“Bunuh aku oppa, bunuh aku sekarang juga!”
“Mwo?”
“BUNUH AKU!!!hiks”
“Yak, kenapa kau bicara seperti itu?”
“Ini semua salahku, andai aku mendengar kata – katamu untuk mengubah hidupku, andai aku bisa menerima keadaan keluargaku 3 tahun lalu, mereka pasti akan tetap bersamaku”
Flashback 3 years ago
Sore itu, bagaikan dunia berhenti untukku, bagaimana tidak? Diriku yang saat itu baru berusia 14 tahun dan eonni baru berusia 18 tahun, mendapat kabar bahwa appaku meninggal karna sebuah kecelakaan. Aku menangis, eonni juga dan apalagi eommaku, dia terlihat lebih terpukul dari pada aku dan eonniku.
Saat itu..
“Yeobo, bangunlah! Kenapa kau lama sekalu tidur? Kau tidak ingin kerja?”
“Eomma..hikshiks”
“Eun Kyo-ah uljima, sebaiknya kau pulang dulu. Biar eonni yang menemani eomma disini. Kau pulanglah dengan Myungsoo. Myungsoo-ah kau antar Eun Kyo pulang,ne?”
“Ne, kajja Eun Kyo-ah”
“Eomma, appa sudah meninggal dia tidak tidur”
“Shut, Eun Kyo-ah, dengarkan eonni kau langsung saja pulang dengan Myungsoo, jika kau lapar di dapur sudah ada makanan, kau tidak perlu makan di luar,ne? sebentar lagi eonni dan eomma akan pulang”
Aku hanya mengangguk dan menuruti perintah eonniku.
Beberapa hari setelah hari itu, eomma masih belum bisa kenyataan bahwa appa sudah tidak ada, dia selalu berhalusinasi, dan itu yang membuat diriku terganggu.
“Jia dan Minzy ingin minum apa?”
“Hem, coklat panas saja eonni”
“Oh, dan kau Eun Kyo, adikku tersayang ingin minum apa?”
Adikku tersayang..aku merindukan panggilan itu.
“Sama saja seperti mereka”
“Oke, tunggu sebentar, ne?”
“Gamsahamnida eonni”
“Cheonma”
Eonni kembali masuk untuk membuatkan kami coklat panas. Tiba – tiba eommaku keluar sambil berhalusinasi lagi.
“Yeobo, ini teman – teman Eun Kyo, mereka sangat cantik, ne?”
“Eun Kyo-ah, eommamu bicara dengan siapa?”
“Apa eommamu itu sedang sakit?”
“Minzy-ah kurasa kita harus pulang sekarang”
“Oh, ne. Kita pulang dulu ya. Gomawo”
Saat itu banyak teman – temanku yang tidak bisa menerima keadaanku karna eommaku.
“EOMMA!! SADARLAH APPA SUDAH TIDAK ADA”
“YAK!!KENAPA KAU BICARA SEPERTI ITU, KAU INGIN MENJADI ANAK YANG DURHAKA.HEUH?”
“Ada apa ini?Eun Kyo-ah masuklah ke kamar. Biar eonni yang menangani eomma”
Saat itu aku kesal dengan keadaanku, aku sempat kabur dari rumah, selama beberapa hari, dan selama itu aku hanya tidur di tempat – tempat sauna yang tidak terlalu mahal sambil mencari pekerjaan, tapi pada akhirnya eonniku menemukanku, dia berjanji dia akan mengabulkan semua keinginanku asalkan aku tidak kabur dari rumah lagi. Dan dia mengabulkan semuanya, dia mengabulkan hidup yang kujalani selama 3 tahun terakhir ini.
Flashback end
“Jangan bicara seperti itu lagi, ini bukan salahmu. Kau harus tetap hidup Eun Kyo”
“Mianhe eonni, jeongmal mianheyo. Aku tidak tau kalau kau tertekan. Mianhe..hiks”
“Sudahlah, Eun Kyo-ah, kajja mari kita pulang”
Langkah kakiku terasa sangat berat, seperti hatiku yang sangat terbebani dengan kepergian mereka.
^_^
“Eun Kyo-ah, sekarang kau tinggal di rumahku saja, ne?”
Aku hanya mengangguk.
“Keluarlah, oppa”
Aku tidak tau, kenapa aku bisa mengatakan kata itu kepada Myungsoo oppa.
“Oh, ne. Kalau kau butuh sesuatu, panggil aku, ne? Aku tinggal dulu. Istirahatlah..”
Ya Tuhan.. aku berharap ini hanya mimpi yang akan hilang setelah aku membuka mataku. Yakinkanlah, aku Tuhan kalau ini hanya sebuah mimpi. Ku penjamkan mataku, ku hembuskan nafas beratku. Ini bukan mimpi. Itu yang kutemukan setalah aku membuka mata. Aku mengingat sesuatu, aku sempat melihat bingkai foto keluarga di kamar eonniku..
“Dimana aku meletakkannya? Oh, dalam tas”
Ku buka tasku, ku cari benda itu disana, ku lempar barang – barang di dalam tas itu. Berhasil.
“Foto yang sangat indah” ucapku tersenyum sambil meneteskan air mata ketika memandangi foto itu.
Akan tetapi, senyum itu mendadak hilang. Ketika aku sadar mereka sudah tidak ada.
“Eomma, appa, eonni apa yang harus kulakukan sekarang? Bagaimana hidupku nanti? Aku tidak bisa hidup jika kalian meninggalkanku seperti ini!! Hiks..hiks..”
Mati.. itu yang aku fikirkan.
“Ne, aku juga harus mati”
Ku cari alat – alat yang tajam di sini. Di sini tidak ada. Ah, pisau dapur.
Ku buka pintu kamar itu sangat pelan sampai tidak bersuara. Ku tengok kanan kiri, tidak ada orang. Mungkin keluarga Myungsoo oppa sedang ada di luar. Aku berjalan secara mengendap – endap. Dan sampailah aku di dapur yang bergaya klasik. Ku cari benda itu.
“Ini dia”
Sekali ku tengok kanan kiri. Lalu, kembali kuyakinkan diriku.
“Ne, aku ingin bertemu mereka, mereka tidak boleh meninggalkanku seperti ini”
Sebenarnya, aku tidak tau betul, bagaimana caranya? Aku hanya mengingat salah satu adegan film, dengan menggoreskan tangan.. ku gores tangan kiriku, darah mulai mengalir deras dari sana. Seketika tubuhku merasa lemas, tak lama pandanganku kabur..lalu memutih.. tapi aku sempat mendengar suara Myungsoo oppa memanggil namaku, dan sirine ambulan. Tetapi itu hanya beberapa saat, aku merasakan tubuhku berada di dunia yang berbeda.
“Apa aku sudah mati?”
“Eun Kyo-ah”
TBC..