home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > GRAY PAPER

GRAY PAPER

Share:
Published : 06 May 2015, Updated : 02 Nov 2015
Cast : Juliette Lee (OC), Super Junior's Yesung, Jane Lee (OC), Super Junior Member, CEO, Managers and
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |6904 Views |2 Loves
GRAY PAPER
CHAPTER 7 : Chapter 06

 

 

 

CAMEO(s) :

  • SFS Entertainment's CEO as Lee Hyun Seok
  • L 'INFINITE' as Kim Myung Soo
  • Y.J Park as Park Young Jung (Member Dancing Queen)
  • MJS as Moon Jun Su
  • SKYHIGH, INFINITE, TEENTOP

 

 

 

__________________________________________________________________________________________________________________________

 

 

 

Kenapa dia harus meminta maaf seperti itu padaku? Dia tidak salah dan, astaga.. apa sebenarnya yang terjadi padanya saat ini? Apa yang membuatnya menjauhi dan menghindariku?

–Kim Jong Woon–

 

 

 

[Chahee 'Melody Day' - I Can't]

4th of March 2013, 08.47 AM K.S.T.

CEO's Office, SFS Entertainment, South Korea

SREEKK

Dengan sekali tarikan dan hentakan tangan Hyun Seok beberapa foto langsung keluar dari amplop berwarna cokelat yang tadi beliau letakkan di meja, tepat dihadapan Hyo Yeon. Matanya langsung membulat lebar dengan airmata yang siap jatuh ketika melihat foto itu satu per satu. Terlihat ada tujuh lembar foto yang berukuran sedang dan ia benar-benar mengenali siapa laki-laki dan juga gadis yang ada di dalam foto. Semuanya orang yang sama dan itu foto Hyo Yeon dan Jong Woon saat beberapa hari yang lalu, juga kemarin.

Hyo Yeon menghela napas begitu merasa napasnya tercekat, foto-foto itu, sajangnim dapat dari mana? Tanyanya heran dalam hati. Fotonya yang bergandengan tangan dan berpelukan, bahkan ada foto Jong Woon yang sedang mencium keningnya tepat di depan pintu dorm, di luar lebih tepatnya lagi. Hyo Yeon memejamkan matanya sekilas dan airmatanya pun mengalir begitu saja. Astaga, kenapa aku membiarkan semua hal itu terjadi? Pikirnya.

“Apa yang ingin kau jelaskan pada publik mengenai foto-foto itu?” suara bernada dingin dari Hyun Seok terdengar begitu jelas di telinganya. Membuatnya harus mati-matian menahan isakan tangisnya. Hyo Yeon langsung merasa bahwa dirinya itu bodoh, sudah pasti Jong Woon memiliki banyak penggemar dan juga antifans, bahkan sasaeng fans dan dengan nekad setiap Jong Woon datang ke dorm, ia mengantarnya sampai di depan pintu. Astaga, kau benar-benar sangat bodoh. Omelnya dalam hati.

Jalmothaesseumnida sajangnim.” Ucap Hyo Yeon pelan. Otaknya sedang tidak bisa berpikir dengan jernih, sedangkan matanya masih menatap semua foto itu dengan pandangan kabur. Ia menghela napasnya dan menghapus dengan cepat airmatanya yang mengalir.

“Hanya mengakui kesalahanmu dan menangis? Hanya seperti itu saja dan tidak melakukan hal yang lain? Yang lebih berarti? Para Netizen dan wartawan-wartawan di luar sana pasti sedang mencarimu untuk diwawancarai sekarang dan tidak sedikit juga wartawan yang akan mencari Ye Sung-ssi, bagaimana kau akan menangani masalah kali ini?” jelas Hyun Seok, CEO agensinya. Hyo Yeon menghela napas lagi dan memberanikan diri untuk menggelengkan kepalanya pelan. Ia tahu benar masih banyak hal yang sebenarnya bisa ia lakukan untuk menjelaskan semua foto-foto ini.

Sajangnim,” panggil Hyo Yeon. Terlihat beliau yang tengah memijit keningnya dan menatapnya kesal, bahkan marah.

“Kukira kau benar-benar telah menjauhinya, lalu apa gunanya dengan dirimu yang menandatangani surat perjanjian itu di atas materai?!” ucapnya dengan nada tinggi. Hyo Yeon langsung menundukkan kepalanya.

“Jangan menundukkan kepalamu, Lee Hyo Yeon!” Teriak Hyun Seok. Hyo Yeon refleks mengangguk pelan dan kembali menatapnya takut. Astaga, sepertinya baru kali ini aku melihat Hyun Seok sajangnim semarah itu. Pikirnya.

“Jika skandal-skandal terus bermunculan seperti ini, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain mengeluarkanmu dari agensi ini dan juga Korea Selatan, Hyo Yeon-ssi.” Jelasnya, napas Hyo Yeon kembali tercekat. Kumohon, hal itu jangan pernah terjadi. Aku belum siap jika harus keluar dari dunia yang selalu aku impikan ini. Ucapnya dalam hati. Ia memejamkan matanya sekilas.

“Aku.. Sungguh.. Tidak akan melanggar peraturan lagi kali ini. Kumohon, beri aku kesempatan.” Ucap Hyo Yeon akhirnya, sedikit terbata, napasnya masih tercekat. Ia memejamkan mata lagi dan memberanikan diri menatap Hyun Seok yang dari luar saja terlihat ramah tapi tidak tahu di dalamnya ia sebenarnya sangat licik dan juga tentunya cerdas.

“Baiklah, aku akan mentoleransinya untuk sekarang ini,” ucap Hyun Seok.

“Jauhkan semua akun media sosialmu, jangan memposting tentang apapun, jangan pernah mendekati bahkan bersama dengannya lagi, kau tahu sekarang kita tengah berhadapan dengan agensi yang sama besarnya dengan agensi ini kan? Jadi, kumohon kerja samanya, Hyo Yeon-ssi.” Lanjut Hyun Seok dengan panjang–lebar. Ia pun mengangguk mengerti, sepertinya memang seharusnya seperti ini, ia mungkin tidak di takdirkan untuk bersama dengan Jong Woon.

“Jika hal ini terjadi lagi, aku akan benar-benar keluar dari Korea Selatan.” Ucapnya, Hyun Seok langsung menyeringai ke arahnya.

“Sekarang pun kau bisa pergi dari Korea Selatan, Hyo Yeon-ssi.” Ucapannya membuat Hyo Yeon langsung menatapnya tidak percaya, ia menelan ludahnya sendiri dengan susah payah, haruskah sekarang ia pergi? Hyo Yeon benar-benar tidak ingin mempercayai semua kata-kata yang ucapkan oleh CEO agensinya.

“Tolong, beri aku waktu untuk memikirkannya, selama itu juga aku akan berusaha menjauhi Ye Sung-ssi sesuai seperti yang sajangnim minta, aku akan menurutinya.” Jelasnya. Kalau tidak seperti itu, besar kemungkinannya Jong Woon akan di persulit karirnya kan? Hyo Yeon lebih baik pasrah dengan keadaan dan peraturan yang harus ia lakukan daripada harus menyusahkannya.

“Baiklah, aku sudah memberitahu dan memperingatkannya kepada Chang Hyun-ssi. Dan tentang Ye Sung-ssi, biar agensinya sendiri yang memberinya peraturan dan perjanjian. Aku tahu umurnya sudah cukup dan tidak lagi bersangkutan dengan peraturan yang sudah ada. Tapi. Tidak dengan dirimu, Hyo Yeon-ssi. Karirmu masih panjang, bahkan karirmu belum berumur lima tahun.” Jelas Hyun Seok lagi. Hyo Yeon kembali mengangguk.

Ne, algesseumnida, sajangnim.” Ucap Hyo Yeon, begitu percakapannya dengan Hyun Seok selesai, ia pun bangkit dari duduknya dan membungkukkan tubuhnya sedikit, memberinya hormat karena laki-laki itu adalah petinggi di agensinya.

“Hyo Yeon-ssi,” panggilan itu terdengar ketika pintu sudah ia buka. Hyo Yeon pun menoleh ke arah CEO yang masih terduduk, jangan lagi. Semoga kalimat yang akan ia ucapkan tidak semenyakitkan seperti saat Hyo Yeon di SM Entertainment waktu itu.

Ne?” sahutnya dengan suara yang sedikit bergetar.

“Asal kau tahu saja, aku lebih membutuhkan artis yang tidak mempunyai aura bintang tapi memiliki otak dan bakat yang seimbang. Berpikir secara logika dan pintar mengambil keputusan.” Dan ucapannya pun membuat hati Hyo Yeon kembali terasa seperti di cengkram kuat, CEO agensinya menyindirnya, seakan ia secara tidak langsung mengatakan kalau Hyo Yeon seperti itu. Ia pun berusaha memaksakan senyumannya meskipun itu sulit.

Ne, sajangnim.” Hyo Yeon keluar dari ruangan itu dengan matanya yang masih mengalirkan airmata, astaga.. kalau sampai dorm ia masih seperti ini, pasti Jin Yeon dan manajernya khawatir. Ya, ia datang kesini seorang diri dan menyetir mobilnya sendirian. Tidak peduli jika ia melanggar peraturan yang dibuat oleh Jong Woon karena ia tidak ingin seorang pun tahu tentang datangnya Hyo Yeon ke agensinya sendiri.

 

 

***

 

 

[Hyo Rin 'SISTAR' - Crazy of You]

09:23 AM K.S.T.

Practice's Room, SFS Entertainment, South Korea

Hyo Yeon langsung menutup mulutnya begitu isakan tangisnya terdengar, ia harus cepat-cepat mencari tempat persembunyiannya, begitu mengingat ini lantai enam ia segera berjalan cepat ke arah lift dan menuju lantai empat. Hyo Yeon melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah tempat latihan dance para penyanyi solo yang sudah debut seperti dirinya. Begitu ia membuka pintu ruangan, akhirnya ia bisa mengurung diri disini karena tidak ada seorang pun selain dirinya sendiri.

Hyo Yeon duduk di salah sudut ruangan yang luas ini, melipat kedua kakinya dan membenamkan wajahnya di atasnya, lalu tangisannya langsung pecah saat dirinya mengingat semua kata-kata yang diberikan oleh Hyun Seok kepadanya. Ia pun menangis terisak sampai sesenggukkan. Apa harus sesulit ini hidupku? Apa harus merasakan hal seperti ini jika ingin menggapai sebuah impian? Apakah aku tidak bisa memiliki keduanya? Cinta dan Impian? Tanyanya dengan frustasi di dalam hati.

Hyo Yeon memukuli dadanya dengan pelan saat ia merasakan sesak yang amat sangat, benar-benar merasa dirinya hampir mati karena untuk bernapas saja sudah sulit baginya. Ia kembali mencoba mengatur napasnya tapi malah semakin tercekat, astaga.. Bagaimana jika aku mati disini? Pikirnya. Ia menggeleng pelan dan memaksakan dirinya yang sudah lemas itu mencari inhaler, sepertinya dulu ia selalu menyimpan satu inhaler ditempat ini. Hyo Yeon menatap lemari yang tidak jauh dari tempatnya berdiri dan ia berjalan tertatih ke arahnya, membuka pintunya satu per satu dan akhirnya ia menemukan inhaler disana.

Hyo Yeon langsung mengambilnya dan langsung memasangnya, lalu mengatur napasnya lewat benda itu, ia berjalan kembali ke sudut dan duduk dengan meluruskan kedua kakinya. Ia akhirnya bisa menghela napas sedikit lega ketika merasakan dirinya bisa menghirup udara lagi, ia mendongakkan kepalanya ke atas dan memejamkan matanya. Jong Woon oppa, aku benar-benar tertekan karena tidak bisa jauh darimu. Tapi aku sudah terikat dengan perjanjian agensiku itu, apa yang harus aku lakukan? Apa ada pilihan lain selain aku harus menurutinya? Tanyanya lagi dalam hati. Ia pun menghela napasnya, benar-benar hidup yang sangat sulit.

Hyo Yeon mengusap wajahnya dengan cepat dan menghela napasnya lagi. Sepertinya ia harus menghukum dirinya sendiri yang bertindak sangat bodoh sampai-sampai semua foto itu muncul dan tepat di hadapannya, Sial, umpatnya. Ia berusaha bangun dan berdiri tegak. Menyalakan pemutar musik yang ada didekatnya dan sengaja memilih lagu yang benar-benar berisik kalau volume suaranya dibesarkan. Hyo Yeon memang terbiasa mengurung diri di ruang latihan dance seperti ini. Lagi pula, saat Music Bank di Jakarta nanti, selain ia akan berduet dengan Jin Yeon dan Jun Su, sub-unitnya, Dancing Queen juga akan ikut meramaikannya. Jadi setidaknya, ada alasan untuknya ketika nanti Chang Hyun mencarinya.

Dari lagu-lagu lamanya bahkan lagu barunya, sampai lagu duetnya dengan Jin Yeon itu, Hyo Yeon putar sambil menggerakkan tubuhnya, menari mengikuti irama nada lagunya dan berusaha menghilangkan semua pikirannya tentang Jong Woon, entah kenapa setiap lagu yang terputar selalu saja ada kenangannya dengan laki-laki bermata sipit itu, meski sekecil apapun.

Hyo Yeon menari dan terus menari, menatap kosong ke arah cermin lebar dan besar dihadapannya. Melihat betapa menyedihkan dirinya itu, ia merasa benar-benar seperti dikendalikan oleh agensinya. Lagu saat ia debut pun terputar dan tangisannya langsung kembali keluar, semua kenangannya dengan Jong Woon di dunia Entertainment di mulai dari lagu itu. Lagu yang berjudul Heaven.

BRUKK

Hingga akhirnya ia terjatuh karena kakinya gemetar, sudah tidak kuat latihan menari dengan tubuhnya yang benar-benar terasa lemas, seperti tidak mempunyai semangat hidup, energi, atau bahkan nyawa lagi. Ia kembali menangis sesenggukan.

Neo jinjja pabo, Hyo Yeon-ah!” Teriaknya keras dengan nada frustasi.

CKLEK

Refleks, Hyo Yeon langsung menatap tajam ke arah pintu ruangan ini. Pintu itu terbuka dan ia langsung bangun dari jatuh terduduknya itu, lalu langsung berlari ke arah seorang gadis yang sangat ia kenal. Gadis yang bertubuh beberapa senti lebih tinggi darinya dan bentuk tubuhnya bagus. Meskipun gadis itu dua tahun di bawah umurnya, ia merasa nasibnya dengannya sama-sama buruk.

“Hyo Jin-ah!” Ucap Hyo Yeon, langsung memeluknya dengan erat.

Eonni, waeyo? Kau tidak apa-apa?” tanya Hyo Jin begitu Hyo Yeon memeluknya semakin erat, gadis itu langsung membalas pelukannya, mengusap-usap pelan punggungnya. Airmata Hyo Yeon pun keluar lagi. Ia tahu, gadis ini sama sepertinya, kekasihnya berada di agensi yang sama dengan Jong Woon dan ia juga sudah pernah mendapat teguran dari petinggi agesinya. Yang Hyo Yeon kagumkan itu kenapa Hyo Jin sangat kuat seperti ini sedangkan dirinya benar-benar terlihat lemah dan menyedihkan.

Hyo Yeon menggeleng pelan dan Hyo Jin langsung tersenyum saat melihatnya, gadis itu selalu tahu apa yang terjadi padanya jika ia tidak bercerita, Hyo Jin selalu mengetahuinya hanya dengan menatap matanya saja. Hyo Jin sudah seperti adik kedua baginya, tetapi gadis itu lebih dewasa darinya dan juga Jin Yeon.

Gwaenchanha.” Ucapnya dengan singkat dan pelan. Lalu, ia langsung meringis kesakitan ketika punggungnya ditepuk dengan keras oleh tangan Hyo Jin.

“Dengar, eonni.” Hyo Jin merenggangkan pelukannya dan menatap mata Hyo Yeon dalam-dalam. Ia balas menatapnya dan tatapan gadis itu langsung berubah dengan tatapan sedih sekaligus khawatir ketika gadis itu melihat wajahnya yang benar-benar berantakan dan sedikit pucat.

Eonni harus kuat dengan segala masalah yang terjadi padamu akhir-akhir ini, kau harus menghadapinya dengan sabar dan—Aigoo, eonni. Apa masalahmu benar-benar sangat banyak?” ucap Hyo Jin dan langsung mengusap kantung mata Hyo Yeon yang menghitam. Hyo Yeon tersenyum tipis kemudian menggeleng lagi.

“Aku hanya.. ada sedikit masalah.” Jawabnya.

“Ceritakan padaku.” Hyo Yeon langsung menggeleng, Hyo Jin hanya merengut tapi kemudian ia mengacak rambut Hyo Yeon pelan. Ia pun mendengus kecil dan menarik tangannya untuk duduk di lantai kayu ruangan dance ini.

“Ngomong-ngomong, kenapa kau datang kesini?” tanya Hyo Yeon berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Mata Hyo Jin langsung menyipit saat menyadari ucapannya, Hyo Yeon hanya bisa menyengir dan Hyo Jin pun meluruskan kedua kakinya yang masih memakai sepatu hak setinggi tujuh senti itu setelah ia menghela napasnya.

“Besok, Dancing Queen akan latihan disini kan? Apa kau lupa, eonni?” tanyanya. Hyo Yeon pun mengerjapkan matanya. Astaga, kenapa aku bisa melupakan hal seperti itu? Ucapnya dalam hati.

Hyo Yeon kembali menyengir, “Young Jung-ah juga sudah tahu? Sepertinya Jin Yeon-ah belum tahu, dia sedang sibuk untuk mempelajari lagu barunya untuk comeback stagenya di Amerika nanti.” Jelasnya lalu memanyunkan bibirnya.

“Sepertinya sudah, eo.. eonni bogoshipeo!” Ucap Hyo Jin dengan nada manja, Hyo Yeon hanya terkekeh kecil ketika Hyo Jin kembali memeluk tubuhnya. Mereka seperti dua orang sahabat karib yang bertahun-tahun tidak bertemu.

 

 

***

 

 

8th of March 2013, 08:38 AM K.S.T.

Incheon Intl. Airport, Incheon, South Korea

Oppa benar-benar yakin kan aku tidak satu pesawat dengan Super Junior?” tanya Hyo Yeon begitu manajernya sudah menghampirinya dengan trolly yang berisi banyak koper. Chang Hyun mengangguk dan terlihat sibuk dengan Ipadnya, ia mendengus pelan, sedangkan Jin Yeon yang baru turun dari van itu mendekati van satunya yang tepat berada di belakang mobil vannya itu. Ia langsung memperhatikannya dan ternyata di van itu ada Hyo Jin dan juga Young Jung. Manajer mereka pun sama sibuknya dengan Chang Hyun.

“Tentu, kalian akan satu pesawat dengan INFINITE, SKYHIGH dan 2PM.” Jelasnya. Hyo Yeon mengangguk dan manajernya itu pun menghampiri beberapa staff yang memang sudah berjaga-jaga, entah apa yang mereka bicarakan tapi koper-koper mereka di bawa semua oleh orang-orang itu.

Hyo Yeon tiba-tiba menolehkan kepalanya begitu terdengar suara yang sangat ramai dan ternyata itu suara dari para penggemar artis-artis yang akan satu pesawat dengannya, ia melihat Myung Soo member dari INFINITE yang tersenyum ketika laki-laki itu menatap padanya. Hyo Yeon cukup dekat dengannya, karena kekasih laki-laki itu—Kim Hye Won—dekat dengannya. Pandangannya teralihkan ketika Chang Hyun memberi aba-aba agar mereka berempat berkumpul.

“Kalian harus tetap bersama-sama, arra? Aku akan berada di belakang kalian dan juga sudah ada beberapa staff dan bodyguard yang menjaga kalian.” Ujar Chang Hyun dengan panjang–lebar. Hyo Yeon refleks mengangguk mengerti, berhubung karena ia pemimpin untuk sub-unit ini, ia juga harus ikut menjaga mereka.

Ne, arraseo, oppa.” Ucap Hyo Jin.

“Baiklah, kajja.. kita harus cepat.” Ucapnya dan ke empat gadis ini pun mengangguk. Mereka berjalan sesantai mungkin meskipun langkah kaki mereka terlihat cepat.

Begitu mereka muncul di public area setelah SKYHIGH dan INFINITE, juga Moon Jun Su dan setelah mereka berempat muncul, 2PM pun muncul, ia melambaikan tangannya kepada para penggemar yang meneriaki namanya serta ketiga penyanyi solo lain yang berada di dalam sub-unit Dancing Queen ini. Suasana di bandara ini memang selalu ramai kalau ada idola yang datang kesini. Bahkan bisa dibilang sangat ramai.

Hyo Yeon menebar senyumannya kembali melambaikan tangannya, banyak blitz kamera yang memotret mereka dan begitu sampai di Boarding Lounge yang hanya orang yang mempunyai tiket pesawat saja yang boleh masuk, ia pun akhirnya bisa bernapas lega. Ia duduk di salah satu kursinya dengan Jin Yeon yang sudah memakai headset ditelinganya. Adiknya itu duduk di sebelah kanannya dan begitu ia menoleh ke sebelah kiri, Hyo Jin terlihat sedang sibuk memperhatikan buku yang ia bawa. Entah buku apa itu, sedangkan Young Jung, sepertinya gadis itu akan tertidur jika manajernya tidak datang tiba-tiba.

Kajja, kajja.” Ucap Chang Hyun dengan nada cepat saat speaker di ruangan ini terdengar, menyiarkan jadwal penerbangan yang akan berangkat beberapa menit lagi. Ia mengangguk dan langsung bangkit dari duduknya dan mengikuti arah manajernya. Setelah mereka sampai di dalam pesawat, ia menghela napas saat semua ucapan dari Hyun Seok kepadanya waktu itu kembali terngiang dipikirannya.

Hyo Yeon segera duduk di kursi yang ditunjukkan oleh Chang Hyun. Ia duduk bersama dengan Jin Yeon sedangkan Hyo Jin dan Young Jung duduk di belakangnya. Serta para manajer ada di kursi depan.

Hyo Yeon mengambil ponselnya, lalu, tanpa melihat beberapa pesan masuk yang langsung ada di layar touchscreennya itu, ia mematikannya. Setelah meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas, ia beralih ke Ipodnya lalu memasang headset ke telinganya dan ia memilih lagu yang terlihat di layar kecil benda itu.

Tapi, semua lagu itu berkaitan dengan Jong Woon. Aish, baiklah karena aku benar-benar merindukannya, lebih baik aku memutar lagu kesukaanku yang dinyanyikan olehnya itu saja. Ucapnya dalam hati, begitu ia mengklik tombol mulai, intro musik itu pun terdengar. Suara lembut laki-laki yang menyanyikan lagu Gray Paper itu langsung masuk ke dalam telinganya.

Hyo Yeon menyandarkan kepalanya di kepala kursi dan memejamkan matanya. Mengenang semua yang terjadi saat laki-laki itu menyanyikan lagu itu secara langsung di Music Box waktu itu.

Ya Tuhan, Hyo Yeon sadar bahwa ia benar-benar merindukannya, merindukan Jong Woon. Tapi, ia bisa apa selain menahannya? Ia tidak mungkin mengikuti apa yang laki-laki itu lakukan dengan datang ke dormnya waktu itu. Ini semua benar-benar menyulitkan perasaannya. Ia bahkan tidak bisa bernapas dengan lega karena masalahnya kali ini. Ia langsung membuka matanya kembali dan menoleh ke arah Chang Hyun, saat manajernya itu menepuk-nepuk pundaknya.

Mwoya?” tanyanya dengan tatapan polos.

“Aku baru ingat, kalian akan melakukan rehearsal di waktu yang sama dengan Super Junior. Eo, kalian juga akan tampil setelah Teen Top.” Jelas Chang Hyun.

Hyo Yeon yang sempat terkejut itu pun mengangguk mengerti, ia mengalihkan pandangannya ke arah Jun Su yang berada di seberang tempat duduknya, laki-laki itu sepertinya sedang memperhatikannya.

Oppa, hwaiting! Kita harus tampil sempurna.” Ucap Hyo Yeon ketika ia membalas tatapannya, Jun Su langsung tersenyum kecil lalu mengangguk dan mengacungkan jempolnya. Hyo Yeon menghela napas dan menatap ke luar jendela. Menatap awan. Ya, pesawat ini sudah take off beberapa menit yang lalu.

Hyo Yeon bersyukur karena ia sudah bisa mengerti lagu berbahasa Indonesia yang harus ia nyanyikan bersama Jun Su di Music Bank nanti, tepatnya besok. Ah, ia menjadi tidak sabar.

Bagaimana reaksi Jong Woon oppa ketika melihatku berduet dengan laki-laki itu nanti? Apa dia akan terlihat biasa saja atau malah mendiamkanku? Apa dia akan langsung menarik tanganku dan meminta penjelasan padaku? Aku kan tidak memberitahukan padanya kalau aku akan berduet. Tanyanya dalam hati. Ia merasa jika laki-laki itu tidak tahu dengan duetnya dengan Jun Su, karena ia sendiri belum dan tidak mau memberitahukannya.

Begitu lagu-lagu yang terputar di Ipodnya itu selesai, ia menggantinya dengan lagu yang berjudul 'Kemesraan'. Lagu duetnya, ia langsung saja menyanyikan lagu yang lirik lagunya sudah ia hafal dengan benar bahkan pelafalan kata-katanya pun sudah sempurna menurut Chang Hyun.

Hyo Yeon akhirnya bisa menyanyikan lagu itu setelah dua hari berlatih sesering mungkin dan ia sempat menyanyikan lagu itu sedikit saat kemarin. Saat itu, ia dan beberapa orang terdekatnya melakukan hidden camera untuk ulang tahun Chang Hyun.

Hyo Yeon tersenyum kecil ketika mengingat wajah manajernya yang penuh krim kue tart. Akhirnya Hyo Yeon bisa membalas dendamnya yang satu itu, habisnya, Chang Hyun yang lebih dulu membuat wajahnya penuh dengan krim saat ulang tahunnya bulan September tahun kemarin.

Hatiku damai, jiwaku tentram bersamamu.” Nyanyinya dengan santai. Ia langsung terkekeh kecil ketika mendapat pukulan dari sebuah bantal oleh Jin Yeon, adiknya sejak tadi sudah memejamkan matanya, atau bahkan sudah tertidur? Hyo Yeon rasa gadis itu langsung terbangun karena suaranya.

“Kau lebih baik tidur saja, eonni.” Jelas Jin Yeon. Hyo Yeon mengangguk kecil dan bersiap untuk tidur. Chang Hyun yang melihatnya dan Jin Yeon hanya menggelengkan kepalanya saja, lalu kembali menatap layar Ipadnya.

 

 

***

 

 

21:03 PM W.I.B.

Shangri-La Hotel, Jakarta, Indonesia

Hyo Yeon kembali menghela napasnya saat mendengar suara Chang Hyun yang sedang menerima panggilan telepon tidak jauh darinya itu. Dari suara orang yang diseberang sana ia tahu jika Super Junior, D.R.E.A.M dan juga Teen Top sudah sampai di bandara Internasional yang dimiliki oleh Indonesia ini. Jadi, sebegitu cepatnyakah aku akan menemuinya? Secepat itukah aku akan bertemu dengan laki-laki yang sedang kuhindari itu? Pikirnya.

“Super Junior dan yang lainnya sudah sampai dan segera menuju venue untuk rehearsal. Kalian harus siap-siap.” Jelas Chang Hyun. Hyo Yeon pun mengangguk, Jin Yeon yang sedang membereskan pakaiannya lalu memasukkannya ke dalam koper itu juga mengangguk.

Oppa, sudah memberitahui manajer Hyo Jin-ah dan Young Jung-ah?” tanya Hyo Yeon tiba-tiba. Ia duduk di atas kasur berukuran king size, masih memperhatikannya, tadinya ia sedang mengatur waktu di ponselnya, karena waktu di Korea Selatan dan di Indonesia berbeda dua jam. Chang Hyun langsung mengangguk.

“Sepertinya mereka juga sudah diberitahui oleh manajer lain.” Jawabnya. Hyo Yeon menghembuskan napas lega dan beranjak dari kasur ke arah kopernya yang ia letakkan di sudut kamar ini. Ia akan bersiap-siap untuk melakukan rehearsal dan aigoo, ini sudah malam dan Super Junior baru tiba? Apa mereka sempat makan malam di dalam pesawat? Pikirnya lagi. Tiba-tiba entah kenapa ia merasa khawatir jika Jong Woon tidak sempat makan malam sebelum rehearsal yang pastinya akan menguras keringat lebih banyak.

Kajja, kalian bersiap-siap. Aku akan menghubungi manajer dan beberapa staff.” Jelas Chang Hyun. Jin Yeon mengangguk dan kembali membereskan pakaiannya. Gadis itu tidak berkata apapun dan langsung menuruti perintah manajer Hyo Yeon. Hyo Yeon menghela napasnya lagi, begitu ia mengambil baju latihannya, jaket dan celana panjang training, ia menuju kamar mandi untuk berganti baju.

Cuaca di Indonesia sepertinya tidak bagus untuknya, sejak datang kesini tadi sore, Hyo Yeon terus saja merasa kepanasan dan kulitnya hampir memerah parah. Ia pun menatap cermin yang ada di dalam kamar mandi. Apa sebaiknya ia mandi saja? Tidak, ini sudah malam, bagaimana jika setelah mandi ia langsung jatuh sakit? Pikirnya. Itu pasti membuat hancur acara yang akan dilaksanakan besok. Jadi, ia memutuskan hanya mencuci wajahnya saja dengan air dingin. Setelah ia berganti baju tentunya.

Eonni! cepat! Aku juga ingin berganti baju. Disini panas sekali.” Teriakan Jin Yeon terdengar begitu ia selesai mengusap wajahnya dengan handuk. Astaga, adiknya tidak sabaran sekali. Hyo Yeon langsung membalas teriakannya, lalu membuka pintu kamar mandi. Jin Yeon hanya mendengus dan menggerutu. Setelah keluar dari kamar mandi, ia langsung masuk dan menutup pintunya.

“Jin Yeon-ah jangan lama-lama.” Ucap Hyo Yeon. Ia mengambil tas tangannya yang berisi beberapa barang yang pasti akan ia butuhkan saat rehearsal nanti. Ia melirik ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka. Begitu tahu arti tatapan dari Chang Hyun—orang yang membuka pintu kamarnya itu—ia langsung mengangguk. Tatapan manajernya memerintahnya untuk cepat-cepat bersiap, Hyo Yeon juga merasa manajernya merasa cukup lega karena ia sudah mengganti bajunya, hanya tinggal memakai sepatu saja.

CKLEK

Hyo Yeon menoleh begitu suara pintu kamar mandi terdengar. Matanya langsung melotot saat ia melihat Jin Yeon yang menghampirinya dengan wajah basah dan rambut yang basah juga. “Mwohaneungeoya?!” refleks Hyo Yeon berteriak.

Aigoo, Jin Yeon-ah, kau membasahi rambutmu juga?” tanyanya masih dengan tatapan terkejutnya sambil memegang beberapa helai rambut adiknya yang terlihat basah itu. Jin Yeon mengangguk.

“Panas sekali, aku tidak tahan.” Jawab Jin Yeon, ia segera menuju kopernya dan mengambil handuk berukuran kecil yang ia bawa itu, Hyo Yeon mengira gadis itu pasti tidak membawa handuk itu ketika masuk ke dalam kamar mandi tadi. Ia hanya bisa mendengus, bagaimana kalau adiknya itu besok sakit?

“Minum ini, kalau tidak meminumnya nanti kau bisa sakit.” Tiba-tiba Ah Ra yang setahu Hyo Yeon belum datang tadi itu langsung menghampirinya dari arah pintu kamar, ia menyodorkan sebotol minuman vitamin untuk Jin Yeon. Adiknya pun mengambilnya, bergumam terimakasih dan langsung meminumnya. Ia menghela napas leganya, baguslah jika Jin Yeon selalu menurut seperti itu.

Setelah meminumnya, Jin Yeon langsung mengambil sepatu kets yang ia bawa, lalu memakainya. Hyo Yeon yang sudah siap kembali memperhatikannya sambil duduk di sofa. “Kajja, kau sudah siap kan Jin Yeon-ah?” tanya Chang Hyun yang masih berdiri di depan pintu. Begitu selesai mengikat sepatunya, Jin Yeon mengangguk dan tersenyum.

“Sudah, oppa.”

Kajja, Jin Yeon-ah.” Ajak Hyo Yeon, ia langsung menggandeng tangan adiknya setelah gadis itu mengambil tasnya, mereka berempat pun keluar kamar dan saat itu juga sudah ada Hyo Jin, Young Jung dan beberapa manajer dan staff yang menunggu di luar.

Dan mereka pun beriringan berjalan menuju lift, lalu setelah lift terbuka mereka melangkahkan kaki ke arah lobby, beberapa penggemarnya yang berhasil masuk ke dalam hotel ini langsung berteriak histeris memanggil namanya, ataupun tiga gadis yang sedang bersamanya. Hyo Yeon tersenyum kecil menyahuti panggilan mereka. Chang Hyun pun memerintahkan mereka berempat agar berjalan cepat. Ia juga sempat bertemu dengan Jun Su di lobby dan ia sedikit mengobrol padanya sebelum masing-masing dari mereka semua masuk ke dalam mobil van yang sudah terparkir sejak tadi tepat di depan pintu masuk hotel ini.

 

 

***

 

 

22:58 PM W.I.B.

Gelora Bung Karno Stadium, Jakarta, Indonesia

Jong Woon menghela napasnya yang tercekat begitu mendengar manajernya yang memberitahu kalau Dancing Queen dan yang lainnya sudah tiba disini dan sedang berjalan kesini. Ia memejamkan matanya sekilas, menahan dirinya agar dirinya tidak langsung berlari menghampiri dan memeluk Hyo Yeon sekarang juga, pasti gadis itu sudah ada di parkiran, menurutnya.

Eo, wasseo.” Jong Woon yang mendengar ucapan Dong Hae itu pun membuka matanya. Sedetik, ia merasa bahwa napasnya terasa berhenti saat ia menatap sosok itu, seorang gadis yang memakai celana panjang training dengan jaket yang berwarna abu-abu itu. Meskipun keadaan sudah sangat gelap, ia sangat tahu kalau itu adalah gadisnya, Lee Hyo Yeon. Gadis yang entah sejak kapan ia rindukan.

Dong Hae menghampiri Jong Woon dan menepuk pundak laki-laki itu dengan pelan, seperti menariknya kembali ke dalam dunia nyata. Ia menghela napas beratnya, berusaha bernapas secara normal. “Jangan terburu-buru untuk menghampirinya, hyung. Aku tahu mungkin dia mempunyai alasan sendiri untuk menghindarimu.” Jelas Dong Hae dengan panjang.

Ya, akhir-akhir ini, selama Hyo Yeon mulai menjauh darinya tentunya, ia sering menceritakan masalahnya itu kepadanya. Dong Hae adalah kakak tiri gadis itu, jadi ia pikir laki-laki itu pasti tahu kenapa Hyo Yeon seperti ini sekarang, tapi pikirannya salah. Kata Dong Hae, gadis itu sama sekali tidak menghubunginya untuk bercerita dan kali ini Jong Woon menyerah. Sepertinya ia memang harus menemui Hyo Yeon atau mungkin harus lebih bersabar lagi sekarang.

Jong Woon pun mengangguk. “Aku hanya ingin tahu alasannya saja, Dong Hae-ah.” Ucapnya. Dong Hae hanya tersenyum kecil dan menghampiri Hyuk Jae ketika laki-laki itu memanggilnya. Jung Hoon yang tadi sedang sibuk mengobrol dengan beberapa staff itu pun menghampirinya dan menyuruh semua member Super Junior berkumpul. Lalu rehearsal pun di mulai ketika Teen Top naik ke atas panggung. Tidak lupa mereka semua juga akan melakukan check sound disini.

Karena Super Junior tampil terakhir, Jong Woon dan beberapa member yang lain pun berjalan ke arah tempat duduk para penonton di daerah VVIP yang tepat berada di depan stage itu. Jong Woon duduk sambil memperhatikan artis lain yang sekarang sedang rehearsal, saat Dancing Queen naik ke atas panggung, matanya seakan tidak bisa lepas menatap Hyo Yeon. Semua rasa rindu yang ia sembunyikan dan yang ia tekan sampai titik terakhir itu seakan meluap hanya dengan melihat gadis itu seperti ini saja. Jong Woon merasa sebagian dirinya yang telah hilang beberapa hari ini itu kembali datang ketika ia menatapnya dari jarak yang tidak dekat seperti ini.

Begitu intro musik Gone Not Around Any Longer terdengar, refleks ia bangkit dari kursi, berdiri menatap Hyo Yeon dan Jin Yeon yang sedang menari di atas panggung itu. Entah karena gadis itu yang terlalu profesional hingga dapat menampilkan ekspresi sedih seperti itu atau karena gadis itu memang sudah melihat Jong Woon dan gadis itu menjadi sedih seperti itu? Ia kembali menghela napanya.

Jong Woon benar-benar harus segera menemuinya dan membicarakan masalah ini lagi. Jong Woon tidak tahu apa alasan Hyo Yeon menghindarinya seperti sekarang ini, ia tidak terima karena gadis itu seakan tiba-tiba menghilang begitu saja dari jarak pandangnya, padahal sungguh, ia sudah sangat merindukan gadis itu setengah mati.

Jong Woon kembali duduk di kursi ketika Dong Hae yang memang duduk di sebelahnya itu menarik tangannya. Ia mendengus kecil dan ketika matanya menatap ke arah panggung kembali, Dancing Queen sudah turun dari panggung dan digantikan oleh Moon Jun Su. Hanya laki-laki itu yang sepertinya terlihat sangat akrab dengan negara ini, ia tampil dengan sangat santai, tidak seperti Hyo Jin dan juga Young Jung yang tadi terlihat nervous saat rehearsal.

Matanya teralih ke arah sekitar tempatnya duduk dan sekitar panggung, kemana perginya gadis-gadis itu? Pikirnya. Begitu ia menangkap sosok Chang Hyun yang tidak jauh dari panggung, ia pun bernapas lega. Karena, di sebelah laki-laki itu ada Hyo Yeon yang sedang memegang beberapa kertas membuatnya mengeryitkan keningnya dengan heran. Kertas apa itu? Tanyanya dalam hati. Jangan bilang itu kertas kontrak perjanjian dengan agensinya, ini bukan waktu yang tepat untuk memberikannya kertas-kertas itu. Sedangkan gadis itu sudah pasti harus tampil profesional besok. Pikirnya.

Tapi, saat Jong Woon melihat Hyo Yeon tersenyum ketika Chang Hyun tertawa, entah kenapa ia merasa semua hal negatif yang ia pikirkan tadi menguap begitu saja dan digantikan dengan perasaannya yang lega. Gadis itu sedikit mendongakkan kepalanya dan tepat saat itu juga ia menatap ke arah Jong Woon, laki-laki itu membalas tatapannya yang seakan menguncinya itu.

Tapi, kenapa Hyo Yeon malah buru-buru mengalihkan tatapannya? Dan kenapa Jun Su menghampirinya? Dan, astaga.. Kenapa mereka berdua naik ke atas panggung? Apa mereka berdua akan melakukan duet nanti? Pikirnya lagi. Ia terperangah menatap ke arah panggung.

“Ini terlihat menarik.” Ucap Kang In, tersenyum sambil memperhatikan panggung. Jong Woon pun mendengus kesal, benar dugaannya. Mereka berdua itu berduet dan terlihat dekat sekali. Membuatnya yang sejak tadi kepanasan karena cuaca disini itu bertambah panas.

“Bahasa Indonesia Hyo Yeon-ah juga sangat bagus sekarang.” Puji Hyuk Jae dan ia tertawa ketika Dong Hae memukul kepalanya pelan. Merasa seperti ia disindir oleh laki-laki itu. Jong Woon langsung terdiam ketika Jun Su bergandengan tangan dengan gadis itu, entah rasanya benar-benar seperti hatinya retak saat melihat kejadian itu, bahkan laki-laki itu menggenggam tangan Hyo Yeon, yang parahnya lagi gadis itu tersenyum manis. Ia menggeram pelan. Benar-benar merasa kesal.

Hyung, itu hanyalah tuntutan pekerjaan. Tidak lebih.” Ucapan Dong Hae langsung terdengar ditelinganya ketika Jong Woon baru saja bangkit dari duduknya dan akan menghampiri Hyo Yeon yang sudah turun dari panggung. Ia langsung mendengus kesal.

“Dia tidak pernah bilang padaku jika dia akan berduet seperti itu, Dong Hae-ah, aku harus meminta penjelasan padanya sekarang.” Jelasnya.

Melihat Jong Woon yang benar-benar akan berjalan ke arah Hyo Yeon itu, Kyu Hyun langsung menghampirinya. Laki-laki itu tadi sedang mengobrol dengan Jin Yeon dan menertawakan apa yang sedang mereka baca di beberapa lembar kertas yang dipegang oleh Kyu Hyun.

“Ye Sung-ah, kita satu lantai dengannya di hotel, jadi lebih baik bicarakan disana saja. Aku tidak ingin kau membuat skandal lagi. Sudah cukup masalah yang sekarang ini membuatnya sulit.” Jelas Kyu Hyun dengan panjang.

Jong Woon memejamkan matanya sekilas dan menghela napas beratnya. Astaga, aku benar-benar tidak memikirkan skandal itu. Apa karena hal itu dia jadi menghindariku seperti ini? Tanyanya dalam hati tanpa ada yang menjawabnya. Ia pun terpaksa mengangguk. Lagi-lagi ia harus pasrah dengan keadaan yang membuatnya tertekan karena menyadari kalau dirinya tidak bisa seenaknya saja menghampiri Hyo Yeon.

“Tapi, aku harus benar-benar meminta semua penjelasan darinya nanti.” Ucapnya. Jong Woon berjalan mendekati Jung Hoon yang sedang mengobrol dengan beberapa manajer lainnya. Tiba-tiba ia menolehkan kepalanya begitu mendengar teriakan histeris dari Hyo Yeon yang sedang memperhatikan panggung.

Jong Woon menghela napas lagi, setelah Jun Su, inikah saingannya yang lain lagi? Gadis itu bahkan berteriak dengan histeris lagi ketika melihat Myung Soo yang tiba-tiba menyiramkan sebotol air ke arah kepalanya dan rambutnya, dan laki-laki itu hanya tertawa mendengar teriakan Hyo Yeon. Jong Woon pun menatap mereka berdua dengan tatapan kesal.

“Myung Soo-ya, kalau Hye Won-ah yang melihatmu seperti itu sudah pasti kau di omeli habis-habisan.” Suara Hyo Yeon terdengar seolah mengatakan gadis itu sedang tidak apa-apa, ia memperhatikannya yang menghampiri laki-laki itu, bahkan Hyo Yeon memberikan Myung Soo handuk kecil dan mendahului penata riasnya! Astaga, apa Chang Hyun hyung tidak memberinya peringatan agar dia tidak dekat-dekat dengan artis lain? Kesalnya dalam hati. Jong Woon melirik ke arah Chang Hyun yang sepertinya sama sibuknya dengan staff lain. Laki-laki itu tidak memperhatikan Hyo Yeon, melarangnya saja pun tidak! Argh, ini benar-benar membuatnya frustasi.

“Ye Sung hyung, kajja kita bersiap-siap untuk rehearsal sekarang.” Panggilan itu membuatnya kembali menoleh, ia terdiam ketika melihatnya, Tidak. Jong Woon tidak memperhatikan Dong Hae yang memanggilnya, tapi ia melihat Hyo Yeon yang berjalan melewati mereka berdua bersama Myung Soo dan mereka berdua terlihat dekat juga mengobrol dengan santai.

Jong Woon langsung mengusap wajahnya dengan kesal lalu mengangguk. Mereka berdua berjalan ke arah tenda waiting room yang berwarna putih dan ketika gadis itu keluar, Hyo Yeon melambaikan tangannya ke arah Min Jung dan Soo Hyun, member dari SKYHIGH yang akan naik ke atas panggung untuk rehearsal.

[Ye Sung 'Super Junior' - Gray Paper]

Gadis itu, kenapa tadi saat rehearsal seperti benar-benar ingin menangis? Tapi, kenapa sekarang gadis itu seakan tidak apa-apa? Hati Jong Woon bertanya-tanya.

Hal itu membuat hatinya semakin sesak melihatnya, ia tahu kalau gadis itu pasti mati-matian untuk bersikap se-profesional mungkin saat ini. Berpura-pura bahwa dirinya baik-baik saja. Ia menghela napasnya dan menghampiri member Super Junior yang sudah berkumpul itu.

“Astaga, oppa! Inhaler!” Tidak lama Jong Woon bergabung dengan para member Super Junior, ia mendengar teriakan Jin Yeon dari dalam tenda, apa katanya? Inhaler? Apa Hyo Yeon yang membutuhkan benda itu? Jong Woon menatap ke arah tenda dengan tatapan panik.

Gadis itu berlari ke arah Chang Hyun dan kembali berbicara dengan nada panik bahkan hampir menangis. Manajer Hyo Yeon itu pun terburu-buru mendatangi tenda, tapi laki-laki itu tidak membawa inhaler.

Apa aku boleh menemuinya sekarang? Pikirnya. Ia harus mencari benda itu supaya ia bisa menemuinya.

Hyung, apa kau mempunyai persediaan inhaler yang masih baru?” tanya Jong Woon dengan cepat ke arah Jung Hoon, manajernya langsung menatapnya dengan tatapan heran.

“Untuk apa?” tanyanya.

“Cepat berikan padaku jika kau punya, hyung.” Desak Jong Woon.

Eo, sepertinya salah seorang staff membawanya tadi, chamkkaman.” Jelas Jung Hoon, ia langsung berlari ke arah staff yang ia maksud dan untung saja staff itu membawa inhaler yang masih baru. Setelah Jung Hoon memberikan alat itu pada Jong Woon, ia langsung berlari ke arah tenda itu, matanya langsung membulat ketika melihat Hyo Yeon yang bernapas terengah-engah dengan wajahnya yang pucat dan berantakan serta penuh dengan airmata.

“Ini, pakai ini. Palli!” Jong Woon benar-benar sangat panik sekarang, ia segera memberikan inhaler yang ia pegang itu ditangan Hyo Yeon. Gadis yang terlihat langsung terkejut karena melihatnya datang tadi itu mengangguk dan dengan cepat memakai alat yang ia berikan itu.

“Astaga, kau bodoh sekali, kenapa sampai harus seperti ini, Hyo Yeon-ah?!” tanya Jong Woon refleks dengan nada tinggi. Airmata Hyo Yeon mengalir lagi dan menggeleng. Ia tidak ingin menjawab pertanyaan dari Jong Woon, ia masih mengatur napasnya yang dibantu dengan alat itu.

Jong Woon menjambak rambutnya dengan frustasi. Ia benar-benar tidak sanggup melihat Hyo Yeon kesulitan bernapas seperti itu, bahkan tubuh gadis itu terlihat kurus sekarang dan melemas karena terlihat seperti sudah tidak ada tenaga lagi untuk bernapas.

Jong Woon langsung jatuh terduduk dan semua orang yang ada disana pun menoleh ke arahnya. Ia masih menatap Hyo Yeon dengan tatapan khawatirnya.

Jebal, ireotjima. Jangan menyiksaku. Aku tidak ingin kau menghindar dariku, Hyo Yeon-ah.” Ucap Jong Woon dengan nada depresi dan putus asa, ia berusaha mengatakan bahwa ia tidak sanggup melihat Hyo Yeon yang seperti ini, ia tidak sanggup gadis itu yang selalu menghindarinya. Tapi tatapan matanya yang diarahkan kepada laki-laki itu semakin membuat hati Jong Woon terasa seperti dicengkram dengan kuat. Bahkan sekarang matanya langsung berkaca-kaca, hampir menumpahkan airmatanya yang terbendung dikelopak matanya. (Kumohon, jangan seperti ini.)

Hyo Yeon pun kembali menangis lagi dan menggeleng pelan. “Mianhae.. Oppa, mianhamnida..” ucapan gadis itu membuat Jong Woon semakin putus asa. Kenapa dia harus meminta maaf seperti itu padaku? Dia tidak salah dan, astaga.. apa sebenarnya yang terjadi padanya saat ini? Apa yang membuatnya menjauhi dan menghindariku? Tanyanya dalam hati. Jong Woon benar-benar merasa pusing saat semua pertanyaan dipikirannya itu tidak mendapat jawaban sama sekali.

Tiba-tiba Jung Hoon menyuruhnya untuk bangun dari posisinya, bahkan laki-laki itu menarik tubuh Jong Woon supaya ia berdiri. Ia memejamkan matanya sekilas dan menelan ludahnya dengan susah payah, benar-benar seperti napasnya berhenti saat ini juga. Chang Hyun menghampirinya dengan tatapan tajamnya, sepertinya laki-laki itu kesal karena Jong Woon membuat Hyo Yeon menjadi tidak bisa tenang.

“Ye Sung-ah, sudah waktunya kau rehearsal.” Ucap Jung Hoon setelah ia berhasil berdiri. Ia kembali menghela napas meskipun ia merasa napasnya masih terasa tercekat karena Hyo Yeon tidak juga membaik. Airmata Jin Yeon langsung turun saat gadis itu kembali menatap khawatir ke arah kakaknya. Membuat Jong Woon benar-benar merasa bersalah.

Geurae, lebih baik kau pergi dan jangan menghampiri Hyo Yeon-ah lagi, jangan membuatnya semakin sulit.” Jelas Chang Hyun panjang.

Jong Woon mengangguk pelan, mungkin ia memang harus pasrah dan harus menerima keadaan. Hyo Yeon yang mengalihkan pandangannya pada Jong Woon itu pun akhirnya bisa bernapas dengan teratur. Ia cukup lega melihatnya, tapi ia tahu gadis itu masih menahan airmatanya, karena matanya itu masih berkaca-kaca meskipun sudah memerah dan sembab.

Oppa, pergilah. Tinggalkan aku sendirian, mulai dari sekarang.” Jelas Hyo Yeon, ucapannya, membuat hati Jong Woon seakan tersayat-sayat oleh pisau yang tajam. Gadis itu kemudian menundukkan kepalanya, melepas inhaler, kedua tangannya menutupi seluruh wajahnya yang masih terlihat pucat.

Ye Sung hyung! Kajja, kita harus segera rehearsal! Aigoo, ige mwoya?” Dong Hae langsung menyeruak masuk dan menghampiri Jong Woon, tapi ia terlihat terkejut ketika melihat keadaan yang terjadi di dalam tenda ini.

Dong Hae pun menghampiri Hyo Yeon, tapi gadis itu menggelengkan kepalanya ketika ditanya bagaimana keadaannya oleh Dong Hae. Jong Woon pun menghela napas beratnya.

“Dong Hae-ah, kajja.” Ucap Jong Woon dengan nada dingin, ia menatap kosong ke arah Dong Hae yang sekarang memeluk Hyo Yeon.

Jong Woon juga ingin seperti itu, memeluknya, menenangkannya dan menghapus airmatanya yang mengalir. Tapi kenapa sangat sulit rasanya? Kenapa ia merasa ada sebuah tembok besar dan kuat yang menghalangi dirinya dan Hyo Yeon? Pikirnya lagi. Jong Woon benar-benar belum bisa menerima semua itu menjadi kenyataan.

 

 

***

 

 

9th of March 2013, 02:49 AM K.S.T.

Shangri-La Hotel, Jakarta, Indonesia

Jong Woon segera turun dari van begitu sampai tepat di depan pintu masuk salah satu hotel terbesar di Jakarta ini. Ia menghela napasnya begitu ia merasakan udara panas lagi, meskipun ini sudah tengah malam, cuaca di kota ini benar-benar tidak bagus untuknya. Atau apa karena ia tidak terbiasa? Jong Woon mengangkat bahunya tanda tidak tahu, begitu semua member Super Junior sudah keluar dari dalam van mereka pun berjalan masuk ke dalam hotel dan menuju lift.

Beruntung karena Jong Woon dan beberapa member Super Junior yang lain satu lantai dengan para member Dancing Queen dan begitu lift terbuka matanya membulat lebar melihat Hyo Yeon yang sedang berjalan di koridor bersama tiga orang lainnya dan juga manajer serta penata riasnya. Sepertinya mereka tiba beberapa menit lebih cepat dari Jong Woon. Baiklah, aku harus berbicara dengannya sekarang juga. Keadaannya pasti sudah lebih baik dari saat rehearsal tadi. Ucapnya dalam hati.

Hyung, kalian duluan saja ke kamar, ada yang ingin aku temui sekarang.” Ucap Jong Woon kepada Jung Hoon, laki-laki itu pun mengangguk tanpa melihat ke arahnya dan Jong Woon langsung mengejar Hyo Yeon, ia berusaha menyusul langkah kaki gadis itu.

“Hyo Yeon-ah.” Panggilnya pelan, ia melirik ke sekitarnya dan menghela napas untung saja tidak ada para penggemarnya dan suasana disini sepi. Sepertinya gadis itu tahu kalau Jong Woon ada didekatnya saat ini, tapi kenapa gadis itu malah mempercepat langkah kakinya? Ia tahu itu, karena Jin Yeon tadi sempat melirik ke arahnya, tatapan gadis itu berubah menjadi terkejut. Sedangkan Hyo Yeon hanya bisa menundukkan kepalanya, memperhatikan jalannya. Ia langsung mendengus kesal.

Geumanhae.” Ucapnya dengan nada memerintah, tapi Hyo Yeon tetap melangkahkan kakinya.

“Lee Hyo Yeon, geumanhae!” Refleks ia berteriak dan saat itu juga langkah kaki gadis itu berhenti, Jin Yeon yang sudah membalikkan tubuhnya ke arah Jong Woon menatapnya dengan tatapan takut sekaligus heran. Ia berusaha mengatur napasnya dan meredakan emosinya yang akan meluap secara tiba-tiba itu. Tapi, tidak bisa. Ia benar-benar sedang kesal sekarang.

“Aku ingin berbicara denganmu, Lee Hyo Yeon.” Ucap Jong Woon, lalu ia langsung menghampiri Hyo Yeon dan menarik sebelah lengannya. Terdengar Hyo Yeon yang menghela napasnya dan memejamkan matanya sekilas lalu menatap Jong Woon dengan tajam. Matanya membulat, kantung mata gadis itu yang menghitam terlihat dengan jelas olehnya, saat ia ada didekat gadis itu seperti ini. Terlebih, wajah gadis itu sedang tanpa makeup.

Oppa, berhentilah membuatku sulit untuk bernapas.” Ucap Hyo Yeon, membuat Jong Woon terperangah. Apa maksud ucapannya itu?

“Hyo Yeon-ah, aku hanya ingin meminta penjelasan darimu,” Jong Woon menghembuskan napas beratnya. Hyo Yeon pun mengusap wajahnya dengan kesal dan kembali menatapnya, sekarang tatapan dari gadis itu benar-benar bisa menusuk hatinya tepat di bagian yang terdalam.

“Aku—”

“Penjelasan apa lagi, oppa? Apa kau pikir aku ini pintar mengambil keputusan? Apa kau pikir menjauhi dan menghindarimu itu mudah untukku? Aku bahkan hampir mati karena melakukan hal itu. Tapi, aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi, oppa. Jebal, jangan berusaha untuk menemuiku lagi. Aku benar-benar ingin bernapas dengan lega.” Jelasnya panjang–lebar.

Membuat Jong Woon menatapnya khawatir dan perasaannya menjadi campur aduk. Hyo Yeon menundukkan kepalanya dan sedetik, isakan tangisnya kembali keluar.

Eonni..”

“Kau duluan masuk ke kamar saja, Jin Yeon-ah.” Ucapnya dengan nada tercekat. Jin Yeon yang tadi memanggilnya itu menghela napasnya dan mengangguk, lalu ia pun melanjutkan jalannya menuju pintu kamar.

Jong Woon berjalan mendekat ke arah gadis itu dan berusaha untuk memeluk tubuhnya, tapi ia tidak bisa. Hyo Yeon sudah lebih dulu mendorong tubuhnya yang mendekat dengan sekuat tenaga. Ia menghela napasnya lagi, gadis itu benar-benar tidak mengizinkan Jong Woon untuk memeluknya. “Oppa, mianhae.. Jangan seperti ini.&

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK