Cameo(s) :
__________________________________________________________________________________________________________________________
“Tapi, selama aku mencintaimu, tidak ada yang perlu kau khawatirkan.”
–Lee Hyo Yeon–
18th of February 2013, 15:17 PM K.S.T.
Galleria Foret Apartement, Seoul, South Korea
Hari ini cerah meskipun Jin Yeon tahu ini sudah sore, tapi hari ini ia merasa sedikit senang karena waktu luangnya bertambah, itu artinya ia bisa mengunjungi Kyu Hyun kan? Pikirnya. Ah, mengingatnya, Jin Yeon menjadi merasa kembali merindukannya, bagaimana kabarnya? Tanyanya tanpa ada yang menjawab. Terakhir mereka berkirim pesan, sehari setelah pulang dari Mouse & Rabbit, saat ia ketiduran di mobil Jong Woon. Mengingatnya, ia tidak bisa mengelaknya, ia langsung mengingat masalahnya dengan Kyu Hyun. Tapi, jika di pikir-pikir lagi, bukan ia yang menyuruh designer merancang kostum duetnya bersama Hyo Yeon kan? Ah, Kyu Hyun-ah pabo. Kesalnya dalam hati. Ia mendengus kesal.
Begitu ia selesai mandi dan berpakaian, ia duduk di kursi yang ada didepan meja riasnya. Jin Yeon menghela napasnya, baiklah. Kali ini aku menyerah, aku yang akan meminta maaf padanya hari ini, aku baru sadar dia sama keras kepalanya dengan Hyo Yeon eonni, dengan ahjeossi juga, apalagi jika mengingat skandal yang kemarin, aigoo, jangankan Chang Hyun oppa. Aku saja sudah merasa pusing hanya dengan melihatnya. Gerutunya dalam hati, ia meniup poninya dengan sebal.
Begitu Jin Yeon selesai merapikan dirinya dan berdandan sedikit, ia mengambil ponsel dan tas tangannya. Saat ia keluar kamar, ia dikejutkan dengan Chang Hyun yang hanya memakai boxer. Matanya langsung melotot.
“AAAAA! OPPA!” Teriaknya dengan keras, ia kembali ke dalam kamarnya dan menutup pintu, laki-laki itu juga langsung lari ke kamarnya. Astaga, dia tidak menyadari kalau di dorm ini ada tiga orang gadis apa?! Omel Jin Yeon dengan kesal.
“Ada apa sih ribut-ribut?” ucapan Hyo Yeon terdengar dari luar kamarnya. Serta gumamannya yang menyatakan bahwa ruang tengah sepi dan tadi ia juga mendengar teriakan Jin Yeon, suaranya terdengar jelas di telinganya. Sedetik kemudian hening, Jin Yeon mengerutkan keningnya.
“Jin Yeon-ah, nawa. Aku sudah rapi, mianhae.” Ucap Chang Hyun dengan sesantai mungkin, ia benar-benar ajaib, sekarang sepertinya ia sudah bisa mengontrol emosinya. Padahal kemarin, ia mengomeli Jong Woon dan Hyo Yeon, Jin Yeon pun keluar dari kamar dan langsung merengut.
“Oppa pikir di dorm ini hanya ada dirimu sendiri saja, hah?” omelnya, ia berjalan ke dapur, mengambil minum dan duduk di sofa yang ada di ruang tengah. Mengambil kaca kecil dan membenarkan penampilannya.
“Aku tidak tahu kau akan keluar kamar saat itu juga.” Ucap Chang Hyun, lalu berjalan ke dapur.
“Hyo Yeon-ah eodiseo? Tadi aku mendengar suaranya.” Chang Hyun terdengar seperti sedang membuka pintu kulkas, mungkin mencari makanan yang bisa di makan karena perutnya lapar, Jin Yeon menoleh sekilas ke arahnya. Benar juga, tadi terdengar suara eonni tapi kenapa sekarang menghilang? Herannya.
Jin Yeon beranjak dari duduknya dan berdiri tepat didepan pintu kamar Hyo Yeon yang bercat biru muda. Ia menempelkan telinganya disana, terdengar suara shower, ia pun mengangguk pelan. Eonni pasti sedang mandi, pikirnya. Ia kembali duduk dan meraih Ipad yang ia letakkan di meja saat ia datang tadi.
“Sedang mandi, mungkin.” Ucap Jin Yeon asal, lalu mengangkat bahunya pelan.
Jin Yeon kembali membuka internet, melaksanakan kebiasaan rutin yang tidak pernah ia tinggalkan dari dulu. Mengecek tugas kuliahnya dan tentunya mengecek jadwal Kyu Hyun dan berakhir dengan mencari berbagai berita tentang Super Junior. Itu hal yang selalu ia lakukan sejak menjadi ELF, Sparkyu lebih tepatnya, julukan khusus untuk yang mengidolakan Cho Kyu Hyun. Ya, kekasihnya yang menurutnya menyebalkan.
Jari-jemarinya dengan cekatan menggeser di atas layar touchscreen, memilih berita yang akan ia baca, meskipun ia tahu, ia pasti akan membaca semuanya. Jin Yeon lebih baik memilih yang sedang menjadi trending topic untuk dibaca lebih dulu. Super Show 5 World Tour, Ye Sung 'Super Junior' melakukan wajib militer, dan... matanya seketika membulat, astaga. Ahjeossi akan wajib militer? Ia menatap tidak percaya pada judul berita itu.
Jin Yeon segera mengklik kolom itu dan beberapa detik kemudian, langsung muncul beberapa paragraf tentang beritanya. Disitu diberitahukan bahwa Jong Woon akan melakukan wajib militernya bulan Mei, belum dipastikan pada tanggal berapa tapi netizen sudah mengira itu awal bulan dan SM Entertainment juga sudah mengkonfirmasinya.
Ia berpikir sejenak, mengingat hal-hal yang akhir-akhir ini terjadi pada Hyo Yeon. Gadis itu lebih menurut kepada Ah Ra, menjadi tidak galak pada Chang Hyun, menjadi perhatian padanya, dengan ahjeossi... ia jadi lebih sering menangis. Pikirnya. Ya ampun, kenapa ia baru menyadarinya? Pasti kejadian kemarin juga karena berita ini. Kiranya, Jin Yeon benar-benar baru memikirkan hal itu sekarang. Ia memejamkan matanya sekilas.
Bulan Mei, apa ahjeossi benar-benar akan pergi pada bulan itu? Lalu apa yang akan terjadi pada Hyo Yeon eonni kalau kekasihnya wajib militer yang otomatis akan meninggalkannya selama dua tahun? Ah, aku menyerah. Aku tahu kalau eonni akan menceritakannya padaku kalau dia sudah siap, kenapa aku malah menebak-menebak hal yang belum tentu benar? Ucapnya dalam hati.
Jin Yeon menggelengkan kepalanya pelan dan menutup tab, matanya membulat lagi ketika melihat berita terkait yang muncul. Ia segera mengkliknya, penasaran dengan apa kata netizen soal ahjeossi yang memeluk kakaknya kemarin. Jika dia mendapat bashing, habis kau denganku, ahjeossi! Gerutunya lagi.
[18/2] Ye Sung 'Super Junior' terlihat memeluk Juliette Lee di Music Box! Apakah mereka benar-benar sedang menjalin hubungan spesial?
Baru-baru ini para penggemar Super Junior, ELF. Dan lebih tepatnya ELF Clouds (Julukan untuk penggemar yang mengidolakan Ye Sung) telah dibuat patah hati karena skandal yang terjadi kemarin hari di Music Box.
Penggemar yang datang pasti tahu jika di akhir acara, akan ada pengumuman pemenang BEST OST drama mingguan yang selalu ditayangkan. Dan menurut sumber, begitu nama Juliette Lee disebut sebagai pemenangnya, Ye Sung langsung memeluknya dengan erat. Sedangkan ia malah menangis.
Para penggemar pun beranggapan, bahwa skandal kali ini berhubungan dengan menangisnya Juliette Lee saat sedang tampil di acara yang sama dan di tanggal yang sama. Dalam masalah ini, SM Entertainment ataupun SFS Entertainment masih belum memberikan pesan konfirmasi yang berarti. Tapi menurut saksi yang melihatnya, ini terlihat jelas seperti sepasang kekasih.
“Ye Sung oppa akan wajib militer dan malah ada berita seperti ini? Ya ampun.” Komentar seorang penggemar, “Juliette Lee pasti sangat tertekan saat ini, aku mendengar bahwa dia juga menangis saat dipeluk.” Jelas penggemar yang lain.
“Apa-apaan Ye Sung oppa ini? Dia gadis yang tidak pantas untukmu.” Ucap yang lainnya lagi.
“Sepertinya mereka benar-benar mempunyai hubungan yang serius.” Komentar netizen.
Skandal yang sebelumnya tentu tidak bisa mengalahkan skandal kali ini. Apalagi jika mengingat lead vocal utama dari Super Junior akan wajib militer tahun ini. Apakah itu hanya sebuah ucapan selamat untuk Juliette Lee saja atau apa memang ada hubungan rahasia? Lebih baik kita menunggu konfirmasi dari kedua Entertainment yang sama besarnya.
Source : Sooompi.com
Napasnya langsung tercekat setelah membacanya, Jin Yeon menatap layar itu dengan tidak percaya, sebegitu cepatnyakah koneksi internet Korea Selatan sehingga berita ini sudah masuk di internet? Menurutnya, Hyo Yeon tidak boleh mengetahui berita ini, kakaknya pasti akan sangat tertekan ketika membaca berita ini dan lebih baik ia menyembunyikannya.
“Kau sedang membaca apa Jin Yeon-ah? Serius sekali.” Suara Hyo Yeon seketika membuat Jin Yeon terkejut. Tiba-tiba saja ia muncul seperti arwah gentayangan dan sudah duduk disebelahnya. Jin Yeon menatapnya gugup dan langsung menutup tab berita itu lalu mematikan Ipad-nya.
“A-aniya, bukan apa-apa.” Jawab Jin Yeon terbata. Aigoo, kau harus bersikap biasa Jin Yeon-ah. Ucapnya dalam hati.
“Geuraeyo? Baiklah kalau begitu.” Ucap Hyo Yeon datar, dengan nada biasa. Jin Yeon menatapnya heran. Semalam, begitu sampai dorm kakaknya langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan apa-apa. Dan terdengar tangisan dari Hyo Yeon ketika tengah malam ia terbangun dan merasa haus.
Tapi, kenapa sekarang Hyo Yeon biasa lagi seperti ini? Hal ini benar-benar membuatnya khawatir. Baginya, lebih baik kakaknya menangis meraung-raung sambil bercerita apa yang sedang ia rasakan daripada ia bersikap biasa seakan semuanya baik-baik saja seperti itu.
Jin Yeon menghela napas, ia menyadari kakaknya memakai pakaian yang rapi, tidak memakai hotpants dan kaos longgar seperti biasanya. Sekarang Hyo Yeon hanya memakai jeans panjang berwarna putih dan blues berwarna senada juga dengan sweeter tebal berwarna hitam. Jin Yeon pun memicingkan matanya, merasa seperti mengenali sweeter yang dipakai kakaknya, ah, ahjeossi. Ya, Jin Yeon rasa itu memang milik ahjeossi bermata sipit itu. Ia kembali menghela napas.
“Eonni, eodiga?” tanya Jin Yeon, masih menatapnya dengan tatapan heran. Hyo Yeon pun mengalihkan pandangannya ke arah adiknya, yang semula menatap layar touchscreen ponselnya. Dan ia tersenyum, demi apa Jin Yeon yang melihatnya benar-benar terkejut.
“Eonni jangan seperti itu!” Teriak Jin Yeon, refleks melempar bantal sofa yang berwarna pink ke arahnya. Hyo Yeon pun berteriak dan menjauh bahkan masuk kembali ke dalam kamarnya, bagus. Kakaknya berhenti tersenyum sekarang. Jin Yeon kembali menatapnya heran ketika Hyo Yeon duduk di sofa lagi, ia meletakkan sepasang flat shoes-nya yang berwarna silver. Apa aku sedang diacuhkan? Pikirnya. Ia menaikkan sebelah alisnya.
“Aku akan ke dorm Super Junior.” Jelas Hyo Yeon, mata Jin Yeon melotot seketika.
“MWORAE?!” Serunya bersamaan dengan Chang Hyun yang keluar dari dapur sambil membawa mangkuk besar berisi buah-buahan. Jin Yeon menoleh padanya sekilas dan kembali menatap Hyo Yeon.
Anak ini gila atau apa? Sudah jelas kemarin ia membuat skandal dan sekarang ia akan mendatangi orang yang membuat skandal itu? Astaga.. Pikirnya, ia pun menghela napasnya lagi. Kakaknya ini benar-benar...
“Neo jugeullae?!” Teriak Chang Hyun, menatap Hyo Yeon dengan tajam. Ia meringis pelan.
“Eonni nongdamjima!” Omel Jin Yeon, bersiap-siap akan melemparinya bantal sofa lagi.
Hyo Yeon menghela napasnya dan meletakkan sepatunya yang terlihat baru di atas karpet putih. Ia menatapnya setelah memakai sepatunya.
“Aku serius. Aku akan ke dorm Super Junior, itu lebih baik daripada aku ke kafe Mouse & Rabbit kan?” ucap Hyo Yeon sambil menatap ke arah Jin Yeon dan Chang Hyun bergantian. Chang Hyun meletakkan mangkuk yang ia bawa ke atas meja, lalu menghela napas beratnya. Ia pasti semakin pusing sekarang.
“Ini yang terakhir dan mulai besok aku akan menjauhinya, walaupun saat di Music Bank Jakarta nanti dia juga akan datang, aku akan seminimal mungkin berjaga jarak dengannya. Boleh kan, oppa?” lanjut Hyo Yeon dengan panjang.
Yang benar saja, berjaga jarak dengan ahjeossi? Dia pasti akan sangat tertekan jika hal itu terjadi. Kata Jin Yeon dalam hati, ia meniup poninya lagi. Ia sangat tahu bahwa kakaknya tidak bisa jauh dari Jong Woon. Chang Hyun mengangguk setelah berpikir sebentar.
“Ngomong-ngomong, kau mau apa datang ke dorm mereka?” tanyanya, terdengar seperti mengintrogasi bagi Jin Yeon.
“Molla, Jong Woon oppa merindukanku sepertinya.” Hyo Yeon mengangkat pundaknya tanda tidak tahu dan berbicara dengan santai, tepatnya berpura-pura tidak tahu. Jin Yeon hanya bisa menghela napasnya.
“Mana mungkin ahjeossi itu merindukanmu.” Gumam Jin Yeon pelan.
“Aigoo, Hyo Yeon-ah. Neon jeongmal...” Chang Hyun memijit kembali keningnya. Rasanya kepalanya akan meledak sekarang.
“Aniya, hari ini Super Junior akan latihan dan aku akan ke SM Entertainment juga.” Jelas Hyo Yeon lagi, semakin membuat Jin Yeon heran. Gadis itu ke SM Entertainment juga? Untuk apa? Atau jangan-jangan.. Pikirannya dalam hati itu membuat matanya melebar.
“Eonni.. niga,” Hyo Yeon terlihat mengangguk kecil dan tersenyum miris, Jin Yeon pun mendengus keras. Ia tahu kakaknya pasti sudah mengetahuinya lebih dulu, meskipun akhir-akhir ini gadis itu terlihat sangat jarang membuka internet.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi di social network-ku, tapi aku memang mendapat panggilan telepon dari CEO SM Entertainment.” Jelasnya lagi. Chang Hyun yang mendengarnya pun terperangah. Ia juga begitu, bagaimana pun juga, kenapa Hyo Yeon yang ditelepon? Biasanya para petinggi Entertainment akan menelepon para manajer artisnya terlebih dahulu. Dan ia rasa Chang Hyun hanya menerima telepon dari Hyun Seok yang menjadi sajangnim-nya, itu saja.
“Jangan memasang wajah seperti itu padaku. Aku akan berangkat, Jin Yeon-ah, kau mau kesana juga kan? Aku tahu kau yang akan menyelesaikannya lebih dulu. Kyu Hyun oppa benar-benar tidak bisa berubah.” Jelasnya lagi, yang membuat Jin Yeon langsung tersadar akan masalahnya pada Kyu Hyun, ia mendengus lagi dan mengangguk. Ia bangkit dari duduknya.
“Oppa, kau tidak apa-apa kami tinggal sendirian kan?” tanya Jin Yeon, Chang Hyun hanya mengangguk.
“Ada Ah Ra-ya disini, jadi aku tidak sendirian.” Elaknya. Jin Yeon mengangguk, sepertinya ia melupakan seorang gadis lagi yang tinggal di dalam dorm ini. Karena, gadis yang disebut oleh Chang Hyun itu belum keluar dari kamarnya.
“Ingin aku bawakan sesuatu? Atau kau ingin menitip sesuatu mungkin?” sekarang Hyo Yeon yang bertanya.
“Aku menitip agar hati adikmu tetap utuh.” Jin Yeon pun mengeryitkan keningnya setelah ia mendengar ucapannya, apa maksudnya dia berkata seperti itu? Herannya.
Hyo Yeon langsung menarik tangannya begitu ia menemukan kunci mobilnya. Jin Yeon menghela napas, kali ini ia tidak bisa melihat banyak benda pink di sekitarnya. Tentu saja karena Hyo Yeon membenci warna itu.
***
16:03 PM K.S.T.
Star City Apartment, Seoul, South Korea
Begitu mesin mobil Hyo Yeon matikan dan membuka seatbelt, ia pun mengambil tas tangan dan mencabut kunci mobilnya, lalu ia menutup pintunya. Tak lama Jin Yeon yang tadi duduk di sampingnya saat di mobil pun menghampirinya. Ia menghela napasnya sebelum menggandeng tangan adiknya, memasuki gedung apartement di mana para member Super Junior tinggal selama beberapa tahun belakangan ini, tentunya dengan penyamaran yang sudah dilakukannya.
Hyo Yeon memakai topi dan syal berwarna abu-abu, juga dengan Jin Yeon yang rambutnya diikat, lalu ia memakai kacamata hitam dan syal berwarna putih. Bersyukur bahwa sekarang ini masih musim dingin di Korea Selatan, sehingga mereka tidak di anggap aneh dengan berpakaian seperti itu.
Ketika lift berhenti, mereka berdua segera berjalan keluar dari lift. Melewati beberapa pintu dorm dan akhirnya sampai di dorm yang bernomor 1101, Hyo Yeon tahu ini bukan dorm di mana Jong Woon ataupun Kyuhyun tinggal, tapi ia yakin pasti saat ini semua member Super Junior akan berkumpul jika mau latihan.
CKLEK
“Eo, wasseo.” Ucap Hyuk Jae yang membukakan pintu, sebelumnya kedua gadis itu belum menekan bel yang ada di dekat pintu. Tapi, dilihat dari tatapan Hyuk Jae yang terkejut, mereka tahu bahwa member Super Junior baru akan berangkat ke gedung SM Entertainment. Hyo Yeon menghela napasnya, baguslah. Masalah bisa terselesaikan lebih cepat sepertinya. Bisiknya dalam hati. Ia mengangguk.
“Eo, kita baru saja akan berangkat.” Ucap Dong Hae begitu tahu bahwa dua gadis yang ada di depan Hyuk Jae adalah adik-adik tirinya. Jin Yeon mengangguk, kepalanya sedikit mendongak awKn mencari Kyu Hyun yang siapa tahu ada didekat kakak tirinya ataupun Hyuk Jae.
“Kau mencari Kyu Hyun-ah, Jin Yeon-ah? Apa perlu aku panggilkan?” tawar Hyuk Jae yang langsung dipukul oleh Dong Hae. Hyuk Jae memang tidak tahu apa yang terjadi dengan Kyu Hyun dan Jin Yeon, mereka berhubungan pun tidak tahu. Yang ia tahu kalau keduanya adalah teman dekat, itu saja. Jin Yeon yang terlihat terkejut pun menggelengkan kepalanya pelan.
“Oppa, Jong Woon oppa eodiseo?” tanya Hyo Yeon tiba-tiba, bermaksud untuk mengalihkan topik pembicaraan.
“Aku disini, kau mencariku?” Hyo Yeon mengerjapkan matanya ketika ia mendengar suara laki-laki yang ia kenal. Begitu selesai memakai sepatu, Jong Woon segera berdiri disamping Hyuk Jae. Hyo Yeon menggeleng, sedangkan Jong Woon hanya menyeringai.
Jong Woon membalikkan tubuhnya dan menyadari kalau semua anggota Super Junior sudah siap dan juga ada didekatnya. Ia tersenyum dan kemudian menghela napasnya begitu sadar jika hari ini ia akan menghadap ke CEO agensi yang paling ia hindari. Bukannya takut, tapi ia benar-benar tidak suka menemui CEO agensi yang terkenal licik itu.
“Kajja. Hyo Yeon-ah dan Jin Yeon-ah akan ikut bersama kita juga.” ucapnya. Tapi Jin Yeon langsung menggeleng, mengingat bahwa kakaknya membawa mobil sendiri.
“Aniya, ahjeossi. Kita berdua berangkat sendiri saja.” Tolak Jin Yeon. Ucapannya membuat Kyu Hyun mengalihkan perhatiannya dari PSP yang dipegangnya ke arahnya.
“Waeyo? Aku tidak akan mengijinkan kalian berangkat dengan transportasi umum. Kalian itu wanita dan itu juga berbahaya.” Jelas Jong Woon panjang. Hyo Yeon menghela napas mendengar penjelasannya.
“Aniya, oppa, aku tadi membawa mobil sendiri kesini. Jadi, lebih baik aku dan Jin Yeon-ah naik mobilku saja.” Ucap Hyo Yeon, menatap polos ke arah Jong Woon, seakan tidak tahu arti tatapan tajam dari laki-laki itu untuknya. Ia menyengir begitu sadar Jong Woon akan memarahinya.
“Kau keras kepala sekali ya? Sudah berapa kali aku bilang jangan menyetir mobil sendiri!” Omel Jong Woon tiba-tiba, Hyo Yeon yang langsung terkejut mendengarnya pun menatapnya takut-takut. Ia mundur beberapa langkah saat ia sadar Jong Woon sudah ada tepat didepannya.
“O-Oppa...” ucapannya terbata, Hyo Yeon benar-benar ketakutan sekarang.
“Hyo Yeon-ah, aku sudah tidak mengijiinkanmu untuk menyetir sendiri lagi, apa kau lupa, hah?” ucap Jong Woon lagi. Bukan dengan nada tinggi yang menyeramkan, tapi dengan nada dingin, membuat gadis didepannya semakin ketakutan. Tapi sialnya, Hyo Yeon malah tetap menatap Jong Woon. Ia memberanikan diri untuk membalas ucapannya.
“Oppa! Jangan memarahiku dulu sebelum kau tahu alasannya kenapa. Aku tidak mungkin minta bantuan orang lain ataupun Chang Hyun oppa. Karena, akan membuat banyak skandal lagi jika dia yang mengantarku dan adikku kesini. Oppa juga melarangku untuk tidak menggunakan transportasi umum,” Hyo Yeon menghela napas, menatap kesal ke arah Jong Woon. Entah kenapa emosinya sulit dikontrol saat ini.
“Dan oppa juga melarangku untuk menyetir mobil sendiri? Lalu aku harus apa?!” Kesalnya. Ia mendengus keras dan menunduk. Mengenyahkan airmata yang tiba-tiba menetes, selalu seperti ini. Hyo Yeon tidak bisa benar-benar memarahinya, jika ia kesal, selalu saja berakhir dengan airmatanya yang menetes. Jong Woon menghela napasnya, ia sadar bahwa ia sudah keras padanya.
“Jong Woon-ah, kajja. sajangnim sudah memanggilmu dan yang lain juga harus latihan.” Ucap Jung Hoon memperingatkan. Jong Woon menghela napas lagi, ia memejamkan mata sekilas dan mengangguk.
“Kalian pergi lebih dulu saja, aku yang akan pergi dengan dua gadis ini.” Jelasnya, Jung Hoon menatapnya tidak percaya, namun kemudian ia mengerti maksud Jong Woon. Ia langsung menyuruh semua member Super Junior turun ke basement dan masuk ke dalam beberapa van.
“Jangan keras padanya, hyung.” Ucap Dong Hae, ia menepuk pundak Jong Woon pelan sebelum berjalan ke arah lift. Jong Woon mendengus pelan ketika melihat Hyo Yeon yang masih menunduk. Sedangkan Jin Yeon, gadis itu masih terdiam memperhatikan sekitarnya. Ia pun mengelus pelan pundak Hyo Yeon.
“Maafkan aku.” Bisik Jong Woon, ia menarik pundaknya pelan dan mengecup pelipisnya. Hyo Yeon hanya mengangguk. Tapi masih saja menundukkan kepalanya.
“Kajja.” Kata Jong Woon, ia menoleh ke arah Jin Yeon yang langsung mengangguk dan menggandeng tangan Hyo Yeon yang terulur padanya. Ia pikir, lebih baik ia menurut jika tidak ingin dimarahi oleh Jong Woon. Karena menurutnya, Ahjeossi sangat menyeramkan saat sedang marah.
Mereka bertiga pun berjalan menuju lift, Jong Woon memejamkan matanya sekilas, ia membuatnya menangis lagi. Astaga, apakah ia pantas mendapatkan Hyo Yeon jika ia selalu membuatnya menangis seperti ini?
Jong Woon menghela napasnya, Jin Yeon berinisiatif menekan tombol basement dan menyandarkan kepalanya di dinding lift. Ia masih membayangkan tatapan Kyu Hyun padanya, tatapan yang entah kenapa membuat hatinya terasa perih, bahkan laki-laki itu melewatinya begitu saja tanpa berkata apapun padanya.
***
16:54 PM K.S.T.
SM Entertainment, Seoul, South Korea
Hyo Yeon menghela napasnya lagi begitu mobil yang dikendarai oleh Jong Woon berhenti di dalam basement luas yang berada di gedung SM Entertainment. Seketika ia merasa takut, takut yang amat sangat. Bagaimana kalau ini terakhir kalinya ia bersama dengan Jong Woon? Ia ingin sekali berusaha mengelak, tapi jika ia mengingat saat ini ia berurusan dengan agensi terbesar yang sama dengan agensinya di Korea Selatan, membuatnya kembali berpikir, tidak ada yang tidak mungkin untuk agensi ini. Bahkan bisa saja Jong Woon dikeluarkan dari Super Junior!
Hyo Yeon memejamkan matanya sekilas dan jantungnya langsung berdetak cepat. Astaga, itu tidak boleh terjadi, Pikirnya. Ia bisa melakukan apa saja, tapi tidak dengan Jong Woon yang pastinya tidak bisa menolak apapun yang telah diputuskan oleh CEO agensinya sendiri.
“Ya, kau tidak apa-apa?” tepukan dari Jong Woon di lengan Hyo Yeon, membuat pikirannya lenyap entah kemana. Ia refleks menatapnya dan menyengir malu. Ia pun menganggukkan kepalanya.
“Aku baik-baik saja, oppa.” Ucap Hyo Yeon. Ia menghela napas lagi, ia tidak boleh takut. Mau apapun yang terjadi ia harus bisa menghadapinya, Hyo Yeon keturunan dari keluarga Ninomuya—keluarga konglomerat di Jepang—dan juga Claire—keluarga yang mempunyai perusahaan arsitektur bangunan terbesar di Amerika dan juga butik terbesar di Eropa—yang tidak diharuskan untuk takut dalam menghadapi hal apapun. Hyo Yeon mengangguk pelan, ya dirinya harus berani. Ia berusaha menyemangati dirinya sendiri.
“Santai saja, tidak usah takut.” Ucap Jong Woon lagi, seakan bisa membaca pikiran Hyo Yeon. Ia mengusap pelan puncak kepala Hyo Yeon, membuatnya mengerjapkan matanya dan mengangguk.
Hyo Yeon sedikit melirik ke kursi penumpang, ia sadar kalau Jin Yeon meminta Jong Woon agar diturunkan di sebuah restoran saat di perjalanan tadi. Dan, saat ia menanyakannya, gadis itu hanya berkata dirinya lapar dan ia akan kembali secepatnya. Jin Yeon juga akan membawa beberapa makanan untuk member Super Junior yang lain. Ah, apa itu hanya alasan saja untuk menghindari Kyu Hyun oppa? Aish anak itu. Pikirnya lagi. Ia pun mendengus kecil.
“Kajja, kupikir sajangnim sudah menunggu kita.” Jong Woon memastikan mesin mobil dan mencabut kuncinya, begitu memastikan Hyo Yeon sudah membuka seatbelt dan keluar dari mobil. Ia pun membuka pintu, setelah keluar, ia menutupnya kembali dan mengunci pintu mobil.
Hyo Yeon menghela napas, baik. Kau sekarang berada di SM Entertainment, Hyo Yeon-ah. Jaga dirimu, jaga sikapmu agar tidak terlihat terlalu dekat dengan Jong Woon oppa. Ucapnya dalam hati, seakan mensugesti dirinya sendiri. ia mengangguk kecil, ia harus berjaga jarak dengan Jong Woon. Kapan aku bisa menggandeng tangannya sambil mengatakan kepada seluruh dunia bahwa dia adalah milikku? Kapan?! Kesalnya dalam hati. Hyo Yeon mendengus kesal. Ia pun mengikuti Jong Woon yang lebih dulu masuk ke dalam lift.
Untung saja di dalam lift ini hanya ada dirinya dan Jong Woon saja. Begitu lift berhenti ia menghela napasnya, ini saatnya. Semoga semuanya akan baik-baik saja dan tetap normal setelah pertemuannya dengan petinggi SM Entertainment ini.
Jong Woon menggenggam tangannya dengan erat. Berusaha menguatkannya. Dan, ya ampun ia baru sadar kalau tangannya terasa dingin, Hyo Yeon melirik ke arahnya, tatapan matanya mengatakan bahwa ia terlihat gugup. Ia pun memejamkan matanya sekilas dan melepaskan genggaman tangannya. Membuat Jong Woon sedikit terkejut. Semakin cepat diselesaikan, semakin baik kan? Pikir Hyo Yeon dalam hati.
Mereka berdua berjalan beriringan ke arah sebuah pintu besar yang ia yakini adalah ruang kerja CEO, petinggi SM Entertainment, Kim Young Min sajangnim. Ya, beliau. Ia berdoa dalam hati dan Jong Woon mengetuk pintu itu beberapa kali.
Terdengar suara Young Min sajangnim yang menyuruh mereka berdua masuk dan Jong Woon membuka pintunya lalu masuk ke dalam, diikuti olehnya. Langkahnya pelan, seperti tertatih, tapi Hyo Yeon tetap berusaha kuat dengan menyunggingkan sebuah senyuman kecil, begitu ia berdiri tepat di hadapannya. Ia pun membungkukkan tubuhnya tanda hormatnya kepada Young Min seperti yang dilakukan oleh Jong Woon.
“Annyeong haseyo sajangnim, jeoneun Juliette Lee imnida.” Ucap Hyo Yeon dengan sopan dan tersenyum tenang. Mati-matian untuk mengontrol emosinya. Young Min ikut menyambut Hyo Yeon dan mempersilakan duduk, Jong Woon juga duduk disampingnya. Ia menghela napas pelan. Baiklah, tenang, tenang, Lee Hyo Yeon. Bisiknya dalam hati. Tatapan mata itu kelam meskipun Hyo Yeon tahu bahwa sajangnim ini sudah berumur. Tapi, dari raut wajahnya beliau benar-benar sedang kesal meskipun tidak begitu terlalu kesal.
***
CEO's Office, SM Entertainment, Seoul, South Korea
“Bisa kita memulainya sekarang?” tanya Young Min setelah memastikan pelayan yang mengantar minuman untuk kedua tamunya sudah pergi meninggalkan ruangannya. Hyo Yeon dan Jong Woon pun menagngguk.
“Ne, sajangnim.” Ucap Jong Woon.
“Baik, pertama-tama saya mengucapkan terimakasih, karena kalian berdua sudah mau datang kesini,” jelasnya. Jong Woon mendengus kecil mendengarnya, ia tidak suka basa-basi, ia ingin langsung ke inti masalahnya saja.
“Bisa dimulai dari intinya saja, sajangnim? Anda tahu jadwal saya hari ini kan? Saya harus latihan dengan para member Super Junior.” Jelas Jong Woon membuat Hyo Yeon terpaku. Laki-laki disampingnya ini kenapa begitu berani berkata seperti itu pada petinggi agensinya sendiri?
Young Min terkekeh kecil, ia pun mengangguk. “Tentu, saya sudah mengira anda akan mengatakan hal seperti itu. Jadi, Juliette Lee...”
“Panggil saya dengan Hyo Yeon-ssi, sajangnim.” Ucap Hyo Yeon tiba-tiba, ia berusaha memberanikan diri. Young Min mengangguk.
“Eo, baiklah. Hyo Yeon-ssi, ini mengenai skandal anda dengan Jong Woon-ssi di acara musik beberapa waktu yang lalu. Lebih tepatnya kemarin, siapa yang memulainya terlebih dahulu?”
Hyo Yeon terlihat mengangguk paham. Dan, baru ia akan menjawab pertanyaan itu, matanya terperangah. “Saya, sajangnim.” Jong Woon menjawabnya dengan tegas dan sopan. Ia menatap tenang ke arah Young Min.
“Geuraeyo?”
“Ne, saya yang memeluknya terlebih dahulu. Karena saya merasa, saya harus melakukan hal seperti itu untuk mengucapkan selamat padanya.” Jelas Jong Woon panjang, semakin membuat Hyo Yeon terperangah. Ia baru akan angkat bicara, tapi tangan Jong Woon yang tidak bisa dilihat oleh Young Min itu menggenggam erat tangan Hyo Yeon. Berusaha memberitahu bahwa dirinyalah yang seharusnya bertanggungjawab atas skandal yang terjadi kali ini. Bukan gadis itu.
“Apakah kalau kau ingin memberi ucapan selamat harus dengan sebuah pelukan? Bukankah hanya dengan sebuah jabatan tangan saja sudah cukup?” tanya Young Min lagi. Jong Woon terlihat mendengus kecil.
“Saya tidak bisa melakukan hal itu. Saya hanya refleks memeluknya saja, tapi dia malah menangis.” Jelasnya lagi. Young Min mengangguk dan terlihat mengetik sesuatu di laptopnya. Hyo Yeon menatap Jong Woon hati-hati, waspada dan khawatir kalau-kalau yang dikatakan oleh Jong Woon salah.
“Lalu anda, Hyo Yeon-ssi. Kenapa saat itu anda malah diam dan menangis? Apakah ada hal yang dilakukan oleh Jong Woon-ssi sebelumnya kepada anda?” mati-matian Hyo Yeon menekan rasa gugupnya. Jong Woon menggenggam tangannya lebih erat. Berbohonglah, kumohon. Ucap Jong Woon dalam hati, berharap ucapannya sampai pada Hyo Yeon hanya dengan tatapan mata saja.
Hyo Yeon langsung menggeleng kecil. “Animnida, sajangnim. Jong Woon-ssi, tidak melakukan apapun kepada saya sebelumnya. Tapi, sebenarnya. Semua ini saya yang memulainya.” Jelasnya, Jong Woon menatapnya tidak percaya. Ia tahu yang awalnya mencintainya adalah hanya Hyo Yeon, tapi kenapa sekarang gadis itu malah mengakuinya?
“Anda yakin jika anda yang memulainya? Baiklah. Jadi, anda tidak keberatan kan kalau saya perintahkan untuk menjauhi Jong Woon-ssi mulai dari sekarang atau besok-besok?” Hyo Yeon menghela napasnya dan mengangguk. Bayangkan, ia sudah diperintahkan untuk menjauhi orang yang sangat berarti untuk hidupnya? Itu benar-benar sulit.
Hyo Yeon bahkan menekan rasa sedihnya demi Jong Woon. Young Min pasti akan melakukan hal-hal yang bisa membuat Jong Woon tidak bisa bernapas. Meskipun ia tahu, bahwa Jong Woon hanya akan tidak bisa bernapas jika jauh dengannya.
“Ne, saya akan menjauhinya demi memudarkan semua skandal dan rumor yang ada. Saya akan mengganti semua kerugian yang telah terjadi.” Jelasnya panjang. Young Min tersenyum kecil, suasananya terlihat menarik menurutnya, sedangkan Jong Woon hanya mendengus. Young Min tentu tahu Hyo Yeon berasal dari keluarga mana, jika ia ingin pun, ia bisa membeli semua saham yang ada di agensinya dan agensi Jong Woon juga.
Setelah Young Min mencetak selembar kertas yang Hyo Yeon yakini adalah peraturan dan ketentuan untuknya, laki-laki berumur itu langsung memberikan kertas itu padanya.
“Hari ini, saya memanggil kalian untuk datang kesini hanya untuk memberikan sebuah peringatan saja. Kalau saya menemukan skandal yang lebih lagi, saya benar-benar akan turun tangan.” Jelas Young Min dengan panjang–lebar. Jong Woon mengepalkan tangannya ketika ia melihat tatapan mata Hyo Yeon pada kertas itu langsung meredup. Bergantian dengan bendungan sungai kecil di kelopak matanya.
“Sajangnim, anda tidak bisa berlaku seenaknya pada Hyo Yeon-ssi. Dia bukan artis di bawah agensi anda. Dan saya, beberapa bulan lagi akan melakukan wajib militer dan umur saya sudah tiga puluh tahun. Dengan semua itu saya sudah dibebaskan dari peraturan-peraturan kan? Bukankah begitu?” ucap Jong Woon. Nada suaranya benar-benar terdengar tergesa dan kesal. Ia tidak akan mengijinkan seorang pun membuat Hyo Yeon menangis dan tertekan seperti itu. Young Min mengangguk dan terkekeh meremehkan.
“Ini salah satu dari perjanjian yang tertulis dan disepakati oleh saya dan Hyun Seok-ssi, Petinggi dari agensi Hyo Yeon-ssi. Saya tahu umur anda sudah cukup untuk mempunyai seseorang yang akan menjadi masa depan anda. Tapi, tidak dengan Lee Hyo Yeon-ssi. Meskipun dia tidak lagi dibawah umur. Tapi, dia baru menjalani karirnya dan itu semua akan sia-sia jika skandal-skandal ini selalu bermunculan.” Jelasnya.
Hyo Yeon pun menghela napasnya dan tersenyum, berusaha mengerti. Walaupun beberapa point dari surat peraturan dan ketentuannya membuatnya semakin sesak tapi ia harus kuat. Ia yakin, ia pasti dan harus bisa menjalani semuanya. Meskipun ia harus menjauhi Jong Woon.
“Baiklah, sajangnim. Kamsahamnida telah memberi sebuah peringatan kepada saya. Saya akan lebih berhati-hati lagi untuk kali ini,” Jelas Hyo Yeon meskipun dengan nada tercekat. Ia menghela napas lagi.
“Choisonghamnida karena telah merepotkan anda, sajangnim.” Lanjutnya. Young Min hanya mengangguk dan sesekali melirik ke arah Jong Woon yang masih saja terlihat kesal.
“Saya rasa cukup, hanya itu saja yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Kalian boleh pergi.” Ucap Young Min.
Hyo Yeon mengangguk dan membungkuk hormat. Ia melepaskan genggaman tangan Jong Woon dengan terpaksa dan tersenyum kecil.
“Kamsahamnida, sajangnim.” Ucapnya bersamaan dengan Jong Woon. Meskipun laki-laki itu mengatakannya dengan terbata. Hyo Yeon membiarkannya keluar ruangan lebih dulu.
“Hyo Yeon-ssi,” panggil Young Min tiba-tiba, membuatnya kembali menutup pintu ruangan.
“Ne?” Hyo Yeon menatap waspada ke arah Young Min yang masih duduk di kursi kerjanya. Berjarak beberapa meter dari pintu masuk.
“Jika benar-benar ada skandal lagi, anda harus bersiap-siap untuk pergi dari Korea Selatan.” Ucapan itu seketika membuatnya terpaku, tanpa sadar airmatanya juga langsung menetes. Begitu ia menyadari bahwa dirinya masih di dekat pintu, ia mengangguk pelan ke arah Young Min dan keluar dari ruangan itu.
***
Hyo Yeon menutup pintu kantor petinggi SM Entertainment dengan perlahan. Dan, begitu tertutup sempurna, ia langsung menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, tidak lama terdengar isakan tangisnya. Bahkan petinggi SM Entertainment yang bukan CEO agensinya sendiri saja, sudah menyuruhnya—walaupun tidak langsung—keluar dari dunia Entertainment dan juga Korea Selatan! Ia menghela napasnya dan memukul-mukul pelan dadanya yang terasa sangat sesak.
Hyo Yeon menghapus airmatanya yang masih mengalir, lalu berjalan tertatih, begitu Jong Woon tidak sengaja melihatnya, karena ia lebih dulu keluar dari ruang kerja dan ke toilet sebentar, ia langsung menghampiri Hyo Yeon dan menatapnya dengan khawatir.
“Hyo Yeon-ah, gwaenchanha?” tanyanya, Hyo Yeon hanya mengangguk meskipun masih menangis sesenggukan. Meninggalkan Jong Woon saja rasanya sudah seperti dibakar hidup-hidup, lalu bagaimana dengan meninggalkan Korea Selatan dan impian yang sudah ia gapai itu?
Jong Woon memapahnya ke arah kursi panjang yang sedikit jauh dari ruangan CEO agensinya, tempatnya lumayan sepi. Sehingga tidak ada trainee atau para artis SM Entertainment yang akan berlalu lalang, tempatnyajuga seperti di balkon.
“Oppa, tinggalkan aku sendiri.” Ucap Hyo Yeon dengan susah payah. Bahkan menelan ludahnya saja rasanya sangat sulit. Terasa seperti lehernya tercekik entah oleh apa.
Jong Woon menggeleng, “Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian disini.” Tolaknya mentah-mentah. Sangat mustahil baginya untuk meninggalkannya seorang diri, terlebih Hyo Yeon masih menangis. Jong Woon mendengus keras, hatinya terasa seperti dicengkram dengan keras ketika melihatnya seperti itu. Tiba-tiba Hyo Yeon memukuli pelan dadanya sambil bernapas terengah-engah, seperti orang yang benar-benar hampir dan nyaris kehabisan napas.
“O-oppa, Jong Woon oppa..” panggil Hyo Yeon dengan nada yang sangat pelan.
“Ne, aku disini. Kau kenapa Hyo Yeon-ah?” Jong Woon langsung menatap Hyo Yeon dengan panik.
“Se-sak... Sesak.” Ucap Hyo Yeon terbata. Ia masih mencoba bernapas dengan normal. Tapi sungguh, itu sangat sulit bahkan ia merasa bahwa ia akan mati sekarang juga. Jong Woon masih menatapnya dengan panik. Astaga, apa yang terjadi dengannya? Ia pun berpikir sejenak.
Gadis itu seperti orang yang sedang mengalami sesak napas, apa Jong Woon harus memberinya napas buatan? Ia menggeleng, itu tidak baik jika dilakukan disini. Ia pun kembali berpikir dan mencari cara lain.
“Inhaler, kau pasti membutuhkannya kan? Astaga, kenapa aku bisa melupakan alat itu.” Ucap Jong Woon dengan panik. Hyo Yeon hanya mengangguk pelan. Ia bergerak tidak tentu arah, bagaimana ini. Ia tidak mungkin meninggalkannya sendirian dengan mencari inhaler.
Tapi, kalau Jong Woon membawanya ke sekitar gedung agensinya, pasti akan bermunculan skandal baru lagi. Ia menghela napas, persetan dengan skandal yang ada. Ia langsung menggendong Hyo Yeon yang sudah terlihat lemas karena bernapas dengan terengah-engah seperti itu dan berjalan cepat menuju ruang kesehatan yang untungnya ada di ujung koridor luas itu.
***
“Oppa, terimakasih karena telah mengantarku.” Ucap Jin Yeon begitu ia turun dari mobil Ki Bum, tadi ia tidak sengaja bertemu dengan mantan kekasihnya saat di sebuah restoran ayam goreng didekat SM Entertainment. Tadi, ia memang meminta Jong Woon untuk menurunkannya di restoran itu.
Karena ia pikir, sekarang sudah jam makan malam dan ia berinisiatif untuk membelikan beberapa makanan untuk para member Super Junior. Jin Yeon tersenyum kecil dan melambaikan tangan kepadanya dan ketika mobil Ki Bum keluar dari gerbang gedung ini, ia segera masuk agar tidak diketahui banyak orang, terutama para wartawan yang haus berita.
Setelah berada di dalam gedung, ia berjalan di koridor dan memasuki lift. Ia memperhatikan beberapa tas karton yang ia pegang dengan kedua tangannya, lalu tersenyum kecil. Sepertinya baru kali ini Jin Yeon membelikan member Super Junior makanan dan sepertinya juga ia harus sering-sering membelikannya. Ia menghela napas, pasti mereka semua sedang latihan dance saat ini. Pikirnya. Begitu lift berhenti, ia pun melangkahkan kakinya keluar lift dan berjalan di koridor yang luas dan terlihat mewah.
Seharusnya, agensi ini menjadi agensi tempatnya bernaung, tapi, sayang sekali saat audisi dulu, mereka tidak bisa menerimanya. Tapi, akhirnya ia diterima di SFS Entertainment dan sudah debut menjadi penyanyi solo. Ia mencari pintu ruangan yang bertuliskan Super Junior. Sepertinya mereka latihan dance diruang dance EXO. Ia pun mempercepat langkah kakinya.
Untungnya saat ia tepat di depan ruangan, Jin Yeon bertemu dengan Jung Hoon dan ia juga mengenalinya. “Eo, Jin Yeon-ah, langsung masuk saja.” Ucapnya dan tersenyum kecil. Jin Yeon mengangguk dan setelah membungkukkan tubuhnya sedikit ia membuka pintu dan matanya langsung membulat begitu melihat kejadian yang ada di dalam ruangan.
Beberapa member Super Junior sedang melatih tarian mereka dengan para penari latar wanita dan tariannya membuat hatinya terasa panas. Argh, orang itu! Kenapa Cho Kyu Hyun ikut-ikutan latihan dance seperti itu? Amuknya dalam hati.
Jin Yeon masuk ke dalam ruang dance dan meletakkan beberapa tas karton yang ia bawa di atas meja yang ada didekatnya. Ia menghela napasnya lalu menatap ke arah mereka satu per satu dan tentu saja ia menatap tajam ke arah Kyu Hyun. Laki-laki itu selalu bisa membuatnya marah.
Jin Yeon menyilangkan kedua tangannya di depan dada, memperhatikan Kyu Hyun yang sedang fokus pada tarian yang menyebalkan. Untuk kali ini, Kyu Hyun akan berkata apa lagi selain ini hanya tuntutan pekerjaan saja?
Untuk kali ini, bolehkah Jin Yeon mendiamkannya juga? Ia mendengus kesal, menyebalkan. Bahkan hanya dengan hal seperti ini saja airmataku sudah ingin mengalir, Kyu Hyun-ah kau benar-benar sangat menyebalkan! Teriak Jin Yeon dalam hati. Ia sempat diam di dalam ruangan karena berharap Kyu Hyun melihatnya dan berhenti latihan sebentar tapi harapannya tidak terjadi.
“Oppa, aku membawakan makanan untuk kalian. Ada di meja.” Ucapnya pelan dengan terbata dan entah pada siapa, Jin Yeon berusaha menahan airmatanya yang akan mengalir. Ia menghapus kasar airmata sialan yang tanpa ia perintahkan mengalir dipipinya. Ia harus segera pergi dari sini.
“Oppa, aku pamit.” Ucap Jin Yeon lagi dengan cepat, ia pun segera berbalik ke arah pintu dan menundukkan kepalanya. Tanpa melihat keadaan didepannya, ia segera berjalan ke arah pintu keluar.
“Jin Yeon-ah!” Kyu Hyun tiba-tiba memanggil namanya dengan berteriak.
“Tinggalkan aku!” Teriak Jin Yeon, ia menggigit bibir bawahnya dan menahan isakan tangisnya yang akan keluar, ia menutup pintu ruang latihan dance dengan sedikit keras. Dan begitu ia akan berjalan lagi, tubuhnya menabrak seseorang. Refleks Jin Yeon mendongakkan kepalanya, ia langsung melotot begitu melihat wajah Jong Woon didekatnya.
“Ahjeossi..” Jin Yeon mundur beberapa langkah, menatap bergantian ke arah Jong Woon dan kakaknya yang berdiri disampingnya dengan wajah berantakan dan mata yang sembab. Jin Yeon mengeryitkan keningnya heran, apa yang terjadi pada kakaknya?
“Ada apa dengan kau dan Kyu Hyun-ah? Apa terjadi sesuatu?” tanya Jong Woon dengan khawatir, seakan ditarik ke dunia nyata, Jin Yeon langsung menggeleng kecil. Berusaha menutupi semua yang terjadi pada hubungannya dengan Kyu Hyun.
“Aku harus pergi.” Ucap Jin Yeon singkat dan ketika ia akan lari, Jong Woon malah memegang lengan Jin Yeon. Ayolah, ahjeossi. Biarkan aku pergi dari sini, aku tidak tahan kalau harus terus seperti ini. Pintanya dalam hati dan juga dengan tatapan memohon.
“Kau ingin pulang? Kajja kita pulang.” Kali ini Hyo Yeon yang berbicara, Jin Yeon menghela napas. Ia tidak bisa pulang sekarang, ia harus mencari tempat persembunyian agar ia tidak bisa melihat atau bertemu dengan Kyu Hyun, agar ia bisa mencurahkan semua rasa sakit dan sesak yang ada dihatinya.
“Biar aku saja yang mengantar.” Jin Yeon pun menggeleng, menolak tawaran yang diucapkan oleh Jong Woon.
“Ahjeossi, biarkan aku sendiri. Eonni, aku tidak akan kenapa-kenapa.” Ucap Jin Yeon. Sial, airmataku mengalir lagi, umpatnya. Hyo Yeon semakin menatapnya khawatir tapi ia tahu ia harus pergi dari sini sekarang.
Tiba-tiba pintu terbuka dan membuatnya menolehkan kepalanya, ah, sial! Teriaknya dalam hati ketika melihat seorang laki-laki yang menyebalkan saat pintu itu terbuka.
“Hyung!” Kyu Hyun, orang yang membuka pintu itu sepertinya terkejut dengan adanya Jong Woon dan Hyo Yeon disini. Jin Yeon pun melepas paksa tangan ahjeossi yang memegangi lengannya dan akhirnya berhasil. Ia segera menatap sinis ke arah Kyu Hyun dan berlari pergi. Jin Yeon tidak tahu akan kemana, tapi yang ada dipikirannya saat ini adalah berlari. Ya, ia benar-benar harus berlari menghindarinya, juga menghindari agar ia tidak menangis lebih banyak lagi. Tapi, tentu saja ia tidak bisa, karena saat ini airmatanya mengalir dengan deras.
Samar-samar Jin Yeon mendengar Jong Woon yang menyuruh Kyu Hyun untuk mengejarnya. Aigoo, bisa tidak dia melarang saja? Aku sedang tidak ingin berhadapan dengannya dulu, setidaknya tidak untuk sekarang. Pikirnya dalam hati.
Jin Yeon kembali berlari dengan cepat menyusuri koridor. Dan bodohnya, kenapa aku tidak langsung masuk ke dalam lift saja? Argh! Kesalnya, ia berhenti berlari dan lebih memilih untuk berjalan saja. Lagi pula, sepertinya Kyu Hyun kehilangan jejaknya. Jin Yeon harus mencari tangga darurat agar bisa keluar dari gedung yang luas ini secepat yang ia bisa.
_T.B.C._