home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > FRIEND (ZONE)

FRIEND (ZONE)

Share:
Published : 31 May 2015, Updated : 15 Jun 2015
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Na Ra, Kris Wu
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |6005 Views |1 Loves
FRIEND (ZONE)
CHAPTER 4 : Separation

Na Ra’ house, Seoul

05.32 pm

Matahari sudah hampir terbenam, membiaskan cahaya jingga yang menyeruak di bagian barat. Gadis itu tengah duduk di balkon kamarnya, dengan secangkir macchiato dan beberapa potong gateau nantais kesukaannya. Dia tengah begitu larut mengerjakan tugas kampusnya saat sebuah pelukan familiar mengacaukan konsentrasinya. Bau pinus itu menguar memenuhi indera penciumannya membuatnya menyerah untuk kembali berkonsentrasi dengan tugas linguistik yang menguras isi otaknya.

            “Bagaimana harimu Ra-ya ? “ tanya Kyuhyun,  bibirnya sibuk menciumi bahu Na Ra yang terbuka karena sore itu dia hanya mengenakan tank top abu-abu kebesaran yang dipadu dengan hot pants biru tua.

            “Menyenangkan jika saja tidak ada seorang ahjussi yang memeluk dan menciumku di depan umum. Dia benar-benar ahjussi paling menyebalkan di dunia. Memalukan. “ Na Ra bersungut kesal, sementara Kyuhyun sudah mengubah posisi duduknya menghadap gadis itu. Dia menopang dagu dengan sebelah tangannya, mengamati Na Ra seolah gadis itu adalah objek paling menggiurkan di dunia. “Yak !! kau menyebalkan sekali Cho. “ rutuk gadis itu lagi saat dilihatnya Kyuhyun tidak menanggapinya.

“Kau sangat manis saat marah-marah seperti ini. Mungkin aku harus membuatmu lebih sering marah-marah. Bagaimana menurutmu? Terdengar menarik kan.”

“Sesukamu sajalah.” Na Ra mengambil kembali laptopnya, melakukan apa saja untuk mendistraksi atensinya dari Kyuhyun. Pria itu punya daya magis yang mematikan, seolah hanya dia saja yang patut diperhatikan Na Ra.

“Tsk! Selera humormu buruk sekali.” Pria itu mendecakkan lidahnya lalu dengan cepat memangkas jarak di antara mereka. Dengan cepat Na Ra menjauhkan wajahnya, menatap nyalang pada Kyuhyun.

“Mau apa kau?”

“Menciummu, apa lagi?”

“Jangan menciumku sembarangan ! “

“Wae ? Kita bahkan hampir bercinta tempo hari dan-“

“Kau bilang kita teman kan ? Ah ralat..kau menganggapku sahabatmu kan ?“ Kyuhyun mengangguk cepat sebagai jawaban. Na Ra mendenguskan nafasnya kasar, hatinya mencelos saat itu juga.

“Aku bukan sahabatmu Cho. Dan aku tidak berniat untuk menjadi sahabatmu. “Aku bukan sahabatmu Cho. Dan aku tidak berniat untuk menjadi sahabatmu. Sahabat adalah seseorang tempat kau berbagi cerita, berbagi beberapa hal lain juga mungkin. Tapi hanya sebatas itu. Kau tetap bersama sahabatmu itu karena dia memberikan keuntungan untuk yang lain. Lalu saat kau menemukan seseorang yang kau pikir akan memberikan keuntungan lebih bagimu kau akan meninggalkannya, begitu saja. Dan aku rasa aku lebih baik dari sekadar sahabat untukmu. “ Na Ra membuang napas melalui hidungnya, memberi jeda di antara kalimat panjangnya. “Tidak ada sahabat yang mencium sahabatnya. Tidak ada sahabat yang hampir bercinta dengan sahabatnya. “ Na Ra menyesap kopinya, membiarkan Kyuhyun berpikir keras dengan apa yang baru saja gadis itu ucapkan.

“Baiklah. Kita menikah saja, bagaimana ? “ Lagi. Kalimat itu terlontar dari kedua bibirnya. Berulang-ulang tanpa bosan.

“Kau serius ? “

“Memangnya aku terlihat bercanda ? Lagipula siapa juga yang mau menikahimu selain aku?“

“Aku kan tidak mengatakan apapun soal setuju untuk menikahimu. “

“Aku akan membuatmu menyetujuinya. “ Kyuhyun berujar yakin, seolah membuat gadis itu setuju untuk menikahinya adalah sebuah keharusan. Bahwa Lee Na Ra hanya akan bersamanya saja. Bahwa gadis itu tidak akan menikah dengan siapapun selain dirinya. Dia akan memastikan hal itu.

Na Ra memutar bola matanya dengan malas lalu kembali berfokus pada laptopnya, sekalipun sekarang dia sudah tidak punya minat apapun dengan tugas kuliahnya. Kyuhyun masih diam di tempatnya, menatap wajah cantik Na Ra saat matahari perlahan kembali ke peraduannya. Wajah gadis itu seperti biasa nampak menyilaukan. Dengan kulit putih pucatnya yang terbias oleh cahaya matahari senja.

Wajah itu adalah wajah yang dia tahu diinginkannya untuk menghabiskan banyak hari di masa depan. Wajah yang akan senantiasa mengisi memorinya untuk puluhan tahun ke depan. Wajah yang membuatnya untuk pertama kali yakin bahwa “dialah orangnya”, belahan jiwanya.

**

08.31 am

Kyuhyun seperti biasa sudah ada  di rumah besar milik Na Ra untuk membangunkan gadis itu. Tangannya baru saja menyentuh knop pintu saat terdengar suara gaduh dari dalam. Cepat-cepat dia memutar knop pintu dan memasuki ruangan bercat pink dengan aroma lily itu. Dahinya mengernyit tatkala melihat pemandangan di depannya. Na Ra dengan kemeja putih dan celana jeans biru laut tengah sibuk berlalu lalang di kamarnya. Handuk putih masih bertengger di kepalanya. Gadis itu bahkan hampir saja tidak menghiraukan kehadiran Kyuhyun. Dia benar-benar nampak sangat sibuk. Wajah dinginnya semakin mengerikan dengan kepanikan yang menyelimuti. Na Ra benar-benar seperti seseorang yang baru saja dijatuhi vonis mati.

“Ada apa Ra-ya ? “ tanya Kyuhyun gusar. Kepanikan Na Ra menular padanya.

“Ada paper yang harus aku kumpulkan jam setengah 10 nanti. “

“Dan kau lupa mengerjakannya ? “ Kyuhyun menebak yang hanya dibalas tatapan nyalang Na Ra padanya.

“Diam sajalah ini benar-benar keadaan darurat. “

Na Ra mendudukkan dirinya di sofa berwarna abu-abu di ruangannya. Dia dengan cekatan mengetikkan apa saja yang terlintas di pikirannya saat ini. Mata kuliah L’analyse de la littérature français  adalah mata kuliah yang tidak bisa dikatakan mudah. Tapi karena desakan situasi  kepintaran gadis itu membuat kinerja otaknya menjadi luar biasa jenius.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu berjalan ke arah meja rias di kamar itu. Dia mengambil hair dryer dan sisir dari sana. Pria itu lalu mendekati Na Ra, melepaskan handuk yang dibalut asal di rambut gadis itu. Lalu dalam diam dia mengeringkan rambut cokelat panjang milik Na Ra. Setelah mengeringkannya, dia menyisir rambut itu perlahan dan menjalin rambut itu dengan ikatan longgar.

“Thanks Cho. “ ujar Na Ra, kedua matanya masih berfokus pada laptopnya.

“Bagaimana kau bisa hidup dengan baik tanpaku jika kau terus seperti ini hmm ? “

“Kau kan tidak akan kemana-mana, jadi aku tidak perlu khawatir. “ Na Ra menjawab santai, berbalik pada Kyuhyun dan memberikan ciuman singkat di pipi kanan Kyuhyun. “You’re the best. “

Kyuhyun mengecup kilat bibir Na Ra, menyatukan dahi mereka hingga mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

“Ngomong-ngomong Cho… aku jadi bertanya-tanya bagaimana aku bisa hidup dengan baik sebelum bertemu denganmu ? “

Kyuhyun tersenyum, senyum yang bahkan membuat Na Ra ingin sekali memukul kepala pria itu karena dengan sialannya Kyuhyun sudah membuat kinerja organ tubuhnya menjadi tidak normal.

“Kau akan hidup dengan baik. Aku janji, karena aku tidak akan kemana-mana. “ ujar pria tu sebelum menyapukan bibirnya di atas bibir lembut Na Ra.

**

One day in the autumn

Gadis itu tengah duduk di sebuah restoran Prancis di Seoul, sebelah tangannya memegang segelas red wine buatan Bordeaux kesukaannya. Pikirannya menerawang jauh entah kemana, dia seperti tenggelam dalam dunianya sendiri.

“Melamun lagi Ra-ya?” suara Kyuhyun mendistraksi atensinya, membuat gadis itu sontak meletakkan wine-nya dan tersenyum. Pria itu menyodorkan sebuket mawar merah yang segera diterima gadis itu dengan  dahi berkerut.

“Aku sedang mencoba romantis.” Kyuhyun menjawab tatapan heran Na Ra padanya. Gadis itu justru meletakkan telapak tangannya di dahi Kyuhyun, memeriksa suhu tubuh pria itu.

“Tidak panas. Kau tidak sakit Cho” Ujarnya yakin. Kyuhyun segera menepis tangan Na Ra seraya mendecakkan lidahnya sebal.

“Kau ini merusak suasana saja.” Na Ra terkekeh mendapati gerutuan Kyuhyun. “Seharusnya kau kan berterima kasih padaku, menatapku dengan berbinar dan memberikan beberapa ciuman mungkin?”

“Tapi aku kan tidak menyukai bunga. Aku lebih suka kau membawakan buku-buku kesukaanku.” Na Ra berujar polos, sementara Kyuhyun mati-matian menahan diri untuk tidak mencekik gadis itu. Na Ra bisa berubah menjadi luar bisa menyebalkan. “ Tapi tidak masalah. Aku menghargai usahamu yang sedang mencoba romantis.”

“Bagaimana harimu?” Kyuhyun mengalihkan pembicaraan, kelewat kesal karena dia sudah gagal menjadi pria romantis. Dia bersumpah tidak akan mencoba melakukan hal-hal manis yang sama sekali bukan gayanya.

“Good.” Ujar Na Ra singkat lalu menyesap wine-nya. Dia menuangkan lagi wine itu, berkali-kali hingga kepalanya terasa sedikit pusing. Menyadari ada hal yang tidak beres, Kyuhyun merebut gelas Na Ra, menghabiskan wine yang ada dalam gelas itu dalam sekali teguk.

“Ada apa?” tanya Kyuhyun pada akhirnya, dia tidak tahan dengan ekspresi Na Ra yang seolah nampak begitu bimbang.

“Tidak ada. Ayo makan.” Na Ra baru akan menyendokkan Boullabaisse­-nya saat Kyuhyun mencekal lengan gadis itu.

”Katakan Ra-ya, apa yang kau sembunyikan?”

“Tidak ada. Aku hanya berpikir, bukankah akan lebih enak jika kita memakan La Cassaoulet saja atau foie gras mungkin? Bagaimana?” Kyuhyun menghembuskan napasnya kasar mendengar ucapan Na Ra. Pria itu menggenggam pelan tangan Na Ra, menatap intens gadis itu seolah sedang meng-XRay­-nya.

“Kau bisa berbohong pada seluruh dunia. Kau bisa bersembunyi di balik topeng Ice Princess­-mu yang tanpa cela itu. Tapi Ra-ya kau tidak bisa memperlakukanku sama seperti mereka. Aku mengenalmu, amat sangat. Jadi, katakan.” Kyuhyun setengah mendesak walaupun nada berbicaranya sama sekali tidak berubah.

“Terkadang aku merasa begitu sial karena aku tidak bisa membohongimu Cho.” Keduanya tersenyum mendengar ucapan Na Ra. ”Aku memang tidak bisa membohongimu ya?” Na Ra bertanya retoris, dan selama bermenit-menit keduanya terdiam.

Na Ra memandang kehampaan udara di depannya, sekali lagi terhempas dalam dunianya sendiri, sementara Kyuhyun masih menggenggam tangan mungil itu. Menunggu dengan sabar tanpa mengatakan apapun.

“Dad menelfonku kemarin.” Gadis itu akhirnya berbicara setelah dua belas menit kebisuan di antara mereka. Ekspresi Kyuhyun berubah menegang. Dia tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres yang menimpa Na Ra. Sesuatu yang berhubungan dengan orang tua gadis itu. Na Ra memang tidak pernah memiliki hubungan baik dengan kedua orang tuanya. Tapi Kyuhyun sekali lagi tidak menyela, dia membiarkan Na Ra menyelesaikan kalimatnya. “Dad bilang aku harus segera kembali ke Manhattan. Kau tahu kan seperti apa dia? Dan Mom hanya memperburuk suasana. Aku tidak pernah suka Manhattan, tidak juga Marseille sekalipun aku lahir disana. Aku hanya suka Korea Cho, kau tahu kan ?” Suara Na Ra terdengar serak karena menahan tangis. Kyuhyun refleks berpindah posisi, menempatkan diri tepat di sisi gadis itu. Dia mengusap pelan kepala gadis itu, menyalurkan kehangatan tangannya. “ Aku tidak mau pulang Cho. “ ujar gadis itu lagi. Suaranya hampir teredam, tapi Na Ra tetaplah gadis dengan gengsi setinggi langit. Dia tidak akan merendahkan diri dengan menangis di depan Kyuhyun.

“Kapan kau berangkat?” tanya Kyuhyun saat dia sudah kembali menemukan pita suaranya. Dadanya terasa begitu sesak, dia tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Perpisahan. Dan membayangkannya saja sudah membuat perutnya begitu mual.

“Lusa.”

“Berapa lama?”

“Aku tidak tahu.” Kyuhyun langsung memeluk Na Ra begitu mendengar perkataan Na Ra. Ucapan gadis itu sudah teramat jelas baginya. Na Ra hanya kelewat baik hati dengan tidak mengatakan semuanya secara gamblang, tahu bahwa mereka akan hancur bersama.

“Tidak apa-apa. Aku akan tetap menunggumu disini.” Kyuhyun mengatakan kalimat penghiburan, lebih pada dirinya sendiri. Karena dia juga tidak tahu dan tidak mau tahu untuk membayangkan hidup tanpa Na Ra.

“Bagaimana jika aku tidak kembali?”

“Kau hanya perlu tetap di tempatmu dan aku akan menemukanmu. Dimanapun tempat di dunia ini. Ke neraka sekalipun. “ Kyuhyun mengucapkannya, dengan mati-matian menguatkan dirinya sendiri. Karena dia tahu dialah yang akan lebih tersakiti, karena dia yang ditinggalkan.

Malam itu mereka kehilangan selera makan mereka dan akhirnya memutuskan untuk kembali pulang. Kyuhyun memeluk Na Ra sepanjang malam, sama sekali tidak tidur. Dia benar-benar tidak mau hidup di dunia dimana tidak ada Na Ra di dalamnya. Dia sudah begitu kecanduan pada gadis itu, terjebak dalam lingkaran setan tanpa ujung. Dan dia tidak mau bersusah payah untuk keluar dari lingkaran setan yang membelenggunya.

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK