26 November
Namja itu membukakan pintu cafe untuk Kim Yeon Ha. Tadi sepulang sekolah, Oh Sehun mengajak Yeon Ha ke sebuah toko roti sekaligus cafe. Senyumnya mengembang melihat Kim Yeon Ha yang tersenyum ceria melihat suasana di cafe itu.
Mereka berdua duduk berhadapan di sebuah meja. “Eoddae?” tanya Oh Sehun sambil mengunyah rotinya yang baru saja diantarkan pelayan. Kim Yeon Ha mengangkat wajahnya lalu mengangguk sambil tersenyum manis.
Baiklah, sebelum Kim Jong In atau Kai kembali dari Amerika, dia harus menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Flashback – 25 Desember tahun lalu
Yeon Ha menghampiri namja yang sedang duduk sambil menikmati lagu yang sedang ia dengar lewat headset yang dipakainya. “Semoga dia menerimanya!” gumam Yeon Ha.
“Merry Christmas!”
Yeon Ha mengulurkan sebuah kotak persegi panjang berwarna hitam dengan garis-garis putih dan pita berwarna merah. “Untukmu,”
Kai mengalungkan headsetnya ke lehernya, lalu mengangkat wajah dan senyumnya pun mengembang. “Jjinja? Gomawo,”. Kai menatap kotak hadiah yang sudah ada di tangannya itu. Lalu pandangannya beralih ke Yeon Ha yang sudah duduk di sampingnya di kursi taman sekolah.
“Kenapa kau disini? Diluar kan dingin.” tanya Yeon Ha sambil mengayun-ayunkan kakinya.
Kai menyandarkan punggungnya lalu melipat kedua tangannya di dada. Badannya dicondongkan ke arah Yeon Ha lalu dia tersenyum genit. “Oho! Rupanya kau mengkhawatirkanku!” tanyanya.
“Aniya!!” Seketika, wajah Yeon Ha pun memanas. Dia memalingkan wajah dan mengipasnya dengan sebelah tangannya. Kai pun terkekeh, senyumnya tak bisa lepas dari wajahnya.
“Geureomyeon, aku juga akan memberikan hadiah untukmu,”
Yeon Ha menoleh dan alisnya terangkat tinggi. Benarkah Kai akan memberinya hadiah? “Geunde,” lanjut Kai kembali menatap kotak hadiah sesaat lalu kembali menatap Yeon Ha sambil tersenyum penuh arti. “Tidak apa-apa aku memberikannya bukan hari ini, kan?”
“Eoh.. Tentu saja,” jawab Yeon Ha tersenyum manis.
***
Kening Sehun berkerut dan bibirnya maju kedepan. Ada apa ini? Kenapa harus disaat seperti ini perasaan Sehun menjadi berantakan? Tadi, Sehun berlari-lari kecil menyusul Yeon Ha yang pergi ke taman sekolah. Di tangan kanannya, terdapat sebuah kotak yang lumayan besar. Senyumnya mengembang membayangkan Yeon Ha yang tersenyum melihat hadiah yang telah ia siapkan.
Pemandangan diluar itu! Membuat Sehun mencengkeram pegangan pintu dengan kuat sampai telapak tangannya sendiri terasa panas. Pemandangan Kai dan Yeon Ha yang sedang duduk bersama di kursi taman. Pemandangan Kai yang terlihat khawatir pada Yeon Ha. Tidak bisa! Kai tidak akan bisa mengalahkannya!
Cengkeraman Sehun pun terlepas setelah melihat Kai dan Yeon Ha yang bangkit dari kursi dan sepertinya mereka mau masuk kedalam. Sehun melangkah perlahan dan berbelok ke arah loker tempat penyimpanan.
***
“Kau kedinginan?” tanya Kai dengan ekspresi khawatirnya. Yeon Ha menatap Kai sesaat lalu mengangguk. “Baiklah, ayo masuk! Kau sudah menggigil begini,”
Keheningan memenuhi lorong yang sedang dilewati oleh Yeon Ha dan Kai. Suasana canggung dipatahkan oleh Kai beberapa detik kemudian.
“Kenapa suasananya berubah menjadi seperti ini?” tanya Kai dalam hati, tangannya dijejalkan kedalam saku jaket tebalnya. “Baiklah.. Aku mulai deluan!”
“Kau mau...”
“Bertemu denganku besok malam?” Kai menghentikan langkahnya dan menatap Yeon Ha dengan cemas karena Yeon Ha hanya menatapnya tanpa membuka suara.
“Kai mengajakku bertemu dengannya? Ini.. Bukan mimpi, kan?”
“Yeon Ha-ya, kau mau, kan?” tanya Kai sekali lagi.
Jantungnya berdebar, Senyumnya mengembang. “Tentu... Di mana?”
“Kurasa kau tidak keberatan, aku ingin kita bertemu di sekolah, di ruang latihan dance, gwaenchanji?” tanya Kai menggaruk-garukkan kepalanya sambil terkekeh. Seharusnya dia memilih tempat yang bagus! Tapi, Haa.. hanya alasan latihan menari di sekolah yang membuatnya bisa keluar rumah malam-malam.
“Tentu saja, aku juga lebih suka kita bertemu di sekolah.” Suara Yeon Ha melintas di jalan pikiran Kai. Senyum cerahnya memenuhi lorong sekolah yang diterangi lampu remang-remang.
“Geurae, arasseo! Aku akan menunggumu besok malam.” Jawab Kai sambil tersenyum manis. Yeon Ha hanya tersenyum geli melihat Kai yang bertingkah diluar dugaannya.
“Aku mau pergi dulu, kalau begitu... Annyeong!!” Kai melambaikan tangannya sambil pergi berbelok ke kanan. Yeon Ha masih diam di tempat, tangan kanannya balas melambai ke arah Kai. Setelah sosok Kai menghilang di balik lorong itu, Yeon Ha memutuskan akan pulang ke rumah setelah dia mengambil ranselnya di loker tempat penyimpaman.
***
“Dor!!”
Yeon Ha tertawa terbahak-bahak melihat Sehun melompat kaget dan ukuran pupil matanya membesar 2x lipat.
“Neo!! Kkamjjak nollaetjana!!” Sepertinya Sehun tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya sekarang. Yeon Ha menarik nafas lalu balas berteriak dengan nada yang lebih tinggi. “Kau juga kenapa melamun disini sendirian! Padahal teman2 yang lain sedang berkumpul di kelas..” Yeon Ha melipat kedua tangannya di dada dan mengatur ekspresi wajahnya menjadi marah sekaligus khawatir.
“Kau sendiri... Tadi habis darimana?”
Tatapan Sehun dan Nada suaranya membuat Yeon Ha merinding. Mendadak sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dirasakannya sekarang. Jantungnya pun berdebar kencang. “Apa itu?” tanya Yeon Ha mengalihkan pembicaraan.
Sehun mengikuti arah pandang Yeon Ha. Ah ya! Sekarang dia sadar sepenuhnya! Seharusnya benda ini sudah dia simpan dalam lokernya dari tadi! “Babo Sehun!” Sehun memarahi dirinya sendiri dalam hati. Sekarang ia harus mencari alasan karena sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberikannya.
“Ini.. Hadiah dari seseorang.”
Lalu Sehun pun menyadari perubahan ekspresi Yeon Ha.
“Ah, geurae?” jawab Yeon Ha, senyumnya menghilang setelah mendengar perkataan Sehun terakhir, Yeon Ha menghampiri lokernya dan membukanya. Tangannya meraih tas berwarna merah menyala dan kembali mengunci lokernya.
“Kau mau pulang?” tanya Sehun sambil memasukkan kadonya kedalam lokernya. “Eoh..” jawab Yeon Ha dingkat sambil pergi melewati Sehun, namun Sehun menahan lengannya lalu menariknya.
“Nugurang?” tanya Sehun dengan ekspresi yang serius. Benarkah ini Sehun yang ia kenal? Dan kenapa, dadanya berdebar kencang sekali lagi?
“Honja,” jawab Yeon Ha singkat. Yeon Ha tertegun melihat ekspresi Sehun seketika menjadi cerah.
“Aku juga mau pulang! Kachi kaja!” ajak Sehun sambil mengambil tas berwarna biru miliknya dan tak lupa mengunci lokernya kembali. Sehun dan Yeon Ha memang naik bus yang berbeda, tapi mereka suka pergi ke halte bus bersama. Yeon Ha mendengus namun senyum sempurnanya terukir. “Ayo, kita beritahu teman2 dulu, takutnya mereka nanti mencari-cari kita” usul Yeon Ha.
Suatu kesimpulan yang mungkin belum disadarinya sampai saat ini, suasana hati Sehun bisa mempengaruhi suasana hati dirinya sendiri.
Flashback – 26 Desember 2012
Ding.. Ding.. Ding.. Ding..
Lonceng pertanda waktunya pulang sekolah pun berbunyi. Itu artinya juga, waktu yang ditunggu-tunggu Yeon Ha pun mulai dekat. “Aku penasaran.. Kai akan memberiku apa ya? Kedengarannya penting”
Yeon Ha memakai tasnya sambil berjalan. Dimana Oh Sehun yang selalu pulang sekolah bersamanya? Yeon Ha pun mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Oh Sehun. Namun, serangan segerombolan siswa yang berlari melawan arahnya berjalan membuat Yeon Ha menjeda niatnya. Kepalanya menoleh ke belakang melihat segerombolan siswa yang tadi menyerangnya sedang sibuk mengerumuni sesuatu.
“Ada apa dengan mereka? Huh!”
Yeon Ha pun kembali melanjutkan niatnya menghubungi Oh Sehun, namun kali ini beberapa orang siswa menyerangnya kembali.
“Yya! Jjinjja-ya?!”
“Eoh..!! Kau tau? Itu so sweet sekali! Aku jadi iri pada Kang Ji Hye!”
“Nado bureopda! Ah.. Kau tau? Meskipun aku benci mengatakan ini, Ji Hye dan kai ternyata cocok juga!”
“Aku juga setuju!”
Jjamkkanman! Kai? Apakah Yeon Ha salah dengar? Kai... Apa? Yeon Ha berbalik badan dan segera berlari menuju kerumunan siswa di ujung ruangan sana. Semua siswa sedang sibuk membanjiri Kang Ji Hye, siswa perempuan yang terkenal di sekolah selain Kai dan Oh Sehun.
“Ji Hye-ya! Kau benar-benar mencium Kai?”
“Ji Hye-ya! Tolong jawab pertanyaanku!”
“Ji Hye-ya! Kenapa kau merahasiakan semuanya? Padahal kita teman sekelas!”
“Ji Hye-ya.. Ji Hye-ya..”
“Yya! Kalian berisik sekali!” teriak Kang Ji Hye lalu berlari kencang menghindari gerombolan siswa itu. Gerombolan siswa pun akhirnya bubar walaupun tetap membicarakan topik itu.
Yeon Ha memegang lengan ranselnya erat-erat sampai telapak tangannya memerah. Padahal malam ini dia akan bertemu dengan Kai. Tapi, kenapa berita seperti ini menyebar? Yeon Ha berjalan menuju gerbang sekolah, pikirannya kosong, tenaganya sudah menghilang dan matanya benar-benar panas dan perih seperti terbakar. “Apa yang dilakukannya setelah berjanji denganku untuk bertemu?”
***
“Eish.. Dimana yeoja itu?” gumam Sehun sembari memakai tasnya dan berlari kecil. Tadi dia mengirim pesan singkat kepada Yeon Ha untuk menunggunya sebentar di tempat loker penyimpanan karena Sehun sedang membereskan barang-barangnya di ruang latihan dance, namun saat Sehun datang ke tempat loker penyimpanan, gadis itu tidak ada. Rasa khawatir pun menyelimuti dadanya.
Mata Sehun menangkap sosok bertubuh tinggi dan ramping, berambut panjang berwarna coklat dengan ransel merah di punggungnya.
“Itu dia!”
“Kim Yeon Ha!”
Sehun segera menghampiri Yeon Ha lalu menarik tangannya. “Kau tidak membaca pesanku ya?”
Yeon Ha mengangkat wajah. Dia tidak menjawab pertanyaan Sehun dan dari ekspresinya, suasana hatinya sedang buruk. “Mungkinkah gara-gara Kai?” Pikir Sehun.
“Gwaenchanha?” tanya Sehun, rasa khawatirnya sudah tidak bisa ditahan lagi. Yeon Ha pun berbalik badan dan berjalan meninggalkan Sehun.
***
“Kim Yeon Ha!” Sehun menarik lengan yeoja itu dan melihat pipinya telah basah oleh air matanya. Yeon Ha hanya bisa tersedu-sedu sambil menatap Sehun. “Jadi.. Kau sudah mendengarnya”
Yeon Ha memalingkan wajah dan melepaskan lengannya dari cengkeraman Oh Sehun. “Apa karena Kai?” tanya Sehun “Kau mau aku menghajarnya?” tanya Sehun lagi membuat Yeon Ha menatapnya dan berhenti menangis. “Aku bisa menghajarnya sekarang juga!” tambah Oh Sehun sambil berbalik badan.
Yeon Ha memang tidak mengatakan sepatah kata pun, tapi matanya mengatakan bahwa Sehun tidak usah menghajarnya. “Geureomyeon! Berhenti menangis!” Sehun menempelkan kedua telapak tangannya di pundak Yeon Ha lalu mengguncang-guncangkannya, “Wajahmu jelek ketika menangis! Lihat, rambutmu juga seperti rumput laut sekarang!”. Yeon Ha melepaskan tangan Sehun dari pundaknya, lalu pergi meninggalkan Sehun sambil tersenyum kecil.
“Yya! Kim Yeon Ha! Tunggu aku! Ayo, kutraktir es krim!”
***
“Wah.. Ternyata es krim itu enak dimakan saat musim apa saja ya!” sahut Sehun sambil tersenyum menikmati es krim rasa coklat. Yeon Ha hanya tersenyum sambil mengayunkan ayunannya perlahan. Tubuhnya ada disini, tapi pikirannya melayang-layang entah kemana.
Bagaimana ini? Gadis itu masih bersedih. Apa yang harus Sehun lakukan sekarang?
“Neo..” Sehun memulai pembicaraan.
“Apa yang akan kau lakukan pada Kai?” tanya Sehun
Yeon Ha menoleh dan menatap Sehun selama 5 detik. Sehun menelan ludah, mungkin seharusnya dia tidak menanyakannya tadi.
“Na?” Yeon Ha mendengus sambil tersenyum kikuk “Kami bahkan tidak punya hubungan apa-apa.. Memangnya apa yang telah dia lakukan padaku?” Yeon Ha kembali mendengus.
Baiklah, sekarang Yeon Ha sedang memikirkan sesuatu dan membutuhkan waktu untuk sendirian. Namun, Sehun memilih untuk terus berada di sisinya dan tidak mengajaknya berbicara sekarang. Sehun berjanji pada dirinya sekali lagi, mulai sekarang tidak akan ada siapapun yang bisa menyakitinya mulai sekarang! Karena, Sehun akan berada di sisinya selamanya, meskipun Yeon Ha tidak akan berpaling kepadanya.
***
“Kai-ya..”
Kang Ji Hye, teman sekelas Kai melongok dari balik tembok dan tersenyum ketika Kai menoleh kepadanya.
“Wae?” tanya Kai dengan ramah seperti biasa, namun ekspresi matanya berbeda. Jika Yeon Ha yang sedang berbicara dengannya, ekspresi matanya menjadi... Spesial?
Kang Ji Hye menghampiri Kai dengan kedua tangannya memegang sesuatu di belakang punggung. Lalu kedua tangannya mengulurkan sebuah kotak berwarna merah. “Ini untukmu, kado natal. Merry Christmas!”
Kai menerima kado itu sambil tersenyum. “Terima kasih, aku hanya memberimu ucapan selamat natal tadi, tapi kenapa kau memberiku ini..” kata Kai sambil tertawa renyah.
“Hmm, sebenarnya aku punya satu hadiah lagi untukmu.”
Alis Kai terangkat “Mwo?”
Sekarang Kang Ji Hye sedang melangkah menghampirinya, berjinjit dan mencium pipi Kai. Kai tersentak dan kakinya melangkah ke belakang. Tangan kiri Kai memegang pipinya. Apa yang dilakukan Kang Ji Hye? Seharusnya yang menciumnya bukan Kang Ji Hye, tapi...
Klik! Ternyata fans Kai yang lain memotretnya ketika sedang dicium Ji Hye.
“Apa yang kalian berdua lakukan disini?” tanya yeoja itu.
“Kalian... Ber...”
“Tidak! Kami tidak... Berikan fotonya!” pinta Kai.
Kamera Instan itu sudah mencetak foto terkutuk itu! Dan sekarang fotonya telah dibawa kabur oleh kedua siswa itu.
Kang Ji Hye menutup mulutnya lalu berkata, “Eoddeokhae..” Ji Hye tidak tau ada 2 orang siswa yang melihat mereka disini, dan Kang Ji Hye juga tidak tau.. Ternyata Kai tidak suka dia menciumnya walaupun di pipi.
***