home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DREAM CATCHER

DREAM CATCHER

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jun 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : EXO OT12, OC
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |71545 Views |5 Loves
DREAM CATCHER
CHAPTER 14 : The Reality 3

19.14 (07.14 PM)

"Chanyeol-ah, kau yakin akan pulang sendiri? kau tidak apa-apa?" Tanya Kris di depan pintu rumahnya.

"Ne.. aku tidak apa-apa hyung" Jawab Chanyeol.

Kris kemudian menutup pintu rumahnya. Chanyeol berjalan perlahan meninggalkan rumah Kris. Ia melihat Luhan berjalan di sisi sebarang jalan. "Luhan hyung!", panggil Chanyeol, tapi Luhan tak menjawab. Luhan hanya terus berjalan sampai memasuki rumahnya yang berseberangan dengan rumah Kris itu.

Hanya berselang beberapa menit setelah Luhan masuk, Chanyeol melihat sosok Sungchan mendekat. Hati Chanyeol sakit.. begitu sakit, perasaanya mengatakan Luhan dan Sungchan sudah mengakhiri hubungan mereka. Mereka mustahil berjalan di sisi jalan yang berbeda padahal mereka berjalan dari arah yang sama.

Sungchan tidak menegur Chanyeol seperti biasanya. Seperti perjanjian mereka bahwa mereka akan berpura-pura tidak saling mengenal semenjak kedua orang tua mereka bercerai. Sungchan terhenti karena Chanyeol menahan lengannya. Ia mengengok ke arah Chanyeol dengan pandangan kosong.

"Kau seperti ini lagi….kau selalu saja seperti ini.." Ujar Chanyeol lirih. Air mata Chanyeol mengalir perlahan.

"Apa yang kau lakukan disini park Chanyeol? Kau seharusnya beristirahat dirumah mu" ujar Sungchan tenang, seperti biasanya. Seolah tak terjadi apapun padanya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan...”, ujar Chanyeol memberi jeda pada ucapannya. “Noona", sambungnya.

DEG! Bola mata Sungchan membesar ketika mendengar Chanyeol menyebutnya “noona”. Belum sempat ia mencerna apa yang sedang terjadi, Chanyeol sudah menarik tubuhnya ke dalam pelukan nya.

"Menangislah sekali saja.. eung..hh ssh.. Sungchan noona hiks.. Menangislah sekali saja, sekedar memberi tahu orang-orang yang mencintai mu.. bahwa kau tersakiti.. hikss mengapa noona hhh..sh selalu diam saja? hh.. membiarkan semua orang berfikir salah tentang perasaan noona hhs.. membiarkan diri noona sakit tanpa seorangpun tersisa disisi noona..wae.. wae noona hikss", pelukan Chanyeol semakin erat. Ia menangis terisak tanpa henti.

Tangan Sungchan bergerak mendekap tubuh sang adik yang kini sudah jauh lebih tinggi darinya. Ia tidak pernah memeluk Chanyeol selama lima tahun lamanya. Ia tak tahu harus bahagia atau bersedih saat itu. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu, menimbulkan air mata mengalir deras membasahi wajahnya untuk pertama kalinya selama lima tahun terakhir dalam hidupnya semenjak ia berpisah dengan Chanyeol.

"Aku menyayangi noona.. aku membutuhkan noona lebih dari aku membutuhkan semua orang di dunia ini..hhh hiks.. ssh membenci mu.. sama seperti aku.. hhs.. membenci diri ku sendiri. Mengapa noona membiarkan aku membenci noona? hhssk.. hh.. Setiap saat aku takut, aku takut hidup sendiri tanpa noona disamping ku.. aku takut noona. Noona hhsk.. hikss..Jangan pernah biarkan aku membenci mu. Aku ingin menjadi Park Chanyeol yang manja dan selalu memeluk Park Sungchan setiap hari, Saranghae.. Saranghae Sungchan noona hhs..ss hikss"

Sungchan tak bisa berkata apa-apa selain menyebut nama Chanyeol. "Nae dongsaeng.. Chanyeolie..Hhh hikss.. Chanyeolie.. hikss pabo..Pabo Chanyeolie.. hhhhs hiksss.. aahh sss hiksss..~"

Chanyeol melepaskan pelukannya. Ia menghapus air mata Sungchan. "Noona, ayo menonton film horror!"

Sungchan dapat tersenyum kecil ditengah kesedihannya. "Tsk.. kau sungguh pandai merusak suasana, anak bandit"

Chanyeol tersenyum lebar. "Aku mau tidur dengan noona juga setelah itu. Aku sudah membeli banyak makanan pedas untuk menemani waktu kita menonton film horror. Aku tidak bisa menonton film horor di rumah Suho hyung. Terakhir kali menonton film horor, Layar TV Suho hyung hancur karena dilempar sepatu oleh Tao", ujar Chanyeol.

"Buahaha.. ahh jincha" Tawa Sungchan. Ia merasa lebih baik.

Sejak kecil, Sungchan selalu memutarkan film horor setiap kali Chanyeol menangis, biasanya Chanyeol akan berhenti menangis. Karena tangisnya berubah menjadi teriakan ketakutan. Ia sibuk menjerit-jerit sehingga ia melupakan kesedihannya.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

23.45 (11.45 PM)

Tok.. tok tok.. Clek.. pintu kamar Micha terbuka. Terlihat sosok Luhan masuk dari balik pintu. Ia membawa bantal ditangannya. Luhan berbaring di samping Micha. "Aku ingin tidur disini", ujarnya lirih

Micha menggeser posisi tidurnya, memberikan ruang yang lebih luas untuk Luhan. Micha menarik selimut agar menutupi tubuh Luhan juga. Ia kembali berbaring, sebelah tangannya ia rangkulkan pada Luhan. Beberapa saat mereka terdiam. Beberapa detik kemudian, terdengar suara isakan Micha. "Hiks.."

"Jangan menangis", perintah Luhan.

Bukannya diam, isakan itu justru semakin keras. "Hhhh.. Hiks.. hikss.. Hikss"

Luhan mengelus kepala sang adik. "Kau tahu.. Kau adalah seseorang yang paling kubenci di dunia ini.. Aku benci.. karena kau selalu mengetahui perasaanku sekalipun aku tidak bicara sepatah kata pun pada mu. Kau selalu menyusahkanku"

Luhan bangkit dari tidurnya. Ia juga membiarkan Yi Jie melakukan hal yang sama. Ia lalu memeluk sang adik. "Tapi kau.. selalu menjadi yang tersisa saat semua hal pergi meninggalkan ku.. adikku yang cengeng"

Isak tangis itu perlahan juga terdengar dari Luhan. Ia tidak mampu menyembunyikan rasa sakitnya dari Yi Jie. Ia membiarkan dirinya menangis, mungkin hal itu bisa membuatnya tenang.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

23.44 (11.44 PM)

POV: Minseok        

Aku lelah hanya karena tertidur. Bagaimana jika harus menghadapi hidup yang seusungguhnya? Ku buka mataku, sedikit terkejut saat kulihat Inkyung berada di dalam kamar ku. Sudah tengah malam begini, apa yang ia lakukan disini?

"Kau sudah bangun Oppa?", tanya nya padaku. "Kau selalu tertidur setiap kali aku datang. Entah sungguhan atau memang kau sengaja tertidur agar tak melihat ku". Mungkin keduanya Inkyung-ah. Aku melakukan segala hal untuk menghindar darimu.

"Aku pernah menceritakan pada mu sebelumnya.....  Aku memiliki seorang kekasih sementara kau disini terbaring sendiri. Oppa, hari ini aku mengakhiri hubungan ku dengannya", Kulihat suaranya begitu parau. Dia benar, beberapa bulan lalu, ia mengatakan padaku bahwa ia menjalin hubungan dengan seseorang. Aku membencinya .. detik itu juga aku membencinya. Aku tak pernah tahu namja seperti apa kekasih Inkyung sebenarnya. Tapi karena mimpi ku, aku jadi berfikir.. bagaimana kalau kekasih Inkyung di dunia nyata adalah namja benar-benar sebaik Lay? Bukan kah.. ia memang lebih baik dari ku?

Kurasakan Inkyung menggenggam tangan kiri ku, "Kalau saja kau dapat melihat hidup ku saat ini, kau mungkin akan membenci ku lebih dari kau membenci ku sekarang.  Aku bukan gadis manis yang dulu begitu kau sayangi Oppa. Aku saat ini..adalah seorang pembawa bencana, dimana setiap kehadiran ku selalu akan merugikan orang lain", ujarnya lirih.

Aku tahu saat ini Inkyung sedang membendung air matanya. Tangannya yang kuat menggenggam tangan ku saat ini gemetar hebat. Apa yang sebenarnya terjadi pada Inkyung?

"Hhh..~ Aku ingin bercerita padamu. Kumohon Oppa mendengarkan ku kali ini, kumohon Oppa tidak memejamkan mata sebelum aku selesai bicara.. hhhssh", Kugerakkan jari ku untuk memberi tanda baginya. Aku mengiyakan permintaannya.

"Empat bulan lalu, saat namja itu menyatakan cinta nya padaku, aku ingin sekali menolaknya. Tapi ia adalah namja yang baik. Aku.. tidak tega untuk melakukannya. Kupikir, mungkin dengan memperlihatkan sedikit keburukan padanya, namja sepolos itu pasti tak akan tahan padaku. Aku mencobanya.. aku mencoba berakting sebagai yeoja pemarah, yang selalu meninggalkannya setiap ia melakukan kesalahan sekecil apapun... tapi ternyata perkiraan ku meleset. Ia tetap menerima apapun yang ku ingin kan. Ia tidak pernah sekalipun memprotes ku. Tanpa kusadari, sikapnya membuat begitu nyaman berada didekatnya”, Inkyung memendamkan wajahnya di tempat tidur ku. Ia melakukan itu untuk menahan tangisnya. Saat ia bercerita, dalam pikiran ku tergambar sosok Lay. Tidak mungkin.. Lay hanya ada dalam mimpi ku.

Inkyung kembali mengangkat wajahnya. Ia menahan diri untuk tidak menangis. "Tapi mencintainya adalah hal yang mustahil untukku. Aku.. tidak ingin mengkhianati Minseok Oppa. Aku tetap yakin bahwa suatu hari nanti kau akan... hhhh.. kembali bersama ku... hhhss Oppa.. Namja bodoh itu bernama Zhang Yixing Oppa"

DEG! Zhang Yixing? Lay? Tidak mungkin! Mustahil apa yang kutemui dalam mimpi ku sama dengan realita yang ada. Bagimana mungkin ini terjadi? kupasang telinga ku baik-baik, mungkin ada sesuatu yang bisa kudapatkan dari cerita Inkyung.

"Sekali lagi aku mencoba melakukan hal brutal yang mungkin bisa membuatnya mengakhiri hubungannya dengan ku. Aku menyakiti seorang sahabatnya... tapi ia tetap bertahan, berulangkali ia mengatakan pada ku bahwa ia mencintai ku.. hhs ia membuat ku semakin takut Oppa. Aku takut mencintainya. Sejak saat itu, aku mulai berprilaku seperti seorang psikopat yang begitu bahagia melihat semua orang, terutama orang-orang disekitarnya hancur satu persatu ditangan ku dan pada akhirnya hhs..~ semua usaha ku berhasil hari ini Oppa. Hubungan kami.. berakhir", Inkyung semakin sulit menarik nafasnya. Ia tak bisa lagi membendung air matanya. "Aaahhh~ hhhs hikss.. hhh.. Tapi mengapa hati ku begitu sakit Oppa? Neomu Aphayo…. hiksss Oppa mianhaeyo.. Minseok Oppa.. hhhs hiks kurasa aku.. mencintai nya, aahh..hhhs Hikss.. hikss"

Tanpa kusadari, Air mataku turut mengalir. Jadi namja itu benar Lay? Dan sekarang Lay dan Inkyung sudah tidak bersama? Dapat kurasakan rasa sakit yang dirasakan Inkyung. Ia.. sungguh belum bisa melepaskan Lay. Ia tersakiti karena mengakhiri hubungannya dengan Lay. Segala hal yang selama ini ia lakukan, juga hanya sebagai kedok agar Lay memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya, karena ia tidak tega jika ia yang mengakhir hubungan mereka. Apa yang harus ku lakukan sekarang?

"Katakan padaku Oppa.. hiiiksss hhh.. katakan padaku, yakin kan diriku kau akan sembuh suatu hari nanti Oppa. Hhhh.. shh Hiks sekalipun aku tidak pernah mencintai mu. Aku menunggu Oppa.. Aku berjanji akan berusaha melupakan namja itu. Aku berjanji akan berusaha mencintai mu saat kau sembuh nanti.. karena itu katakan sesuatu padaku!!!!", Nada suara Inkyung mulai meninggi sambil sesekali menggoyang-goyangkan tubuhku, berusaha membangunkanku. "Mengapa kau tidak pernah menjawab ku! Aaaaaaaaaarrrhhh! Hiksss.. Hiksss.. Aku tidak bisa terus seperti ini! Aku ingin mencintai seseorang yang juga mencintai ku.. hhhh.. beri aku kepastian Minseok Oppa.. Jangan meninggalkan ku dalam situasi seperti ini sendiri.. aku sudah menunggu mu lebih dari dua tahun dan kau hanya memberikan ku harapan kosong..!!" Inkyung sangat frustasi saat ini. Ia terus bicara tak henti juga terus menangis. Aku membuatnya menunggu kesembuhan ku, sementara jauh didalam diri ku aku tidak pernah berusaha sedikit pun untuk sembuh.. Apakah aku telah berbuat tak adil padanya?

"Aku tersiksa karena rasa bersalah ku pada mu, karena akulah kau menjadi seperti ini.. Mianhaeyo Oppa, jangan terus menghukum ku dengan cara seperti ini......ini sangat menyakitkan…jeongmal aphayo…hiks”, isaknya lirih.

           

"Karena sebuah mimpi, seindah apapun itu.. akan berakhir saat kau terbangun.."

-Luhan-

Aku tidak sungguh-sungguh ingin bangun dari mimpi ku, karena aku tetap mempertahankannya,.. karena aku takut kehilangan mimpi ku yang terlalu indah ini.. aku akan menghancurkan kehidupan banyak orang.. Jika memang apa yang terjadi dalam mimpi ku adalah nyata, maka bukan Luhan, bukan Sungchan, bukan Lay, juga bukan Inkyung, akar permasalahannya adalah.. aku.. aku.. Kim Minseok.

==To be Continue==

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK