“Aku pergi kerja part time dulu”, kata Sungjae pada Hyerin
“Sudah jangan marah, maafin aku. Tadi aku memang salah”, tambah Sungjae
“Mianhae, aku juga kekanak-kanakan”, kata Hyerin lalu tiba – tiba tersenyum manis
“Oke arrasseo, aku pergi dulu, kamu hati – hati dijalan”, kata Sungjae
“Jae-ya, apa hyungmu tau kamu bekerja?”, tanya Hyerin
“Dia akan tau kalo kamu memberi taunya”, jawab Sungjae sambil tersenyum, manis sekali.
“Arrasseo, sampai jumpa besok “, kata Hyerin sambil melakukan tos khas mereka.
Sungjae melakukan pekerjaan part time ini sudah hampir 6 bulan dan keluarganya tidak tau sama sekali. Dia bekerja sebagai seorang asisten photografer, soal kemampuannya jangan diragukan lagi. Sungjae berjalan menyusuri gedung itu, ia yang merasa hauspun memilih menuju ruang tunggu untuk membeli minuman kaleng otomatis.
***
“Chanyeol ya, kamu ada apa?”, tanya Joy serius
“Yak! chung-gyeog! Aku kaget, siapa dia? Jamkkanman! Aishh, kenapa seharian aku melihatnya terus menerus, tunggu kenapa cuma ada dia disini, mana orang – orang yang biasanya disini, heol ”, kata Sungjae, lalu ia memilih duduk disamping mesin otomatis itu.
“Apa kamu gila? Ha?”, kata Joy dengan emosi yang perlahan muncul
“Wah dia mulai emosi saudara – saudara”, kata Sungjae layaknya pembawa acara bola.
“Dengan apa yang sudah kamu lakukan denganku?”, kata Joy sambil meneteskan air matanya
“Aiiiii, apa yang sudah mereka lakukan saudara – saudara”, kata Sungjae sambil menahan tawa, ia pun mencoba meminum minumanya.
“Chanyeol! Kita harus menikah!!”, kata Joy dengan emosi
“Mboyaa! michyeoss-eo! ”, kata Sungjae sambil menyemburkan minumnya
Joy yang merasa mendengar sesuatu dan mencoba mengamati sekitarnya.
“Chanyeol, kamu tidak bisa kabur! Kamu harus bertanggungjawab!”, kata Joy sambil menangis
“Kenapa dia tiba – tiba terlihat menyedihkan?”, kata Sungjae dengan iba. Iapun berjalan meninggalkan Joy dan berpapasan dengan Wendy
***
“Joy ya! Mboya! Kenapa kamu menangis?”, kata Wendy dengan panik saat melihat Joy menangis.
“Joy? Sooyoung”, komentar Sungjae dengan santai
“Aniyo, tidak apa – apa “, kata Joy sambil mencoba tersenyum
“Aniyo! Ceritakan padaku”, paksa Wendy
“Aku akan menceritakannya jika saatnya sudah tepat”, kata Joy, Wendy hanya bisa menarik nafas.
Joy dan Wendypun menuju parkir mobil. Joy mengamati gedung bertingkat itu, lalu ia meletakkan kedua carinya didepan matanya kemudian mengarahkan kegedung itu.
“Ommaaa!!! Apa dia melihatku?”, kata Sungjae saat menyadari jika Joy menunjuknya.
“Ya, apa yang kamu lakukan?”, tanya Wendy dengan aneh
“Aniyo, next time aku ikut denganmu ya jika pergi ketempat ini”, kata Joy sambil menatap arah Sungjae.