home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Love Is Old-Fashioned

My Love Is Old-Fashioned

Share:
Author : Dhani712
Published : 24 Jun 2015, Updated : 25 Jun 2015
Cast : Kim Yeon Ha (fictional character), Oh Sehun, Kim Kai, Others.
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |18151 Views |1 Loves
My Love Is Old-Fashioned
CHAPTER 2 : Chapter 2

“Kai-ya, kau mau kemana sekarang?” tanya ayah Kai yang sedang memakai syal bermotif cheetah. Kai menoleh, “Aku.. Mau ke sekolah dulu sebentar, appa.”

Ayah Kai tampak berpikir sejenak lalu memutuskan, “Geurae! Jangan sampai kau telat pergi ke bandara! Kai, kuharap kau tidak menyia-nyiakan kesempatan bersekolah disana.”

Kai merenung sesaat, tadi siang appa-nya memaksanya ikut pergi ke Amerika untuk belajar sementara appa-nya mengurus bisnis disana. Kai tidak bisa menolak karena kesempatan berlatih dance di sekolah di Amerika itu sangat berharga bagi Kai. Lalu tiba-tiba sekolah dance itu memajukan jadwal, sehingga Kai terpaksa harus pergi ke Amerika. Namun, Kai merasa ada sesuatu yang harus ia selesaikan, bertemu dengan Yeon Ha dan mengatakan sesuatu yang harus dikatakannya. Kai harap sekarang Yeon Ha ada di ruang latihan dance di sekolah.

“Arasseo, appa. Kalau begitu, nanti aku akan langsung pergi ke bandara.”

***

Yeon Ha membuka pintu ruang latihan dance lalu menutup dan menguncinya. Kakinya melangkah ke sudut ruangan. Gadis itu duduk dengan posisi tangannya memeluk kakinya yang terlipat sedangkan kepalanya ditundukkan.

            Malam ini, seharusnya Kai memberikan kado yang manis untuknya. Namun, saat siang hari Kai telah memberinya kado yang pahit. Air matanya menetes sekali lagi, namun segera dihapus oleh punggung tangan Yeon Ha.

            Ttok.. Ttok.. Ttok..

Yeon Ha menghampiri pintu. Suara yang familiar membuatnya berhenti menangis.

            “Apa kau didalam Yeon Ha?” tanya Kai

Yeon Ha terdiam dan menyandarkan punggungnya ke pintu.

            “Mianhae..”

            “Itu semua tidak seperti yang kau bayangkan..”

            “Yeoja itu.. Mencium pipiku, aku tidak tahu kenapa foto itu terlihat tidak seperti kenyataannya”

            “Aku... Benar-benar tidak mengharapkan Kang Ji Hye menciumku, kuharap kau percaya.”

            “Dan maafkan aku juga, harusnya malam ini aku memberikan kado yang manis untukmu, tapi malam ini juga.. Aku harus pergi ke Amerika untuk belajar disana”

Yeon Ha terdiam mendengar berita bahwa Kai harus pergi ke Amerika

            “Tapi Perasaanku mengatakan bahwa kau sedang disini.. Jadi--”

Tiba-tiba, Pintu yang sedang Kai sandari terbuka, dan Yeon Ha menatapnya dengan tajam.

            “Kalau begitu kenapa kau tidak pegi?” tanya Yeon Ha

            “Karena aku ingin menemuimu dan menjelaskan semuanya”

            “Kau sudah menjelaskannya, pergilah.. Kau bilang kau akan ke Amerika untuk belajar.”

            “Baiklah, aku akan pergi. Aku akan memberikan hadiahnya saat pulang dari Amerika nanti.”

            “Pergilah.. Aku harus latihan”

Kai memegang tangan Yeon Ha saat Yeon Ha berbalik. Kai menarik tangannya dan memeluknya erat-erat.

            “Kenapa kau seperti ini? Aku bahkan belum memaafkanmu.” Ucap Yeon Ha. Perasaannya sekarang sedih karena Kai akan meninggalkannya ke Amerika, marah karena Kai akan pergi setelah memberikan hadiah yang menyakitkan tadi siang, senang karena ternyata Kai pergi menemuinya dahulu sebelum pergi ke Amerika.

            “Aku tahu, kau tidak mungkin memaafkanku sekarang juga. Aku telah memberikan hadiah menyeramkan tadi siang dan malam harinya aku pergi meninggalkanmu ke Amerika. Aku merasa seperti bukan seorang Sang Namja.

            “Kalau begitu jadilah Sang Namja dengan belajar giat disana, lalu pulanglah ke Korea dengan selamat.”

Disaat itulah telfon Kai berdering, terpaksa Kai melepaskan pelukannya, setelah mengucapkan beberapa kalimat kepada ayahnya, Kai pun mengucapkan salam terakhir sebelum dia pergi ke Amerika.

            “Baiklah, aku berjanji akan belajar dengan giat dan pulang ke Korea dengan selamat.”. Kai pun melangkah pergi sambil melambai dan tersenyum kepada Yeon Ha. Sementara Yeon Ha hanya terdiam memandangi punggung Kai yang perlahan menghilang.

            Sejak Kai pergi ke Amerika, tanpa ia sadari, orang yang menemaninya mengisi hari-hari adalah Oh Sehun.

FLASHBACK END

            “Setelah kita lulus nanti, apakah kau akan bergabung dengan salah satu agensi di Korea?” tanya Sehun

            “Hm? Aku? Ani..” jawab Yeon Ha sambil terkekeh

            “Mwo?! Geunde... Wae? Kau berbakat!” jawab Sehun dengan nada marah dan memaksa Yeon Ha mengikuti audisi untuk masuk salah satu agensi

            “Ah! Wae? Kenapa kau marah begitu? Aku hanya.. Ingin mengajar di studio dance,” jawab Yeon Ha sambil tersenyum senang membayangkan dirinya menjadi coach disana.

            “Neoneun?” tanya Yeon Ha balik

            “Kurasa.. Aku akan masuk ke SM Entertainment”

            “Woah! Oh~ Kurasa kau memang cocok berada disana..” puji Yeon Ha sambil mengangguk-ngangguk mantap mendukung sepenuhnya keputusan Oh Sehun.

            “Gomawo.. Tapi.. Saat lulus nanti, kita menjadi jarang bertemu,” Sehun terdiam sebentar lalu memberanikan diri melanjutkan kalimatnya “Kurasa aku akan merindukanmu..”

Jantung Yeon Ha berdebar ketika Sehun melanjutkan kata-katanya. “Eoh? Hmm.. Geu-Geuge.. Kalau begitu ajaklah aku jalan-jalan sesekali jika kau ada waktu” jawab Yeon Ha sambil tersenyum. Sebersit harapan muncul di pikiran Sehun “Bukankah itu pertanda baik? Yeon ha memintaku untuk menemuinya sesekali. Jantungku.. Kenapa kau tidak lelah berdebar kencang setiap kali aku berbicara dengannya.” Senyum yang menghiasi wajah Sehun pun tak kunjung hilang, itu membuat Yeon Ha menjadi terkekeh dan membenarkan rambut panjang berwarna coklatnya karena tersipu malu.

28 November

            Yeon Ha berjalan menuju tempat penyimpanan loker, kepalanya tertunduk dan earphone menutupi lubang telinganya. 4 orang siswa tengah berjalan berlawanan arah dengannya, dan sepertinya, keempat siswa itu juga sedang tidak fokus pada jalanan.

            “Ah!” pekik Yeon Ha dan salah seorang siswa perempuan itu bersamaan

            “Omo! Yeon Ha eonni gwaenchanhayo? Omo, jwisonghaeyo” tanya siswa yang bertubrukan dengannya tadi

            “Gwaencha..” jawab Yeon Ha tenang sambil tersenyum dan melambaikan tangannya “Nado Mianhae..”

Keempat siswa pun pergi setelah membungkukkan badannya. Yeon Ha pun berbelok dan berjalan menuju lokernya. Dia mengambil kuncinya dan membuka loker itu. Saat tangannya bergerak melepaskan ranselnya...

            “Seharusnya kau fokus saat sedang berjalan! Bagaimana kalau kau menabrak orang lagi?” Oh Sehun sudah berdiri di samping Yeon Ha sambil bersandar dan melipat kedua tangannya dan tersenyum.

            “Omo Kkamjjakiya!” Pupil Yeon Ha membesar dua kali lipat, lalu gadis itu mendesah dan memasukkan kantongnya kedalam loker.

            “Kau tidak latihan? Besok kan dites..” sahut Yeon Ha sambil mengunci lokernya.

            “Aku menunggumu.. Bagaimana bisa aku latihan tanpamu?” tanya Sehun sambil cemberut. Sehun dan Yeon Ha memang sedang berlatih dance bersama, semua siswa di kelasnya pun begitu. Ini adalah nilai untuk tes dance berpasangan dan tentunya kesempatan emas bagi Oh Sehun.

Yeon Ha terkekeh karena merasa bodoh dengan kata-katanya tadi lalu tangannya bergerak memukul lengan Sehun. “Kaja!”. Senyum Sehun pun mengembang, lalu tangannya merangkul bahu Yeon Ha sambil melompat-lompat “Geurae!”.

***

30 November

            Sehun mengerang diatas kasurnya yang empuk dan selimutnya yang hangat. Tangan Sehun meraba-raba meja yang terletak di pinggir kasurnya dan mematikan alarm yang sedang berdering lalu meraih ponselnya dan mengetik sebuah pesan singkat.

            Untuk : Kim Yeon Ha

                “Kau sudah berangkat?”

1 detik kemudian ponsel Sehun kembali berdering.

            Dari : Kim Yeon Ha

                “Eoh. Yya! Oh Sehun jangan lupa.. Pakailah pakaian yang hangat ketika berangkat nanti.”

Sehun kembali tersenyum. “Ne.. Ne.. Akan kupakai nanti. Kenapa kau khawatir sekali, sih? Apa.. Kau menyukaiku?” Ini pertama kalinya Sehun berkata seperti ini pada Yeon Ha, lalu dia memukul kepalanya sendiri karena menyesali perbuatannya.

***

            Yeon Ha menyimpan sisir yang sedang dia pakai ketika bunyi pesan baru masuk. Pupil matanya membesar dan anehnya, jantungnya berdebar kencang. “Karena kau adalah sahabatku, tentu saja aku akan mengkhawatirkanmu! Cepatlah mandi! Kapan kau akan mandi jika terus menjawab pesanku terus!”.

Satu menit kemudian, bunyi pesan baru masuk kembali berbunyi.

            Dari : Oh Sehun

            “Terima kasih karena telah mengkhawatirkanku. Itu sangat penting bagiku. Baiklah, aku akan mandi sekarang. Sampai ketemu di sekolah ^^”

Jantung Yeon Ha kembali berdebar kencang. Lalu dia mendesah dan berbicara pada dirinya sendiri, “Yya Kim Yeon Ha! Neo Wae Irae? Kenapa jantungmu berdebar seperti ini?”

***

2 Desember

            “Ou... Joha!” puji Sehun sambil menganggukkan kepalanya melihat gerakan dance Yeon Ha. Yeon Ha memutar tubuhnya sekali lalu berhenti dengan kedua kakinya dengan  mantap.

            “Ja..” Sehun memberikan sebotol air putih kepada Yeon Ha dan berjalan menuju speaker lalu menekan tombol stop. Sehun menoleh kepada Yeon Ha ketika tanda panggilan masuk di ponsel Yeon Ha berbunyi.

            “Yeoboseyo?” ucap Yeon Ha.

            “Aku? Jigeum?”

            “Ya, aku akan pergi omma.. Kututup telfonnya ya!”

            “Kau mau pergi kemana?” tanya Sehun

Yeon Ha menoleh setelah menyentuh beberapa kali ponselnya lalu tersenyum pada Sehun. “Aku harus pergi ke suatu tempat.. Tapi sepertinya aku akan kerepotan, kau mau mengantarku?” tanya Yeon Ha

            Sehun mengangguk kecil dan tersenyum “Baiklah, lagipula hari minggu di rumah sangat tidak menyenangkan”

***

            “Wah.. Kata ‘kerepotan’ yang kukira tidak seperti ini” ucap Sehun sambil terkekeh.

            “Mianhae aku merepotkanmu” jawab Yeon Ha dengan wajah menyesal. Sehun buru-buru menjawab “Aniya.. Justru aku akan merasa bersalah jika tidak menemanimu”.

Yeon Ha tersenyum lebar. “Gomawo”.

            “Geunde, kenapa kau memesan 4 loyang kue? Apa ada acara penting?” tanya Sehun

            “Hari ini ulang tahun kakekku.. Seluruh anggota keluarga akan berkumpul.” Jelas Yeon Ha

            Mereka berdua telah sampai di halaman rumah Yeon Ha yang penuh dengan tumbuhan, mereka berdua disambut oleh ibu Yeon Ha.

            “Omonim, annyeonghaseyo” sapa Sehun sambil membungkukkan badan dengan kedua tangannya yang menenteng kantong keresek berisi kue.

            Ini untuk yang ketiga kalinya Sehun pergi kerumah Yeon Ha.

Ibu Yeon Ha terkekeh sambil mengambil 2 kantong keresek yang dibawa Sehun. “Mianhae, kami sudah merepotkanmu Sehun-ah.”

            Sehun kembali membungkuk “Aniyo.. Gwaenchanayo”. Ibu Yeon Ha mempersilakan Sehun untuk masuk kedalam, tapi Sehun menolak. Yeon Ha pun masuk kedalam sebentar untuk menyimpan kue lalu kembali keluar menghampiri Sehun.

            “Sekali lagi terima kasih ya..” ucap Yeon Ha. Sehun mengangguk dan berkata “Salam pada adikmu yang cantik itu, walaupun aku tahu kau lebih cantik” jawab Sehun sambil tersenyum penuh arti. Untuk yang kesekian kallinya, jantung Yeon Ha kembali berdebar kencang.

            “Arasseo, akan kusampaikan pada Ha Na” jawab Yeon Ha, matanya tidak bisa menatap mata Sehun. Sehun pun terkekeh lalu melambaikan tangannya sambil beranjak pergi. “Kalke.. Annyeong!”

***

            “Eonni!!” Yeon Ha menoleh ke kanan lalu berbalik badan, ternyata adiknya Kim Ha Na yang memanggilnya, dia sedang berlari dengan senyum cerianya itu. “Tadi Sehun oppa, kan?”

Yeon Ha menoleh ke kanan dan Kim Ha Na menoleh ke kiri. Keduanya memandangi punggung Sehun yang mulai menghilang. Yeon Ha menatap kembali adiknya lalu mengangguk.

            “Eoh.. Wae?”

“Kenapa dia kemari?” tanya Ha Na terburu-buru. “Sudahlah jangan banyak bicara, kita harus mempersiapkan kejutannya.” Jawab Yeon Ha sambil memegang pundak Yeon Ha lalu mendorong nya masuk kedalam. Kim Ha Na melipat kedua tangannya di dada sambil cemberut. Eonni-nya memang selalu bersikap seperti ini jika sudah melihat dirinya terus mengoceh tentang Sehun.

***

 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK