home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DREAM CATCHER

DREAM CATCHER

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jun 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : EXO OT12, OC
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |71547 Views |5 Loves
DREAM CATCHER
CHAPTER 7 : Revenge 2

Inkyung melayangkan tangannya ke arah Eunkyo. Bersiap hendak menamparnya. Eunkyo tak menghindar, ia memejamkan matanya pasrah.

"HAJIMA!", TAPPP... Lay menahan tangan Inkyung bersamaan dengan suara tadi terdengar. Lay melihat ke arah pintu dan menemukan Suho disana. "S-Suho?!", gumam Lay.

Suho berjalan cepat menghampiri Inkyung, Eunkyo dan Lay. Melihat Suho datang, Inkyung menepis tangan Lay. Ia juga menahan keinginanya untuk memukul Eunkyo tadi. Eunkyo pun membuka matanya saat mendengar suara Suho. "Tak seorangpun diantara kami yang tau bahwa semester ini tiba-tiba akan diadakan presentasi tugas preclass...bahkan aku sendiri sedikit terbata saat menjelaskan presentasi tugas ku Inkyung-ah....mianhae.. Aku sungguh tak tau", jelas Eunkyo yang akhirnya mendapat kesempatan untuk menjelaskan semuanya.

"Kau tak perlu minta maaf padanya!" ujar Suho tegas. Ia tersenyum pada Eunkyo, lalu kembali menatap tajam Inkyung. "Pulang nanti kau harus menghadap ruang kepala academy. Ibu kepala akan memberikan surat peringatan yang harus kau berikan pada orang tua mu"

"Mwo?! Apa salah ku?!" Bantah Inkyung tetap tak mau mengakui kesalahannya. "Eunkyo onnie lah yang baru saja membohongiku!", seru Inkyung tak terima.

"Kau masih bertanya?! Jelas-jelas aku mendengar kau mengucapkan dengan bibir mu sendiri bahwa tugas preclass mu bukanlah hasil kerja mu sendiri! ditambah lagi hari ini kau dengan sengaja menggunakan hubungan mu dengan keluarga Byun untuk terhindar dari hukuman! Kau pikir aku tidak bisa menggunakan nama keluarga ku untuk memberi hukuman pada mu?! ingat baik-baik sekalipun kau mendapat backingan dari keluarga Byun, academy ini tetap milik keluarga ku! jadi jaga baik-baik sikap mu selama kau masih ingin berada di academy ini" Ancam Suho.

"Kau puas onnie?!", seru Inkyung pada Eunkyo yang masih tertunduk. Inkyung berbalik. Langkahnya menghentak beranjak pergi meninggalkan Suho, Lay dan Eunkyo. "YA OH INKYUNG!", panggil Suho lagi menahan langkah Inkyung.  "Satu lagi.. Mulai saat ini aku akan mengawasi Eunkyo. Jika sampai aku mendapati kau menyusahkan nya lagi, kau akan berurusan dengan ku ", Tambah Suho membuat Inkyung semakin tak bisa menahan emosinya. Ia menoleh dan menatap Suho kesal dan... BRAKKK ia menutup keras pintu kelas tersebut saat ia keluar.

Lay bergelut dengan pikirannya sendiri, kata-kata Suho tentang hubungan Inkyung dan keluarga Byun masih berputar-putar dikepalanya. "Apa hubungan Inkyung dengan keluarga Byun? Ia tak pernah menyinggung masalah itu sedikitpun dihadapan ku? apa ini berhubungan dengan permintaan Inkyung untuk tidak memberi tahu hubungan kami kepada Suho?" Tanya Lay dalam hatinya.

Eunkyo menyandarkan kepalanya lemas di atas meja. Kejadian tadi benar-benar membuatnya shock setengah mati.

"Eunkyo-ya Gwenchana?" Tanya Suho pada Eunkyo penuh kekhawatiran.

"N-Ne?", tanya Eunkyo mendongak sambil mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya barusan Suho membelanya dihadapan mahluk paling menakutkan baginya. Dimatanya saat ini hanya terdapat Suho. Ia tak mengatakan sepatah kata pun, hanya menatap lurus kearah mata Suho. Ia mengangguk seperti kehilangan kesadaran.

"Kumohon.. Mulai hari ini jangan membantu Inkyung mengerjakan apapun. Jika dia memaksa atau mengancam mu, katakan pada ku. Kau tak perlu takut pada Inkyung. Ia tak bisa melakukan apa-apa. Ia hanya pintar mengancam saja" Suho menasehati Eunkyo dengan menebar senyum manis dihadapan yeoja itu.

Eunkyo menghembuskan nafasnya bersamaan dengan kembalinya kesadaran Eunkyo. Ia tersenyum kecil "Ne...Bantuan mu sangat berarti untukku..mian harus melibatkan mu"

"Ini bukan apa-apa.. Aku hanya melakukan sesuatu yang seharusnya kulakukan" Ujar Suho.

Lagi-lagi Eunkyo tersenyum. "Tapi ini sudah lebih dari cukup bagiku. Kau memberi jawaban yang terus kucari selama ini. Ani.. Bukan waktunya lagi berfikir untuk maju ataupun mundur. Aku hanya akan menjalani semua ini, lepas dari apa yang akan kudapatkan akhirnya nanti. Aku.. bahagia berada didekat mu, itu sudah cukup bagiku saat ini" Ucap Eunkyo dalam hatinya.

"Lay" Seru Suho. Lay tersadar dari lamunanya "Ne?"

"Ada yang ingin kubicarakan dengan mu" Ujar Suho lagi. Sepertinya apa yang Suho dan Lay adalah hal penting, Eunkyo pun pamit pada keduanya agar mereka bisa bicara lebih leluasa "Aku duluan.. Aku harus ke perpustakaan"

"Hati-hati Eunkyo-a, acuhkan saja Inkyung jika kau bertemu dengannya" Saran Suho pada Eunkyo masih tak melepas senyumnya.

Eunkyo menyambut senyum Suho "Araseo, sekali lagi terima kasih, annyeong"

Selepas kepergian Eunkyo, Suho dan Lay duduk dikursi mereka. "Apa yang ingin kau bicarakan dengan ku?" Tanya Lay.

"Mengapa kau tak pernah mengatakan pada ku bahwa kau dan Yijie sepasang kekasih?"

"Eum itu..."

Belum sempat Lay bicara, Suho memotong ucapannya. Ia meletakkan tangan nya pada pundak Lay. "Ya.. Berita sebagus itu seharusnya kau bagi-bagi dengan ku dan maaf aku sering mengucapkan beberapa hal tak enak tentang YiJie pada mu. Itu semua hanya karena aku bersaing dengannya saja. Aku tak bermaksud menjelek-jelekkan ia dihadapan mu, mianhae"

Lay tersenyum pasrah. "Ne.. tak masalah, YiJie juga sering mengeluh tentang mu pada ku" Ujar Lay. Ia tidak berbohong beberapa kali YiJie memang kesal dengan tingkah sok pintar Suho dan sering menceritakan pada Lay.

"Dia juga sering menjelek-jelekkan ku?"

"Tidak menjelek-jelekkan juga, hanya mengeluh. Karena kau sering mengham- pirinya setiap kali kau mendapat nilai tes lebih rendah darinya. Ia sedikit terganggu dengan hal itu" Jelas Lay.

"Aku hanya berniat mengucapkan selamat saja, hanya itu" Jelas Suho membela diri. "Dia sensitif sekali rupanya.. Ups.. Maksud ku.. mian"

"Ne.. Aku mengerti...akan kukatakan padanya nanti" jawab Lay.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Yoora menarik tangan Sehun. Ia menahan Sehun untuk keluar dari kelas saat ia melihat Tao masih duduk di kursinya. Ia ingin Tao keluar dulu, baru ia bisa keluar. Ia menggunakan tubuh Sehun untuk bersembunyi.

"Ya.. Apa-apaan kau ini?!" Tanya Sehun.

"Shuussh!" Seru Yoora bersembunyi dibelakang Sehun.

Sehun mengerutkan dahinya "Kau menghindari anak itu?" Tunjuk Sehun pada Tao.

Yoora mengangguk. "Kita tunggu sampai dia keluar" Ujar Yoora.

"Kita? Kau saja sendiri" Ujar Sehun. Ia tersenyum usil."Tao-ya!"

"Ya!", seru Yoora. Ia seketika berjongkok agar tubuhnya tertutup meja. "Sial seharusnya aku tidak mempercayai bocah ini!", gerutunya

Tao menoleh kearah Sehun dengan wajah lemas karena ia belum makan "Wae?"

"Kemarilah....ada yang mencari mu disini". Sehun menunjuk ke bawah menunjukkan tempat Yoora berada.

Kai yang duduk di samping Tao ikut menengok. "Tak ada orang disana" Ujar Kai tidak melihat karena Yoora berjongkok.

"Ada di bawah sini" Ujar Sehun rusuh, masih menunjuk ke bawah. "Seorang yeoja bernama Wu Yoora"

BRAKK.. Detik selanjutnya Tao langsung berdiri, sampai-sampai kursi yang ia duduki sebelumnya terjatuh ke samping. Kai sampai kaget melihatnya. "Woa.. Tao-ya gwenchana? Kau tidak kesurupan kan?"

Disisi lain Yoora semakin panik sekaligus kesal pada Sehun. Ia sudah kehabisan akal. Ia mencubit keras kaki Sehun hingga sang pemilik teriak kesakitan. "Aaaah!!!! Ya! hahahah" Setelah itu, Yoora bergegas merangkak dan Shuuuuuunggg~! Yoora berlari kencang keluar dari kelas tanpa menatap Tao sedikitpun.

Wusssshhh... Angin berhembus dengan  gerakan slow motion mengiringi kepergian Yoora. Tao menatap nanar.  kepergian Yoora. "Ia begitu belum siap bertemu dengan ku lagi....pasti jantung nya berdebar begitu cepat karena ia malu.. tak apa pelan- pelan ia juga pasti bisa terbiasa dengan perasaan berdebarnya itu. Aku.. Juga merasakan apa yang kau rasakan calon jodoh ku" ujarnya juga dramatis.

Kai menggeleng melihat kepercayaan diri Tao. Oadahal jelas-jelas yeoja tadi berlari ketakutan, bukan karena malu atau apapun. "Kasihan yeoja itu ckckck" Seru Kai pelan. Sedangkan Sehun masih mengelus-ngelus kakinya yang membiru akibat cubitan Yoora.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Minhyo, Kris Luhan dan Sungchan pergi ke sebuah cafe di dekat academy untuk menikmati makan siang mereka.

Mereka sedang malas makan siang di kantin academy dan tak sengaja mereka bertemu dengan Baekhyun, Chanyeol, Chen, SongHee dan Micha. "Yi Jie-ah!" Seru Luhan melihat sang adik yang ia khawatirkan sejak tadi. "Tumben sekali mereka makan siang bersama". Sungchan menunjukkan sebuah pesan dari Chanyeol kepada Luhan.

Chanyeol's reply««

Aku baru melihat pesan mu, hem.. Gwenchana sekarang Micha noona ada di sini, ternyata ia dipindahkan ke 3-2, dikelas ku, katakan pada Luhan hyung agar tidak khawatir. Terimakasih sudah mengabari ku Park Sungchan.

"Eo? Kapan ia mengirim pesan?" Tanya Luhan.

"Tadi.. Tapi aku lupa memberitahu mu, mian" Ujar Sungchan. Luhan menggenggam tangan Sungchan. "Gwenchana baby", Luhan mengajak Sungchan untuk menemui Chanyeol cs.

Kris berdiri terpaku seperti patung, begitu juga dengan Minhyo. Minhyo awalnya bersemangat begitu ia melihat Chen. Tapi menyadari keadaan saat ini, entah mengapa Minhyo justru terdiam ditempat. "Tak ada gunanya, aku terus mengejar seseorang yang sama sekali tak pernah memperdulikan ku. Waktu ku pun tinggal sedikit, tak akan cukup waktu untuk membuatnya menatap ku.. lebih baik aku menghindar sebelum aku semakin berharap pada takdir yang sepertinya memang bukan untuk kami" , Minhyo bicara dalam hatinya. Ia menunduk perlahan, "Dimana kita harus duduk?" Tanya Minhyo pada Kris.

"Dimana saja bisa" Jawab Kris.

Minhyo pun duduk dilantai yang sebelumnya menjadi tempat mereka berdiri. Di depan pintu masuk cafe tersebut.

Kris membelalak terkejut atas aksi Minhyo tersebut. "Ya! Tidak disini juga! cepat bangun sebelum orang-orang menganggap mu pengemis" ia membangunkan Minhyo.

Minhyo bangun dengan malasnya. "Kau bilang bisa duduk dimana saja", Ia melewati Kris lalu duduk di kursi terdekat. Kris duduk disampingnya, ia ingin bertanya tapi malas. "Kita kesana saja", ujarnya.

***

Luhan sampai di hadapan Micha dan teman-temannya. "Oppa" Seru Micha. Luhan ingin memeluk sang adik, tapi tak enak dengan anak-anak lain. "Ya!" Sentak Luhan tanpa sebab.

"Wae?" Tanya Micha bingung.

"Ya Luhan Hyung.. Jangan mengikuti Sungchan noona kemana-mana! Sungchan noona milikku", Ujar Baekhyun mendorong kecil Luhan. "Annyeong Chagi"

"bocah ini.." Gumam Sungchan.

Baekhyun berdiri, lalu mempersilahkan Sungchan duduk ditempat duduknya. "Silahkan duduk cantik" Ujar Baekhyun genit.

Luhan melirik sebal, namun wajahnya justru terlihat lucu. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, lalu duduk disamping Micha. Melihat ekspresi Luhan, Micha menjadi kesal. "Ya Byun Baekhyun jangan lakukan hal itu pada oppa ku! kau menyakiti perasaanya!"

Baekhyun berdecak, ia berbisik meski suara nya masih terdengar jelas. "Lihat adik ipar mu yang sensitif itu"

"Kau juga yang cari gara-gara lebih dulu dengan kakak-beradik mellow itu" gerutu Sungchan.

"Baekhyun diciptakan oleh tuhan memang untuk membuat gara-gara ahhahaha" Seru Chen.

"Ya diam kau evolusi lumba-lumba dinosaurus!" Selak Baekhyun.

"Kau yang diam anak bebek" Sergah Chen.

"Bibir mu yang seperti bebek" Ledek Baekhyun.

"Ya! Seenaknya saja kalau bicara! bibirku tak seperti bebek! Tapi seperti unta!", seru Chen tetap tak mau mengalah. Chen tiba-tiba terdiam saat Kris dan Minhyo menghampirinya. Ia langsung menutupi wajahnya dan pura-pura melanjutkan makan siang.

"Kita duduk disini saja", Kris menunjuk meja disamping meja Chanyeol dan kawan-kawannya.

Minhyo sama sekali tak menyapa Chen, ia hanya duduk ditempat yang ditunjuk Kris. Melihat-lihat menu yang terdapat di meja tersebut.

Chen melirik-lirik heran. "Dia tidak menyapa ku? Apa ia sudah tidak menyukai ku lagi? Atau.. Dia marah karena tadi pagi", Tanya Chen pada dirinya sendiri.

Luhan beralih duduk di dekat Kris dan Minhyo. "Kau mau duduk disana juga tak apa", Ujar Luhan cemburu pada Sungchan.

Suungchan memukul pundak Baekhyun "Lihat hasil perbuatan mu"

Baekhyun hanya terkekeh. Ia kembali duduk pada tempatnya, Sedangkan Sungchan beranjak menuju ke meja sebelah. "Noona", panggil Baekhyun lagi.

"Apa lagi?", gerutu Sungchan

"Ya Lee songhee berdiri" Perintah Baekhyun.

"Wae?" Tanya Songhee bingung. Ia berdiri tanpa tahu apa yang terjadi. Ia membungkuk sopan pada Sungchan yang sebenarnya sudah ia temui semalam.

"Sungchan noona, ini Lee Songhee yeojachingu baru Chanyeol", ujar Baekhyun. "Songhee-ah ini calon kakak ipar mu", Baekhyun memperkenalkan Sungchan pada Songhee.

Songhee menatap Chanyeol, mencoba mencari jawaban dari pernyataan Baekhyun. "Park Sungchan.. Nama.. Yeoja itu" Ujar Chanyeol tanpa sedikitpun mengarahkan matanya pada Sungchan.

"Annyeonghaseyo Sungchan Eonnie" Sapa Songhee sopan.

Sungchan tersenyum kecil. "Jaga Chanyeol baik-baik" Ujarnya.

Songhee langsung salah tingkah. "E.. A.. O.. Eonnie.. Aku dan Chanyeol bukan sepasang kekasih",Ujar Songhee terbata.

"Hanya tinggal tunggu waktu" Celetuk Baekhyun. "Berarti kau calon adik ipar ku juga Songhee!” Seru Baekhyun sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar Luhan.

Micha menginjak kaki Baekhyun sebal "Ya!"

"Aw.. Ya!" protes Baekhyun.

Chen melirik Minhyo sekali lagi, memastikan bahwa yeoja di meja sebelah benar-benar Minhyo. Pada saat yang bersamaan, Minhyo juga melihat kearah Chen. Keributan di sekitar mereka seolah tak menjadi halangan bagi mereka untuk merasakan bahwa saat itu hanya ada mereka berdua. Di hadapan mata Chen, Minhyo menghela nafas dan memalingkan wajahnya begitu saja.

"Ada apa dengannya?" Tanya Chen dalam hatinya yang tanpa sadar menghawatirkan Minhyo.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Eunkyo memasuki ruang perpustakaan. Ia menghampiri Kyungsoo di tempat biasa mereka berdua membaca buku. Ia duduk di samping Kyungsoo dan melamun.  Kyungsoo melirik yeoja di sampingnya tersebut. Ia ingin membicarakan tentang Inkyung namun yeoja itu masih sibuk melamun. “Noona..gwenchanayo?”

“Ne? Ah…ne…gwenchana”, ujar Eunkyo. “Ya Kyungsoo-ya….Inkyung marah besar pada ku tadi..", ujarnya masih belum menatap Kyungsoo. "Ia marah karena tugasnya terlalu baik tapi tidak ia mengerti sama sekali dan dia hampir menyerang ku" Ujar Eunkyo

Seketika ekspresi Kyungsoo berubah. “J-Jinchayo?”, Tanya Kyungsoo terkejut dengan ucapan Eunkyo. Ia tak menyangka bahwa Inkyung akan melakukan hal seperti itu. Yang dipikirkannya kala merancang rencana itu adalah bagaimana agar Inkyung tak lagi menyusahkan Eunkyo. Namun, ia melupakan sifat nekat Inkyung yang akan berbuat apa saja jika dirinya diusik. Ia merasa telah berbuat kesalahan. Karena dirinya, Eunkyo justru mendapat masalah semakin besar. "Mianhaeyo…noona…aku hanya tak ingin ia menyusahkanmu lagi…aku tak menyangka ia akan berbuat seperti itu",gumam Kyungsoo tertunduk lesu.

Eunkyo menoleh menatap Kyungsoo. Namja itu terlihat merasa bersalah, namun ia memang tak juga berniat menyalahkan namja itu. “Gwenchana….nan ara…aku justru ingin berterima kasih padamu…mulai sekarang, Inkyung tak akan lagi menggangguku”, ujar Eunkyo tersenyum.

“Jinchayo?”, Tanya Kyungsoo mengangkat wajahnya yang tertunduk. Ia merasa lebih baik.

"Kyungsoo-ya", Eunkyo memiringkan posisi duduknya, kali ini ia mentatap Kyungsoo. "Suho menyelamatkanku…ia berkata mulai sekarang ia akan melindungiku dari Inkyung", ujar Eunkyo riang. Wajah yeoja itu merona merah.

Sekilas senyum di wajah Kyungsoo memudar, namun tak lama kemudian, ia kembali mencoba tersenyum. "G-Guraeyo?", Tanya Kyungsoo. "Syukurlah", jawabnya getir.

"Aku.. Tak pernah merasa begitu aman dari seseorang seperti Inkyung sebelumnya. Tapi.. Keberadaannya tadi merubah segalanya" Jawab Eunkyo menceritakan, tergambar senyum tipis di bibir Eunkyo. "Aku.. sudah memutuskannya"

"Apa?" Tanya Kyungsoo pelan.

"Aku tidak akan mundur, tak peduli apapun yang akan terjadi di depan nanti. Entah bisa atau tidak bisa aku memilikinya nanti, aku.. tak akan menghindar darinya. Ini bukan sekedar masalah memiliki atau tidak tapi.. aku ingin menikmati setiap saat ku bersamanya nya. Meski ia tak mengetahui apapun tentang perasaan ku padanya, aku.. cukup bahagia dengan keberadaannya, dengan senyumnya, dengan cara nya melindungi ku. Aku tidak akan berlari, aku.. Akan berjalan perlahan ke arahnya dan tak akan pernah mundur lagi. Jika suatu saat nanti ia ingin berlari jauh meninggalkan ku, aku akan tetap dengan jalan ku kearahnya. Aku.. hanya akan berhenti saat aku tak lagi bisa menemukan sosoknya"

Kyungsoo menghela nafasnya. Senyum getirnya kembali terkembang. "Kau memang harus melakukannya. Kau.. tak bisa menyerah sebelum mencoba. Kuharap.. kau akan selalu bahagia, apapun.. yang terjadi terjadi"

Eunkyo tersenyum tulus pada Kyungsoo, "Gomawo kyungsoo-a"

"Eum", balas Kyungsoo tersenyum.

"Aku... juga akan melakukan apa yang kau lakukan.. berjalan perlahan kearah mu, tak perduli kau berlari sejauh apapun meninggalkan ku, aku.. tak akan berhenti bahkan.. Hingga mataku tak dapat melihat sosok mu lagi... karena kau telah berlari terlalu jauh meninggalkan ku, aku akan terus berjalan... menunggu sampai langkah kecilku membawa ku pada mu yang telah lelah berlari nantinya, entah karena seseorang yang kau kejar tak dapat lagi kau raih, atau karena kau telah berhasil menemukannya. Aku hanya ingin.. melihat mu tersenyum diakhir cerita mu, hanya itu"

[Kyungsoo's mind]

☆*:.。. o)o .。.:*☆

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK