Malam kedua setelah kepergian Yaeji. Yoojin dan Yichan kembali ke perpustakaan untuk menemui anak lainnya. Mereka masuk tanpa kehadiran Yaeji disaat yang lain baru saja menyelesaikan makan malam mereka. Yoojin dan Yichan merasakan kesungkanan anak lain terhadap mereka. Mereka berusaha biasa saja, tapi mungkin.. ini memang sudah saatnya mereka semua terbuka satu sama lain.
Jaehee dan Myungeun kembali dari dapur setelah mereka selesai mencuci piring. Semua namja bersama dengan Yoojin dan Yichan sama-sama duduk mengelilingi Meja disekitar rak buku tempat biasa Yoojin dan Yichan berdiskusi. Jaehee menghentikan langkahnya sejenak ketika menyadari bahwa hanya ada spot kosong diantara Kyungsoo,Taehyung juga Baekhyun Yichan. Awalnya ia hendak duduk di samping Baekhyun namun Myungeun sudah menempatinya lebih dulu.
"Jaehee-ah", panggil Myungeun sambil menepuk spot kosong yang berada di antara dirinya dan Kyungsoo.
Jaehee terlihat ragu. Ia masih belum berani bicara banyak dengan Kyungsoo semenjak apa yang terjadi di antara mereka kemarin. Selain itu ia juga masih sedikit kesal karena namja itu seperti terkesan menyembunyikan apa yang juga terjadi pada Yaeji sehingga yeoja itu menghilang begitu saja. Tapi mau tak mau akhirnya ia tetap menempati spot yang ditunjuk Myungeun.
Kyungsoo menoleh sejenak ke arahnya ketika Jaehee duduk di sampingnya. Lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada yang lain setelahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Seoorangpun dari mereka belum ada yang mau membuka suara. Mereka saling terdiam tanpa menatap satu sama lain. Taehyung adalah orang pertama yang membuka pembicaraan."Kita berkumpul untuk apa sebenarnya? Kalau tidak ada keperluan lebih baik kita tidur"
Kyungsoo memperhatikan Yoojin dan Yichan yang pulang tanpa Yaeji bersama mereka. "Dimana Yaeji? Kenapa hanya kalian saja yang kembali?"
Yoojin dan Yichan tidak menjawab apapun, mereka tutup mulut tentang hal itu. KLOTAK! Kyungsoo mendengar sebuah benda kecil yang tak jauh darinya terjatuh. Ia memicingkan matanya ke arah benda jatuh tersebut lalu menghela nafas. Ia kemudian melirik ke arah yang lain yang masih sibuk mengintimidasi Yoojin dan Yichan dengan tatapan dan tidak terganggu oleh kejadian tersebut.
"Jadi apa yang sebenarnya kalian lakukan selama ini?" tanya Baekhyun mencuri start. Sekali lagi Yoojin hanya Yichan tidak menjawab pertanyaan Baekhyun.
"Yoojin noona" Kyungsoo menatap Yoojin seolah memohon agar Yoojin mengatakan sesuatu, karena ia juga yang lainnya masih sama-sama tidak mengerti tentang apa yang terjadi.
"Mianhae...kami tak bermaksud membuat kalian semua khawatir..." jawab Yoojin.
"Arasseo noona...gwenchana...kami mengerti" Kyungsoo berusaha mengerti dengan keadaan mereka, mungkin akan sulit juga bagi mereka selama ini menyembunyikan apa yang mereka lakukan pada anak lain.
"Kita? mungkin kau saja... aku tidak" sambar Baekhyun.
"Baekhyun-ah, geumanhae" bisik Myungeun.
Yichan yang biasanya tidak mau perduli dengan pertengkaran kini mengerti mengapa masalah jadi semakin keruh. "Selamanya kita tidak akan bisa bekerja sama selama tujuan kita berbeda." Jawabnya tegas. "Aku.. sejak awal aku masuk ketempat ini, aku selalu berfikir ingin kembali ke dunia tempat ku hidup sebelumnya, lepas dari dunia itu lebih baik ataupun lebih buruk dari tempat ini, lepas dari siapa orang yang mungkin akan kutemui dalam hidup ku.. dunia nyata ku, lebih berharga dari apapun yang bisa ku nikmati di tempat ini"
"Ya! Jelaskan maksud ucapan itu.. Kau sendiri, kau berucap seolah aku tidak ingin keluar dari tempat ini! Aku juga ingin....Argg~", Baekhyun mengerang kesakitan saat Yoojin menarik tangannya.
Yoojin menatap mata Baekhyun. Ia mem-flashback memory dalam kepala Baekhyun. Bola mata Yoojin berubah warna dalam sekejap. Dengan mulutnya sendiri, ia mengulangi kata-kata yang pasti Baekhyun kenali.
"Sebegitu sulit bagi mu menerima kenyataan kita akan terkurung ditempat ini selamanya? Wae.. Kau merindukan keluarga mu? Kau pikir semua anak ini tidak memiliki keluarga yang juga mereka rindukan? Begitu?"
"KAMI SEMUA BAIK-BAIK SAJA SEBELUM KAU DATANG!!!" "Dengarkan hal ini baik-baik Jeon Yaeji-ssi. Jika aku bisa.. mungkin lebih baik ku kembalikan kau ke dunia lebih dulu sekalipun hal itu akan mengurung ku selamanya ditempat ini bersama anak-anak lain. Aku... hidup di tempat aneh ini lebih dari 7 bulan lamanya, dan selama itu.. aku juga satu persatu dari mereka yang terus berdatangan hidup seperti sebuah keluarga, memang tuajuan utama kami adalah keluar dari tempat ini.. tapi.. meskipun seperti itu, aku.. dalam hati ku tetap berharap kami tidak ingin kami terlepas satu dengan lainnya, aku tidak ingin seorangpun diantara kami terluka.. "
"Hhh~ Karena setiap anak yang tertangkap pun, pasti akan menimbuklan efek yang akan merugikan anak lain.. seperti apa yang terjadi pada Jimin. Dan mungkin Hal itu juga akan terjadi jika kau tertangkap.. Itu adalah satu-satunya hal yang ku pegang untuk tidak bertingkah bodoh yang mungkin akan menyebabkan kau pergi dari tempat ini. Tapi.."
"Tapi mengapa kau terus mengulangi ini Jeon Yaeji-ssi.. WAE NEONEUN!!! Neo... Kau selalu mengambil kesimpulan dan bertindak sesuka mu, pergi sesuka mu tanpa izin dan perintah dari siapaun... Apa yang jau ingin kan sesungguhnya.. hem? Apa? KAU INGIN SELAMAT DARI SINI SENDIRI MESKI TEMAN-TEMAN MU YANG LAIN HARUS MATI KARENA DIRIMU!! KAU SUNGGUH..."
Baekhyun tercengang ketika Yoojin mengucapkan ulang apa yang ia ucapkan kepada Yaeji pada malam dimana Myungeun hampir saja tertangkap. Mengucapkan kata-kata yang Baekhyun sendiri pun mungkin sudah tidak bisa mengulanginya kalaupun seseorang meminta. Malam itu ia begitu emosi. Ia mengatakan apapun yang ada di kepalanya. "N-Noona...b-bagaimana mungkin k-kau...", Ia menatap Yoojin yang bola matanya kini kembali berubah warna itu.
"Apa yang Yoojin onnie bicarakan barusan?" Tanya Jaehee bingung. Ia hanya tahu bahwa Baekhyun sempat membentak Yaeji namun ia tak tahu apa yang diucapkan namja itu pada Yaeji hingga hubungan keduanya semakin memburuk.
Yoojin menarik nafas, mengembalikan jiwanya kembali, memejamkan sejak matanya, lalu membuka mata lagi. "Kata-kata itu Baekhyun ucapkan pada Yaeji, geutchi?"
Jaehee terkejut mendengar ucapan Yoojin. "Jincha?!", serunya pada Baekhyun.
Myungeun tak kalah terkejutnya dengan Jaehee. "Kau sungguh bicara seperti itu pada Yaeji, Baekhyun-ah?!", Tanya Myungeun tak percaya.
Baekhyun mengalihkan wajahnya ke arah lain. Ia baru sadar ia berbicara terlalu kasar malam itu. "Mianhae", gumamnya pelan.
"Aku, Yoojin eonnie dan Yaeji bukan tidak ingin memberi tahu apa yang kami lakukan. Kami hanya tidak ingin menganggu kalian yang memang tidak ingin mengetahui cara untuk keluar dari tempat ini, ataupun kalian yang lebih memilih untuk diam tanpa melakukan apapun, menunggu waktu kalian mati di tempat ini", Ujar Yichan datar namun penuh penekanan. Ia lelah terus dicurigai, seolah bersalah padahal yang ia lakukan adalah demi mereka semua.
"Yaedeura", Sambung Yoojin sekaligus melanjutkan ucapan Yichan "Seseorang atau sekelompok orang yang membawa kita ketempat ini, memiliki satu tujuan yang buruk. Mereka tidak memilih sembarang orang untuk mereka 'jebloskan' ke tempat ini. Mereka akan terus menekan sampai setiap dari kita kehilangan harapan hidup hingga mempermudah mereka menangkap kita satu persatu." Jelas Yoojin "Yaeji.. memiliki sesuatu dalam dirinya.. yang memang bertugas terus mendorong kalian agar tidak kehilangan hal itu. Semakin ia menekannya, maka ia akan sendiri akan kehilangan kekuatan itu, Tubuhnya akan sering menghilang tanpa bisa lagi ia kontrol sendiri"
"Aku melihat Yaeji noona muncul hilang, muncul hilang seperti hantu", Sambar Taehyung. "Ia mengeluarkan darah dari hidungnya. waktu itu aku yang memberinya Tissue, jam tiga malam setelah ia pulang membawa semua bahan makanan", Jelas Taehyung baru mau mengakui setelah sekian lama. "Dia takut Baekhyun hyung memarahinya. Kalau tahu ia pergi, Baekhyun hyung akan menuduhnya membuat masalah lagi", Bela Taehyung.
Kyungsoo mendukung pernyataan Yoojin. "Apa yang terjadi padaku beberapa hari belakangan ini, saat Aku menyerang Myungeun secara membabi buta, aku tak menyadarinya sedikitpun. Aku benar-benar tak bisa melihat apapun saat itu. Hanya suara-suara aneh yabg terus bergema di telingaku seolah menarikku dan memaksaku untuk...untuk menyerang siapapun yang ada di dekatku saat itu". Mereka semua terdiam. "Tapi percayalah padaku bahwa aku tak ingin menyerang siapapun yang ada di sini! aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi padaku, begitu pula dengan Yaeji" sambung Kyungsoo.
"Tapi kau terlihat seperti bisa mengontrolnya dengan baik akhir-akhir ini...apa yang membuatmu kembali tenang seperti ini? Mungkin kita juga bisa mencobanya pada Yaeji", ujar Myungeun.
Setelah mendengar ucapan Myungeun, semua mata tertuju pada Kyungsoo begitupun dengan Jaehee yang duduk di sampingnya. "S-Soal itu.....", Kyungsoo melirik ke arah Jaehee yang juga sedang menunggu jawaban darinya karena kemarin ia juga menanyakan hal yang sama padanya. "S-Soal itu...a-aku sedang mencoba sesuatu..t-tapi aku tak terlalu yakin jadi aku belum bisa memberitahumu....lagipula apa yang terjadi pada Yaeji dan diriku berbeda. Meskipun....meskipun kami tetap membutuhkan bantuan untuk mengendalikan ini semua", ujar Kyungsoo.
"Bantuan apa yang kau butuhkan? Jika kau jujur mungkin kami bisa membantu-"
"Aniyo noona...", potong Kyungsoo. "Aku sedang memastikannya...aku berjanji aku akan memberitahu kalian semua jika aku sudah yakin...karena kurasa...tak semua orang bisa membantuku" Jawab Kyungsoo mendadak sedikit gugup. "Kalian akan mengetahui apa yang bisa membantuku mengendalikan diriku...cepat atau lambat...mianhaeyo"
"Jincha?" Desak Taehyung tersenyum nakal.
"Ya tentu saja!" bentak Kyungsoo meyakinkan.
"Arasseo..." sambungnya cuek dan kembali seperti Taehyung yang biasanya. Kyungsoo pun menghela nafas lega.
"Gurae..", ujar Yoojin. Ia kembali menoleh pada Baekhyun. "Jadi Baekhyun-ah.. kumohon berhentilah mempersulit keadaan Yaeji. Ia tidak berniat menganggu ataupun menyakiti siapapun. Memang hanya dengan cara semacam itu ia bisa melakukannya. Ia.. selalu dan akan selalu mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu yang ia yakini pasti dapat orang itu lakukan. Aku tidak mengatakan ia pasti benar.. tapi bukan berati juga hal itu pasti salah. Kau mengerti maksud ku Baekhyun-ah?"
Baekhyun terdiam. Ia menyadari ternyata sikap Yoojin, Yichan dan Yaeji bekerja sendiri dibelakang anak-anak lain adalah karena sikapnya. Ia tidak mengatakan sepatah katapun lagi setelah semua itu.
Joonmyeon sebagai salah satu yang berada paling lama di dunia nyata angkat bicara. "Aku, bersama beberapa orang yang mungkin kalian kenal, di dunia nyata sana.. kami menangkap seorang ajuma yang sampai saat ini kami sangka sebagai tersangka utama yang memasukkan kalian semua ke dalam sini. Menurut salah seorang dari kami, Teman kecil ku Baek Siyou..."
"Ahhh.. pacar gelap mu", Sela Taehyung menyambar, tentunya langsung mendapat tatapan listrik dari Joonmyeon. "Wae? Itu kenyataan" Gumam Taehyung. Jaehee melemparkan tatapan bingung dan sedikit terkejut pada Taehyung. Namun Taehyung hanya tersenyum tipis.
Setelah Taehyung diam, Joonmyeon melanjutkan ceritanya. "Hhmp.. Menurut Siyou, ia melihat dengan jelas.. Bocah gila disamping Jaehee itu" Suho menunjuk kesal Taehyung.
"Ya Joonmyeon-ah!", tegur Jaehee yang tak terima akan perkataan Joonmyeon tentang sang adik.
"M-Mianhae", ujar Joonmyeon. Taehyung tersenyum penuh kemenangan karena sang kakak memihaknya. "Menghilang dibawa pergi oleh Ajuma tersebut"
"Ah.. aku melihat mengenal ajuma itu!", Sambar Taehyung lagi,
"Ya jangan mulai lagi! kau pasti mulai bicara yang tidak-tidak!", Larang Jaehee, ia menyumpalkan potongan roti ke dalam mulut Taehyung agar Taehyung diam.
Taehyung mengunyah cepat roti dimulutnya, lalu kembali bicara. "Aniya.. percayalah padaku! Aku bertemu ajuma itu dengan Jungkook dan Siyou sebelum aku sampai ke tempat ini dan dicurigai sebagai pencuri oleh Baekhyun hyung dan Kyungsoo hyung" Tangan Taehyung meminta roti lagi pada Jaehee, ia bercerita sambil memakan sedikit demi sedikit roti. Semakin banyak roti yang masuk ke dalam mulutnya semakin cepat dan lancar ia berbicara.
Jaehee disamping Taehyung sudah ingin sekali menjambak Taehyung yang justru sibuk makan bukan buru-buru menyelesaikan ucapan, tapi tangan Jaehee ditahan oleh Yoojin. Yoojin menggeleng pada Jaehee. Jaehee menggaruk kepalanya bingung, tapi ia mengikuti saja.
"Jika bisa sedikit ku simpulkan untuk mempermudah kalian mengerti, Ajuma itu memiliki kenampuan untuk melihat sesuatu dalam diri kalian, sebelum ia memilih siapa yang akan ia gunakan" Ujar Yoojin memberi penengahan atas cerita Taehyung dan Joonmyeon.
"Chakkaman", potong Jaehee tiba-tiba. "Ahjumma siapa yang kalian maksud?", tanya Jaehee bingung. Sontak semua mata tertuju padanya. "W-wae?"
"yah! Kau tak ingat? Sebelum kami semua masuk ke sini, ada seorang ahjumma yang berkeliaran (?) di Yonghan. Sebelum aku kemari, aku merasakan seseorang menyentuh pundakku dan tubuhku rasanya seperti terhisap dan aku terbawa kemari", ujar Taehyung panjang lebar.
"Maja...kurasa sebagian dari kami juga merasakan hal itu...kau...tidak mengalami hal itu?", tanya Yoojin.
"Aniyo aku...", ia kemudian sontak terdiam ketika mengingat hari dimana ia kembali ke Yonghan. "Ah....ahjumma itu...ahjumma yang berteriak histeris seorang diri memohon agar anaknya tidak dibawa", gumam Jaehee.
"Mworago?", tanya Kyungsoo. Ia melirik Jaehee sejenak lalu kembali terdiam seraya memikirkan sesuatu. Ia terlihat sedikit tak tenang. Untunglah tak ada yang menyadarinya.
Jaehee kemudian menceritakan apa yang dilihatnya dari ahjumma itu hari itu pada yang lainnya. "Tapi...ketika aku terbawa kemari...aku tak merasakan seseorang menyentuhku. Saat itu...aku...aku baru saja mengakhiri hubunganku dengan Joonmyeon"
"Uhuk! Uhuk!", Joonmyeon terbatuk-batuk.
"Sahabatku juga hilang disaat yang sama...pikiranku sedang kalut hari itu dan aku bergegas kembali ke asrama. Ketika aku menyeberang jalan, sebuah mobil melaju kencang ke arahku...aku refleks memejamkan mataku karena kupikir aku akan mati. Tapi begitu aku membuka mataku...aku sudah berada di sini...aku bertemu sahabatku yang sudah sangat berbeda..dan juga..", ujarnya sambil melirik Kyungsoo. "Dan juga Kyungsoo", ujarnya.
"Issanghae...apa ada lagi yang mengalami hal serupa dengan Jaehee?", tanya Yoojin. Namun anak-anak lainnya menggeleng.
"Ah! Mungkin itu yang ia maksud kalian bertiga berbeda", Selak Taehyung lagi mengembalikan fokus pembicaraan. "Ia mengatakan aku, Siyou dan Jungkook berbeda, apa mungkin yang ia maksud adalah sesuatu dalam diri kami itu noona?"
Jaehee tengah terkagum-kagum melihat Taehyung untuk pertama kalinya bisa berbicara sesuai dengan apa yang mereka tengah bicarakan tanpa bersikap atau berkata aneh seperti biasanya. Hari itu, ia terlihat cerdas. Jaehee tersentak begitu tiba-tiba dipangkuannya terdapat sebuah sobekan kertas berisi beberapa kalimat. Jaehee melihat sekitarnya kebingungan.
Gelagat aneh Jaehee terlihat oleh Kyungsoo. Ia mencolek tangan Jaehee dan mengambil kertas di tangan Jaehee. "Gwenchana.. Yaeji yang menulis ini", bisik Kyungsoo. Kyungsoo menuliskan 'Gomawo' pada belakang kertas yang tadi berada di dekat pangkuan Jaehee. Tangan Kyungsoo bergerak ke belakang tubuhnya, dan sekejap kertas itu menghilang.
Jaehee terkejut melihat kertas tersebut menghilang begitu saja. “Yaeji ada di sini?”, bisiknya pada Kyungsoo.
“Eo…dia di belakang kita”, jawab Kyungsoo. "Kau mengerti maksud ku kan?" Tanya Kyungsoo masih dengan nada berbisik.
Jaehee mengangguk. "Syukurlah, jadi kau baik-baik saja Yaeji-ah", Ia tersenyum tenang "Tapi aku sungguh baru menyadari kalau Taehyung..."
"Aku juga baru mengetahuinya….”, balas Kyungsoo. “Sudahlah, kita harus fokus pada pembicaraan"
“Chakkaman…aku tak seharusnya bicara padamu aish”, gerutu Jaehee pelan. Ia baru kembali teringat bahwa ia masih kesal dengan namja itu.
"Psh…jincha”, gumam Kyungsoo. Kyungsoo dan Jaehee sama-sama kembali menghadap ke depan, mendengarkan penjelasan anak-anak lain.
"Kemungkinan besar seperti itu. Kami menangkap Ajuma itu dan membawanya ke dalam gudang. Di gudang itu juga Yaeji menghilang. Kemungkinan juga saat itu ia masuk ke dalam sini", Jawab Suho menanggapi ucapan Taehyung, ini juga pertama kalinya mereka bicara rukun. "Ah.. aku juga sedikit ingat Ajuma itu terus menyebut Jungkook sebagai Shelter, entah apa maksudnya"
"Ia berkata seperti itu?", Yoojin mencatat hal itu dalam bukunya. "Araseo.. lanjutkan Joonmyeon-ah", Pinta Yoojin.
"Chakaman.. Apa itu berarti kita ini semacam superhero yang bisa menyelamatkan dunia? Jadi bukan hanya Kyungsoo Hyung, Yaeji Yoona dan Yoojin noona saja yang memiliki kekuatan?", Sela Taehyung mendadak bersemangat. Ia jadi semangat sendiri memikirkan mungkin ia juga memiliki kemampuan luar biasa. "Mungkin nanti aku bisa terbang" Serunya menirukan gaya Superman.
Baekhyun, Myungeun, Jaehee, Kyungsoo dan Suho menatap Yoojin menunggu penjelasan Anggota tertua mereka itu. Yoojin mengehela nafasnya, "Ini terdengar gila.. tapi apa yang Taehyung ucapkan adalah benar adanya"
Myungeun menutup mulutnya tak percaya. "Apa hal itu pula yang menyebabkan namja itu berusaha menangkap kita?", Gumam Myungeun pelan.
"Namja itu?" Tanya Kyungsoo.
"Ahhhh!!! Namja itu.. Namja yang selalu berpakaian hitam, tubuhnya kurus, Jauh lebih tinggi dari Kyungsoo hyung dan Baekhyun hyung atapun Joonmyeon hyung,bahkan lebih tinggi dariku juga. Mungkin tingginya sekitar 180cm", Sela Taehyung menggambarkan detil sosok namja yang pernah dilihatnya dan sempat-sempatnya menyindir hyung-hyungnya yang tidak lebih tinggi dari dirinya itu.
"Bisa tidak, tidak usah menyindir tinggi tubuh?", Gerutu Kyungsoo.
"Ehehe.. nyummm~", Taehyung terkekeh lalu mengigit dan mengunyah roti lagi. "Namja itu, eumh nyum ngum~". Ia bicara tersela-sela karena bersamaan dengan mengunyah rot.i "Namja itu meletakkan tangannya di kepala Jimin, lalu WUZZZ! Jimin seperti dicabut nyawanya. Tak lama setelahnya, keluar cahaya dari tubuh Jimin dan kemudian BOMB! Ia menghilang bersama namja itu", Taehyung bercerita heboh sekali seperti menceritakan kartun.
Kyungsoo meletakkan jarinya pada dagu. "Mungkin karena itu pula semua isi buku lenyap bersama hilangnya Jimin, karena kekuatan dalam diri jimin telah dihancurkan oleh namja itu"
"Dan kekuatan Jimin yang kita perlukan itu sekarang sudah hilang", Ujar Baekhyun seolah membuka luka lama dan membuat anak lainnya terdiam.
Yoojin ingin angkat bicara. Tapi ia tahu tidak ada yang bisa berucap lebih baik dari 'anak itu' mengingat ini adalah bagian peran darinya. Ia melirik Yichan, mungkin Yichan bisa melakukan sesuatu.
Yichan dengan santai melemparkan bolpoinnya ke pojok.. TAKKKK!
"AHH!", Bolpin Yichan mengenai sesuatu, sosok Yaeji dipojok rak perpustakaan pun terlihat kini. "Yichan-ah.. apha~", gumam Yaeji. Ia kemudian terdiam menyadari Baekhyun, Taehyung, Myungeun dan Joonmyeon kini melihat ke arahnya.
"Ratu provokasi, waktunya kau bicara! jangan makan gaji buta begitu..", Ujar Yichan santai. "Memprovokasi hati orang adalah tugas mu".
Jaehee menggeser posisi duduknya jadi merapat ke arah Kyungsoo dan memberi spot kosong antara dirinya dan Taehyung untuk Yaeji agar yeoja itu bisa duduk di sana. Kyungsoo lagi-lagi melirik Jaehee yang duduk merapat padanya. "M-Mwo? Yaeji mendorongku", gerutu Jaehee pelan sembari memberi kode bahwa ia memang harus bergeser karena Yaeji akan duduk di sampingnya.
Yaeji takut-takut menatap Baekhyun sebelum ia bicara.
"YAAA ISSH!!", Baekhyun mendadak memekik.
Taehyung dengan cepat menarik taplak meja untuk menutup wajah Baekhyun. "Hyung diam saja! Yaeji noona takut pada hyung!"
Yaeji tersenyum akan tingkah lucu Taehyung. Taehyung memberi signal dengan membentuk tanda V pada tangannya, menandakan Yaeji sudah bisa bicara. Situasi hening beberapa saat. Yaeji mulai bicara setelah itu. "Apa yang Jimin miliki.. hanyalah satu dari sekian banyak kekuatan yang mereka butuhkan.. Aku tidak bisa berkata banyak, tapi setiap dari kita semua yang berada di tempat ini memiliki peran kita masing-masing. Tidak ada.. seorang pun yang dapat lebih dulu keluar sebelum yang lainnya, juga tidak akan ada yang tertinggal saat yang lain telah keluar. Kehilangan Jimin bukan berarti hilang juga harapan bagi kita semua di tempat ini. Meskipun tetap.. hilang satu maka tidak akan sempurna lagi kita dapat terbentuk. Karena itu.. hal pertama yang harus kalian semua sadari adalah.. semua orang di tempat ini memiliki arti dan setiap orang dapat menjaga satu dengan yang lainnya. Juga menjaga agar satu dengan yang lainnya tidak kehilangan kontrol dalam diri mereka. Karena setiap kekuatan memiliki celah kekurangan mereka masing-masing"
Kyungsoo memandangi tangannya, ia mengingat Yaeji juga mengatakan hal serupa padanya. "Kedepannya nanti.. pihak lawan pasti melakukan tindakan-tindakan yang masih sulit untuk kita prediksi saat ini...kita.. harus bisa menjadi lebih kuat mereka, harus bisa menemukan sesuatu lebih dulu dari mereka. Mereka mengincar kita karena mereka membutuhkan kita.. dalam artian meskipun kita masing-masing memiliki sebuah kelemahan, kemungkinan pihak lawan juga memiliki banyak celah yang bisa kita tembus, mengingat jumlah kita saat ini masih lebih banyak dari mereka"
Jaehee jadi teringat akan sesuatu yang dilihatnya sebelum ini. "Eo! Yaedeura!", Jaehee berdiri dari tempat duduknya. Ia menunjukkan salah satu gambar yang sempat dibuatnya. Ia menoleh ke arah Joonmyeon untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Yichan mengangkat buku itu agar semua anak dapat melihatnya. Taehyung kagum luar biasa saat buku itu terbang sendiri. "Hwaaaa... siapa yang menerbangkan buku?" Tanya Taehyung berbeda fokus. Sementara anak lainnya lebih fokus pada gambar pada buku tersebut.
"Jaehee yang menggambarnya. Saat itu aku sedang bersamanya dan tiba-tiba saja tubuh ku tertarik sampai aku melihat beberapa orang berdiri di sebuah barisan dan sekelompok arwah mengikuti mereka, dan ternyata setelah aku sadar. Jaehee menggambarkan hal yang sama persis dengan apa yang ku lihat", Jelas Joonmyeon.
"Dalam perjalanan kembali tadi, kami juga melihat banyak penampakan-penampakan arwah penasaran diluar sana" Yoojin menjelaskan apa yang terjadi. "Kami juga mendapatkan informasi dari mereka yang masih ada di dunia yang sesungguhnya, bahwa semua ini terjadi karena semua kekuatan yang ada telah berkumpul di tempat ini, sehingga semua arwah yang seharusnya telah tersegel, kini terlepas kembali. Kalau sampai kekuatan hitam berhasil menguasai arwah-arwah tersebut, maka akan sulit bagi kita untuk bergerak"
"Sial.." Gerutu Kyungsoo.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
12. 20 PM
Jungkook memperhatikan ponselnya menunggu balasan dari Yaeji. Senyum di wajahnya mulai terlihat setelah hampir satu jam lamanya menghilang. "Hyung, noona belum membalas pesan ku"
"Jungkook-ah, sabarlah sedikit! kau lihat Time Dimension itu kan? Di sana sedang malam hari saat ini. Kau mau noona mu tidak tidur?", ujar Yoonjae menasehati Jungkook, padahal sejak tadi Jungkook sulit berkomunikasi dengan Yaeji karena ponselnya 'dibajak' oleh Yoonjae untuk bicara pada Yoojin.
Jungkook menggembungkan pipinya. Ia ingin protes, tapi ia menghormati Yoonjae yang lebih tua jauh darinya. Jungkook melihat Minhyuk memasuki ruangan gudang tersebut "Ssaem.. sudah kembali?" Tanya Jungkook.
Raut wajah Minhyuk menunjukkan hal buruk sedang terjadi. Ia menoleh ke arah time dimension yang sebelum ia pergi belum ada. Minhyuk memperhatikan benda itu dengan seksama. "Benda ini.. Time dimension?"
Yoonjae menghampiri Minhyuk. "Ssaem juga tahu tentang Time dimension?", Tanya Yoonjae balik. "Ssaem, benda ini dapat menyambungkan dunia yang sesungguhnya dengan dunia dimana anak-anak berada.. dengan benda ini juga...."
"Dengan adanya benda ini juga.. para roh di dunia sana dapat menyusup kembali ke dunia nyata", Selak Minhyuk membuat Yoonjae tertegun.
"M..m..maksud Ssaem?" Tanya Yoonjae terbata.
"Sudah kuduga", Sambar Seohyun. "Mustahil suatu benda dengan fungsi semacam itu tidak berakibat apapun"
Jongdae menceritakan apa yang dilihatnya. "Sebagian arwah dari dunia sana bahkan dapat terlihat dengan mata telanjang, meski sosok mereka masih terus muncul dan menghilang"
"Mereka semua sangat menakutkan! Seisi universitas panik karena banyaknya penampakan hantu", Tambah Soomin masih memegangi lengan Jongdae karena ketakutan.
"Lalu bagaimana? Apa benda ini harus dihancurkan?", Tanya Miyoung mewakili apa yang juga ada di benak Yoonjae, Siyou dan Jungkook.
"Benda ini tidak akan bisa hancur.. Terkecuali jika pintu dimensi berhasil tertutup dengan sempurna kembali", Jelas Minhyuk. "Waktu yang tersisa hanya tinggal 7 jam dari sekarang, kalau sampai mereka semua gagal kembali ke dunia dan menutup pintu antara dunia ini dan sana, maka.. dunia tempat manusia hidup akan bercampur dengan dunia mereka yang telah mati"
"Ssaem.. bolehkan aku bertanya?", Ujar Siyou mengangkat tangannya. Minhyuk memberi anggukan pertanyaan. "Beberapa orang anak bercerita tentang kejadian 10 tahun lalu, mereka sering menyebut nama Ssaem.. kalau boleh kami mengetahuinya, apa yang sebenarnya terjadi 10 tahun lalu ssaem?"
"Yang sebenarnya terjadi..."
"Hajima", Perintah Seohyun memotong ucapan Minhyuk. "Tak ada gunanya kau menceritakan itu. Kalian hanya akan menghabiskan waktu. Inti dari cerita itu hanyalah... "
Seohyun menatap Minhyuk lekat. "Sebuah kekuatan berusaha membuka paksa pintu dimensi dengan mengorbankan seluruh elemen pengunci pintu dimensi untuk mengurung sebuah sosok ke dalam dimensi yang lain... dan Lee Minhyuk-ssi, kau.. adalah satu dari kekuatan yang tertinggal dari kejadian itu…sepuluh tahun yang lalu”
☆*:.。. o)o .。.:*☆