home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DREAM CATCHER

DREAM CATCHER

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jun 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : EXO OT12, OC
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |71545 Views |5 Loves
DREAM CATCHER
CHAPTER 25 : Monday, A Better Day...

19.00 (07.00 PM)

Siang tadi Yoora dan Kai baru saja mendatangi rumah sakit. Kini keduanya kembali ke rumah sakit yang sama setelah mendengar kabar tentang kondisi Tao. Nafas mereka memburu akibat keduanya berlari kencang menuju ruang rawat Tao.

"Eo wasseo?", tanya Suho saat berpapasan dengan keduanya di depan pintu. "Masuklah.. Tao sudah menunggu, aku harus menghadiri pertemua keluarga. Jadi aku tidak bisa lama-lama"

Shungg~! Yoora dan Kai sama-sama tidak mau mendengarkan basa basi Suho. Mereka melewati Suho begitu saja. Membuatnya merasa diacuhkan, "Mengapa semua orang melakukan hal ini padaku? Hing~"

***

"TAO-YA!", Teriak Yoora dan Kai bersamaan begitu mereka memasuki ruang rawat Tao.

Tao melambaikan tangannya. Tergambar raut bahagia di wajahnya. "Annyeong", sapanya ramah.

Yoora yang pertama memeluk Tao. Tangisnya pecah di hadapan Tao. "Hikss.. Hikss paboya hikss"

Kai maju mendekat. "Apa kau tahu betapa semua orang menghawatirkan mu huh?"

"Mianhae.. Hehe", Tao mengelus pelan punggung Yoora. Ini pertama kalinya Yoora begitu memperhatikannya seperti saat ini. Ia senang, tapi.. begitu ia melihat Kai, ia berfikir sekali lagi. "Yoora-ya…kau tidak perlu seperti ini", gumam Tao sambil melepaskan pelukan Yoora.

Yoora menghapus air matanya, ia menenangkan dirinya sejenak.

Kai duduk di sisi kiri Tao. "Tao-ya.. Yang mana yang masih terasa sakit?"

Tao menggeleng. "Tidak ada yang sakit, aku sudah sembuh", Ujarnya menyakinkan.

"YA! Kau pikir kau naruto?!", Pekik Yoora. Ia duduk di sisi kanan Tao. "Kau ingin makan sesuatu Tao-ya? Aku akan membelikan makanan untukmu"

"Kau terlambat", ujar Tao, "Suho hyung datang lebih dulu, sudah pasti kebutuhan makan ku terpenuhi", ujarnya sambil menunjuk ke counter yang sudah berisi setumpuk makanan.

"Begitu rupanya.. atau Kau butuh yang lain Tao-ya?", Tanya Yoora bertubi-tubi.

Tao tidak menjawab. Ia tersenyum miris lalu menghela nafas pelan.

Kai dan Yoora menatapnya lekat. Ia juga menatap Yoora dan Kai bergantian. "Yoora wu"

"Ne?"

"Aku.. Mendengar apa yang kau ucapkan padaku di hari kejadian waktu itu. Gomawo.. telah mencemaskan ku”, gumam Tao.

"Gomawo mwoya? Kau sekarang namjachinguku, tidak perlu berterima kasih", Jawab Yoora.

Tao menggeleng pelan. “Mianhae Yoora-ya…tapi sebaiknya kita putus saja”, ujarnya.

Yoora dan Kai terkejut mendengar pernyataan Tao. "YA!", seru keduanya.

Kai tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. "Tao-ya, kau bilang kau sangat menyukai Yoora. Kau sudah berusaha sejauh ini, kau sudah mengorbankan segalanya, Yoora juga sudah menjadi milik mu, Lalu.. Apa maksudmu?"

Yoora tidak mengucapkan separah katapun. Ia hanya ingin yang terbaik bagi semua. Jika memang apa yang Tao sudah putuskan adalah yang terbaik, maka itu juga yang akan ia terima.

Tao menjabat tangan Yoora. "Aku ingin jadi teman mu saja…tidak ada yang lebih mengerti alasanku melakukan ini selain dirimu Yoora-ya", ujar Tao.

Yoora mengangguk tanpa menatap Tao.

"Sekarang masalah kita selesai dan aku sudah sembuh.  Kita sudah mengakhiri permainan ini.. sisanya ku serahkan pada mu" Ujar Tao pada Yoora.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

19.30 (07.30 PM)

“Clekk….”, Pintu kamar itu terbuka satu kali lagi. Ny. Byun menoleh kea rah ambang pintu. “B-Bukankah…kau?”, gumamnya mengenali sosok yang baru saja memasuki kamarnya.

“Aku akan menjenguk Minseok oppa”, ujar Inkyung tak lama setelah orang itu memasuki kamar Ny. Byun. Ia berbalik dan berpapasan dengan orang itu. Ia menatap tajam sekilas orang itu lalu menghela nafas pelan dan pergi begitu saja melewatinya, meninggalkan Ny. Byun hanya berdua dengannya.

“Annyeonghaseyo…Naneun Xi Yijie imnida…teman-temanku biasa memanggilku Micha….Nyonya Byun”, ujar Micha memperkenalkan dirinya untuk yang kedua kalinya pada Ny. Byun. Yeoja itu membungkuk sopan. Ia melangkah pelan mendekati Ny. Byun yang masih terheran-heran melihat kedatangannya. “Aku kemari…hanya ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin saja anda belum ketahui”, ujarnya sambil mengeluarkan beberapa carik kertas dan menyerahkannya pada Ny. Byun. “Aku dan teman-teman Baekhyun yang lainnya sangat mengkhawatirkan kondisi Baekhyun yang sudah absen dari akademi selama beberapa hari terakhir ini tanpa satupun dari kami mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya…”, ujar Micha. “Aku hanya ingin meminta satu hal dari anda….”, ujar Micha.

“Mwo?”, Tanya Ny. Byun.

“Kumohon bacalah surat-surat itu dengan baik….dan berhentilah menyiksa diri anda sendiri seperti ini…Kumohon bantu kami mengembalikan keceriaan Baekhyun yang sesungguhnya seperti dulu….kumohon padamu….Nyonya Byun”, ujar Micha membungkuk pada Ny. Byun.

“Xi Yijie….”, panggil Ny. Byun.

Micha kembali menegakkan tubuhnya, “N-Ne?”

“Apa kau berkenan menceritakan sedikit padaku…tentang dirimu?”, Tanya Ny. Byun.

***

Ny. Byun mengingat baik kata-kata yang Micha ucapkan. Di tangannya kini terdapat kertas-kertas yang ditulis oleh Minseok. Kertas tersebut adalah tulisan tangan Minseok tentang apa yang ia alami di dalam mimpinya. Cerita Minseok yang selalu ditulis nya saat ia berada di rumah Eunhee. Setiap malam, kertas berisi cerita itu selalu ada di atas tubuh Minseok. Ny. Byun awalnya berfikir mungkin minseok bangun pada malam hari lalu menulis pada kertas sebagai diary hariannya, tapi kenyataannya Minseok sedetikpun tidak pernah bergerak dari tempat tidurnya, ataupun sekedar menggerakkan tangan. Cerita dalam kertas-kertas Minseok itupun sulit dipercayai. Tapi sekarang Ny. Byun dapat menerima kenyataan bahwa mungkin Minseok telah mengalami perjalanan panjang yang seorangpun termasuk dirinya tidak mengerti selama ia berada dalam mimpinya.

"Aku tidak mempercayai semua ini sebelumnya.. Tapi sekarang aku harus mempercayainya dan berharap kau baik-baik saja Minseok-ah. Tentang Baekhyun... Kau tenang saja ia dan Yi Jie sepertinya akan baik-baik saja. Yi Jie sama persis dengan apa yang diceritakannya dalam kertas ini.. Kau benar, mereka berdua membuat orang lain tidak sabar saja", Ny. Byun bicara pada kertas-kertas di tangannya. "Dan maafkan eomma Baekhyun-ah…Seharusnya eomma melindungi mu. Mianhae.. Hikss.. Mianhae hiks", ujar Ny. Byun sambil memeluk kertas-kertas itu.

"Sekalipun Baekhyun terlihat baik-baik saja. Jauh di dalam hatinya, ia mungkin yang paling tersakiti. Ia selalu mengatakan padaku, ia tidak berniat menonjol dibanding yang lain. Tapi.. Ia melakukan segala usaha hanya untuk menunjukkan pada semua orang bahwa Ny.Byun memiliki anak yang membanggakan. Karena itu ia jarang melewatkan kelas di academy, ia selalu datang paling pagi. Aku.. sering melihatnya berada di ruang music. Ia berlatih piano. Aku juga pernah melihatnya menangis di sana saat itu.. Aku akhirnya mengerti sekuat apapun Baekhyun terlihat, ada waktu dimana ia sulit untuk bertahan. Hampir satu minggu ini ia tidak datang satu kalipun ke academy.. aku tidak mencari nya karena aku tahu.. mungkin.. Ada hal yang jauh lebih penting dari mimpinya. Dan sekarang setelah Inkyung menceritakan semua yang terjadi padaku, aku menangkap semua hal dengan baik. Hal yang lebih penting dari mimpinya, bagi Baekhyun.. adalah Ibunya."

"Bibi Byun, Baekhyun adalah anak kandung mu. Sebesar apapun kau menyayangi Minseok Oppa, tidakkah seharusnya kau bisa menyayangi Baekhyun setara dengan kau menyayangi Minseok Oppa? Baekhyun juga sedih dengan keadaan Minseok Oppa  saat ini... Tapi dibanding hal itu, Apa yang terjadi pada Bibi sekarang lah, yang mungkin paling menyakiti Baekhyun. Setiap kali bibi menolak ketika Baekhyun memnta bibi untuk makan….tidakkah bibi sadar bahwa itu menyakiti hatinya? Saat bibi sulit tertidur di malam hari, Apakah bibi tahu Baekhyun juga merasakan hal yang sama? Ia.. menyayangimu lebih dari apapun…karena itu.. jika boleh aku memohon pada bibi, kumohon untuk bibi untuk selalu menjaga kesehatan bibi, agar kau bisa mendampingi namja kecil mu yang selalu berusaha terlihat kuat hanya untukmu seorang" - Xi Yi Jie-

☆*:.。. o)o .。.:*☆          

Baekhyun menarik Micha ke dalam kamarnya. "Ya Shimi.. Apa yang kau bicarakan kepada eomma sehingga ia tiba-tiba mau memakan makan malamnya?", Tanya Baekhyun penasaran.

Micha dengan santai merebahkan tubuhnya di tempat tidur Baekhyun. Ia melihat handphonenya, belum ada update apapun dari teman-temanya. "Hufh bosan", keluhnya tanpa sedikitpun merespon pertanyaan Baekhyun.

“Ya! Shimsihimi!”, gerutu Baekhyun.

 "Tidak bicara apa-apa…hanya perbincangan ringan antar sesama wanita", jawab Micha santai. Mata Micha sedikit berat karena ia sangat mengantuk. “Ah..juryeo”

Baekhyun duduk di samping Micha, sama-sama diatas tempat tidurnya. "Kalau tahu begini…dari awal saja aku memanggil mu untuk menyuruh eomma makan"

"Siapa yang suruh tidak meminta tolong?”, jawab Micha. Diletakkannya handphone diatas perutnya. Sesaat mata Micha terpejam. "Ya…Bangunkan aku jam 7.55"

"Ya ya ya! . Ini kamar ku!  kau jangan tidur seenaknya begitu!" Sentak Baekhyun.

"Baiklah aku pulang kalau begitu…bye", ancam Micha tanpa membuka matanya dan beranjak sedikit pun dari kasur Baekhyun. "Belakangan ini aku susah tidur...", ujarnya.

"Pulang saja sana", balas Baekhyun. Perkataan dan tindakan Baekhyun bertolak belakang, meski ia mengeluarkan kata-kata yang seolah mengusir Micha, tapi tangannya bergerak menarik selimut untuk menutupi tubuh yeoja itu.

Micha tersenyum tipis. "Ini hari Senin yang melelahkan…harus tidur lebih cepat karena besok kita harus bangun lebih pagi untuk berangkat ke academy lagi" Gumam Micha, masih tetap tanpa membuka matanya.

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya. Ia mengibaskan tangannya di depan wajah Micha. Micha menepis tangannya, meminta Baekhyun agar diam. Artinya Micha belum tidur, tapi mengapa ia bicara seperti orang mengigau? Baekhyun melirik kalender duduk di meja samping tempat tidurnya dan memelototinya baik-baik.

Lebih dari dua menit, Baekyun memperhatikan kalender... DEG..ia baru menangkap maksud Micha.  "Cih"

Micha sendiri semakin mengantuk, ia tidak mengucapkan sepatah katapun.

Baekhyun berbaring di samping Micha. Ia memiringkan posisi tidurnya agar ia dan Micha berada dalam posisi berhadapan. "Kupikir kau tidak membacanya"

"Shuut.. Shikeureo", gumam Micha.

"Kau yang cari gara-gara lebih dulu…jangan salahkan aku kalau pada akhirnya kau tidur denganku", Goda Baekhyun.

"Hm.. Tidurlah", Micha menepuk-nepuk lengan Baekhyun. "Kau juga pasti kurang tidur karena harus menjaga eomma mu"

"Aigoo... Pengertian sekali", Canda Baekhyun. "Hehehe" Baekhyun mengambil handphone Micha dan mengutak-atik ponsel tersebut. Ia lalu melirik yeoja itu sekali lagi dan tersenyum usil. Ia kembali mengutak-atik ponsel milik Micha dan tertawa sendiri.  "Kkkk"

Micha membuka matanya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Micha curiga.

Baekhyun bersiul-siul santai. "Eobseo, hanya menyetel alarm saja, kalau kita berdua tidur nanti kita terlewat 07.55 heheh"

"Benar juga. Ya sudah", Micha dengan polosnya menutup kembali matanya.

"OK", Jawab Baekhyun lantang. Ia menggenggam tangan Micha. "Ayo tidur"

Micha memandangi tangannya yang digenggam oleh Baekhyun. Ia ingin protes tapi bisa apa.. mau protes pun belum tentu dilepaskan. "Sigh~"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

19.10 (07.10 PM)

Meski belum memiliki surat izin mengemudi, Lay terpaksa memacu mobil milik Miyoung. Tidak mungkin bagi Miyoung untuk mengemudi karena ia sedang mabuk berat.

Miyoung juga terus bicara dalam keadaan tak sadar. Tak jarang ia menarik tangan Lay, membuat namja itu kaget karena ia sedang was-was menyetir mobil. "Semua penderitaan Songhee.. Aku lah yang menyebabkannya hikss.. aku... benar kan..benar begitu bukan Lay-ah?”, ujar Miyoung terus bicara dalam keadaan mabuk.

"Ne noona... Tenang lah dulu sebentar", Lay menepikan mobil Miyoung. Ia memasangkan kembali sabuk pengaman yang baru saja dilepaskan oleh Miyoung.

"Lay-ah.....bagaimana kalau aku saja yang menggantikan posisi Songhee? Aku lah yang bersalah…Songhee tidak harus menerima semua ini hikss", Ujarnya tidak sadar. "Sekarang eomma dan appa kami pasti sudah memberi tahu Songhee dan Suho tentang pertunangan itu hikss.. Eothokhe…hikss"

Lay menghela nafasnya. Bagaimana kalau tadi Miyoung pergi sendiri? Pasti sesuatu yang buruk sudah terjadi padanya. Lay mengusap-usap kepala Miyoung. "Noona jangan banyak berfikir, lebih baik noona tidur"

"Ughh..ugh…hoeek", Miyoung tersedak seperti ingin muntah.

"Ya Tuhan!!", Lay segera membuka kembali seat belt yang dipakai Miyoung. Ia membuka pintu, kemudian turun dari mobil. Ia juga membuka pintu mobil di sisi Miyoung. Memapah tubuh lunglai Miyoung keluar dari mobil tersebut.

"Hueekkkk..hueekk", Lutut Miyoung menyentuh kerasnya aspal jalan.

Lay mencoba tetap tenang di saat seperti ini. Di dalam mobil, Handphone Miyoung terus berdering tak henti. Lay bergerak cepat mengambil handphone Miyoung. Nama `eomma` dan `appa` terus muncul di layar handphone bergantian. Lay tidak berani mengangkat, ia tidak tahu apa yang harus ia jawab jika kedua orang tua Miyoung bertanya.

Brukkk…..Miyoung tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan begitu saja.

"Noona! Aissh!", Lay kembali ke sisi jalan dimana tadi ia meninggalkan Miyoung. "Noona! Noona!", Miyoung sudah benar-benar tidak sadar. Ia mungkin pingsan atau tertidur. Mau tidak mau Lay menggendongnya kembali ke mobil.

"Huhhh~", Lay bisa bernafas lega saat sudah kembali ke mobil. Handphone Miyoung dikantung Lay kembali bordering. Kali ini nama 'Kim JoonMyeon' terpampang disana "Ah.. " Lay mengangkat telpon tersebut. "Yeoboseyo.. Suho-ya"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

19.00 (07.00 PM)

Kyungsoo melirik-lirik Eunkyo yang sejak tadi hanya terdiam memandangi suasana sepanjang jalan melalui jendela taxi. Ia bahkan duduk menjaga jarak dengan Kyungsoo di dalam taxi. Sudah hampir lima belas menit yeoja itu mendiamkannya karena ia sempat mengacuhkannya karena sibuk dengan ponselnya. Kyungsoo menggaruk-garuk pelan kepalanya yang tak gatal, sesekali juga ia memainkan kotak kue yang baru saja dibelinya hanya demi mendapatkan perhatian dari yeoja itu namun Eunkyo tetap mengacuhkannya. Ia menghela nafas dan disaat bersamaan, ia merasakan ponselnya bergetar. Ia diam-diam mengambil ponselnya sambil sesekali melirik Eunkyo dan ia pun melihat lagi layar ponselnya. Notifikasi SNS dari Micha muncul di sana. “Eo? Ige mwoya? ‘My Handsome B’ nugu?”, ujar Kyungsoo pada ponselnya. “Ya Jagiya…apa kau tahu siapa ‘My Handsome B’?”, Tanya Kyungsoo seolah lupa bahwa Eunkyo sedang kesal padanya.

“Bebek”, jawab Eunkyo asal. Ia masih malas bicara pada Kyungsoo.

“Bebek? Bebek…AHHHH ARASSEO!”,  seru Kyungsoo tiba-tiba. Ia kembali mengutak-atik ponselnya. “Ah…jadi mereka…ah…jincha…”, ujar Kyungsoo gemas.

“Micha sedang bersama seseorang?”, Tanya Eunkyo yang tiba-tiba sudah berada dekat dengannya dan turut membaca status SNS Micha di layar ponsel Kyungsoo.

“Bukankah kau sedang marah padaku?”, ledek Kyungsoo sambil melirik Eunkyo.

“Aku hanya bertanya…kalau tak mau jawab yasudah”, balas Eunkyo hendak kembali menggeser posisi duduknya agar kembali merapat ke pintu mobil, namun Kyungsoo menahannya dengan merangkul yeoja itu dengan tangan kanannya. “Bikyeo!”, gerutu Eunkyo.

“Ya Jagiya sudahlah…aku sudah minta maaf padamu tadi bukan? Kau lapar matchi? Aku sudah membelikan sepotong cheesecake untukmu”, ujarnya sambil menunjukkan buktinya pada Eunkyo. “Aku akan memberikannya padamu kalau kau memaafkanku ottae?”

Eunkyo terdiam sejenak. “Aish arasseo! Tapi jangan kau ulangi lagi”, gerutu Eunkyo.

“Ne….”, ujar Kyungsoo tersenyum. “Ya…apa kau tahu? Kurasa akun SNS Micha noona dibajak seseorang”, ujar Kyungsoo sambil menunjukkan postingan itu pada Eunkyo.

“Nugu?”

Kyungsoo tersenyum tipis, “Seperti yang kau bilang tadi….Bebek ahjussi”.

***

19.40 (07.40 PM)

Tao mengubungi Suho beberapa kali, meminta Suho untuk datang, tapi karena Suho sedang ada pertemuan keluarga ia tidak bisa datang. terlebih lagi ia baru saja dari sana beberapa saat sebelumnya. Tao pun mengupdate post pada account SNS nya untuk mencari perhatian hyung nya yang lain.

POST »» Huang Zi Tao

Kupikir hyungdeul dan noonadeul mengharapkan kesembuhan ku, tapi tidak seorangpun berada disisi ku saat aku sadar T.T

Usaha Tao gagal total, dibanding menanggapi post nya, teman-temannya yang lain justru sibuk merusuh pada posting Micha

POST » Xi Yi Jie

Today.... Monday at 07.55 PM I'll see u.. My. Handsome 'B'

REPLY » Kim Jongdae

UHUUKKK.. Nuguuuu?????

REPLY » Park Chanyeol

EHEM B**K***N... Eum.. Tapi ini kan hari Jum'at o_O bukan Senin.

REPLY » Kim Minhyo

SIAPAAAAA????? kenapa aku tidak tahu sama sekali, beri tau aku jongdae

REPLAY » Kim Jongdae

Itu noonaaa... Uhukk.. Kkkkk kubisikkan saja.

REPLY» Huang Zi Tao

TEBAK ADA KABAR BAIK APA?.....AKU SUDAH SADAR

REPLY » Kim Minhyo

Ah matta.. Kita kan sedang kencan berdua, bisikkan aku dengan cinta.

REPLY » Park Chanyeol

KENCANNNNN??!!!!!     

REPLY » Kim Jongdae

Eiiii Noona jangan sebar-sebar berita begitu dulu.. Aku malu

REPLY» Kim Minhyo

Jangan malu-malu

REPLY » Luhan

Kalian berdua???? Kris pasti patah hati..

REPLY » Kim Minhyo

Kau juga pasti patah hati.. Himnae rusa ku sayang

REPLY » Park Sungchan

RIP KRIS`S LOVE

REPLY » Park Chanyeol

HAHAHAHA hajimaa.. Perutku sakit kkkk

REPLY» Kim Minhyo

Biar saja selama tidak patah gigi saja.. Giginya kan seperti kuda

REPLY » Luhan

Yi Jie kau dimana? Kau tidak pamit saat pergi

REPLY» Do Kyungsoo

Firasat ku mengatakan ia bersama Baekhyun =_=

REPLY » Kim Jongdae

Minhyo noona jangan meledek kris hyung terus, nanti lidahnya tergigit hahah

WOW.. Kyungsoo-ya keajaiban sekali kau mau ikut bergosip.

REPLY » Park Chanyeol

Cinta bisa merubah segalanya Jongdae-ah, mungkin Kyungsoo berubah semenjak memiliki kekasih hahaah.

REPLY » Do Kyungsoo

BYE. =_=

REPLY » Park Sungchan

Ahh aku patah hati Kyungsoo punya kekasih..Kau tutup botol kecap kesayangan ku

REPLY >> Do Kyungsoo

Sungchan Noona =__=

Geumanhaeyo noona….nanti kekasihku salah paham T____T

REPLY>> Park Sungchan

Gwenchana..Kyungsoo-ya…Eunkyo pasti mengerti

REPLY » Luhan.

NO!!!! Neo naekoya Park Sungchan

REPLY » Park Chanyeol

Kalian hurrr =_=

REPLY » Kim Jongdae

Ya.. MOVE ON PARK CHANYEOL CARI YEOJACHINGU SANA HAHAHHAHA

***

19.52 (07.52 PM)

"Huaaaaaa huaaaaa hikksss", Tao menangis sendiri karena tidak seorang pun yang hendak datang sementara dirinya sedang membutuhkan teman. Suho juga sama saja, padahal Suho lah yang awalnya memberi Tao saran untuk melepaskan Yoora. Suho mengatakan pada Tao kalaupun Yoora memilihnya itu karena Yoora hanya merasa berhutang budi pada Tao, tapi Yoora akan tersiksa karena sebenarnya yang Yoora cintai adalah orang lain.

Agar terlihat keren (?) dengan pengorbanan besarnya (?) Tao pun mengikuti saran Suho. Tapi pada akhirnya ia menyesal sesaat setelah Yoora dan Kai meninggalkan kamarnya. "Huaaaaa semua orang jahat pada ku! Suho hyung juga! Ia tidak bertanggung jawab atas diriku huaaa hiksss", seru Tao merengek.

Sedang asik-asiknya Tao menikmati kesendiriannya. Tiba-tiba terdengar suara pintu tiba-tiba sedikit terbuka. Tirai di sekitar tempat tidur Tao pun bergerak-gerak. "Siapa?" Tanya Tao penasaran, tapi tidak ada yang menjawab. Suara langkah juga terdengar mendekat. Gerakan tirai yang menutupi sekeliling tempat tidur ruangan rawat Tao juga terus terdengar. Wajah Tao pucat, bukan karena sakit, tapi Tao merasa.. Itu adalah.. "HUAAAAAAA HANTUUUUU!!!!"

"Ya Huang Zi Tao!! INI KAMI!",  Teriak beberapa namja dan yeoja dari balik tirai. Rupanya mereka adalah Chanyeol, Chen, Luhan, Kyungsoo, Sungchan, Eunkyo dan Minhyo yang datang.

"Noonadeul ~ Hyungdeul~ kalian datang... Hikssss peluk akuuuu", Tao menangis dramatis meminta seseorang memeluknya. Chen, Chanyeol dan Minhyo maju bersamaan dan memberikan pelukan untuk Tao satu persatu. "Hyung.. Noona.. Kupikir kalian mengabaikan ku tadi"

"Aniya.. Kami membaca postinganmu tadi kkk! Tapi kami hanya ingin memberi kejutan" Ujar Chen sambil memeluk Tao.

"Bagaimana keadaan mu Tao-ya?", Tanya Chanyeol kini bergantian dengan Chen untuk memeluk Tao. "Aigooo.. Nae dongsaengiya"

"Aku sudah baikan Hyung", Jawab Tao.

Minhyo memeluk cepat Tao setelahnya. "Chingu Taooooo!!!"

Tao pun membalas pelukan Minhyo. "Noonaaaa ~~ Bogoshipeo!"

"Nado bogoshippeo", Jawab Minhyo.

Eunkyo dan Kyungsoo membawakan cake coklat untuk Tao. "Tao-ya, hyung dan noona membelikan ini untukmu. Kau suka cake coklat matchi?", Tanya Kyungsoo.

"Kau tak perlu bertanya, Sepertinya Tao suka-suka saja" Bisik Eunkyo.

Sesuai dugaan Eunkyo, Tao mengambil kotak cake coklat pemberian Kyungsoo dan Eunkyo. "Suka Hyung!! Waa enak sepertinya!".

“Kubilang juga apa”, ujar Eunkyo.

 ia kemudian melihat sepotong Cheesecake juga di dalam bungkusan kue yang diberikan Kyungsoo. “Aku juga suka cheesecakenya hyung!”, seru Tao.

“Mwo? Cheesecake? Ya! Tao-ya! Itu milik-“, seru Kyungsoo panic.

“Naekkoya”, potong Tao segera menyimpan bungkusan kue beserta Cheesecake yang juga tertinggal di dalam bungkusan itu.

“Kueku T___________T”, gumam Eunkyo sedih melihat kuenya yang lenyap direbut Tao.

“Mianhae…aku akan membelikanmu lagi nanti”, bisik Kyungsoo sambil merangkul Eunkyo dan menepuk-nepuk pundak yeoja itu mencoba menguatkannya.

"Tao-ya hyung juga belikan makanan untukmu", Luhan menyerahkan satu tas kardus besar berisi berbagai macam makanan untuk Tao. Membuat Chanyeol dan Chen menelan ludah lapar melihat kantung tersebut.

"Tao-ya kita makan sama-sama saja", Bujuk Chen.

"Shireo.." Jawab Tao.

"Kalau begitu habiskan dengan bungkus nya sekalian", Ujar Sungchan yang sedari tadi menyaksikan Tao mengamankan semua makanan pemberian hyungdeul dan noonadeulnya tanpa toleransi (?) sedikitpun.

“Ah…himdeuro…”, gumam Chen. Ia kemudian melihat beberapa kursi di sana. Chen duduk lebih dahulu pada satu kursi. Setelah itu Minhyo mendekatinya "Ya Kim Jongdae, aku lelah, kau berdiri saja jebal" Pinta Minhyo. Mau tidak mau Chen kembali berdiri dan memberikan tempat duduk nya untuk Minhyo.

 Minhyo girang lalu memeluk lengan Chen. "Gomawoooo~ Kkkkk"

Chanyeol's jealous level 1. "Gwenchana Chanyeol-ah, gwenchana" Ujarnya pada dirinya sendiri.

Luhan juga mengamankan satu kursi, tapi bukan untuk dirinya. Melainkan untuk Sungchan. "Baby.. Duduklah"

"Gomawo" Jawab Sungchan singkat.

"Tapi tunggu", Luhan menghalangi Sungchan untuk duduk. "Ini tidak gratis", Ia lalu menyodorkan pipinya. "Ppopo"

"Aku berdiri saja", ujar Sungchan.

Luhan menarik tangan Sungchan. "Andwee..", ujarnya kecewa. "Ya sudah kau duduk saja, aku tidak akan minta poppo lagi", Luhan mengalah karena ia tidak ingin Sungchan lelah berdiri. Sungchan kemudian mengecup singkat pipi Luhan, lalu duduk di kursi itu.

Luhan tersenyap beberapa saat, lalu tersenyum lebar setelah itu.

"Aarrrghh GWENCHANA PARK CHANYEOL!", Seru Chanyeol lagi pada dirinya sendiri. PUK..PUK.. Ia menepuk-nepuk dadanya. Chanyeol's jealous level 2.

Chanyeol hendak duduk di satu kursi tersisa, tapi tiba-tiba Kyungsoo duduk lebih dulu di sana. Eunkyo mendekat, ia berfikir Kyungsoo juga akan mengamankan kursi untuknya. "Gomawo" Ujar Eunkyo.

"Untuk apa?", Tanya Kyungsoo.

Eunkyo sedikit terkejut dengan pertanyaan Kyungsoo. Ia kemudian menunjuk kursi yang diduduki Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum penuh arti.  "Shireo, aku juga lelah dan  ingin duduk disini"

Chanyeol tidak percaya mendengar perkataan semacam itu dari Kyungsoo. Matanya membulat sempurna menatap Kyungsoo. “Yah neo…bagaimana bisa kau berkata begitu pada kekasihmu sendiri?”, bisik Chanyeol.

“Aish shikkeuro”, balas Kyungsoo datar sambil mendorong pelan Chanyeol.

Kekecewaan juga muncul di wajah Eunkyo. Hari ini ia sudah dua kali dibuat kesal oleh Kyungsoo. "Gwenchana, kau duduk saja", Jawabnya pasrah. Ia sudah terlalu lelah namun ia tetap mencoba berfikir positif, bahwa Kyungsoo lebih muda darinya dan hubungannya dengan  namja itu masih seumur jagung. Ia tak ingin lagi berkelahi karena hal sepele semacam itu.

Kyungsoo memiringkan kepalanya sedikit untuk melihat reaksi Eunkyo. Ia tahu yeoja itu kesal padanya sejak tadi bahkan sebelum ia ke rumah sakit, mereka belum lama berbaikan setelah bertengkar. “Eunkyo-ya~”, panggilnya.

“Hm?”, jawab Eunky datar tanpa menatap Kyungsoo.

"Jagiyaa~", ujar Kyungsoo lagi kali ini sambil menarik-narik lengan baju Eunkyo.

"Ne?", Eunkyo memasang senyum terpaksa.

"Jangan marah", bujuk Kyungsoo.

"Aniya.. Gwenchana", ujar Eunkyo mengelak meskipun raut kekecewaan masih tergambar di wajahnya.

"Tentu saja aku akan memberi kursi ini untuk mu.. awalnya" Ucap Kyungsoo. "Tapi setelah kupikir lagi…sepertinya akan lebih nyaman bagimu jika kau duduk di sini saja”, ujar Kyungsoo sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri, memberi isyarat agar Eunkyo duduk di pangkuannya.

Rona merah menghiasi wajah Eunkyo. “Ya! Apa-apaan kau ini?!", gerutunya malu. Ia panic memperhatikan teman-temannya yang  terkekeh karena aksi gombal Kyungsoo tadi, kecuali satu orang:

"KALIAN PIKIR INI DI DALAM BUS! DIMANA KALIAN HARUS MEMANGKU KALAU TIDAK ADA TEMPAT?!", seru Chanyeol emosi. Chanyeol jealous stadium akhir. Suara Chanyeol yang terlalu keras membuat semua mata tertuju padanya.

"Chanyeol hyung wae irae?" Tanya Tao bahkan sampai tercengang.

Chanyeol melihat sekitarnya, menyadari semua orang sekarang menatap ke arahnya. Ia kalut lalu meninggalkan ruangan begitu saja sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. "GWENCHANA PARK CHANYEOL..GWENCHANA!", ia menguatkan dirinya sendiri.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

19.57 (07.57 PM)

Suho dan Songhee segera pergi ke perkebunan bunga setelah menerima kabar dari Lay. Keduanya pamit lebih dulu dari pertemuan keluarga mereka. Perkebunan sudah sepi, hari ini toko bunga ditutup lebih awal. Tapi cahaya masih menerangi sekitar sana. Songhee segera berlari ke ruang kerja Miyoung. "Eonniee" pekiknya.

Eunhee dan Kris ada di dalam ruangan itu bersama dengan Lay. Suho menghampiri keduanya. "Apa Miyoung baik-baik saja?"

"Tadi Eunhee sudah membuatnya meminum jus lemon yang asam. Ia juga sudah meminum kopi pahit untuk menghilangkan pengaruh alcohol. Keadaan nya sudah membaik, tapi ia tertidur sekarang", ujar Kris.

"Syukurlah"

"Suho-ya, aku ingin bicara sebentar", gumam Lay.

***

 

Lay menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia juga menceritakan banyak hal yang diucapkan Miyoung saat Miyoung mabuk tadi. Suho mendengarkan setiap ucapan Lay dengan seksama.

"Apakah itu benar?

"Ne", ujar Suho menghela nafas. "Kedua orang tua kami membahas tentang pertunangan antara diriku dan Songhee. Aku bersikeras agar pertunangan itu tidak dilakukan, tapi Songhee justru menerimanya. Aku sama sekali tidak mengerti lagi sekarang. Aku sungguh tidak bisa mempertahankan Songhee, Lay-ah. Tapi Songhee tidak ingin Miyoung merasa semua ini adalah kesalahannya, jadi ia ingin ia terlihat baik-baik saja, makanya ia menerima pertunangan itu.."

"Bagaimana dengan Chanyeol? Kau sudah bicara dengannya?"

"Chanyeol dan Songhee sama-sama mengatakan mereka sudah tidak ada hubungan lain selain teman. Mereka juga sekalipun tidak pernah pergi bersama kecuali ada aku bersama mereka. Setiap kali hal itu terjadi hatiku jauh lebih sakit dibanding aku harus memilih melepaskan Songhee. Aku merasa begitu buruk karena semua ini"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

19.55 (07.55 PM)

Monday , Better day

처음 처럼 설레이는 그런 날~~~~         

"Eunghhh ~~" Baekhyun mengerang pelan setelah mendengar dering ponsel Micha. Ponsel itu tepat berada di samping telinganya. Baekhyun awalnya berfikir dering tersebut adalah dering alarm. Ia memencet sembarang tombol karena pandangan nya juga belum sepenuhnya jelas setelah bangun.

"Yeoboseyo noona!"

"Nuguseyo?", Jawab Baekhyun. Suaranya sedikit parau khas suara seseorang yang baru bangun dari tidur ya.

"Chanyeolie.. Nuguya? Baekhyun? Ya! Ige nuguya?! Dimana Micha noona?"

Baekhyun menjawab gemas telpon tersebut. "Hem.. Shimi tidur.. Kau menelpon ku memangnya mau bicara dengan siapa selain diriku, aisssh Park Chanyeol.. "

"Tapi yang ku hubungi nomor Micha noona"

Baekhyun membuka mata sepenuhnya. Ditatapnya handphone tersebut. Mendadak otaknya Blank. "Aissh..yaaa!!", Clekk.. Ia menutup sambungan telpon tanpa banyak kata. "Aisssh bagaimana bisa aku lupa ini handphone shimi..aissh paboya"

Monday , Better day

처음 처럼 설레이는 그런 날~~         

"AISH KKAMJAKGIYA!", Baekhyun berteriak kaget saat handphone Micha berdering lagi. Ia takut Chanyeol menelepon lagi, tapi kali ini ternyata benar-benar suara alarm. Jam pada handphone menunjukkan pukul 07.55 PM

"Hah~~dahaengida", Baekhyun merasa lega. Beberapa kali Baekhyun menarik dan menghembuskan nafasnya untuk menetralisir situasi. Ia melihat pelupuk mata Micha sudah bergerak, mungkin yeoja itu sudah bangun. Mustahil juga ia masih tidur sementara handphonenya sudah berdering dua kali dan Baekhyun baru saja berteriak keras. Baekhyun mempersiapkan dirinya, ia sudah memasang senyuman selebar mungkin. "Monday.. 07.55 PM..." Ucapnya pelan.

Micha mendengar aba-aba Baekhyun. Pelan-pelan matanya yang tertutup mulai dimasuki pantulan cahaya lampu. Semakin lama semakin jelas. Wajah Baekhyun adalah hal pertama yang muncul dalam gambaran matanya saat ini. Micha tersenyum tipis "Annyeong" Sapa nya.

"Annyeong" Jawab Baekhyun. "Ya.. Kau tidur sampai hampir 26 jam, kupikir kau mati" gumam Baekhyun. Ia mengeratkan genggaman tangannya. "Lihat tangan ku sampai berkeringat begini"

"Auwhh kepala ku sakit sekali…di mana Luhan Oppa? Kenapa kau berada di kamar ku?" Tanya Micha.

"Tentu saja Oppa mu yang bodoh itu sedang kencan dengan yeoja termanis sejagat raya, Sungchan noona. Jelas saja dia lupa menjaga mu. Kau mau tidur delapan hari full pun tidak masalah baginya..." Ledek Baekhyun.

"Sepertinya aku belum bangun. Aku pasti sedang mendapat mimpi buruk", keluh Micha, ia memukul pelan kepalanya.

"Ya!", gerutu Baekhyun. "Seharusnya kau bersyukur karena masih ada pria tampan yang muncul dihadapan mu saat kau bangun. Bayangkan kalau begitu kau membuka mata mu, Ajussi-ajussi yang menyuntik mu itu yang mucul..", Baekhyun menirukan sosok Ajussi seperti menirukan monster. "Hoo hooo aku akan memakan mu"

Micha tersenyum. "Mwoya hahahaha Neo jicha paboya haha"

Begitu juga dengan Baekhyun, "Gwenchana ahaha"

Mereka terkekeh karena permainan yang mereka buat sendiri. Tidak seorangpun yang akan mengerti permainan mereka selain mereka berdua.

====

FLASBACK (Monday, 07.55 PM)

Dekapan kegelapan seolah menyelimuti diri Micha. Dalam waktu lebih dari 24 jam, obat yang disuntikkan padanya membuat nya seperti seseorang yang mengalami mati suri. Luhan, Sungchan, Chanyeol, Lay juga Chen beberapa kali keluar dan masuk kamar Micha untuk mengecek keadaanya, tapi Micha belum juga bangun. Malam itu tepat saat semua sedang menikmati makan malam mereka di lantai bawah rumah Luhan, Micha membuka matanya untuk pertama kali.

Sekujur tubuhnya terasa lemas seperti setelah berlari lima puluh putaran lapangan sepak bola. Ia sulit untuk bergerak. Begitu ia bangun, hal pertama yang dilihatnya adalah jam kecil berwarna merah muda, yang entah siapa meletakkan jam tersebut tepat disamping bantal Micha. Jam merah muda menunjukkan Mon, 07.55 PM. Disamping jam merah muda terdapat boneka pemberian Luhan yang sering Micha peluk ketika ia tertidur. Pada pakaian boneka itu terdapat coretan bolpoin. Tanda "B" terpampang di sana. Mata Micha memicing, siapa yang begitu iseng mencoret-coret pakaian boneka miliknya itu. Micha mencoba membersihkan coretan pada pakaian bonekanya, tapi saat itu justru sebuah photo terjatuh dari dalam baju bonekanya. Seseorang pasti menyelipkan foto itu disana agar tidak ditemukan oleh siapapun, kecuali Micha. "Mwoya", gumamnya. Tidak sengaja Micha melihat sebuah pesan dibelakang photo tersebut:

 

Saat dimana kau terbangun dan tidak menemukan ku... Maka mulai dari sana sampai kau bertemu dengan ku nantinya.. Semua hanyalah Mimpi. Kembalilah tidur dan aku akan membangunkan mu. Jika setelah bangun kembali, akulah orang pertama yang kau lihat, itu artinya kau sudah kembali ke dunia nyata ^^v kkk

 = Prince Baek=

END OF FLASHBACK

====

Back to current time.

"Apa kita sudah kembali ke hari Jum'at?" Tanya Micha belum tahu pasti apakah permainan mereka sudah berakhir atau belum. Baekhyun yang memegang kendali permainan.

Baekhyun hanya terkekeh, sedikit tidak percaya Micha mengikuti note yang diselipkan nya didalam boneka bersamaan dengan fotonya itu. "Hahahah..hahah"

Micha hanya bisa terenyum kecil. Ia yakin sekali Baekhyun melewati lima hari yang berat. Ia harus tetap bertahan ditengah musibah yang menimpa satu persatu orang yang ia sayangi. Micha berfikir saat bertemu Baekhyun, ia akan melihat Baekhyun dalam keadaan sedih, menangis atau yang lainnya. Tapi wajah Baekhyun tidak menunjukkan hal itu sedikitpun. Ia masih terkekeh nakal seperti Baekhyun yang biasanya. Itu juga yang menjadi alasannya membiarkan Baekhyun melakukan apapun yang ia sukai. Membiarkan Baekhyun tertidur disampingnya, menggenggam tangannya sampai mengulang waktu seolah mereka berada di hari senin, hari dimana Baekhyun begitu ingin berada di sisi Micha saat ia membuka matanya, tapi tidak dapat terjadi karena kondisi ibu dan kakak Baekhyun memburuk.

Micha melakukannya karena seseorang pernah mengatakan suatu hal pada Micha. Sesuatu yang sebenarnya juga sempat diucapkan oleh Baekhyun pada Micha, namun tidak bisa didengarnya karena ia tidak sadarkan diri.

"Kau tidak selamanya harus mengetahui masalah seseorang yang kau sayangi. Tidak selamanya harus membantunya menyelesaikan masalahnya. Menjadi seperti seorang pahlawan baginya. Ia tidak bicara karena mungkin ia masih bisa mengatasinya. Ia tidak bicara karena mungkin ia tidak ingin masalahnya menjadi beban bagi mu. Atau mungkin.. Ia juga tidak tahu bagaimana mengatakan nya pada mu. Tapi ada satu hal yang bisa kau lakukan.. Tetaplah di sampingnya. Karena kadang bagi seseorang yang juga menyayangi mu, keberadaanmu disamping nya, sudah lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia"

-Minseok to Micha-

"Ya Shimi, pandangan macam apa itu!", seru Baekhyun Takkkk... Ia memukul pelan kepala Micha agar yeoja itu sadar. "Aku tidak terlalu tampan juga, jadi kau tidak perlu menatap ku sampai seperti itu", kalimat-kalimat bernada candaan terus terlontar dari mulut Baekhyun.

"Jangan pergi tanpa kabar lagi", Ujar Micha pelan.

Baekhyun mengerti Micha sedikit serius saat itu. "Araseo.. Mianhae.. Kau bisa menelponku kalau memang kau merindukan ku, jangan terlalu sering menyimpan masalah sendiri hahaha"

"Katakan hal itu pada diri mu sendiri", balas Micha.

"Hahahaha", Tawa Baekhyun nyaring. "Aku juga berniat mengatakannya untuk kita"

"Terserah kau saja", Micha membuang muka. Lagi-lagi perhatiannya terpusat pada genggaman tangan Baekhyun. Mengapa tangannya begitu nyaman berada di sana? pikirnya. Belum sampai Micha mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, tiba-tiba tangannya tertarik maju, membuat tubuh Micha juga bergeser mendekat.

DEG.. Jantung Micha berpacu lebih cepat dari biasanya saat wajah Baekhyun sudah menyambut nya. Tapi ia memasang ekspresi tenang seperti biasanya. "Eo?"

"Kau tidak akan pernah mendengar apapun dari ku. Aku tidak suka mengatakan hal-hal aneh yang akan membuat ku tertawa ketika aku mengingatnya nanti", Ujar Baekhyun. Sekali Ini wajahnya terlihat serius. "Tapi aku..", Baekhyun menarik selimut tebalnya dengan sebelah tangan hingga menutupi sampai batas hidung nya dan Micha.

Sekujur tubuh Micha tersihir, pelupuk matanya melebar saat ia merasakan bibir Baekhyun yang selalu tajam menusuk semua orang dengan segala ucapannya itu, menjadi begitu lembut saat menyentuh bibirnya. Ia juga dapat merasakan sebelah tangan Baekhyun yang tadi digunakannya untuk menarik selimut, kini telah mendekap erat tubuh Micha. Sesaat Micha pun ikut menutup matanya. Tidak ada yang terlalu berlebihan. Dekapan itu hanya dekapan halus dan ciuman yang Baekhyun lakukan juga hanya sekedar Innocent kiss. Tidak lebih dari 15 detik Baekhyun memundurkan wajahnya lagi. Ia menyeringai nakal. Eye smile nya nampak begitu jelas. Baekhyun membentuk heart dengan dengan tangannya, lalu terkekeh sendiri. "Heheheh"

Baekhyun menurunkan kembali selimut tebalnya. Ia bangkit dari tempat tidurnya "Shimi.. Ada seseorang yang ingin sekali bertemu dengan mu", ujarnya.

***

Baekhyun membawa Micha ke dalam kamar Minseok. Di sana Inkyung masih setia menemani Minseok yang tengah tertidur.

"Inkyung-ah, dimana Sehun?" Tanya Baekhyun.

Inkyung menoleh ke arah Micha dan Baekhyun, rasa iri tergambar dari raut wajahnya ketika melihat tangan Baekhyun menggenggam tangan Micha. "Dia pulang lebih dulu, sekitar 10 menit lalu.. Anyway.. Chukahae"

"Cih..", Baekhyun mengerakkan sebelah tangannya diatas kepala Inkyung. "Gomawo"

Inkyung menyingkirkan tangan Baekhyun. "Ya! Jangan sok akrab dengan ku!"

"Hehe..", Baekhyun menarik Micha mendekat.

Micha tersentak sesaat setelah melihat wajah Minseok. Tubuhnya gemetar hebat, "X..x.xiumin.. Op..pa?"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

19.55 (07.55 PM)

Chanyeol menenangkan dirinya di luar ruang rawat Tao. Ia jadi teringat tentang postingan Micha beberapa saat lalu. Tentang pukul 07.55 PM, kebetulan sekarang pukul 07.55 PM, Chanyeol menghubungi Micha. Cukup lama sambungan telpon belum tersambung juga. Chanyeol menghubungi sekali lagi dan kali ini tersambung "Yeoboseyo noona!"

"Nuguseyo?", Suara seorang namja terdengar dari sambungan tersebut

"Chanyeolie.. Nuguya? Baekhyun? Ya! Ige nuguya?! Dimana Micha noona?" Tanya Chanyeol heran, ia yakin suara namja itu adalah suara Baekhyun.

"Hem.. Shimi tidur.. Kau menelpon ku memangnya mau bicara dengan siapa selain diriku? aisss Park Chanyeol.. "

Dahi Chanyeol mengerut, "Tapi yang ku hubungi nomor Micha noona"

"Aissh ya!" Clekk.. Sambungan telpon terputus begitu saja.

"Ige mwoya? Apa mungkin mereka sedang bersama? Jangan bilang kalau..  hubungan mereka sudah... Resmi? Andweeeeeeee!!", Chanyeol frustasi sebagai satu-satunya namja tanpa pasangan. Ia menggigit handphonenya dengan wajah mengenaskan. "Sudah setampan ini, kurang apa lagi diriku? Huaaaa!!"

"Chanyeol hyung, hyung sedang apa? Mengapa mengigit handphone begitu?" Seorang namja sedang berdiri memperhatikan heran Chanyeol.

"Huaaaa.. KAIIII", Chanyeol menghambur memeluk Kai membuatnya semakin terlihat mengenaskan. "Kau sabar saja.. Kalau kau sendiri sampai saat ini bukan berarti karena kau kurang tampan. Kau harus semangat Kai.. Kau pasti akan bertemu jodoh mu kelak", ujar Chanyeol menceramahi Kai.

Kai semakin heran dengan sikap Chanyeol. "Sabar ya Hyung.. tapi sebenarnya bukan Yoora yang meningalkan ku.. Memangnya apa yang Tao ceritakan pada hyung?"

Terjadi salah paham besar-besaran antara kedua mahluk ini. Chanyeol mengungkapkan kata-kata yang sebenarnya diperuntukkan untuk dirinya sendiri tapi ia limpahkan pada Kai. Sedangkan Kai berfikir Chanyeol tahu mengenai apa yang terjadi padanya dari Tao, sedangkan Tao sendiri sebanarnya belum tau apa-apa, karena Kai baru saja hendak memberitahunya.

Keduanya saling bertatapan bingung. "Memangnya kau sedang membicarakan apa?" Tanya Chanyeol.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

20.00 (08.00)

Yoora berlari tanpa arah. Air matanya mengalir deras membasahi wajahnya. Ia merasa dipermainkan oleh dua orang sekaligus. Ia hanya berlari dan terus berlari, tidak sedikitpun peduli dengan keadaan sekitarnya. Langkah kakinya semakin cepat berpacu dengan derasnya air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Setiap pandangannya melihat lampu merah masih menyala,lampu hijau untuk pejalan kaki pun mengiringi, ia mempercepat kembali langkahnya meski jalanan sudah sepi dan tidak seorangpun melewati zebra cross lagi.

Bukan tanpa alasan, tapi ternyata waktu untuk lampu merah hanya tinggal dua detik lagi. Yoora sama sekali tidak memperhatikannya, kedua kakinya baru beberapa langkah menapak pada zebra cross. Mobil-mobil melaju cepat setelah lampu hijau menyala. Yoora panik menyadari sinar lampu mobil menyorot tepat di sampingnya. "ANDWEEE" Ia menutupi wajahnya dengan tangan, matanya terpejam pasrah.

BRRUUUUKKKKKKKK!

===

Yoora keluar dari ruang rawat Tao lebih dulu. Di dalam ruangan, Kai sudah berusaha sekuat tenaga menjelaskan pada Tao tentang hubungan dirinya dengan Yoora, tapi Tao yang tidak merubah keputusannya. Tao ingin Yoora bahagia bersama namja yang dicintainya.

Kai keluar tidak lama setelah Yoora. "Kita harus bicara sebentar" Ujar Kai. Ia menjulurkan tangannya, tidak menunggu waktu lama, Yoora segera menyambut tangan Kai.

Mereka pergi berjalan menikmati udara malam. Mereka hanya berjalan jalan disekitar area rumah sakit saja.

"Yoora-ya", ucap Kai.

"Ne?", Jawab Yoora malu karena Kai masih menggenggam tangannya.

"Tentang apa yang Tao ucapkan.. Kau.. Menyukai ku? Itu benar?", Tanya Kai.

"Apakah itu juga alasan mu menyelamatkan ku waktu itu?"

Yoora mengangguk pelan. Ia sama sekali tidak menatap Kai karena wajahnya sudah memerah padam.

Kai menghentikan langkahnya. Ia menyentuh kedua pundakYoora dan menghadapkan tubuh Yoora ke arahnya. Yoora mengangkat wajahnya. Jantungnya berdetak lebih kencang begitu ia menatap Kai. "Gomapta.." Ujar Kai tersenyum.

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku.. Tao lah yang lebih banyak berkorban", Jawab Yoora.

"Aniya….Aku yakin saat kau memutuskan untuk menyelamatkan ku. Kau juga tidak tahu bahwa Tao juga akan menyelamatkan mu. Kau.. membuat dirimu berada dalam bahaya karena diriku.. " Ujar Kai.

Secercah senyum terkembang di wajah Yoora. Sebelum akhirnya ia mendengar kata "Tapi...", dari bibir Kai.

"Tapi?" Tanya Yoora lirih seperti sudah menduga apa yang akan hendak terjadi.

"Tapi Yoora-ya…..Aku tidak pernah menyukai mu sedikitpun. Bagiku.. kau sudah kuanggap seperti adiku saja, karena kau tahu kan sejak dulu Kris hyung dan Eunhee noona.. Aku…tidak bisa terus menerus bersama mu. Aku tidak ingin kau salah paham"

"Cukup..hikss tidak perlu kau teruskan", ujar Yoora terisak.

"Yoora-ya", panggil Kai.

"Hajima.. Hikss aku mengerti.. kau memang tidak bisa mencintai ku apapun yang kulakukan, Kau.. Kau selalu menggunakan hubungan Oppa dan Eunhee eonnie sebagai alasan.. padahal bukan itu alasan yang sesungguhnya kan? Kau seperti ini.. Karena Inkyung eonnie!! Karena kau tidak pernah bisa melupakannya!!" Bentak Yoora.

Kai tidak bisa menyangkal hal tersebut. Kai bukan tidak menyadari perasaan Yoora padanya, ia sudah lama mengetahuinya. Bahkan Eunhee dan Kris pun mengetahui perasaan keduanya. Mereka berdua pun pernah mengatakan bahwa kalau memang mereka berdua saling mencintai, Kris dan Eunhee akan menyerah untuk mereka, tapi Kai melarang keras hal itu. "Mianhae Yoora-ya"

Yoora menyingkirkan tangan Kai dari pundaknya. "Kau.. Sampai kapan pun kau tidak akan menemukan cinta sejati mu jika kau terus mengharapkan seseorang yang jelas-jelas sudah menjadi milik orang lain!!! Hikss.. Gwenchana.. Jika memang ini yang kau pilih hikss.. Akan ku anggap semua ini tidak pernah terjadi! Aku akan melupakan semua yang pernah ku rasakan terhadap mu! hikss karena semua memang sudah tidak akan ada gunanya!"

Tanpa mencoba mengerti situasi Yoora sedikitpun, Kai memohon Yoora untuk kembali kepada Tao. "Yoora-ya, kumohon.. Kau boleh marah pada ku, kau bisa melakukan apapun, tapi.. Bujuklah Tao untuk kembali kepada mu"

"TENTU!!! TENTU TIDAK MASALAH BAGIMU... KEMARAHAN KU, SAKIT HATI KU.. Semua tidak berarti bagimu, karena kau memang tidak pernah peduli! Tapi satu hal yang harus kau ketahui.. AKU BUKAN BARANG YANG BISA KAU DAN TAO PINDAH TANGANKAN SEENAKNYA! MULAI SAAT INI URUS SAJA DIRI KALIAN MASING-MASING!", Yoora berlari meninggalkan Kai dengan  perasaannya yang hancur. Bagaimana tidak, ia sudah dengan kesungguhan berniat untuk melupakan Kai untuk memulai mencintai Tao karena ia melihat ketulusan yang Tao lakukan. Tapi Tao memintanya untuk pergi bersama Kai dan setelah apa yang terjadi ternyata dengan mudahnya pula Kai meminta Yoora 'menyingkir' dari kehidupannya begitu saja.

====

☆*:.。. o)o .。.:*☆

20.00 (08.00 PM)

Kris merasa suntuk. Ia masih berada di perkebunan bunga. Masalah keluarga Kim dan Lee membuat nya pusing meski ia sebenarnya tidak terlibat langsung. Kris merasa gundah tanpa alas an yang jelas.

PRANGGG.. tanpa sengaja, Ia menyenggol gelas yang ia letakkan diatas meja. "Aisssh" Kris menunduk berniat membereska pecahan gelas yang berserakan di lantai, tapi jari telunjuknya justru terluka karena pecahan itu "Aww"

Eunhee menghampiri Kris akibat bunyi keras yang ditimbulkan saat gelas pecah tadi. Ia kaget saat melihat tangan Kris sudah terluka. "Eung., eung eung.." serunya panik, dari gerak tubuhnya terbaca ia meminta Kris untuk menyingkir dari sana dan membiarkan pecahan gelas itu.

Kebetulan Lay dan Suho yang baru saja selesai bicara melihat kejadian itu dan membantu membereskan pecahan gelas sementara Eunhee mengobati tangan Kris yang terluka. Setelah selesai mengobati Kris, Eunhee menulis: Gwenchana? pada notenya.

"Ne.. Gwenchana.. Kau tidak perlu cemas" Jawab Kris. Meski ia menjawab ia baik-baik saja, tapi kekhawatiran dalam wajah Kris tidak bisa berbohong. "Perasaan ku hanya sedikit tidak tenang,…entah mengapa" Ujarnya jujur.

Eunhee menggenggam sebelah telapak tanganKeis dengan kedua telapak tangannya. Ia tersenyum manis, lalu menuliskan: Semua pasti akan baik-baik saja pada notenya.

Senyum Eunhee membuat Kris juga tersenyum. "Ne.. Gomawo Eunhee-ah"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK