Cho Corporation, Seoul
11 am
Pria itu masih berkutat pada satu dokumen di meja kerjanya. Kedua matanya dengan seksama meneliti isi dokumen yang tengah dipegangnya. Tapi detik berikutnya dia meletakkan dokumen itu, menyandarkan punggungnya di kursi dan menarik kencang rambutnya. Insiden ciuman pagi tadi dengan Na Ra benar-benar menganggu konsentrasinya. Dia menyebutnya insiden karena selama ini dia selalu mempunyai pengendalian diri yang baik akan dirinya. Tapi jika sudah menyangkut gadis itu dia benar-benar menyerah. Dia bahkan hampir tidak mengenali dirinya sendiri jika sudah berdekatan dengan gadis itu, sesuatu yang belum pernah terjadi pada dirinya.
Cho Kyuhyun adalah sosok yang dingin dan kaku. Dia selalu memasang wajah bak Ice Prince di depan semua orang. Dia memang luar biasa tampan, ketampanan yang membuat gadis-gadis di luar sana akan dengan sukarela menyerahkan diri mereka. Hanya saja wajah dinginnya membuat orang-orang berpikir berkali-kali untuk mendekatinya. Untuk urusan wanita, dia tidak pernah ambil pusing. Setidaknya sejak sepuluh tahun yang lalu saat seorang gadis keturunan Korea Prancis menjadi tetangganya. Sejak saat itu, semua gadis lain terasa tidak menarik di matanya.
Dia jatuh cinta, tapi Cho Kyuhyun yang kaku tidak tahu apa itu definisi jatuh cinta. Bahkan ketika ayah, ibu dan kakak perempuannya terus menerus meyakinkannya, pria itu masih saja menyangkal. Dia selalu saja menyebut Na Ra sahabatnya, sesuatu yang tidak pernah disetujui gadis itu.
Mereka tidak pernah akur, selalu saja perdebatan menghiasi pertemuan mereka. Tapi tidak perlu lama mereka akan berbaikan, berpelukan seolah tidak pernah terjadi apapun di antara mereka. Disadari atau tidak Kyuhyun menjadi sosok lain jika sudah bersama Na Ra. Dia menjadi lebih manusiawi dan sering tertawa, terkadang memaki. Han Na dan Ahra luar biasa takjub dengan perubahan-perubahan itu. Perubahan yang mereka sebut dengan keajaiban. Karena sebelumnya Kyuhyun memang pribadi yang begitu tertutup. Dia akan lebih sering menghabiskan waktunya di kamar untuk bermain games atau membaca buku ketimbang bermain-main di luar bersama teman-teman seusianya.
Pria itu mendenguskan nafasnya kasar, mengacak rambutnya yang sudah kelewat berantakan. Tapi tak lama ponselnya bergetar, menandakan sebuah e-mail masuk. Dan nama yang tertera di e-mail itu membuat senyumnya merekah.
From : Na Ra Lee
To : Kyuhyun Cho
Subject : Thanks
I'd like to thank you for this morning, especially about the kiss ><
Have a nice day Monsieur Cho.
Pria itu lagi-lagi tertawa. Bukan menertawakan kebiasaan Na Ra yang lebih suka menggunakan e-mail daripada jejaring sosial yang kini tengah marak, tapi pada pesan gadis itu. Terutama pada ciuman yang kini tak lagi disebutnya sebuah insiden. Bahwa Lee Na Ra juga merasakan hal yang sama.
Dia menekan tombol reply membalas cepat pesan itu.
From : Kyuhyun Cho
To : Na Ra Lee
Subject : The Kiss
I'd like to kiss you again..later.
Gonna pick you up at 5 pm. See ya! ;)
PS : I miss you..so much!
Kyuhyun menekan tombol send, rapat bernilai milyaran dollar pada jam 1 siang mendadak tidak menarik lagi. Dia lebih suka menunggu jam 5, dimana dia bisa bertemu dengan gadis itu lagi. Dan membayangkannya saja Kyuhyun sudah kembali tersenyum, kali ini nampak seperti idiot.
**
Cho' Family House, Seoul
8 pm
Na Ra baru saja selesai membereskan meja makan bersama Han Na dan Ahra saat Han Na meminta Na Ra untuk segera menemui Kyuhyun di kamarnya. Wanita itu nampaknya punya obsesi berlebihan agar Kyuhyun dan Na Ra segera menjalin hubungan khusus. Gadis itu hanya bisa mengangguk pasrah. Han Na sudah seperti ibunya. Seluruh anggota keluarga Cho memang sudah seperti keluarganya sendiri. Dia bahkan lebih dekat dengan keluarga Cho daripada keluarganya.
Lee Na Ra pindah ke Seoul pada usia 12 dan hidup sendiri di Korea karena kedua orangtuanya begitu sibuk dengan bisnis mereka. Gadis itu bisa saja mati kesepian jika tidak ada Kyuhyun yang selalu menemaninya. Ralat menganggunya. Tapi Na Ra tidak pernh keberatan dengan kejahilan pria itu. Setidaknya, dia tidak kesepian. Itulah kenapa Na Ra tidak pernah bisa benar-benar bertengkar dengan Kyuhyun. Alasannya sederhana Kyuhyun terlalu berharga, dan pria itu benar-benar memperlakukannya dengan baik, membuatnya merasa disayangi. Hal yang tidak dia dapatkan dari orang tuanya, kasih sayang dan cinta.
Gadis itu berjalan menyusuri tangga memutar di kediaman keluarga Cho, lalu tanpa mengetuk dia membuka pintu bercat cokelat itu. Tidak ada Kyuhyun disana, tapi suara gemericik air dari kamar mandi memberitahunya bahwa pria itu ada di dalam sana.
Na Ra memutuskan untuk mengambil sebuah buku di nakas tempat tidur Kyuhyun sembari menunggu pria itu. Dia tersenyum membaca judul buku itu "The Notebook" karya Nicholas Sparks. Satu lagi yang membuat Na Ra semakin menyukai Kyuhyun, bahwa pria itu suka membaca buku dengan genre yang sama dengannya.
Tak lama gadis itu sudah terlarut dengan kisah cinta Noah dan Allie yang ditulis dengan apik oleh Sparks. Na Ra bahkan tidak mendongakkan wajahnya sekalipun saat ini Kyuhyun sudah berdiri di depannya.
"Bad habit." Ujar pria itu, Na Ra hanya menggumam pelan. "Kau sudah membacanya ratusan kali, tapi kenapa kau bertingkah seperti kau baru saja membacanya sekali huh?"
"Cho Kyuhyun.." Gadis itu akhirnya mendongakkan wajahnya untuk mendebat Kyuhyun. Tapi dia seolah kehilangan pita suaranya, tubuhnya pun kaku dan sulit untuk digerakkan. Pemandangan di depannya benar-benar membuat kerja organ tubuhnya menjadi abnormal. Adalah Kyuhyun yang berdiri dengan hanya mengenakan handuk putih di pinggangnya. Bagian atas tubuh pria itu tidak tertutupi apapun. Sisa-sisa air yang mengalir di tubuh Kyuhyun benar-benar membuat Na Ra menelan pahit salivanya.
He's the sexiest man ever!
Kyuhyun tahu apa yang terjadi pada Na Ra, pria itu menyeringai lalu berjalan ke arah Na Ra.
"S..stop there Cho. S-stop!!" Ujar gadis itu terbata-bata. Seluruh fungsi organ tubuhnya benar-benar mengalami penurunan daya kerja. Bukannya berhenti Kyuhyun justru berjalan semakin dekat, kali ini mereka bahkan sudah begitu dekat.
Na Ra masih duduk di tempatnya dengan ekspresi menegang. Dia tidak menyangka atau mungkin tidak menyadari betapa seksi seorang Cho Kyuhyun. Dia hanya terbius pada pesona pria itu yang cenderung tidak manusiawi. Kyuhyun mengeliminasi jarak diantara mereka, dia bahkan lupa cara menarik napas dengan benar saat dirasanya wajah Na Ra sudah begitu dekat.
"Aku hanya akan mengambil bajuku, Ra-ya." Ujar pria itu hampir terbahak. Tapi Kyuhyun tetap mempertahankan jarak keintiman mereka, dimana mereka bisa saling merasakan hembusan nafas masing-masing. Tidak peduli bahwa karbondioksida dari tubuh masing-masing yang mereka hirup, mereka tetap bertahan pada posisinya. Tersihir oleh pesona masing-masing.
Pria itu melupakan baju yang diduduki Na Ra, melupakan dirinya yang masih setengah telanjang.
"A..apa yang akan kau lakukan?" Tanya Na Ra mendapati permukaan bibir Kyuhyun yang hanya berjarak beberapa mili meter saja dari bibirnya.
"Menurutmu? Apa yang akan dilakukan pria dan wanita dewasa di dalam sebuah kamar? Berdua saja. Dan mereka saling mencintai. Kau bukan idiot yang tidak bisa menebak apa yang bisa terjadi selanjutnya kan?" Tepat setelah menyelesaikan ucapannya Kyuhyun mencium bibir itu lagi. Kali ini dia menciumnya rakus dan hampir tanpa jeda. Pria itu bahkan tidak memberikan kesempatan pada Na Ra untuk menarik nafas.
Na Ra mencengkram lengan Kyuhyun, mengisyaratkan pada pria itu untuk memberikannya jeda, sekadar menarik nafas. Kyuhyun memahaminya, dia menarik bibirnya, menatap lekat bibir Na Ra yang sudah membengkak dan basah akibat ulahnya. Dia mengecupnya lagi sekali, lalu mengecupnya lagi. Bibir Na Ra seperti heroin baginya, dia tidak tahu bahwa berciuman dengan Na Ra bisa sememabukkan ini.
Perlahan pria itu mendorong Na Ra hingga berbaring di ranjangnya. Dia menumpukkan sikunya di kedua sisi tubuh Na Ra, menatap nanar gadis itu.
"Aku sudah berusaha mati-matian untuk menahan diri. Tapi kau membuat semuanya semakin sulit Ra-ya." Kyuhyun berujar frustasi. Na Ra menatap sorot mata Kyuhyun, mengusap bibir tebal pria itu lalu memeluknya erat. Aroma pinus gel mandi yang baru saja digunakan Kyuhyun memenuhi indera penciumannya. "Kita menikah saja ya?" Pria itu mengulangi ucapannya, suaranya teredam pelukan mereka.
"Aku akan memikirkannya."
"Mwo?"
"Aku bilang aku akan memikirkannya."
"Lee Na Ra!"
"I am Cho Kyuhyun."
Keduanya tertawa lalu entah siapa yang memulai mereka bergulat lagi dalam ciuman panas itu. Tangan Kyuhyun tidak tinggal diam, dia menelusupkan sebelah tangannya di balik t-shirt yang Na Ra kenakan, mengusap pelan payudara gadis itu dari balik bra-nya. Na Ra mengigit bibirnya, menahan desahan yang bisa lolos kapan saja dari bibirnya.
"Moan my name." Ujar Kyuhyun di telinga gadis itu
"Cho.."Lenguh gadis itu, berusaha berbicara dengan jelas. Kyuhyun tidak menjawab, tangannya bergerak ke arah hotpants yang dikenakan gadis itu lalu menariknya. Baru saja tangannya bergerak pintu kamar Kyuhyun diketuk. Keduanya terkesiap, cemas jika saja si pengetuk pintu masuk dan melihat apa yang mereka lakukan. Hal ini tentu akan menjadi masalah besar.
"Na Ra-ya.. Kyuhyun-a.. Kalian sedang apa? Eomma mencari Na Ra. Aku masuk y-"
"Andwae!!" Keduanya berteriak secara bersamaan, dan Kyuhyun cepat-cepat berlari ke arah pintu, menyembulkan kepalanya saja.
"Hei! Apa yang kalian lakukan di dalam?" Ahra bertanya penuh selidik, mencoba melihat ke dalam kamar Kyuhyun.
"Tidak ada apa-apa. Bilang pada eomma kami akan segera turun." Kyuhyun berujar panik, masih berusaha agar Ahra tidak melihat ke dalam kamarnya.
"Yak! Aku tahu apa yang kalian lakukan." Ahra tertawa puas. "Baiklah, aku tidak akan menganggu. Tapi Kyu, jangan lupa memakai pengaman. Aku akan bilang pada eomma kalau kalian sedang sibuk, eomma pasti mengerti." Ahra mengerling jahil lalu beranjak dari kamar adiknya itu.
"Noona. Jangan. Katakan. Apapun. Pada. Eomma." Kyuhyun berbicara dengan penekanan di setiap perkataannya. Tapi dia tahu apa yang dikatakannya akan sia-sia. Cho Ahra pasti akan dengan senang hati memberitahu apa yang terjadi di antara dia dan Na Ra. Dan dia harus bersiap-siap menjadi bahan utama gosip mereka paling tidak untuk seminggu ke depan.
Pria itu segera menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Dia melihat ke arah Na Ra yang tengah memakai bra-nya. Kyuhyun berjalan mendekat dan membantu gadis itu mengaitkan bra-nya. Dia mengecup bahu Na Ra dan memeluk gadis itu dari belakang.
"Kita hampir saja melakukannya jika noona tidak datang." Sungut Kyuhyun seraya mengerucutkan bibirnya.
"Hei..sejak kapan kau jadi semesum ini?"
"Salahkan dirimu yang begitu menggoda." Kyuhyun mengeratkan pelukannya. Na Ra menolehkan kepalanya agar bisa mencium bibir Kyuhyun. Gadis itu melepaskan diri dan memakai t-shirtnya.
"Cepat kenakan pakaianmu Cho. Aku tidak mau ibu, ayah dan keluargamu berpikir yang tidak-tidak."
"Kita kan memang sedang melakukan yang tidak-tidak."
"Cho..."
"Baiklah..baiklah." Kyuhyun mengalah mendapati tatapan membunuh Na Ra padanya. Dan pria itu tanpa malu berganti pakaian di depan Na Ra. Demi Tuhan! Na Ra mati-matian menahan diri agar tidak meminta pria itu menidurinya. Dan ngomong-ngomong kenapa dia malah berdiam diri dan memandangi Kyuhyun yang tengah berganti pakaian?
Dia pasti sudah tidak waras
**
Perkiraan pria itu benar, dia memang menjadi bahan gosip ibu dan kakak perempuannya selama seminggu ke depan. Berbeda dengan Han Na dan Ahra yang sangat bersemangat, Younghwan justru memberikan kuliah paginya tentang seks pada Kyuhyun, seolah pria itu adalah remaja yang baru saja menginjak usia pubertas. Dan bukannya pria dewasa berusia dua puluh tujuh. Na Ra hanya memasang wajah polos tak berdosanya tiap keluarga Kyuhyun menggoda mereka, dia tidak mau membantah apalagi membela diri.
Sejak kejadian itu, baik Kyuhyun dan Na Ra menjadi lebih terbuka. Keduanya tak lagi mementingkan gengsi untuk menutupi perasaan mereka.
"Aku akan manjemputmu jam 3." Ujar Kyuhyun di suatu hari yang terik di musim panas. Keduanya masih berada di dalam mobil Kyuhyun, mengulur waktu agar bisa lebih lama berdua. Pria itu masih tetap pada pendiriannya untuk mengantar - jemput Na Ra. Hal yang sebenarnya tidak perlu, mengingat Na Ra juga sudah mempunyai sopir pribadi.
"Kau kan ada rapat dengan Changmin Oppa sore ini." Kyuhyun segera menatap Na Ra dengan tatapan nyalang, dia tidak suka dan tidak akan pernah suka jika gadis itu memanggil pria lain dengan panggilan oppa sementara dia tidak mendapatkannya. Dan Cho Kyuhyun bisa sangat kekanak-kanakan karena suatu hal yang amat sepele.
"Bisa tidak memanggilku oppa juga?" Tanya Kyuhyun kesal. Entah sudah berapa ribu kali dia meminta hal itu.
"Percayalah kau akan muntah saat mendengarku mengatakannya." Na Ra terkekeh lalu melepas seatbelt-nya. Dia mengacak rambut Kyuhyun pelan, mendaratkan ciuman singkat di bibir pria itu. Kyuhyun tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Dan saat itu dia merasa sudah menjadi pria murahan. Kemarahannya ditawar murah dengan sebuah ciuman singkat dari Lee Na Ra.
"Kau menyebalkan jika sedang merajuk tahu?" desisnya dengan nada diketus-ketuskan.
Na Ra mengangkat bahunya, memberikan cengiran langka di balik wajah dinginnya. "Aku tidak merajuk. Hanya sedikit membujuk. Lagipula kau ini mudah sekali marah. Sudah ya..tidak perlu menjemputku." Na Ra sudah akan membuka pintu mobil saat Kyuhyun mencekal lengannya, menahan gadis itu pergi.
"Tidak bisa ya ? Menungguku saja atau aku-"
"Tidak boleh membatalkan rapat! Aku benar-benar bisa pulang sendiri." Na Ra menyela, tahu apa yang dipikirkan Kyuhyun.
"Pulang dengan ahjussi Li. Tidak ada naik kendaraan umum apalagi naik bis. Aku tidak akan mengizinkannya."
"Ya ya..sesukamu sajalah. Seperti aku bisa menolak saja." Na Ra akhirnya mengalah, dia segera membuka pintu mobil Kyuhyun dan berlari cepat ke kelasnya. Dia tidak suka musim panas. Dia benci matahari yang membakar kulitnya.
Saat ini bahkan sosok Na Ra bahkan sudah menghilang dari pandangan Kyuhyun. Ada perasaan aneh yang bergejolak dalam dirinya. Perasaan seperti dia akan kehilangan gadis itu. Dia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba perasaan itu menyergapnya. Mereka masih menjalani hari-hari bersama, saling berteriak, membaca buku di perpustakaan rumah mereka, sesekali mencuri ciuman panas dan semuanya masih nampak normal. Tapi sekali lagi, insting Kyuhyun berkata lain. Hatinya benar-benar tidak tenang saat itu.
Pria itu membuka pintu mobilnya, setengah berlari ke kelas Na Ra. Dia bahkan mengabaikan tatapan orang-orang terhadapnya. Dia akhirnya menemukan sosok Na Ra setelah lima menit berjalan dengan kegusaran. Tidak sulit menemukan gadis itu. Dengan tubuh tinggi menjulang dan rambut cokelat terang membuatnya dengan mudah bisa ditemukan.
"Ra-ya!" Teriaknya lantang, semua orang menatap ke arahnya saat ini. Dia berjalan cepat ke arah Na Ra, dan tak perlu menunggu lama dia memeluk Na Ra posesif. Tindakan spontan Kyuhyun menimbulkan gumaman di sekitar mereka, sedangkan Na Ra masih terlalu terkejut. Dia bahkan hanya bisa memukul-mukul pelan lengan Kyuhyun, sedikit meronta agar pria itu melepaskannya.
"Aku akan menjemputmu nanti." Ucapnya, tanpa sekalipun melonggarkan pelukannya pada gadis itu.
"Tapi Cho ka-"
"Tidak ada bantahan Lee Na Ra." Kyuhyun memotong ucapan Na Ra, menatap lekat gadis itu. Na Ra memutar bola matanya, mencoba melihat ke arah lain asal tidak ke arah Kyuhyun. Jantungnya berdentum-dentum memukul keras rongga dadanya. Dia hanya bisa berdoa agar Kyuhyun tidak mendengar detakan abnormal jantungnya. Itu akan sangat memalukan.
Tapi Kyuhyun kelewat memahami Na Ra. Dalam bertahun-tahun yang dia habiskan bersama gadis itu dia memahami Lee Na Ra, amat banyak tanpa disadarinya. Dia sudah terlalu terbiasa dengan gadis itu. Terbiasa dengan kehadirannya, dengan segala hal yang menyangkut seorang Lee Na Ra.
"Baiklah. Sekarang cepat pergi dari sini. Orang-orang menatap kita dan itu sungguh menyebalkan." Na Ra mengalah dan memberikan pelukan singkat pada Kyuhyun, mengusap punggung pria itu pelan.
Kyuhyun masih belum bergeming, perasaan itu begitu menganggunya. Dan perasaan itu menhannya untuk melepaskan pelukannya dari gadis itu.
“Cho Kyuhyun-ssi, please…”Na Ra mendesis dengan rahang terkatup rapat. Wajahnya sudah sepenuhnya memerah karena malu. Bukan karena dia malu sebab Kyuhyun dengan terang-terangan menunjukkan perasaanya. Dia hanya tidak suka menjadi bahan gossip setelah ini. Itu akan menyakiti telinganya. Tidak cukupkah teriakan Kyuhyun saja yang menyakiti telinganya?
“Alright. Aku akan mejemputmu nanti. Annyeong.” Pria itu akhirnya melepaskan pelukannya . dia menatap lekat Na Ra, tahu bahwa gadis itu sedang salah tingkah muncullah ide terkutuk untuk semakin membuat wajah Na Ra memerah. Dia mencium dalam dahi gadis itu dan tak lupa tangannya mengacak pelan surai panjang gadis itu. Lee Na Ra ingin mencekik Kyuhyun saat ini juga. Pria itu benar-benar sialan.
“Yak! Mati kau Cho Kyuhyun” hardik Na Ra saat akhirnya dia mendapatkan kesadarannya.
**