10.30 AM
POV : Minseok.
"Aku bersedia" Ku dengar jawaban lantang terucap dari bibir JoonMyeon. Hal serupa juga dijawab oleh Miyoung. Mereka telah resmi menjadi pasangan suami-istri sekarang. Pancaran kebahagian tergambar jelas dari raut wajah keduanya.
"Mereka sepertinya bahagia sekali", ujar Inkyung disamping ku berdecak haru. "Tapi aku lelah Oppa", Inkyung menyandarkan kepalanya dipundakku manja. Ckck ia sudah tumbuh dewasa, juga sudah memiliki anak tapi tetap saja manja begini.
Yeoja lain yang juga kelihatan sangat lelah adalah gadis kecil ku Flo. Ia sudah tertidur lelap dalam waktu kurang dari limabmenit saja setelah sampai dipelukan ku.
Tepuk tangan meriah menyambut kedua pengantin saat mereka berhadapan. Suho mengecup singkat bibir Miyoung dihadapan semua orang. Ah.. aku ingin menangis jadinya. Keduanya berjalan berdampingan meninggalkan gereja. Seluruh tamu yang hadir mengikuti mereka. berkumpul di belakang mereka karena Miyoung akan melempar bunga pengantin nya. Mitosnya.. seseorang yang mendapatkan lemparan bunga pengantin akan segera menikah juga. lau begitu sebaiknya aku tidak ikut antri, karena aku tidak ada niatan untuk menikah untuk yang kedua kalinya tentunya.
Kebahagian ku lenyap saat kulihat Songhee yang kini berdiri di samping Chanyeol, hampir saja terjatuh setelah ia sempat tidak stabil berdiri. "Songhee-ah!" Pekik beberapa dari kami.
Chanyeol dengan sigap menahannya. "Songhee-ah gwenchana?" Tanya Chanyeol khawatir.
Songhee menggeleng, "Tidak apa, aku baik-baik saja"
"Tapi kau pucat sekali Songhee" Ujar Eunhee ikut menopang tubuh Songhee.
Baekhyun tetap teguh pada pendapatnya semula "Kau pasti hamil"
"Baekhyun-ah", Micha disamping Baekhyun memintanya diam.
Mood Songhee tiba-tiba buruk. Ia sangat kesal dengan ucapan Baekhyun. Ia berjalan mendekati Baekhyun dan DUKK..
"Aw yaa..!" pekik Baekhyun setelah Songhee menendang kakinya sangat keras.
Chanyeol juga yang lainnya memisahkan Songhee dan Baekhyun. "Songhee-ah, sabar.. sabar wae? ada apa kenapa kau marah begitu?" Tanya Chanyeol.
Aku juga tidak mengerti apa yang terjadi pada Songhee. Padahal saat datang tadi, walau ia sedikit pucat, ia terus tersenyum-senyum sendiri seperti sedang bahagia. Tapi sekarang ia seperti itu.
Songhee memeluk Chanyeol. Ia angat sangat kesal sepertinya. Emosi Songhee kurang stabil nampaknya. Ia juga serta merta menangis tanpa alasan. Chanyeol panik karena masih banyak tamu yang berkumpul di depan pintu gereja menantikan pelemparan bunga Miyoung. Ia membawa Songhee agak ke dalam agar tidak terlalu menarik perhatian orang. Sungchan, Eunhee, Inkyung, Lay, Kris juga Luhan mengikuti Chanyeol dan Songhee.
Sedangkan Aku, Micha, Minhyo, Sehun dan Yoora membantu Baekhyun yang sedang kesakitan. Ahh~ anak itu, sudah kuperingatkan untuk tidak bicara sembarangan tapi tetap saja. Beginilah akibatnya, kita tidak pernah tahu suasana hati seseorang. Songhee bukan Micha yang diam saja diapakan pun oleh Baekhyun.
"Baekhyun-ah gwenchana?" Tanya ku.
"Aww sakit sekali hyung", rintih Baekhyun.
"Hahahah rasakan hahah" Tawa Minhyo santai.
Leehyun kecil mendadak menangis dipelukan eomma nya, Micha. Bayi kecil itu seolah merasakan sakit yang dirasakan appanya "omoo.. Leehyun-a uljima"
"Baekhyun samchun huaaa", Sungsoo menangis sambil memeluk Baekhyun. Akibatnya Lincoln juga jadi ikut menangis dan flo di pelukan ku terbangun lalu ikut merengek..
"Jangan menangis sayang..", Kutepuk-tepuk pelan punggung anak ku flo. "Lincoln, Sungsoo jangan menangis anak-anak"
Sehun dan Yoora membantu mendiamkan Sungsoo dan Lincoln. "Dont cry lincoln-ah.. uncle Baek is alright" Ujar Yoora pada Lincoln.
"Sungsoo-ya paman Sehun punya permen, ini aaa~~" Tawar Sehun tapi tidak digubris oleh Sungsoo.
"Sehun-ah ayo kita ikut berkumpul memperebutkan bunga", Ajak Tao tidak peduli.
"Untuk apa? aku kan sudah menikah", Jawab Sehun. "Istriku satu saja tidak habis-habis untuk apa tambah? hahah", Jawab Sehun asal.
Yoora juga membentak Tao. "Kau juga harusnya bantu mendiamkan anak-anak!"
Bukannya membantu. Tao justru berlari pergi menuju kerumunan orang. Sasar Huang Zi Tao hufhh~ memang tidak bisa diharapkan.
"Eiii.. Samchun baik-baik saja, uljimaa.. uljimaa", jar Baekhyun memeluk Lincoln dan Sungsoo satu persatu. "Lihat, Leehyun jadi menangis makin keras kan?", Baekhyun sulit berdiri. Ia meminta Micha untuk berjongkok agar ia bisa menenangkan Leehyun. "Leehyun-ah, appa gwenchana.. uumcch", Ia mencium pipi chubby anaknya.
"Leehyun uljimaa", Seru Sungsoo dan Lincoln. Anak-anak yang manis. Mereka membantu Baekhyun untuk menenangkan Leehyun. Setelah melihat Hyung-Hyung nya juga sudah diam, Leehyun tidak menangis lagi. Begitu juga dengan Flo.
"Appa.. put me down please" Pintanya. Aku menurunkan Flo dan ia pun segera bergabung bersama Sungsoo, Lincoln dan Leehyun.
Kulihat Sehun dan Yoora di samping ku tersenyum melihat mereka. "Kalian harus segera memiliki anak juga…mereka lucu sekali bukan?", goda ku.
"Yehet.. Ohorat!", Sehun menyenggol Yoora genit.
"Ah mwoya!", Malu-malu jawaban Yoora balik menyenggol Sehun. "Tapi Oppa, bagaimana kami mau punya anak? Tao sering serkali menginap di rumah kami! Ia bilang di rumahnya ada hantu jadi ia tidak berani tidur di rumahnya. Kami ingin mengusir nya tapi tidak enak Oppa.. sepertinya kami harus pindah rumah", gerutu Yoora.
***
POV : Author
Chanyeol memeluk Songhee. Ia menepuk-nepuk pelan pundak Songhee yang perlahan membaik. "Baekhyun hanya bercanda. Kau tahu kan Baekhyun sering begitu? jangan diambil hati"
"Mianhae.. aku hanya emosi saja hiks" Jawab Songhee.
Inkyung mendekati Chanyeol. "Aku dapat mengerti perasaan Songhee. Setiap yeoja pasti ingin memberikan kabar baik seperti ini dengan cara yang baik juga. Tapi Baekhyun merusak semuanya, biasa sekali dia itu", ujar Inkyung.
"Chakaman.. Apa maksudnya Songhee..?", Tanya Sungchan mencari kejelasan.
Chanyeol mengarahkan pandangan pada Songhee. "Solma! Kau…….hamil?", Tanyanya.
Songhee mengangguk pelan. "Ne…hikss.. aku ingin memberi kejutan pada mu, tapi Baekhyun merusak suasana hati ku hikss"
Chanyeol tersenyum lebar. Ia meneteskan air mata, tapi segera ia hapus secepat mungkin. Segera dipeluknya Songhee dengan erat. "Aigoo.. hhh~ Aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih yeobo.. gomawo.. saranghae", Ujarnya terharu.
"Nado saranghae", Jawab Songhee memeluk Chanyeol tidak kalah erat. Mereka sudah menikah satu tahun lamanya. Kehamilan Songhee tentu sangat membahagiakan bagi Chanyeol dan dirinya.
"Chukahae Chanyeol-ah", Ucap Eunhee tersenyum.
"Congrats bro" Ucap Kris.
"Keponakan! kita akan punya keponakan yeobo!", Seru Luhan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
CHANYEOL SONGHEE FLASHBACK STORY
☆*:.。. o)o .。.:*☆
5 Years ago.
Baekhyun, Chen, dan Kyungsoo berdiri di sekitar Chanyeol yang terus tersenyum walau semua orang tau hatinya sakit saat itu. "Kenapa kalian berkespresi seperti itu?" Tanya Chanyeol dengan senyuman palsu tersemat di wajahnya.
Baekhyun, Chen, dan Kyungsoo tidak memberi jawaban. Mereka yang biasanya selalu ribut itu tersenyap dalam suasana prihatin. Keadaan serupa juga ditunjukkan Sungchan. Kakak kandung Chanyeol itu berdiri tak jauh dari sang adik. Ditemani dengan kekasihnya, Luhan, juga Minseok berada di dekat mereka. Sungchan tidak bersuara, termakan tatapan sendu nya.
Riuh mulai terdengar saat Suho menampakkan diri. Keriuhan itu sesaat berubah menjadi kebekuan. Setiap mata yang menandang seperti tak percaya melihat Suho mengenggam tangan Miyoung menuju tempat terdepan berdiri di antara kedua orangtua mereka. Keributan kecil sempat terjadi antara Tuan Kim dan Suho di depan sana. Suho dan Miyoung terlihat kembali berjalan menghampiri Songhee yang masih berdiri terpaku di tengah-tengah ruangan. Namja itu lalu memeluk Songhee erat. Ia menoleh kea rah Chanyeol dan yang lainnya. Pandangan mereka bertemu. Chanyeol melihat Suho tersenyum tulus ke arahnya. Hati Chanyeol semakin terasa sesak kala melihat senyum itu. Tak lama setelahnya, ia melepaskan Songhee dan yeoja itu berlari pergi meninggalkan acara begitu saja. Suho sendiri juga hanya berdiri di sana membiarkan Songhee pergi dari hadapannya begitu saja.
Suho lalu terlihat mengeluarkan handphone dari sakunya dan menunjukkan nya pada Chanyeol. Ia memberi kode pada Chanyeol agar mengecek handphone miliknya karena Suho mengirimkan sebuah pesan yang mungkin belum Chanyeol baca.
Chanyeol mengecek handphonenya dan pesan dari Suho dibacanya perlahan. Ia kembali menatap Suho setelahnya. Meskipun hatinya masih diliputi perasaan bersalah, namun ia mengangguk pelan, lalu segera berlari meninggalkan tempat pertunangan.
"Chanyeol-ah! Kau mau kemana?!", Tanya Chen tanpa mendapat jawaban. Ia hendak mengejar Chanyeol, namun Kyungsoo dan Baekhyun menahannya.
“Sudahlah…biarkan ia dan Songhee menyelesaikan semuanya”, ujar Baekhyun.
Chen pun kembali duduk di tempatnya. Keheningan kembali menyeruak di antara mereka. Tak tahu apakah mereka harus senang atau sedih karena ini semua. Di depan sana, Keluarga Lee dan Keluarga Kim terlihat tengah berunding hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan pertunangan Suho dan Miyoung sembari terus meminta maaf kepada para tamu.
***
Chanyeol berlari ke sebuah tempat yang telah diberitahu oleh Suho. Ia menaiki beberapa tangga dan akhirnya berpapasan dengan seseorang yang dicarinya "Huh.. huh.. huh.. Songhee-ah"
"Chanyeol-ah~~ Hiksss…", Chanyeol segera berlari kea rah Songhee dan menariknya ke dalam pelukan.nya Tangis songhee pecah seketika dalam pelukan Chanyeol. "H..Hikss.. Hikss Hikss.. mereka... mengapa mereka hikss.. Miyoung eonnie, Suho Oppa wae hikss", Perasaan terpukul Songhee membuatnya sulit untuk bicara. Ia merasa bersalah akan apa yang terjadi pada Suho dan Miyoung.
"Songhee-ah.. apa yang mereka jalani adalah pilihan mereka. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Suho hyung beberapa kali memaksa ku untuk merayu mu agar kau mau menghentikan acara hari ini, tapi aku menolaknya. Mianhae.. Mian karena aku tidak cukup memiliki keberanian untuk mempertahankanmu. Sejak awal, aku membiarkan orang-orang disekitar ku berkorban demi diriku yang bodoh dan tidak mau melakukan apapun ini. Mian kalau saat ini kau merasa bersalah karena pengorbanan Suho hyung dan Miyoung noona, mianhae.. jeongmal mianhae", ujar Chanyeol panjang lebar.
Songhee mendorong pelan Chanyeol agar melepaskan pelukan mereka. Ia mengungkapkan sesuatu yang tersimpan di hatinya. "Majayo.. Ini semua memang kesalahan mu! Kau yang membuat ku frustasi! hikss.. kau membuat ku merasa apapun yang ku lakukan untuk melawan tidak akan ada gunanya lagi! Kau membuat ku mati-matian mendoktrin diri ku untuk menerima Suho Oppa dan sekarang aku harus menerima kenyataan mereka melakukan semua ini untuk mengembalikan ku pada namja yang tidak pernah berusaha sedikitpun untuk mempertahankan cinta nya pada ku!! KAU BODOH!! BODOH PARK CHANYEOL!! hiksss.. hikss", seru Songhee sambil memukuli Chanyeol berkali-kali karena ia kesal akan perbuatan Chanyeol selama ini. Chanyeol sendiri hanya diam saja, membiarkan Songhee memukulnya sampai ia puas. Ia merasa ia pantas mendapatkan perlakuan semacam itu.
Setelah lelah memukuli Chanyeol dengan membabi buta, Songhee bersandar pada bagian penyangga tangga. Ia terus menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Mengapa aku harus jatuh cinta pada namja seperti dirimu hikss... mengapa meskipun sudah sesakit ini sekalipun aku tetap ingin bersama mu? hikss hikss waee.. hikss"
"Mianhae", Seperti kaset kusut, hanya kata maaf yang mampu terucap dari bibir Chanyeol. Perlahan satu demi satu langkah ia mendekatkan dirinya pada Songhee. "Mianhae", ujar nya sekali lagi. Disentuhnya tangan Songhee yang menutupi wajah yeoja itu. Chanyeol menarik tangan itu turun. Tatapannya yang sendu saling terpaut dengan tatapan Songhee "Maaf karena kau harus mencintai namja seperti ku.. dan maafkan aku karena aku. ... mencintai mu"
Songhee tidak bergeming saat Chanyeol semakin dekat dengannya. Tangan kiri Chanyeol bergerak di samping kepalanya, memepet Songhee pada pembatas tangga. Mata Songhee melebar saat Chanyeol menautkan bibir mereka. Hal itu tulus dilakukan oleh Chanyeol untuk membayar semua kekcewaan yang telah ia berikan untuk yeoja yang ia cintai.
Jalan cinta Songhee dan Chanyeol setelahnya pun tidaklah mudah. Meskipun Suho dan Miyoung sudah membereskan masalah pertunangan ini, kedua orang tua Songhee tetap memandang Chanyeol sebelah mata karena Chanyeol tidak berasal dari keluarga kaya raya. Chanyeol berjanji pada Songhee bahwa ia tidak akan menikahi Songhee sebelum ia menjadi seseorang yang sukses. Ia ingin membuktikan pada semua orang ia juga bisa berjuang untuk mempertahankan cintanya.
Chanyeol dan Songhee baru menikah empat tahun kemudian setelah Chanyeol menjadi seorang musisi dan pencipta lagu yang sukses. Ia memiliki label rekamannya sendiri yang ia rintis bersama dengan Songhee setelah pernikahan mereka.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
END CHANYEOL SONGHEE FLASBACK STORY
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Back to current time
10.40 AM
"Suho hyung aku disini! lempar kesini!", Tao berteriak-teriak ditengah tamu-tamu yang sedang menanti pelemparan bunga pengantin. Semangatnya berkobar kobar mengharap ia mendapatkan bunga pengantin. Ia juga tak segan saling mendorong dengan tamu lainnya seperti layaknya ibu-ibu yang sedang berebut baju diskonan.
"Tao-ya, kalaupun kau dapat bunga nya, bukan berarti jodoh mu akan langsung datang..heol paboya", Ujar Chen menemani Tao. "Kau terlalu bersemangat"
"Siapa yang tahu hyung! Bisa jadi jodoh ku ada di ruangan ini.. aku baru bisa bertemu dengannya setelah mendapatkan bunga nya kan?", Jawab Tao menggebu-gebu.
"Ya terserah kau saja", Chen hanya bisa pasrah menunggu di belakang Tao.
"HANA... DUL....SET", Hitungan akhir Suho menandakan Miyoung siap melemparkan bunga ke belakang. SHUUUUNGGGGGGG~~ Bunga itu melayang cukup tinggi. Mata Tao bagai mata elang yang siap menangkap mangsa. Bunga itu datang ke arahnya. Ia bahagia setengah mati, melompat dengan semangat berkobar untuk menggapai bunga tersebut, ditambah ia juga memang memiliki keuntungan karena tubuhnya tinggi.
SHHUUUNGG~ PLUK! Tao melompat terlalu tinggi, sehingga bunga itu hanya melewati Tao dan lolos di antara helaan ketiak Tao (?).
"A~~N~~D~~W~~E!", Shuungg~ Gubrakkkkk! Nasib baik tak juga berpihak pada Tao.Bukan buket bunga yang didapatkannya, ia justru malah terjatuh setelah melompat tinggi karena ia terlalu bersemangat melompat.
PLUK!. Buket bunga itu membentur kepala Chen. “YA!!”, Chen yang sedang bosan hendak marah karena berpikir seseorang memukul kepalanya. Namun ia mendadak terdiam ketika semua mata terarah padanya. “Wae? Wae?”, Tanya Chen bingung hingga akhirnya ia menyadari bahwa buket bunga milik Suho dan Miyoung jatuh tepat di pangkuannya. “Eo? Ini….OMOOOO! YAHAHAHAHAHA! AKU DAPAT BUNGANYAAA! KYAAA AKU AKAN SEGERA MENIKAAH!”, serunya segera bangkit dari kursinya dan melompat kegirangan padahal sebelumnya ia tak tertarik dengan acara merebut buket bunga itu.
Suara sorakan dan tepuk tangan mengiringi Chen. "Huaaaa! Chukahaeee!", terdengar dari tamu-tamu yang ada. Chen membungkuk sopan berterima kasih.
Beberapa langkah di belakang Chen, Minhyo dan Baekhyun tertawa sampai jungkir balik(?) melihat kejadian tersebut. "Bwahhahahahaha bwhahahahah bwhahah"
"Poor Green uncle", Ujar Flo pada Lincoln dan Sungsoo.
Sungsoo mencolek Lincoln, “Noonamu bicara apa?”, Tanya Sungsoo pada Lincoln polos.
“Itu artinya…Paman Tao itu miskin”, ujar Lincoln menjelaskan maksud ucapan Flo meskipun bukan itu yang dimaksud Flo. Namun, Sungsoo hanya mengangguk-angguk pelan.
"Tao Samchun babo", Ujar Sungsoo dan Lincoln bersamaan.
Baekhyun merangkul ketiga ponakan nya yang lucu itu. "Good job Yaedeura, Green Uncle itu memang bodoh, makanya kalian jangan main dengan dia ara?"
"Ya Baekhyun Oppa! Stop it! Jangan ajarkan anak-anak yang tidak-tidak terus!", Protes Yoora yang tanpa sadar ternyata suaminya, Sehun, juga sudah ikut-ikutan dengan Baekhyun, meracuni pikiran anak-anak polos itu untuk mengatai Tao.
"Hyung igo daebakkidda wkkwkwk. . josimae yaedeura", ledek Sehun.
"Kalian kakak beradik sama saja heol... Minseok Oppa lihat mereka itu!", Adu Yoora pada Minseok.
"Aku juga sudah kewalahan menasehati mereka Yoora-ya. Mianhae…" Jawab Minseok seraya melambaikan sapu tangan putih.
***
Acara resepsi baru akan dilaksanakan nanti malam. Suho dan Miyoung sudah pergi dengan mobil pengantin membawa mereka untuk beristirahat. Sisanya memilih untuk beristirahat sejenak. Membicarakan untuk makan bersama. Kesibukan mereka masing-masing membuat suasana berkumpul seperti ini cukup jarang terjadi. Karena itu tidak ada salahnya mereka makan siang bersama sebelum nanti malam kembali repot membantu Suho dan Miyoung dalam acara resepsi.
Mereka masih berada di depan gereja untuk berbincang-bincang. Tak sengaja telinga Kris menangkap suara-suara gaib (?) yang tidak diharapkan nya.
"YAA! APPA!", Teriak dua orang anak kembar menghampiri mereka. Kedua anak yang usianya beberapa bulan lebih tua dari Lincoln ini berlari menuju sang ayah.... Kris. dalam keadaan Emosi jiwa (?).
"Ya! apa yang kalian berdua lakukan disini?! Sudah kusuruh kalian dirumah saja", Seru Kris pada kedua anak kembar nya ini.
"Stay at home Nae style aniya.. ", Jawab si kembar namja, Chris.
"Nado nae style aniya", Jawab si kembar yeoja Christina.
“Oh My God….Mereka benar-benar anaknya Kris", Ujar Mereka semua disana.
"Ya Tuhan! tolong anak-anak siapa ini menyusahkan saja!", Seru Minhyo pusing bertemu Chris dan Christina.
"Ahh Tuhan! tolong istri siapa ini menyusahkan saja", balas Kris tak kalah menyebalkan menanggapi ucapan Minhyo.
Minseok menutup telinga Flo, Lay menutup telinga YiYoung, Eunhee menutup telinga Lincoln, Sungchan juga ikut menutup mata Sungsoo dan Luhan menutup telinga Sungsoo. Baekhyun dan Micha menjauh beberapa langkah. Itu semua mereka lakukan agar anak-anak mereka tidak meniru tingkah anak-anak Kris.
"Jincha Oppaya….kau ajarkan apa pada anak-anak mu?", gerutu Yoora mendadak malu mengakui kedua anak itu adalah keponakannya.
"Cool kids always like this.. Yoora ahjuma", sambar Chris dan Christina santai.
"YA! NEO I NOMDEUL JINCHA!", Yoora emosi mendengar sebutan 'ajuma' dari kedua keponakannya. Sehun menahan Yoora sambil tertawa terbahak-bahak. “Nan Imo-ya IMO!”, sambungnya meralat ucapan kedua anak kembar spektakuler itu.
"Bwhahaha Daebak! perpaduan yang sempurna!", Seru Sehun. "Kalian keren sekali! High-five!", Puji Sehun puas sembari berhigh-five dengan Chris dan Christina.
Chris dan Christina menyibak rambut mereka lalu membalas kode high-five dari Sehun. "Yes, we are!"
Kris juga melakukan hal serupa. "Yokshi My cool son and My cool daughter", Mereka bertiga berpose Cool membuat setiap mata yang memandang mereka mendadak pedih.
Chen melihat seorang yeoja berlari ke arah mereka. "Ommoo.. kalian disini rupanya! Chris... Christina.. eo!" Yeoja itu kaget melihat yang lain berkumpul.
"Suri-ya!", seru Chen berbinar melihat kedatangan Suri.
"Jongdae-ah", Suri membungkuk sopan pada yang lain. "Annyeonghaseyo" Suri merapatkan diri pada Chen. Ia mencengkram kuat tangan Chen. "Kupikir mereka hilang.. aku tidak kuat melatih mereka hing~", keluh Suri.
"Ahahah!", Chen tertawa geli. Ia mengusap kepala Suri. "Himnae haha"
"Oii Kang Suri!", Sapa Baekhyun dan Chanyeol
Suri menorah. "Eoh.. Byun Baekie? Park Chan chan? kalian kah itu? Omooo ada Micha eonnie dan Inkyung.. Songhee juga.. bogoshippeo!", Ia kemudian melihat mereka sekali lagi seolah berpikir sesuatu. “Kemana anggota kalian satu lagi?”
“Ah…maksudmu Kyungsoo? Sudah relakan saja dia”, ujar Baekhyun asal.
“M-Mworago? Apa yang terjadi-“
“Yah neo! Haha”, sambar Chanyeol. “Kyungsoo tak bisa datang karena Eunkyo noona baru saja melahirkan semalam.
“Ah…jincha?! Namja atau yeoja?”, Tanya Suri lebih jauh.
“Yeoja”, ujar Chanyeol.
"Bagaimana konser pianomu di jeju minggu lalu, sukses?", Tanya Songhee seraya memeluk rindu Suri, mantan teman sekelasnya di tingkat empat itu.
"Ne.. dan aku membelikan oleh-oleh untuk kalian, tapi belum sempat ku berikan" Jawab Suri.
"Ahh.. ngomong-ngomong ada yang ingin kuberikan untuk mu", Ujar Chen tersipu malu.
"Mwoga?", tanya Suri mengantisipasi.
"Ehemmm", Goda Lay dan Inkyung.
Chen menunjukkan buket bunga pengantin yang berhasil di dapatkannya. Suri terkejut "Oh ini.."
"Lamar.. lamar.. lamarrrr!", Seru Baekhyun, Chanyeol, Luhan, Minseok, Lay,Tao juga Sehun bersamaan.
Chen terkekeh. "Ahahha Marry me Suri-yaa hahah", Canda Chen hanya memuaskan hasrat para penonton. Wajah Suri bersemu merah, ia mencubit pinggang Chen malu.
"Andweeee jangan bermesraan dihadapanku..... Jongdae-ah, jangan nikahi yeoja lain! Bagaimana nasib anak dalam kandungan ku?" Pekik Minhyo.
Suri tertawa mendengar ucapan Minhyo. Ia tidak marah, karena ia sudah sangat mengenal Minhyo dengan baik. Minhyo juga sering sekali berucap demikian. "Eonnie kkkkk! Ya! lihat itu perbuatan mu Kim Jongdae!", Canda Suri mendukung Minhyo.
"Mwoya! kau ikut-ikutan Minhyo noona begitu", gerutu Chen sambil merangkul pundak Suri.
Mereka semua mendadak terdiam saat si kembar Chris dan Christina kembali angkat bicara. "Ya eomma! Calon adikku adalah calon anak keren! Mana mungkin ia anak paman dinosaurus!", seru Chris.
"Dan berwajah seperti unta", Tambah Christina. "My father is the most perfect namja in this galaxy.. Eomma seharusnya bersyukur"
“Ya! Ya! Noona igo bwayo! Ya aku juga tak mau menjadi ayah kalian!”, balas Chen tak terima dengan ucapan Chris dan Christina.
"Ya kalian anak-anak alien kurang ajar!", Seru Minhyo pada anak-anak nya.
Kris juga ikut habis kesabaran. "Ya! Kau yang mulai semua ini lebih dulu! Salah mu sendiri mengatakan bayi dalam kandungan mu adalah anak orang lain sementara suami mu yang paling tampan ini ada disini", gerutu Kris.
"Galaxy family nae style aniya", Ujar mereka semua disana bersamaan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
CHEN MINHYO KRIS FLASHBACK STORY
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Chen memberikan sebuah Kalung pada Minhyo. "Noona, ini yang ku janjikan sebagai pengganti roti.. Kkkk. Sesuatu yang tidak akan basi"
"Omooo! Kau pasti menggunakan uang Suho! Kau pasti memintanya membelikan ini untukku, mengaku saja!" Seru Minhyo.
"Aku sudah berjanji pada Suho hyung akan menggantinya pelan-pelan, tenang saja noona hehehe…noona harus janji akan selalu mengenakannya ^^"
"Araseo.. aku menyukainya. Gomawo Jongdae-ah…aku akan selalu mengenakannya. Dengan begini aku akan merasa kau selalu dekat denganku", Ujar Minhyo. Tanpa alasan Minhyo memeluk Chen. "Jongdae-ah", gumam Minhyo pelan. Tanpa Chen sadari, wajah yeoja itu perlahan berubah sedih.
"Waeyo noona? tidak biasanya kau manja begini hehe"
"....", Minhyo melepaskan lagi pelukannya. "Itu pelukan terakhir ku"
"Hahah mwoya?.. Masih ada dua hari lagi", Seru Chen menanggapi ucapan Minhyo tadi sebagai sebuah candaan.
Minhyo terdiam. Ia menghela nafasnya. Jauh di dalam hatinya ia ingin memberi tahu Chen bahwa ia akan pergi esok hari. Tapi jika Chen berada di sampingnya esok, akan semakin berat dirinya untuk pergi sementara kepergiannya adalah sebuah keharusan. "Jongdae-ah, apa kau pikir aku ini yeoja yang baik?" Tanya Minhyo.
Chen menatap Minhyo heran. "Eum? Mengapa noona bertanya begitu.. tentu saja"
"Tapi aku sudah menyembunyikan hal penting yang seharusnya kau ketahui"
"Mwondae?"
"Tentang Suri, rekan kerja mu di radio academy itu", Jawab Minhyo.
Chen tersenyum tenang. "Hahaha Sudah kubilang aku hanya mengagumi Suri saja. Aku tidak berniat memiliki Suri. Noona tidak perlu merasa bersalah begitu. Apapun yang Minhyo noona sembunyikan tentang Suri, tidak akan berpengaruh terhadap hubunganku dan noona"
Minhyo menggeleng. Raut kesedihan terpancar dari wajahnya. Beberapa menit Minhyo terdiam, lalu ia menghela nafasnya pelan.
"Noona sudahlah jangan di pikirkan", ujar Chen. Ia menarik tangan Minhyo. Ia ingin mengajak Minhyo ke tempat lain untuk mencairkan suasana "Baegophayo....noona mau makan apa?"
"Jongdae", Minhyo menahan balik tangan Chen. Ia tidak memberikan Chen kesempatan untuk pergi.
"Noona.. aku.."
"Gomawo... kau sudah memberikan ku kesempatan untuk menjadi yeojachingu mu. Aku sudah berfikir ulang lagi dan sepertinya.. kau tidak cukup keren untukku heheh.. jadi sesaat setelah aku menginjakkan kaki ku di Jepang, maka saat itu pula hubungan kita berakhir", ujar Minhyo berusaha kuat mengucapkannya.
Kelopak mata Chen berubah sendu. Ia dapat merasakan pedih yang Minhyo sembunyikan darinya. "Guraeyo....kalau begitu kita nikmati dua hari terakhir MinChen bersama", Seru Chen juga berusaha tegar, agar tidak membebani Minhyo. Meski begitu, keduanya berakhir dengan saling memeluk satu sama lain. Chen masih mampu tersenyum tegar. Ia sadar betul ia memang belum bisa mencintai Minhyo dengan sepenuh hatinya. Namun jika Minhyo memang masih menginginkannya menunggu Minhyo sampai ia kembali nanti, Chen sebenarnya siap untuk melakukan hal tersebut. Minhyo adalah yeoja yang baik di matanya. Bukan sebuah keterpaksaan yang ia jalani bersama Minhyo selama tiga bulan terakhir. Ia merasa bahagia layaknya seorang namja yang sudah memiliki yeoja chingu pada umumnya.
"Hiks.. Jongdae.. Hikss.. Aku tahu kau tidak mau mendekati Suri karena kau sering melihatnya bersama dengan seorang namja. Hikss.. Namja itu.. Sebenarnya adalah kakak kandung Suri. Suri... Adalah tetangga samping rumah ku. Kami sudah lama saling mengenal. Suri belum memiliki namjachingu hh~ dan ia sepertinya juga cemburu karena melihat mu denganku selama tiga bulan terakhir ini. Ia sering bertanya pada ku apakah kau dan aku adalah sepasang kekasih hikss... dan maafkan aku.. karena aku sudah menceritakan semua yang sebenarnya terjadi antara kau dan aku kepada Suri hiks Hikss.. Ia yeoja yang baik dan manis. Aku tidak ingin menyakitinya.. Karena itu... berjanjilah padaku, setelah aku pergi ke Jepang, kau.. harus memulai suatu hubungan yang baik dengan Suri, kau harus menjaga Suri seperti kau menjaga ku. Aku tidak mau tahu. Aku ingin dengar kabar baik mengenai hubungan mu dengan Suri setelah aku kembali"
Hati Chen terenyuh. Minhyo baik..bahkan terlalu baik baginya. Masih lekat dalam ingatan Chen bagaimana Minhyo berusaha keras untuk mengejar-ngejarnya selama ini. Tapi ia menyerah hanya karena ingin Chen bahagia. Jika boleh jujur, Chen ingin memilih Minhyo lebih dari Suri saat ini. Tapi apa daya, ia juga tidak bisa memaksa Minhyo untuk merubah keputusannya lagi. Minhyo juga mungkin sudah memikirkan semua ini matang-matang. Chen sudah berusaha semampunya untuk membahagiakan Minhyo. "Araseo noona", Jawabnya menurut saja. "Jangan mengkhawatirkan ku, yang terpenting noona harus menjaga diri noona disana nanti. Noona bisa menghubungiku kalau noona memang membutuhkanku jeongmal.. Gomawoyo"
=== NEXT DAY===
"Berapa uang yang kau butuhkan?", Tanya Kris.
"Ya hikksss jangan merampok Bank! nanti dunia kaget ada berita seekor kuda membobol bank hiksss"
"Jangan banyak alasan! kau pasti mau operasi hidung di Jepang kan? makanya kau memaksa pergi" Ejek Kris. "Hikss..", Dalam kesedihan mereka, mereka terus berusaha mengejek satu sama lain.
"Hikssss.. Hiksss aarh Hiksss.. Hhhss~~~ Euu hikss.. Aku akan merindukan ucapan mu itu hikssss" Pelukan Minhyo terus semakin erat. Ia sudah tidak bisa bercanda lagi karena Kris membuatnya terlalu sedih. Bersama Kris disaat terakhirnya harus pergi ternyata lebih buruk daripada harus bersama Chen. Kris belum mau melepaskan pelukannya. Tangis keduanya mulai mereda. "Katakan pada yang lain aku sudah mendapat pekerjaan dan aku sedang sibuk kalau ada yang bertanya", ujar Minhyo mencairkan suasana. "Gomawo.. atas semua yang telah kau lakukan untukku. Maafkan aku karena aku selalu.. Hikss.."
"Menangislah lagi, dengan begini kau akan ketinggalan pesawat" Ujar Kris.
"Kau usaha sekali.. Gagal hari ini, maka aku akan pergi besok.. Begitu seterusnya", Minhyo melepaskan pelukannya. "Tidak akan lama, aku akan segera kembali dan mengejek mu lagi.. Akan lebih cepat kalau ada namja kaya raya yang mau menikahi ku hahahah", canda Minhyo meski akhirnya ia kembali terdiam. "Tidak lucu ya.. Mian", Minhyo membuka pintu mobil. Ia keluar dari dalam sana, sedangkan Kris masih termenung di dalam. "Annyeong.. Kris Oppa", Minhyo melangkah ke dalam bandara. Bayangannya terus menjauh sampai menghilang dari pandangan Kris.
***
POV : Minhyo
Apa-apaan kuda itu?! gara-gara dia aku jadi sedih begini! Dia bisa dramatis juga rupanya huweeee.. tapi mengapa aku jadi tidak tega meninggalkannya? Apa ia akan baik-baik saja tanpa yeoja keren seperti ku lagi disampingnya nanti? Kaki ku ini mendadak seperti batu yang sulit sekali bergerak untuk melangkah atau jangan-jangan di dalam bandara ada medan magnet yang menarik kakiku agar tidak pergi? Mungkin bandara ini tahu bahwa negara ini membutuhkanku untuk tetap menjadi yang terdepan (?). Belum sampai sepuluh menit aku berjalan masuk ke bandara, ku dengar suara gaib menyebut nama ku. "YA KIM PATRICK!!", RRRRRR! naga bonar jadi sembilan..spongebob square pants..kuda gila mau apa lagi dia?! sudah ku bilang jangan halangi aku! Ku balik tubuh ku, ku lihat ia mendekat dengan berlari ke arah ku. "Ya spongebob Wu mau apa lagi kau? Tolong.. Aku tidak kuat menangis lagi, nanti bisa merusak image ku", Ku kibaskan rambut ku agar terlihat keren. Aniya..bukan begitu juga. Sebenarnya aku sedih karena ia benar-benar terlihat sulit untuk melepaskan ku. Entah mengapa kurasa ia lebih tersakiti daripada semua orang saat tahu aku akan pergi? tapi tunggu! Aku kan memang hanya memberi tahu dia saja, tapi anggap saja begitu. Yang pasti ia saat ini sama sekali tidak terlihat sok keren seperti biasanya. Wajahnya berantakan (?) seperti seharusnya (?). Kasihan...hing.....
"Ku beri kau waktu dua bulan untuk pergi ke Jepang!", Serunya. Mwoya....bicara apa mahluk luar angkasa ini? Mana mungkin bisnis appa akan kembali membaik dalam waktu dua bulan? Memangnya aku tukang sihir yang tiba-tiba bisa memperbaiki sesuatu? "Dalam dua bulan, kalau kau belum pulang juga, jangan salah kan aku kalau kau akan dipulangkan secara paksa! kkeut!", Tanpa berkata apa-apa lagi dan berbuat apapun lagi ia pergi meninggalkan ku begitu saja. Aku tidak mengerti...mungkin ia berusaha untuk terlihat keren tapi gagal total. Ia lebih terlihat seperti namja mabuk. Kalau ingin keren harsunya dia berlari sambil memelukku, lalu mengatakan. 'Kajima.. Minhyo.. Saranghae' begitu! Errrr chakam.. Mustahil juga dia bilang begitu. Imajinasiku semakin tinggi seperti Patrick sungguhan Huffh ~~. Ku tatap sekelilingku, harapan ku untuk kembali suatu hari nanti, entah satu.. dua.. atau tiga tahun kedepan, ku harap hal itu dapat ku wujudkan. Semangat Minhyo! kau keren! kau kuat.. Kau pasti bisa!
REPLY (PM) >> Minhyo
Tanggung jawab... Kau membuat ku menangis T.T
Jangan bilang Tao yang mengajari mu menulis pesan tadi huaaaaa... Tolong titip chingu Tao, sekarang kau kan sudah tinggal dengannya lagi di rumah Suho.
Kau harus cepat kaya, susul aku ke Jepang lalu nikahi aku.
Ah.. Soal tangis menangisi tidak usah khawatir, kemarin ada yang menangis tersedu-sedu untukku.
See You Jongdae ^^
==JAPAN==
Minhyo memperhatikan layar handphonenya. Ia membalas pesan Chen sebaik mungkin, jangan sampai Chen menghawatirkannya. Ia lelah, baru satu hari saja ia sudah selelah ini. Banyak hal yang harus ia kerjakan. Semalam pun ia sama sekali tidak tidur. Sebentar lagi ia juga harus kembali berangkat untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebenarnya tidak ada hubungannya sedikitpun dengan bidang Minhyo. Ia lulus dari academy Music & Art dan sekarang harus mengerjakan bisnis yang sangat rumit.
Minhyo memasuki kamar mandi untuk sekedar membuat nya lebih segar dan dapat membuka matanya lebar, karena hari yang melelahkan sudah siap menantinya. Setelah ia selesai, sebuah pesan lain masuk ke account email nya. Sebuah foto dengan beberapa tulisan didalamnya:
From: Wu Yifan
To: My amazing patrick star
61-1= 60 Days
Will be there soon -Cool Guy, Spongebob-
Be strong patrick
Minhyo termenung memandang foto tersebut. Jauh dari bayangannya Kris sampai berbuat seperti itu. Meski sebenarnya ia sama sekali tidak mengerti maksud dari tulisan-tulisan Kris pada foto itu. Tapi gambar Spongebob dan Patrick saling berdampingan itu cukup menggambarkan bagaimana Kris mencoba mengatakan padanya bahwa Minhyo tidaklah sendiri. Meskipun mereka jauh, Kris akan selalu menjadi sahabat yang menemani Minhyo.
== KOREA==
Chen berjalan beberapa langkah meninggalkan halaman rumah Minhyo. Sedih sudah pasti ia rasakan. Ia mencoba kuat tapi memikirkan bagaimana nasib Minhyo disana membuatnya khawatir. Minhyo sering bercanda, membuat Chen sedikit sulit mengetahui perasaan Minhyo sesungguhnya. Kalau bukan karena Kris yang memberi tahu nya, sampai saat ini pun Chen mungkin tidak akan pernah mengerti hati Minhyo.
Chen pergi ke sebuah cafe. Tanpa sengaja saat ia melewati pintu seorang yeoja memanggilnya "Jongdae!". Chen menoreh. Ia menahan nafas kaget. Ia berfikir apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Chen melangkah malu-malu menghampiri yeoja itu. "Annyeong.. Suri-ya, kau tidak berangkat ke academy?"
"Annyeong Jongdae..", Sapa Suri. Ia mempersilakan Chen duduk di sampingnya. Tersirat ekspresi tak biasa dari Suri. Ia nampak mengetahui dari mana Chen sebelum ini. "Kau dari rumah Minhyo eonnie?" Tanya Suri mengejutkan Chen.
"A..e..au Ne", Jawab Chen.
Suri menundukkan kepalanya. "Kemarin.. Minhyo eonnie pergi ke bandara di antar oleh Kris Oppa. Aku ingin menghubungi mu, tapi eonnie melarang ku. Mianhae Jongdae-ah"
Chen tersenyum getir. "Mau bagaimana lagi.. Ia sudah memilih seperti itu. Kurasa semua ini juga yang terbaik untuknya.. semoga demikian"
"Eonnie pasti kesepian di sana", ujar Suri lirih. "Ia selalu ceria saat seseorang ada di sampingnya. Ia lucu dan sangat baik.. Kami berteman sejak kecil. Dulu aku sangat pemalu, tapi eonnie mengajarkanku untuk lebih banyak bicara. Sampai-sampai sekarang aku jadi cerewet begini psh~~ aku bahkan bisa menjadi DJ radio academy bersama mu, semua atas bantuan eonnie"
Chen menepuk-nepuk pundak Suri. "Kita hanya harus mendukungnya. Minhyo noona adalah yeoja yang kuat, ia pasti bisa menghadapi semua ini"
"Eum~ Kau benar. Ia bersinar dengan cara nya sendiri. Ia berbeda dengan yang lainnya. Aku.. sangat iri pada eonnie"
"Wae? Bukankah setiap orang juga memang bersinar dengan cara nya masing-masing? Begitu juga dengan Kang Suri ahhaha", Canda Chen memberikan semangat pada Suri. "Sekarang aku tahu mengapa Minhyo sangat menghawatirkan mu sebelum ia pergi"
"Eo?"
"Heum.. Ia meminta ku untuk menjaga mu hahaha", ujar Chen.
Wajah Suri memerah padam. "Aissh Minhyo eonnie! Mengapa ia mengatakan hal semacam itu pada Jongdae?", Gumamnya pelan.
"Suri-ah....Jangan menggerutu sendiri begitu hahaha! Minhyo memang begitu. Hahaha anggap saja kita sudah sama-sama tahu banyak hal. Sebenarnya aku malas juga berfikir yang sulit-sulit. Kalau memang masih bisa dijalankan dengan tenang, mengapa harus dipersulit? kau juga jangan terlalu banyak berfikir begitu". Suri menggeleng mengelak. "Naega? Aniya! Aku tidak berfikir apapun. Aku hanya sedang memikirkan perlombaan piano antar sekolah yang akan ku ikuti", elak Suri.
"Percaya.. Aku percaya" Canda Chen.
"Apanya yang percaya? wajah mu mengejek begitu!", Tuding Suri. Ia membuang muka sebal. Mereka berdua pun terdiam. Namun, Suri bosan diam lama-lama. Ia membuka pembicaraan lagi setelah memutuskan diam sendiri tadi.
"Jongdae-ah, aku bukan bergosip.. tapi apa kau yakin Minhyo eonnie menyukai mu?"
"Pertanyaan macam apa itu? jelas ia menyukai ku! wae? Kau cemburu haha"
"Ya aku serius! Ia lebih banyak bersama Kris Oppa di banding kan kau. Ia juga mempercayai Kris Oppa lebih dari mu. Buktinya Kris Oppa yang mengantar nya kemarin bukan kau", gerutu Suri. "Mian.. Aku ikut campur terlalu jauh. Aku hanya merasa eonnie sedikit berbeda saat ia bersama Kris Oppa. Eonnie.. menunjukkan dirinya yang sesungguhnya pada Kris Oppa. Nan molla....Tapi itu hanya pendapat ku saja" Ujar Suri memelankan suaranya. Miris terasa di hati Chen. Ia tak percaya kenyataan ini bisa menyakitinya juga. Tapi lagi-lagi Chen tersenyum tenang. Ia juga melihat apa yang dilihat oleh Suri. Minhyo dan Kris.. sulit dipercaya namun kenyataannya mereka saling terbuka satu sama lain. Kris juga selalu menjadi orang pertama yang berada di samping Minhyo bahkan setelah Minhyo tiga bulan ini menjadi yeojachingunya.
"Ku harap hal itu benar.. Mereka memang cocok. Walaupun setiap hari berkelahi, mereka saling menjaga satu sama lain"
"Kau tidak sedih?", Tanya Suri tak enak karena ia yang memulai pembicaraan.
"Mengapa aku harus sedih? Bukankah kau akan selalu ada disamping ku?", Goda Chen tenang disertai kekehan yang disebut Minhyo 'melengking'. Suri menutup telinganya.
"Ya! Suara mu kencang sekali "
"Kau mulai bertingkah seperti kawanmu Byun Baekhyun", Ledek Chen.
"Andwe.. Aku tidak suka disamakan dengan anak bawel itu!", protes Suri. "Ngomong-ngomong apa kabar dia?"
"Jangan tanya-tanya.. Ia sudah memiliki yeojachingu sekarang"
"Jincha! Siapa yang mau dengannya? kasihan sekali"
"Mungkin seorang penyabar seperti diriku"
"Cih", Gumam Suri. "Ah.. Aku sekarang naik ke tingkat empat heehhe..hebat bukan? aku masuk ke kelas 4-1. Hahaha tidak pernah ada mahasiswa academy yang hanya enam bulan di tingkat tiga seperti diriku" Pamer Suri bangga.
Chen terkekeh meremehkan, "Hahahaha.. Nado". ia menjulurkan lidahnya.
"Jincha?! Ahhh maldoandwee aaahhh!!", Pekik Suri kesal.
==Next one month==
Sungchan masuk ke dalam kamar Kris tanpa mengetuk pintu. "Kau sengaja merahasiakan hal ini dari ku?" Tanya Sungchan mendadak.
"Apa maksud mu", jawab Kris sambil berbaring tenang di ranjangnya, tak ingin terlalu serius menanggapi pembicaraan Sungchan.
"Aku baru saja dari rumah Minhyo". Ucapan Sungchan tadi membuat Kris terdiam. Ia langsung mengerti arah pembicaraan sepupunya itu "Ah"
"Kau tahu Minhyo adalah teman baikku bukan? Kau mengetahui hal ini? Kau merahasikan kepergian Minhyo? Jangan bilang tidak karena ku yakin kau mengetahuinya", seru Sungchan yakin. Ia duduk disisi tempat tidur Kris. Ia sedih, jelas. "Aku dan Micha noona mencarinya. Kami khawatir karena ia tidak pernah terlihat sama sekali. Kami pikir ia sudah mendapatkan pekerjaan dan kami baru mengetahui hal ini setelah satu bulan lamanya"
Kris bangkit dari tempat tidurnya. Ia merangkul pundak Sungchan. "Orang tua Minhyo dimbang kebangkrutan. Ia harus pergi ke Jepang untuk membantu bisnis ayahnya. Makanya selama ini aku membantunya agar Miyoung mau menerimanya bekerja di toko bunga. Aku bukan sengaja merahasiakan, tapi ku pikir akan membebani Minhyo jika semakin banyak orang yang mengetahui masalahnya. Ia tidak mau membuat kalian khawatir. Ia tidak mau kalian membaca perubahan sikapnya karena kalian mengetahui masalahnya. Ia hanya ingin menjadi Kim Minhyo yang biasanya, yang selalu terlihat bahagia seperti tanpa masalah" Jelas Kris.
"Hem.. Aku bisa mengerti. Maafkan aku karena tadi aku sempat sedikit kecewa" Ujar Sungchan.
"Aku juga akan melakukan hal yang sama jika aku berada dalam posisi mu" Jawab Kris "Hufh~~ Aku juga khawatir karena ia tidak pernah sekalipun membalas email yang ku kirimkan padanya."
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Menunggu.. satu bulan lagi ia pasti pulang" Jawab Kris meyakinkan dirinya.
==JAPAN==
Malam itu Minhyo berjalan gontai menuju kamarnya. Ia kelelahan sehingga kepalanya terasa sangat berat. Ia berbaring untuk mengurangi sakit di kepalanya. Pandangannya jauh menatap langit-langit kamar nan sepi itu. "Sampai kapan akan seperti ini?", Tanya Minhyo yang telah kehilangan selera humornya selama ia tinggal di Jepang. Ia mengambil beberapa foto nya bersama Sungchan, Micha juga yang lainnya. Kerinduan yang ia rasakan begitu dalam, membuatnya sedih hingga air matanya menetes. "Bogoshipeo hikss.. Annyeong babodeulie". lirihnya. "Hhhh~ Hiksss hiksss hikss", Isak tangis Minhyo menyeruak didalam kamar apartmentnya. Ia merindukan kebersamaan dengan sahabat-sahabatnya di korea.
==NEXT 30 DAYS... JAPAN==
Minhyo mendampingi sang ayah untuk bernegosiasi dengan seorang pengusaha asal Kanada di salah satu daerah. Ia berjalan tenang menyusuri sebuah peternakan dengan udara yang cukup sejuk di sana sambil menunggu sekaligus menenangkan pikirannya. Ia menyadari kini ia sendiri. Kemanapun matanya memandang, tak ada seorangpun di sampingnya. "Tapi aku kan wonder woman" Ujar Minhyo. Mata Minhyo menatap dalam danau kecil yang cukup luas. Ia ingat dulu juga ada sebuah danau yang selalu menjadi pusat pembicaraan orang-orang. Dimana danau itu juga yang menyebabkan ia menyukai Chen untuk pertama kalinya. Ia terkekeh sendiri. "Padahal apa tampannya Jongdae? lebih keren aku" Celetuk Minhyo. Merasa lelah, Minhyo hanya diam menatap danau lalu ia kembali melanjutkan langkahnya. Langkah kecil Minhyo terhenti tiba-tiba saat dilihatnya sosok yang tak asing baginya "Ya! Apa yang sedang kau lakukan disini kuda!!" Bentaknya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆