☆*:.。. o)o .。.:*☆
Suho's wedding day
10.10 AM
POV: Author.
Sejak tadi Minseok berusaha menghubungi Inkyung tapi belum sekalipun mendapatkan jawaban. Ia mengganjal handphonenya dengan pundak dan pipinya, karena kedua tangannya masih menggendong Leehyun.
"Belum ada jawaban juga?", Tanya Eunhee.
Minseok menggeleng , "Eobseo"
"Apa aku harus hubungi Kai? Mungkin dia ada disana dengan Sehun juga", ujar Eunhee.
Kris meraih Lincoln hendak menggendong nya. "Biar aku gendong Lincoln.. Sini jagoan ku"
"Yeeeay!", Seru Lincoln senang.
Eunhee tersenyum tenang membiarkan Lincoln bermain bersama Kris. Eunhee menggunakan Handphonenya untuk menelpon adiknya Kai. "Yeoboseyo.....Jongin-ah, eodiya?", tanya Eunhee.
"Ah gurae.. jadi kau tidak disana.. ah arasseo, annyeong", Eunhee menutup sambungan telpon. "Kai tidak bersama mereka. Ia ada di rumah sakit bersama Kyungsoo dan eunkyo. Ah...ia bilang tadi Eunkyo sudah melahirkan seorang bayi perempuan"
Baekhyun dan Micha yang berdiri di depan mereka dan mendengar pembicaraan Eunhee dan Minseok. "Kai ada di sana? Apa anak mereka sehat? Semalam mongie menelpon, tapi hanya sebentar jadi aku tidak sempat bertanya-tanya"
"Untuk apa tanya-tanya, kau bukan wartawan" Sahut Baekhyun asal.
"Araseo.. tapi aku hanya ingin tahu saja" Jawab Micha memelas.
Minseok dan Eunhee tersenyum kecil. Di tengah perbincangan itu, tiba-tiba Leehyun menggeliat dan mulai menangis. Minseok. "Omoo.. Leehyun-ah cup cup.....uljima"
Baekhyun mengeluarkan ucapan asalnya sekali lagi. Ia menyalahkan Minseok atas menangisnya Leehyun. "Whuaaa Leehyun pasti menangis gara-gara ia takut pada mu hyung.. Leehyun tidak suka suasana hening seperti di hutan. Ia suka suara music menghentak yang bisa membuatnya melakukan free style dance"
"Free style dance? tapi usia Leehyun baru tiga bulan" Ujar Minseok.
"Leehyun-aah!", Seru Lincoln. Ia kembali ke pelukan Eunhee agar lebih dekat dengan Leehyun. "Leehyun-ah uljimaa.. ini hyung pinjamkan robot kecil"
Baekhyun berjalan menghampiri Minseok. "Sini hyung, biar aku yang menggendongnya. Sudah ku bilang Leehyun tidak suka yang sepi-sepi", ujar Baekhyun menggendong Leehyun. "Wuaaa.. Wuaaaa" Ia menggerak-gerakkan Leehyun dalam gendongannya. Membuat berbagai ekspresi dan suara untuk menghibur Leehyun.
Micha mendekati Baekhyun dan membawa sapu tangan handuk untuk mengusap air mata dan keringat Leehyun. "Jangan bergerak terlalu kencang, kasihan Leehyun"
"Sepertinya ia butuh udara segar", ujar Baekhyun. "Ayo Kita keluar dulu sebentar. Buat apa juga lama-lama disini? bisa jadi juga pernikahannya batal"
Minseok melebarkan matanya memelototi Baekhyun. "Pelankan suara mu Baek! tidak enak kalau ada yang dengar", tegur Minseok.
"Baek samchun, aku ikutt..", Lincoln merengek ingin ikut.
Rengekan Lincoln juga diikuti oleh Sungsoo yang ingin ikut keluar bersama Baekhyun. Ia yang awalnya mengantuk itu, menarik-narik kedua orang tuanya untuk main ke luar. "Appa, eomma.. Sungsoo juga ingin ikut dengan Baekhyun samchun"
"Yeobo bagaimana kalau kita keluar dulu? disini juga panas sekali" Saran Luhan.
"Kau saja sana dengan Sungsoo," Jawab Sungchan.
Luhan membisikkan sesuatu pada Sungsoo, lalu Sungsoo menyampaikan ulang apa yang appa nya bisikkan. "Tapi eomma, kami tidak bisa hidup tanpa eomma" rayu Songsoo berkedip-kedip pada eommanya.
Dahi Sungchan berkerut seketika. Luhan dan Sungsoo melakukan high five sambil terkekeh.
"Eo! Yoora mengirim pesan pada ku!" sentak Kris kaget. "Mereka bilang Songhee tiba-tiba pusing dan hampir saja pingsan, karena itu mereka belum bisa berangkat"
Ya Tuhan!", Pekik Minseok, Eunhee, Chen, Sungchan, Luhan, dan Micha
"Jangan-jangan Songhee sakit keras.. WOW" Sahut Minhyo.
Chen menyenggol Minhyo, "Noona ini tidak bercanda"
"Mian", Minhyo menutup mulutnya.
Baekhyun juga tidak kalah santai dengan Minhyo. "Dia hamil mungkin hahaha"
"Baekhyun-ah!", Micha menutup mulut Baekhyun dengan tangannya.
Wajah Chanyeol semakin pucat.
"Aku sampaikan pada Suho dulu", Ujar Kris. Ia berjalan cepat ke depan untuk bicara pada Suho mengenai kabar ini.
"Semoga tidak terjadi hal yang buruk", Ujar Eunhee.
"Kuharap begitu", Jawab Minseok.
"Aku juga akan coba hubungi Miyoung", Eunhee menurunkan Lincoln dari gendongannya. "Lincoln-ah...main dengan Baekhyun samchun dulu ke depan ya? jangan nakal dan menyusahkan Baekhyun samchun dan Micha imo.. Ara?"
Lincoln menggerakkan tangannya ke atas kening, memberi hormat seperti tentara. "Ne Eomma!", Ia berlari sampai ke dekat Baekhyun. "Baekhyun samchun.." Teriak Lincoln bahagia khas anak-anak.
"Sini main hehehe", Sebelah tangan Baekhyun mengelus kepala Lincoln. Micha juga menggandeng tangan Lincoln agar ia tidak hilang.
Micha, Baekhyun, Luhan, Minseok dan Sungchan bersama Lincoln, Leehyun dan Sungsoo pergi keluar dari gereja. Chanyeol ikut bersama mereka untuk menenangkan pikirannya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Minseok.
Kami pergi ke sebuah tempat tak jauh dari gereja, sebuah restoran bernuansa taman dan terdapat privat room yang sengaja ku pesan agar anak-anak masih bisa dalam pengawasan kami. Mereka sepertinya memang 'gerah' berdandan rapi sedari tadi. Sesampainya di tampat ini Sungsoo dan Lincoln melepas jas rapi yang mereka kenakan. Mereka lucu sekali, berlari kesana kemari tidak bisa diam. Si kecil Leehyun pun terlihat lucu dengan mahkota raja yang dipasangkan oleh Baekhyun di kepalanya.
Cukup shock bagiku saat mendengar Baekhyun mengatakan bahwa Leehyun tidak suka suasana sepi. Biasanya anak bayi justru lebih suka saat suasana tenang apalagi saat ia mengantuk. Kupikir Baekhyun bicara sembarangan. Ternyata Leehyun memang suka suasana berisik. Baekhyun terus bicara padanya dari mulai sekedar hiburan sampai bicara aneh. Aku jadi khawatir dengan masa depan Leehyun hahaha. Sekarang anak ini tidak menangis sedikitpun. Ia terlihat senang, apalagi kalau sudah mendengar music. Tubuh kecilnya bergerak gerak meski tidak juga bisa disebut sebagai Free style dance seperti apa yang Baekhyun ucapkan.
Baekhyun bergerak-gerak tak karuan. Ia mencoba mengajarkan Leehyun kecil Free style dance. Micha di sampingnya hanya bisa tertawa melihat tingkah nampyon nya yang seperti ulat itu. Terkadang aku iri, meski terlihat menyebalkan dan tidak bisa diam begitu, Baekhyun adalah seorang ayah yang baik. Hahhaha yang hebat adalah aku tidak melihat perubahan sikap Baekhyun dulu dan saat ini, ia selalu seperti itu.
"Leehyun-ah, kau dengar kan tadi? Katanya anak Kyungsoo samchun itu yeoja. Kalau dia cantik nanti kau harus mengejarnya hahaha.. Nanti Appa paksa kyungsoo samchun untuk menyerahkan anaknya padamu! ahaha", Canda Baekhyun pada anaknya. Ia selalu menggoda Kyungsoo semenjak Eunkyo dinyatakan hamil. Ia mengatakan kalau anak mereka berbeda jenis kelamin maka ia akan menjodohkan anaknya dengan anak Kyungsoo. Celakanya ternyata berita kehamilan Micha dan Eunkyo juga hanya berbeda tiga bulan saja. Begitu juga dengan kelahiran kedua anak mereka akhirnya dan apa yang diucapkan Baekhyun menjadi kenyataan. Kedua anak mereka benar-benar berbeda jenis kelamin.
Sepertinya mulai saat ini Baekhyun memiliki bahan ancaman baru untuk Kyungsoo. Kasihan Kyungsoo sepertinya ia akan selamanya hidup dalam bayang-bayang kejahilan adikku Baekhyun hahaha.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
BAEKHYUN MICHA || KYUNGSOO EUNKYO FLASHBACK STORY
☆*:.。. o)o .。.:*☆
5 years ago
POV: Author
06.45 AM
Baekhyun menjemput Micha untuk berangkat ke academy. Ia bertemu dengan Sungchan dan Luhan di depan rumah Micha. Ia menghampiri mereka bertiga. Orang pertama yang ia sapa tentu saja.. Sungchan. "Annyyyyyyeeeooonggg~~~ Sungchan noona tak ku sangka pagi-pagi begini aku bisa melihat bidadari cantik turun dari langit", goda Baekhyun berlebihan.
"Ehemmm!!" Luhan memberikan kode keberadaannya disana.
Plak!! Sungchan menghajar kepala Baekhyun pelan "Masih pagi begini jangan cari perkara"
"Aww noona", rintih Baekhyun.
"Berhenti menganggu Sungchan! apalagi di depan oppa ku!" protes Micha.
"Masih pagi juga...pelankan suara mu itu shimi. Kalau cemburu jangan begitu!" Ledek Baekhyun balik.
"Kau yang pelankan suara mu! Aku tidak suka ada yang membentak adikku", candaan Baekhyun ditanggapi serius oleh Luhan.
Baekhyun menatap Luhan bingung. Begitupun Micha dan Sungchan.
"Oppa, Baekhyun hanya bercanda" Ujar Micha pelan pada Luhan.
Luhan mengabaikan ucapan Micha. "Kita harus bicara", ujarnya menatap tajam Baekhyun. Luhan berjalan lebih dulu, diikuti oleh Baekhyun.
"Oppa" Micha berniat mengejar, namun Sungchan menahan langkahnya. "Wae?"
"Biarkan saja mereka bicara. Oppa mu tidak akan melakukan apapun pada Baekhyun. Noona tenang saja.. lagipula aku yang memintanya bicara pada Baekhyun, lebih baik ia bicara daripada ia terus menahan isi hatinya. Noona tahu pasti rusa itu seperti apa kan?" Ujar Sungchan.
***
(Kelanjutan dari chapter sebelumnya)
Kyungsoo merangkul pundak Micha. "Noona sepertinya ada yang cinta mati padamu. Kau harus hati-hati. Pikir-pikir dulu sebelum menerimanya" sindir Kyungsoo membalikkan ucapan Baekhyun.
Baekhyun menyingkirkan tangan Kyungsoo dari pundak Micha. "Ya! Mwohae?", geruty Baekhyun pada Kyungsoo. Ia menarik tangan Micha keluar kelas. "Kau mau bolos?!!!! OKE OKE.. KITA BOLOS!"
Chen, Chanyeol dan Songhee berubah pikiran "Sepertinya kabar burung itu benar" Ujar mereka.
Mereka terdiam beberapa saat, sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Kyungsio berdiri lebih dulu. Ia berniat pamit untuk menemui Eunkyo. "Aku harus pergi...sampai jumpa nanti"
'Sepertinya aku ikut. Aku ingin ke rumah Minhyo noona saja",ujar Chen.
'Tunggu", tahan Songhee. Sebelah tangannya berada di dalam tas. Ia nampak akan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya tapi ia ragu.
"Wae Songhee-ah?", Tanya Chanyeol.
"Eum.. ini" Songhee mengeluarkan beberapa lembar undangan. Ia memberikan satu persatu pada Chen, Kyungsoo juga..Chanyeol. Begitu undangan itu diterima ketiganya, suasana sunyi tercipta.
***
08.00 AM
Kyungsoo melangkah pelan menyusuri lorong akademi. Matanya terfokus pada undangan Songhee-Suho. Hubungannya dengan Eunkyo sudah berjalan selama empat bulan lamanya. Selama itu pula, yeoja itu jarang membahas tentang perasaannya pada Suho kecuali di awal-awal hubungan mereka dulu. Tapi seterusnya, selama tiga bulan setelahnya...ia bahkan tak pernah menyebut nama Suho sama sekali. Namun meskipun begitu, tetap terselip kekhawatiran dalam diri Kyungsoo. Ia kerap kali berasumsi bahwa Eunkyo pasti akan tertekan karena pertunangan Suho. "Apa yang harus kukatakan padanya?", gumamnya murung.
Tak lama kemudian, ia merasakan Ponselnya bergetar dan nama serta foto Eunkyo tertera di layar ponselnya. "Yoboseyo?", jawab Kyungsoo.
"Jagiya, apa kau sudah jalan ke perkebunan?", tanya Eunkyo di seberang telepon.
"Aniya...aku masih di akademi dan akan segera kesana", ujar Kyungsoo.
"Eo andwae! Aku sudah kembali dari perkebunan...aku sedang berada di ruang musik", ujar Eunkyo.
"Ah...gurae...aku akan kesana", ujar Kyungsoo mengakhiri sambungan teleponnya.
***
Kyungsoo memasuki ruangan music. Ia menggenggam undangan pertunangan Songhee di tangannya, lalu memperhatikan Eunkyo yang sedang memainkan salah satu gitar. "Apa yang akan ia pikirkan jika aku memberi tahunya tentang ini?" ucap Kyungsoo dalam hati. Ia menyembunyikan undangan itu setelahnya. "Noona, tumben sekali noona mengajak ku ke ruang music? biasanya kita selalu berada di sekitar perpustakaan", canda Kyungsoo seraya mendekat.
"Hajimaa", gerutu Eunkyo karena mendengar Kyungsoo memanggilnya "Noona". Eunkyo terdiam sesaat. "Apa itu membosankan?" Tanya Eunkyo.
Kyungsoo tersenyum tenang. "Aniya..Apapun yang kita lakukan menyenangkan bagiku, bahkan hanya duduk di samping mu seperti saat ini pun menyenangkan bagi ku"
"Gurae..", jawab Eunkyo tersenyum.
"Nan gotjimal aniya", ujar Kyungsoo menegaskan bahwa apa yang diucapkannya bukan hanya rayuan semata.
"Ara...aku percaya padamu...kkokjongma", ujar Eunkyo.
"Geureom wae? Kau memanggilku kemari sepertinya ada yang ingin kau bicarakan denganku", ujar Kyungsoo.
"Aniya....aku hanya ingin menemuimu saja", gumam Eunkyo kemudian melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.
Kyungsoo menghela nafasnya. Ia menatap Eunkyo dengan seksama. Bukan sekedar rayuan, apa yang ia katakan sebelumnya, tulus adanya. Ia memang bahagia hanya dengan berada di samping Eunkyo. "Kau ingin menyampaikan sesuatu pada ku? ucapkan saja.. Ada sesuatu juga yang ingin ku sampaikan", Kyungsoo meletakkan telapak tangannya diatas telapak tangan Eunkyo dan menggenggam tangan yeoja itu dengan pasti. "Jagiya....Kau yeojachingu ku sekarang. Kita tidak bisa hanya saling diam dan menyimpan apa yang ada di dalam hati. Kurasa sedikit demi sedikit kita harus belajar untuk saling terbuka satu sama lain....Kau bisa berbagi masalahmu denganku", ujar Kyungsoo.
Eunkyo tersenyum mendengar ucapan Kyungsoo.
"Bukan apa-apa", jawab Eunkyo. "Hanya saja.. Aku sering merasa takut kau.. tidak nyaman dengan ku. Selama ini.. kau cukup dekat dengan yeoja-yeoja yang ceria seperti Micha dan Songhee. Aku.. sangat berbeda dengan mereka. Aku takut membuat mu bosan saja"
Kyungsoo terkekeh pelan setelahnya.
Eunkyo melirik, mencari alasan mengapa Kyungsoo justru terkekeh disaat ia sedang bicara serius. "Mianhae.. Aku pasti berlebihan sekali", ujarnya.
"Aniya...lalu kau ingin aku berbuat apa setelah mendengar ucapanmu tadi?", tanya Kyungsoo. "Kau ingin aku mengakhiri hubungan kita hanya karena kau merasa kau ini membosankan?"
"A-Aniya! Bukan begitu maksudku! Hanya saja-"
"Micha noona dan Songhee itu rewel sekali. Meski aku dekat dengan mereka, aku tidak berharap memiliki yeojachingu seperti mereka", ujar Kyungsoo. "Aku hanya ingin yeojachingu membosankan sepertimu", ledeknya sambil mencubit pelan hidung Eunkyo.
"Wae?"
"Karena kau membosankan, maka tak akan ada pria yang tertarik padamu...Maka dari itu kau tak akan bisa selingkuh dariku", ujar Kyungsoo.
"Mwoya...haha", seru Eunkyo. Senyum tipis tergambar di wajah Eunkyo. "Ah...gurae", jawabnya singkat. "Lalu.. Apa yang ingin kau sampai kan?"
"Ini", Kyungsoo menyodorkan undangan pertunangan Suho dan Songhee pada Eunkyo. "Bodoh memang, aku sempat tidak ingin menyampaikan ini pada mu.. tapi kurasa cepat atau lambat kau juga akan mengetahuinya"
Eunkyo membaca tulisan yang tertera pada undangan itu. "Mereka akan bertunangan minggu ini?", tanya Eunkyo.
"Eung...", jawab Kyungsoo singkat. Ia terlihat sedikit murung.
Eunkyo sempat heran ketika ia menatap Kyungsoo. Ekspresi namja itu sedikit 'gelap' setelah memberikan undangan tersebut. Sesaat Eunkyo berfikir ada apa dengan Kyungsoo. Hingga pada akhirnya Eunkyo menemukan jawabannya. "Kau pasti sedih... Bagaimana pun Chanyeol teman baik mu, semoga ia kuat menghadapi ini, kau juga harus selalu menyemangatinya..arasseo?"
Kyungsoo melebarkan pelupuk matanya. Bukan itu yang ia pikirkan sebenarnya. "A..eo.. Bukan itu maksud ku"
Eunkyo menatap Kyungsoo bingung. "Bukan itu? Lalu apa?"
"Aku.. justru takut kau-"
"Chamkkaman!”, potong Eunkyo. “Chamkkaman…naneun ara. Apa kau berpikir aku akan sedih dengan pertunangan Suho?", Duga Eunkyo yang sekali lagi mendapat anggukan dari Kyungsoo. Eunkyo menatap Kyungsoo sejenak lalu tertawa terbahak-bahak. “Pffth….hahahahaha!”
"Ya…ya…Kenapa kau malah tertawa? Aku serius!", protes Kyungsoo.
Tawa Eunkyo semakin geli, "Aniya…Kau masih mencemburui Suho juga? Hahahaha.. Aku bahkan sama sekali tidak terfikirkan kalau wajah mu semuram itu karena hal ini.. Hahaha kapan kau akan berhenti mencemburui nya? Ahaha! Ah jincha Bae apha…kau lucu sekali! hahaha", ujar Eunkyo tak juga berhenti tertawa.
Kyungsoo terdiam sejenak memperhatikan Eunkyo yang masih mentertawakannya. Ia menghela nafas lega karena apa yang dikhawatirkannya sama sekali tidak terjadi. “Yah! Neo! Berani-beraninya kau mentertawakanku padahal aku benar-benar mengkhawatirkanmu”, ledek Kyungsoo sambil mencubit pelan kedua pipi Eunkyo.
“Yaa Hajima!”, Eunkyo menepis tangan Kyungsoo, namun namja itu justru merangkulnya dan menariknya ke dalam pelukannya. Eunkyo bisa mendengar Kyungsoo menghela nafas lega. “Wae?”, gumamnya.
“Ani…aku hanya sedikit merasa lega..”, jawab Kyungsoo sambil menepuk pelan pundak Eunkyo. Ia kemudian melepaskan pelukannya dan masih merangkul yeoja itu. “Karena mulai saat ini tak ada lagi yang kukhawatirkan tentangmu..”, ujarnya sambil menatap Eunkyo. “Pikiranmu dan hatimu……..kini menjadi milikku seutuhnya”, ujar Kyungsoo tersenyum.
Eunkyo tersenyum tipis, lalu ia menyentil pelan kening Kyungsoo. “Jangan terlalu percaya diri…aku masih memikirkan orang lain”, ujar Eunkyo tersenyum usil.
“Mworago?! Nuguji?!”, seru Kyungsoo. Mata namja itu membesar.
“Do Minjun hahahahaha”, ledek Eunkyo.
“YAH!”, seru Kyungsoo mencubit pipi yeoja itu sekali lagi. Namun senyum tak juga terhenti tergambar di wajah keduanya.
***
09.00 AM
POV: Baekhyun
Aku berpura-pura marah akibat Yi Jie dan Kyungsoo. Apa-apaan pula anak itu?! Seenaknya saja merangkul yeoja lain padahal ia sendiri sudah punya yeoja chingu!. Ah jincha…..ia membuatku terlihat mencurigakan di depan yang lainnya. Akan kubalas perbuatannya nanti.
Micha duduk disamping ku, memperhatikan ku tanpa berani menegur. Aku memperhatikannya. Ku temukan kenyataan bahwa apa yang Luhan hyung ucapkan tadi pagi ternyata tidak salah. Tentu saja.. Luhan adalah kakaknya, ia tau pasti seperti apa YiJie.
"Appa ku.. mendidik kami begitu keras sejak kecil, ia ayah yang baik, tapi terkadang ucapannya yang terlalu keras kerap kali membuat ku dan YiJie bersedih. Dan karena kami takut, kami hanya bisa diam, kadang menangis.. semua itu terbawa sampai kami dewasa. Aku dan Yi Jie bukan anak yang pendiam. Tapi juga bukan seseorang yang pandai untuk mengatakan apa yang kami rasakan sesungguhnya, itulah sebabnya kemungkinan adikku hanya akan diam apapun yang kau lakukan terhadapnya. Tidak ada kata melawan seseorang yang ia sayangi dalam kamusnya" Luhan.
Psh.. Ia benar-benar cepat merasa bersalah dan tidak pernah berani melawan saat ia pikir seseorang marah terhadapnya. Sedikit banyak aku merasakan apa yang ia juga rasakan, memiliki seorang Appa yang keras dan suka berucap hal-hal yang hem.. Lumayan menyakitkan. "Kau sedang sariawan?" canda ku mencairkan suasana.
"Hem? Aniya", Jawabnya. "Baekhyun ini minumanmu, kalau sudah kurang dingin rasanya akan berbeda", ujarnya sambil menyodorkan gelas minumanku. Hehe Hanya ingin mengucapkan hal semacam itu saja menunggu ku ajak bicara dulu, babo.
"Shireo.. Aku ingin minuman mu" Tunjuk ku.
Ia meletakkan gelas ku di atas meja, lalu menyodorkan gelas miliknya pada ku. Seperti memiliki robot yang mematuhi semua keinginan ku. "Kenapa diam?" tanyanya.
"Aku tidak ingin itu"
Ia berfikir keras menanggapi ucapan ku. Mungkin juga berfikir apa yang sebenarnya ku inginkan. Kkkkk jahat memang tapi aku suka melihat nya saat sedang bingung begitu. Oke.. Aku jahat sekali ahhaha. "Shimi"
"Em.."
"Aku ingin hati mu" Ujar ku manja. "Aku haus akan cintamu", rayu ku lengkap dengan bumbu aegyo. Dapat ku dengar ia menghela nafasnya. Ia pasti berfikir aku marah sungguhan. Ia sungguh mainan lucu yang paling mudah membuat ku tertawa. "Ahhaha kau kaku sekali seperti robot ahhahaha", Kurangkul pundaknya, menyandarkan nya nyaman dalam dekapan ku.
Tawaku semakin pelan. "Aku tidak akan menggigitmu. Kalaupun iya, mungkin karena suatu hari nanti kau akan jadi terlalu menggemaskan hahaha", ia tidak menjawab ku. Ia sibuk menenangkan dirinya sendiri. "Jangan terlalu banyak berfikir, nanti kau cepat tua.. Kau tahu kan aku ini manis dan lucu. Kalau kau cepat tua, semua orang akan semakin sadar usia mu lebih tua dari ku hahaha"
"Tapi ekspresimu tidak seperti sedang bercanda, aku jadi.."
Aku tidak membiarkannya meneruskan ucapannya. "Tapi ekspresi mu tidak seperti bercanda ~~~~", ledekku menirukan mimic mukanya dengan versi diriku sendiri. "kkaebsong~~ Hahaha"
"Ahh jincha nappeun nom! hihihi.. " Ia memukul-mukul sebal perut ku, sesekali mencubitnya gemas. Terserah saja, yang penting sekarang aku sudah dapat melihat senyum nya .
☆*:.。. o)o .。.:*☆
END BAEKHYUN MICHA|| KYUNGSOO EUNKYO FLASBACK STORY
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Back to current time
POV : Minseok.
Setelah lelah berlari-lari, Sungsoo dan Lincoln duduk manis di dekat Luhan. Akhirnya mereka lelah juga. Pakaian mereka sudah basah karena keringat. Lincoln merangkak ke arah kami saking lelahnya. Ia duduk di pangkuan Chanyeol, apalagi kalau bukan untuk menggoda Leehyun. "Leehyun-aaah", panggilnya lucu. "Hemm Leehyun harum sekali" ujar Lincoln.
"Dan kau bau keringat", Canda Chanyeol sambil menggelitik perut Lincoln. "Jadi kau tidak boleh dekat-dekat Leehyun, nanti Leehyun ikut bau hahah"
"Kalau begitu aku juga ingin ganti baju samchun. Aku ingin main dengan Leehyun", Pinta Lincoln. "Bibi Yi Jie, aku ingin ganti baju"
"Yeobo baju SungSoo juga basah!", Seru Luhan yang duduk dipojok bersama Sungsoo.
"Iya Eomma, baju ku basah", Sahut Sungsoo meniru appanya.
"Heol~", keluh Sungchan. "Minseok Oppa, kau lihat tas biru ku?"
"Noona, bukankah noona meninggalkan tas itu di bagasi mobil?", tanya Chanyeol.
"Ani, aku Meminta Luhan membawa nya tadi" jawab Sungchan.
Luhan kembali menyahut dari pojok, "Aku lupa Jagiya!" aisshh Luhan
"Appa lupa eomma!", Sahut Songsoo mengikuti appanya lagi. Mereka seperti anak kembar hahaha! Luhan juga cukup jahil. Ia berbisik di telinga anaknya agar meniru ucapannya. Sungchan pasti sabar sekali haha.
"Kalian rusa jantan dan rusa cilik", Sungchan berdiri. "Chanyeol-ah, antar aku ke mobil, aku ingin ambil tas pakaian Sungsoo"
"Dengan ku saja noona ~~" Goda Baekhyun.
"EHEMM!!", Gertak Luhan yang tentunya diikuti oleh Sungsoo. "UHUM! Baek samchun uhumm!", Serunya imut memperingati Baekhyun. Ia kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan menatap cemberut kea rah Baekhyun. Menggemaskan sekali.
"Hahah Uhumm Baek samchun uhuumm~~", Baekhyun bahkan melawan anak kecil dengan menirukan gaya Sungsoo, dia tidak pernah dewasa.
Chanyeol meminta Lincoln untuk duduk di pangkuan Micha dulu. Ia berdiri untuk mengantar Sungchan. "Baik noona, noona dengan ku saja"
"Oke..", Sungchan dan adiknya Chanyeol meninggalkan ruangan.
Tanpa sengaja mataku menangkap tingkah aneh Luhan dan Sungsoo. Mereka mengikuti sampai depan pintu, memastikan Sungchan sudah pergi atau belum. Apa yang anak dan ayah itu lakukan?
"Appa permen", Pinta Sungsoo. Ahh.. Rupanya mereka sengaja meminta Sungchan pergi karena.. Ahhaha Ya Tuhan mereka itu! Luhan mengeluarkan permen dari sakunya, lalu membukakan bungkus permen untuk Sungsoo. Mereka ada-ada saja.
"Ya! Ya! Sungsoo-ya, Samchun akan mengadukan mu pada eomma" Baekhyun bercanda mengancam Sungsoo.
"Aku tidak makan permen, samchun!", Sungsoo mengengembungkan mulutnya untuk menutupi ia makan permen.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
LUHAN SUNGCHAN || SEHUN YOORA FLASH BACK STORY
☆*:.。. o)o .。.:*☆
3 Years ago.
POV: Author.
Yoora dan Sehun baru saja lulus dari academy. Dua pasangan 'hemat' ini sedang mencari-cari tempat makan yang sekiranya tidak akan membuat mereka bangkrut untuk merayakan kelulusan mereka berdua saja. Prinsip hidup 'Bahagia itu sederhana, cukup kau dan aku' tetap mereka pegang teguh. Mereka berdiri di depan sebuah restoran.
"Aku ingin makan pasta", ujar Sehun datar.
"Aku juga", Jawab Yoora tidak kalah datar.
Tapi mereka hanya bisa berdiri kelaparan di sana. Merogoh kantong mereka dan mengeluarkan beberapa lembar uang. “Tapi uang kita hanya cukup untuk makan ddeokbokki di pinggir jalan”, ujar Sehun sambil menatap nanar Yoora yang juga menatapnya dengan cara yang sama. “Sigh~”, keduanya kemudian menghela nafas secara bersamaan.
Keberuntungan ternyata masih berpihak pada mereka. Tak lama setelahnya, mereka bertemu dengan Luhan dan Sungchan yang baru saja hendak masuk ke dalam restaurant. "Sehun-ah, Yoora-ya?" panggil Luhan.
Sehun dan Yoora saling melirik satu sama lain dengan tatapan penuh arti. Kedua alis mereka bergerak naik turun secara bersamaan.
“Apa kau berpikiran sama denganku?”
-Yoora’s mind-
“Tentu saja”
-Sehun’s mind-
“Kau tahu kan apa yang terjadi setelah ini?”
-Yoora’s mind-
“MAKAN GRATIS!”
-Sehun & Yoora’s mind-
"Hyung" "Oppa" Sapa mereka balik bersamaan. Secepat kilat mereka mengikuti Luhan.
"Wahhh Oppa sepertinya mau makan disini ya? Kami baru saja mau makan disini juga" ujar Yoora jelas berbohong. "Benarkan Sehun?"
"Yehet~", Sahut Sehun.
Tak seperti Luhan yang begitu polos, Sungchan dengan cepat menangkap maksud aksi “mendadak baik” dari Yoora dan Sehun. "Kalian pasti.."
Sehun langsung merangkul Sungchan. "Aigoo sungchan noona cantik sekali ya hari ini hyung? Seperti bidadari yang turun dari langit”, Goda Sehun menirukan ucapan Baekhyun. “Haha kita sebentar lagi akan jadi keluarga besar hyung! Keluarga besar harus selalu bersama!"
Dengan polosnya Luhan terpedaya oleh tipu daya Yoora dan Sehun. "Kau benar, bagaimana kalau kita makan bersama saja? kalian bilang kalian juga ingin makan disini kan? nanti aku yang traktir"
"Omoo Luhan Oppa! Kau memang calon kakak ipar yang paling sempurna untuk Sungchan eonnie! kkaja", Tanpa basa basi Yoora dan Sehun masuk ke dalam restaurant. Mereka merapat dan diam-diam melakukan high-five.
“Mission Accomplished!”
-Yoora & Sehun’s mind-
***
Restoran itu ramai sekali. Mereka sudah memesan sejak tadi, tapi makanan mereka belum juga datang. Luhan mengajak Sehun untuk menanyakan ke kasir karena pelayan disekitar mereka terlihat sangat sibuk.
Yoora tersenyum melihat Sehun dan Luhan. "Eonnie.. Kau beruntung sekali mendapatkan Luhan Oppa"
"Kau mau? Ambil saja. Aku berniat move on darinya tapi sulit sekali. Atau tukar tambah juga boleh, aku terima Sehun kalau kau memang ingin jual", Jawab Sungchan santai.
"Ya eonnie! kau tidak boleh begitu! kau tidak tahu rasanya dibuang-buang oleh para namja! Itu menyakitkan", Curhat Yoora.
"Siapa suruh kau mau dengan siapa saja! Kau seperti Micha noona saja, 'siapa cepat dapat diriku' prinsip menyedihkan seorang wanita muda", ujar Sungchan.
"Waktu itu aku hanya ingin menjaga perasaan Tao saja eonnie…jangan bicara seolah aku murahan begitu", gerutu Yoora tak terima dengan statement Sungchan tadi.
"Lalu kapan?"
"Mwo?"
"Kapan kau putus dengan Sehun?", ujar Sungchan datar.
Yoora menyalak "Ya Eonnie! Neo! Heol…", Yoora tidak mau bicara dengan Sungchan lagi, karena ia akan habis dibully nantinya. Tapi dia tidak betah juga hanya diam saja. "Eonnie, kau mencintai Luhan Oppa sungguhan sekarang matchyo? Aku ingat sekali dulu eonnie hanya menerimanya karena tidak enak kalau menolaknya, tapi kurasa Luhan Oppa lebih cocok dengan mu daripada Lay Oppa"
"Ditraktir pasta bisa merubah pikiran mu dengan cepat. Padahal dulu kau yang mengatakan pada ku, 'eonnie, kau tidak boleh begitu! kau harus menolaknya dan menunggu Lay Oppa' begitu"
Yoora ngotot akan pendapatnya. "Aniya! Saat itu aku belum mengenal Luhan Oppa! Aku tidak tahu dia ternyata tulus sekali menyukai mu. Eonnie tahu tidak.. Luhan Oppa itu setia sekali pada eonnie. Padahal Miyoung eonnie jelas-jelas menyukainya, ia juga cantik, orang kaya pula. Tapi Luhan Oppa tidak pernah meliriknya sama sekali"
Sungchan menjawab singkat, "Hem"
"Eonnie aku serius~", desak Yoora.
"Ara!, Ne. Aku mencintainya. Kkeut", ujar Sungchan cepat.
"Syukurlah hem~", balas Yoora tersenyum puas.
Sungchan membaca sepertinya Yoora ingin membicarakan sesuatu, tapi karena jawaban Sungchan datar. Yoora jadi tidak yakin untuk bercerita. "Apa yang ingin kau bicarakan sebenarnya? Bicaralah sebelum mereka berdua kembali. Aku akan menjawab setahu ku saja"
Yoora menceritakan masalahnya. "Eonnie.. semakin lama kurasa..aku juga jatuh cinta sungguhan pada Sehun, tapi aku kesal sekali padanya.. Setiap kali ada Kai didekat kami, ia selalu membiarkan aku bicara dengan Kai. Ia memang tidak terang-terangan melepaskan ku, atau meminta mengakhiri hubungan kami seperti Tao waktu itu. Ia tetap memperlakukan ku seperti yeojachingu saat kami sedang berdua.. tapi itu tadi.. setiap ada Kai, Sehun mulai bertingkah seolah ia merelakanku"
Sungchan menunjukkan ekspresi datar. Tapi dalam hatinya ia merasa kasihan pada Yoora. Tingkah Sehun, persis sekali dengan Luhan dulu. Sungchan juga tahu bagaimana perasaan tidak nyaman yang Yoora rasakan. "Dulu Luhan juga begitu"
"Ara.. Karena itu aku ingin bertanya pada eonnie. Apa Luhan Oppa masih seperti itu? Apa yang harus ku lakukan agar Sehun berhenti seperti itu?", Yoora menghela nafasnya. Ia terlihat sedih. "Aku tidak ingin kehilangan Sehun. Jujur saja.. aku merasa nyaman bersamanya. Aku.. tidak memikirkan Kai lagi selama ia bersamaku. Aku takut hal semacam ini akan menyebabkan masalah kelak. Ditambah lagi wajah ku ini selalu terlihat galak dan ketus.. Aku tidak niat marah tapi suara ku sering meninggi padanya"
"Bicararalah secara terbuka dengan nya. Manusia model Luhan dan Sehun itu memiliki tingkat sok tahu yang amat tinggi. Kalau kau tidak mengungkapkan pada mereka sebuah kebenaran yang seharusnya, maka kebenaran bagi mereka adalah hasil kesimpulan yang mereka tarik sendiri dari semua yang mereka lihat dan rasakan", Sungchan memberikan senyuman pada Yoora. "Ada saat dimana kau harus menunujukkan pada mereka sisi lemah mu jika mereka tak ada di dekatmu. Aku hanya sekali melakukan nya, dan Luhan mengerti. Yoora-ya, kau tidak harus menunggu sampai kalian putus dulu baru kalian sama-sama berfikir. Lakukan sebelum hal semacam itu terjadi"
Yoora terharu atas jawaban Sungchan. Ia memeluk Sungchan. "Eonnie gomawoyo! Aku sangat berterima kasih pada mu"
"Kita ini saudara, jangan seperti orang lain begitu", gerutu Sungchan.
"Hehe.. Ne eonnie.. Jadi itu juga maksudnya eonnie bertanya kapan aku putus dengan Sehun? Maksudnya agar kami dapat waktu untuk berfikir begitu?" Tanya Yoora.
Sungchan menatap Yoora datar. "Aniya.. Aku memang ingin tukar tambah Luhan dengan Sehun"
“EONNIE!”, gerutu Yoora.
***
Yoora dan Sehun menutuskan untuk pulang setelah mendapatkan makan gratis karena nasib mujur mereka bertemu dengan Luhan dan Sungchan. Mereka tidak berhenti tertawa sepanjang jalan. Sampai saat mereka berada di depan rumah perkebunan bunga. Mereka bertemu dengan Kai yang sedang menjemput Eunhee.
Perut Eunhee mulai membesar karena ia sedang mengandung saat itu. Ia memberi senyuman pada Sehun dan Yoora. "Kalian baru pulang? aku duluan ne?"
"Ne eonnie.."
"Ne noona", Jawab Yoora dan Sehun
Eunhee menepuk pundak Kai, "Kai-ah eonnie duluan, katakan pada Kris nanti bertemu di rumah sakit saja", Ujar Eunhee. Kai mengangguk. Supir Eunhee membantu Eunhee memasuki mobil.
"Ayo kita pulang bersama", ajak Kai.
"Ah! Mian aku lupa! tadi Inkyung noona meminta ku membeli sesuatu! Kalian duluan saja", ujar Sehun. "Yoora-ya kau pulang dengan Kai dulu ya?", Sehun buru-buru melangkah pergi.
Yoora sudah mencapai batas kesabarannya. "PERGI SAJA SELAMANYA KALAU MEMANG INGIN SEPERTI ITU!"
Kai terkejut mendengar Yoora berteriak seperti itu pada Sehun. Ia bergantian menatap Yoora dan Sehun.
Langkah Sehun terhenti, ia menengok ke belakang. Yoora sudah berlari pergi meninggalkan Kai dalam kebingungan. "Ya Neo! Mwohae? Cepat kejar dia!”, seru Kai memerintah Sehun.
"Aish ottokhae?”, Sehun segera berlari mengejar Yoora. "Yoora-ya tunggu!" Panggil Sehun. Tenaga Sehun jelas lebih kuat. Ia berhasil mengejar Yoora. Sehun menahan tangan Yoora. "Yoora-ya huhhh.. huhhh", Ia mengatur nafasnya yang terengah akibat mengejar Yoora.
Yoora mengalihkan wajahnya "Hikss.."
"Yoora-ya kau menangis? m..mianhae.. aissh eotthoke..", Sehun menyentuh pundak Yoora tapi Yoora menepisnya. "Yoora mianhae, aku akan mengantar mu"
"Hikss.."
"Katakan apa kesalahan ku.. mianhae~ kumohon jangan menangis begini! aku bingung.. ", Pinta Sehun. Ia meletakkan tangannya pada pundak Yoora sekali lagi. Kali ini ia tidak mendapat penolakan. "Yoora-ya mianhae…aku tidak bohong. Inkyung noona memang meminta ku membeli sesuatu dan aku benar-benar lupa", Ia sampai menunjuk kan pesan yang Inkyung berikan untuknya. "Kau lihat sendiri kan? aku tidak bohong. Kalau aku pulang tanpa membawa apa yang ia minta, ia sudah pasti akan menghajar ku" Jelas Sehun panjang lebar.
"Hikss..", Yoora menghapus air matanya "Mianhae.."
"Gwenchana", Jawab Sehun. "Tapi kau baik-baik saja kan? kau tidak apa-apa?"
Yoora memeluk Sehun cepat. "Hikss.. tentu saja aku kenapa-kenapa! Neo paboya. Kau tahu tidak kalau hatiku ini sakit sekali? hiksss Setiap kali bertemu dengan Kai, kau selalu meninggalkan ku dengan nya hikss.. aku tidak menyukai Kai lagi! aku.. hanya ingin bersama seseorang yang selalu berbagi kebodohan dengan ku.. jangan lakukan hal ini lagi Sehun-ah….Hikss.. kalau kau memang harus membeli sesuatu aku bisa ikut menemani mu, tidak perlu meninggalkan ku dengan Kai seperti tadi. Apa bedanya kau dengan Tao kalau begini caranya? hikss"
Sehun terdiam. Tangannya perlahan memeluk Yoora. Ia tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri, beberapa kali ia memang sengaja meninggalkan Yoora dan Kai. Ia sama sekali tidak menyadari apa yang ia lakukan sangat menyakiti Yoora "Mianhae.."
***
Selesai makan malam, kedua pasangan itu berpisah jalan. Sungchan mengikuti Luhan. Mau bagaimana lagi, Luhan terus menggenggam tangannya. Luhan membawa sungchan menaiki tangga yang entah dimana ujungnya. Ia menggenggam erat tangan Sungchan selama menaiki tangga itu. "Kau lelah?"
"Sangat", Jawab Sungchan.
"Kau ingin aku menggendong mu?", Tanya Luhan menghentikan langkahnya.
Sungchan langsung berjalan mendahului Luhan, sebelum Luhan mengeluarkan kata-kata romantis yang akan membuatnya semakin mual. "Aku masih sangat kuat, cepat naik jangan seperti kura-kura"
"Hehe" Tawa Luhan. Ia menyusul Sungchan yang sudah beberapa anak tangga mendahuluinya. "Yeobo tunggu"
Mereka sampai di ujung anak tangga Di sana terdapat sebuah bukit kecil yang telah dihiasi oleh balon-balon berwarna putih di sekitar jalan setapak di ujung tangga itu. "Apa ini?" tanya Sungchan bingung.
Luhan berdiri di belakangnya. Memberi pelukan hangat dari belakang. "Jalan" bisiknya. Keduanya berjalan tanpa melepas pelukan merak. Mereka sampai di sebuah pohon besar, yang sudah dihiasi oleh lampu-lampu terang. Terdapat juga sebuah ukiran berlubang pada pohon itu berbentuk bulat dan dikelilingi lampu. Luhan melepaskan pelukannya. "Ada hadiah untuk mu, kotak putih di pohon itu, ambil lah"
"Cih.. aku tidak suka kejutan", gerutu Sungchan. Namun itu hanya basa basi. Sebenarnya Sungchan sangat berdebar-debar saat itu. Ia mengambil kotak kecil pada pohon itu. Pelan ia membuka kotak putih di tangannya. Sepersekian detik, ia seperti tersihir. Tangan Sungchan gemetar karena apa yang dipegangnya. Mata Sungchan mulai basah meski ia tidak menangis. Dua buah cincin di dalam kotak putih yang manis terlihat sangat indah.
Luhan kembali mendekat dan memeluk Sungchan. "Will you marry me?" bisiknya halus.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
END LUHAN SUNGCHAN || SEHUN YOORA FLASBACK STORY
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Back to current time
POV: Minseok
Ku coba hubungi Inkyung sekali lagi. Kali ini ku dapatkan jawaban pasti. Mereka sudah siap untuk berangkat. Setelah mengganti pakaian anak-anak. Kami pun kembali ke gereja. Hanya memakan waktu lima menit untuk kembali. Kami masing-masing berdiri di tempat awal kami tadi.
"Sudah datang!", seru Eunhee ketika melihat rombongan pengantin wanita di luar gereja. Satu persatu dari mereka turun dari mobil. Joonmyeon terlihat sedikit tegang. Wajar, dulu aku juga merasakan hal yang sama.
Tanggapan lucu juga kudengar dari Minhyo, membuat ku ingin tertawa. "Ahh pernikahannya tidak jadi batal…kasian Chingu Tao tidak punya teman lagi nanti"
Senyuman manis juga nampak dari wajah Chanyeol, ia sangat lega.
"Yeppeuda", ujar Micha saat melihat sang pengantin wanita mulai terlihat dari dalam mobil berwarna hitam.
***