home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DIFFERENT DIMENSION

DIFFERENT DIMENSION

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jul 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : BTS Jin, V, Jungook, Jimin EXO Suho, D.O.,Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Chen AOA Hyejeong, Miss A Suzy,
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |10377815 Views |8 Loves
DIFFERENT DIMENSION
CHAPTER 17 : The Birth Of A Monster

Hari demi hari berlalu. Entah sudah beberapa minggu lamanya mereka berada di sana. Setelah datangnya Joonmyeon, tidak ada lagi tanda-tanda datangnya pendatang baru yang mungkin bisa memberi mereka yang terjebak di sana sedikit informasi karena tak ada lagi informasi yang bisa diandalkan selain informasi dari para pendatang baru. Kyungsoo menatap bayangan wajahnya sendiri di depan wastafel toilet.  Ia menatap dirinya sendiri dan menyadari bahwa dirinya telah banyak berubah. Pada satu titik ia merasa bahwa ia kembali pada dirinya ketika ia masih kecil dulu, diam dan tertutup. Semenjak ia melanjutkan pendidikannya di Yonghan dan bertemu dengan Baekhyun dan teman-temannya yang lain, ia mengubur sisi gelap dirinya dalam-dalam dan merasa lebih baik dari sebelumnya. Namun semenjak terjebak di tempat asing ini, ia merasa bahwa bayangan masa lalu dari dalam dirinya yang telah dipendamnya dalam-dalam perlahan muncul kembali.

“Semua buku di sini hancur!”

“Jimin menghilang!”

“Mianhae yaedeura…kita akan terjebak selamanya di sini…”

"Arghh!!", PRAAANNG!! Kyungsoo meninju kaca di hadapannya hingga pecah berkeping-keping. Darah mengalir deras dari tangannya akibat luka yang di sebabkan oleh pecahan kaca tersebut, namun ia tak merasakannya. Ia begitu membenci dirinya sendiri akhir-akhir ini. Keinginan agar segera terbebas dari tempat ini membuatnya semakin frustasi.

"Omo!! Kyungsoo-ya!", seru Baekhyun yang membuka pintu toilet dengan tiba-tiba setelah mendengar suara sesuatu yang pecah dari dalam toilet.

Kyungsoo tersentak dan menyembunyikan tangan kanannya yang terluka di balik punggungnya. "N-Ne...ada apa?" tanya Kyungsoo yang bersikap seolah tidak terjadi apapun.

"Kaca wastafel itu...apa yang terjadi?", tanya Baekhyun memperhatikan kaca wastafel yang pecah.

"A-Aniyo gwenchana....aku akan segera membereskannya nanti", ujar Kyungsoo gugup.

Baekhyun mengernyitkan alisnya melihat gelagat Kyungsoo yang tak biasa. "Apa kau yakin kau baik-baik saja?" tanya Baekhyun dengan nada curiga.

"N-Ne...J-Jincha....eum...ada apa kau mencariku?" jawab Kyungsoo mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ah...iya...aku mau mengajakmu mengambil beberapa kasur lipat untuk persediaan saja...dan kami juga mau mencari Yichan, Yaeji, dan Yoojin noona yang pergi sejak pagi namun belum juga kembali..haish...menyusahkan saja" ujar Baekhyun.

"Ah begitu....eum...kau akan pergi dengan siapa?",tanya Kyungsoo.

"Taehyung dan Joonmyeon, kau mau ikut? Tapi...sepertinya kondisimu sedang kurang sehat...wajahmu pucat sekali" ujar Baekhyun memperhatikan wajah Kyungsoo yang memucat karena menahan sakit akibat luka di tangannya yang mulai terasa perih.

"Ne....sepertinya aku tak bisa ikut...mianhae" Jawab Kyungsoo.

"Arasseo gwenchana..kau di sini saja menjaga yang lain ne? hanya ada Jaehee dan Myungeun saja di perpustakaan…istirahatlah kau terlalu banyak berpikir", ujar Baekhyun.

"Ne....hati-hati" Ujar Kyungsoo.

"Yoooow!" seru Baekhyun berbalik meninggalkan toilet. Kyungsoo mengeluarkan lagi tangan kanannya yang terluka dan memperhatikannya selama beberapa menit. Ia kemudian bersandar lemas pada wastafel toilet. Tubuhnya terasa lemas.

"Ikutlah......ikutlah denganku...."

Tiba-tiba ia mendengar suara berbisik. Ia memperhatikan sekelilingnya namun tak ada siapapun di sana.

"Ikutlah denganku... Kau hanya akan menyakiti mereka semua....ikutlah denganku..."

Kyungsoo menutup kupingnya rapat-rapat namun suara itu masih saja terdengar.

***

"Jaehee-ah, apa kau melihat Kyungsoo?", tanya Myungeun yang sedari tadi mencari keberadaan Kyungsoo.

"Ani....sepertinya tadi dia ke toilet...tapi aku juga tak yakin...wae?" tanya Jaehee yang sedang menggambar-gambar di sebuah buku kosong demi membunuh rasa jenuh. Suasana perpus terlihat sepi. Yichan, Yaeji, dan Yoojin sedang keluar sejak pagi namun belum juga kembali hingga sekarang.

"Tadi Baekhyun berpesan padaku untuk mengecek keadaan Kyungsoo karena katanya anak itu bersikap aneh dan sepertinya ia terlihat kurang sehat..." ujar Myungeun khawatir.

"Ah jincha?" tanya Jaehee yang kemudian menutup buku dan meletakkan alat tulisnya lalu berdiri dari kursinya. "Aku akan membantumu mencarinya...aku akan mencarinya ke sisi kanan perpustakaan ne?" ujar Jaehee.

"Ne...arasseo", jawab Myungeun hingga akhirnya kedua gadis itu mulai berpencar dan mencari keberadaan Kyungsoo. Tak lama kemudian, Myungeun melihat Kyungsoo baru saja keluar dari toilet pria. Myungeun bernafas lega ketika melihat sosok Kyungsoo namun itu tak berlangsung lama ketika matanya menangkap tangan kanan Kyungsoo yang berdarah. "Omo Kyungsoo-ya tanganmu!" seru Myungeun.

"Pergilah dari hadapanku" ucap Kyungsoo dingin.

"Ne? K-Kau mau kemana? T-Tapi t-tanganmu" Tanya Myungeun terbata-bata.

"Kubilang pergi dari hadapanku", usir Kyungsoo kali ini pelan namun penuh penekanan.

"Kyungsoo-ya, tapi Baekhyun memintaku untuk-"

"PERGI!!!", bentaknya sambil mendorong Myungeun yang terlempar hingga beberapa meter di depannya hingga ia menabrak beberapa rak buku kecil.

"ARRGH" rintih Myungeun. Kyungsoo berjalan mendekati Myungeun yang mundur perlahan. Myungeun baru menyadari bahwa ada yang berbeda dari Kyungsoo. Kedua bola mata Kyungsoo menghitam sama seperti yang dilihatnya ketika ia bertemu Jaehyung dulu. "K..Kyungsoo..ya m..matamu", Myungeun sangat ketakutan. Kyungsoo bergerak semakin dekat ke arahnya bersiap untuk menyerang Myungeun. "Kyungsoo-ya, andwae....andwaaaee!!" seru Myungeun sambil menutupi wajahnya dengan lengannya.

***

BRUUUKKK!! Jaehee refleks berbalik ketika mendengar suara gaduh dari ruang tengah perpustakaan. "Omo, igo mwoya?" serunya sambil berjalan cepat menuju ruang tengah. "Myungeun-ah!!", Jaehee tersentak ketika ia melihat Myungeun yang terkapar setelah punggungnya menghantam beberapa rak buku kecil di belakangnya yang jatuh berantakan. Ia kemudian melihat Kyungsoo yang berjalan perlahan mendekati Myungeun yang terlihat ketakutan.

Jaehee baru menyadari bahwa gerak tubuh Kyungsoo terlihat berbeda dari biasanya dan sepertinya dialah yang menyerang Myungeun barusan. Jaehee mendengar Myungeun berseru. "Kyungsoo-ya, andwae....andwaaaee!!" seru Myungeun sambil menutupi wajahnya dengan lengan kanannya.

"Myungeun-aahhhh!!" Jaehee segera berlari ke arah Myungeun. "Myungeun-ah neo gwenchana?" tanya Jaehee yang segera menoleh ke arah Kyungsoo yang bergerak cepat ke arah mereka bersiap untuk menyerang mereka. "ANDWAEEE!!!" Jaehee menahan tubuh Kyungsoo dengan kedua tangannya lalu mendorongnya sekuat tenaga.

Kyungsoo berjalan mundur beberapa langkah namun ia mencoba untuk menyerang kedua gadis itu lagi namun Jaehee lagi-lagi menahannya. Ia dengan sekuat tenaga mendorong namja itu hingga punggung Kyungsoo menabrak salah satu rak buku. "YA KYUNGSOO-YA SADARLAH!!", seru Jaehee sambil menepuk-nepuk pipi Kyungsoo yang sepertinya sudah mulai hilang fokus. Jaehee melihat bola mata Kyungsoo yang semula menghitam pekat perlahan kembali normal. "K-Kyungsoo-ya.. gwenchana?" seru Jaehee panik karena wajah Kyungsoo yang semakin memucat dan ia juga baru menyadari aliran darah yang tak henti mengalir dari tangan kanan Kyungsoo.

“J-Jaehee-ah…”, gumam Kyungsoo lemah. BRRUUUKK! Kyungsoo tak sadarkan diri tak lama kemudian. Jaehee menahannya.  "Argh!" rintih Jaehee karena nyeri di kakinya yang terkilir yang belum lama sembuh kembali terasa karena ia harus menopang tubuh Kyungsoo.

“Jaehee-ah!”, seru Myungeun yang segera menghampiri mereka.  "A-Apa yang terjadi pada Kyungsoo?" tanya Myungeun panic.

"Hnggh...m-molla....M-Myungeun-ah, enggg... a-apa kau bisa membantuku?", rintih Jaehee yang kesulitan menopang tubuh Kyungsoo. Myungeun segera menarik tubuh Kyungsoo dari atas tubuh Jaehee dan memapahnya. "Hufth....gomapta Myungeun-ah, tak kusangka badannya berat juga...ah kakiku aish…semoga tak bengkak lagi"

"Jaehee-a Gwenchana?" tanya Myungeun.

"Ne.....aku akan mengambil perban dulu...tangannya berdarah...apa kau bisa meletakkannya di kasurnya?" tanya Jaehee.

"Ne...", Myungeun segera memapah Kyungsoo menuju kasurnya, sementara Jaehee menghilang sejenak dan kembali dengan sebotol alkohol dan segulung perban. "Apa yang sebenarnya terjadi pada Kyungsoo?" tanya Myungeun sambil memperhatikan Kyungsoo yang terkapar di atas kasurnya sementara Jaehee mengobati tangan Kyungsoo yang terluka.

"Naneun molla, bukankah kau yang melihatnya lebih dulu?" jawab Jaehee.

"Ne, tapi aku tak mengerti.  Aku sudah mencoba menghalanginya namun ia seperti tak mendengar dan melihatku…tapi ketika kau menghalanginya.....", Myungeun terdiam sejenak. Wajahnya berubah sendu.

"M-Mungkin hanya kebetulan saja Myungeun-ah.!", respon Jaehee cepat. "Eung...a-apa punggungmu baik-baik saja? sepertinya tadi kau terlempar cukup keras" tanya Jaehee.

"Ne gwenchana", Jawab Myungeun "Eum.. Jaehee-a apa kita harus memberitahu yang lainnya?" tanya Myungeun.

"Aku rasa jangan dulu, paling tidak kita harus memastikan dulu apa yang sebenarnya terjadi", ujar Jaehee.

"T-Tapi bagaimana kalau Kyungsoo juga menyerang yang lain?" tanya Myungeun khawatir.

"Molla....lebih baik sekarang kita bersikap seolah tidak terjadi apapun dulu, sambil memikirkan apa yang seharusnya kita lakukan" ujar Jaehee.

"ANNYEOOONG!!", Baekhyun baru saja datang membawa beberapa kasur lipat sama seperti Taehyung dan Joonmyeon. "Apa yang terjadi?", Tanya Baekhyun ketika melihat beberapa rak buku kecil yang rubuh lalu menoleh dan melihat Jaehee dan Myungeun yang duduk di samping Kyungsoo yang tertidur di kasurnya. "YA! apa yang terjadi?!" seru Baekhyun menghampiri kedua gadis itu diikuti Taehyung dan Joonmyeon. "Jaehee-ah, apa yang terjadi?!", Paksa Baekhyun berulang-ulang "A-Ada apa dengan Kyungsoo?" sambungnya.

Jaehee dan Myungeun saling bertatapan dan akhirnya menghela nafas bersamaan. Mereka tak bisa menyembunyikan apa yang baru saja terjadi pada yang lainnya. "Baekhyun-ah, illowabwa", ujar Myungeun sambil beranjak dari posisinya dan menarik Baekhyun menjauh untuk menceritakan apa yang baru saja menimpa mereka.

"Noona, apa yang terjadi pada Kyungsoo hyung?", tanya Taehyung.

"Ceritanya panjang Taehyung-ah..." Ujar Jaehee.

Sementara  Joonmyeon hanya terdiam ketika melihat tangan Kyungsoo secara perlahan bergerak menggenggam tangan Jaehee yang tengah sibuk bercerita pada Taehyung.

***

Makanya jangan suka memendam masalahmu sendiri. Kau bisa menceritakannya padaku atau adikku kalau kau mau" ujar anak perempuan itu sembari memasangkan perban di tangan anak laki-laki yang duduk di hadapannya kini.

"Kau dan adikmu tak akan mengerti", gumamnya singkat.

"Jincha? mungkin saja kau benar...tapi paling tidak semua masalah itu tidak akan menumpuk di dalam sana", ujarnya sambil menunjuk dada anak laki-laki itu, lalu anak perempuan itu kembali tersenyum riang. "Selesai!" serunya riang. "Jangan suka menyakiti dirimu sendiri lagi seperti ini! kalau kau kesal kau bisa memukul benda-benda lunak seperti bantal, bukan kaca...kau pikir kau siapa? Superman?" gerutu anak perempuan itu.

"Memangnya siapa yang peduli kalau aku terluka?", jawab anak laki-laki itu acuh.

Anak perempuan itu menghela nafas mendengar jawaban anak laki-laki itu. "Tentu saja ada..." jawab anak perempuan itu.

"Nugu?" tantang anak laki-laki itu.

"Naega....." jawab anak perempuan itu

***

Kyungsoo membuka matanya perlahan. Penglihatannya masih terlihat samar-samar hingga perlahan fokusnya mulai kembali. Ia melihat lukisan-lukisan yang terdapat pada langit-langit perpustakaan. Ia kemudian segera terbangun dan terduduk di kasurnya. "Argh kepalaku" gumamnya sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit nyeri. Ia kemudian melihat tangan kanannya yang sudah tertutup perban. "Apa yang terjadi?" gumamnya sambil memperhatikan tangan kanannya yang tertutup perban. Ia menoleh ke sisi kanannya dan melihat anak-anak lainnya sudah tertidur pulas. Matanya berhenti menatap Myungeun yang sedang tertidur pulas.

Samar-samar ia teringat apa yang baru saja terjadi padanya. "Ah...paboya....apa yang kau lakukan Do Kyungsoo? Kau hampir saja membunuh temanmu sendiri", gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Eo?", Kyungsoo mendengar suara seseorang. Ia menoleh dan mendapati Jaehee terbangun dan duduk di atas kasurnya dengan mata setengah terbuka. "Kau sudah sadar? Hoaaaahhmm", ujarnya sambil menguap. "Kupikir kau hilang lagi...yasudah aku tidur lagi kalau begitu jalja" ujar Jaehee kembali bergegas tidur, namun Kyungsoo menahannya.

"Jaehee-ah chakkaman" Ujar Kyungsoo sambil memegangi lengan Jaehee.

"Ne? Wae gurae?" tanya Jaehee.

Kyungsoo pun merubah posisi duduknya sehingga mereka duduk berhadapan. "Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi padaku" tatapan Kyungsoo sangat serius.

"Kau tak ingat? Kau hampir saja membunuh Myungeun" Jelas Jaehee.

"J-Jincha?  lalu...apa yang terjadi?" tanya Kyungsoo.

Jaehee pun akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Kyungsoo. "Neo paboya Do Kyungsoo" caci Kyungsoo mengutuk dirinya sendiri setelah mendengarkan cerita Jaehee.

"Eyy sudahlah....itu bukan salahmu...kau tak sadar ketika melakukannya", ujar Jaehee mencoba menghibur Kyungsoo.

"Tapi aku tak bisa begini terus... bagaimana jika aku menyerang yang lainnya juga? menyerang Baekhyun, Myungeun, Taehyung, serta yang lainnya termasuk... dirimu sendiri?!" ujar Kyungsoo panik.

Jaehee terdiam. Kyungsoo benar, bahwa sewaktu-waktu ia bisa saja kembali seperti tadi dan menyerang yang lainnya. "Hmmm eotthokhe?" Tanya Jaehee pada dirinya sendiri.

"Jaehee-ah, bantu aku jebal..." pinta Kyungsoo sembari menatap Jaehee dengan penuh harap.

"Tentu saja aku mau membantumu....tapi masalahnya adalah, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu dan bagaimana aku harus menolongmu?" tanya Jaehee.

Kali ini, Kyungsoo lah yang terdiam karena ia sendiri pun tak tahu apa yang terjadi padanya. "Ottokhaji?" gumamnya sambil menunduk dan mengacak-acak rambutnya frustasi.

 "Ikutlah...."

Suara itu terdengar lagi. "Andwae" Kyungsoo menutup kupingnya rapat-rapat.

"Ikutlah denganku....."

Bisik suara itu lagi. "Andwae jebal!", rintih Kyungsoo sambil menutup kedua telinganya rapat-rapat.

"K-Kyungsoo-ya, neo gwenchana?" tanya Jaehee yang ikut merasa panik.

"Ikutlah denganku...."

Suara itu terus terngiang di telinga Kyungsoo. "Shireo... andwae... geumanhae jebal" Erang Kyungsoo.

"K-Kyungsoo-ya!", Jaehee panik menyentuh tangan Kyungsoo. Ia tak tahu harus berbuat apa karena jika ia membangunkan yang lain, ia khawatir akan terjadi keributan dan akan membuat Kyungsoo semakin panik. Jaehee refleks memeluk Kyungsoo. Tubuh anak itu gemetar hebat.

"Museowo.....jincha museowo....tolong aku jebal...jebal...",  rintih Kyungsoo berulang kali.

"Gwenchana…gwenchana...kau akan baik-baik saja Kyungsoo-ya", Jaehee menepuk-nepuk pelan punggung Kyungsoo berusaha menangkannya. Hal itu berlangsung selama beberapa menit hingga Jaehee tak mendengar suara apapun lagi dari Kyungsoo. "Kyungsoo-ya?" panggil Jahee namun tak ada jawaban. Jaehee melepaskan pelukannya dan menyangga tubuh Kyungsoo dengan kedua tangannya dan memperhatikan wajah Kyungsoo yang tertunduk sambil terpejam. Ia menggerak-gerakkan telapak tangannya di depan wajah Kyungsoo. "Ah syukurlah dia masih bernafas", gumamnya. Rupanya anak itu kembali tertidur. "Ah neo jincha", keluh Jaehee sambil merebahkan Kyungsoo kembali di kasurnya dan merapikan selimutnya. "Jalja" ucapnya sebelum akhirnya ia memutuskan untuk tidur kembali.

***

"Annyeong~", sapa Jaehee pada yang lainnya yang sudah berkumpul di meja untuk sarapan, minus Kyungsoo. juga Yaeji yang memang sengaja makan ditempat yang terpisah.

"Annyeong Jaehee-ah...sarapan hari ini Myungeun yang memasaknya... karena kau tahu sendiri kan Kyungsoo..." ujar Baekhyun.

"Arasseo Baekhyun-ah...tak usah dilanjutkan", jawab Jaehee. Ia pun kemudian menempati kursinya di antara Suho dan Taehyung.

"Sebenarnya apa sih yang terjadi pada Kyungsoo hyung? Aku masih belum mengerti" Tanya Taehyung. “Sepertinya aku mendengar suara Kyungsoo berteriak ketakutan semalam….ah….mungkin aku hanya bermimpi”, gumam Taehyung

DEG!, Jaehee mendadak tak tenang. Ia pun memilih untuk memulai sarapannya dan bersikap seolah ia tak tahu apapun dan tak mendengar ucapan Taehyung.

“Aku juga mendengar suaramu…apa kau terbangun semalam?”, Tanya Taehyung penasaran.

“A-Aniya! Kau bermimpi sepertinya”, gerutu Jaehee mengelak. Ia melirik ke arah Myungeun yang melihatnya.

Myungeun dan Jaehee saling berpandangan dan raut wajah Myungeun berubah sendu. "Ya Taehyung-ah geumanhae!" seru Jaehee meminta Taehyung untuk tak lagi membahas hal tersebut.

"Ah waeyo? Aku kan hanya mengkhawatirkan keadaan Kyungsoo hyung saja" protes Taehyung. "Menyebalkan sekali" gerutu Taehyung sambil menelan dadar dulungnya bulat-bulat.

"Jaehee-ah, Kyungsoo tak menyakitimu kan?" bisik Joonmyeon.

"Joonmyeon-ah jebal...bisakah kita berhenti membahas hal ini?" balas Jaehee. "Dan kau tak perlu khawatir, ia tak pernah menyakitiku dan ia tak akan menyakiti siapapun di sini arasseo?"

"Ne...mianhae..", ujar Joonmyeon memilih mengalah.

Tak lama kemudian, sosok yang menjadi bahan pembicaraan pun hadir. Sebagian mata tertuju pada Kyungsoo yang baru saja muncul. Suasana menjadi hening seketika.

"A-Annyeong K-Kyungsoo-ya", sapa Myungeun memecahkan keheningan di antara mereka. Kyungsoo hanya mengangguk pelan lalu pergi berlalu dari hadapan mereka dan menghilang menuju dapur.

"Yah! Apa kalian harus bersikap seperti ini?! Apa tidak bisa kita bersikap normal seperti tak terjadi apapun?", seru Myungeun yang kecewa dengan reaksi teman-temannya pada Kyungsoo. "Baekhyun-ah, dia itu kan sahabatmu!" seru Myungeun sambil menatap Baekhyun penuh harap.

"A-Aku tahu...ha-hanya saja aku tak tahu harus berbuat apa" elak Baekhyun.

"Neo jincha!" seru Myungeun kesal sembari berdiri dari kursinya dan pergi meninggalkan acara sarapan pagi itu.

"A-Apa aku salah bicara?" tanya Baekhyun sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kau pikir saja sendiri...naneun molla...aku mau tidur saja" ujar Yichan datar sembari beranjak dari kursinya dan ikut meninggalkan acara sarapan.

Jaehee terdiam memperhatikan sosok Myungeun yang berjalan cepat dan menghilang menuju dapur. Ia kemudian menghela nafas dan beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan acara sarapan.

Joonmyeon menoleh memperhatikan Jaehee yang tiba-tiba pergi begitu saja. Ia pun turut meninggalkan sarapannya dan pergi mengikuti Jaehee.

"Lalu kita bagaimana?", tanya Baekhyun pada Yoojin dan Taehyung yang masih berada di meja makan.

"Molla.....", Yoojin yang ikut berhenti sarapan. Ia berdiri dan pergi seperti yang lainnya.

Baekhyun kemudian menatap Taehyung "Waeyo? aku mau lanjut makan hyung, kalau kau mau pergi, pergi saja" Jawab Taehyung cuek. Baekhyun melengos pergi meninggalkan Taehyung "Pikiran orang dewasa sulit sekali tsk tsk" gumamnya sambil menikmati sarapannya.

***

"K-Kyungsoo-ya", tegur Myungeun takut-takut namun ia tetap memberanikan diri menegur Kyungsoo yang sedang berdiri memunggunginya. Tidak ada jawaban keluar dari mulut Kyungsoo. "K-Kau sudah sarapan? A-Aku bisa m-membuatkannya untukmu k-kalau kau mau", ujarnya terbata-bata.

"Pergilah…aku sedang ingin sendiri", ujar Kyungsoo singkat dan dingin.

Myungeun tersentak dengan reaksi Kyungsoo yang begitu dingin terhadapnya. "T-Tapi"

DUUKKK! Kyungsoo memukul mengepalkan tangannya yang diperban dan memukul bagian atas buffet hingga retak. Perban yang awalnya berwarna putih bersih itu kembali berubah merah karena darah yang kembali mengucur hingga menembus perban yang membalut tangan Kyungsoo. Myungeun terkejut dengan apa yang dilakukan Kyungsoo. "Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran" ujarnya dingin.

"Mi-Mianhae....", ujar Myungeun yang mundur perlahan. Air mata sudah terkembang di matanya namun ia mencoba untuk tak menangis. Ia segera bergegas keluar dari dapur.

Keheningan dan kesendirian menyelimuti Kyungsoo. Hanya suara-suara serangga yang menemaninya saat itu. Ia tertunduk. Sekilas ia melihat bayangan seseorang dari sudut matanya. Ia kembali mengangkat pandangannya dan mendapati seseorang yeoja berdiri di hadapannya. Lalu menghilang. Muncul dan menghilang kembali.

***

Jaehee duduk sendiri di salah satu kursi sembari mencoret-coret sesuatu pada lembaran buku yang kosong.

"Kau sedang apa?" Jaehee mendongak ketika melihat sosok Joonmyeon berdiri di depannya.

"Eobseo...hanya sedang menggambar-gambar saja...", respon Jaehee sambil menunjukkan gambar seorang wanita di bukunya.

Joonmyeon hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia kemudian menempati kursi kosong di samping Jaehee. "Nuguji?" tanya Suho.

"Eomma", Jawab sambil memperhatikan gambar itu dan tersenyum tipis. “Bukankah kau mengenal ibuku?”, Tanya Jaehee bingung.

“Ah…m-maja! Hahaha…maaf aku sedang banyak pikiran…”, elak Joonmyeon. "Kau merindukannya?"

"Eung, semoga aku masih bisa melihatnya" ujarnya.

Raut wajah Joonmyeon berubah serius. "Kau ini bicara apa?!" tanya Joonmyeon.

"Aku tak tahu apa yang akan terjadi di tempat ini. Huffh~ kematian bisa saja mengincar kita kapan saja ujar Jaehee sambil tersenyum yang terkesan dipaksakan.

"Jaehee-ah jebal...apa bisa kita tak membahas hal itu?" seru Joonmyeon. “K-Kumohon jangan bicara tentang kematian seperti itu”, ujar Joonmyeon mendadak muram.

"Ne...mianhae...", Jaehee kembali melanjutkan gambarnya dan mereka terdiam selama beberapa saat.

Joonmyeon terdiam memperhatikan Jaehee yang masih sibuk menggambar. "Ya Jaehee-ah", panggilnya.

"Eung?"

"Aku benar-benar mengkhawatirkanmu", ucap Joonmyeon serius.

"Jincha? gomapta..", jawab Jaehee sambil tersenyum lalu menggambar kembali.

"Jaehee-ah, aku serius! aku-", perkataan Suho terpotong ketika fokus Jaehee teralihkan pada sosok Myungeun yang melintas di depan mereka. "J-Jaehee-ah aku-"

"Chakkaman Joonmyeon-ah...", potong Jaehee cepat. Matanya tak lepas memperhatikan sosok Myungeun yang berjalan menjauh. Jaehee lalu melemparkan pandangannya pada Baekhyun yang rupanya juga sedang memperhatikan Myungeun. Baekhyun kemudian menoleh ke arah Jaehee dan seolah bertanya apa yang terjadi pada Myungeun. Jaehee menggelengkan kepalanya pelan dan setelah itu Baekhyun segera berlari mengejar Myungeun.

"Ada apa dengan mereka?" Tanya Joonmyeon heran.

"Ini pasti ada hubungannya dengan Kyungsoo" gumam Jaehee pelan.

"Jogiyo? Jaehee-ah, apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Joonmyeon.

"A-Aniyo gwenchana...hehe...", Mata Jaehee kemudian menangkap sosok Kyungsoo yang berjalan keluar dari dapur sama seperti arah yang dilalui Myungeun tadi. Kyungsoo menoleh ke arahnya dan Joonmyeon yang berdiri bersebelahan. Kyungsoo menatap tajam ke arahnya, berbeda sekali dengan Kyungsoo yang dilihatnya semalam. Kyungsoo kemudian mengalihkan perhatiannya dari Jaehee dan berjalan melewati Jaehee dan Joonmyeon begitu saja seolah tak melihat mereka. Jaehee memperhatikan sosok Kyungsoo yang berjalan menjauhinya.

Joonmyeon yang juga turut memperhatikan Kyungsoo yang berjalan memunggungi Suho dan Kyungsoo. "Jaehee-ah, apa kau tak bisa tidak dekat-dekat dengannya? Aku khawatir ia akan menyakitimu", Joonmyeon memperingati Jaehee dengan sepenuh hatinya. Jaehee sendiri hanya menghela nafas mendengar perkataan Joonmyeon.

***

"Hey doctor~~ Apa kita harus mengambil obat-obatan sebanyak ini?" tanya Yichan dengan setumpuk obat di tangannya. Ia baru saja kembali dari unit kesehatan menemani Yoojin.

"Hemm.. keadaan Kyungsoo sedang seperti itu, kurasa ia masih butuh banyak penanganan untuk tangannya yang terluka parah", ujar Yoojin. "Aish...aku benar-benar tak mengerti apa yang dipikirkannya ketika memukul kaca wastafel itu!", gerutu Yoojin kemudian berjalan mendahului Yichan yang langkahnya mendadak terhenti ketika ia melihat sekelebat bayangan-bayangan putih disekitarnya.

***

Myungeun menangis tersedu-sedu di salah satu sudut perpustakaan yang sepi. Ia terduduk sendiri di sana sembari sesekali mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir. "Myungeun-ah...", Myungeun mendengar suara seseorang di belakangnya. Myungeun segera mengusap air matanya dan menoleh "Ne, Baekhyun-ah?" ujarnya sambil berpura-pura tersenyum.

Baekhyun menghela nafas ketika melihat Myungeun yang masih mencoba tersenyum padanya. Ia kemudian berjalan menghampiri Myungeun dan duduk di sampingnya. "Neo gwenchana?", tanya Baekhyun pelan.

"Ne....nan...gwenchana", jawab Myungeun mencoba tersenyum namun senyum itu hanya berlangsung sebentar saja hingga akhirnya air mata kembali menetes.

Baekhyun menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Ia segera menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Paboya....kalau mau menangis ya menangis saja....", gumamnya sambil menepuk-nepuk punggung Myungeun yang menangis tersedu-sedu di pundaknya. Baekhyun membiarkan Myungeun menangis tersedu-sedu selama beberapa saat hingga sekiranya Myungeun dirasa sudah agak tenang, ia lalu melepaskan pelukannya.

Myungeun masih sesenggukan meskipun ia sudah terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Baekhyun menatapnya dalam. Ia merasa sakit ketika melihat keadaan Myungeun seperti ini. Gadis itu jarang sekali menangis, maka dari itu ia juga ikut merasa sesak ketika melihat Myungeun seperti ini. Tangan Baekhyun bergerak menyentuh pipi kanan Myungeun. Ibu Jarinya bergerak menghapus air mata di wajah Myungeun. "Uljima" ujarnya sambil menatap Myungeun yang kini juga menatapnya.

Myungeun tertegun ketika melihat sikap Baekhyun yang terlihat berbeda sekali dari biasanya. Wajah Baekhyun perlahan mendekat ke arahnya sementara Myungeun merasa seolah tubuhnya kaku sehingga ia tak bisa menghentikan Baekhyun yang wajahnya bergerak semakin dekat dengan wajahnya hingga akhirnya bibir mereka saling bersentuhan. Mata Myungeun melebar ketika hal itu terjadi.

Myungeun begitu terkejut atas apa yang sedang terjadi antara dirinya dan Baekhyun.  Tak lama kemudian Baekhyun perlahan menjauhkan wajahnya dari Myungeun yang masih menatapnya tak percaya. "Mi-Mianhae..." Baekhyun salah tingkah sambil menggaruk-garuk bagian belakang lehernya dan tersenyum kikuk. "A-Aku..." Baekhyun menghentikan ucapannya karena suara lain memotong perkataannya.

"Apa kalian tak bisa menemukan tempat lain untuk melakukan hal itu?", Baekhyun dan Myungeun menoleh dan mendapati Kyungsoo berdiri beberapa meter di depan mereka menyaksikan semuanya. Kyungsoo lalu melemparkan pandangannya ke arah lain. Baekhyun menoleh mengikuti arah pandang Kyungsoo dan melihat Yaeji berdiri di sana memperhatikan mereka. Namun, ia kembali menatap Kyungsoo tajam.

"Wae! Anjoahae? Aku hanya berusaha menenangkannya dari namja yang tak pernah peka terhadap perasaan seorang yeoja! seorang namja yang selalu hanya memikirkan tentang hati dan hidupnya sendiri saja seperti mu! Do Kyungsoo", seru Baekhyun kesal. 

"B-Baekhyun-ah sudahlah!", pinta Myungeun mencoba menenangkan Baekhyun.

"Mworago?! lihatlah dirimu sendiri", sentak Kyungsoo dingin sambil berbalik pergi meninggalkan Myungeun dan Baekhyun.

"ADA APA SIH DENGANNYA?!" seru Baekhyun kesal. Ia kemudian menoleh ke arah di mana Yaeji berdiri.

"M-Mianhae", gumam Yaeji itu menatap mereka sejenak lalu menunduk dan pergi tak lama kemudian.

¢¢¢TBC¢¢¢

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK