home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DIFFERENT DIMENSION

DIFFERENT DIMENSION

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jul 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : BTS Jin, V, Jungook, Jimin EXO Suho, D.O.,Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Chen AOA Hyejeong, Miss A Suzy,
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |10377815 Views |8 Loves
DIFFERENT DIMENSION
CHAPTER 19 : Time Dimension

Myungeun melirik ke arah Baekhyun yang memasak dalam diam. "Baekhyun-ah..." panggilnya pelan.

"Eum?", jawabnya singkat sambil tetap fokus pada makanan yang sedang dimasaknya.

"Mianhae...soal kemarin..." ujar Myungeun pelan.

Baekhyun terhenti sejenak dari aktivitasnya lalu kembali melanjutkannya. "Akulah yang seharusnya minta maaf karena telah m-menciummu tanpa izin" ujar Baekhyun.

"Gwenchana.... aku sudah tak terlalu memikirkannya", Jawab Myungeun. "Tapi, soal kau dengan Yaeji.... apa kau bisa berhenti memusuhinya?", tanya Myungeun hati-hati.

Baekhyun menghela nafas, "Molla..." ujarnya singkat. "Aku tak janji...", sambungnya.

"Wae?", tanya Myungeun.

"Pertama, dia hampir saja membuatmu mati...kedua, sekarang dia menyakiti hatimu karena mencoba menjodohkan Kyungsoo dengan Jaehee...aku rasa aku masih butuh waktu untuk memaafkannya", ujarnya tanpa menatap Myungeun.

Myungeun menghela nafas mendengar jawaban Baekhyun. "Baekhyun-ah dengarkan aku...", pinta Myungeun. Baekhyun menoleh ke arah Myungeun. "Aku sangat menghargai perhatianmu padaku...soal kemarin, itu murni kesalahan kami... tapi Yaeji tak pernah berniat sedikitpun menyakitiku. Kau lihat sendiri bahwa luka yang di deritanya lebih parah dariku...aku sangat merindukan Jaehyung oppa, maka dari itu aku menyetujui ide Yaeji untuk mencoba menyadarkan Jaehyung oppa. Yaeji hanya memberiku ide, ia tidak memaksaku untuk melakukannya" ujar Myungeun. "Dan soal Kyungsoo......", Hela Myungeun ditengah ucapannya. "Kau tahu sendiri bahwa sejak awal aku tak pernah bisa benar-benar dekat dengannya matchi? Kalau memang ia menyukai Jaehee, lalu aku harus bagaimana? dan sepertinya....Jaehee juga menyukainya...kalau mereka berdua memang sudah saling menyukai, lalu aku bisa apa?", Myungeun tersenyum pahit. Baekhyun menatap Myungeun, lalu tertawa pelan.

"Hidup ini memang tidak adil sekali ya? haha", ucapnya seraya tertawa mengejek. "Lalu bagaimana denganku?", sambung Baekhyun.

"Kau pria yang baik...dan mungkin hidup kita selama terjebak di tempat ini tak akan pernah sama jika kau tak ada di sini...Kau pasti akan menemukan seseorang yang akan benar-benar mencintaimu", Myungeun tersenyum tenang

"Pshh...jangan tersenyum seperti itu padaku...membuat hatiku semakin perih saja...", ucapan Baekhyun terdengar seperti setengah bercanda.

"Kkk~ mianhae...jadi, apa kau mau berbaikan dengan Yaeji?"

"Molla, akan kupikir-pikir lagi", jawab Baekhyun yang kembali sibuk dengan masakannya.

                                                                       ***

"HATCHIH! HATCHIH!", Yaeji bersin-bersin. "Kenapa aku jadi benar-benar terserang flu?" gumamnya sambil mengucek-ngucek hidungnya yang memerah.

"Noona, neo gwenchanayo?", tanya Taehyung yang sedang tertidur di samping Yaeji sambil bermain PSP

"Ne Taehyung-ah....aku hanya mendadak terserang flu sepertinya...mana Yoojin onnie sedang keluar!" keluh Yaeji.

"Apa kau mau aku mencarikannya untukmu?" Taehyung menawarkan diri.

"Aniya gwenchana Taehyung-ah!...kau di sini saja jangan kemana-mana.. .nanti Jaehee bisa memarahiku kalau sampai sesuatu terjadi padamu" jawab Yaeji.

"Arasseo", jawab Taehyung patuh. Ia kembali bermain PsP namun terganggu oleh Suho yang berjalan gelisah bolak-balik di depannya. "Aish! kenapa diputus teleponnya?!", gerutu Joonmyeon.

"Ya hyung!" tegurnya.

Suho menoleh ke arah Taehyung. "Mwo?", jawabnya ketus.

"Eyy i hyungie ....di depan Jaehee saja kau bersikap baik padaku, ketika Jaehee tidak ada barulah kembali ke wujud aslinya" gumam Taehyung yang untungnya tidak di dengar Joonmyeon.

"Ya Taehyung-ah, Jaehee kemana?", tanya Joonmyeon.

"Sedang berkencan dengan Kyungsoo hyung", jawab Taehyung asal sambil kembali berkutat pada gamenya.

"Mworago?! Ya ini tidak lucu!", seru Joonmyeon.

"Memang benar....memangnya kenapa kalo mereka kencan? bukankah kalian berdua sudah putus?", jawab Taehyung.

"Neo ya...haish!", pekik Joonmyeon kesal. Ia baru saja bergegas akan menyusul Jaehee namun ternyata sosok yang dibicarakannya sudah muncul.

"Joonmyeon-ah? Kau mau kemana?", tanya Jaehee. Joonmyeon melihat tangan Jaehee yang digenggam Kyungsoo. Jaehee yang menyadari hal tersebut refleks melepaskan tangannya dari genggaman Kyungsoo.

"Tentu saja menyusulmu! Kau darimana saja? kenapa baru kembali?", tanya Joonmyeon sambil melemparkan tatapan curiga pada Kyungsoo.

"Kenapa kau harus mencarinya?" tanya Kyungsoo datar.

"Tentu saja karena aku mengkhawatirkannya!", seru Joonmyeon. "Kau jangan asal membawanya pergi begitu saja! Bagaimana jika sesuatu menyerangnya di luar sana?!", protes Joonmyeon.

"Ia akan baik-baik saja selama pergi bersamaku", ujar Kyungsoo melangkah pelan ke arah Joonmyeon hingga mereka berdiri berdampingan. "Kau tak perlu terlalu mengkhawatirkannya...ia tak seharusnya menjadi beban bagimu lagi...karena hubungan kalian sudah berakhir....matchi?", gumam Kyungsoo melirik Suho lalu sedikit menoleh ke arah Jaehee yang segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia masih belum bisa menatap namja itu. "Istirahatlah...mulai sekarang kau akan sering menemaniku keluar untuk mencari kebutuhan", ujar Kyungsoo pada Jaehee lalu bergegas berlalu dari hadapan Joonmyeon.

"M-mworago? Naega wae?!", protes Jaehee.

"Ish...I namjaga...", gerutu Joonmyeon sembari memperhatikan Kyungsoo yang berjalan memunggunginya. "Apa kau tak bisa tidak dekat-dekat dengannya? bagaimana kalau ia menyakitimu?", tanya Joonmyeon.

"Bukankah sudah kubilang padamu bahwa Kyungsoo tak akan menyakiti siapapun termasuk diriku...arasseo?!" seru Jaehee yang kemudian berjalan menjauhi Joonmyeon.

"Pfftthhh....", Taehyung mencoba menahan tawanya setelah melihat Jaehee memarahi Joonmyeon.

"Taehyungie.. kenapa kau sangat membenci Joonmyeon?" tanya Yaeji yang tertidur di sampingnya.

“Aniyo…aku tak membencinya…aku hanya tak suka hubungannya dengan Jaehee”, ujar Taehyung.

“Wae?”

Taehyung terdiam sejenak seolah berpikir. “Um…karena Jaehee dan diriku adalah satu paket seperti Noona dan Jungook heheh”, ujar Taehyung terkekeh. Yaeji melemparkan tatapan bingung pada Taehyung. “Kau lihat sendiri bagaimana Joonmyeon hyung bersikap padaku padahal ia tahu bahwa kakakku adalah kekasihnya, aniyo…mantan kekasihnya”, ujar Taehyung meralat ucapannya. "Selama ia tak bisa menaklukanku, maka ia tak akan bisa mendapatkan Jaehee.. aaah, aku suka tempat aneh ini", ujarnya sambil tersenyum tipis.

                                                                        ***

NIGHT..

Jaehee kembali terduduk di kursinya sembari mencoret-coret buku gambarnya. Joonmyeon datang menghampirinya dan duduk di sampingnya. "Jaehee-ah.." tegurnya.

"Eung?" jawab Jaehee singkat sambil tetap terfokus pada gambarnya. "Kau tadi pergi kemana dengan Kyungsoo?" ujar Joonmyeon.

"Menemaninya mengambil obat ehm" jawab Jaehee singkat namun perlahan wajahnya mendadak memerah.

Joonmyeon menoleh ke arah Jaehee yang wajahnya mulai memerah. "Jincha? Ya, wajahmu kenapa memerah begitu? Lalu kenapa tadi kau memutus teleponku?", tanya Joonmyeon bertubi-tubi.

"Bukan aku yang melakukannya tapi Kyung-", Jaehee sontak terdiam ketika ia kelepasan bicara. "UHUK! UHUK!", Ia berpura-pura terbatuk-batuk. "S-Sudahlah...aku tak mau membahas hal itu", ujar Jaehee.

"Arasseo...", Joonmyeon kembali duduk di samping Jaehee. "Apa kau tidak bosan menggambar terus sedari tadi?" Tanya Joonmyeon. Tak ada jawaban dari Jaehee. Ia kemudian melihat Jaehee yang tiba-tiba melamun. "Jaehee-ya? Ya.. Gwencahana?" tanya Joonmyeon sambil menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Jaehee namun tak ada reaksi. Ia lalu menepuk-nepuk lengan Jaehee dan pada tepukan ketiga, ia merasa seperti sesuatu menariknya.

***

"Omo!", Joonmyeon tersentak kaget ketika ia merasakan sesuatu menariknya. "Igo mwoya?" gumamnya. Ia kemudian menyadari bahwa saat ini ia berada di tempat lain, tepatnya di halaman depan perpustakaan.

 "Kenapa aku bisa di sini?" Ia baru saja hendak melangkah kembali ke perpustakaan namun langkahnya tertahan ketika ia melihat beberapa kepulan asap hitam yang menjelma menjadi beberapa sosok yang berdiri berbaris seolah mengepung perpustakaan. Tak lama kemudian, muncullah beberapa sosok lainnya. Seorang pria berjubah, seorang gadis yang memakai dress putih selutut yang sudah agak lusuh, seorang gadis lainnya, seorang pria dengan api memancar dari tangannya dan dua pria lainnya. Joonmyeon segera mencari tempat untuk bersembunyi karena untungnya mereka semua berdiri membelakanginya. Samar-samar ia mendengar percakapan. "Sekarang, sudah saatnya ...." perintah si pria berjubah yang bersuara berat.

"Tapi tetap saja mereka tidak akan terlalu berguna selama elemen itu belum tertangkap" ujar si gadis berbaju putih dengan nada ketus.

"Hm...tak apa, paling tidak, mereka bisa mengawasi gerak-gerik anak-anak bodoh itu dan melaporkannya pada kita sehingga kita bisa mengatur rencana dengan mudah..." jawab pria itu lagi. "Ini juga akan memudahkan Jaehyung, Chanyeol, dan Eunhee untuk menyerang dan menangkap mereka.

"Terserah kau saja" balas gadis itu. Tak kemudian mereka menghilang satu per satu menjadi kepulan asap hitam kecuali para sosok yang berbaris mengelilingi halaman depan perpustakaan. Joonmyeon memicingkan matanya dan baru menyadari siapa sebenarnya mereka.

"Omo...bukankah mereka itu?" Ia pun keluar dari persembunyiannya dan berjalan mendekati sosok-sosok berbaris itu secara perlahan. Namun salah satu dari sosok itu menoleh dan mengetahui kehadiran Joonmyeon. Sosok itu melesat cepat ke arah Joonmyeon yang terkejut dan panik. "ANDWAAAAEEEE!!!"

***

"Joonmyeon-ah! Joonmyeon-ah!",  Joonmyeon merasakan seseorang mengguncang-guncangkan tubuhnya.

"Jaehee-ya? A-Apa yang terjadi?", Tanya Joonmyeon panik ketakutan.

"Harusnya aku yang bertanya hal itu padamu... tadi tiba-tiba kau mencengkeram lenganku dan kau gemetar ketakutan. Ada apa?", tanya Jaehee.

"A-Aku...tadi aku melihat....", Joonmyeon kemudian terdiam ketika matanya terarah pada buku gambar Jaehee yang di sana terdapat sebuah gambar baru tentang beberapa sosok melayang yang berdiri berbaris di depan perpustakaan sama seperti apa yang dilihatnya tadi. "I...Ini ?" tanyanya terbata-bata sambil mengambil buku milik Jaehee dan memperhatikan gambar itu dengan seksama.

"Oh...itu hanya sekelompok arwah yang sedang berdiri berbaris menjaga perpustakaan" ujar Jaehee santai.

"D-Darimana kau mengetahui hal itu?" tanya Joonmyeon menatap Jaehee tak percaya.

"Ne? Molla....hal itu muncul begitu saja dalam kepalaku saat aku melamun tadi....pikiranku sedang kacau sekali beberapa hari belakangan ini hufff" Jawabnya sambil menghela nafas. "Lebih baik aku segera beristirahat sekarang...jalja, Joonmyeon-ah" ujar Jaehee mengambil bukunya dari tangan Joonmyeon dan pergi berlalu dari hadapannya.

 Joonmyeon masih terpaku di tempatnya. Ia lalu bergerak ke arah jendela di belakangnya dan mengintip sedikit dari balik gorden dan ia melihat beberapa bayangan putih yang berbaris sambil melayang-melayang di depan perpustakaan. "Ini benar-benar terjadi" Gumamnya.

***

NEXT DAY

"Yoojin eonnie dan Yichan belum kembali juga? Pergi kemana mereka?", Myungeun bolak balik didepan pintu, sesekali ia melongok keluar. "Apa mungkin ini ada hubungannya dengan bayangan putih yang Jaehee dan Suho bicarakan tadi pagi?"

Baekhyun pun mempertanyakan tentang reaksi anak lainnya yang terlihat tidak khawatir. "Myungeun benar, lagipula kenapa dari kemarin mereka tidak pulang kalian santai-santai saja begini?"

Jaehee dan Taehyung mengangkat bahu. Mereka berdua sudah bertanya pada Kyungsoo, tapi Kyungsoo bilang Yoojin dan Yichan baik-baik saja. Mereka juga bingung apa yang terjadi sebenarnya.

"Mereka ada di suatu tempat, tapi mereka aman.. kalian tenang saja", Jawab Joonmyeon menenangkan.

"Psh.. Jadi kau tahu dimana mereka? lalu mengapa kau tidak memberi tahu anak lain.. cepat beri tahu kami! sehingga kami bisa menjemput mereka sekarang. Kalau mereka sampai tertangkap bisa jadi hal yang buruk akan terjadi!", Sentak Baekhyun lagi-lagi menggunakan emosi.

"Baekhyun hyung kenapa sih? Kau marah-marah terus.. nanti kau cepat tua" Sindir Taehyung.

Kyungsoo yang hanya diam saja sejak tadi, akhirnya angkat bicara. "Kita juga tidak bisa dengan mudah keluar.. kita harus tahu apa yang terjadi sampai-sampai belakangan ini banyak sekali bayangan-bayangan putih yang kita tidak mengerti apa arti dari kehadiran mereka. Aku takut mereka bisa menyerang"

"Kalian tidak ada yang tahu nomor ponsel mereka? mungkin kita bisa menghubungi mereka", Saran Jaehee.

"Aku sudah menghubungi mereka, kalau tidak aku tidak akan setenang ini. Jadi kalian juga jangan panik begitu", Joonmyeon mencoba mengklarifikasi agar mereka semua tidak berdebat lagi.

"Bagaimana kalau kita makan siang dulu saja?", Celetuk Taehyung kelaparan.

Jaehee menjitak kepala Taehyung. "Makan terus yang ada dipikiran mu"

Druk druk druk! Yaeji terburu-buru. Dengan ceroboh, ia menyenggol salah satu rak buku dan menjatuhkan beberapa buku yang terdapat pada rak tersebut. Ia menepuk keningnya, juga menatap yang lain malu. "Jweseonghabnida"

"Aishh.. selalu saja membuat masalah", Sindir Baekhyun.

Myungeun menyenggol tangan Baekhyun. "Jangan mulai lagi"

Joonmyeon mendekatinya, membantu Yaeji membereskan buku-buku yang terjatuh. "Kapan kau mau berubah, selalu saja ceroboh", ia ingat pertama kali ia berpapasan dengan Yaeji di supermarket juga karena kecerobohan Yaeji menyenggol barang.

Jaehee memperhatikan keduanya. Ia menghela nafas sejenak lalu kembali menikmati makanannya.

"Joonmyeon~", Bisik Yaeji sambil melirik-lirik memastikan yang lain sudah tidak memperhatikan. Yaeji menyentuh lengan baju Suho, memberi sedikit tarikan agar wajah Joonmyeon mendekat. Kini posisi mereka cukup rapat. Yaeji menunjukkan handphonenya pada namja itu.

Joonmyeon membaca baik-baik apa yang tertera pada ponsel Yaeji. "Apa mungkin mereka sudah selesai?”, Tanya Joonmyeon juga berbisik dan dijawab oleh sebuah anggukan oleh Yaeji. Keduanya pun berdiri setelah itu sembari berpura-pura meletakkan buku pada rak kembali.

"Yaedeura.. Apa ada sesuatu yang harus ku ambil. Biar aku saja yang keluar.. kalian tunggu disini saja", Tawar Joonmyeon tiba-tiba saja. Yaeji menggeleng frustasi. Gelagat aneh Joonmyeon terlalu terlihat, kalau seperti itu siapapun akan langsung curiga.

"Apa yang sesungguhnya kalian rahasiakan dari kami?", Tuduh Baekhyun langsung. Ia sudah kehabisan kesabaran dengan semua yang dilakukan oleh Yaeji, Yoojin, Yichan, juga ditambah Joonmyeon sekarang. "Dan kau Jeon Yaeji-ssi.. apapun yang kau lakukan seharusnya..."

PUFFFF ~! Beberapa dari mereka terdiam melihat Yaeji menghilang tepat di hadapan mata mereka. BRUKKKK! terdengar suara pintu terbuka keras setelah itu. "KKYAA!!" sebagian dari mereka juga berteriak setelah itu.

Kyungsoo juga tidak dapat melihat Yaeji, tapi ia berlari sampai kedepan pintu. "YAEJI-SSI!!" Pekiknya memanggil Yaeji, ia tidak bisa memastikan dimana posisi Yaeji berada saat ini. "Geumanhae..", Perintah Kyungsoo. "Geumanhaerago... Kau sudah berjanji hanya akan pergi kalau kau sudah dapat mengontrol perasaan mu! jangan berbuat bodoh, kau bisa mati di luar sana!"

Jaehee mengigit bibirnya. Ia yakin benar Yaeji juga memilki keanehan seperti apa yang Kyungsoo miliki. Ia berfikir ulang tentang apa yang Kyungsoo lakukan kemarin. ia terus mengatakan mereka berdua butuh sebuah 'obat'. Jaehee menyusul Kyungsoo ke depan pintu. "Yaeji-ah~ kumohon.. tunjukkan dirimu! kami tidak bisa melihat mu!"

SSSSLLUSSHH~ Tubuh Yaeji kembali Nampak setelahnya. Terlihat jelas yeoja itu ingin menangis. "Kyungsoo-ya"

"Yaeji-ah", jawab Kyungsoo

"Aku ingin menjemput Yoojin eonnie dan Yichan..", Yaeji membungkuk pamit. Ia memunggungi teman-temannya, berdiri di depan pintu perpustakaan. Ia terdiam untuk beberapa saat. "Mianhae.. Maafkan aku kalau aku hanya bisa menyusahkan kalian saja, aku.. hanya..", Ia tidak melanjutkan ucapannya. Suara Yaeji terdengar parau. "Aku pasti kembali membawa Yichan dan Yoojin noona.. jangan khawatir, satupun dari kami tidak akan tertangkap.. kami tidak akan hh~" Lagi-lagi Yaeji memutus ucapannya " Aku pergi" Dalam sekejap tubuh Yaeji kembali menghilang dari pandangan semua orang.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 3rd 2014

12.08 AM

Yoonjae menuangkan semua pemikirannya ke dalam kertas. "Kau tidak ingat siapa di antara mereka yang telah kau masukkan ke dalam sana?" Tanya Yoonjae pada Seohyun yang tetap terikat atas permintaannya sendiri.

"Aku sungguh tidak mengingatnya. Yang pasti semua yang mereka butuhkan sudah ada di dalam sana" Jawab Seohyun.

"Lalu apa yang dapat kita lakukan sekarang?" Tanya Yoonjae tak sabar.

"Eobseo.. Semua tergantung mereka di sana. Mereka yang bisa membuka komunikasi, mereka pula yang mungkin menarik dan membawa kalian keluar. Andai mereka bisa menemukan anakku, mungkin ia bisa membawa mereka semua keluar, meski aku tidak yakin ia mau melakukannya", Jelas Seohyun.

"Anak mu bisa, seharusnya kau juga bisa. Kau dan anak mu sama sama.."

Belum selesai Yoonjae bicara, Seohyun sudah memotong ucapannya. "Aku memberikan sebagian kekuatan ku padanya.. Untuk membantunya bertahan hidup", Lirih suara Seohyun mulai terdengar. "Sayang ia tidak mengetahui apapun tentang ibunya ini selain sebuah kebencian"

Siyou memeluk Seohyun dari samping. "Bibi.. kau jangan bersedih. Suatu hari nanti ia akan menyadari betapa bibi menyayanginya"

Jungkook dan Miyoung didekat mereka tidak bisa bicara banyak. Mereka hanya diam. Hingga.. Miyoung merasa ada sesuatu yang bergetar. "Jungkook-ah, handphone mu"

"Ah.. ne noona", Jungkook membuka handphonenya. Ia melihat message pada chat account sns miliknya. Ia tersenyum sumringah setelah membaca pesan-pesan yang sebelumnya ia kirimkan untuk Yaeji. "Hyung!", Jungkook berlari ke depan Yoonjae "Hyung, Yaeji noona membaca pesan ku, pesan ku sudah berhasil terkirim" Seru Jungkook bahagia.

Seohyun membelalak hebat. Ia sendiri pun tidak pernah tahu bagaimana cara menghubungkan dimensi sana dengan dunia yang sesungguhnya. "Apa yang mereka lakukan disana.. bagaimana mereka?"

"Time dimension...", Sambar Yoonjae. "Sehun pasti membaca buku catatan ku yang dibawanya.. eiii ia lebih pintar dari perkiraan ku"

"Yoonjae.. Apa itu?", Miyoung menunjuk kesatu arah karena ia melihat benda aneh yang tiba-tiba saja muncul dibagian tengah gudang. Miyoung dan Jungkook berlari lebih dahulu diikuti oleh Yoonjae.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Setelah bekerja lebih dari 24 jam lamanya, Sehun, Yichan diawasi oleh Yoojin berhasil menyelesaikan sebuah benda yang disebut sebagai Time Dimension. Benda itu dirakit menggunakan 15 bagian besar dan 1200 rangkaian bagian-bagian kecil. Nalar milik Yoojin menginterpretasikan setiap kata-kata Yoonjae membantu untuk mengerti cara membuat benda tersebut. Yaeji mencari semua benda yang mereka butuhkan, lalu kemampuan Sehun dan Yichan mempermudah keduanya merakit rancangan Yoojin.

Sehun dan Yichan bermain game. Mereka juga memang tidak benar-benar serius mengerjakan benda yang disebut sebagai Time Dimension tersebut dan tidak juga benar-benar mengetahui fungsi benda itu. Mereka mengerjakan Time Dimension menyambi dengan bermain, game, makan dan tidur. Membuat kepala Yoojin hampir pecah dibuatnya.

"Noona.. benda itu tidak lebih sulit dari merakit robot gundam", Celetuk Sehun seenaknya tentu diiringi tawa renyah khas Sehun.

"Kau tidak merakit. Aku yang melakukannya. Kau hanya bicara" Gumam Yichan.

"Hahaahah benarkah begitu? kkkk", Jawab Sehun. "Noona juga bisa jadi tukang reparasi selain vacum cleaner", Tambah Sehun yang juga menambah kerutan di dahi Yichan.

"Berterima kasihlah dengan mengalah dalam game kali ini saja. Aku lelah kalah terus", Tidak ada perubahan dari cara Sehun menyerang dalam game sekalipun Yichan sudah meminta. Tanpa banyak bicara....

"BWHAHAHAH", Bukan marah ataupun protes Sehun malah tertawa terbahak-bahak melihat stik gamenya melayang ke atas. "Araseo Araseo.. noona boleh menang kkkk"

"Kalian berdua.. Heol", keluh Yoojin. Ia meninggalkan Yichan dan Sehun yang terus bermain. Kakinya tertarik melangkah pada Time Dimension. Yoojin memandangi benda itu penuh pertanyaan. Yoojin memicing begitu dilihatnya ada tiga cahaya kecil memenuhi ruang pada bagian berputar Time dimension.

SREEKK.. Pintu gudang tergeser, sosok Yaeji muncul dari balik pintu. "WOOO.. Yaeji noona, kau berhasil keluar dari kandang monster?" Seru Sehun.

Yaeji berjalan mendekat. "Yaedeura, kalian benar-benar berhasil membuat benda itu?" Tanya Yaeji memastikan.

"Dari mana kau tahu?", Tanya Yichan meninggalkan game yang ia dan Sehun tadi sedang mainkan, melanjutkan permainan sendiri (?).

"Jungkook membalas pesan ku"

"JINCHA?!!" Seru Yoojin, Yichan dan Sehun.

DREETT DREETT handphone Yaeji bergetar. Keempat anak disana sama-sama penasaran melihat isi pesan, pasti dari salah satu mereka di dunia. Keempatnya mengerutkan dahi bersamaan begitu melihat pesan yang masuk ke dalam sana.

"Cih.. buang saja handphonemu.. aku mual", Ujar Yichan.

"Bwhahahah.. Apa dia presiden kita? Hahahaha", Sehun memanggil-manggil seseorang didalam (?) ponsel Yaeji.

"Tidak kenal", Bukan hanya Yichan dan Sehun yang mendadak mual, Yoojin sekalipun juga merasakan hal yang sama "Sungguh.. ke.. ter..la..lu..an" Seru Yoojin malu memiliki teman seperti mahluk satu itu.

From«« Nae Jungkook

EHEM.. TEST..

Good Job Yaedeura

=Goo Yoonjae=

***

Kyungsoo menghela nafas melihat kepergian Yaeji begitu saja. Ia masih berdiri di ambang pintu sembari mendengar anak-anak lainnya membicarakan tentang kepergian Yaeji.

“Apa-apaan anak itu? Datang dan pergi seenaknya tanpa memberitahu kita! Apa ia ingin bersikap sok pahlawan dengan melakukan semuanya sendirian?! Ia menganggap kita apa?!”, seru Baekhyun kesal. Ia kemudian melirik kea rah Joonmyeon. “Yah…kau juga! Kau juga mengetahui sesuatu matchi? Cepat beritahu kami!”, desak Baekhyun.

“Bukankah sudah kukatakan aku tak tahu?!”, balas Joonmyeon yang mulai kesal dengan sikap Baekhyun.

“Eyy…sudahlah aku mau lanjut makan saja…pusing sekali mendengar pertengkaran orang dewasa”, ujar Taehyung pergi lebih dulu.

“GOTJIMAL! Sejak tadi sikapmu mencurigakan!”, balas Baekhyun pada Joonmyeon.

“TERSERAH!”, balas Joonmyeon bergegas pergi menyusul Taehyung.

“NEO!”, Baekhyun hendak meladeni Joonmyeon, namun Myungeun menahannya.

“Baekhyun-ah sudahlah!”, seru Myungeun. Ia kemudian menoleh kea rah Kyungsoo yang masih bersandar lesu pada ambang pintu. Ia hanya menghela nafas lalu pergi membawa Baekhyun menyusul Taehyung dan Joonmyeon.

Kyungsoo menghela nafas berat. Ia lalu berbalik dan terhenti ketika melihat Jaehee berdiri tak jauh darinya. Ia muncul setelah kepergian Myungeun dan Baekhyun.

“Ige mwoya?”, Tanya Jaehee pelan pada Kyungsoo yang masih mematung pada posisinya. “Kau dan Yaeji bersikap aneh sejak apa yang terjadi padamu beberapa hari yang lalu…dan apa yang kau lakukan padaku kemarin”, ujar Jaehee.

Kyungsoo hanya menghela nafas mendengar ucapan Jaehee. Ia belum bisa berkata banyak hal karena ia sendiri juga tak yakin.

“Aku mencoba untuk tak memikirkannya….tapi…tapi…semuanya terasa janggal bagiku. Kau…kau terus menyebutkan bahwa kau membutuhkan obat untuk dirimu padaku. Obat apa yang kau maksud? Dan…apakah Yaeji juga membutuhkan obat yang sama?”, Tanya Jaehee bertubi-tubi tapi namja itu tetap terdiam. “Aku akan coba untuk membantumu dan Yaeji jika kalian mau jujur pada kami semua…wae-“

“Mian”, potong Kyungsoo. “Aku belum bisa memberitahumu saat ini”, gumam Kyungsoo tertunduk.

Jaehee menghela nafas mencoba mengatur emosinya. Jelas ia kecewa karena ia tak mendapatkan jawaban yang dicarinya. Ia segera berbalik dan pergi meninggalkan Kyungsoo begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

“Mianhae….”, gumam Kyungsoo menatap Jaehee yang berjalan pergi menjauhinya.

***

Soomin, Jongdae dan Minhyuk keluar dari dalam gudang untuk mengambil beberapa buku pada perpustakaan yang mungkin dapat membantu mereka. Lorong Universitas ramai seperti biasanya. Mereka meninggalkan anak lain dengan perasaan tak tenang.

"Jongdae Oppa satu kelas dengan Yaeji eonnie dan Myungeun eonnie?" Tanya Soomin memecah kaku diantara mereka.

"Haha aniya! aku hanya satu kelas dengan Yaeji saja Soomin-ah. Kau berada di fakultas apa?" Tanya Jongdae.

"Bahasa dan Sastra Oppa" Jawabnya.

"Ahh mungkin nanti kau bisa ajari aku bahasa asing" Canda Jongdae.

Sedang asik berbincang, mereka dikagetkan dengan suara teriakan di sepanjang lorong. "AAAAAAAKK!”

"HANTUUUUUUUUUUU"

BRUKBUKKKKK BUKKKK! Banyak anak berlarian disekitar lorong, mendadak membuat suasana gaduh. Minhyuk cepat memeluk Jongdae dan Soomin agar tidak terbawa arus mahasiswa lain yang berlarian ketakutan memenuhi lorong tempat mereka berada.

"Aw.. S.. ssaem. . ada apa ini? aww.. issh!", Tanya Jongdae mempertahankan diri dari anak-anak yang menabraknya karena berlari ketakutan. Jongdae juga menggunakan sebelah tangannya untuk menahan Soomin agar tak terlepas ataupun tertabrak anak-anak itu.

Kurang lebih tiga menit, lorong itu sepi total. Hanya ada satu dua anak yang masih berlari. Minhyuk menangkap salah satunya. "Ada apa ini? Mengapa semua anak berlari ketakutan?", Tanya Minhyuk.

"Ad..ad..ada hantu ssaem! Banyak yang melihat hantu di sekitar sini!", Jawab anak itu ketakutan, kemudian berlari lari setelah menjawab.

"Hantu?", Gumam Minhyuk bingung.

"AAAAA!!!!", Soomin juga tiba-tiba berteriak setelah melihat sosok nenek-nenek tua di dekatnya.  Ia memeluk erat Jongdae saking ketakutannya.

"Wae wae wae??" Tanya Jongdae panik.

"Oppaaa.. aku tidak mau lihat! aku tidak mau lihat!", Soomin memendamkan wajahnya dalam pelukan Jongdae karena sosok yang dilihatnya sangat menakutkan.

"Eodiya?", Jongdae melihat sekitarnya. Tidak ada apapun di sana. Tapi ia terkejut melihat sosok yeoja cantik mendekati Minhyuk. "Sss.. sssaa..ssaem" Ia menujuk-nunjuk depan Minhyuk karena meskipun cantik, namun yeoja itu tidak menyentuh bumi.

"Mwo?", Minhyuk menoleh dan mendapati sosok tersebut mendekatinya.

"Minhyuk-ah", Panggil sosok tersebut. “Oraenmaneyo”, ujar yeoja itu tersenyum.

"S..Seeun? B-Bagaimana kau?", Tanya Minhyuk tak percaya.

“Time dimension”, jawab Seeun tersenyum getir.

¢¢¢TBC¢¢¢

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK