"Dara-ya!", suara yang terdengar berat, namun justru karena itu menjadi terdengar begitu manly ... Chanyeol memanggil Dara dari ujung koridor, namun Dara tidak menoleh sama sekali kepadanya.
"Heissshhh Dara benar-benar kesal padaku", ungkapnya
***
Diatap gedung sekolah itu, Chanyeol berbaring dikursi panjang yang terletak di salah satu sudut. Matanya menerawang ke langit-langit, sambil menikmati alunan lagu yang keluar dari headphone yang terpasang ditelinganya. Rambut merahnya pun terlihat tak beraturan tertiup angin. Ia menghela napas panjang.
"Huuuuuuhhhhh", ucapnya sambil memejamkan matanya.
"Memang tidak seharusnya aku berbohong padanya. Tapi hal itu juga bukan sesuatu yang bisa aku ceritakan padanya. Semua berjalan baik disini .... bagaimana mungkin aku .... ah .... alasan apalagi yang bisa aku katakan pa .......
"Alasan apa?" sebuah suara tiba-tiba terdengar dan mengagetkan Chanyeol
"Ohhhh! Kau!!!", Chanyeol yang tiba-tiba melihat wajah Dara tepat beberapa sentimeter diatas wajahnya itu menjadi terkejut dan terperanjat dari kursi tua yang terbuat dari besi tempat ia berbaring. Dara memandang aneh kearah Chanyeol karena terlihat begitu terkejut melihat dirinya.
"Ada apa denganmu?", tanya Dara yang kemudian duduk disebelah Chanyeol dan segera menyandarkan punggungnya kesandaran kursi seperti tidak terjadi apa-apa. (Ia menarik napas panjang)
"Dara-ya ....",Ucapannya terhenti saat Dara memandang kearahnya.
"Aku ingin minta maaf soal kemarin. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tahu kau marah dengan apa yang kulakukan, tapi.....", Chanyeol mencoba menjelaskan
"Chanyeol-ah .... apa maksudmu? marah?", tanya Dara yang kebingungan
"Eoh ?!? Bukankah kau marah denganku? Kau menulisnya dalam buku yang pernah aku berikan padamu"
"Buku? (Dara berusaha mencerna apa yang dimaksud Chanyeol) ah ... maksudmu buku dengan sampul bertuliskan namaku?", tanya Dara memastikan. Chanyeol hanya mengangguk.
"Eiii, Bukankah buku itu sudah kukembalikan padamu? ada apa dengan buku itu? Kau menemukan pemiliknya", tanya Dara
'Mwoya, Dara tidak tahu tentang tulisan di buku itu?' (Ucap Chanyeol dalam hati)
***
Chanyeol dengan langkah terburu-buru segera menuju kamarnya. Bergegas membuka laci meja dimana terdapat sebuah buku tua bertuliskan nama Dara. Ia membuka halaman dengan tulisan didalamnya. Ia membacanya kembali. Berulang-ulang. Tiba-tiba gambaran-gambaran kejadian aneh muncul dalam pikirannya.
Kejadian-kejadian dimana ada dirinya dan Dara didalamnya. Semua yang tertulis dalam lembaran halaman itu tergambar menjadi potongan-potongan kejadian yang terproyeksi dalam pikirannya. Gambaran ketika ia berlari keluar dari sekolah, Dara yang memandang ke arahnya menyaksikan dirinya berlari seperti mengejar sesuatu, Dara di dalam kelasnya, dan ketika Dara berada dirumahnya.
"Oh! Ige mwoya!.... stttt akh!!!!", Chanyeol memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Buku yang sebelumnya ia pegangpun terjatuh kelantai. Ketika ia hendak mengambilnya, buku itu terbuka tepat dihalaman yang sebelumnya kosong.
"Oh! Tulisan lain" Chanyeol mencoba membaca tulisan dalam buku itu sambil menahan rasa sakit pada kepalanya. Lagi, setelah ia membacanya, gambaran-gambaran lainnya muncul dalam pikirannya. Semua yang tertulis menjadi tergambar jelas dalam bentuk potongan-potongan kejadian.
"Andwae! Akhhh!!!", Chanyeol kembali menjatuhkan buku itu ke lantai. Ia berbaring ditempat tidurnya berusaha menahan sakit dikepalanya yang masih begitu terasa.
***
"Chanyeol-ah....Chanyeol-ah!", Minseok berusaha memanggil Chanyeol yang tidak memberikan respon setelah ia panggil berkali-kali
"Chanyeol-ah!!", kali ini sambil mengguncangkan bahu Chanyeol
"Ah, wae?", tanya Chanyeol dengan tatapan kosong
"Huhhhh (menghela napas) ya~ ada apa denganmu?", tanya Minseok
"Ah, tidak ada apa-apa. Aku baik-baik saja", jawab Chanyeol sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum
"wajahmu itu sama sekali tidak menunjukkan kau baik-baik saja. Wae wae? Wae???? Ya, jebal, katakan saja padaku", bujuknya
"Ah,,, sebenarnya ....", Chanyeol sedikit ragu-ragu untuk mengatakannya
"Wae????" "Aku bermimpi tentang Dara ..."
"Ohooo.... Dara!?! Yaaaa .... daebak! Kau pacaran dengannya!??!!", Minseok terlihat antusias saat Chanyeol menyebut nama Dara
"Eisshhhh, aniya! Apa yang kau pikirkan. Bukan begitu ... aku bermimpi sesuatu yang buruk terjadi padanya. Maksudku, itu rasanya begitu nyata. Tidak seperti mimpi .... tapi ... ah tentu saja itu mimpi ... benarkan...", Chanyeol berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang ia lihat hanyalah mimpi
"Jadi, kau merasa itu akan benar-benar terjadi padanya?", tanya Minseok santai
"Ah .... bukan seperti itu ... hanya..."
"Kau mengkhawatirkannya. Benarkan?", Minseok berusaha menggoda Chanyeol dengan tatapan jahilnya
"Ah molla!" , Chanyeol menundukkan kepalanya menyentuh tepi meja kelas berwarna putih itu. Kedua tangannya dilipat diatas kepalanya
"Aigoo .... ya, kau ternyata sudah begitu dekat dengannya. Jadi kau menyukainya?", ucap Minseok
"Aniya! Apa yang kau bicarakan. Ishhh", Chanyeol menjadi kesal dengan sindiran Minseok
"Aha ... mian .... ani ... kau bilang kau tidak pacaran dengannya, kau juga tidak menyukainya, lalu apa? maksudku sikapmu ini aneh", ujar Minseok
"Aneh?"
"Yes. Ya~ orang lain juga pasti akan berpikir sama denganku jika melihat sikapmu ini. Aneh. Kau terlihat begitu mengkhawatirkannya. Terlebih lagi hanya karena mimpi buruk mengenainya. Chanyeol-ah, itu hanya mimpi. Kau tidak mungkin seperti ini jika kau tidak memiliki perasaan khusus kepadanya", jelas Minseok dengan gaya sok tahu sambil melipat kedua tangannya didada
"Aniya... aku mengkhawatirkannya karena aku peduli dengannya sebagai teman", ungkap Chanyeol yang sebenarnya mulai terpikir dengan kata-kata Minseok apakah ia menyukai Dara.
"Jinjja? Hmmmm arraseo".
***
"Hey, kau temannya Dara", panggil Chanyeol pada salah seorang gadis didalam kelas yang kelihatan sibuk dengan kertas-kertas diatas mejanya. Gadis itu terlihat menengok kanan dan kirinya begitu mendengar panggilan Chanyeol.
"Naega?", tanyanya begitu melihat mata Chanyeol terarah padanya
"Ne. Eoh mian aku baru ingat. Namamu Minzy kan. Kau tahu dimana Dara?", tanya Chanyeol
"Ah, Dara? Sepertinya ia pergi ke perpustakaan", jawab Minzy
"Perpustakaan? (Chanyeol teringat dengan gambaran yang didapatnya setelah membaca buku bertuliskan nama Dara) ah, arraseo. Gomawo minzy-ah", ucap Chanyeol yang dengan segera pergi menuju perpustakaan.
Tidak beberapa lama, Chanyeol sampai didepan pintu perpustakaan yang tertutup. Ia membukanya perlahan. Ruangan itu terlihat sepi. Tidak terlihat ada seorangpun siswa disana, karena memang saat itu sudah menjelang bell masuk. Tidak seperti biasanya, bahkan petugas tidak terlihat di ruangan. Ia hendak masuk, namun kemudian ia mengurungkan niatnya.
"Ah, apa yang kupikirkan. Tentu saja itu hanya mimpi." Ucap Chanyeol dalam hati. Kemudian ia berbalik. Namun ketika ia hendak menutup pintu.
(BRUKKKK!) "Akkkkkhhh!" Terdengar suara teriakan seorang gadis dari dalam perpustakaan. Chanyeol yang begitu terkejut dengan suara itu segera berbalik kembali menuju ruangan. Ia berlari masuk, mencari-cari sumber suara tersebut.
"DARA-YA!!!!"