home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > GRAY PAPER

GRAY PAPER

Share:
Published : 06 May 2015, Updated : 02 Nov 2015
Cast : Juliette Lee (OC), Super Junior's Yesung, Jane Lee (OC), Super Junior Member, CEO, Managers and
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |6904 Views |2 Loves
GRAY PAPER
CHAPTER 8 : Chapter 07

 

 

 

Cameo(s) :

  • L 'INFINITE' as Kim Myung Soo
  • Y.J Park as Park Young Jung (Member Dancing Queen)
  • Na Hae Ryung 'BESTie' as Kim Hye Won
  • MJS as Moon Jun Su
  • SKYHIGH, INFINITE, TEENTOP

 

 

__________________________________________________________________________________________________________________________

 

 

 

“Apa kau tahu? Dia bahkan rela kehilangan apa saja kecuali kehilangan dirimu.”

–Yoo Chang Hyun–

 

 

 

20:00 PM W.I.B.

Gelora Bung Karno Stadium, Jakarta, Indonesia

Acara musik festival dalam rangka acara yang berjudul Music Bank World Tour Live in Jakarta ini akhirnya resmi dibuka, setelah para penggemar menunggu lama. Pembukaan acara ini dimulai dengan satu tarian tradisional Indonesia yaitu Ondel-Ondel. Setelahnya, para MC naik ke atas panggung dan mereka juga memanggil para artis untuk naik ke atas panggung dan memperkenalkan diri mereka masing-masing.

Terdengar teriakan dari penggemar yang benar-benar sangat ramai dan terlihat semangat saat idola-idola mereka berjalan ke panggung kecil yang berada tepat di depan panggung utama, idola itu diperkenalkan satu per satu bersama masing-masing grup mereka. Dan kemudian mereka kembali ke belakang panggung sedangkan para MC tetap berdiri disana karena akan memberitahukan siapa yang akan tampil pertama.

Begitu MC memberitahukan bahwa lagu pertama adalah lagu dari Teen Top, teriakan para penggemar semakin menggema di stadium terbesar yang ada di Jakarta ini, meskipun sempat ada kesalahan teknis pada layar besar, keenam anggota boygroup ini tetap tampil semangat dan benar-benar bisa menghibur para penggemar yang menonton acara ini secara langsung.

Setelah Teen Top tampil dengan tiga lagu, sekarang giliran satu-satunya girlgroup yang terdiri dari empat penyanyi solo, yang ber labelkan SFS Entertainment itu tampil, mereka bernama Dancing Queen. Girlband ini merupakan sub-unit dan salah satu project dari SFS Entertainment untuk konser tunggal mereka pada tahun 2012 kemarin dan grup ini juga sudah debut secara resmi pada bulan agustus tahun 2011 dengan single album So Cool.

Empat gadis yang bertalenta ini naik ke atas panggung dengan kostum yang berwarna hitam dan rok pendek, dengan sepatu hak tinggi yang berwarna senada, lagu pertama mereka adalah Alone.

Kyu Hyun, salah satu member dari Super Junior yang kebetulan menjadi MC saat acara ini berlangsung pun menarikan tarian dari lagu Alone itu, ketika seorang MC wanita yang berasal dari Indonesia itu menyuruhnya untuk melakukan tarian seksi. Jadi, sesudah Dancing Queen tampil, ia dengan cekatan langsung mengikuti tarian dance itu yang membuat para penggemarnya yang memenuhi stadium itu berteriak keras dan ada juga yang tertawa melihat tingkahnya itu.

Saat mereka memperkenalkan diri, banyak penggemar meneriakan namanya, dan juga, Hyo Yeon, salah satu anggota dan kebetulan yang menjadi pemimpin grup itu yang selalu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh para MC.

“Selamat malam, kami Dancing Queen!” Seru keempat gadis itu kompak dengan menggunakan bahasa Indonesia, sontak para penggemarnya langsung teriak dengan sangat ramai.

Eo, ini pertama kalinya kami datang ke Indonesia dan kami sangat senang karena para penggemar kami yang terlihat sangat antusias.” Jelas Hyo Yeon dengan bahasa inggrisnya yang terdengar sangat fasih, ia merupakan penyanyi solo yang bisa menguasai beberapa bahasa.

“Meskipun cuaca disini sangat panas, tapi kami sangat senang karena berada disini dan bertemu para penggemar yang kami cintai.” Ucapnya. Hyo Yeon tersenyum manis seakan dirinya tidak pernah mempunyai masalah yang berat sedikit pun.

Hyo Yeon bersikap se-profesional mungkin saat itu, karena ia tidak ingin skandal-skandalnya bertambah banyak, bahkan ia berusaha mati-matian untuk bersikap seperti itu dan melihat para penggemar yang sangat membuatnya semangat, ia juga cukup terhibur dan ia mulai bisa beradaptasi dengan suasana di dalam stadium ini dan mengesampingkan semua masalah pribadinya.

“Lagu berikutnya adalah Loving U.” Ucap Jin Yeon yang memang berdiri di sebelah Hyo Yeon. Dan lighting yang tadinya terang itu berubah menjadi gelap lalu tidak lama, intro musik dari lagu yang disebutkan oleh Jin Yeon itu langsung terdengar.

Lagu kedua yang dibawakan oleh Dancing Queen ini berjudul Loving U, mereka benar-benar bisa membuat se-isi stadium ikut menyanyikan lagunya, mereka tampil dengan latar belakang yang mempunyai suasana pantai yang terlihat cerah. Mereka menarikan koreografi dari lagu itu dengan ceria dan menebar senyuman manis yang membuat para penggemarnya terpesona.

Dan, ketika lagu selesai lighting pun hanya menyorot ke tiga MC yang kembali naik ke atas panggung, sedangkan ke empat gadis itu turun dari atas panggung.

Ketika salah satu MC memberitahukan bahwa lagu selanjutnya adalah lagu duet dari Juliette Lee dan Jane Lee, grup duet ini bernama JUNE—yang disimpulkan oleh para penggemar mereka, di ambil dari nama panggung keduanya—dan lagu itu berjudul Gone Not Around Any Longer, lagu yang sejak dirilis ini mendapat banyak peringkat di banyak chart musik entah di Korea Selatan, Jepang, Cina atau Internasional ini benar-benar semakin membuat penonton teriak dengan riuh.

“J U N E!” Mereka berteriak keras saat intro musik terdengar dan lighting juga lampu yang besar menyorot ke arah kedua gadis yang sudah duduk di atas meja kaca yang berada ditengah panggung itu.

Dengan raut wajah yang benar-benar terlihat sedih dan seakan mereka putus asa, sesuai seperti makna dari lirik lagu itu, mereka berdua menyanyikannya dengan sangat sempurna. Vokal Hyo Yeon yang terdengar benar-benar bisa membuat orang kagum, ditambah dengan Rap sempurna dari Jin Yeon itu membuat penonton seisi stadium itu ikut beramai-ramai menyanyikan lagu ini dengan keras.

Dibalik sikap profesional yang dilakukan oleh Hyo Yeon, tidak ada yang tahu bahwa ia benar-benar berusaha keras untuk tidak menangis saat tampil dipanggung lagi, tapi ia tidak sanggup jika menahan airmatanya yang benar-benar sudah akan jatuh dikelopak matanya itu. Ia diam-diam menelan ludahnya dengan susah payah, menelan semua rasa sedihnya itu dan berusaha menghilangkannya.

Untung saja kali ini mereka tidak memakai dua orang penari latar laki-laki dan tarian saat break lagu itu terlihat sedikit lembut meskipun masih powerfull.

Hyo Yeon pun naik ke atas meja kaca dan menyanyikan bagian nada tingginya, bersyukur karena teriakannya itu tidak pecah, tangisannya yang ia tahan itu juga tidak pecah, sehingga saat di belakang panggung nanti manajernya tidak akan mengomelinya lagi yang akan berakhir dengan dirinya yang menangis seperti di Music Box waktu itu. Teriakan para penggemarnya pun menggema, seakan menyemangatinya.

Saat diakhir lagu, terlihat jelas bahwa matanya itu benar-benar berkaca-kaca, Jong Woon yang memperhatikannya dari belakang panggung sejak tadi itu menghela napas berat, berpikir bahwa gadis itu benar-benar tersiksa jika harus bersikap secara profesional seperti itu, tapi saat kedua gadis itu turun dari atas panggung, dengan cepat Jong Woon langsung menghampiri para membernya. Ia tidak ingin Hyo Yeon tahu karena ia memperhatikannya dari belakang panggung sejak tadi, tepatnya sejak intro musik itu dimulai.

Penampilan di acara ini pun dilanjut dengan Moon Jun Su yang memakai pakaian tanpa lengan berwarna hitam. Dia menyanyikan lagu Hate You, Black Glasses dan juga Insomnia yang dinyanyikan dengan menggunakan bahasa korea. Di belakang panggung, jika orang-orang yang sedang sibuk disana itu merasakan suasana yang biasa saja, tapi, tidak dengan Jin Yeon dan beberapa artis lainnya, ia merasakan benar-benar ada jarak yang terbentang antara kakaknya dengan ahjeossi, Jong Woon.

Bahkan mereka berdua tidak mengucapkan sepatah katapun, ia tidak tahu apa yang dibicarakan oleh kakaknya ataupun Jong Woon tadi malam, karena Jin Yeon sudah disuruh masuk ke dalam kamar. Tapi, yang ia tahu Chang Hyun terlihat sangat marah dan tegas kepada kakaknya.

Hyo Yeon, ia masih pada sikapnya yang berusaha se-profesional mungkin, tapi malah terlihat kaku. Ia hanya diam dan menatap orang-orang dengan tatapan kosong. Dirinya hanya mengangguk menyahuti ucapan beberapa artis yang mengajaknya mengobrol, bahkan ia yang biasanya cerewet pada Ah Ra saja menjadi diam seperti itu. Hyo Yeon hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan singkat dan seperlunya saja.

Eonni, apa yang terjadi denganmu dan ahjeossi itu tadi malam?” tanya Jin Yeon akhirnya, ia merasa sudah gerah memperhatikan kedua orang yang saling berdiam-diaman seperti itu, terutama saat ia melihat Jong Woon yang seakan tidak terjadi apa-apa, oh tidak. Bahkan kakaknya itu juga melakukan hal yang sama, namun ia terkesan dingin. Membuatnya merasa sedikit takut.

Hyo Yeon menggeleng dan menampilkan senyum palsunya yang terlihat jelas dikaca besar yang ada didepannya, riasan diwajahnya sedang dirapikan oleh Ah Ra dan ia sudah memakai mini dress di atas lutut yang berwarna putih karena ia akan berduet dengan Moon Jun Su. “Aku tidak apa-apa, Jin Yeon-ah. Tidak usah mengkhawatirkanku. Arra?” jelas Hyo Yeon, ia mengambil kertas yang berisi lirik lagu duetnya yang diberikan Ah Ra karena ia sempat menyuruh penata riasnya itu untuk mencarinya di dalam tas tangan yang ia bawa.

Tatapan Hyo Yeon pun teralih pada kertas itu dan menyanyikannya dengan suara kecil, begitu Moon Jun Su tiba di dalam ruangan ini, Jin Yeon merasa suasana kembali mencekam dan ia benar-benar merasa tidak tahan berada di dalam sini. Ia mendengus ketika menyadari Kyu Hyun yang tidak ada di ruangan itu karena sedang menjadi MC di atas panggung bersama Taec Yeon dan dua orang gadis lainnya.

Oppa!” Teriak Hyo Yeon dengan nada riang ketika ia melihat Jun Su menghampirinya, Jin Yeon yang melihatnya langsung menatapnya heran. Sedangkan, Jong Woon buru-buru mengalihkan tatapannya ke arah lain, padahal tadi ia sempat ikut menoleh ke sumber suara, Jong Woon pun mendengus kesal.

“Hyo Yeon-ah, kau sudah siap?” pertanyaan laki-laki itu langsung dijawab oleh anggukan kepala dari Hyo Yeon. Gadis itu tersenyum kecil tapi ekor matanya tetap memperhatikan gerak-gerik seorang Kim Jong Woon.

Dan, ia sempat menahan napasnya setelah mengetahui laki-laki itu bersikap seolah-olah ia tidak ada. Hyo Yeon berusaha menahan rasa sesak dihatinya yang tiba-tiba muncul begitu saja.

Ne.” Ucapnya, ia bangkit dari kursinya dan sedikit merapikan dressnya dibantu oleh Ah Ra dan kembali tersenyum kecil. Membuat Jong Woon benar-benar kesal.

Kajja.” Jun Su menyodorkan sebelah tangannya yang terlipat itu ke arah Hyo Yeon sebagai tanda ajakan dan Hyo Yeon merangkul tangan laki-laki itu, lalu membalas senyuman kecil yang diberikan Jun Su padanya itu. Jong Woon refleks mengepalkan tangannya dan merasa udara disekitarnya menjadi bertambah panas.

“Sial.” Umpatnya pelan.

Hyung, kau kepanasan? Ini minum yang banyak. Udara disini memang terasa panas.” Ucap Ryeo Wook, yang tidak sengaja melihatnya berkeringat. Ia pun menyodorkan botol minuman yang masih penuh itu kepada Jong Woon. Jin Yeon yang melihatnya hanya menghela napasnya, padahal itu hanya tuntutan pekerjaan saja, tapi ini kan di belakang panggung yang otomatis tidak tertangkap oleh kamera, kenapa Hyo Yeon melakukan hal itu? Sebenarnya apa yang terjadi pada kakaknya? Ia menggeleng pelan, benar-benar pusing memikirkan berbagai hal mengenai kakaknya dan ahjeossi itu.

Kajja, kita lihat mereka bernyanyi.” Ajak Hyo Jin kepada Young Jung. Gadis itu hanya mengangguk. Meskipun Young Jung masih ingin berada lebih lama di ruangan ini karena ia masih ingin berada di dekat Jong Woon yang sejak dulu ia sukai itu, tapi karena ia tidak mau semua orang tahu perasaannya itu akhirnya ia bangkit dari duduknya.

Jin Yeon yang mendengar ucapan dari Hyo Jin itu segera bangkit dari duduknya, “Eonni, aku ikut juga.” Ucapnya dan Hyo Jin hanya mengangguk. Ia tersenyum kecil, lalu mereka bertiga berjalan keluar ruangan itu menuju belakang panggung. Benar dugaan Jin Yeon, kakaknya itu tidak akan mau terlalu dekat dengan laki-laki lain selain Jong Woon.

Sekarang saja, Hyo Yeon sudah tidak lagi merangkul tangan laki-laki itu, bahkan jarak mereka berdiri saja juga tidak terlalu dekat, Jin Yeon pikir kakaknya hanya ingin memanas-manasi Jong Woon saja supaya laki-laki itu tidak menemuinya lagi karena mungkin saja kakaknya sedang menghindari ahjeossi yang berbeda sepuluh tahun dengan Jin Yeon.

“Bahasa Indonesianya benar-benar terlihat bagus.” Ujar Young Jung, menatap kagum ke arah panggung yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia sudah merelakan gadis itu memiliki Jong Woon, laki-laki yang sejak lama ia sukai. Lagi pula, sekarang Young Jung sudah cukup bahagia bersama seorang laki-laki yang selalu menemaninya.

Hyo Jin membenarkan ucapannya dan masih memperhatikan seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang tampil di atas panggung itu, bahkan semakin membuat penonton berteriak keras. Ia tidak menyadari kalau ada dua orang laki-laki yang ada tepat dibelakangnya itu.

Jong Woon menatap ke arah Hyo Yeon yang sedang bernyanyi dan tampak mesra bersama Jun Su dengan tatapan terluka. Ia tahu ini hanya tuntutan pekerjaan dan ia harus mengerti hal itu, tapi kenapa gadis itu berubah menjadi seperti itu? Jong Woon seperti tidak mengenal sosok Hyo Yeon yang sekarang. Padahal ia sangat tahu bahwa gadis itu sangat bergantung pada dirinya, bahwa gadis itu tidak bisa selangkahpun jauh darinya.

[Baek Ji Young - Because of You]

Jong Woon bahkan merasa napasnya berhenti melihat tatapan lembut dari Jun Su yang dibalas oleh tatapan yang seakan penuh cinta itu dari Hyo Yeon. Ia benar-benar menyiksa dirinya dengan melihat kejadian itu, meskipun ia tidak sanggup tapi entah kenapa ia tetap ingin melihatnya.

Sampai pada Jun Su yang mengulurkan tangannya untuk menggandeng Hyo Yeon, hati Jong Woon terasa dicengkram, rasanya mungkin tidak melebihi saat ia melihat Hyo Yeon menangis keras ataupun saat gadis itu sulit bernapas, tapi ini benar-benar terasa sakit baginya.

Begitu kedua orang itu melakukan bow dan mengucapkan kata terimakasih, Jin Yeon berbalik dan ia terkejut melihat Jong Woon dan Dong Hae yang ada di belakangnya, memang sebelumnya ia berdiri di sebelah Hyo Jin, karena menurutnya gadis itu yang paling dekat dengan kakaknya. Melihat raut wajah dan tatapan laki-laki itu, Jin Yeon pun seperti tahu apa yang dirasakan olehnya.

“Yang ahjeossi lihat bukan yang sebenarnya, tolong tetap percaya pada Hyo Yeon eonni.” Jelas Jin Yeon dan tanpa mendengar balasan dari Jong Woon, ia pun melangkahkan kakinya kembali ke dalam ruangan yang sekarang sudah ramai karena terdengar ledekan dari beberapa member SKYHIGH untuk Moon Jun Su dan Hyo Yeon. Ya, dua orang itu sudah berada di ruangan ini sebelum ia berbalik tadi. Jong Woon, Dong Hae, dan dua gadis yang tadi memperhatikan Hyo Yeon dari belakang panggung pun ikut kembali ke ruangan itu.

Jong Woon yang tadi mendengar dengan sangat jelas ucapan dari Jin Yeon itu langsung menghela napas dan ia seakan tidak mau mempercayai kata-kata itu sebelum Hyo Yeon sendiri yang mengatakannya. Jong Woon sudah lelah karena harus merasa seperti ini, merasa jauh dari gadis itu. Tapi, apa lagi yang terjadi sekarang? Gadis itu malah bersikap seperti itu padanya. Membuatnya kesal tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa yang berarti.

Hyo Yeon yang diledeki seperti itu hanya tersenyum kecil dan begitu matanya tidak sengaja bertemu dengan tatapan tajam milik Jong Woon, ia langsung terdiam begitu saja, tidak langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain melainkan ia tetap menatap sepasang mata sipit berwarna hitam yang kelam itu. Tatapan itu seperti menguncinya saat itu juga. Seakan laki-laki itu mengatakan semua hal yang ia rasakan lewat tatapan itu. Membuat mata Hyo Yeon langsung berkaca-kaca. Ia pun tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya.

Oppa, gomawo.” Ucap Hyo Yeon pada Jun Su, laki-laki itu hanya tersenyum dan mengacak pelan rambut Hyo Yeon yang langsung di protes oleh Ah Ra, Jin Yeon pun terkekeh kecil. Ia harus berusaha seakan ia tidak tahu apa yang terjadi dengan kakaknya dan ahjeossi itu.

“INFINITE!” Teriakan dari MC yang ada di panggung itu terdengar oleh Hyo Yeon karena memang pintu ruangan itu terbuka, mungkin tidak sengaja terbuka oleh staff-staff yang berlalu-lalang itu. Ia langsung kembali bangkit dari duduknya ketika para member INFINITE buru-buru berjalan keluar dari ruangan itu.

Eonni, eodiga?” tanya Young Jung dengan refleks memegang lengan gadis itu. Hyo Yeon melepas tangan gadis itu dan tersenyum. Senyuman palsu yang selalu ia tampilkan seharian ini.

“Melihat penampilan Myung Soo-ya.” Ucap Hyo Yeon dengan santai, tanpa tahu jika Jong Woon masih menatapnya sejak tadi. Terlihat laki-laki itu menghela napasnya dan menggeleng kecil. Apa gadis itu benar-benar tidak ingin bersamanya lagi? Tapi, kalau ia melepaskan gadis itu, ia tidak akan pernah sanggup menjalani hidupnya lagi.

Hyo Yeon sudah menjadi bagian dari hidupnya, gadis itu seakan mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk kelangsungan hidupnya. Jadi, jika Jong Woon melepaskan gadis itu sama saja dengan ia yang mati.

“Myung Soo-ya! Hwaiting! Aku akan melihatmu di dekat panggung.” Ucap Hyo Yeon begitu melihat Myung Soo yang berbalik ke arahnya karena merasa namanya tadi disebut itu. Ia hanya tersenyum manis yang bisa membuat para penggemarnya meleleh bahkan jatuh pingsan.

Hyo Yeon yang melihatnya terlihat sangat senang, apa lagi laki-laki itu mengacungkan kedua jempolnya dan kemudian pergi dari ruangan itu saat Ho Ya memanggilnya untuk cepat-cepat menghampiri para member INFINITE yang sudah bersiap tepat di belakang panggung.

Hyo Yeon baru akan berjalan ke arah pintu ruangan itu, tiba-tiba Jong Woon mengejarnya dan menarik lengannya dengan sedikit keras. Ia langsung menolehkan kepalanya dan menatapnya terkejut.

“Jangan menghampirinya, jangan melihatnya.”

Hyo Yeon mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu menyipitkan matanya dan menatapnya dengan heran, ia juga tengah berusaha menenangkan detakan jantungnya yang tiba-tiba menjadi sangat cepat itu.

“Aku hanya ingin melihatnya saja, jangan melarangku.” Ucap Hyo Yeon dengan nada dingin membuat Jong Woon menatapnya tidak percaya. Ia pun dengan sekuat tenaga melepaskan tangan Jong Woon yang masih memegang lengannya dengan erat itu.

“Hyo Yeon-ah, dengarkan aku.” Jong Woon menatapnya tepat dimanik matanya. Hyo Yeon menghela napas keras, mengesampingkan rasa ingin menangis saat itu juga dari dalam dirinya.

Oppa! Geumanhae! Lepaskan aku dan biarkan aku melihatnya!” Teriak Hyo Yeon, membuat Jong Woon dan beberapa artis, serta Chang Hyun yang tengah menelepon seseorang itu refleks menoleh dan terkejut.

“Hyo Yeon-ah, aku tidak ingin kau menghindariku. Tolong katakan padaku kenapa kau menjadi seperti ini sekarang? Aku bisa membantumu jika memang ada masalah yang mempersulit dirimu.” Jelas Jong Woon dengan panjang. Hyo Yeon langsung menatapnya tajam meskipun ia sendiri tidak ingin menatap seperti itu pada laki-laki itu.

Oppa tidak bisa membantuku. Biarkan aku tetap seperti ini, tetap tertekan dan merasa sulit seperti ini. Bagaimanapun juga oppa tidak akan bisa membantuku. Jadi, tolong jangan pernah berbicara denganku lagi, aku tidak ingin seperti ini!” Ucap Hyo Yeon dengan nada frustasi. Saat Jong Woon melepaskan lengannya itu dan mendekat ke arahnya, ia pun mendorong tubuh laki-laki itu, dan mundur beberapa langkah.

Oppa, jebal...” mohonnya.

“Hyo Yeon-ah, jangan mengatakan hal seperti itu lagi, aku bahkan merasa tidak bisa bernapas dengan baik saat ini. Kumohon, biarkan aku membantumu sebisaku. Kita hadapi semua masalah ini bersama-sama.” Jelasnya. Ia merasa frustasi lagi hanya karena sikap Hyo Yeon yang seperti ini. Ia tidak mau gadis itu menghindarinya, bahkan bersikap seolah gadis itu tidak pernah mengenalnya, itu sangat menyakitkan.

Oppa, aku harus menghindarimu, jadi sangat tidak mungkin kita menghadapinya bersama-sama!” Ucap Hyo Yeon, detik itu juga airmatanya mengalir. Membuat Ah Ra yang tengah melihatnya itu langsung syok.

“Kau menghindariku tapi malah berani mendekati laki-laki lain?!” bentak Jong Woon tiba-tiba, Hyo Yeon seakan langsung tersentak dan airmatanya kembali mengalir.

“Bahkan mungkin kau tidak pernah tahu bagaimana rasanya kalau kau menjadi aku yang terus berusaha tidak merasa sakit, meskipun aku tahu hatiku sudah benar-benar hancur hanya karena melihat sikapmu yang seperti itu, Lee Hyo Yeon!” Jelas Jong Woon panjang–lebar dengan satu tarikan napas dan berteriak.

Hyo Yeon kembali mundur beberapa langkah, ia menatap Jong Woon dengan tatapan yang benar-benar tidak bisa dimengerti oleh laki-laki itu. Hanya dari tatapannya saja laki-laki itu tahu bahwa Hyo Yeon terkejut, terluka, bahkan rasa kecewa itu terlihat jelas olehnya. Jong Woon pun memejamkan matanya sejenak, berusaha menenangkan emosinya yang sudah meluap itu. Hyo Yeon langsung melepaskan kedua tangan Jong Woon yang ada dipundaknya itu dengan kasar.

Tto nareul chatji malgo.” Setelah mengucapkan kalimat itu, Hyo Yeon berlari keluar ruangan dengan isakan tangis yang keras. Membuat Jong Woon benar-benar kembali merasa bersalah karena telah membentaknya lagi. Ia mengepalkan tangannya, ia kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol emosinya. (Jangan menemuiku lagi.)

“Hyo Yeon-ah!” Panggil Ah Ra dan Chang Hyun. Gadis itu langsung mengejar Hyo Yeon dan tidak lupa membawa satu box tisu dan Chang Hyun segera menghampiri Jong Woon dan menatapnya tajam.

“Berhenti menemuinya sekarang. Kau akan menyesali perbuatanmu itu, aku hanya memintamu untuk mengerti keadaan Hyo Yeon-ah.” Jelas Chang Hyun panjang, Jong Woon membalas tatapannya dan menghela napas panjang.

Hyung, aku hanya ingin tahu alasannya saja, kenapa dia menghindariku seperti ini.” Ucap Jong Woon.

“Kami juga tidak tahu kenapa dia menjadi seperti itu, tapi kurasa ini adalah yang terbaik untuknya. Apa kau tahu? Dia bahkan rela kehilangan apa saja kecuali kehilangan dirimu, Ye Sung-ssi.” Penjelasan panjang Chang Hyun membuat Jong Woon kembali terpaku dengan tatapan tidak percaya. Begitu pintu ruangan itu tertutup kembali setelah Chang Hyun keluar tentunya, Jong Woon menyadari satu hal. Satu hal yang harus ia pastikan.

“Ye Sung hyung, kubilang jangan terlalu keras padanya.” Ucap Dong Hae, laki-laki itu menghampiri Jong Woon yang langsung terduduk di kursi yang ada didekatnya saat menyadari ucapan yang dikatakan oleh Chang Hyun.

“Aku akan dan harus mencari tahu.” Ucapnya. Dan tiba-tiba, ia menatap ke arah Jin Yeon dan Hyo Jin yang tidak jauh dari tempatnya duduk itu.

“Kalian tahu apa yang terjadi pada Hyo Yeon-ah?” tanya Jong Woon, ia menatap memohon kepada dua gadis itu, Jin Yeon refleks menggelengkan kepalanya dengan wajah polosnya tanda ia tidak tahu, tapi Hyo Jin hanya terdiam. Tidak memberikan respon apa-apa, sepertinya gadis itu masih terkejut dengan apa yang terjadi tadi.

Jong Woon menghela napasnya, sudah pasti Hyo Jin tahu apa yang terjadi pada Hyo Yeon. “Jebal, katakan apa saja tentang Hyo Yeon-ah yang menjadi seperti ini. Kau tahu dia kenapa kan?” ia menghampiri Hyo Jin dan berdiri tepat didepan gadis itu. Hyo Jin menggelengkan kepalanya lalu tersenyum kecil.

“Aku tidak tahu apa-apa, oppa.” Jelasnya. Membuat Jong Woon mendengus kesal, mana mungkin gadis itu tidak tahu apa yang terjadi pada Hyo Yeon, gadis itu sudah dekat dengan Hyo Yeon sejak mereka trainee. Ia menghela napas lagi, mengatur emosinya yang sudah akan meledak lagi.

“Aku tahu kau pasti mendengar cerita darinya, katakanlah padaku.” Ucapnya. Dong Hae yang memperhatikan keduanya pun menghampiri Jong Woon, menyuruhnya berhenti memaksa Hyo Jin. Ia baru berhenti bertanya saat manajernya datang dan memberitahukannya bahwa Super Junior akan segera tampil.

“Aku akan memberitahumu nanti.” Ucap Hyo Jin akhirnya, sedikit membuat Jong Woon lega dan ia mengangguk pasrah. Lalu, ia mengikuti para member Super Junior yang sudah keluar dari ruangan itu. Ia berharap, ia mendapatkan setitik cahaya yang bisa membuat Jong Woon mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis itu.

 

 

***

 

 

Setelah Super Junior setelah tampil dengan lagu terakhirnya yang berjudul Sexy, Free, and Single itu. Ketiga MC langsung berjalan ke tengah panggung dan mengatakan bahwa acaranya akan segera selesai, membuat para penggemar berseru ramai. Seakan tidak rela kalau acara itu akan berakhir. Dan salah satu MC itu pun memanggil semua artis untuk naik ke atas panggung, lalu menyanyikan lagu yang berjudul Bounce atau sering disebut Run To You itu bersama-sama.

Jika dilihat hanya sekilas, mungkin tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi di belakang panggung tadi. Hyo Yeon dan Jong Woon pun seperti tidak ada masalah satu sama lain, bersikap profesional dan seolah tidak terjadi apa-apa. Banyak penonton yang berteriak keras meneriaki idola mereka masing-masing. Terutama ketika beberapa grup idola itu menyebar di segala sisi panggung.

Tapi, Dancing Queen tetap berempat dan tidak saling berpencar. Sedangkan member Super Junior sudah berlari kemana-mana. Jong Woon yang melewati Hyo Yeon itu seakan berusaha untuk bersikap biasa saja, hanya melewati gadis itu dan tidak berkata apa-apa, ia berjalan ke panggung kecil yang ada di depan panggung utama.

Jong Woon tidak menyadari bahwa Hyo Yeon memperhatikannya sejak tadi, saat Jong Woon mengetahuinya yang sedang laki-laki itu, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Jin Yeon yang mengajarkan Sung Min tarian dari lagu Alone, Hyo Jin dan Young Jung yang melihat Sung Min itu langsung terbahak.

Jong Woon tiba-tiba sudah kembali berkumpul dengan member Super Junior yang berbaris tepat di sebelah Dancing Queen berdiri, membuatnya kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kali ini, ia memperhatikan ke sekitarnya, ke arah para penggemarnya.

“Saat aku pertama melihatnya di ruang latihan dance di gedung agensiku, jika tidak salah waktu itu tanggal empat, aku yang baru datang ke gedung agensiku itu dan memang tidak tahu apa-apa langsung terkejut melihatnya seperti terjatuh di lantai saat sedang latihan dance, bahkan wajahnya benar-benar terlihat lelah, airmatanya mengalir dan matanya sembab,” ucap Hyo Jin berbisik.

“Tapi, saat aku meminta agar dia menceritakannya padaku, dia hanya menggelengkan kepalanya saja dan mengalihkan topik pembicaraan. Aku benar-benar khawatir saat itu.” Lanjut Hyo Jin sambil berbisik lagi, tepat di depan telinga Jong Woon.

Jong Woon membulatkan matanya lebar, terlebih saat mengetahui Hyo Yeon yang datang ke agensinya sendirian. Ia menjadi sangat yakin dengan perkiraannya saat di backstage tadi. Ada yang disembunyikan oleh gadis itu. Ia pun mengalihkan dirinya mendekati Sung Min dan Jin Yeon. Ia meminta gadis itu mengajarinya tarian lagu Alone.

Sudut mata Hyo Yeon yang masih memperhatikan Jong Woon itu tiba-tiba membulat lebar ketika laki-laki itu juga minta diajarkan menarikan lagu Alone oleh Jin Yeon.

Begitu lagu terakhir selesai dinyanyikan. Para MC pun kembali memanggil artis-artis itu satu per satu seperti saat pembukaan. Tapi sebelumnya, member Super Junior yang memang sangat banyak penggemarnya, sudah menyebar di semua sisi panggung, bahkan Jong Woon mengikuti Hyuk Jae yang kembali berlari ke panggung kecil.

Jong Woon terlihat tengah melambaikan tangannya kepada para penggemar yang meneriaki namanya, ia juga menatap sedih karena tahu ia akan wajib militer beberapa bulan lagi. Jika memikirkan hal itu ia merasa sangat tertekan, ia akan meninggalkan aktivitasnya sebagai Lead Vocal Super Junior. Menjalani hari-harinya saat wajib militer dan tentunya ia juga akan sangat jarang bertemu dengan Hyo Yeon.

Jong Woon menghela napas pelan, berusaha menerima apa yang sudah digariskan oleh Tuhan kepadanya, tapi bolehkah ia meminta bahkan memohon agar dirinya tidak pernah jauh dari gadis itu? Jong Woon tahu, ia merasa sangat egois jika meminta hal seperti itu, tapi ia benar-benar tidak bisa jauh dari Hyo Yeon. Ia merasa seperti robot sedang yang dikendalikan tapi ia sendiri tidak mempunyai semangat hidup. Karena gadis itu telah menjauhinya dan jika ia terus mengingat semua ucapan dari Hyo Yeon saat dirinya bertengkar di belakang panggung dengan gadis itu tadi. Rasanya ia ingin loncat dari lantai yang paling tinggi dari salah satu hotel ataupun gedung tinggi yang berada di Indonesia ini. Ia merasa benar-benar tidak sanggup dan ia juga merasa kehilangan.

Jong Woon pun tersadar dari pikirannya ketika MC berteriak keras memanggil Dancing Queen, dan ke empat gadis itu langsung menjalan ke panggung kecil dan itu artinya sekarang ia berada satu panggung dengan gadis itu. Ia melihat Hyuk Jae yang mendekati ke empat gadis itu mendengus kecil, tapi ia tertawa ketika laki-laki itu menarikan lagu Loving U sebagai pengiring Dancing Queen, Hyo Yeon yang memang ada di sebelah Hyuk Jae pun sedikit menarikannya juga dan terkekeh.

Rasanya benar-benar indah melihat gadis itu tertawa baginya, akhirnya ia pun juga ikut menarikan lagu itu. Jin Yeon terbahak melihat tariannya yang terlihat aneh itu.

Jika boleh, Jong Woon ingin merasakan suasana seperti itu lagi, suasana yang membuat hatinya hangat, tapi harapannya itu benar-benar tidak terjadi, karena Hyuk Jae sudah memanggilnya untuk kembali ke panggung utama, sedangkan para member Dancing Queen melambaikan tangannya ke arah para penggemarnya dan mengucapkan salam perpisahan.

Terlihat semua artis yang sangat bahagia untuk meramaikan acara itu, bahkan setelah semua artis memberikan salam perpisahan mereka, beberapa member dari grup-grup itu pun ikut menyebar ke sisi panggung.

Ada yang mengambil foto dirinya bersama penggemar, ada yang mengambil hadiah yang diberikan oleh penggemarnya, dan lain sebagainya. Bahkan Jin Yeon pun sempat berfoto dengan kamera polaroid dari salah satu penggemarnya di bagian moshpit.

Diakhir acara, para artis dan juga para MC saling berpegangan tangan lalu membungkuk hormat sebanyak dua kali. Mengucapkan kata terimakasih banyak dan acara itu akhirnya berakhir.

 

 

***

 

 

13th of March 2013, 17:20 PM K.S.T.

Mouse & Rabbit Cafe, Seoul, South Korea

Hyo Yeon menghela napasnya ketika mobil yang dikendarai olehnya itu tidak sengaja terparkir di seberang kafe milik Jong Woon itu. Memang sejak ia mengantarkan Kim Hye Won ke dorm INFINITE, memberikan Myung Soo hadiah, karena laki-laki itu berulang tahun, pikirannya dipenuhi tentang Jong Woon.

Hyo Yeon merasa sangat bersalah dengan kata-kata yang ia ucapkan saat di Jakarta waktu itu. Hyo Yeon berdecak kecil, kenapa penyesalan selalu datang terlambat?

Eonni, kenapa kita datang kesini?” tanya Hye Won dengan nada polosnya. Ia memang sejak tadi memperhatikan jalanan lewat jendela mobil itu dan heran karena mobil yang dikendarai gadis yang mengantarnya itu berhenti tepat di seberang kafe yang setahui dirinya itu milik kekasih Hyo Yeon. Gadis yang duduk dibelakang kemudi itu pun meringis kecil menyadari kesalahannya.

Mianhae, aku tadi sedikit tidak berkonsentrasi pada jalan raya.” Jawabnya. Hye Won yang menyadari ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu pun mendekat ke arahnya dan menyipitkan matanya. Menatap gadis itu dengan tatapan curiga.

“Jangan bilang kalau eonni sedang memikirkan ahjeossi itu.” Ucapnya. Lagi-lagi Hyo Yeon meringis, kali ini ia malu karena dirinya ketahuan.

“A-aniya, kita pulang sekarang.” Elak Hyo Yeon, meskipun pipinya tiba-tiba memerah, tapi ia tahu kalau dirinya harus merahasiakan apa yang terjadi padanya dan Jong Woon dari semua orang. Ia harus kembali menjalani permintaan CEO agensinya agar menghindari Jong Woon.

Permintaan yang membuatnya akhir-akhir ini kesulitan untuk bernapas. Karena itu, ia selalu membawa Inhaler di mobilnya, berjaga-jaga kalau saat dirinya sedang sendirian dan menangis sesenggukan lagi.

Hye Won menggeleng dan merenggangkan otot tubuhnya. “Jika sudah kesini, bagaimana kalau kita minum kopi sebentar?” tawarnya, Hyo Yeon refleks menoleh ke arahnya dan menatapnya tidak percaya, untung saja ia sudah memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Jika tidak, bisa-bisa ia menginjak rem dengan mendadak.

Mworae?” ucap Hyo Yeon, ia mengalihkan pandangannya dari Hye Won dan menghela napas, lagi-lagi jantungnya berdetak cepat, belum menemui Jong Woon saja sudah seperti ini.

Kajja, kita minum kopi disana, hanya sebentar saja. Lagi pula, aku juga sudah lama tidak pergi kesana. Ayo putar balik.” Jelas Hye Won panjang. Hyo Yeon kembali menghela napas, baru saja ia akan protes tapi Hye Won malah menatapnya seakan permintaannya itu tidak boleh ditolak, ia pun menghembuskan napasnya, pasrah.

Aish, geurae.” Ucapnya, ia pun mengendarai mobilnya dan begitu menemukan tanda lalu lintas agar ia bisa putar balik ia pun sedikit mempercepat mobil yang ia kendarai itu, entah kenapa ia menjadi tidak sabar untuk melihat Jong Woon, padahal ia sendiri masih merasa bersalah dengan laki-laki itu dan ia juga sedang menghindarinya, apa yang akan ia katakan pada agensinya jika ia ketahuan datang ke kafe laki-laki itu? Ia mendengus kesal.

Mobil yang ia kendarai itu akhirnya sampai dan terparkir dengan rapi di depan kafe Jong Woon. Setelah Hyo Yeon mematikan mesin mobil, ia mengambil syal dan kacamata hitamnya lalu memakainya, Hye Won melakukan hal yang sama, mereka berdua menyamar karena takut ketahuan oleh para penggemar, terlebih sasaeng fans.

Hyo Yeon kali ini menggulung rambut panjangnya dan memasukkannya ke dalam topi yang ia pakai. Ia tidak peduli apa kata orang yang melihat penampilannya sekarang ini, yang terpenting ia tidak terlihat terlalu mencolok.

Begitu Hye Won keluar dari mobil ia pun mengikutinya dan mengunci mobil itu. Mereka berdua bergandengan tangan dan berjalan sesantai mungkin memasuki kafe itu. Mendengar pintu kafe terbuka, Jong Woon yang kebetulan menjaga kasir itu refleks menoleh, matanya yang sudah sipit itu menjadi semakin sipit karena ia menatap curiga ke arah dua gadis yang baru saja memasuki kafenya itu.

“Kau ingin pesan apa? Pesankan aku ya?” tanya Hyo Yeon kepada Hye Won, tidak terdengar keras tapi cukup terdengar oleh Jong Woon. Membuat laki-laki itu langsung mengeryitkan keningnya, ia sangat merasa tidak asing dengan suara itu.

“Baiklah, eonni. Kau mencari tempatnya saja.” Ucapnya, Hyo Yeon pun mengangguk. Dan, Hye Won langsung masuk ke dalam barisan antrian itu. Gadis itu seperti melupakan sesuatu, ia yang sedang berjalan menuju meja-meja kosong itu pun kembali berbalik dan berjalan ke arah Hye Won.

Eo, Coffee House Latte. Pesankan aku rasa itu, arra?” ucapnya pada Hye Won, gadis yang ada di antrian itu pun mengangguk dan menyuruhnya pergi untuk mencari meja karena suasana kafe ini ramai dengan para penggemar Jong Woon yang datang itu.

Jong Woon menyeringai begitu mendengar pesanan gadis itu dan semakin yakin dengan perkiraannya, gadis itu pasti Lee Hyo Yeon, kekasihnya.

Gadis yang sedang menghindarinya, tapi kenapa Hyo Yeon bersama dengan Hye Won? Ia melirik kalender kecil yang ada di meja kasir dan matanya langsung membulat. Astaga, bukannya hari ini ulang tahun Myung Soo? Pikirnya. Ia menghela napas, berpikir bahwa kedua gadis itu pasti habis pergi dari dorm INFINITE, merayakan ulang tahun laki-laki itu.

“Buatkan dua gelas Coffee House Latte untuk gadis yang memakai syal berwarna hijau tua disana itu.” Jelasnya pada Jong Jin yang kebetulan berdiri di dekatnya, ia sedikit menunjuk ke arah Hye Won. Begitu Jong Jin mengangguk, Jong Woon pun kembali menangani orang-orang yang memesan minuman ataupun smoothie itu.

Ige, hyung.” Ucap Jong Jin dan dua gelas minuman itu sudah ada didekatnya, dan ia menyuruh Jong Jin untuk memberikan minuman itu kepada Hye Won, sedangkan dirinya menyuruh ibunya untuk menangani pembelinya sebentar.

Waeyo, Woon-ah?” tanya ibunya tiba-tiba. Jong Woon menghela napas, akhir-akhir ini memang ibunya itu heran dengan sikapnya yang benar-benar terlihat aneh dan seperti berubah. Terlebih lagi, Hyo Yeon yang sangat jarang datang ke kafe ini maupun toko kacamata miliknya itu.

“Aku ada urusan sebentar, eomma. Mianhaeyo.” Jawabnya, begitu tahu arti tatapan dari anaknya itu ia pun tersenyum dan mengangguk lalu mengambil alih kasir.

Jong Woon tersenyum kecil ketika memperhatikan Hye Won yang sedikit mengobrol dengan Jong Jin, gadis itu menanyakan hal yang terjadi karena antrian belum sampai padanya tapi minuman yang akan ia pesan itu sudah diantarkan.

Jong Woon keluar dari meja kasir dan matanya mencari-cari sosok Hyo Yeon, sudah menjadi kebiasaan untuk gadis itu menyendiri, ia yakin gadis itu memilih tempat seperti biasanya, di sudut tapi bisa melihat ke arah luar jendela, bisa melihat lalu-lalang jalan raya, tapi sepi dari para penggemarnya itu dan juga bisa melihat Jong Woon yang biasanya menjaga kasir itu.

Jong Woon refleks tersenyum kecil melihat Hyo Yeon yang duduk sendirian di dekat tangga yang menuju lantai atas itu, agar tidak membuat penggemarnya curiga, ia beralasan untuk pergi ke toilet, berhubung tempat yang Hyo Yeon duduki juga memang dekat dengan toilet.

Tapi, sepertinya rencana yang ia atur untuk bisa berbicara dengan gadis itu terganggu karena Hye Won sudah lebih dulu menghampiri gadis itu, Jong Woon langsung mendengus kesal.

Begitu sampai di meja kedua gadis itu, dia berdehem sedikit keras, membuat Hyo Yeon yang ketahuan sedang membicarakan Myung Soo serta Woo Hyun bersama dengan Hye Won itu mengalihkan tatapan mereka. Gadis itu menatap Jong Woon dengan tatapan terkejut tapi laki-laki itu menatapnya tajam. Entah kenapa ia tidak suka kalau Hyo Yeon membicarakan laki-laki lain, membuatnya kesal.

“Lee Hyo Yeon, aku perlu berbicara denganmu.” Ucapnya dengan nada dingin, ia tahu jika sudah memanggil gadis itu dengan nama lengkapnya, gadis itu pasti akan langsung menuruti perintahnya. Karena itu, Jong Woon pun berbalik dan melangkahkan kakinya menaiki tangga dan menuju kamar yang ada di lantai atas.

Hyo Yeon yang mendengar ucapan itu sedetik langsung terpaku, ia baru sadar ketika Hye Won menepuk pelan lengannya dan menyuruhnya untuk menuruti perintah Jong Woon. Ia pun mendengus kecil dan menyesap sedikit minumannya.

“Mau apa lagi laki-laki itu.” Gumam Hyo Yeon pelan. Ia langsung bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya dengan kesal menyusul Jong Woon yang sudah ada di lantai atas.

[Ye Sung 'Super Junior' & Hye Jin - I Am Behind You]

Oppa..” panggilnya begitu ia melihat Jong Woon yang berdiri tepat di depan pintu kamar yang ada di lantai tiga itu. Laki-laki itu menyilangkan kedua tangannya di dada. Hyo Yeon menghela napas dan menghentikan langkahnya.

Laki-laki itu tidak menyahuti panggilannya, Jong Woon malah membuka pintu kamar dan masuk ke dalamnya, setelah menghembuskan napasnya berat, Hyo Yeon pun mengikutinya dan menutup pintunya setelah Ia berada di dalam kamar itu. Ia melihat laki-laki itu yang duduk dikasur dan menatapnya tajam.

Oppa, wae geurae?” tanyanya bingung, ia benar-benar tidak tahu kenapa laki-laki itu dengan tiba-tiba menyuruhnya kesini bahkan menatapnya tajam seperti itu. Ia pun melepas kacamata hitam yang tadi dipakainya itu.

“Hyo Yeon-ah,” panggilan Jong Woon seketika membuat hati gadis itu terasa sakit. Begitu melihatnya sudah beranjak dari duduknya dan buru-buru menghampirinya, Hyo Yeon langsung mundur beberapa langkah dan tubuhnya hampir menabrak ke arah pintu kamar itu. Jong Woon masih menatapnya tajam dan mematikan.

CKREK

“O-oppa..” suara Hyo Yeon terbata saat Jong Woon mengunci pintu kamar, ia menatap tidak percaya ke arahnya, ia merasa takut dan jantungnya kembali berdetak sangat cepat, ia benar-benar tidak sanggup melihat Jong Woon marah padanya lagi.

“Jelaskan apa yang tidak kuketahui selama ini, sekarang juga.” Detik itu juga ia merasa tubuhnya melemas, ia merasa pertahanan yang ia bangun itu runtuh perlahan.

Tatapan Jong Woon dan ucapan darinya itu seakan benar-benar memerintahkannya untuk menjelaskan semuanya, menjelaskan apa yang terjadi dengannya, bahkan dengan perjanjian dan peraturan agensi yang harus ia lakukan itu. Ia menghela napasnya begitu merasakan sesak yang amat sangat.

“A-aku..”

“Kumohon, jelaskan semuanya, Hyo Yeon-ah.”

Oppa, aku tidak bisa. Aku—” tubuh Hyo Yeon seakan tersentak ketika kedua tangan Jong Woon memegang pundaknya dengan erat dan mengguncangkannya pelan. Memaksanya agar cepat-cepat menjelaskan semua yang terjadi. Jong Woon terlihat frustasi, laki-laki itu berusaha mengontrol emosinya tapi ia merasa itu sangat sulit.

“Kumohon, Hyo Yeon-ah, kumohon.” Ucap Jong Woon, matanya hampir berkaca-kaca melihat Hyo Yeon yang juga tidak menjelaskan apa-apa.

Hyo Yeon langsung memejamkan matanya sekilas dan menghela napas, “Oppa, eotteokhaji?” (Bagaimana ini?)

“Aku harus melakukan apa selain menuruti semua perintahnya? Aku tahu aku tidak sanggup untuk jauh darimu, tapi aku tidak punya pilihan lain.” Jelas Hyo Yeon.

Jong Woon terpaku mendengar ucapan yang dikatakan oleh gadis itu. Perintahnya? Siapa yang memerintahkannya untuk melakukan hal itu?

“Aku rela kehilangan apa yang aku impikan tapi aku tidak bisa kehilanganmu. Dan, aku harus apa kalau aku kehilanganmu nanti? Katakan padaku apa yang harus aku lakukan pada masalah yang kualami ini? Aku tahu aku sangat bodoh, tapi kumohon mengertilah, oppa. Aku terpaksa karena harus menghindarimu.” Jelas Hyo Yeon panjang–lebar.

Airmatanya tiba-tiba mengalir, membuat Jong Woon menatapnya dengan tatapan bersalah.

Oppa, maafkan aku. Maafkan aku. Aku hanya bisa pasrah menerima keadaanku yang sekarang, aku tidak ingin merasa tertekan lebih banyak lagi, aku tidak ingin oppa dipersulit. Sudah cukup diriku saja yang merasa sulit menghadapi masalah ini.”

“Hyo Yeon-ah, berhenti menangis.” Ucap Jong Woon ketika melihat Hyo Yeon yang sudah menangis terisak, pertahanan yang dibangun oleh gadis itu seakan menguap begitu saja. Hati Jong Woon benar-benar terasa sakit ketika Hyo Yeon lebih memilih memundurkan langkahnya saat ia mendekatinya untuk memeluknya. Hyo Yeon mati-matian menahan dirinya untuk tidak terlihat lemah, tapi semua yang ia lakukan itu percuma hanya karena ia sudah melihat Jong Woon yang berdiri tepat dihadapannya ini.

Oppa, mengertilah diriku. Jebal.. Oppa jangan pernah sekalipun marah ketika aku mendekati laki-laki lain, karena hanya itu yang bisa kulakukan untuk menutupi semua skandal yang terjadi, bahkan aku harus meminta izin kepada Hye Won-ah lebih dulu untuk terlihat akrab dengan Myung Soo-ya.” Jelas Hyo Yeon panjang. Jong Woon akhirnya tahu kenapa Hyo Yeon menjadi seperti itu saat di Jakarta kemarin.

Jong Woon pun mengangguk, “Maafkan aku, aku hanya ingin tahu apa yang terjadi padamu. Aku sangat khawatir padamu, Hyo Yeon-ah.” Ucap Jong Woon.

Dan demi Tuhan, ia benar-benar tidak bisa melihat sebuah senyuman sedih yang diperlihatkan oleh Hyo Yeon sekarang.

Oppa tidak usah khawatir padaku, kau harus baik-baik saja, terutama saat kau wajib militer nanti. Anggap saja ini sebagai bentuk latihan untukku. Saat kau wajib militer nanti, aku pasti tidak bisa bertemu denganmu sesering mungkin.”

“Hyo Yeon-ah, jangan bicarakan wajib militer untuk saat ini dan satu hal lagi, aku ingin bertanya padamu. Apa sajangnim yang menyuruhmu untuk menghindariku?” pertanyaan dari Jong Woon itu membuat Hyo Yeon terkejut, laki-laki itu memang sudah lama mencurigainya, sejak mereka kembali ke Korea Selatan tepatnya, Hyo Yeon yang ia kenal adalah gadis yang berani mengambil keputusan apapun resikonya, ia juga tidak terlalu menuruti perintah manajernya. Dan itu yang membuat Jong Woon benar-benar menyelidiki hal itu saat ia menyadari semua perubahan yang terjadi pada gadis itu akhir-akhir ini.

Hyo Yeon tersenyum kecil dan menggeleng pelan, berusaha menutupi dugaan Jong Woon yang sangat tepat sasaran itu.

“Tentu saja tidak, aku menghindarimu karena aku tidak ingin membuat banyak skandal lagi. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu, oppa. Lagi pula, aku juga sedang sibuk untuk membuat album baruku.” Jelas Hyo Yeon, entah kenapa Jong Woon mengeryitkan keningnya, bingung dan merasa jika itu benar-benar bukan kata-kata yang ingin ia dengar, ia sudah sangat yakin bahwa perkirannya itu tepat. Tapi kenapa Hyo Yeon malah mengelak?

“Kau tidak sedang berbohong padaku kan?” tanya Jong Woon dengan nada hati-hati.

Aniya, untuk apa aku berbohong padamu?” tanya Hyo Yeon balik. Gadis itu mengucapkannya dengan nada sesantai mungkin tapi airmatanya tidak mau berhenti mengalir. Ia mengatakan hal yang sangat bertolak belakang dengan perasaannya itu dan rasanya benar-benar seperti ia akan mati saat itu juga.

“Kau benar-benar tidak bisa berbohong padaku, Hyo Yeon-ah.” Ucap Jong Woon dengan nada yakin. Terdengar helaan napas Hyo Yeon yang tercekat.

Oppa, aku—”

Ting!

Ponselnya berbunyi saat ia akan mengatakan sesuatu, membuat Jong Woon mendengus kesal, gadis itu pun langsung mengambil ponselnya dan ia menatap layar touchscreen benda yang berbentuk segi panjang berwarna putih.

“Ya, eodiseo? Jangan bersama dengan Ye Sung-ssi, aku sudah tahu apa yang terjadi padamu dan kita harus membicarakan hal ini. Ini menyangkut karirmu, kau tahu itu kan? Cepat pulanglah sekarang. Lusa kau harus kembali datang ke agensi.”

Hyo Yeon tersenyum miris setelah membaca pesan itu, ia tahu selama apapun ia menutupi masalahnya, manajernya itu pasti akan mengetahuinya juga dan ia bersyukur karena hanya manajernya saja yang mengetahuinya, semoga laki-laki didepannya ini tidak mengetahui masalahnya yang sempat membuat CEOnya itu marah besar padanya waktu itu. Hyo Yeon pun menghapus airmatanya yang mengalir lagi.

“Hyo Yeon-ah.” Panggil Jong Woon. Hyo Yeon mengalihkan tatapannya dari ponsel dan menatap laki-laki itu. Ia memasukkan benda itu ke dalam tas tangannya.

Oppa, Chang Hyun oppa sudah menyuruhku pulang.” Ucap Hyo Yeon, ia harus berterimakasih pada manajernya itu, ia bisa pergi dari sini, ia benar-benar ingin menghindari dari Jong Woon, ia juga benar-benar mengerti dimana posisinya berada sekarang ini. Posisi yang membuat siapapun merasa ingin menyerah saat ini juga. Tapi, Hyo Yeon tidak boleh menyerah hanya karena masalah ini.

Jong Woon mengeryitkan keningnya, menatapnya heran. Biasanya gadis itu selalu berlama-lama disini, bahkan gadis itu pernah tertidur karena seharian ada disini jika ia tidak mempunyai jadwal. “Apa dia yang menyetir mobil?”

Hyo Yeon pun memaksakan diri untuk terkekeh, “Tidak, aku yang menyetir. Sudah, aku tidak ingin Hye Won-ah menungguku lama.” Jelasnya dan ia tertawa, tawanya terdengar sumbang. Menertawai airmatanya yang tidak juga berhenti.

“Hyo Yeon-ah, kau tidak apa-apa?” tanya Jong Woon, ia langsung khawatir ketika mendengar tawa Hyo Yeon yang menurutnya aneh, sikapnya juga aneh meskipun gadis itu sudah menjelaskannya sendiri apa yang terjadi dan apa masalahnya.

Tapi, Jong Woon merasa ada yang janggal, ada yang kurang dan ia harus mencari tahu lebih banyak lagi. Ia selalu memperhatikan gerak-geriknya sejak tadi, senyuman miris gadis itu membuatnya sesak, tangisan dan airmata gadis itu yang tidak berhenti membuatnya sulit bernapas dan tawa sumbangnya, ia benar-benar penasaran dengan gadis ini. Kenapa gadis itu menjadi tertutup seperti itu akhir-akhir ini?

“Aku tidak apa-apa.” Ucap Hyo Yeon lagi, ia melambaikan tangannya ke arah Jong Woon, tanda ia akan benar-benar pergi, begitu ia sudah berbalik dan membuka pintu yang terkunci. Baru saja dirinya akan membuka pintu itu, Hyo Yeon merasa tubuhnya menegang ketika Jong Woon langsung memeluknya dari belakang dengan tiba-tiba.

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK