorang menepuk pundaknya pelan, juga mengelus pucuk kepalanya. Mata Taehyung menyendu. Ia lalu melirik Jaehee yang duduk disamping Kyungsoo. Senyum tergambar di wajahnya. Setidaknya ia tahu bahwa Jaehee tetap berada di pihaknya. “Arasseoyoo~ nikmati harimu..aku tak akan mengganggumu hari ini Noonaaa~”, ujarnya melancarkan aegyonya pada Jaehee sembari memeluk Jaehee dan Kyungsoo bersamaan.
"Ya.. kau apa-apaan! Geunyang ka!", Pekik Jaehee risih karena Taehyung tiba-tiba memeluk dirinya dan Kyungsoo bersamaan. "Kyungsoo hyung dan aku adalah namja keren yang tersisa disini.. Kyungsoo hyung jaga Jaehee noona selalu Ok!". Taehyung meninggalkan mereka semua, tapi sebelum ia pergi ia mengacungkan ibu jari lalu membaliknya ke bawah. "Baekhyun Hyung dan Joonmyeon Hyung.. sama saja" Serunya lalu pergi.
"Ya! Kenapa aku jadi dibawa-bawa juga?! aissh jincha!", gerutu Joonmyeon. "Ya kau juga Byun Baekhyun! sekali-sekali kau seharusnya menggantikan ku mengambil bahan makanan bersama Yaeji! Aku juga mengantuk dan tidak kuat kalau harus bangun pagi-pagi buta setiap hari!", protes Joonmyeon.
"Ya! Yaeji yang tidak pernah meminta bantuan pada ku.. kenapa jadi seolah akulah yang tidak mau membantu?!", Jawab Baekhyun tidak mau kalah.
Myungeun habis kesabaran, perkelahian mereka memecah konsentrasinya. "Bisakah kalian semua diam?!!", Bentak Myungeun yang sebelumnya tidak pernah marah ini "Kalian tidak perlu berkelahi.. Semua masalah sudah selesai! Jaehee.. tolong katakan pada adik mu untuk tidak pernah membahas mengenai aku dan Baekhyun lagi, jujur saja itu sangat menganggu ku!”, seru Myungeun.
Jaehee hanya terdiam di mejanya tanpa mau menatap Myungeun. Moodnya sedang naik turun saat itu karena ucapan Baekhyun sebelumnya, ditambah lagi sekarang Myungeun memarahinya karena Taehyung.
“Kau juga Baekhyun! berhentilah terus mengikuti ku! lakukan hal lain yang lebih berguna saja.. dan kau Joonmyeon-ah.. kau terus protes karena harus mengantar Yaeji! Gara-gara kau.. pagi ini Yaeji pergi sendiri mengambil bahan makan, kau ini namja macam apa?!"
TRAAANG!, Jaehee menghentakkan sendoknya ke meja. Suasana menjadi hening seketika. Termasuk Myungeun yang sejak tadi menumpahkan kekesalannya pun terdiam. Jaehee berdiri dari kursinya dan menatap Baekhyun, Myungeun, dan Joonmyeon. “Da mokgosseo”, ujarnya datar lalu bergegas pergi meninggalkan sarapan begitu saja meskipun mereka belum lama sarapan.
Kyungsoo menghela nafas karena pertengkaran tanpa ujung ini. "Mulai besok biar aku yang mengantar Yaeji untuk mengambil makanan, masalah selesai.. tolong jangan dibahas lagi", ujar Kyungsoo menyusul Jaehee meninggalkan meja makan begitu saja.
***
Yoojin berdiri tepat di depan pintu perpustakaan. Sebelah kakinya sudah melangkah keluar karena ia melihat sesosok arwah namja yang dikenalnya. Ia merasa ragu untuk melangkah keluar. Kemampuan Yoojin membaca masa lalu dari mereka yang disentuh ataupun dilihat oleh Yoojin membuat ia sulit bertahan diluar sana. Karena hal ini juga semenjak arwah-arwah berkeliaran, ia tidak pernah keluar dari dalam perpustakaan. Namun kali ini.. di luar perintah otaknya, ia melangkahkan kakinya keluar dari perpustakaan.
SREETTTT... "AH!", Yoojin bagai tersadar dari lamunannya. Ia merasa seseorang menarik tubuhnya kembali masuk ke dalam perpustakaan.
"Noona.. apa yang kau lakukan di luar? Jimin atau anak lainnya bisa saja melukai mu nanti!", Seru Taehyung yang ternyata menarik Yoojin masuk kembali ke dalam.
"Eonnie.. kau melihat sesuatu di luar sana? Josimaeyo eonnie.. bisa jadi itu adalah pancingan untukmu", Sambar Yaeji yang juga sedang bersama Taehyung. Keduanya memang berniat pergi keluar.
"A.. aniya.. aniya.. sepertinya aku hanya sedang melamun. Sebaiknya aku berada sedikit jauh dari pintu. Kau benar Yaeji.. mungkin juga apa yang di luar sana hanya ilusi semata. Terimakasih karena kalian telah menyelamatkan ku" Jelas Yoojin tersenyum.
"Arasseoyo.. noona, sekarang menjauhlah dari pintu. Kalau perlu tutup dulu saja pintunya. Aku dan Yaeji noona ingin menjemput Yichan noona dulu ya noona hehehe.. ", Taehyung sangat bersemangat karena akhirnya ia bisa keluar dari perpustakaan lagi.
"Ne….Josimhae", Jawab Yoojin. Ia memperhatikan Taehyung dan Yaeji keluar. Ia bergegas menutup pintu setelahnya, namun suara seorang namja yang terus memanggilnya membuatnya ragu. Yoojin memejamkan matanya sebelum akhirnya ia menutup pintu itu.
***
Bruk... Pintu perpustakaan tertutup. Taehyung dan Yaeji saling berpandangan, mereka melihat sosok yang mungkin tadi dilihat juga oleh Yoojin. Sosok arwah itu tak dapat melihat Yaeji dan Taehyung. Sosok itu menunggu di depan pintu perpustakaan, wajahnya memelas seperti ingin menangis.
"Namja itu hantu ya noona?", Bisik Taehyung. "Apa mereka berbahaya?"
"Aku juga tidak yakin Taehyung-ah….tapi apapun yang kita lihat, sebaiknya kita harus tetap waspada", ujar Yaeji menggenggam erat tangan Taehyung. Ia tidak mau anak itu celaka karena terlepas darinya. "Kkajja", Ajak Yaeji. Ia dan Taehyung meninggalkan tempat.
Baru beberapa langkah mereka berjalan, arwah namja lainnya terlihat sedang memperhatikan namja di depan pintu itu. Kedua namja itu juga sempat bertatapan sinis. Mereka nampaknya saling mengenal selama mereka masih hidup. Benar, mereka hanyalah sosok arwah.. mereka kemungkinan telah mati dalam dunia nyata. Keduanya lalu sama-sama membuang muka.
***
"Noona kita mau kemana?", Tanya Taehyung heran karena Yaeji membawanya ke sebuah daerah di belakang Universitas, dimana hanya terdapat tanah lapang disana sepanjang mata Taehyung memandang.
"Ke sini..", Yaeji menarik tangan Taehyung.
Perasaan yang Taehyung rasakan sama persis seperti menembus dinding pelindung perpustakaan. Dichadapannya kini muncul sebuah bangunan yang tadinya sama sekali tidak ia lihat. "Whoaaah~", ujarnya kagum.
"Hehe kesini biasanya aku dan Yoojin eonnie juga Yichan pergi Taehyung-ah", Yaeji mengajak Taehyung masuk ke dalam bangunan gudang dimana Sehun dan Yichan sudah berada di dalam. "Disini juga banyak Game.."
"Jinchayo noona?! WHOAAAH JINCHA DAEBAKITDAA!!”, seru Taehyung memeluk Yaeji bahagia setengah mati.
"Tapi Taehyung-ah.. "
"Hem waeyo?? Waeyo? Waeeeyoong? Waeyo~~~~~~" Jawab Taehyung terlalu bahagia mendnegar ia bisa bermain game disana.
"A.. aniya.. aku membawa mu kesini karena.. aku tahu kau sangat bosan semenjak semua komik mu hancur, juga..", Yaeji memberi jeda pada ucapannya. "Kau masih terlalu kecil untuk mengalami hidup seberat di tempat ini. Aku khawatir.. kau akan kehilangan kebahagiaan mu suatu hari nanti"
"Yaeji noona!!!!!"
"Mwo? W.. Wae?", Tanya Yaeji terlonjak karena suara Taehyung.
"EEehhehehehehe...aniyo…Coba noona katakan itu pada diri noona dulu hoho", Dengan kurang ajarnya, Taehyung meletakkan tangannya di kepala Yaeji, persis dengan apa yang Yaeji lakukan terhadapnya beberapa kali. "Hiduplah yang bahagia Yaeji-aaah~ hahahh.. bahagia saja seperti Moon Jaehee yang sibuk cari pacar disini hahaha", Taehyung bergaya sok tampan. "Lihat aku... aku tampan dan bahagia selalu begini, lebih tampan dari namja namja suram seperti Joonmyeon Hyung dan Baekhyun hyung.. ahh noona juga lupakan saja Baekhyun hyung! jangan jatuh cinta pada namja seperti dia", Seru Taehyung sok tahu. "Nanti kalau ada namja yang lebih tampan dan baik hati masuk lagi ke tempat ini, aku akan menjodohkannya dengan noona, jangan khawatir"
Yaeji tertawa geli melihat tingkat Taehyung. "Haha.. Araseo", Yaeji dan Taehyung memasuki gudang. Di sana mereka bertemu dengan Yichan dan Sehun yang sedang serius bermain game.
"Oi.. kalian sudah datang?", Seru Sehun hanya melirik sedikit. "Selamat datang! Ya neo-ya ilowaba.. kita tanding game", Ajak Sehun meski baru pertama kali bertemu dengan Taehyung.
"Ada orang lain disini?", Taehyung menatap Yaeji, lalu berbisik ditelinga Yaeji. "Noona dia lebih tua dari ku tidak?", Taehyung mendapatkan sebuah anggukan dari Yaeji. "Ya noona.. ini lebih tampan dari Baekhyun Hyung! kau dengan dia saja..", bisik Taehyung.
"Dia untuk Yichan" Yaeji menanggapi Taehyung dengan candaan.
Taehyung memikirkan serius candaan Yaeji. "Hemm.. Yichan noona cantik, hanya berbeda dua tahun dari ku.. bagaimana kalau Yichan noona dengan ku saja?"
***
NEXT 2 HOURS
Jaehee membuka matanya dan menemukan dirinya berada di tempat berbeda. "Solma....aahh kenapa ini terjadi lagi?! ottohkeee?" gumamnya panik. Di sekitarnya terlihat begitu sepi hanya ada dirinya seorang. Ia berjalan pelan menuju ke gedung perpustakaan. Ia berjalan melewati sebuah tempat dan tiba-tiba tubuhnya merasakan hawa panas. "J-Jangan bilang....pria yang bisa mengontrol api itu ada di sini" gumam Jaehee ketakutan. Ia menoleh ke belakang namun ia tak menemukan seorang pun di sana. Ia berjalan menjauh dari tempat itu dan hawa panas itu perlahan menghilang. "Chakkaman....ini aneh...." gumamnya. Ia lalu kembali berjalan mundur kembali ke dekat tempat itu dan hawa panas itu kembali terasa. Ia berjalan beberapa langkah dan hawa panas tersebut perlahan menghilang.
Ia memutuskan mencoba memasuki tempat itu meskipun hawa panas tersebut menyerangnya. Keringat mengucur deras di dahinya karena hawa panas yang dirasakannya.
Sreeett... perlahan Jaehee membuka pintu tempat tersebut dan matanya menangkap sosok manusia di sana. Ia berjalan mendekati orang tersebut yang rupanya seorang gadis bertubuh mungil yang tengah tertidur sambil bersandar pada sebuah meja. Jaehee ragu-ragu menggerakkan tangannya hendak menyentuh gadis itu. Pat pat!, ia menyentuh pundak gadis itu dan menggoyang-goyangkan tubuhnya pelan. Ia kemudian menepuk pundak gadis itu pelan, lalu pada tepukan ketiga semuanya berubah gelap.
***
Kyungsoo berjalan menuju ke ruang tengah perpustakaan. Ia melihat Jaehee sedang duduk sendiri membelakanginya. Semenjak pertengkaran kecil saat sarapan tadi, yeoja itu memilih untuk menyendiri dan ia tak mau mengganggunya. Namun sesuatu terasa ganjal baginya. Ia terdiam sejenak memperhatikan Jaehee dari kejauhan. “Bagaimana bisa ia duduk melamun seperti itu selama dua jam?”, gumamnya bingung. Ia kemudian, memutuskan untuk menghampiri Jaehee dan dilihatnya, yeoja itu tengah duduk tertunduk sambil terpejam. Kyungsoo dengan hati-hati menyentuh pundak yeoja itu. “Jaehee-ah”, namun yeoja itu tak meresponnya. Ia kemudian melihat keringat mengucur deras dari dahi yeoja itu meskipun udara saat itu tidaklah panas.
Kyungsoo terdiam sejenak hingga akhirnya ia menyadari sesuatu. “Solma…j-jangan-jangan..YA MOON JAEHEE!”, seru Kyungsoo. "Jaehee-ah ireona!", Kyungsoo membangunkan Jaehee yang tiba-tiba tertidur pulas ketika ia sedang duduk sendiri.
Jaehee pun tersentak dan akhirnya terbangun. Kyungsoo bernafas lega ketika yeoja itu terbangun. “Ya! Apa yang kau lakukan?!”
“N-Naega? Aku..aku hanya sedang duduk sendiri..lalu…”
“Hajima!”, potong Kyungsoo. “Jangan suka melamun sendiri seperti itu! Bagaimana kalau kejadian seperti kemarin terulang lagi? Aish jincha…kau membuatku khawatir saja”, gerutu Kyungsoo.
“M-Mianhae…”, gumam Jaehee. "Tapi…Kyungsoo-ya, aku bermimpi aneh lagi", adu Jaehee.
Kyungsoo menarik selembar tissue dan mengelap keringat di kening Jaehee. "Apa kau bertemu Chanyeol lagi?" tanya Kyungsoo.
"Aniya....aku bertemu orang lain...", gumamnya. Kyungsoo terdiam lalu menatap Jaehee bingung.
"Nugu?" tanya Kyungsoo.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Yaeji keluar dari gudang, meninggalkan Yichan, Sehun juga Taehyung. Apa yang ia, Yoojin, Yichan dan Sehun takutkan ternyata tidak terjadi. Ia bisa sedikit tenang. Yaeji keluar untuk mencari sosok arwah dua orang namja yang sangat membuatnya penasaran. Yaeji berada di lantai dua Universitas setelah tidak mendapatkan apa yang ia cari pada lantai satu. "Apa mungkin mereka masih berada di dekat perpustakaan?"
Tap tap tap... Yaeji mendengar suara langkah seseorang berlari. Ia bersembunyi karena saat itu ia tidak menggunakan kekuatannya. Ia terlalu lelah jika setiap saat menghilang. Jadi ia hanya menggunakannya kalau ia bertemu dengan pihak musuh saja. Seorang yeoja terlihat berlari dari balik tembok. Nafasnya terengah seperti dikejar-kejar sesuatu. Yaeji awalnya berniat menolong yeoja itu mungkin saja yeoja itu 'pendatang baru', namun begitu ia dapat melihat jelas wajah yeoja itu.. ia mengurungkan niatnya. Kini ia ingat siapa yang sebenarnya membawanya kemari.
¢¢FLASHBACK MODE¢¢
March, 3rd 2014
10.11 AM
Yaeji keluar dari salah satu bilik toilet wanita. Ia menunduk mencuci wajahnya pada wastafel. Begitu ia mengangkat wajahnya, ia melihat seorang yeoja membelakangi dirinya, berdiri tepat di depan bilik dimana Siyou berada. Yeoja itu nampak melakukan sesuatu pada pintu dimana Siyou berada di dalamnya. "Jogiyo.. apa yang kau.."
Yeoja itu berbalik. Ia dan Yaeji sama-sama terkejut saat memandang. Yeoja itu menatap Yaeji sinis. "Jadi dia Love element yang harus ku bawa ke dalam.. cih.. kalaupun aku berhasil menangkapnya, aku tidak akan bersedia bekerja sama dengannya" gerutu Yeoja itu.
"Neo...?", Yaeji mendekati yeoja itu ragu-ragu.
Yeoja itu mendekat dan tanpa alasan ia mencekik leher Yaeji. Yaeji mencoba memberontak tapi entah kekuatan apa yang membuat tubuhnya menjadi lemas. Cekikan itu semakin keras. "Kau.. Seharusnya sejak dulu aku membunuh mu!! Aku tidak lagi peduli jika ia memerintahkan ku untuk membawa mu! Aku tidak sudi.. AKU INGIN KAU MATI!! JEON YAEJI.."
"Eung.. argh.. Ughh!!", CCCCCCRRRUSSHHHH..... BUUUKKKKK!!!!! Cahaya merah keunguan memancar terang dari tubuh Yaeji. Cahaya itu membuat baik tubuh Yaeji juga tubuh yeoja terhempas hingga dari sudut bibir mereka mengeluarkan darah.
Yaeji mencoba berdiri sementara yeoja itu terbaring. Ia membuka pintu dimana Siyou berada untuk menyelamatkan Siyou, tapi didalam sana kosong saat Yaeji membukanya. Ia pun berlari keluar untuk meminta bantuan Joonmyeon dan Jungkook yang berada di luar toilet. Tapi ia juga tidak melihat siapaun di sana. Tanpa Yaeji dapat control, ia berlari sangat cepat, amat sangat cepat meski sebenarnya Yaeji adalah pelari yang buruk. Dalam waktu 20 detik, ia berhasil kembali ke gudang untuk meminta pertolongan, tapi lagi-lagi mereka semua yang berada di gudang juga lenyap. Ia panik saat itu.
"Kau tak akan bisa lari, kau telah berada didalam dunia ini.. dan kau akan mati ditangan ku!", Seru Yeoja itu.
Darah Yaeji naik hingga ke kepala. Ia begitu panic dan takut. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Jungkook. Ia tidak ingin masuk ke dunia itu dan meninggalkan Jungkook adiknya sendirian. Keinginan dan keyakinannya untuk kembali berada dalam level tertinggi.. Ia meraih tangan yeoja di hadapannya dalam keadaan marah. "BAWA AKU KEMBALI JOOHYE EONNIE!! SIAPAPUN KAU SEKARANG!!", Cahaya tadi bertabrakan dengan cahaya yang juga di keluarkan oleh yeoja di hadapannya. Tubuh mereka bagai terombang-ambing di dua dimensi.
Son Joohye, yeoja ini juga tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri karena dorongan kekuatan Yaeji. Mereka berdua sama-sama terluka parah dan akan semakin parah jika mereka meneruskan semua ini. "LEPASKAN AKU!!! LEPAS! AAAAGHHH!!!"
WUUUZZZHHHHHH Keduanya terjatuh. Yaeji dapat melihat Minhyuk, Yoonjae, Chanyeol, Jongdae, Soomin, Miyoung juga yang Sehun yang sedang tertidur. Tapi satupun dari mereka tidak dapat melihat Yaeji. "S..salyeo..juseyo.. Chanyeol-ah.. Jongdae-ah", Pinta Yaeji pada mereka yang berada paling dekat dari posisinya saat itu. Yaeji belum tahu sedikitpun tentang kemampuan cloaking yang di milikinya. Ia juga belum dapat mengontrol hal tersebut sehingga ia tidak terlihat oleh semua orang.
"Siapa kau?", Tanya Chanyeol tiba-tiba.
Sehun yang sedang tertidur pun membuka matanya, juga melihat sosok Joohye. Ia bertanya hal yang sama dengan Chanyeol. "Nu..guji?", Bukan.. bukan Yaeji yang mereka lihat.. tapi Joohye. Joohye panik karena seseorang melihatnya. Ia tidak ingin seseorang lainnya yang juga berada di dalam gudang melihatnya, seseorang yang amat dibenci olehnya. WUZZZHHH..
Di hadapan mata Yaeji, Joohye membawa Chanyeol serta Sehun pergi entah kemana. Ia tidak dapat berbuat apa-apa karena luka dalam yang ia derita. Ia pun terjatuh tepat di samping Jongdae.
¢¢END FLASHBACK MODE¢¢
Nampak Joohye dihampiri oleh Chanyeol dan Jimin. Yaeji mengigit bibirnya menyadari bahwa Joohye memang bagian dari mereka. Yeoja yang dikenalnya cukup lama itu juga tidak terlihat dipengaruhi kekuatan hitam seperti Chanyeol dan Jimin, kemungkinan besar.. ia melakukan semua ini karena keinginannya sendiri. "Wae neo.. Eonnie?", gumam Yaeji menggunakan kemapuannya karena ia tidak ingin tertangkap. Pelan-pelan ia berjalan menjauh dari mereka. Tapi....
"Yeoja yang tak terlihat itu ada di sana", Tunjuk Jimin tiba-tiba saja tepat ke posisi Yaeji berada.
"Ia mengetahui keberadaan ku.. aisshh!", gerutu Yaeji mencoba berlari, namun SLASHH api dari tangan Chanyeol dilepas kan dan tepat mengenai tangannya "ARGH!!" Ia tetap berlari meski ia terluka.
"Ia kesana" Tunjuk Jimin lagi menunjukkan kemana arah Yaeji berlari.
Yaeji panic. Kakinya mulai terasa sakit. Ia tidak lagi bisa berlari. Ia mencari tempat bersembunyi pun tak ada gunanya, karena Jimin pasti dapat menemukannya. Pergi ke perpustakaan pun akan sulit, karena lokasi perpustakaan masih jauh darinya. Ia ingin menangis. ... ia tahu pasti Joohye tidak terlalu peduli akan kekuatan yang dimiliki Yaeji. Ia lebih ingin membunuh Yaeji daripada mengambil kekuatannya. Disaat ia sudah benar-benar menyarah...
SRREETTTT... Sebuah tangan menariknya. Yaeji menutup matanya merasakan seseorang memeluk tubuhnya dari belakang. Yaeji merasa seseorang di belakangnya mengingat luka ditangannya, lalu membawa Yaeji mundur beberapa langkah dari posisi awalnya. "Tenangkan diri mu Yaeji", suara orang itu berbisik di telinga Yaeji masih dalam posisi memeluknya.
Yaeji mencoba melirik kebelakang. Ia tersentak dengan siapa yang dilihatnya
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Siyou sedang tertidur pulas di dalam gudang ketika tiba-tiba ia merasakan seseorang menepuk-nepuk pundaknya sebanyak tiga kali. Ia tetap pada posisinya dan tidak merespon tepukan tersebut. Tak lama kemudian, ia merasakan seseorang mencolek pipinya. Siyou berpura-pura tetap tertidur karena ia terlalu takut membuka matanya setelah melihat beberapa arwah bergentayangan sebelumnya. Namun colekan di pipinya tersebut masih saja dirasakannya. "Jungkookie jebal", pintanya dalam hati. Akhirnya ia pun mengalah. Siyou menggerakkan badannya masih dalam keadaan mata terpejam. "Hnngg....jungkook-ah geumanhae...aku takut!", keluh Siyou.
"Jungkook?", Siyou tersentak ketika mendengar suara lain yang bukan merupakan suara jungkook. "Ya Baek Siyou ireona!" gerutu suara tersebut.
Siyou kenal betul suara itu. "Solma....", gumamnya. "Baek Siyou ireona!" Siyou pun membuka matanya dan menoleh. Ia begitu terkejut ketika melihat siapa yang berdiri di sampingnya.
"JADI BENAR KAU?!!!", Seseorang yang dilihat Siyou menatap Siyou dengan tatapan aneh. "Ya anak cengeng...sedang apa kau di sini?" serunya ketus.
"Maldoandwe....", ujar Siyou tak percaya. Ia mundur beberapa langkah menjauhi orang yang dilihatnya.
"Ya! Wae gurae? kau ini seperti melihat hantu saja!", Pekik orang itu.
¢¢¢TBC¢¢¢