home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Reset

Reset

Share:
Author : Kristiana
Published : 23 May 2015, Updated : 06 Jan 2018
Cast : Park Chanyeol (EXO), Sandara Park (2NE1), Xiumin (EXO), Minzy (2NE1), Sehun (EXO), Lee Hi
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |18851 Views |3 Loves
Reset
CHAPTER 9 : It's Tangled

 

 

"Dara-ya!", Chanyeol berlari sekencangnya berusaha meraih tangan Dara. Tubuh Dara nyaris melewati pagar balkon lantai dua. Begitu Chanyeol berhasil menggenggam tangan Dara, segera ditariknya tubuh gadis itu. Mereka berdua kemudian terjatuh ke lantai.

"kau tidak apa-apa?", tanya Chanyeol yang begitu khawatir dengan keadaan Dara.

Dara menatap kosong wajah Chanyeol. Dari tatapannya, Dara terlihat masih benar-benar kaget.

"Chanyeol-ah, a-apa yang baru saja terjadi? Eoh?"

Chanyeol bisa menangkap kebingungan dan kekagetan dari ekspresi wajah Dara. Chanyeol kemudian membawa Dara duduk di salah satu sofa yang berada di dekat balkon, kemudian memberikan segelas minuman yang sebelumnya diberikan Dara untuknya namun belum sempat ia minum. Chanyeol berusaha menenangkan Dara.

"Minum ini .... tenanglah sudah tidak apa-apa", Ucap Chanyeol berusaha memberikan senyuman dan mengusap pelan punggung Dara

"Chanyeol-ah, apa yang baru saja terjadi?", Dara masih terlihat bingung

"(Menghela nafas) Kau ini kenapa bisa seceroboh itu"

"Aniya Chanyeol-ah .... (kebingungan benar-benar tersirat dari raut wajah Dara) rasanya seperti ada yang mendorongku"

"Mwo!?!" 

 

***

 

 

"Chanyeol-ah, terimakasih sudah mengantarku pulang", Dara tersenyum

"Eung ... kalau begitu sampai jumpa besok disekolah", ucap Chanyeol

"(Mengangguk) Hati-hati"

 

Chanyeol tersenyum pada Dara yang kemudian berlalu pulang.

Dara masih memperhatikan Chanyeol hingga sosok lelaki itu tidak tampak lagi dari pandangannya. Dara berjalan menuju gerbang rumahnya.

"Dara"

"Eoh!" Dara kaget begitu berbalik melihat orang yang ada dibelakangnya.

"Ah- mwoya ... kau mengagetkanku. sebentar", Dara segera membuka pintu gerbang.

"Maaf sudah mengagetkanmu"

"Ah tidak apa-apa, ayo, masuklah", Dara berusaha tersenyum walaupun pikirannya masih belum bisa melupakan tentang apa yang baru terjadi padanya.

Ia mengajak tamunya itu masuk kedalam rumah.

"Duduklah", Dara mempersilahkan duduk

"kenapa kau tidak memberitahuku terlebih dahulu kalau kau mau kesini"

"surprise ?!? (Tertawa kecil)"

"Hmmm kau ini (tertawa) ah tunggu aku ambilkan minuman"

"Dara! (memegang tangan Dara) tidak perlu. Ada yang ingin kubicarakan"

"Eoh? (dara kembali duduk) ada apa?"

"Tentang pertemuan minggu lalu. Sepertinya waktunya sudah ditentukan"

"Ah", Dara terdiam tidak tahu harus berkata apa.

"(Memperhatikan ekspresi Dara) kau tidak senang dengan hal ini?"

"Ah aniya (berusaha memberikan senyum terbaiknya)"

"(Tersenyum) kau bisa tanyakan detailnya pada orangtuamu. Kami sudah membicarakannya. Hmmmm Kalau begitu aku pulang dulu", bangkit dari tempat duduk

"Sehun-ah" Lelaki itu menoleh kearah Dara.

"(Tersenyum) wae?"

"(Dara terdiam untuk beberapa saat) Ah tidak ada apa-apa. Hati-hatilah"

Sehun mengangguk kemudian mengusap lembut rambut Dara

Seperginya Sehun, Dara hanya duduk terdiam diruang tamunya. Gadis itu terlihat memikirkan sesuatu. 

 

 

Ditempat lain, Chanyeol terlihat berbaring ditempat tidurnya. Matanya terlihat tajam menatap langit-langit memikirkan apa yang baru saja terjadi.

"Huhhhh" Chanyeol menghela napas.

Ia kemudian mengambil buku bertuliskan nama Dara yang ada di laci mejanya.

Ia membuka halaman demi halaman secara perlahan.

"Ah pabo (memukul kepalanya dengan tangannya sendiri) aku benar-benar tidak ingat." Chanyeol teringat ketika ia pertama kali membuka buku itu dikamar tepat di malam setelah Dara menyerahkan buku itu padanya. Saat itu sudah ada tulisan didalamnya.

"Aku memang minum sedikit alkohol malam itu, tapi sepertinya aku tidak mabuk sampai harus lupa dengan hal itu. Apa hubungannya Dara dengan buku ini? Semua kejadian dalam buku ini benar-benar terjadi" Chanyeol berpikir keras mencoba menghubungkan setiap kejadian dengan tulisan dalam buku itu.

"Tapi Dara bilang ia tidak melihat tulisan apapun dalam buku ini" Chanyeol tidak mendapat jawaban apapun dari semua pertanyaan yang bermunculan di pikirannya. 

 

***

 

 

Disekolah...

Chanyeol masih dengan pikirannya yang melayang-melayang pada misteri yang belum bisa ia pecahkan tentang Dara dan buku yang ia temukan.

"Chanyeol!"

Chanyeol menoleh kearah belakang yang sempat dibuat terkejut dengan teriakan yang tiba-tiba ia dengar. Terlihat Minseok melambaikan tangan kearahnya dari ujung koridor kemudian segera berlari menghampiri Chanyeol.

"Aigoo", Minseok tampak terengah-engah

"Aishhh, kau seperti habis berlari puluhan kilo" ucap Chanyeol

"Hei! koridor sekolah kita ini cukup panjang. Kau coba saja berlari"

"Ishh"

Chanyeol segera masuk dalam kelasnya dan menempati tempat duduknya. Raut wajahnya masih tetap terlihat seperti seseorang dengan ribuan pemikiran dalam otaknya. Itu ditangkap jelas oleh Minseok.

"Hei, ada apa?" Chanyeol tidak memberi jawaban apa-apa.

"Ya!" Minseok berteriak

"Eoh?"

"Aigoo ..... ada apa denganmu? Jangan bilang tidak ada apa-apa. Wajahmu itu jelas sekali mengatakan kalau ada hal yang sedang kau pikirkan. Ayolah ... ceritakan padaku", Minseok berusaha merayu

"Hmmmm .... aniya .... aku cuma kepikiran tentang Dara"

"Oho!!" Minseok histeris mendengar Chanyeol menyebut nama Dara

"Hmmmm .... sepertinya kau semakin dekat dengannya?" Lanjut Minseok

"Eishhh bukan tentang hal itu .... kau ingat kan beberapa hari yang lalu Dara pingsan di perpustakaan?"

"Eung, lalu?"

"Kemarin sewaktu aku bersamanya di sebuah cafe, ia hampir terjatuh dari balkon"

"Ah sungguh?!? Lalu? Dia tidak apa-apa kan?!?"

"Dara tidak apa-apa. Hanya saja, aku merasa aneh"

"Aneh? Maksudmu?"

"ya aneh. Hal-hal yang menimpanya, rasanya aneh. Ini sudah kedua kalinya ia hampir celaka"

"Hmmmm ... nasib buruk benar-benar sedang menimpanya", Minseok menggeleng-gelengkan kepalanya

"Ya- Minseok-ah, apa mengalami kecelakan secara beruntun semacam itu adalah hal wajar?", tanya Chanyeol serius

"aku rasa ini semua hanya kebetulan. Mungkin Dara hanya berada di tempat dan waktu yang salah ..... ah mungkin ditambah sedikit kecerobohan(?)"

"Menurutmu begitu? Tapi aku punya perasaan tidak enak dengan ini semua."

"Ey, ayolah, kau hanya terlalu khawatir dengannya. Cinta mulai membutakanmu" Minseok sedikit mengeluarkan gurauannya

"Aigoo anak ini masih dengan kata-kata semacam itu", Chanyeol memukul kepala Minseok

"Akh! Ya! Aku hanya bercanda. Aigoo temperamenmu buruk sekali"

Chanyeol hanya berlalu pergi dari kelas itu meninggalkan Minseok yang masih sendirian didalam kelas karena memang saat itu masih cukup pagi. Namun ekspresi Minseok seketika berubah misterius. Pandangannya tajam memandang Chanyeol yang sedang berjalan keluar dari kelas itu.

 

Melewati satu koridor panjang, Chanyeol melihat Dara yang sedang berbicara dengan Hayi dekat perpustakaan. Ia hanya memperhatikan dua gadis itu dari kejauhan. Ketika Hayi pergi, ia memutuskan untuk mendekati Dara.

"Hei suara besar!", kata Chanyeol datar

"Eoh! Ya! Kau! Apa katamu? Suara besar?!? Ishh kau!" Dara memukul lengan Chanyeol dengan kesal.

"Akh! Mian mian. Ya- aku hanya teringat awal kita bertemu. Ah, ngomong-ngomong sepertinya sudah lama aku tidak mendengar suara kerasmu itu"

"Ishh, berhenti menggodaku", Dara mempertontonkan wajah mungilnya yang dipadukan dengan ekspresi cemberut

"ㅋㅋㅋㅋ ah tadi aku melihatmu bersama Hayi"

"Ah ne. Hayi bilang ia mau datang kerumahku siang ini"

"Ahhh .... tapi kalian ini satu tingkat kan, kenapa ia memanggilmu unnie?"

"Kau sepertinya sangat penasaran dengan hal itu", ledek Dara

"Ya~ Aku hanya ingin tahu"

"ㅋㅋㅋㅋ dia memang harus memanggilku unnie karena ia lebih muda 2 tahun dariku. Ia bisa skip 2 kelas berkat kecerdasannya. Ia hebat kan?", Dara tersenyum bangga layaknya seorang kakak pada membanggakan adiknya

"Ahhhhh", Chanyeol mengangguk

"Wae? Kenapa ekpresimu seperti itu"

"Anak itu bersikap kurang menyenangkan padaku. Aku rasa kecerdasannya itu membuatnya merasa superior. Aisshhh anak itu menyebalkan" wajah Chanyeol terlihat kesal

"Ya~ jangan seperti itu. Kau hanya belum mengenalnya saja. Ia anak yang sangat menyenangkan"

"Ish .... Ah Dara, kau tidak ada kegiatan apapun kan hari ini?"

"Hmmm tidak ada"

"Kalau begitu hari ini tunggu aku. Kita pulang bersama"

"Hmmmm tidak biasanya." Dara nampak curiga

"Ey, jangan seperti itu. Kita ini kan tetangga. Lagipula ...."

"Lagipula apa?"

"Ah aniya .... kalau begitu sampai jumpa nanti pulang sekolah. Tunggu aku, jangan pulang tanpa aku"

"Aigoo arraseo ..." Keduanya berjalan bersama sebelum akhirnya masing-masing masuk kedalam kelasnya.

.

.

Didepan kelas, Chanyeol yang hendak masuk kedalam kelas dibuat kaget karena tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Chanyeol menoleh....

"Hayi(?)"

Chanyeol kaget melihat Hayi yang tiba-tiba ada didepan kelasnya

"Chanyeol oppa"

"Mwoya, Oppa? akhirnya kau memanggilku oppa (menyilangkan kedua tangannya didepan dada). Sejujurnya aku lebih suka kau memanggilku sunbae. Tapi ah sudahlah. Ada apa kau kesini?"

"Aku perlu bicara denganmu"

"Denganku? Wae?" Hayi hanya diam

"Ya~ ada apa?"

Tatapan Chanyeol memperlihatkan kebingungan atas sikap Hayi 

 

***

 

 

"Chanyeol oppa", Hayi memandang Chanyeol yang berdiri dihadapannya.

Ekspresi Chanyeol terlihat tenang, cukup berbeda dengan Hayi yang terlihat bimbang dan ragu dengan apa yang hendak dikatakannya.

"Wae? Apa yang ingin kau bicarakan sampai kita harus bicara disini"

Hayi berjalan kearah pintu atap gedung sekolah dan memastikan bahwa pintu itu terkunci sehingga tidak ada yang dapat mendengar pembicaraannya dengan Chanyeol. Kemudian ia berjalan mendekat ke arah Chanyeol.

"Oppa, kau menyimpan buku itu kan?" Suara Hayi terdengar bergetar.

"Buku?" Chanyeol bingung dengan apa yang dimaksud Hayi

"Eung ... buku ... buku catatan" kata Hayi Mendengar itu, Chanyeol justru semakin dibuat bingung dengan apa yang dikatakan Hayi

"Hei, aku tidak mengerti buku catatan apa yang kau maksud"

"Buku bertuliskan nama Dara" kata Hayi. Kali ini ekspresinya terlihat serius

"Kau....tahu tentang buku itu? Apa Dara yang memberitahumu tentang itu?"

"Jadi benar kalau kau menemukan buku itu?"

"Wae? Ah ... itu buku milikmu? Tapi kenapa bukan namamu yang tertulis di buku itu? Hmmm Arraseo, akan kukembalikan buku itu padamu segera." Chanyeol tersenyum pada Hayi. Saat itu, Chanyeol berusaha bersikap setenang mungkin mendengar pertanyaan Hayi mengenai buku yang juga masih menjadi misteri baginya .

Mengira bahwa pembicaraanya sudah selesai, Chanyeol bermaksud pergi. Namun ...

"Oppa, buku itu MILIKMU", Hayi setengah berteriak.

Namun dilain pihak, kata-kata Hayi tersebut berhasil menghentikan langkah Chanyeol. Ia berbalik menatap Hayi dengan kebingungan yang tersirat diwajahnya

"MWO!?!"

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK