POV : Minseok
08.20
Setelah aku mengurus segala urusan kelasku. Aku di arahkan menuju sebuah kelas. Kelas 4-3. Ah benar.. Ini kelas yang harus ku masuki. Samar-samar sudah terdengar suara sonsaengnim dari dalam. Aku memang sedikit....eumm...banyak mungkin? terlambat. Ku ketuk pelan pintu kelas lalu, kugeser. Tubuhku membungkuk 90 derajat. Sonsaengnim mempersilahkan ku masuk. Ku serahkan berkas-berkas yang ia perlukan. Ia melihatnya sebentar, lalu menyuruh ku duduk. Tak ada perkenalan, karena sebagian isi dari kelas ini juga adalah anak-anak upgrade class yang mungkin juga baru bertemu dengan yang lain.
Ku edarkan mataku untuk mencari kursi yang kosong. Seseorang mengangkat tangannya mencoba memberi tahuku bahwa ada kursi kosong di belakangnya. Seorang namja yang wajahnya terlihat masih eum.. harus ku bilang apa, entahlah.. mungkin bisa kukatakan sedikit seperti anak-anak? mungkin dia salah satu anak upgrade class.
Aku berjalan ke arah kursi kosong yang diberitahukan oleh namja tadi. Sebelum sampai di tempat itu, seseorang menyerukan namaku "Xiumin?".
Aku melihat kearahnya dan ternyata namja tersebut adalah Kris. "Eo? Kris? kupikir kau sudah lulus" Seru ku.
"Lulus lebih cepat itu tidak mengasyikkan haha" Jawabnya enteng seperti biasanya.
"Ahaha.. ", Jawab ku dengan tawa. Aku pun Melanjutkan langkah ku.
Di belakang Kris terlihat namja yang tadi memberi tahuku tempat kosong. Ia memperhatikan nametagku, lalu tersenyum ramah. Senyumnya mengingatkan ku pada seseorang. "Annyeonghaseyo" Sapanya saat aku sudah duduk di kursi belakang nya.
"Ne annyeonghaeyo, Xiumin imnida" sapa ku sekaligus memperkenalkan diri.
Namja itu langsung menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan ku. "Luhan imnida", Ujarnya "Kau pindahan dari China?"
Aku sedikit panik ketika mendengar ucapan Luhan. Gawat! sepertinya namja ini juga berasal dari China! Aku juga sedang pura-pura sebagai siswa pindahan dari China. Bagaimana kalau ia mengajakku berbicara dalam bahasa China? Ah...ottokhaji?. "Ne.. T-Tapi...bahasa Cinaku tak terlalu baik" jawab ku canggung.
Wajahnya sedikit terlihat heran kala mendengar ucapanku. Aneh memang...kau mengaku berasal dari Cina, tapi kau tak menguasai bahasa Mandarin. Untungnya ekspresi heran Luhan tak bertahan terlalu lama. Ia tersenyum lagi setelah itu. "Gwenchana, aku juga sudah lama tinggal disini"
Aku bernafas lega ketika mendengar jawabannya. Tapi tunggu... Dia bilang namanya Luhan? Kenapa mirip dengan nama namja yang disukai oleh Miyoung? Tapi mungkin juga ada banyak siswa bernama Luhan, bisa jadi juga Luhan yang Miyoung maksud sudah lulus. Tapi bisa jadi juga namja ini benar-benar Luhan yg sama.
Seorang yeoja yang duduk disamping Luhan menepuk pundak Luhan. Ia menyerahkan handphone yang bergetar pada Luhan. "Adik mu menelpon", ujar Yeoja itu.
"Yi Jie?!", gumam Luhan terkejut. "Xiumin-ssi, nanti kita berbincang lagi. adikku menelepon" Ujar Luhan padaku. Luhan meminta izin pada songsaengnim untuk pergi ke kamar mandi sebagai alasan untuk mengangkat telpon dari adiknya.
Yi Jie? Xi YiJie? Apa Luhan adalah kakak Yi Jie? Baru saja aku berfikir caranya tersenyum mirip YiJie. Apa mereka benar-benar adik kakak? Sepintas ku ingat sesuatu yang YiJie ucapkan padaku bahwa kakaknya adalah seorang kakak yang baik. "Mian.. Bisakah aku bertanya?" Tanya ku pada yeoja yang duduk disamping Luhan.
Yeoja itu menoleh kearah ku.. DEG! aku mengingat wajahnya! aku pernah melihatnya! "Sung.. Ups..", Hampir saja aku menyebutkan nama nya.. aiissh bodoh.
Tatapan Sungchan menelisik kearah ku. Aku yakin sekali yeoja ini adalah Park Sungchan. Dunia mimpi sungguh mempermainkan ku. "Kau mau tanya apa?" tanya Sungchan terkesan dingin.
"Apa adik dari Luhan bernama Xi YiJie? Yeoja yang namanya berada di peringkat 1 pada tingkat 3?" Tanya ku langsung.
"Dari mana kau tahu?" Tanya Sungchan.
"Eum.. Tadi aku bertemu dengannya...Aku hanya memastikan hal itu benar" Ujar ku
"Eo...Maja", ujar Sungchan mengangguk.
"Ne.. Kamsahamnida", Ucap ku mencoba menyembunyikan keterkejutanku. Hoaah..daebak! Semua ini begitu menarik bagiku. Aku bertemu dengan orang-orang yang kukenal dan juga yang tak ku kenal tapi ingin sekali ku temui. Tapi apa wajah mereka yang asli sama persis dengan mimpi ku ini? Jika iya.. Aku mengerti sekarang mengapa selama bertahun-tahun sejak kecil Miyoung jatuh cinta pada Luhan.. hahaha.. Daftar List namja yang membuat ku iri bertambah satu lagi, poor you Kim Minseok kkkk.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Author
08.30 AM
Lay memasuki kelas 4-1. Ia berjalan tenang seperti tak terjadi apapun. Tapi dalam pikirannya, ia begitu terbebani dan tak tahu harus bicara pada siapa. Ia tak mungkin mengatakan pada Suho, karena Inkyung tidak ingin Suho mengetahui bahwa ia dan Inkyung adalah sepasang kekasih. Itu juga alasan mengapa ia mengatakan pada Ibu kepala bahwa kekasihnya adalah YiJie, bukan Inkyung. Ibu kepala adalah Ibu dari Suho. Cepat atau lambat, jika ia mengakui Inkyung adalah kekasihnya di hadapan Ibu kepala, informasi tersebut pasti sampai pada Suho. Tapi disisi lain, ia yakin dengan pasti saat ini YiJie teman baiknya, pasti merasa sakit hati dengan tindakan nya tadi.
"Kau lama sekali" Ujar Suho pada Lay.
"Eum...ada sedikit urusan tadi" Jawab Lay. "Mian.. Ah terima kasih kau telah mengurus berkas ku"
"Gwenchana.. Aku tahu kau masih lelah setalah berlibur jadi mungkin belum sempat mengurus berkas-berkas mu. Jadi sekalian saja ku urus, tak masalah kan?" Tanya Suho. Suho sama sekali tak mengetahui bahwa sebenarnya Lay memang sengaja tidak mengurus berkas upgrade class karena ia memang tidak jadi melakukan upgrade class. Suho hanya mengetahui bahwa Lay belum sempat mengurus, jadi dari pada terlambat nanti, Suho membantu mengurus berkas Lay bersamaan dengan berkas nya.
"Tentu saja tak apa. Aku sangat berterima kasih, jika bukan karena bantuan mu, mungkin aku akan telat mengurus upgrade class ku. Terimakasih banyak Suho-a" Jawab Lay.
Suho tersenyum. "Ah.. Kenalkan ini Eunkyo sahabat baikku", ujar Suho menyentuh pundak Eunkyo untuk memperkenalkannya pada Lay. "Eunkyo, ini Yixing"
Eunkyo terkejut melihat Lay, ia beberapa kali melihat Lay bersama dengan Inkyung.
Lay tak kalah terkejutnya dengan Eunkyo, jantungnya berpacu cepat. Ia takut Eunkyo mengatakan pada Suho atau tak sengaja mengatakan tentang hubungannya dan Inkyung. Meski Lay tak tahu pasti apakah Eunkyo mengetahui hubungannya dengan Inkyung atau tidak. Tapi ia tahu, yeoja itu cukup dekat dengan Inkyung.
"Annyeonghaseyo Kim Eunkyo Imnida" Eunkyo memperkenalkan diri tenang tanpa membahas apapun. Saat itu pula Lay langsung menghembuskan nafas lega "Ne annyeonghaseo Zhang Yixing imnida".
Miyoung yang sejak tadi tak sadar dengan semua aktivitas orang-orang disekitarnya, tiba-tiba seperti terbangun dari dunianya. "Kelas sudah mulai?" Tanyanya heran karena sudah ada tiga orang sedang melihat kearahnya. "Eo? JoonMyeon?" Seru nya setelah melihat Suho. "Dan kau Eunkyo? lama tak bertemu.. Kau masuk ke kelas ini?" Tanya Miyoung ramah.
"Miyoung eonnie? Annyeonghaseyo Eonnie.. Sejak tadi aku tak sadar eonnie duduk dibelakang ku. Kupikir eonnie sudah lulus...kau meraih peringkat satu semester lalu bukan?" Ujar Eunkyo.
"Ne.. Hufh.. Tapi aku tak mau buru-buru mengurus bisnis keluarga ku. Karena itu aku memutuskan untuk tetap berada di academy. Dengan begini aku masih bisa main dengan anak-anak lain, lagipula Kris juga bilang dia maih belum mau lulus heheh" Jelas Miyoung sambil terkekeh.
"Hidup kalian sungguh tak ada tujuan begitu.. Semua orang ingin lulus dengan cepat, kalian berdua malah main-main di academy meski ada kesempatan bagus" ujar Suho tak setuju.
"Tidak semua orang berfikir kolot seperti mu",balas Miyoung menjulurkan lidah nya pada JoonMyeon. "Aku hanya belum siap melihat kehidupan yang terlalu rumit seperti orang tua. Aku ingin menikmati masa muda ku"
"Aisshh aku sungguh tak mengerti pikiran anak wanita!", Balas Suho kesal.
"Pantas saja kau tidak juga punya pacar" Celetuk Miyoung. "Yeoja mana yang mau dengan namja yang tak bisa mengerti pikiran nya!"
"Esssh.. ", Suho malas menjawab karena pertengkaran mereka bisa berujung panjang nantinya. Suho membenarkan posisi duduknya dan kembali melihat kedepan.
"Eo? Kau Noona yang semalam?" Ujar Lay.
Miyoung menunjuk Lay. "Kau teman Chanyeol yang semalam ku antar pulang juga setelah dari rumah yeoja chingu mu itu kan?"
Suho kembali berbalik kebelakang. "Kau ke rumah Yeojachingumu?!", seru Suho.
Lay menelan ludah. "Eum.. Itu bukan.. bukan yeojachinggu mungkin noona salah dengar" Lay menyenggol kaki Miyoung dengan kakinya.
Miyoung mengerti signal yang diberikan Lay. "Ah.....ahaha.. Teman mu ini protektif sekali! Bukan urusan mu juga kalau sahabat mu punya yeojachingu atau tidak". Miyoung menyenggol tangan Lay, "Lihat.. Itu tingkah ketakutan namja sok tampan yang belum juga laku sampai sekarang. Ia selalu khawatir kalau orang lain memiliki yeojachingu lebih dulu darinya"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Sejak masuk kelas hingga saat ini Yoora sama sekali tak tenang. Yoora terus menutupi wajahnya dengan buku tulis pink miliknya. Untung juga ia tak terlalu serius untuk mengerjakan tugas preclass sehingga ia tak harus maju untuk mempresentasikan tugasnya, karena tugasnya bukanlah salah satu tugas terbaik.
"Apa wajah mu sedang banyak jerawat?" Tanya seorang namja yang duduk di samping Yoora heran memperhatikan sikap Yoora sejak tadi.
"Ada yang lebih gawat dari sekedar jerawat", Jawab Yoora masih menutupi wajahnya dengan buku.
"Apa?",Tanya namja itu mau tahu.
Yoora menurunkan buku yang menutupi wajahnya sejak tadi "Hal itu.."
"Eii. Kau cantik rupanya", goda namja itu sambil tersenyum. Ia kemudian mengibaskan poninya pelan bermaksud menebar pesona pada Yoora.
Pipi Yoora merona setelah ia menyadari bahwa ternyata namja itu cukup tampan. Yoora tak sadar ia duduk dengan namja tampan karena ia terlalu sibuk bersembunyi dari Tao yang ternyata berada dikelas yang sama dengannya. "Oh My God.." Ujar Yoora dengan accent english nya.
"Annyeong" Sapa namja itu. "Oh Sehun imnida", sambil sesekali mengibaskan poninya. Yoora melirik nametag bertuliskan Oh Sehun yang tersemat pada baju namja itu.
"Eo.. Annyeong Sehun-ah...Yoora Wu Imnida"
"Ara.. Aku bisa baca. Tak perlu memperkenalkan diri", gumam Sehun santai.
"Ya Tuhan kau menyebalkan ternyata", gerutu Yoora. ia kembali menutupi wajahnya kali ini dengan tangan.
"Sampai kapan kau mau bersembunyi begitu? kalau orang yang kau hindari masih berada dikelas ini, cepat atau lambat ia pasti menemukan mu" Ujar Sehun asal menduga.
"Dari mana kau tahu ia ada disini?" Tanya Yoora sebal.
"Susah menjelaskannya...yang pasti kau terlalu terlihat seperti penjahat yang sedang menjadi buronan" Jawab Sehun masih dengan gaya nya yang terkesan menyebalkan itu.
"Lalu apa yang harus ku lakukan?" Tanya Yoora.
"Tak ada", Jawab Sehun.
"Isssh"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
09.00 AM
Sonsaengnim kelas 3-4 meminta para siswa untuk mengumpukan tugas preclass mereka. Inkyung dengan bangga mengumpulkan tugasnya yang dari segi ketebalan pun jelas berbeda dengan anak-anak lain. Inkyung mengembangkan senyum puas saat melihat Songsaengnim memisahkan tugasnya dengan anak-anak lain setelah membaca sekilas tugasnya. Biasanya tugas yang dipisahkan adalah tugas yang baik dan nama siswa yang mengerjakan tugas yang baik akan mendapat point dan namanya juga akan disebutkan oleh sonsaengnim.
"Tugas preclass semester ini semua nya bagus, tapi ditangan ku, aku sudah memilih beberapa yang kuanggap terbaik" Sonsaengnim menyebutkan beberapa nama. Nama terakhir pun disebutkan: "dan yang terakhir.. Oh inkyung"
Inkyung mengangkat dagunya puas. "Ia membungkuk sopan dari kursinya" mengabaikan pandangan sinis anak-anak lain terhadapnya.
"Aku tak perduli dia pintar atau apa.. Tapi tingkahnya membuat ku muak"
"Gara-gara dia YiJie jadi dipindahkan"
"YiJie tetap lebih baik darinya"
Gumam siswa-siswa di kelas itu, membuat Inkyung kesal setengah mati.
"Oh Inkyung...bisa kau maju sebentar?" Pinta Songsanegnim.
Inkyung maju dengan bangga nya "Ne Sonsangenim"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Do kyungsoo, Xi YiJie, Byun Baekhyun, Park Chanyeol", Sebut Sonsaengnim kelas 3-2 setelah memeriksa tugas preclass dari siswa dikelas tersebut. "Baru kali ini dalam satu kelas, aku tertarik pada banyak isi dari tugas siswa ku. Kalian semua dari class upgrade?". Baekhyun, D.O, dan Chanyeol mengangguk.
"Jeoyo animnida sonsaengnim" Jawab Micha.
"Tapi kau tetap murid kesayangan ku" Canda Shin Dong Hee sonsaengnim yang terlambat datang ke kelas pagi ini. Ia adalah guru music theory Micha semester lalu juga, jadi ia sudah mengenal Micha. "Jha.. Mulai semester ini, kami menerapkan aturan baru.. bagi keempat siswa yang tadi kusebutkan namanya, kalian harus maju untuk mempresentasikan tugas yang kalian buat"
Kyungsoo tersenyum tenang. "Apa ini diterapkan untuk semua kelas sonsaengnim?"
"Tentu saja" Jawab Shin sonsaengnim.
Kyungsoo menoeh ke belakang. Ia mencolek tangan Micha. "Maaf aku tidak banyak membantu. Tapi kuharap dendam noona bisa sedikit terbalaskan". Ujar Kyungsoo.
"Apa maksud mu?" Tanya Baekhyun yang tak sengaja mendengar pembicaraan Micha dan Kyungsoo. Sementara Kyungsoo hanya tersenyum penuh arti.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Inkyung berdiri gemetar didepan kelas 3-4. I memegang tugas preclass nya, mencoba memahami apa yang tertulis di sana. Bahasa penulisan itu begitu tinggi, tugas yang bisa dibilang hampir sempurna, sepertinya dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Sayangnya karena terlalu tinggi bahasa penulisan tersebut, tak satupun kalimat disana dimengerti oleh Inkyung. Ditambah lagi sebagian besar penulisan itu dibuat menggunakan bahasa Inggris. Kebanggaan dan kesombongan yang semula ditunjukkan Inkyung berubah menjadi rasa takut dan malu karena ia tak bisa melakukan apapun saat harus mempresentasikan tugas miliknya itu. tentu.. karena tugas itu bukan dibuat olehnya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
FLASH BACK
One day before
Im Sonsaengnim, kepala persatuan pengajar di academy yang juga merupakan ketua dari perpustakaan academy sedang mengurus beberapa berkas di ruang staff perpustakaan sore itu. Kyungsoo masih berada di perpustaan untuk mengerjakan tugas milik Inkyung. "Ah...kenapa aku harus menawarkan diri mengerjakan hal ini?", gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia setengah hati mengerjakan tugas tersebut, antara ingin membantu Eunkyo tapi ia sendiri tak pernah menyukai Inkyung. Tapi ia takut dengan mengerjakan tugas itu, Inkyung akan makin sering membebani Eunkyo dengan tugas-tugas lainnya.
"Kyungsoo-ya kau belum pulang? Sebentar lagi langit akan gelap" Tanya Im Sonsaengnim pada Kyungsoo. Ia duduk di samping Kyungsoo sembari menunggu banyak file yang ia cetak.
"Aku sedang mengerjakan tugas preclass sonsaengnim" Jawab Kyungsoo lesu.
"Kau rajin sekali", puji Im sonsaengnim.
"Ne.. Sayang sekali", Jawab Kyungsoo.
"Apanya yang sayang sekali?" Tanya Im Sonsaengnim.
"Ini bukan tugasku", ujar Kyungsoo.
"Mworago?!", seru Im sonsaengnim. Ia membalik buku tugas tersebut dan melihat nama Inkyung di sana. "Aish jincha....", gerutu Im sonsaengnim. Ia tak bisa berbuat banyak karena Inkyung berada di bawah perlindungan kepala Academy. "Apa ia memaksamu mengerjakannya?"
"Aniyo...bukan aku, tapi temanku...aku hanya ingin membantu meringankan bebannya saja...lagipula aku yakin, pasti banyak siswa lainnya yang juga melakukan hal serupa...bukankah itu tak adil bagi mereka yang mengerjakan tugasnya sendiri?", pancing Kyungsoo.
"Kau benar juga...seandainya ada cara membedakannya tanpa harus berurusan dengan Kepala Academy", ujar Im Sonsaeng.
Kyungsoo terlihat berfikir sesaat. "Seseorang yang mengerjakan tugasnya
sendiri pasti mengerti apa yang ia tulis dalam tugas nya tersebut ssaem. Saaem mungkin bisa memilih beberapa anak yang mengerjakan tugas terbaik dalam satu kelas untuk mempresentasikan isi dari tugasnya tersebut sebagai bukti bahwa ia memang mengerjakannya sendiri!"
Im sonsaengnim memikirkan apa yang Kyungsoo katakan. "Bagaimana dengan anak-anak lain nantinya? jangan-jangan nanti mereka sengaja mengerjakan tugasnya biasa-biasa saja agar tidak disuruh maju untuk mempresentasikan tugasnya hahah"
"Hahah... Ne.. Tapi dengan begitu akan terlihat siapa yang benar-benar serius dan tidak, anggap lah sebagai penghargaan untuk mereka yang sudah susah payah mengerjakan" Jawab Kyungsoo.
"O.. gurae. Saran mu bagus juga...akan ku pikiran tentang masalah itu", Im sonsaengnim menepuk pundak Kyungsoo. "Tenanglah Kyungsoo.. Aku percaya suatu hari nanti kau akan sukses dengan semangat mu itu"
Setelah Sonsaengnim pergi, Kyungsoo mencari lebih dari sepuluh referensi buku untuk mengerjakan tugas milik Inkyung. "Sebutlah aku sedang berjudi.. Aku akan membuat tugas ini sungguh-sungguh, bahkan akan kubuat lebih serius dari tugas ku sendiri. Jika aku tidak beruntung, maka Inkyung akan mendapat penghargaan besar dari apa yang aku kerjakan. Tapi jika aku beruntung.. mungkin aku akan mengurangi beban Eunkyo tanpa Eunkyo harus mengotori tangannya. Kebenaran tetap harus menjadi kebenaran. Semua hanya masalah waktu saja", ujar Kyungsoo dalam hatinya. Ia tak berhenti mengerjakan tugas tersebut. Bahkan ia baru kembali ke rumahnya pada pukul 22.30 PM.
***
Today 07.00 AM
Inkyung menemui Eunkyo di perpustakaan untuk mengambil tugas preclass nya. Ia begitu senang karena tugas tersebut tebal dan dilihat sekilas saja sudah jelas tugas tersebut diatas rata-rata. Inkyung memeluk Eunkyo untuk berima kasih. "Eonniee.. Eonnie memang yang terbaik, tidak salah aku meminta bantuan pada eonnie! terima kasih banyak eonnie" Setelah mengambil tugasnya Inkyung pergi dari sana.
Eunkyo hanya tersenyum paksa mendengar ucapan Inkyung. Ia pun segera menghampiri Kyungsoo. "Ottaeyo noona? Ia menyukainya?", tanya Kyungsoo tenang.
Eunkyo menghela nafas mendengar pertanyaan Kyungsoo. "Mengapa kau mengerjakan tugas Inkyung sampai sesempurna itu?" , tanya Eunkyo. Eunkyo memperhatikan tugas Kyungsoo yang bahkan kalah tebal dengan tugas yang ia buat untuk Inkyung. Eunkyo merasa bersalah karena sepertinya Kyungsoi mengorbankan tugas miliknya. "Mian.. gara-gara aku..."
"Gwenchanayo", potong Kyungsoo. "Tugas ku lengkap. Tak perlu tebal asal semua lengkap dan bisa dimengerti sudah cukup bagiku...noona tenang saja" Jawab Kyungsoo tulus. Ia memang tidak mengabaikan tugas nya. Ia hanya sudah meringkas agar lebih simple tapi tetap lengkap.
"Tapi tugas Inkyung tadi.. Itu terlalu baik! Inkyung tidak pantas mendapatkan kebaikan seperti itu dari mu!" Ujar EunKyo iba pada Kyungsoo.
"Gwenchanayo...." Jawab Kyungsoo tersenyum.
END OF FLASHBACK
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.10 AM
Sonsaengnim dikelas 4-1 keluar lebih cepat. Siswa pada kelas tersebut pun satu persatu keluar dari dalam kelas. "Lay, Eunkyo, Miyoung noona aku duluan.. Ada janji dengan eomma ku"
"Tak perlu pamit, pergi ya pergi saja" Jawab Miyoung tenang. Ia berdiri dan membawa tas nya pergi tanpa pamit pada yang lain.
"Isssh.. Geu yeojaga jincha.." gerutu Suho. "Aku pergi dulu" Suho tersenyum pada Lay dan Eunkyo lalu pergi.
Eunkyo membereskan peralatan tulisnya juga buku-buku miliknya setelah selesai mencatat hal-hal penting yang sonsaengnim jelaskan pada preclass sesi pertama tadi. Eunkyo sedikit kaget saat Lay tiba-tiba saja duduk disampingnya. "Kau mau pinjam catatan?" Tanya EunKyo memperkirakan.
"Aniya.. Aku ingin bicara sesuatu", ujar Lay ragu-ragu.
"Tentang apa?" Tanya Eunkyo.
Lay menggigit bibirnya pelan. Pandangan matanya berkali-kali berpendar memperhatikan siswa lain di dalam kelas tersebut. "Ini.. tentang Inkyung"
"Ah.. Itu" Jawab Eunkyo. "Aku juga berniat bertanya tadi"
"Bisakah kau tidak membicarakan tentang diriku dan Inkyung didekat Suho?", pinta Lay
Eunkyo membulatkan matanya, "Wae? Kalian merahasiakan hubungan kalian? Apa kau benar namjachingu Inkyung?"
Lay mengangguk. "Eum.. Begitulah.. Nan molla, Inkyung memintaku agar merahasiakan hubungan kami dari Suho"
Eunkyo menghela nafas. Ia ingin mengatakan suatu kebenaran yang mungkin saja Lay belum ketahui, dilihat dari caranya berbicara. Tapi sekali lagi ia hanya diam. Ia takut jika terlalu jauh ikut campur, semua bisa semakin rumit "Dia.. Benar namjachingu dari Inkyung, kasihan sekali.. Bagaimana perasaannya jika ia tahu bahwa Inkyung sebenarnya sudah memiliki tunangan? Inkyung memang tak mungkin membiarkan Suho mengetahui hubungan ia dan Lay, mustahil.. Keluarga Kim dan keluarga Byun begitu dekat, kalau sampai semua ini terbongkar, Inkyung akan mendapat masalah. Aku.. Ingin sekali memberitahunya, tapi.. sudahlah lebih baik ku biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri, suatu saat nanti ia juga pasti akan mengetahuinya"
"Eunkyo-ya gwenchana?" Tanya Lay bingung karena tiba-tiba Eunkyo melamun.
"Eo.. Ne.. Jika memang begitu yang terbaik, terserah kau saja" Jawab Eunkyo.
"Gomawo"
"Ne"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.20 AM
Suho memasuki ruang kepala academy "Annyeonghaseyo eomma" Sapa Suho. Ia memesan makanan untuk sang eomma dan berniat untuk makan siang bersama. Suho berdiri di belakang eomma nya, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada pundak sang eomma, lalu memijatnya pelan. "Eomma jangan terlalu lelah" Ujarnya.
Nyonya Kim tersenyum. Ia menepuk-nepuk pundak tangan Suho. "Gwenchana Hemm..Aku tak pernah menyesal memiliki mu.. Bagaimana kelas hari ini sayang?"
"Semua berjalan lancar eomma. bagaimana dengan perkejaan eomma? Eomma pasti repot sekali! biasanya di waktu preclass banyak berkas perpindahan dan upgrade class yang harus diurus"
"Sekretaris eomma mengerjalan semuanya. Kau tak perlu khawatir... eomma hanya perlu tanda tangan saja" Jawab Nyonya Kim. Ia meminta Suho untuk berhenti memijat pundaknya, lalu menepuk sebuah kursi disampingnya agar sang anak duduk disana. "Eomma jadi ingat sesuatu, tentang teman mu Yixing"
"Eo? Ada apa dengannya? Apa berkasnya ada yang kurang?"
"Bukan itu anakku.. tadi ia terlibat pertengkaran, sebenarnya bukan ia yang berkelahi, tapi dua orang siswi. Tapi sepertinya ia adalah penyebabnya, cerita anak muda ada-ada saja"
"Apa maksud eomma? Lay tidak menceritakan apapun padaku dikelas tadi" Tanya Suho menelisik.
"Kau tau YiJie.. ? Yeoja peringkat 1 yang mengalahkan mu itu.. Dia dan Yixing teman mu adalah sepasang kekasih. Ia tak suka dengan keberadaan Inkyung dikelasnya tadi, sehingga ia berkelahi dengan Inkyung. Kau tahu juga bukan bahwa Inkyung sudah dijamin oleh keluarga Byun? Jadi eomma tidak bisa menghukum anak itu terlalu berat. Sehingga eomma terpaksa memindahkan YiJie ke kelas lain" cerita Nyonya Kim.
Suho terdiam. Ia mengingat ucapan Miyoung dikelas tadi: "Kau teman Chanyeol yang semalam ku antar pulang juga setelah dari rumah yeoja chingu mu itu kan?" Miyoung
"Benar, Rumah YiJie dekat dengan perkebunan bunga Miyoung noona. Tapi mengapa Lay tak pernah menceritakan pada ku tentang hubungan ia dan YiJie? Mengapa sikap mereka berdua juga biasa saja?" Tanya Suho dalam hati.
"Eomma.. Aku ke kelas sebentar. Ada yang tertinggal, nanti aku kembali" Pamit Suho segera pergi keluar ruangan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.20 AM
Chanyeol cs minus Kyungsoo keluar dari kelas 3-2 untuk makan siang. Dari kelas mereka, mereka dapat melihat Inkyung sedang berjalan kesal keluar dari kelasnya. Chen terkekeh nyaring. "Lihat nenek sihir itu.. Aku yakin sekali dia sedang naik darah! ahh aku jadi penasaran bagaimana wajahnya saat dipermalukan didepan kelas ahhaha"
"Apa yang kau bicarakan? Kyungsoo juga bicara aneh sejak tadi? ada apa? beri tahu aku?" Pinta Baekhyun gemas karena ia tak tau informasi apapun.
"Kau tidak kaget mengapa tiba-tiba semester ini ada presentasi tugas preclass?" Tanya Chanyeol pada Baekyun. "Ayolah Baekhyun.. Hal ini tak terjadi begitu saja"
"Chakam.. Apa Mongie ada dibalik semua ini?!" Tanya Micha kaget.
"JINCHA??!", seru Baekhyun tak kalah kaget mendengar hal tersebut. "Daebak....tapi apa yang ia lakukan? Ceritakan secara detil pada ku!" Pinta Bakhyun makin tak sabar.
"Akan kami ceritakan secara detil padamu, asal kau mau mentraktir kami makan siang" Seru Chen memanfaatkan kesempatan.
"Aiiissssh Neo!" Karena ia tak bisa menahan rasa penasarannya, Baekhyun pun menyetujui tawaran Chen. "Baiklah! tapi kau harus berjanji menceritakan secara detil pada ku, karena melihat hasilnya saja aku sudah puas sekali begini hahah!". Baekhyun memelototi Micha. "Ya! Kau juga harus menceritakan secara detil apa yang terjadi pada diri mu tadi". Micha hanya melihat ke arah Baekhyun tapi tak menjawab.
Songhaee menarik-narik lengan baju Chanyeol. "Tidak adakah yang bisa kita lakukan untuk meledek yeoja itu atau apapun? hanya karena mendengar cerita saja aku sudah gemas sekali! wajah yeoja itu juga menyebalkan sekali!"
"Kau ingin melakukannya?" Tanya Chanyeol bersemangat "Ayo!"
"Aku ikut aku ikut..aku ikutttt!!" Seru Chen bersemangat.
"Aku tidak mau berurusan dengannya lagi.." Ujar Micha.
Baekhyun menarik tangan Micha. "Kau takut padanya?" ia membawa yeoja itu berjalan lebih dahulu. "Payah.. Tapi baiklah... Khaja anggap dia tak ada"
"Ya tunggu kami!' Seru Chen.
Chanyeol dan Songhee berjalan dibelakang mereka semua "Tunggu!"
Baekhyun membawa Micha berjalan melewati Inkyung. Pandangan mata Inkyung begitu tajam memperhatikan mereka. Micha melirik kecil ke arah Inkyung. Ekspresi yeoja itu jelas kesal. Ia seperti ingin menghajar Micha tapi ia menahannya.
"Jangan melihat kearahnya, lihatlah ke depan", Ujar Baekhyun tenang.
Micha mengangguk lalu berusaha tak melirik Inkyung sedikitpun sampai mereka berdua melewati yeoja tersebut.
Chen dengan brutal bertanya pada setiap siswa yang keluar dari kelas 3-4 "Chinggudeul kudengar ada pertunjukan badut sirkus tadi? Bagaimana? seru?"
Beberapa teman Chen yang merupakan siswa kelas 3-4 juga menanggapi pertanyaan Chen. "Huaa seru sekali.. Badut sirkus itu tadi bernyanyi.. Sayang nya sepertinya ia lupa lirik"
"Jongdae-ah! Aku bahkan memiliki video dan foto-fotonya" Celetuk namja lainnya.
"Gurae! Bagi semuanya pada kami!" teriak Chanyeol bersemangat. Chanyeol terkekeh sambil menatap Songhee. Songhee juga terkekeh puas melihat ekspresi kesal Inkyung.
"Nanti malam jam 8" ,Jawab teman Chen.
Chen juga terkekeh puas melihat Inkyung yang kesal setengah mati "Kutunggu.. Byee.. Chingudeul"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Kris melihat jam tangan berkali-kali. Ia sudah bosan dengan sonsaengnim yang terus mengoceh di depan. Ia menguap karena makin bosan ia akan makin mengantuk. "Kau tidak bosan?" Tanya Kris pada Minhyo.
"Bosan" Jawab Minhyo singkat tanpa mentap Kris. Tangan Minhyo sibuk mengerakkan pensil, mencoret-coret bagian paling belakang buku kosong miliknya. Minhyo sedikit berbeda dari biasanya. Meski ia mengatakan ia bosan, tapi sesekali pandangannya masih memperhatikan sonsaengnim, memaksakan dirinya untuk men- dengar celotehan itu. Minhyo juga tak terlalu banyak bercanda dan berbicara tak waras seperti biasanya.
Kris menarik buku Minhyo. Ia menuliskan: "Kenapa kau upgrade class?" pada buku kosong milik Minhyo lalu menyerahkan kembali buku itu pada Minhyo.
"Kenapa bertanya?" Tulis Minhyo balik. Kedua berbicara lewat buku tersebut.
"Aneh.." Kris
"Apa?"
"itu"
"Apa?"
"Hidung mu"
Tulisan terakhir Kris membuat Minhyo naik darah. Minhyo tersinggung(?) jika seseorang membahas urusan hidung(?). "YAAA!" Bentak Minhyo keras sampai satu kelas termasuk sonsaengnim melihat kearahnya. Kris menahan tawa.
"YaaaHachiihhhhhh" Minhyo pura-pura bersin. "J-Jweisonghamnida", ujarnya tersenyum bodoh pada setiap mata yang memandangnya. Minhyo kembali membalas tulisan Kris.
"Awas kau naga sial, aku akan mengikat mu kembali ke kastil tua " M
"Aku bisa terbang" K
"Aku keren =_=" M
"Aku tampan" K
"Aku cool" M
"Hidung ku mancung" K
"Hidung ku antik" M
"1000 won dapat 3" K
"Kau 1000 won dapat setengah, bisa dipotong-potong" M
"Paket hemat" K
"Barang murahan" M
"Yang murah banyak dicari" K
"Oleh fakir miskin dan anak-anak terlantar!" M
***
Luhan tertawa lebar tanpa suara akibat teriakan Minhyo tadi. Ia terus membuka mulutnya. Sungchan melakukan apa yang ia lakukan setiap kali melihat sikap namjachingu nya itu. Membuka sebungkus permen, lalu memasukkan ke dalam mulut Luhan.
"Nyumm..~" Luhan tersenyum ke arah Sungchan. Namun yeoja itu hanya melemparkan tatapan dasar-anak-bodoh pada Luhan.
"Mereka Lucu...dulu kau dan Minhyo saja sudah Lucu, sekarang ada Kris juga" Ujar Luhan sambil terus menikmati permen dimulutnya.
"Kami bukan tokoh kartun" Jawab Sungchan.
"Tapi kalian lucu hihihi"
"Terserah"
Luhan menghadap ke belakang, bermaksud ingin mengatakan pada Xiumin bahwa Kris dan Minhyo itu lucu "Xiu..." Kata-katanya terputus saat ia tak menemukan Xiumin disana. Luhan bertanya pada yeoja yang duduk disamping Xiumin yang sejak tadi tengah berbicara dengan temannya yang lain sambil membelakangi Xiumin.
"Dimana xiumin?", tanya Luhan.
"Eum? Molla.. Mungkin ia ke toilet...tapi aku tak lihat kapan ia pergi" Jawab Yeoja itu.
Luhan kembali menghadap kedepan. Ia bicara pada Sungchan. "Kau lihat xiumin keluar kelas?" Tanya Luhan.
"Tidak ada yang keluar kelas sejak tadi" Jawab Sungchan.
"Lihat lah, dia tidak ada!" Seru Luhan.
Sungchan mengangkat sebelah alisnya "Mungkin dia alien dari planet lain"
"Huaa daebak!" Seru Luhan polos, mempercayai ucapan Sungchan begitu saja.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.30 AM
Inkyung begitu kesal atas apa yang terjadi pada dirinya hari itu. Ia memasuki kelas 4-1 dan menemukan Eunkyo disana. Ia berjalan cepat memasuki kelas yang sudah sepi saat itu. Ia tak begitu peduli saat melihat namjachingu nya juga ternyata berada disana. BRAKKK! Tangan Inkyung memukul keras meja Eunkyo.
Eunkyo tersentak dengan kejadian tersebut. "I-Inkyung-ah? w-wae gurae?", tanya Eunkyo yang masih shock atas tindakan Inkyung.
"Tak perlu pura-pura tak tahu eonnie!!!" Bentak Inkyung dengan nada meninggi.
"A-Au sungguh tak mengerti maksud mu" Ujar Eunkyo gugup.
Inkyung membuka tas miliknya. Ia mengeluarkan tugas preclass yang dikembalikan oleh sonsaengnim, lalu melemparkannya pada Eunkyo. "KAU SENGAJA MELAKUKAN INI BUKAN?!" Bentak Inkyung semakin meninggi.
Eunkyo terdiam menatap tugas milik Inkyung yang kini berada di atas pangkuannya. Tangannya gemetar menyentuh tugas tersebut dan mengepal menahan kesal. Eunkyo menghela nafas mencoba mengatur emosinya. "A-Apa lagi yang salah? semua sudah dikerjakan sesuai keinginan mu...apalagi yang kau inginkan?" Eunkyo tetap menahan emosinya, meski rasanya ia ingin sekali meninggikan suara seperti yang inkyung lakukan. Lay sendiri hanya bisa diam karena ia tak mengerti sama sekali masalah yang terjadi.
"CIH!.. Jangan pura-pura polos eonnie! Kau sudah tahu kan bahwa sebenarnya ada aturan baru semester ini bahwa tugas preclass akan di presentasikan! KARENA ITU KAU SENGAJA MENGERJAKAN TUGAS MILIKKU SAMPAI SESEMPURNA INI! KARENA KAU TAHU AKU TAK AKAN MENGERTI SAAT JIKA AKU HARUS MEMPRESENTASIKANNYA!!!! BEGINI CARA MU BALAS DENDAM HUH?!", bentak Inkyung.
"K-Kalau begitu...kerjakan sendiri tugasmu mulai dari sekarang", gumam Eunkyo tertunduk. Kini ia sadar mengapa Kyungsoo mengerjakan tugas milik Inkyung dengan begitu sempurna. Namun, ia sama sekali tak memberitahu Inkyung bahwa Kyungsoo lah yang berada di balik ini semua. "Kyungsoo benar....aku tak bisa membiarkannya menekanku terus", gumamnya dalam hati.
"MWORAGO? BERANI-BERANINYA KAU MENYURUHKU?!" ,Inkyung melayangkan tangannya ke arah Eunkyo. Bersiap hendak menamparnya. Eunkyo tak menghindar, ia memejamkan matanya pasrah.