home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DIFFERENT DIMENSION

DIFFERENT DIMENSION

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jul 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : BTS Jin, V, Jungook, Jimin EXO Suho, D.O.,Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Chen AOA Hyejeong, Miss A Suzy,
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |10377815 Views |8 Loves
DIFFERENT DIMENSION
CHAPTER 15 : The Twins Sky

March, 3rd 2014

10.56 AM

"Mereka semua sudah di sana.. psh", Seohyun bergumam pelan meski matanya terpejam.

Yoonjae mencoret-coret bukunya kembali. Ia memikirkan berbagai cara didalam otaknya dan menemukan satu titik dimana ia mengetahui apa yang Seohyun gumamkan barusan. "Ssaem" Ia memanggil Minhyuk.

"Ne Yoonjae-ah?"

Yoonjae menoleh, menatap Siyou di belakangnya. Siyou, Miyoung dan Soomin balik menatap Yoonjae heran. "Wae?" Tanya Miyoung.

Yoonjae menghampiri ketiganya. Ia berjongkok di hadapan Siyou. "Siyou-ya.. Gwenchana, aku akan melindungimu…aku…akan berusaha yang terbaik untuk membuatnya kembali"

"Jogiyo? nuguseyo? Oppa…aku tak mengerti akan apa yang kau bicarakan", ujar Siyou menatap dalam mata Yoonjae. Persekian detik saja ia menangkap suara-suara aneh yang dapat menjawab pertanyaannya sendiri, setiap getaran, detak jantung, serta suara dari pikiran dan hati terbaca oleh Siyou. Ia menutup mulutnya begitu menyadari apa maksud ucapan Yoonjae tadi. “S-Solmayeyo..”

"Siyou-ya, apa yang terjadi?" Tanya Miyoung.

Mata Siyou sudah berair. Ia teringat betul ucapan 'selamat tinggal' yang mungkin memang seseorang titipkan padanya. "Oppa…..oppa….hiks"

Soomin menyenggol tangan Miyoung karena ia tidak mengerti "Eonnie, apa yang terjadi?"

"Nado molla.." Jawab Miyoung.

"Ia yang terakhir..", Ujar Yoonjae. "Mulai dari sekarang.. tak akan ada seorangpun dari kita yang akan menghilang, karena mereka telah mendapatkan semua yang mereka butuhkan" Jelasnya melanjutkan.

Miyoung, Soomin, Siyou, Yoonjae dan Minhyuk tersentak dan serempak menoleh ke arah pintu gudang dimana dua orang namja berdiri terengah disana. "Hyung.."

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Jaehee berjalan tertatih-tatih menuju pantry. Rasa sakit di kakinya karena terkilir sudah mulai berkurang meskipun belum sepenuhnya. Ia berjalan perlahan memasuki pantry dan terdiam di sana  selama beberapa saat ketika melihat Myungeun dan Kyungsoo yang sedang memasak bersama.

"Eo? Jaehee-ya? kau sedang apa di sana? Apa kau ingin makan sesuatu?", tanya Myungeun yang tiba-tiba menoleh dan memergoki Jaehee yang sedang berdiri terdiam di ambang pintu sambil memperhatikan mereka. Kyungsoo sendiri juga ikut menoleh begitu mendengar pertanyaan Myungeun namun ia tak bicara sepatah katapun dan kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"A-Aniya....aku hanya ingin memasak air panas saja untuk mengompres kaki ku", ujar Jaehee sambil berjalan perlahan menuju kompor.

"Biar kubantu", ujar Myungeun.

"Gwenchana gwenchana! aku bisa melakukannya sendiri...gomapta Myungeun-ah..."

"Jincha?"

"Ne...", ujarnya sambil tersenyum dan mulai memasak air. Myungeun pun kembali pada pekerjaannya. Tak banyak interaksi di antara mereka. Jaehee sendiri juga memilih diam. Ia hanya bisa mendengar interaksi serta canda tawa antara Myungeun dan Kyungsoo, perasaan sesak menelusup dalam dirinya. Jaehee terdiam di tempatnya menunggu rebusan air yang belum juga menunjukkan tanda-tanda agar segera mendidih sementara ia sendiri sudah tidak tahan dan ingin segera keluar dari pantry saat itu juga.

Jaehee mengarahkan telapak tangannya mendekati rebusan air yang sedang dimasaknya. "belum terlalu panas...tapi...ah biarkan saja, sepertinya sudah cukup", gumamnya dalam hati. Tangan Jaehee bergerak hendak mematikan kompor namun tangan lain menahannya.

"Belum mendidih, jangan dimatikan dulu", ujar Kyungsoo yang kini sudah berada di sampingnya.

"Gwenchana", jawab Jaehee datar. Ia menepis tangan Kyungsoo lalu bergegas mematikan kompor. Ia segera mengangkat rebusan air tersebut dan menuangkannya ke sebuah wadah lalu segera beranjak pergi dari pantry sembari membawa wadah berisi air hangat tersebut.

"Aish...keras kepala sekali anak itu!" gerutu Kyungsoo. Myungeun menghela nafas dan ekspresinya berubah sendu ketika melihat hal tersebut.

***

"Aish....persediaan perban menipis", keluh Jaehee sambil membuka-buka kotak obat. "Bukan kah Yoojin eonnie sering meminta izin untuk mengambil obat-obatan, kenapa kotak obat kosong begini.. Ottohke?" gumamnya.

"Ya Baekhyun-ah?!", Jaehee mendengar Kyungsoo berseru kepada Baekhyun di belakangnya.

"Wae?" balas Baekhyun pada Kyungsoo.

"Temani aku ke unit kesehatan....sepertinya persediaan obat-obatan kita sudah mulai menipis!", seru Kyungsoo. Jaehee terdiam sejenak mendengar perkataan Kyungsoo dan kemudian menyibukkan diri kembali mencari obat-obatan yang diperlukannya, berpura-pura tidak mendengar ucapan Kyungsoo.

"Hyung-ah!!" seru Taehyung tiba-tiba.

"Wae?"

"Aku mau ikut" jawab Taehyung manja sambil mengedip-ngedipkan matanya pada Kyungsoo.

"Menggelikan sekali" gumam Kyungsoo. "Yasudah cepat sana ambil jaketmu" perintah Kyungsoo.

"Asyikkk!" seru Taehyung sambil berjalan riang dan bergegas mengambil jaketnya.

"Anak itu mau ikut?", tanya Baekhyun.

"Eung..."

"Tumben sekali..." jawab Baekhyun. "Jaehee-ah, kau ingin titip sesuatu?" tanya Baekhyun.

"Eung...boleh, aku hanya titip perban dan Alkohol saja..."

"Alkohol? untuk apa?"

"Tidak untuk apa-apa, mungkin saja nanti dibutuhkan"

"Oh Arasseo....", ujar Baekhyun.

"Baekhyun-ah ppali!" Seru Kyungsoo yang sudah menunggu di ambang pintu.

"Baekhyun hyung ppali!" Seru Taehyung menirukan Kyungsoo.

"Neee yeobooo deul dadah Jaehee jangan rindukan aku!" ujar Baekhyun riang.

Jaehee menghembuskan nafas, sepi sekali Baekhyun dan Taehyung tidak ada. Ia melihat ke sekitarnya. Myungeun terlihat bersama Yaeji yang sedang sibuk dengan handphonenya. Mereka berbicara serius sekali sepertinya. Ia pun bergabung kesana karena merasa bosan. Ia sempat mendengar ucapan Yaeji berbisik. "Kita tak akan pernah tau kalau tidak mencobanya Myungeun-ah"

"Mencoba apa?", Sambar Jaehee. Begitu mendengar Jaehee berbicara, Yaeji langsung menjauhkan wajahnya dari telinga Myungeun. Ia sedikit terlihat gugup.

"Eoh itu.. b..bukan apa-apa Jaehee-ah", Yaeji segera berdiri dari kursi tempatnya duduk "Aku harus pergi, Ada yang harus ku ambil"

Raut wajah Myungeun seperti resah.. ia juga terlihat seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Tak lama setelahnya ia berdiri mengikuti Yaeji. "Yaeji-ah.. Aku.. ikut!" Myungeun menyusul Yaeji yang sudah berjalan lebih dahulu.

Jaehee terdiam beberapa saat ditempatnya berdiri, setelah itu baru sadar ia ditinggal sendiri. Ia ingin memanggil Myungeun dan Yaeji, tapi keduanya sudah terlanjur jauh. "Aku sendiri…hing…."

***

1 hour later...

"Sudah semua?" tanya Baekhyun dengan beberapa obat-obatan di tangannya.

"Beres hyung!"

"Ne...kajja" jawab Kyungsoo. Mereka bertiga segera keluar dari unit kesehatan dan bergegas kembali menuju perpustakaan namun tiba-tiba Baekhyun berjalan sejenak dan kemudian terdiam "Wae?" tanya Kyungsoo.

"Sepertinya ada seseorang di sana" ujar Baekhyun sambil menatap lurus ke arah supermarket yang terletak beberapa meter di depan mereka. Orang tersebut menoleh ke arah Baekhyun dan Kyungsoo dan kemudian berlari menghampiri mereka. "Josimhae" ujar Kyungsoo sambil memberi kode agar mereka mundur perlahan.

Mata Taehyung memicing ketika sosok itu semakin mendekat ke arah mereka. "Eyyy solma....", gumamnya malas. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalanya. "Hyung-ah ppali!! kita harus cepat pergi!! namja itu semakin dekat ke arah kitaa!!. Dia pasti akan membunuh kita!!", serunya sambil menarik Baekhyun berlari menjauh.

"Yayaya chakkaman!!", seru Baekhyun yang tak siap karena Taehyung menariknya dengan terburu-buru. Sementara Kyungsoo kebingungan antara harus menunggu namja tersebut atau mengikuti Baekhyun dan Taehyung yang sudah berlari jauh di depannya. "AISH! YA GIDARYEOOO!!", serunya yang akhirnya memilih untuk mengikuti Baekhyun dan Taehyung.

Mereka sudah berlari selama beberapa menit hingga langkah mereka mulai melambat. "Taehyung-ah chakkaman....chakkaman...himdeuro...jincha himdeuro" ujar Baekhyun terengah-engah.

"Hyung-ah kita harus cepat! Nasib noonaku dalam bahaya!" serunya mencoba meyakinkan Baekhyun meskipun ia sendiri juga kelelahan.

"Jaehee? maksudmu apa?" tanya Baekhyun bingung.

Tak lama kemudian, Kyungsoo yang berlari di belakang mereka pun tiba dalam keadaan terengah-engah. "Ya ige mwoya?!", serunya sambil terengah-engah.

"Nan molla...anak ini menarikku dan mengajakku berlari...aku refleks mengikutinya meskipun aku tak tahu kenapa kita harus berlari...aish neo jincha Taehyung-ah!" seru Baekhyun.

"Nado molla...." jawab Kyungsoo sambil terengah-engah.

Tak lama kemudian namja yang tadi Baekhyun lihat semakin mendekat dan akhirnya tiba di hadapan mereka dalam keadaan terengah-engah. "Chakkaman...kalau dia bagian dari mereka kan seharusnya mereka bisa terbang atau berteleportasi?", gumam Baekhyun kebingungan sembari memperhatikan namja yang terengah-engah tersebut.

 

"Akupun berpikiran begitu...lalu apa bahayanya untuk kita?" balas Kyungsoo.

"Hyung-ah, yang dalam bahaya itu bukan kita tapi Noonaku!" seru Taehyung.

"Mworago?", belum sempat mereka menyelesaikan perdebatan mereka, namja itu akhirnya berdiri tegak meskipun ia masih sedikit terengah-engah.

Namja itu terkejut ketika melihat Taehyung berada di antara dua namja lainnya yang tak dikenalnya. "Neo ya?!" seru namja itu.

"Neo nuguya?" balas Taehyung ketus.

"Kalian saling kenal?" tanya Kyungsoo sambil menunjuk Taehyung dan namja itu bergantian.

"Nan molla" jawab Taehyung.

"Yah neo!!" seru namja itu sambil bergerak ke arah Taehyung dan mencengkeram kerah bajunya.  "J-Jweisonghamnida", ujar namja itu melunak tiba-tiba ketika menyadari bahwa ada Kyungsoo dan Baekhyun yang memperhatikan mereka. Ia pun melepaskan cengkeramannya dari baju Taehyung.

Taehyung pun segera menyapu kerah bajunya dengan tangannya seolah sedang membersihkannya. "Seenaknya saja pegang-pegang...memangnya aku ini namja macam apa?" gerutunya.

"Sepertinya kalian saling kenal", ujar Baekhyun setelah melihat interaksi antara namja itu dan Taehyung.

"Ne, aku mengenal anak ini", ujar namja itu.

"Aku tidak" sambar Taehyung.

"Terserah!" balas namja itu. "Chakam.. atau jangan-jangan aku sudah berada di….", tanya namja itu sambil memperhatikan sekitarnya. "Lebih baik sekarang kau ikut dengan-", belum sempat Kyungsoo menyelesaikan perkataannya.

Taehyung sudah menariknya. "Hyung-ah tunggu.." bisiknya.

"Wae?"

"Namja ini dibiarkan saja tidak usah diajak ke perpustakaan....kalau yang ini dibiarkan mati juga tidak apa-apa" Bisik Taehyung dengan santainya.

"Mworago?! neo micheoso?! Ya Taehyung-ah dengarkan aku...aku tak tahu apa yang terjadi antara kau dengan namja itu, tapi yang jelas ia bukan orang jahat dan kita harus menolongnya arasseo?"

"Tapi kau akan menyesal jika mengajaknya hyung!"

"Wae?" tanya Kyungsoo yang tak mengerti dengan sikap Taehyung yang begitu membenci namja ini.

"Nanti kau tak bisa bermesraan dengan Jaehee noona lagi!"

"YAAA!!" seru Kyungsoo sambil memukul kepala Taehyung. "Jangan bicara sembarangan! Aku tak pernah bermesraan dengan kakakmu arasseo?" seru Kyungsoo sambil bergerak menjauhi Taehyung.

"Gotjimal....dari sekian banyak skinship yang dilakukannya dengan Jaehee noona bisa-bisanya dia berkata tak pernah bermesraan dengan kakakku" Gerutu Taehyung.

"Jweisonghamnida...anak itu memang agak sedikit bermasalah" ujar Kyungsoo

"Gwenchana...sudah bukan rahasia umum kalau anak itu memang menyebalkan" jawab namja itu.

"Kkkk~ Mianhae...tadinya kami berpikir kau ini orang jahat" ujar Baekhyun sambil tertawa.

"ah...itu sebabnya kalian berlari menjauhiku?"

"Ne .. dan juga karena bocah itu memprovokasi kami...k alau begitu ikutlah bersama kami dan ini....", ujar Baekhyun sambil memberikan barang bawaannya yang berupa obat-obatan pada namja itu.

"I-Ige mwoya?", tanya namja itu kebingungan.

"Sebagai salam perkenalan, kau harus membantu kami membawa obat-obatan ini heheheh", ujarnya sambil terkekeh. "Naneun Byun Baekhyun imnida", ujarnya sambil menepuk pundak namja itu seolah mereka sudah saling kenal lama lalu kemudian berjalan mendahului namja itu dan Kyungsoo.

"J-Jweisonghamnida...mereka memang agak sejenis...kuharap kau maklum", gumam Kyungsoo yang kemudian berjalan mendahului namja itu.

"Astaga..." gumam namja itu yang akhirnya tetap mengikuti Kyungsoo dan yang lainnya.

***       

Myungeun dan Yaeji menuruni tangga menuju lantai dasar Universitas. Mereka bertemu dengan Jimin. Jimin hanya melewati mereka karena ia tidak dapat melihat Yaeji ataupun Myungeun. Myungeun menggenggam telapak Yaeji semakin erat. Ia bersedih melihat Jimin yang menjadi seperti orang lain. Padahal selama enam bulan semenjak kedatangan Jimin, Jimin adalah anak yang manis dan selalu menurut ucapan Myungeun, Baekhyun juga Kyungsoo.

"Myungeun-ah..", Yaeji merangkul pundak Myungeun untuk memberi Myungeun pasokan semangat. "Jika kita berhasil melakukan hal ini terhadap Jaehyung Oppa, maka kita juga bisa melakukannya terhadap Jimin"

"Ne Yaeji-ah", ujar Myungeun menarik dalam-dalam nafasnya. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mampu melakukan apapun selama ia percaya ia mampu melakukannya. "Ayo kita cari Oppa"

"Eung", Angguk Yaeji, membimbing Myungeun untuk melanjutkan langkah mereka. Begitu mereka keluar dari Universitas, mereka menemukan Jaehyung dihalaman.

Jaehyung terduduk tenang di bawah sebuah pohon yang telah dibuat mati olehnya. Ia menggerakkan akar pohon mengikuti gerakan jarinya, seolah siap menyerang siapapun yang mendekat.

Myungeun dan Yaeji melangkah maju setelah memastikan Myungeun siap. Namun baru beberapa langkah saja mereka maju. Langit pagi yang awalnya cerah berubah drastis menjadi gelap gulita. Yaeji dan Myungeun saling memeluk, karena mereka tak bisa melihat apapun.

SSSSSSSHHHHUUUUUUNGGGGGGGGG!!!!!!!!!

WWWWWWWUUUSSSHHHHHHHHHHHHHHHH.

Terpaan angin begitu kencang menerpa tubuh mereka. Mereka tetap mejamkan mata, berpelukan agar tak terlepas. Perlahan angin kencang itu mulai bergerak lembut. Yaeji dan Myungeun membuka mata mereka.. keduanya mendongak ke atas langit dan melihat Matahari dan Bulan berada disatu langit disaat bersamaan.

***

Kondisi langit yang tiba-tiba saja gelap, juga fenomena Bulan dan matahari muncul bersamaan itu juga dilihat langsung oleh sang namja pemimpin dari semua kegelapan diasana. Ia sangat bahagia melihat kondisi tersebut. "Kau berhasil Seohyun-ah.. Psh~ Kau membawa mereka semua untuk ku miliki"

"Apa yang terjadi barusan tuan?", Tanya Eunhee pada namja yang selalu mengenakan pakaian hitam itu.

"Baru saja.. alam memberitahu ku bahwa aku.. akan menguasai dunia ini dan dunia nyata Nona Eunhee.. Semua elemen telah berada di dalam.. dan aku akan menangkap mereka semua satu persatu..", Senyum namja itu puas.

***

Jaehee membuka matanya, ia tiba-tiba saja berada di halaman depan Universitas dan tepat dihadapan matanya pula, Matahari dan bulan mengisi langit yang sama. Kedua sumber sinar itu sama-sama masih bersinar terang seperti dua kekuatan besar yang bersatu di langit yang sama.

Kejadian itu tidak berlangsung terlalu lama, karena setelahnya langit pagi kembali muncul layaknya keadaan semula. Anehnya kabut yang biasa menutupi tempat tersebut menghilang. Kini matanya jelas menangkap sosok Myungeun berdiri berhadapan dengan Jaehyung, kakak kandung Myungeun. "Apa yang Myungeun lakukan?", gumam Jaehee panic. Ia segera berlari sekuat tenaga sampai di hadapan Myungeun. "Myungeun-ah", Tak ada respon dari Myungeun, yeoja itu hanya saling bertatapan dengan sang kakak.

"Kau datang padaku adikku sayang", Ujar Jaehyung. "Serahkan jiwa mu, sehingga Kau bisa bergabung bersama Oppa"

Jaehee mengayunkan tangannya berusaha menarik Myungeun pergi dari sana. Ia membelalak menerima kenyataan tangannya menembus tangan Myungeun. "Andwe.. MYUNGEUN-AH LARI!!! LARIIIII!!!" Seperti apapun Jaehee berteriak, Myungeun tidak mendengarnya.

Tetesan air yang terasa hangat membasahi pipi Myungeun. "Oppa.. hhikss.. Oppa.. Kau ingat, setiap pagi kau selalu membawakan ku bekal roti stawberry kesukaan ku, Hikss.. Oppa juga sering menyelinap mengajak Baekhyun dan Hoobae Oppa lainnya ke blok kamar ku karena Oppa ingin mengucapkan selamat pagi pada ku.."

"Tentu aku mengingatnya adikku sayang", Jaehyung menyentuh kepala Myungeun. Ia menunjukkan senyuman licik yang sama dengan Jaehyung yang selama 7 bulan ini dilihat oleh Myungeun.

"YA SEO MYUNGEUN!!!! ANDWAEE!! IA BUKAN KAKAK MU! IA TERPENGARUH KEKUATAN LAIN... YA PABO YA CEPAT LARRRIII", Teriak Jaehee terus menerus yang tentunya hanya sia-sia. Jaehee melihat sekitarnya, tepat dibelakang tubuh Myungeun, akar-akar pohon yang telah mati keluar dari dalam tanah dan siap menyerang Myungeun. "MYUNGEUN-AAAAAAAH!!!!"

***

"JAEHEE!! YA MOON JAEHEE!", Suara Kyungsoo terdengar jelas. Jaehee seolah tetarik masuk kembali ke dalam tubuhnya. Ia membuka matanya dan Kyungsoo sudah berada di hadapannya. Ia terengah-engah karena mimpi buruknya tersebut.

“Jaehee-ah wae gurae? Kenapa kau meneriakkan nama Myungeun begitu?”, sambar Baekhyun.

"Kyungsoo-ya..!!! Myungeun.. Myungeunn!!", seru Jaehee histeris. Ia bangkit dari sofa tempatnya tertidur lalu menarik tangan Kyungsoo dan meninggalkan perpustakaan begitu saja.

“Ya! Ya! Jaehee-ah chakkaman!”, seru Kyungsoo namun Jaehee mengabaikannya begitu saja. Jaehee terus berlari menarik Kyungsoo melewati Taehyung dan namja yang baru saja datang tersebut.

"Ada apa ini?", Tanya Namja yang baru saja bergabung selepas kepergian Kyungsoo dan Jaehee. "Ya Moon Jaehee kau mau kemana?"

"Kalian tetaplah disini.. Jangan pergi kemana-mana", Perintah Baekhyun pada Taehyung dan namja itu, kemudian segera pegi mengikuti Kyungsoo dan Jaehee.

***

"Tentu aku mengingatnya adikku sayang", Jaehyung menyentuh kepala Myungeun. Ia menunjukkan senyuman licik yang sama dengan Jaehyung yang selama 7 bulan ini dilihat oleh Myungeun.

Myungeun mencengkeram tangan Jaehyung. "Oppa.. Kembalilah.. Kau.. tidak boleh terkalahkan oleh kekuatan hitam itu.. Aku adik mu Oppa.. Aku"

"Ada seorang lainnya di sini.. ", Sosok Eunhee muncul. Ia melihat tanda-tanda keberadaan seseorang yang tak dapat terlihat. Ia mengayunkan tangannya.. lalu

BRUKKK! "AAAARRGHHH!!!"

Myungeun melihat Yaeji terhempas. "YAEJI-AH!!", Ia melihat sosok seorang namja berpakaian hitam bersamaan dengan Chanyeol, dan Jimin kini muncul dari sekumpulan asap hitam.

"Welcome.." Sapa namja berpakaian hitam tersebut.

SSSLLUUTTTTTTT SLLLLLLLRRRTTTTTTT...... ~~~ Seluruh akar mati bergerak melilit tubuh Myungeun hingga tersisa hanya kepala Myungeun saja yang bebas. Jaehyung tersenyum tenang "Jangan takut adikku.. ini tidak akan terasa sakit"

Namja berpakaian hitam tersenyum menakutkan. Diletakannya tangannya di atas kepala Myungeun. "Kau akan menjadi milikku"

Eunhee mengurung Yaeji dalam perisai tembus pandang yang terus menyusut sehingga seseorang didalam perisai bisa mati karena kehabisan nafas. Yaeji tidak bisa bergerak. Chanyeol mendekat dan tak sabar dengan penyiksaan perlahan yang Eunhee lakukan "Tidakkah itu membosankan?", Ujarnya tak berperasaan. WUZZZZHHHH Chanyeol membuat api pada tangannya "MATILAH KAU!”

¢¢¢TBC¢¢¢

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK