home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DREAM CATCHER

DREAM CATCHER

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jun 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : EXO OT12, OC
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |71546 Views |5 Loves
DREAM CATCHER
CHAPTER 36 : DREAM CATCHER EPILOGUE [PART 1]

"Jongin eodieya?", Goda Kyungsoo.

Ekspresi wajah Kyungna berubah. "Kenapa Oppa tiba-tiba menanyakan Kai?"

"Psh.. Belakangan kau selalu bersamanya", ujar Kyungsoo.

Eunkyo ikut menggoda Kyungna. “Maja! Kupikir hanya aku saja yang berpikir begitu! Sepertinya ada yang spesial di antara mereka", ledek Eunkyo mendukung Kyungsoo.

Kyungna menghela nafasnya. "Eobseoyo Oppa, eonnie... Jinchayo! Kai sepertinya tidak menyukai ku"

"Kau tidak boleh menyerah.. Hwaiting!", Seru Kyungsoo dan Eunkyo bersama.

"Kita lihat saja nanti, tapi aku sedikit pesimis" Jawab Kyungna. Ia teringat ingin menanyakan nama keponakannya pada Kyungsoo dan Eunkyo. "Ah! Oppa, eonnie.. Keponakan kecil ku ini…kalian sudah memberi ia nama?"

Eunkyo dan Kyungsoo saling menatap, mereka menggeleng setelahnya. "Belum"

"Aku suka nama Eunsoo..gabungan dari nama kalian: Eunkyo Kyungsoo, eottaeyo?" Saran Kyungna.

"Terdengar bagus.. Eunsoo, bagaimana yeobo?" Tanya Kyungsoo.

"Eoh.. Kyeopta..", Ujar Eunkyo menyetujui ide dari Kyungna. "Eunsoo-ya~ bibi mu menyarankan nama yang bagus.. Kau menyukainya kan?"

Tawa ringan menghiasi kamar tersebut. Tak lama kemudian, Seseorang mengetuk pintu kamar membuat Eunkyo, Kyungsoo dan Kyungna terdiam. Sosok Kai muncul dari balik pintu. "Annyeonghaseyo... Apa aku menganggu?"

Kyungsoo dan Eunkyo melirik-lirik menggoda Kyungna. "Aniya.. Uhukk"

"Yah!", gerutu Kyungna sambil mencolek Eunkyo pelan.

"Masuklah Jongin-ah", ujar Kyungsoo mempersilakan Kai untuk masuk.

Kai segera memasuki kamar rawat Eunkyo dan menyerahkan sebuah kado pada Kyungsoo. "Untukmu noona", ujar Kai tersenyum ramah.

"Aigoo! Kau tak perlu repot-repot begitu Jongin-ah", ujae Eunkyo.

"Gwenchanayo...bagaimana keadaanmu noona?", tanya Kai.

"Aku sudah lebih baik....gomawo...", ujar Eunkyo tersenyum. "Eo...apa Eunhee onnie menghadiri pernikahan Joonmyeon?", sambungnya.

"Majayo noona", ujar Kai.

"Kau tidak kesana?", tanya Kyungsoo.

"Eum....", gumam Kai ragu. "Aku ingin ke sana sebenarnya...tapi...aku tak mau pergi sendiri karena pasti aku diminta untuk menemani Tao", gerutu Kai.

"Ah...", ujar Kyungsoo dan Eunkyo bersamaan. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepala Kyungsoo. "Ah! Bagaimana kalau kau pergi dengan Kyungna saja?"

"M-MWORAGOYO?!", seru Kyungna terkejut. "Ya! ya ya! Oppa!", protes Kyungna.

"Jangan berteriak, nanti anakku takut padamu", ledek Kyungsoo.

"Oppaaa!", gerutu Kyungna.

"Sekaligus mewakili diriku dan Kyungsoo...matchi?", sambar Eunkyo mendukung ide suaminya tersebut.

"Onnie!!!", seru Kyungna gemas melihat kedua kakaknya itu berkomplot.

"Aku tak masalah jika memang Kyungna setuju", ujar Kai santai.

"Ya musun soriya? Lagipula kalau kita ke sana kita sudah terlambat...acaranya juga pasti sudah hampir selesai", elak Kyungna.

"Ani....Eunhee noona baru saja menghubungiku katanya acaranya tersendat....ada sesuatu terjadi pada rombongan pengantin wanita", ujar Kai.

"Jincha?!", seru Kyungsoo, Eunkyo dan Kyungna bersamaan. "Apa yang terjadi?", tanya Kyungsoo.

"Kabarnya Songhee noona sempat pingsan dan jatuh sakit", ujar Kai.

"Omoo ottokhae?", gumam Eunkyo.

"Ah...gurae...ya Kyungna-ya ka", perintah Kyungsoo. Ia segera mengambil Eunsoo dari tangan Kyungna.

"Ya kenapa tidak oppa saja yang pergi? Aku akan menemani onnie di sini", ujar Kyungna tetap pada pendiriannya.

"Ya neo micheosseo? Kalau sesuatu terjadi pada istriku dan sebagainya kau mau mengurusinya sendiri?", ujar Kyungsoo.

"Ah arasseo! arasseo!", balas Kyungna sebal. "Jongin-ah kaja", ujar Kyungna berjalan mendahului Kai. 

"Kami pergi dulu hyung...noona...", ujar Kai berpamitan pada Kyungsoo dan Eunkyo.

"Ne...josimhae", ujar Eunkyo. "Ah...jincha kwiyeopta...Jongin tahu saja Kyungna berada di sini", ujar Eunkyo tersenyum melihat kedekatan Kai dan adik iparnya itu.

"Tentu saja...aku yang memberitahunya semalam", ujar Kyungsoo santai sambil mencolek-colek hidung anaknya yang berada dalam dekapannya.

"Mworago? Jadi kau...", tanya Eunkyo

"Ne...appa mau menjodohkan Kyungna imo dengan Kai Samchon ottokhae Eunsoo-ya? Kau menyukainya?", ujar Kyungsoo pada anaknya meskipun sebenarnya ucapannya ditujukan untuk Eunkyo. "Appa melakukannya karena Ibumu sangat menyukai Kai samchon", sambungya.

"Pfth...neo jincha...", gumam Eunkyo tertawa pelan. "Yah...yeobo...jika kau menjodohkan Kai dengan Kyungna, lalu bagaimana dengan Tao?"

"Molla....adikku bisa bangkrut jika memiliki namjachingu seperti Tao...", gerutu Kyungsoo yang disambut tawa renyah Eunkyo.

***

10.00 PM

Minseok’s POV:

Aku merebahkan diri di kasurku setelah menghadiri acara Joonmyeon seharian ini. Aku baru saja akan memejamkan mata ketika kudengar suara pintu kamar yang terbuka dan sosok Eunhee muncul di sana. Ia baru saja memeriksa kamar anak-anakku yang sudah tertidur pulas karena kelelahan. “Yeobo, apa kau akan tidur dalam keadaan seperti itu?”, ujar Eunhee sambil tertawa pelan ketika melihatku hampir saja tertidur masih dalam balutan jas lengkap. Aku juga baru menyadari bahwa aku masih mengenakan setelan jas lengkap. Begitu selesai meletakkan Lincoln di kamarnya, aku langsung menuju kamarku dan beristirahat tanpa berganti baju terlebih dahulu. Aku bahkan masih memakai kaus kakiku. Menjaga anak-anak seharian ini benar-benar menyedot habis tenagaku. “Mandilah dulu…aku sudah menyiapkan air hangat”, ujar Eunhee sambil berjalan menghampiri kasur dan duduk di sampingku tak lama kemudian. “Ne…agasshi…”, ujarku menurut sambil terbangun dari kasurku dan bergerak menuju kamar mandi.

15 menit kemudian….

Aku memasuki kamar setelah selesai membersihkan diri.  Ah…tubuhku terasa segar sekali…Eunhee terlihat sibuk sekali dengan ponselnya sejak tadi. Kupikir ia sudah tidur…

“Ya..yeobo, kau belum tidur?”, ujarku sambil mengeringkan kepalaku yang basah.

“Ne? ani….Eunkyo baru saja mengirimkan foto anaknya padaku…jincha kwiyeopta”

“Ah jincha?”

“Ne…kau mau melihatnya?”

“Eung”, aku berbalik menghampiri Eunhee dan melihat foto anak dari Eunkyo dan Kyungsoo.

“Aigoo…kwiyeopta…matanya mirip sekali dengan Kyungsoo kkk~”

“Ne…ah, aku ingin sekali menengok mereka”, Belum sempat aku menjawab perkataan Eunhee, kali ini giliran ponselku yang bergetar dan kulihat nama Joonmyeon di sana.

“Yoboseyo?”

“Hyung-ah!”

“Eo? Wae Joonmyeon-ah?”

“Apa kau sibuk dua bulan lagi?”

“Dua bulan lagi? Aku bahkan tak tahu apa yang akan kulakukan besok heol....wae?”

“Aku ingin mengadakan barbecue party di perkebunan…apa kau bisa datang?”

“Yah…apa kau tidak lelah? Kau baru saja mengadakan pesta pernikahan….bulan depan sudah ingin mengadakan pesta lagi?”

“Aniya…ini hanya kita-kita saja…bukan pesta besar, hanya reuni kecil-kecilan saja…dan kali ini aku ingin kalian semua datang termasuk Kyungsoo dan Eunkyo yang tak bisa datang hari ini”

“Arasseo arasseo….aku dan Eunhee akan datang”

“Neee….annyeong”

“Ne….nikmati malam pertamamu kkk~”

“YA HYUNG!”, Aku langsung memutuskan sambungan telepon setelah meledek Joonmyeon. Aku menoleh memperhatikan Eunhee yang masih asyik berkirim pesan dengan Eunkyo.

“Yeobo…”

“Ne? Joonmyeon mengundang kita untuk datang ke acara barbecue party bulan depan”

“Ah jincha? Anak itu senang sekali berpesta…hahaha”, ujar Eunhee tertawa lalu kembali terfokus pada ponselnya.

“Ne…aku juga tak mengerti dengannya…sudahlah aku mau tidur…”, aku merebut ponsel Eunhee dan menyembunyikannya di bawah bantalku.

“Yaaaa yeobo!”, sungut Eunhee kesal. Aku segera merebahkan diriku dan menarik selimut. “Tidurlah sudah malam…”, ujarku santai sambil menepuk-nepuk bantal di sebelahku memberi tanda agar Eunhee segera tidur.

“Neo jincha….”, Eunhee pun menurut dan tak lama kemudian ia terlelap di sampingku. Aku mengambil ponselnya dan membalas pesan Eunkyo:

Kim Eunhee >>

Eunkyo-ah, ini Kim Minseok…mianhae, Eunhee sudah tidur jadi aku yang membalasnya..kkk~

Aku hanya ingin menyampaikan bahwa Joonmyeon mengundang kita untuk datang ke pesta barbecue di perkebunan bulan depan. Kalau keadaanmu sudah membaik, aku harap kau dan DO bisa datang sambil membawa anak kalian juga, karena aku dan Eunhee ingin melihatnya langsung. ^^

Tak lama kemudian ada balasan masuk dari Eunkyo:

Kim Eunkyo >>

Eo? Minseok hyung? Ini aku, Kyungsoo, kkkk~!

Eunkyo sedang ke toilet…ah, arasseoyo…kami akan mengusahakan untuk datang..gomawoyo hyung ^^

 

Aku tertawa membaca pesan masuk yang rupanya di balas oleh Kyungsoo melalui ponsel Eunkyo..kebetulan macam apa ini? Kkk~ Aigoo….mataku sudah mulai terasa berat. Aku tak sabar menunggu bulan depan karena akan segera bertemu dengan yang lain. Semoga kali ini, kami semua bisa berkumpul dalam keadaan lengkap.

***

Dua Bulan Kemudian….

Baekhyun & Micha’s House

06.00 AM

Baekhyun menggeliat malas di kasurnya ketika mendengar suara tangisan Leehyun. Ia menoleh ke sampingnya dan Micha masih terlelap tidur. “Ah…ige yeojaya…”, gumamnya sambil menghela nafas. Baekhyun memang selalu yang paling pertama bangun setiap kali mendengar tangisan Leehyun di pagi hari. Ia segera beranjak dari kasurnya dan berjalan sempoyongan, karena masih setengah mengantuk, menghampiri Leehyun dan mengangkatnya dari box bayinya. Baekhyun kemudian membawa Leehyun keluar dari kamar dan meletakkannya di atas kasur lipat yang terletak di ruang tamu. Ia membiarkan Leehyun bermain dengan mainannya yang berserakan di sekitarnya, sembari menyandarkan kepalanya pada sofa. Leehyun asyik bermain sebentar lalu tiba-tiba menangis hingga membuat Baekhyun tersentak. “Ah..Leehyun-ah wae wae?”, ujarnya sambil mengangkat Leehyun dan memangkunya. Leehyun masih terus saja menangis. “Ah..appa tahu kau pasti kesal karena pagi ini terasa sepi sekali bukan? Leehyun-ah..appa masih mengantuk…appa belum sarapan…appa tak punya energy untuk melakukan freestyle dance untuk menghiburmu…leehyun-ah eottokhaji?”, ujar Baekhyun pada Leehyun yang tiba-tiba terdiam sambil memperhatikan ayahnya yang terus saja berbicara. Leehyun sesekali membuka mulutnya seolah-olah ia mau mengatakan sesuatu. “Mwo? Ah…bagaimana kalau kita bangunkan omma saja? Kebetulan appa lapar sekali…kau juga pasti lapar ne? kaja!”, ujar Baekhyun sambil menggendong leehyun dan kembali masuk ke dalam kamar.

Baekhyun meletakkan Leehyun hati-hati di atas kasur sambil meletakkan guling dan bantal di sekitar Leehyun agar ia tak terjatuh. Ia kemudian menggoyang-goyangkan tubuh Micha yang masih tertidur. “Yeobooo….yah..yeobooo ireona”, ujarnya sambil berusaha membangunkan Micha. Ia memanggil-manggil Micha selama beberapa kali, namun istrinya itu masih saja tertidur pulas. Baekhyun melengos dan kemudian memperhatikan Leehyun yang terdiam memperhatikannya. “Leehyun-ah eottohke? Sepertinya omma pingsan (=___=)”, gumamnya. “AHA! Leehyun-ah, appa ada ide..chakkaman gidaryeo”, ujarnya sambil berdiri di atas kasur. Ia menarik napas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya seperti seseorang yang sedang melakukan olahraga wushu. “Kau akan menyukai ini Leehyun-ah”, ujar Baekhyun sambil menyeringai. Ia kemudian mulai melompat-lompat di atas kasurnya dan Leehyun tertawa ketika tubuh kecilnya ikut bergoyang-goyang di atas kasur. “YEOBOOO IREONAAAA PPALLIIIII KKAEB SOOONG~ OH YEAH KKAEB SOOOOONG~”, suara Baekhyun menggema ke seisi kamar diikuti oleh tawa Leehyun yang kembali ceria karena suasana rumah yang kembali ramai. “YEOBO PPALLI IREON~ KYAAAA!!”, Baekhyun tiba-tiba terjatuh dari kasurnya karena Micha mendorongnya. “Aacck…punggungku…”, keluhnya sambil mengelus-elus punggungnya. “Ah yeobo kau anarkis sekali!”, keluh Baekhyun.

“Apa tidak ada cara lain yang lebih halus untuk membangunkan istrimu?!”, balas Micha

“Yah! Aku sudah mencoba membangunkanmu selama beberapa kali tapi kau saja yang tidur seperti putri tidur yang terkena kutukan penyihir!”

“Neo jincha….”, ujar Micha mencoba bersabar karena kelakuan aneh suaminya. Rasa kesalnya perlahan hilang ketika melihat Leehyun yang tertelungkup tenang di sampingnya. “Leehyun-ah annyeong…”, ujar Micha sambil membelai kepala Leehyun.

“Leehyun sudah bangun sejak pagi tadi…sepertinya ia lapar”, ujar Baekhyun yang kembali duduk di atas kasurnya seolah tak terjadi apa-apa. Micha segera bangun dari tidurnya sambil menggendong Leehyun. “Ara…omma akan membuatkan sarapan untukmu ya sayang”, ujar Micha pada Leehyun sambil berjalan keluar kamar.

“Yeobo aku juga lapaaarrr!”, seru Baekhyun.

“Buat sarapanmu sendiri!”, balas Micha.

“YA!! Ah..jincha….bagaimana mau buat sarapan? Masak saja aku tak bisa (=__=)”, keluh Baekhyun.

***

Kyungsoo & Eunkyo’s house

07.00 AM

Kyungsoo menggeliat di kasurnya. Tangannya menyentuh sisi kiri kasurnya yang kosong. “Eung? Kosong?”, ujarnya sambil meraba-raba memastikan. Ia kemudian membuka matanya dan benar saja bahwa sisi kiri kasurnya sudah kosong.  Drrt~drrt~ tak lama kemudian, ia mendengar ponselnya bergetar. Sebuah pesan singkat dari Suho dan juga Baekhyun tertera di sana:

Suho Hyung:

D.O-ya annyeong!

Aku hanya ingin mengingatkan soal pesta barbecue nanti malam...kau dan Eunkyo harus datang! Arasseo? Sampai jumpa nanti! ^^

ByunBaek:

Ya! Kau datang tidak ke acara Barbecue party Suho hyung?

Jangan lupa bawa anakmu, calon menantuku yang cantik itu...ururu~♥

"Heol...", gumamnya pelan sambil menyingkirkan ponselnya menjauh darinya. Ia kemudian segera bangun dari kasurnya dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.  “Eo? Yeobo kau sudah bangun?”, Kyungsoo menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Eunkyo. Ia menoleh dan mendapati Eunkyo sedang duduk di sofa dekat jendela apartemen mereka sambil memangku Eunsoo, sedang menikmati hangatnya sinar matahari pagi. Kyungsoo berjalan menghampiri Eunkyo. Ia mendaratkan ciuman singkat di bibir yeoja itu dan duduk di sampingnya. "Joheun achim yeobo", ujarnya.

"Eung...jaljasseo?", tanya Eunkyo.

"Begitulah....kau bangun jam berapa?", tanya Kyungsoo.

"Sekitar satu jam yang lalu...anakmu menangis", ujar Eunkyo tersenyum.

"Aigoo...uri ttal", gumam Kyungsoo. Ia kemudian menyandarkan kepalanya di pundak Eunkyo lalu menyentuh lembut pipi Eunsoo.

"Joheun achim..Eunsoo-ya...", gumamnya. Seulas senyum lebar terlukis di wajahnya.

"Pffth...Mwoya igo?", tanya Eunkyo memperhatikan ekspresi Kyungsoo.

"Aniyo...aku hanya sedang mengagumi bayi cantik dalam dekapanmu itu", jawab Kyungsoo. Matanya tak lepas memandangi Eunsoo yang tengah menggeliat dalam dekapan sang ibu. "Neomu yeppeuda...", gumamnya lalu melirik menatap Eunkyo. "Begitupun dengan ibunya...yang membuatku jatuh cinta setiap hari", goda Kyungsoo.

"Eyy...mwoya...geumanhae... ini masih pagi aish jincha...", gerutu Eunkyo.

Kyungsoo hanya tertawa pelan. Ia kemudian memperhatikan seisi rumah yang terlihat sepi. "Kyungna belum bangun?"

"Eung...ini masih pagi...biarkan saja...lagipula aku juga belum menyiapkan sarapan...nanti saja setelah Eunsoo tertidur lagi", ujar Eunkyo.

"Aish...harusnya ia membantumu...keadaanmu belum pulih benar", protes Kyungsoo.

"Nan gwenchana jincha", balas Eunkyo.

"Kau ini...jangan terlalu memanjakannya yeobo..", gerutu Kyungsoo.

"Ya...adikmu juga sudah banyak membantuku saat aku hamil dulu hingga Eunsoo ada di sini...sudahlah..jangan terlalu dipermasalahkan hal sepele seperti ini", ujar Eunkyo.

"Arasseo...Hoaaahm...", Kyungsoo menguap lalu kemudian melingkarkan tangannya memeluk Eunkyo dan memejamkan matanya seolah menjadikan Eunkyo sebagai gulingnya.

“Mwoya???”, gerutu Eunkyo.

“Ani..aku masih ngantuk…”

“Lalu kenapa kau bangun?”

“Karena kau bangun aku jadi ikut bangun…Kau tahu sendiri, aku tak bisa tidur jika kau tak ada”

“Mwoya? Haha…aigoo rambutmu…”, ujar Eunkyo sambil merapikan rambut Kyungsoo dengan sebelah tangannya. “Aku seperti sedang membesarkan dua anak…kkk~”, ujarnya sambil menepuk-nepuk pelan pipi Kyungsoo.

“Yeobo jangan lupa kita harus datang ke pesta Suho hyung malam nanti”

“Eung…”, ujar Eunkyo singkat. Kyungsoo kemudian memperhatikan istrinya itu dengan ekspresi bingung.

“Wae? Kenapa kau melihatku seperti itu?”

“Ani…kupikir kau akan bersemangat karena Suho hyung mengundangmu-“

“KITA….Joonmeyon mengundang kau, aku, Eunsoo dan yang lainnya”, potong Eunkyo.

“Arasseo..mianhae….”

“Aigoo…kita sudah menikah selama beberapa tahun kau masih saja mencemburui Joonmeyon kkk~”, Eunkyo segera bangkit dari sofa karena matahari yang mulai terasa panas. “Tadi Baekhyun menelepon memastikan apa kau akan datang ke acara Joonmyeon malam ini atau tidak”, sambil menggendong Eunsoo.  Bola mata Kyungsoo membesar ketika mendengar perkataan Eunkyo.

“Mworago?? Lalu kau bilang apa?”

“Tentu saja aku bilang kita akan datang…”, Kyungsoo menghempaskan kepalanya pada sandaran sofa. “Wae? Bukankah kau sendiri tadi yang mengingatkanku tentang acara itu? Lagipula kau sendiri sudah berjanji pada Minseok oppa untuk datang…”, sambung Eunkyo.

“Arasseo…..aku hanya malas bertemu Baekhyun..ia pasti akan menjodoh-jodohkan Eunsoo dengan Leehyun (=___=)”, ujar Kyungsoo tak rela. Ia teringat ketika Baekhyun menengok Eunkyo yang baru saja melahirkan selepas pulang dari resepsi pernikahan Joonmyeon satu bulan yang lalu.

Kyungsoo terdiam menatap langit-langit apartemennya mengingat-ingat saat ketika Baekhyun menjenguk mereka di rumah sakit. “Ya Tuhan…apa salah dan dosaku?”, gumamnya. Eunkyo menyerahkan Eunsoo pada Kyungsoo sambil tertawa. “Eunsoo-ya….saat kau sudah dewasa nanti kau harus jauh-jauh dari Baekhyun samchon..arasseo?”

“Mwoyaa? Jangan mengajarkan yang tidak-tidak padanya”, Sambar Eunkyo. “Yah yeobo,jangan selalu mengeluh tentang Baekhyun..semakin kau mengeluh tentangnya ia akan semakin dekat denganmu kkk~”.

“Kau jangan mendoakan yang tidak-tidak”, jawab Kyungsoo.

"Baekhyun hanya bercanda...tak usah diambil hati", ujar Eunkyo sembari sibuk membuatkan sebotol susu untuk Eunsoo.

"Baekhyun bercanda atau tidak itu tidak ada bedanya =__=", gerutu Kyungsoo.

***

10.00 AM

Inkyung sibuk memilih-milih daging beef untuk barbecue party di perkebunan Miyoung malam ini. Sudah hampir satu jam ia berkeliling supermarket mencari daging sapi segar. Lay muncul tak lama kemudian, lengkap dalam balutan jas. Seharusnya ia segera berangkat ke kantor, namun Inkyung meminta agar ia menemaninya dulu berbelanja. Beruntung, Lay bekerja di perusahaan milik Ayah Inkyung yang mengerti tentang sifat putrinya yang harus selalu dituruti keinginannya. Lay, sambil mendorong kereta belanjaan, berjalan menghampiri Inkyung. Putri kecil mereka, Yiyoung tengah asyik duduk di atas kereta belanjaan yang di dorong Lay, sedang sibuk dengan snacknya yang baru saja dibelikan ayahnya.

“Kau belum selesai juga?”

“Bersabarlah…aku harus memilih daging terbaik dengan harga yang terjangkau”

“Bukankah sama saja? Sama-sama daging”

“Aish..pria tak akan pernah mengerti hal-hal seperti ini”, sungut Inkyung. “Tunggulah di sini..aku akan kembali”, perintah Inkyung.

“Ne…”, ujar Lay patuh. Selepas kepergian Inkyung, Lay tak bisa melepaskan pandangannya dari putri kecilnya, Yiyoung yang tengah asyik melahap snacknya. Melihat Yiyoung makan begitu lahapnya, Lay ikut merasa lapar.

“Yiyoung-ah…”

“Ne?”

“Apakah snacknya enak?”

“Eung…”

“Apa Appa boleh mencobanya?”

“Shireo”, ujar Yiyoung datar. Lay tertawa pasrah ketika mendengar jawaban polos Yiyoung.

“Yiyoung-ah…”, ujar Lay mencoba peruntungannya sekali lagi.

“Ne?”

“Siapa yang membelikanmu snack itu?”

“Appa”

“karena appa yang membelikanmu snack itu, apa appa boleh mencobanya?”, ujar Lay. Yiyoung terlihat sedang memikirkan jawabannya. “Yiyoung-ah…appa belum sarapan ketika mengantarmu dan omma pagi ini…appa lemas sekali..nanti kalau Appa pingsan karena kelaparan appa tidak bisa bekerja dan mencari uang….kalau appa tak bisa mencari uang, appa tak bisa membelikanmu snack lagi”, ujar Lay mencoba membujuk Yiyoung. Akhirnya, Yiyoung menyodorkan tangannya yang memegang snack pada Lay. “Kau memberinya untuk appa?”

“Eung”, Lay membuka mulutnya perlahan hendak menerima suapan snack dari Yiyoung. Namun belum sempat ia menikmati snacknya, terdengar suara Inkyung memanggilnya. “Yeobo kemarilah!”, seru Inkyung.

“Neee chakkaman….”, Lay segera melahap snack pemberian Yiyoung tadi dan bergerak menghampiri Inkyung.

“Kau makan apa?”, Tanya Inkyung penasaran ketika melihat pipi Lay yang menggembung. Lay menggeleng mencoba memberitahu Inkyung bahwa ia tak memakan apapun.”buka mulutmu”, perintah Inkyung. “Yeobo buka mulutmu!”, perintah Inkyung sekali lagi dan Lay akhirnya menurut. “Aigoo jincha! Kau memakan makanan Yiyoung?!”. Lay mengunyah makanannya dengan susah payah sebelum menjawab pertanyaan Inkyung, “Aku lapar…(T___T)”, ujarnya memelas.

“Aku belum sarapan semenjak berangkat dari rumah tadi…..aku hanya makan sedikit..sungguh!”

“Jincha…yasudah…sudah masuk ke perutmu juga..aku tak bisa berbuat apa-apa”

***

05.00 PM

“Chanyeol-aaahhh”, Suho berlari menghampiri Chanyeol yang sedang sibuk menyusun kursi dan meja untuk pesta barbecue malam ini dengan dibantu beberapa pegawai Miyoung. “Hyung-ah!!”, balas Chanyeol riang. Suho melebarkan tangannya hendak memeluk Chanyeol namun Chanyeol menahannya. “Ah hyung sudahlah, lebih baik kau cepat ganti baju dan bantu aku di sini…ppali!”, perintah Chanyeol. “Kau tidak romantis sekali Chanyeol-ah (=__=)”, sungut Suho sambil bergegas masuk ke dalam untuk berganti baju. Namun, bukannya lekas berganti baju, ia justru menghampiri Songhee dan Miyoung yang sedang sibuk di dapur.

“Annyeong~”, sapanya riang.

“Yah darimana saja kau baru pulang jam segini?”, ujar Miyoung ketus

“Eyy…kenapa nada bicaramu ketus begitu? Kau seharusnya bersyukur karena aku pulang lebih cepat dari biasanya hari ini…”, ujar Suho. Ia kemudian menoleh kea rah Songhee. “Hai adik iparku..bagaimana kondisi kand-“

“Sudahlah!”, potong Miyoung.

“Mwo?”

“Tidak usah mengganggu konsentrasi Songhee…sebaiknya kau segera ganti baju dan bantu Chanyeol menata kursi dan meja di luar sana!”, perintah Miyoung.

“Songhee-ah…onniemu kenapa galak sekali? (T__T)”

“Hahaha…sudahlah oppa…turuti saja apa mau kakakku, sebelum ia melemparkan piring-piring itu padamu”, ujar Songhee santai.

“Yaaa!! Kau bahkan tidak membelaku sedikitpun (T__T)”

“PPALI SUHO-YA!”, perintah Miyoung.

“A-arasseo arasseooo…! Aish jincha…”, sungut Suho sambil bergegas pergi dari dapur untuk melaksanakan perintah Miyoung sebelum terjadi perang dunia keempat.

Suho berjalan lesu menuju perkebunan setelah mengganti jasnya dengan kaos lengan panjangnya. Ia memperhatikan Chanyeol yang tengah sibuk mempersiapkan segalanya. “Apa tugas seorang laki-laki yang telah menikah itu harus selalu seperti ini?”, ujarnya sambil menghela nafas.

“Hyuuung!! Cepat kemari! Bantu aku!”, seru Chanyeol sambil melambaikan tangannya kepada Suho. Ia pun segera berjalan menghampiri Chanyeol dan mulai membantunya.

“Annyeoongg!!”, sebuah suara menyapa Chanyeol dan Suho yang sedang sibuk bekerja. Inkyung dan Lay datang bersama anak mereka, Yiyoung.

“Lay-ah!”, seru Suho sambil bergegas memeluk Lay. “Yaaa…kau datang di saat yang tepat!. Cepat bantu kami!”, seru Suho sambil mendorong Lay menuju kursi-kursi yang belum tertata rapi.

“Yah..aku baru saja datang (=__=)”, keluh Lay.

“Oppa…dimana yang lainnya?”, Tanya Inkyung.

“Songhee dan Miyoung noona berada di dapur….kau bergabung saja bersama mereka”

“Eunkyo onnie belum datang?”

“Belum…DO baru saja akan menjemput mereka..akan kuberitahu jika mereka sudah datang nanti”

“Arasseo…”, ujar Inkyung sambil menggandeng Yiyoung masuk ke dalam. Tak lama selepas kepergian Inkyung, terdengar suara sapaan lainnya. “Annyeong-haseyooo!”, Suho, Lay, dan Chanyeol menoleh ke arah sumber suara. Kris, Minhyo dan anak-anak mereka, serta Luhan, Sungchan dan Sungsoo, Chen dan Suri, Sehun dan Yoora, serta Tao.

 “Kalian seperti ingin perang saja…datang keroyokan seperti ini”, ujar Chanyeol.

“Hahaha…rumah kami dengan perkebunan kan tidak terlalu jauh..jadi kami bersama-sama berjalan kaki”, ujar Luhan.

“Yang lain kemana?”, Tanya Sungchan sambil memperhatikan sekitarnya yang mayoritas laki-laki.

“Para istri ada di dalam noona…”, jawab Chanyeol.

“Ah jincha? Minhyo-ah, Suri-ah, Yoora-ah..kalian mau ke dalam atau menunggu di sini saja?”

“Di dalam ada makanan tidak?”, Tanya Minhyo

“Yah..kau ini…jangan membuatku malu”, sambar Kris.

“Ah wae? Aku lapar…berjalan kaki tadi menyedot separuh energiku”

“Ne…aku juga lapar….”, sambar Yoora.

“Kau kan tadi baru saja makan Jajangmyun dua piring!”, seru Sehun.

“Tapi aku lapar lagi..hehehe”, ujar Yoora sambil tersenyum lebar. Sehun mengacak-acak rambutnya, frustasi akan nafsu makan Yoora yang meningkat beberapa hari belakangan ini.

“Masuklah…di dalam sudah ada Inkyung, Songhee dan Miyoung noona…mereka sedang mempersiapkan makanan kecil..jadi sudah pasti banyak makanan di dalam..tapi jangan dihabiskan ya?”, ujar Chanyeol sambil mengacak-acak rambut Yoora.

“Arasseo..ayo ke dalam”, ujar Sungchan sambil bergegas ke dalam diikuti Minhyo dan Yoora.

“Aku ke dalam dulu..jangan rindukan aku”, ujar Suri pada Chen.

“Yah neo jincha…kkk”, balas Chen. Luhan, Kris, Sehun, serta Tao juga bergegas akan mengikuti para wanita ke dalam, namun langkah mereka terhenti ketika Chanyeol, Suho, dan Lay menarik kerah bagian belakang baju mereka.

“Yah…kalian mau kemana?”, Tanya Suho.

“Tentu saja ke dalam!”, ujar Kris.

“Siapa yang mengizinkan kalian ke dalam?”, Tanya Chanyeol.

“Ne..para lelaki harus di luar mempersiapkan kursi dan meja”, sambung Lay.

“Eo? Yah..aku tak bisa berpisah dari istriku…yaaah yeobooo tolong akuuu!!”, berontak Luhan. Sungchan menoleh kea rah Luhan dan melihat Lay sedang menahan Luhan untuk masuk ke dalam.

“Gomapta Yixing-ah! Tolong jaga dia baik-baik arasseo?”, seru Sungchan sambil melambai-lambaikan tangannya ala Miss universe pada Lay dan Luhan yang terlihat shock atas reaksi istrinya.

“Yayayaya Yeobooo!!!”, berontak Luhan namun Sungchan menghiraukannya.

“Sudahlah, kalian tak usah protes terus..cepat bantu kami”, ujar Lay sambil menarik Luhan dan Sehun.

“Ya…mengangkat meja dan kursi seperti ini isn’t my style you know?”, keluh Kris.

“Aku tak peduli apa style-mu hyung”, ujar Chanyeol sambil menarik Kris.

“Sudahlah…ayo kita bekerja!”, ujar Chen bersemangat. Ia menggulung lengan bajunya dan mulai bekerja.

“Hyung..aku mau pipis”, ujar Tao.

“Jincha? Kau tak membohongiku kan?”, ujar Suho curiga.

“Tentu saja tidak! Mana pernah aku membohongimu hyung….kau ini kan selalu jadi Hyung kesayanganku”, ujar Tao sambil melancarkan aegyonya dan mengedip-ngedipkan matanya pada Suho.

“Sebaiknya kau jangan mudah mempercayainya hyung”, bisik Chanyeol.

“Tapi Tao benar…”, balas Suho. Pada akhirnya, ia pun melepaskan Tao yang kemudian segera berlari secepat kilat menjauh dari para pria.

“HAHAHAHAHAHAHA……aku akan ke dalam bersama para istri! Gomapta hyung! Saranghae!”, serunya sambil tertawa riang dan bergegas masuk ke dalam.

“Kubilang juga apa (=__=)”,ujar Chanyeol.

“Mianhae…huhu”, balas Suho.

***

06.00 PM

“Selesaaaiii!”, seru Chen. Akhirnya pekerjaan mereka menata meja dan kursi serta peralatan untuk memanggang barbecue selesai juga. Para wanita pun segera keluar sambil membawa beberapa piring berisi kue-kue kecil serta daging beef steak yang siap untuk dipanggang. Mereka segera menata makanan itu di atas meja yang telah disediakan.

“Annyeong haseyo!”, sapa sebuah suara. Kyungsoo sambil menggendong Eunsoo datang bersama Eunkyo.

“Yah kalian kenapa baru datang?!”, seru Chen.

“Wae? Bukankah pesta barbecuenya dimulai malam hari?”, Tanya Kyungsoo datar.

“Eung..benar juga sih (=_=)”, jawab Chen. “Kita saja yang datang terlalu cepat”, sambungnya.

Kyungsoo dan Eunkyo segera duduk di kursi yang telah ditata mengelilingi sebuah meja besar. Taman di perkebunan juga sudah di tata sedemikian rupa. "Whoah....yeppeuda", gumam Eunkyo mengagumi dekorasi hasil karya Chanyeol dan yang lainnya.

"Uwaaaa...itu anakmu?", tanya Chanyeol bergegas mendekati Kyungsoo yang tengah menggendong Eunsoo.

"Tentu saja...masa aku membawa anak orang lain =__=", gerutu Kyungsoo.

"Kkkk! ya! aku kan hanya bertanya! Kau ini sensitif sekali", balas Chanyeol.

"Whoa...ia mirip sekali denganmu...chukkahae Kyungsoo-ya", ujar Suho.

"Ne...gomawoyo hyung...", jawab Kyungsoo.

"Pantas saja Baekhyun bersemangat menjodohkan Leehyun dengan anakmu...kalau aku punya anak laki-laki, aku juga mau menjodohkannya dengan putrimu", ujar Chen.

"MWORAGO?!", seru Kyungsoo. Kedua mata besarnya melebar mendengar ucapan Chen.

"Kkkk! lihat itu ekspresi Kyungsoo kkkk! ya..Baekhyun sudah mengumandangkan keinginannya untuk menjodohkan anak kalian sejak pernikahan Suho hyung sebulan yang lalu", ujar Chanyeol tertawa.

"Aish jincha...", gerutu Kyungsoo. "Yeobo kau dengar sendiri kan? Baekhyun tidak bercanda!", seru Kyungsoo pada Eunkyo.

"Heol...sudahlah", gumam Eunkyo. "Chanyeol-ah...sudahlah jangan dibahas...Kyungsoo sudah uring-uringan sejak pagi ini hanya karena mendengar nama Baekhyun...aku benar-benar pusing mendengarnya", keluh Eunkyo.

"Kkkk arasseo nuna", ujar Chanyeol.

"Yah yeobo! Kau bukannya membelaku!", gerutu Kyungsoo.

"Doakan saja semoga jika Suri hamil nanti, anak kita laki-laki...", ujar Chen.

"Dan kemudian menjodohkannya dengan anakku? Shireo", gerutu Kyungsoo.

Eunkyo hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia kemudian mengambil Eunsoo dari Kyungsoo dan meletakkannya di kereta bayi lipat yang mereka bawa. “Aku akan ke dalam dulu membantu yang lain”, ujar Eunkyo pada Kyungsoo.

"Ne...ppali...sebelum Baekhyun datang", ujar Kyungsoo.

"Pfth...neo..jincha", gumam Eunkyo lalu bergegas pergi menyusul yeojadeul.

Tak lama kemudian, terdengar suara khas yang membuat bulu kuduk mereka (?) semua berdiri. “ANNYEOOONGG HASEYOOO~”, sapa suara itu riang.

“Aish jincha….dia sudah datang…”, gumam Chanyeol. “Yah yeorobun kalian bersiaplah!”, seru Chanyeol pada yang lain.

“Ne…semoga aku bisa pulang dalam keadaan baik-baik saja (?)”, gumam Kyungsoo.

“Yeheeet~ hyung-ah annyeong!!”, seru Sehun pada Baekhyun yang baru saja datang bersama Micha dan anak mereka Leehyun, diikuti Minseok dan Eunhee bersama kedua anak mereka serta Kai yang datang bersama Kyungna namun Kyungna diam-diam segera masuk ke dalam setelah melihat Kyungsoo sudah datang.

“Yaaa Sehunnaaa”, seru Baekhyun sambil berlari memeluk Sehun. Lalu ia berpindah tempat memeluk Chanyeol, yang sedang memanggang beef, dari belakang. “Chanyeol-ah bogoshippeo”, ujar Baekhyun manja.

“Sudahlah cepat lepaskan…menggelikan sekali (=__=)”, ujar Chanyeol. Tangan usil Baekhyun kemudian menggelitik perut Chanyeol. “YAYAYAYA HAHAHA GELI YAA!”, seru Chanyeol. “Kuhajar kau Byun Baekhyun!”, sambungnya.

 “Mianhae Chanyeol-ah”, ujar Micha yang tak enak hati pada Chanyeol.

 “Ey noona gwenchana…bukan Baekhyun namanya kalau tak usil begitu”, ujar Chanyeol. Ia kemudian mengarahkan pandangannya pada Leehyun yang tertawa ketika melihat Chanyeol yang tadi berteriak-teriak karena dikelitiki Baekhyun. “Annyeong Leehyun-ah..aigoo…kau sudah besar!”, seru Chanyeol sambil mencubit pelan pipi Leehyun. “Noona, kudengar kau menjodohkan Leehyun dengan anaknya Kyungsoo?”

“YAH CHANYEOL-AH JANGAN DIBAHAS!”, seru Kyungsoo dari tempat duduknya.

“Tentu saja!! Kau tinggal menerima undanganku saja nanti”, ujar Baekhyun percaya diri.

“HAL ITU TAK AKAN TERJADI”, seru Kyungsoo.

“Nan molla Chanyeol-ah….itu urusan Baekhyun dengan Mongie….dimana yang lain?”, ujar Micha menyerah atas kelakuan suaminya yang super absurd itu. “Masuklah…mereka semua di dalam”, Micha menuruti apa kata Chanyeol. “Eunhee onnie, apa kau mau ke dalam saja? Di sini ribut sekali (=__=)”, ujar Micha.

“Ne…chakkaman”, ujar Eunhee. “Kyungsoo-ya…dimana Eunkyo? Aku ingin melihat anak kalian”

“Mereka ada di dalam noona masuklah”, ujar Kyungsoo.

“Arasseo..”, Eunhee segera menyusul yang lainnya ke dalam bersama Micha.

***

Lay dan Chanyeol sedang sibuk memanggang beef, sementara yang lain sedang duduk-duduk sambil beristirahat dan berbincang-bincang. Suho menghela nafas setelah bekerja keras menyiapkan semuanya setelah pulang kerja tadi. “Haha…hyung-ah wae? Kau terlihat lelah sekali?”, Tanya Kyungsoo.

“Aku lelah sekali….Miyoung menyuruhku melakukan berbagai banyak hal setelah pulang kerja tadi..aku bahkan belum beristirahat sama sekali”.

“Jincha? Ow…aku turut sedih mendengarnya…”, ledek Kyungsoo. “Tapi hyung..anggap saja itu sebagai latihan..bagaimana jika kau punya anak nanti? Kau akan merasa dua kali lebih lelah daripada sebelumnya”, sambungnya.

“Maja maja!”, Seru Lay. “Aku selalu bangun pukul tiga pagi waktu Yiyoung masih bayi…karena ia selalu menangis tengah malam karena lapar”, sambung Lay.

“Itulah yang kualami sekarang hyung”, ujar Kyungsoo pada Lay. "Ketika Eunkyo mengandung, aku harus terbangun tengah malam karena ia selalu kelaparan tengah malam. Kupikir hal itu akan berakhir setelah Eunsoo lahir, tapi ternyata tidak...kali ini aku harus terbangun tengah malam demi Eunsoo kkk", keluh Kyungsoo.

“Chukkahae Kyungsoo-ya kkk~”, ledek Luhan.

"Memangnya kau tak membangunkan istrimu ketika anakmu bangun?", tanya Suho.

"Tidak selalu diriku sih hyung terbangun...kadang Eunkyo bangun lebih dulu dariku...tapi terkadang aku tak tega jika harus membangunkannya. Ia sudah mengurus anak kami seharian", ujar Kyungsoo.

"Jika Inkyung mendengar ucapanmu, ia pasti akan menceramahiku", sambar Lay. "Aku sulit bangun jika sudah tidur nyenyak"

"Kkk! Aku hanya tak ingin istriku sakit saja karena kelelahan...kalau ia sakit, lalu siapa yang akan mengurusku dan anakku nantinya?"

"Maja maja", sambar Luhan.

“Aku harus selalu bernyanyi setiap pagi buta agar Leehyun berhenti menangis”

“Neo micheoso….untung saja tetanggamu tidak melakukan demonstrasi di depan tempat tinggalmu”

“Mereka tak akan protes..mereka pasti menikmati suaraku yang seksi ini ekhem ekhem…”, ujar Baekhyun sambil menggoyang-goyangkan tenggorokannya. “tes tes one two three…I got a boy meotjin, I got a boy chakkan I got a-“, HAP! Kyungsoo dengan sigap memasukkan sepotong kimbap ke dalam mulut Baekhyun. “Shikkeuro”, ujarnya datar.

“Kau menyanyikan lagu SNSD untuk anakmu??”, Tanya Minseok yang begitu peduli pada masa depan keponakannya itu. Baekhyun mengunyah kimbap “pemberian” Kyungsoo dengan susah payah sebelum menjawab pertanyaan Minseok.

“Eo hyung..waeyo? itu kan lagu paling gaul abad ini..”

“Aku benar-benar prihatin pada masa depan Leehyun”, ujar Minseok. Suho menghela nafas mendengar curahan hati teman-temannya yang telah menjadi seorang ayah. Ia merasa bahwa menjadi seorang suami saja sudah cukup berat bagaimana jika ia jadi seorang ayah nantinya. “Sepertinya berat sekali menjadi seorang ayah”, ujar Suho.

“Aku jadi gugup kkk~”, ujar Chanyeol.

“Nado…mungkin karena kita belum merasakannya hyung, kita hanya membayangkannya makanya jadi terasa berat”, ujar Chen.

“Ne…nanti juga kalian akan melewatinya…haha..fighting!”, ujar Minseok memberi semangat pada teman-temannya. “Merasakan apa?”, sambar Miyoung yang tiba-tiba datang diikuti Eunkyo, Micha, Eunhee, Minhyo dan Sungchan yang segera duduk di samping pasangan masing-masing. “Aniyo…”, ujar Suho datar.

“Yeobo, di mana Eunsoo?”

“Di dalam bersama Kyungna, Yoora, Inkyung, dan Suri serta anak-anak…”, ujar Eunkyo.

"Kyungna datang?! Kenapa ia tak memberitahuku? aish...anak itu...", gerutu Kyungsoo.

"Ia datang bersama Jongin", bisik Eunkyo.

"Mworago?!", seru Kyungsoo terkejut.

"Wae gurae?", tanya Suho.

"Aniya..gwenchana Joonmyeon-ah", ujar Eunkyo sambil menutup mulut Kyungsoo. Ia kemudian teringat sesuatu. “Oh…Sehunnah, tadi Yoora titip pesan katanya ia ingin kau membawakannya beef steak yang sudah matang untuknya. Ia lapar”, sambung Eunkyo.

“Mworago?? T-tapi bukankah ia baru saja makan?”

“Molla…aku juga tak tahu kalau nafsu makan Yoora cukup besar..baru beberapa menit yang lalu ia menghabiskan lima potong kimbap”

“Maja…untung saja aku segera mengamankan makanan-makanan lainnya sebelum Yoora menyikat habis semuanya”, ujar Miyoung.

“Ya Oh Sehun, cepatlah sana bawakan makanan untuk istrimu!. Aku takut dia akan memakan anak-anak nantinya karena saking kelaparannya”, ujar Sungchan.

“Kau pikir istriku monster pemakan manusia? (=__=)”, ujar Sehun yang bergegas bangun dari kursinya dan menghampiri Lay yang sedang memanggang beef.

“Ada apa ya dengan Yoora?”, Tanya Songhee.

“Kalian ini para wanita payah sekali…masa tak tahu apa yang terjadi pada Yoora”, ujar Baekhyun santai.

“Memangnya kau tahu?”, balas Micha.

“Tentu saja! Hanya dengan mendengar ceritanya saja, aku bisa memastikan kalau Yoora sedang hamil”, Sehun tersedak mendengar perkataan Baekhyun. “Mworago??”, Tanya Sehun terkejut.

“Kau juga pabo sekali….tidak peka jadi suami”, ujar Baekhyun.

“Ya Sehunna, cepatlah periksakan Yoora..apa kau tak ingat bagaimana Baekhyun menebak kehamilan Songhee dua bulan yang lalu? Bisa jadi kali ini ia benar”, ujar Chen.

“Maja maja…”, ujar Chanyeol.

"Kurasa bisa jadi Baekhyun benar...nafsu makan Eunkyo juga meningkat drastis ketika diawal-awal aku belum mengetahui kehamilannya", ujar Kyungsoo.

“Yeokshi..Byun Baekhyun memang tiada duanya”, ujar Baekhyun percaya diri. Sehun segera berlari menemui Yoora dengan sepiring beef steak di tangannya. Chen juga turut bangkit dari kursinya tak lama setelah kepergian Sehun.

“Jongdae-ah kau mau kemana?”, Tanya Kyungsoo.

“Menemui Suri…aku jadi khawatir, tadi pagi ia terlihat kurang sehat…aku hanya ingin memastikan saja kalau dia..”

“Hamil? Asih jincha…kenapa banyak sekali yang hamil”, ujar Suho.

“Chen-ah, kau tidak mengkhawatirkanku?”, ujar Minhyo.

“Kenapa juga ia harus mengkhawatirkanmu?”, Tanya Kris datar.

“Hahaha..sepertinya Kris hyung lebih mengkhawatirkanmu noona…”

“Ah tidak…itu hanya perasaanmu saja”, ujar Kris cuek. Tak lama kemudian Chen pun pergi menemui Suri. Beberapa menit setelah kepergian Chen, kali ini giliran Kai yang pergi ke dalam dengan alas an ingin bermain dengan keponakan-keponakannya. Eunhee memperhatikan Kai yang berlari ke dalam. “Aku curiga dengan anak itu”, ujarnya. Tak hanya Eunhee, Kyungsoo juga memperhatikan Kai dengan seksama.

“Wae?”, Tanya Minseok. Eunhee kemudian melemparkan pandangannya pada Kyungsoo. “DO-ya, apa kau tahu ada sesuatu antara Jongin dan adikmu?”

“Ne? Naneun mollayo…Kyungna tak pernah cerita apapun. Ia hanya bilang padaku bahwa ia dan Kai hanya bersahabat saja...aku akan menanyakannya jika kau mau noona", ujar Kyungsoo.

"Ani gwenchana...", ujar Eunhee tersenyum.

Minseok merangkul Eunhee dan menepuk-nepuk pundaknya pelan. “Sudahlah jangan terlalu dipikirkan…lagipula Kai sudah dewasa”, ujar Minseok.

“Ne yeobo..”, ujar Eunhee patuh.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK