“Chagiya”, kata Joy dengan nada imut.
“Joy ya- ada yang ingin aku katakan denganmu”, kata Chanyeol
“Tunggu, biar aku yang berbicara dulu, hari ini aku ada lomba, doakan aku biar aku bisa menang ya”, kata Joy dengan kata – kata sangat mengemaskan.
“Ah semoga kamu menang, Joy ya”, kata Chanyeol
“Apa yang ingin kamu katakan?”, tanya Joy dengan ceria.
“Joy, sepertinya hubungan kita berakhir disini saja”, kata Chanyeol tiba-tiba
“Yak Chanyeol-ya kenapa kamu minta putus tiba-tiba? Apa salahku? Katakan? Yak jangan bercanda chagiya”, kata Joy dengan nada tidak percaya.
“Mianhae, aku tidak pantas buatmu”, kata Chanyeol lalu mematikan panggilannya.
“Yak yak yak Chanyeol ya, yak, kenapa kamu memutuskanku tanpa sebab?”, kata Joy lalu ditatapnya layar ponselnya. Joypun duduk termenung, ia menangis. Joypun bangkit dan mengusap kedua matanya dan mimik wajahnya kembali ke Joy yang dingin.
“Heol, pertujukan macam apa ini?”, kata Sungjae yang ternyata sedang membenarkan lensa kameranya tidak jauh dari tempat Joy menangis.
“Gadis itu, memiliki banyak kepribadian. Mengerikan”, kata Sungjae dengan imut. Lalu bergegas meninggalkan tempat itu.
***
“Yak, kenapa anda tiba-tiba menarik kepala saya!!”, omel Sungjae
“Oppa!”, teriak Joy
“Dia yang ngerjain oppa Joy ya”, kata Daesung, Joypun menatap Sungjae ketus.
“Hee, aku mengatakan yang sebenarnya, ia kan. Hanya lebih jauh saja”, kata Sungjae dengan polos.
“Heol. Siapa kamu? Beraninya seperti itu?”, kata Joy ketus.
“Aigoo, jinjja, kakak beradik ini, okay saya minta maaf”, kata Sungjae tidak mau ambil pusing.
“Sungjae ya!! Kajja kerja! Enak sekali cuma diam saja, cepat kerja!”, kata sunbenya.
“Tukang foto saja banyak gaya”, kata Daesung datar
“Sunbe, terima kasih sudah memanggilku, tadi aku merasa berada dikandang singa”, kata Sungjae sambil terkekeh.
***
“Yonghwa omma, appa berangkat dulu, hati – hatilah dirumah”, kata Gong Tae Gwang
“Arrasseo yeobo, hati-hati dijalan”, kata Jung Nara sambil sambil memeluk suaminya itu.
“Tunggu sebentar, apa Sungjae baik – baik saja?”, tanya Tae gwang.
“Dia baik- baik saja, syukurlah”, jawab Nara
“Ah, aku jarang sekali bertemu dengan anak – anakku karena pekerjaanku”, kata Tae gwang dengan sedih.
“Jangan berkata seperti itu, kamu bekerja juga untuk mereka”, kata Nara sambil tersenyum.
“Semenjak kita pindah ke Seoul, aku jadi jarang meluangkan waktu dengan keluargaku”, tambah Tae Gwang
“Sudah – sudah segeralah berangkat kerja, kita harus bersyukur jika keluarga kita baik – baik saja”, kata Nara sambil memeluk suaminya.
***
Sungjae mulai mengitari ruang itu dan memulai memilih sisi gambar yang indah, wah hasil gambar yang ia ambil tidak kalah dengan photografer kelas atas. Iapun terdiam dilihatlah pemandangan yang terlihat dari lantai 6 itu.
“Sungjae, gwencanaya yo?”, tanya Sehun, kakak tingkatnya yang juga seorang photografer
“Oh emangnya aku kenapa?”, tanya Sungjae
“Kamu tiba – tiba terlihat pucat saja, apa kamu sakit?”, tanya Sehun
“Ani, aku tidak sakit”, jawab Sungjae cepat
“Aihh, orang bohong biasanya ngomong cepat, aigoo”, goda Sehun
“Aniyooooo, kajjaaa”, jawab Sungjae dengan imutnya.
“Oppa, panggil aku Joy “, kata Joy dengan kesal pada Daesung
“Waeyo? Namamu itu Sooyoung”, jawab Daesung
“Pokoknya aku tidak ingin dipanggil nama itu”, balas Joy
“Dia pikir dia siapa, pakai nama palsu segala”, kata Sungjae dengan malas
“JAE-ya!!”, panggil Hyerin. Sungjae menoleh, begitupun Joy.
