home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My First Love

My First Love

Share:
Author : dongzha
Published : 17 Jul 2015, Updated : 28 Mar 2016
Cast : Lee Eunji (Oc), Kim Taehyung (Bts), Park Jimin (Bts)
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |23944 Views |4 Loves
My First Love
CHAPTER 10 : I Know

-Author pov-

Jimin sedang duduk di kursi yang terletak disamping jendela kamarnya. Terlihat gambaran kesedihan di raut wajahnya. Matanya memandangi suasana langit malam dari jendela yang ia buka lebar-lebar. Terasa angin malam yang juga menyentuh kulitnya perlahan. Dingin yang ia rasakan, sama dengan perasaan yang ada di dalam hatinya saat ini.

Ia terus saja melamun memandangi langit gelap malam yang dihiasi taburan bintang-bintang kecil. Ia merasa tak siap menghadapi hari esok dengan cepat. Hari dimana yeoja pujaan hatinya memberikan jawaban atas pernyataan cintanya.

Alasan kenapa ia merasa tak siap adalah karena sebenarnya dia sudah tau jawaban apa yang akan diucapkan oleh yeoja tersebut. Jawaban yang tentunya akan melukai perasaannya.

Ia membuka kunci layar handphone yang sedari tadi dipegainginya. Lalu dipandanginya foto wallpaper handphone miliknya itu masih dengan raut wajah sedih. Foto seorang yeoja berambut panjang dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya. Yeoja itu adalah Eunji, pujaan hati Jimin.

 

-Jimin pov-

Enatah kenapa aku merasa tak bersemangat. Aku malah menjadi sedih dan takut untuk menghadapi hari esok. Aku takut kalau apa yang selama ini aku duga itu benar. Dan akhirnya aku akan semakin sedih.

Sebenarnya aku sudah tau apa jawaban Eunji atas pernyataan cintaku dua hari yang lalu.  Seberapa lama dia memikirkannya, itu tetap tak mengubah dugaanku padanya. Aku dapat melihat semua itu dari tatapan matanya. Bukan aku, bukan aku yang ada di hatinya.

Sekeras apapun aku mencoba mendekatinya. Tetap saja aku tak bisa mengambil hatinya. Di dalam hatinya ada orang lain. Namja yang secara diam-diam telah menyelinap mengisi hatinya. Yah dia adalah rival sekaligus temanku, Kim Taehyung.

Dia mungkin tak menyadari perasaannya sendiri terhadap Taehyung dan bingung dengan kehadiranku. Setahuku namja yang dekat dengannya hanyalah Taehyung, mereka juga sudah berteman sejak kecil. Lalu... tiba-tiba aku hadir di kehidupannya, sebagai namja kedua setelah Taehyung. Perlakuannya terhadap Taehyung terlihat lebih dari sekedar persahabatan. Mungkin ia tak menyadarinya, tapi itu jelas terlihat olehku. Kalau di ibaratkan seperti jasa pelayanan. Maka dibandingkan aku, pelayanan pada Taehyung lah yang jauh lebih-lebih special darinya.

Dan sebenarnya aku juga sudah tau kalau Taehyung juga menyukai Eunji, walau dia selalu menyangkalnya. Dia selalu saja bilang kalau hubungannya dengan Eunji hanyalah sebatas persahabatan. Tapi cara bicaranya itu yang membuatku curiga. Terlebih lagi sikapnya pada Eunji berbeda sekali dengan sikap yang ia tunjukan kepada yeoja lain. Aku juga seorang namja jadi aku paham betul kalau sebenarnya Taehyung menyembunyikan perasaannya terhadap Eunji. aku juga sering sekali melihatnya diam-diam mengawasi dan menolong Eunji tanpa sepengetahuan yeoja itu.

Jangan angap aku adalah seorang namja yang mencoba merebut orang yang temanku suka. Karna awalnya aku tak tau kalau Taehyung juga ternyata menyukai Eunji. Aku belum lama ini berteman dengannya. kami bertemu hanya saat di kelas dance. Akupun tak terlalu akrab dengannya. Aku juga awalnya kaget saat mengetahui kalau Eunji adalah sahabatnya. Dan dulu ku pikir ini hal bagus karna aku bisa lebih dekat dengan Eunji melalui bantuan Taehyung. Namun kenyataannya, dia adalah rivalku yang sulit aku kalahkan.

Aku mencoba untuk tidak menyerah dan melakukan banyak hal agar Eunji menyukaiku. Tapi aku memang sudah kalah telak dari Taehyung, aku telat seribu langkah darinya.

Bodohnya aku yang nekat menyatakan perasaanku padanya. Walau aku tau jawaban Eunji tak akan berubah. Dia tak akan memilihku. Tapi mungkin saja pikirannya bisa berubah dalam jangka waktu 3 hari ini, tapi tetap hatinya tak semudah itu berubah beralih padaku.

Apakah aku terlalu naif? Ku rasa tidak. Aku hanya mencoba mengungkapkan isi hatiku. Aku tak mempermasalahkan apa yang nanti dia akan ucapkan. Mungkin hanya perasaan sakit ini yang sulit aku sembunyikan. Perasaan sakit ini pasti nanti akan makin terasa sakit olehku.

Setidaknya aku sedikit merasa lega telah mengutarakan isi hatiku pada Eunji. Aku ingin dia mengetahui kalau aku benar-benar menyukainya. Dia adalah yeoja yang pertama kali berhasil mengetuk pintu hatiku. Yah... dia itu cinta pertamaku.

Pertama kali aku melihat sosoknya aku langsung jatuh hati padanya. Dia cantik dan baik, aku benar-benar terpesona dengannya. Pertemuan pertama itu sekitar dua bulan yang lalu.

 

-Flashback-

Aku hendak membawa tumpukan buku tugas teman-teman kelasku ke ruangan guru. Aku berjalan dengan sangat hati-hati. Takut nantinya tumpukan buku yang ku bawa ini berjatuhan ke lantai. Tapi naas, seseorang menabrakku dari belakang. Seperti apa yang aku khawatirkan, tumpukan buku yang ku bawa itupun berserakan di lantai.

“OMO, Mianne. Jeongmal mianne,” ucap seseorang yang baru saja menabrakku. Aku melirik ke arahnya. ternyata yang menabrakku adalah seorang yeoja, yah yeoja yang cantik. Dia mempunyai kulit putih mulus, mata bulat lebar, bibir tipis dan rambutnya panjang yang terurai begitu saja. Membuatku sesaat terpesona dengan parasnya.

Dia terlihat sangat menyesal karna telah menubrukku. Dia berulang kali menundukan kepalanya padaku memohon maaf.

“Biar aku bantu bereskan,” tawarnya.

Tanpa basa-basi dia langsung berjongkok memunguti buku-buku bawaanku yang jatuh berserakan. Tapi masih saja ia menundukan kepalanya tanpa sedikitpun memandangku. Apa mungkin karna dia takut kalau aku marah padanya?

“Ah, tidak apa. Aku bisa membereskannya sendiri,” ucapku yang merasa tak enak sambil membantu memunguti buku-buku itu.

Aniyo, ini salahku. Jadi aku yang harus bertanggung jawab. Araseo!” balasnya yang masih sibuk dengan serakan buku-buku di hadapannya. Matanya hanya fokus ke arah buku-buku itu tergeletak.

“EUNJI, PPALIII!” suara teriakan seseorang dari arah depanku.

“TUNGGU AKU SEBENTAR MINNA,” sahut yeoja yang kini ada dihadapanku. Jadi gadis cantik yang ada dihadapanku ini bernama Eunji? hmm...

“Ah ini bukunya,” ia menyerahkan buku yang sudah dirapihkannya kepadaku. Tapi matanya tak fokus melihat ke arahku. Dia terlihat resah karna temannya tengah menunggunya.

“Maaf aku sedang terburu-buru. Aku jadi menabrakmu. Lain kali aku akan berhati-hati lagi. Jadi tolong maafkan aku yah,” ucapnya seraya mengumbar senyum manis yang tersimpul dari bibir mungilnya. Sebuah senyuman yang menggetarkan hatiku. Perasaan yang sama sekali belum pernah aku rasakan sebelumnya.

“A...a... Nde...” ucapku terbata. Aku terlalu terpesona dengan kecantikan dan manisnya senyuman milik yeoja yang ada dihadapanku itu, sampai-sampai aku gugup seperti ini.

“Aku harus cepat pergi, gomawo. Sampai jumpa lagi.” ia kemudian berlari menjauh meninggalkanku yang tak sempat membalas senyuman untuknya. Dia juga telah meninggalkan bekas getaran didalam hatiku.

Yah aku rasa aku jatuh cinta padanya, seorang yeoja yang belum aku kenal sama sekali. Aneh, tapi mungkin inikah yang di bilang dengan cinta pada pandangan pertama.

 

*****

Tak butuh waktu lama bagiku untuk mengorek informasi tentang yeoja bernama Eunji itu. Cukup waktu kurang-lebih 2 hari aku mendapat semua informasi dari nama lengkapnya, keberadaan kelasnya bahkan sampai alamat rumahnya. Koneksiku cukup baik disekolah ini. sebagai namja yang cukup populer di sekolah aku punya banyak teman. aku memperoleh informasi-informasi ini dari teman-temanku.

Lee Eunji, nama lengkap dari yeoja cantik yang sudah meluluhkan hatiku secara tiba-tiba. Ternyata dia anak satu tingkat denganku dari jurusan Sains. Letak kelasnya tak jauh dari kelasku jurusan Bahasa. Tak sulit bagiku untuk dapat melihat parasnya, aku bisa diam-diam melihatnya dari kelasku saat ia akan keluar dari kelasnya.

Tapi aku masih saja tak memiliki nyali besar untuk dapat langsung menyapanya. Entah kenapa melihatnya dari jauh pun sudah membuatku salah tingkah. Aku benar-benar tak bisa mengontrol detak jantungku yang berdetak kencang. Aku bahkan selalu menghindar saat kami berpapasan. Menghindar seperti menundukan kepala sampai bersembunyi agar dia tak melihatku. Benar-benar seperti orang bodoh. Aku sudah melakukan hal ini selama 1 minggu.

Hari ini aku berencana mengikutinya pulang. Kebetulan sekali kami menaiki bus yang searah. Sekalian aku pulang, aku bisa diam-diam curi pandang ke arahnya.

Kini aku tegah duduk menunggu kedatangan Eunji di halte bus dekat sekolah. Tadi kelasku lebih dulu keluar dari pada kelasnya. Jadi aku disini menunggu dia naik bus yang nanti aku akan taiki.

Tak lama aku mendengar suara Eunji dari kejauhan. Yah selama seminggu ini aku belajar menghapal nada suara manisnya itu. Aku jadi tahu betul kalau suara itu adalah suara Eunji.

Dengan segera aku pun langsung menoleh ke arah suara itu, dan benar saja itu suara milik Eunji. Tapi ternyata dia tak sendiri, dia sedang bersama seorang namja. Seorang namja yang aku kenal. Dia Kim Taehyung teman satu club dance denganku.

Benar menurut informasi yang aku dapat, bahwa Eunji adalah sahabat dari Taehyung. Tapi aku tak menyangka kalau mereka benar-benar sedekat itu.

Dengan refleks aku bersembunyi di kebelakang halte bus, Menghindari tatapan mereka berdua. Bukan, tapi lebih tepatnya aku menghindari tatapan langsung dari Eunji. Aku masih belum siap bertatapan langsung lagi dengannya.

Selagi menunggu bus datang, aku terus saja memandangi Eunji dan Taehyung dari belakang. Mereka terlihat sangat akrab sekali. Aku jadi iri dan cemburu kepada Taehyung yang bisa dekat dengan Eunji.

Akhirnya bus yang kami tunggu akhirnya datang. Aku buru-buru naik ke dalam bus sebelum mereka naik. Aku duduk di bangku paling belakang, masih mencoba menghindari Eunji. Dan untung saja Eunji dan Taehyung duduk di bangku tengah yang masih kosong.

Disepanjang jalan aku masih saja mengawasi mereka, kalau dilihat-lihat mereka bukan seperti antar sahabat melainkan seperti orang yang sedang berpacaran. Kalau orang yang tak mengenal mereka pasti akan salah paham. Dan beranggapan kalau mereka berpacaran. Kalau aku tak tau informasi ini dari awal, akupun pasti akan salah paham.

Melihat Taehyung yang begitu dekat dengan Eunji membuat nyali ku makin menciut. Apakah masih ada kesempatan aku untuk bisa dekat dengan Eunji?

 

*****

Dua bulan lebih sudah berlalu dari sejak aku berjumpa dengan Eunji. Tapi masih saja aku tak berani berhadapan langsung untuk sekedar berkenalan dengan yeoja itu. Dan kenapa aku malah jadi pecundang seperti ini yah? Hmm...Sudahlah aku tak mau mimikirkan hal ini dulu, aku sudah benar-benar terlambat hari ini. aku harus cepat-cepat sampai ke gedung sekolah sebelum gerbangnya di tutup.

Yah hari ini aku telat berangkat ke sekolah. Kini aku duduk di bangku bus yang ku naiki dengan resah. Ingin rasanya bus ini melaju dengan kecepatan cepat agar aku tak telat datang ke sekolah.

Bus yang aku taiki berhenti di halte bus daerah rumah Eunji. Dan aku melihat Eunji naik ke dalam bus. Kemudian ia duduk di bangku kosong yang berada tepat di depanku. Aku menunduk saat ia melihat ke arahku. Takut kalau dia melihatku.

Entah detak jantungku semakin lama semakin kencang terpompa saat dia benar-benar ada di depanku. Ingin sekali aku sekedar menyapanya. Tapi aku belum siap untuk berhadapan dengannya.

Akhirnya bus yang kami tumpangi sampai di daerah dekat sekolah kami. Eunji sangat terburu-buru saat turun keluar bus. Sepertinya dia merasakan hal yang sama denganku. Takut kalau gerbang sekolah ditutup sebelum kami sampai di dalam sekolah.

Eunji berjalan di depanku dengan cepat. Kemudian langkah kakinya berubah menjadi larian. Yah dia berlari dengan tergesa-gesa. Dan tiba-tiba sesuatu jatuh dari tasnya saat dia berlari. Aku langsung mengambil barang yang terjatuh itu, sebuah gantungan kunci berbentuk boneka beruang putih kecil yang lucu.

Aku ingin mengembalikannya, tapi Eunji berlari dengan sangat cepat. Akupun langsung dengan segera mengejarnya. Sesampainya didalam area sekolah aku melihatnya berhenti berlari dan berdiam diri. Dan aku rasa mungkin ini saat yang tepat untuk menyerahkan gantungannya yang terjatuh tadi.

Tapi nyaliku tiba-tiba menciut kembali. Bukankah ini moment yang tepat, Tuhan sudah memberikan aku kesempatan ini. Aku harus memanfaatkannya. Yah aku harus berani...

Aku berlari mendekatinya. "Jhakamman...," aku memegang pundaknya perlahan dengan ragu.

Eunji membalikan badannya ke arahku. Aku menundukan kepalaku sambil mengatur nafasku yang tersengal-sengal setelah berlari barusan. Kemudian aku mengumpulkan keberanianku untuk menegakkan kepalaku mengahadap ke arahnya. Lalu menarik nafas panjang untuk menengkan diriku.

"Kau berlari sangat cepat, aku hampir saja tak bisa mengejarmu," ucapku sambil tersenyum ke arahnya. Karna gugup aku bingung harus berkata apa. Kata-kata barusan keluar begitu saja, aku berusaha menutupi kegugupan itu dengan senyumanku.

Tapi aku malah tak mendapat respon darinya. Dia hanya diam menatapku dengan aneh.

"Hey, kau menjatuhkan ini. apa benar ini punyamu?" tanyaku sambil menunjukan gantungan yang aku temukan tadi.

Ia pun langsung memeriksa tasnya. "Ne, itu milikku. Gomawo, kau sudah menemukan gantungan itu." ia nampak sangat lega melihat gantungan yang ku temukan ini.

"Lain kali berhati-hatilah dan jangan berlari-lari seperti tadi. Nanti bukan barangmu saja yang jatuh kau juga bisa terjatuh," ucapku yang memang mengkhawatirkannya seraya menyerahkan gantungan itu.

"Go..gomawo" balasnya dengan gugup.

"Cheonma," balasku sambil tersenyum.

"Baiklah sampai jumpa, Lee E-un Ji," ucapku berpura-pura mengeja nama yang ada di name tag seragamnya. Kalau aku langsung menyebut namanya dengan lancar dia pasti akan mencurigaiku. Tapi, apa dia ingat kalau aku orang yang dia tabrak satu bulan yang lalu? Kenapa ia menatapku seperti itu, seperti aku adalah orang asing yang belum pernah ia temui. Tapi yasudahlah yang penting aku sudah berhasil memberanikan diriku untuk berhadapan langsung dengannya.

"Ne..." balasnya lagi.

Aku langsung meninggalkannya dan berlari ke arah kelasku dengan perasaan bahagia. Bahagia karna aku tidak terlambat kesekolah dan bahagia karna aku berhasil memberanikan diri berhadapan langsung dengan Eunji.

-Flashback End-

 

Seperti itulah awal kisahku yang menyukai Eunji. Tapi yah tetap saja aku hanyalah Park Jimin orang yang telat seribu langkah dibelakang Kim Taehyung. Dia yang lebih tau banyak tentang Eunji, dia yang lebih dekat dengan Eunji dan masih banyak lagi.

Dia juga sangat perhatian dan khawatir sekali pada Eunji. Saat hujan turun setelah kunjungan ku dan Eunji dari toko buku, aku melihat Taehyung menunggu Eunji di halte bus sambil membawa payung. Selain itu saat Eunji di bully oleh para fans ku. Dia yang lebih dulu dapat menolong Eunji tanpa aku sempat datang menolong yeoja itu. Aku benar-benar kalah darinya.

Masalah dengan fans ku itu, aku akui itu salahku yang tak dapat melindunginya. Tapi dengan tragedi itu aku langsung bilang kepada para fans ku itu untuk berhenti menyakiti Eunji dan meminta maaf padanya. Dan aku bersyukur setidaknya usaha ku melindungi Eunji kali ini sudah berhasil.

Kalau aku terus-terusan membandingkan diriku dengan Taehyung tak akan ada habisnya. Tapi tunggu, aku rasa aku menang satu hal dari dirinya. Yah aku rasa aku lebih tampan dari pada Taehyung. Hahaha....

Yasudahlah aku harus menyiapkan diri untuk menghadapi hari esok. Apapun jawabannya nanti aku akan menerima keputusannya. Asalkan dia bahagia, aku juga akan ikut bahagia. Walau mungkin aku akan merasakan sakit.

 

-Jimin Pov end-

 

*****

-Taehyung Pov-

Kenapa tadi tiba-tiba Eunji memelukku? Ada apa sebenarnya, apa karna dia merasa bersalah padaku? Atau...

 

Ahh aku tak boleh memikirkan hal yang tidak pasti. Tapi jujur saja aku resah dengan hari esok. Jawaban apa yang akan dia berikan pada Jimin. Entah nanti aku harus bersikap seperti apa padanya kalau dia berpacaran dengan Jimin.

Seandainya aku lebih awal bisa mengungkapkan perasaanku padanya. Atau seandainya aku tak mengungkapkan perasaanku padanya. Mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Ramalan itu, mungkin benar candaanku waktu itu. Kalau ramalan itu tak benar. Ataukah karna memang aku bukan cinta pertamanya?

Arrghh... perasaan ini benar-benar menyiksa ku.

 

-Taehyung Pov end-

 

*****

-Eunji Pov-

Aku berbaring dikasurku dengan bimbang. Kulihat layar ponselku waktu telah menunjukan pukul 11:00 PM.  Aku tak bisa tidur. Perasaan dan pikiranku tak tenang.

Aku sudah menemukan jawabanya, kalau ternyata Taehyung lah yang aku cintai. Tapi apa benar dia cinta pertamaku? Sejak kapan aku mencintainya, aku bahkan tak tau kapan hal itu terjadi.

Peramal yang waktu itu bilang padaku, kalau jodohku adalah cinta pertamaku. Apakah itu Taehyung? dan apa aku harus percaya perkataan tentang peramal itu?

Lalu bagaimana dengan Jimin. Aku juga tak tega menolak perasaannya. Tapi mau bagaimana lagi, aku ternyata lebih mencintai Taehyung ketimbang dirinya.

Tapi apakah ada cara lain? Cara yang tak akan menyakitkan hati mereka berdua.

Oh Tuhan, cobaan apa yang kau berikan. Sungguh berat aku harus mengambil keputusan ini. dan kuharap keputusan yang aku ambil nanti adalah yang baik untuk diriku dan juga mereka.

Aku menghelakan napasku panjang, menenangkan diriku akan hal-hal yang memenuhi pikiranku. Kemudian aku memutuskan untuk memejamkan mataku. Lebih baik untukku beristirahat tanpa memikirkan hal apapun. Dan besok pagi mungkin aku akan mendapatkan jawaban pastinya, apa yang harus aku lakukan dan katakan.

 

*****

Alarm handphone milikku telah sukses membangunkan ku dari tidur nyenyakku. Aku terbangun masih dengan perasaan dan pikiran yang kusut. Hari ini aku harus bertemu dengan Jimin. Aku harus dengan cepat memberikan jawaban kepadanya.

Aku langsung bangun dari tempat tidurku. Lalu merapihkan kasur dan bantal yang tergeletak acak-acakan sehabis aku tidur semalam. Saat aku hendak membereskan bagian sudut kasur samping meja kecil, jepitanku terjatuh disela-sela antara kasur dan meja itu. Aku pun berusaha mengambil jepitan itu kembali. Aku mencoba menggeser meja itu agar aku dengan mudah mengambil jepitan itu.

Saat aku meraih jepitan itu, mataku beralih menatap bagian bawah meja yang aku geser tadi. di bawahnya ada tulisan kecil yang aku ingat itu adalah tulisan ku jaman sekolah tingkat dasar. Tulisan itu ditulis menggunakan pensil yang ditekan kuat ke meja kecil berbahan kayu itu.

Tukisan itu bertuliskan “ Eunji Love Taehyung.”

Aku terdiam melihat tulisan itu. Aku lupa tepatnya kapan aku menulis hal seperti itu. Apa arti dari tulisan itu. Kenapa dulu aku menuliskan kalau aku mencintai Taehyung?

Aku berusaha mengingatnya. Mengingat alasan dari tulisan masa kecilku itu.

Tapi tunggu aku mengingat sesuatu... sesuatu yang selama ini ternyata telah aku lupakan.

 

 

 

-To be Continued-

Terimakasih untuk para readers yang udah setia nunggu updete dari FF saya yang satu ini. Trimakasih berkat kalian juga saya bisa semangat melanjutkan cerita ini, walau mungkin tidak sesuai harapan kalian. :’(

Maaf selama 2 bulan kemarin sy kembali hiatus karna banyak masalah pribadi. Jadi saya baru bisa update hari ini.

Satu chapter lagi semoga bisa kelar next week yah. Doain author :’)

Setelah FF ini kelar saya akan buat FF colab dengan teman saya yang castnya Jin dan Jungkook. Mohon dukungannya semuanya...

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK