home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > GRAY PAPER

GRAY PAPER

Share:
Published : 06 May 2015, Updated : 02 Nov 2015
Cast : Juliette Lee (OC), Super Junior's Yesung, Jane Lee (OC), Super Junior Member, CEO, Managers and
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |6901 Views |2 Loves
GRAY PAPER
CHAPTER 3 : Chapter 03

Cameo(s) :

  • MC : Lee Ji Eun (IU), Lee Hyun Woo, Kwang Hee 'ZEA'

 

PS : Tanda lagu yang ada tanda [] itu buat soundtrack/backsound lagu yang dipakai buat mengiringi jalannya cerita.

 

__________________________________________________________________________________________________________________________

 

Apakah seperti itu rasanya jika dia akan meninggalkanku? Sedetik dia membuatku merasa aku benar-benar berada di kenyataan yang membuatku bahagia. Tapi, di detik  kemudian dia menghempaskanku dengan begitu keras ke dalam kenyataan yang selalu membuat hatiku sesak.

–Lee Hyo Yeon

 

17th of February 2013, 15:40 PM K.S.T.

Back Stage, Music Box, SBS Building, South Korea

Sepuluh menit. Ya, sepuluh menit lagi Hyo Yeon akan tampil berduet dengan adiknya, tapi kenapa perasaannya menjadi tidak karuan seperti ini? Ia merasa napasnya seakan berhenti, lebih tepatnya ia seakan sulit bernapas, entah karena apa. Ia masih merasa sesak, tentu saja.

Apalagi, hari ini Jong Woon akan satu acara dengannya. Ia akan melihatnya dari dekat dan tentu saja laki-laki itu juga bisa melihatnya. Ia kembali memejamkan matanya, ia berusaha menenangkan detakan jantungnya yang menjadi semakin cepat.

Tanpa sadar, sebelah tangannya sudah mencengkeram sudut meja dengan sedikit kuat, kakinya juga gemetar dan keringat dinginnya mulai keluar dipelipisnya. Astaga, ia benar-benar merasa sangat gugup sekarang. Bagaimana jika nanti ia tidak bisa memberikan penampilan terbaiknya? Bagaimana nanti.. Oh, apa yang harus ia lakukan jika ia tidak sengaja bertemu dengan Jong Woon?

Ia pun merasakan tepukan dipundaknya, “Hyo Yeon-ah, neon aphayo?” pertanyaan itu pun  masuk ke dalam telinganya. Suara penata riasnya—suara Ah Ra—yang langsung menghapus keringat yang keluar dari pelipisnya dengan tisu pelan-pelan, agar tidak merusak riasan yang telah dibuatnya.

Hyo Yeon menggelengkan kepalanya pelan dan masih memejamkan matanya, kemudian menghembuskan napas berat dan kembali menghela napasnya. Berusaha tenang. Tapi, tetap saja ia merasa tidak bisa tenang sekarang.

Eonni, gwaenchanha?” kali ini Jin Yeon yang bertanya padanya. Mau tidak mau ia harus membuka matanya, ia menemukan Jin Yeon yang menatapnya dengan khawatir tepat didepannya. Matanya pun melotot ketika melihat seseorang yang ada dibelakang adiknya, tidak jauh dari pintu masuk. Astaga, secepat inikah aku bertemu dengannya? Pikirnya.

Jong Woon hanya berdiri terdiam dan terpaku menatap Hyo Yeon. Ia tidak tahu laki-laki itu menatapnya seperti apa, tapi tatapannya seakan menguncinya. Saat pundaknya ditepuk oleh Jin Yeon, tanpa ia sadari, ia merasa seperti ditarik kembali ke dalam kenyataan.

Hyo Yeon memegang dadanya yang masih berdebar cepat, apakah tadi aku bermimpi? Kenapa aku merasa kalau napasku benar-benar berhenti saat aku tidak sengaja bertatapan dengannya seperti itu? Tanyanya dalam hati. Ia memejamkan mata dan menghela napas dengan berat.

“Hyo Yeon-ah, kajja bersiap-siap, tiga menit lagi kau akan tampil.” Matanya terbuka lagi begitu suara Chang Hyun terdengar. Hyo Yeon agak mendongak, matanya kembali menangkap sosok itu, Jong Woon berada sedikit jauh dengannya, tapi mereka masih satu ruangan. Ia kembali menghela napas. Baiklah, Lee Hyo Yeon. Ini saatnya kau mengesampingkan masalah pribadimu. Ucapnya dalam hati, berusaha menyemangati dirinya.

Hyo Yeon melirik ke arah Jin Yeon yang sedikit merapikan pakaiannya, gadis itu memakai setelan baju berwarna hitam dan Hyo Yeon memakai warna putih. Motif, serta model dan bentuk pakaian yang Jin Yeon pakai sama dengannya. Untung saja pakaiannya kali ini tidak seperti saat ia pertama comeback stage. Ia langsung bangkit dari duduknya.

Sepatu dengan hak setinggi dua belas senti yang ia pakai membawanya ke dekat stage, seiring dengan langkah kakinya. Dari sini, Hyo Yeon bisa mendengar dengan jelas semua teriakan dari para penggemarnya.

Hyo Yeon memejamkan matanya, berdoa dalam hati. Memohon supaya penampilannya dengan Jin Yeon kali ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun, setelahnya ia berjalan ke arah panggung bersamaan dengan Jin Yeon dan duduk di meja kaca.

 

***

 

니가 있다 없으니까 웃을 수가 없어 

Niga itda eobseunikka useul suga eobseo

Karena kau tidak lagi disini, aku tidak sanggup tersenyum

곁에 없으니까 망가져만 가는 모습이 

Gyeote eobseunikka manggajyeoman ganeun nae moseubi

Karena kau tidak lagi disisiku, aku terlihat hancur

너무 싫어 이제 기댈 조차 없어 

Neomu sirheo nan nan ije gidael got jocha eobseo

Aku membencinya, kini aku butuh tempat bersandar

Hyo Yeon sedikit menundukkan kepala, memejamkan matanya sekilas. Tidak, kau tidak boleh menangis saat ini Hyo Yeon-ah, ucapnya dalam hati. Tapi, entah kenapa ia merasa hatinya semakin sesak jika ia menahan lebih lama airmata yang akan keluar ini.

Demi Tuhan, ini sangat sakit baginya. Hyo Yeon lebih memilih di-bash dan dipukili habis-habisan, daripada ia harus merasa sakit karena Jong Woon harus meninggalkannya selama dua tahun.

Meskipun hanya untuk wajib militer dan meskipun ia sendiri belum terikat dalam ikatan hubungan yang jelas dengannya selain sebagai sepasang kekasih.

Hyo Yeon merasa lirikan mata Jin Yeon menajam, ia menghela napas dan langsung melakukan dance dengan penari latar laki-laki yang berpasangan dengannya, Jin Yeon juga seperti itu. Ah, apa ia tahu jika ahjeossi-nya—Jin Yeon selalu memanggil Jong Woon dengan sebutan ahjeossi—akan pergi wajib militer? Yang Hyo Yeon tidak tahu, bulan apa laki-laki itu akan melaksanakannya?

Hyo Yeon kembali berkonsentrasi pada penampilannya dan sehabis dance sendiri tanpa penari latar, ia langsung naik ke sebuah meja kaca dan berteriak. Saat itu juga, airmatanya tanpa diperintah langsung mengalir, saat itu juga ia merasa semua yang ia rasakan semakin meluap. Ia tahu kalau dirinya tidak boleh terus seperti ini, tapi airmata ini tidak bisa ia hentikan.

니가 니가 니가 없으니까 

Niga niga niga eobseunikka

Karena kau, kau, kau... tidak lagi disini

Hyo Yeon kembali berteriak sambil memejamkan matanya sekilas kemudian ia turun dari meja kaca, lalu kembali menari bersama Jin Yeon sambil tetap berusaha se-profesional mungkin. Ia tahu, saat ini pasti Chang Hyun sedang kesal di backstage sana.

Manajernya pasti memperhatikan penampilannya dengan baik saat ini sama seperti biasanya, Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan jika dia mengomeliku lagi, nanti? Ucapnya dalam hati.

돌아와줘 

Dorawajweo

Kembalilah

[SISTAR19 - Gone Not Around Any Longer]

Dan penampilannya selesai dengan diakhiri Hyo Yeon dan Jin Yeon yang menundukkan kepala mereka. Ia menghela napas sedikit lega. Ia bersyukur perform hari ini lancar tanpa adanya insiden jatuh atau hak yang patah. Meskipun begitu, ia masih tetap merasakan sesak. Ya, rasa sesak itu masih ada menurutnya.

Hyo Yeon dan Jin Yeon segera kembali ke backstage, seakan tahu apa yang sedang ia rasakan, Ah Ra yang lebih dulu menghampirinya untuk melihat riasan diwajahnya langsung memberikannya beberapa lembar tisu padanya dan ia pun mengambilnya. Sedangkan Jin Yeon langsung berjalan cepat ke backstage untuk dirias ulang karena ia ada penampilan satu kali lagi bersama Baechigi sunbae.

Aigoo, kenapa kau sampai menangis lagi? Kenapa kau seperti itu lagi Hyo Yeon-ah?” pertanyaan itu pun masuk ke dalam telinganya saat Hyo Yeon baru saja mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di backstage. Ia memejamkan matanya lagi, rasanya saat ini ia ingin menangis lagi. Terutama ketika ia menyadari tatapan khawatir dari laki-laki itu, dari Jong Woon. Bukan, yang menanyainya tadi adalah Ah Ra. Gadis itu langsung mengikutinya ke dalam backstage.

Hyo Yeon menggeleng kecil, ia tidak mau menjelaskannya. Ah, sial. Umpatnya dalam hati begitu menyadari sesuatu. Pasti beritanya kali ini akan segera muncul di internet, “Sudah kubilang jangan menangis lagi.” Ucapan dari Chang Hyun juga langsung terdengar sangat jelas olehnya. Terdengar seperti sebuah peringatan. Tamat riwayatmu, Lee Hyo Yeon. Umpatnya lagi. Manajernya pasti akan mengomelinya sepanjang hari, ia mendengar helaan napas darinya. Hyo Yeon menunduk dan menghela napasnya dalam dan memejamkan mata.

Sungguh, rasa lelah itu benar-benar Hyo Yeon rasakan. Bukannya tidak terbiasa dengan tampil seperti ini, tapi rasa lelah kali ini berbeda menurutnya dan seketika ia merasakan ruangan ini menjadi hening. Sebelumnya memang terdengar suara percakapan antara manajernya dan Jong Woon tapi ia tidak bisa fokus, ia hanya fokus supaya airmatanya tidak kembali keluar.

Ige, minumlah.” Matanya terbuka saat mendengar suara itu dan ia menyadari sepasang sepatu laki-laki yang berwarna hitam, menandakan orang yang memakainya berdiri tepat dihadapannya dan ia sangat mengenal suara itu. Hyo Yeon mendongakkan kepalanya dan matanya langsung melotot. Laki-laki itu menyodorkan sebotol air mineral kepadanya.

Ya, laki-laki itu, Kim Jong Woon.

Jong Woon menatapnya seperti ia tidak takut dengan skandal yang ada. “Kau belum minum air putih sejak turun dari stage.” Ucap Jong Woon lagi. Mata pun Hyo Yeon mengerjap, apa ini kenyataan? Apa ini bukan mimpi? Tanyanya dalam hati. Ia menatap Ah Ra dan Chang Hyun yang hanya terdiam. Matanya melirik ke sekitarnya, lalu menghela napas dengan lega saat ia menyadari hanya beberapa orang saja yang memperhatikannya. Yang lainnya seperti kembali sibuk dengan riasan diwajah ataupun kostumnya, padahal ia sangat yakin kalau semua orang-orang itu tadi memperhatikannya dan Jong Woon.

“Jong Woon-ah, kajja.” Terdengar suara Jung Hoon—manajer Super Junior—dibelakangnya. Tapi, Jong Woon malah menarik tangan Hyo Yeon dan meletakkan botol itu di tangannya, lalu tersenyum kecil. Senyuman yang bisa membuatnya tersadar, bahwa ini kenyataan. Bahwa ini bukan sebuah ilusi yang diciptakan oleh otaknya yang terus memikirkan Jong Woon.

Tatapannya yang tajam dan kelam tidak membuat Hyo Yeon takut, karena sorotan matanya yang teduh dan ia juga bisa merasakan bahwa Jong Woon juga merasa sangat khawatir padanya.

Oppa..” panggilan Hyo Yeon pelan dan entah kenapa suaranya terdengar seperti tercekat. Jong Woon kembali tersenyum padanya, meskipun ia benar-benar masih mengkhawatirkannya. Lalu, ia berbalik pergi ketika pundaknya ditepuk oleh Jung Hoon. Apakah seperti itu rasanya jika dia akan meninggalkanku? Sedetik dia membuatku merasa aku benar-benar berada di kenyataan yang membuatku bahagia. Tapi, di detik kemudian dia menghempaskanku dengan begitu keras ke dalam kenyataan yang selalu membuat hatiku sesak. Kontrak itu, perjanjian, peraturan, dan ketentuan-ketentuan itu. Oppa, apakah kau benar-benar tidak bisa kumiliki seutuhnya? Pikir Hyo Yeon dalam hati. Ia menatap punggung Jong Woon yang menjauh sampai pintu backstage tertutup kembali. Menatapnya kosong.

“Hyo Yeon-ah, Hyo Yeon-ah..” panggilan itu terdengar, Hyo Yeon pun mengerjapkan matanya kembali.

Hyo Yeon harus menghadapi kenyataan, ia menatap Chang Hyun, seolah memohon agar tidak memarahinya untuk sekarang ini, ia pun bersyukur karena Chang Hyun menuruti permohonannya.

“Kau sebaiknya minum dulu.” Ucap Ah Ra, mengambil botol minum yang ia pegang, membuka tutupnya, lalu Ah Ra menyodorkannya kembali pada Hyo Yeon. Ia tersenyum tipis dan langsung meminumnya.

Eonni, kau yakin ingin menungguku sampai selesai perform?” Jin Yeon menghampiri Hyo Yeon saat ia selesai meneguk air mineral.

Hyo Yeon mengangguk, bagaimanapun juga ia adalah kakaknya, ia tidak mungkin membiarkan Jin Yeon sendirian pulang ke dorm. Jadi, lebih baik ia menunggunya. Lagi pula, mereka berdua masih ada dua jadwal lagi untuk hari ini.

“Baiklah, eonni.” Jin Yeon duduk di kursi yang menghadap ke kaca besar, lalu Ji Won—penata rias Jin Yeon—pun membersihkan makeup riasan Ah Ra dan merias wajah Jin Yeon kembali, sesuai dengan konsepnya. Hyo Yeon kembali menghela napas lagi.

 

***

 

16:47 PM K.S.T.

Music Box, SBS Building, South Korea

Teriakan para penggemar semakin menggema di studio ketika lighting kembali dinyalakan, menyorot sosok Jong Woon yang berdiri di tengah panggung. Saat ini ia akan tampil dengan membawakan lagu Gray Paper. Lagu yang berada di drama korea, yang menjadi soundtrack dari salah satu Drama Korea bersamaan dengan lagu And One, lagu yang dinyanyikan oleh Hyo Yeon.

Jong Woon menundukkan kepalanya ketika intro musik mulai terdengar, teriakan-teriakan dari para penggemarnya semakin terdengar jelas dan ia mengangkat kepalanya. Menatap para penggemarnya yang masih setia bersamanya, bersama Super Junior, menatapnya dengan sedih ketika ia menyadari begitu banyak cinta yang telah mereka berikan untuknya. Ia mengangkat mikrofon yang ia pegang, mendekatkannya dibibir dan mulai bernyanyi.

미안해서 하는 말이야 

Mianhaeseo haneun mariya

Aku mengatakan ini karena aku meminta maaf

Jong Woon tiba-tiba menarik—lebih tepatnya melepaskan—sebelah ear control yang menempel di telinga kanannya dan kembali bernyanyi. Dengan sedikit menunduk dan memejamkan matanya, seakan ia menenggelamkan dirinya pada kalimat awal lagu yang ia nyanyikan. Ya, ia pikir ia harus meminta maaf karena membuat Hyo Yeon bersedih.

니가 울고 있어 하는 말이야 

Niga ulgo isseo haneun mariya

Aku mengatakan ini karena kau menangis

Dengan sangat jelas diingatannya, saat Hyo Yeon yang menangis, Jong Woon melihatnya secara langsung saat manajernya tidak sengaja memanggilnya untuk stand by di tempat yang sangat dekat dengan panggung. Membuatnya bisa melihat Hyoyeon dengan jelas dan gadis itu menangis.

숨이 막혀 삼키듯 말이야 

Sumi makhyeo samkideut han mariya

Aku mengatakan ini karena aku kehabisan napas

멍청한 가슴이 서두르는  

Meongcheonghan gaseumi seodureuneun mal

Kata-kata yang membodohi hatiku keluar

Ya, Jong Woon mengakuinya, ia merasa seperti dirinya kehabisan napas ketika ia melihat Hyo Yeon menangis dan berteriak saat tampil tadi. Begitu membuat hatinya terasa sangat sakit. Ia yakin gadis itu benar-benar sedih, benar-benar merasakan apa yang ia rasakan sekarang.

Perasaan yang komplikasi, campur aduk. Disatu sisi, ia masih bisa bertemu dengannya. Tapi, disisi lain, beberapa bulan lagi ia akan menghilang, meninggalkannya sendirian.

참고 참아보고 막으려 해도 

Chamgo chamabogo mageuryeo haedo

Aku mencoba menahannya dan menghadang itu

손으로 입을 막아봐도 

Du soneuro nae ibeul magabwado

Aku menutupi mulutku dengan tanganku tapi

마음을 써내려간듯한 한마디 사랑해

Nae maeumeul sseonaeryeogandeutan hanmadi saranghae

Kata "Aku mencintaimu" tersisa sebagai tulisan dihatiku

Jong Woon mencoba menahan rasa sesak, menahan rasa ingin memeluk ketika Hyo Yeon menangis. Tapi, yang bisa ia lakukan hanyalah diam dan memperhatikannya dari jauh. Dan, ketika manajernya memanggil, ia melewatinya, langsung saja ia berhenti dan memberikan sebotol air mineral. Ia berharap itu akan membuat Hyo Yeon tidak bersedih lagi, ia tahu itu hal yang tidak biasanya. Sehingga membuat seisi backstage itu hening. Tapi entahlah, Jong Woon merasa kalau ia harus melakukan hal itu.

천천히 걸어갈께 한발 두발

Cheoncheonhi georeogalkke hanbal dubal

Aku akan berjalan perlahan, satu langkah, dua langkah

내게 익숙한 발걸음 한발 두발

Naege iksukhan ne balgeoreum hanbal dubal

Jejak kakimu sangat kukenal, satu langkah, dua langkah

조금씩 멀어져가다 사라져간다

Jogeumssik meoreojyeogada sarajyeoganda

Kamu menjadi semakin menjauh pergi dan menghilang

저벅저벅

Jeobeok jeobeok

Sedikit demi sedikit dengan langkah kaki yang berat

Jong Woon bernyanyi dengan penuh penghayatan. Ia memejamkan mata sejenak lalu membukanya kembali, seakan ia sedang mengatur emosi yang akan meluap menjadi sebuah aliran sungai kecil dimatanya. Tidak, ia tidak boleh menangis saat ini, ia tidak ingin dan tidak boleh membuat penggemarnya mengkhawatirkannya. Tapi, sungguh. Menahan sebuah tangisan sangat sulit dan membuatnya semakin sesak.

지워지듯 잊혀질까봐

Jiwojideut ichyeojilkkabwa

Seandainya kamu terhapuskan dan terlupakan

보이지 않는듯 사라질까봐

Boiji annneundeut sarajilkkabwa

Seandainya kamu tampak tumbuh dan menghilang

Ketika Jong Woon membuka matanya kembali, terlihat dengan jelas bahwa sepasang mata sipitnya tengah berkaca-kaca, bersiap akan mengeluarkan sungai kecil yang terbendung. Tapi ia menelannya bulat-bulat.

Menahannya hingga titik terakhir kesedihan yang ada didalam dirinya. Ia harus menunjukkan pada Hyo Yeon bahwa ia juga kuat. Bahwa Jong Woon bisa meyakinkannya jika saat ia wajib militer nanti, semuanya masih sama seperti biasanya.

일초에도 수만번은 되내이는

Ilchoedo sumanbeoneun doenaeineun mal

Dalam satu detik, aku mengulang kata ini beribu kali

멀리가지마

Meolligajima

Jangan pergi jauh dariku

Demi Tuhan, Jong Woon tidak akan pernah merelakanya untuk pergi darinya, meskipun hanya satu langkah. Ia benar-benar tidak bisa bernapas dengan baik jika Hyo Yeon tidak ada disisinya. Ia akan sangat merasa kehilangan. Ia akan melakukan apa saja agar gadis itu tidak pergi jauh darinya.

천천히 걸어갈께 한발 두발

Cheoncheonhi georeogalkke hanbal dubal

Aku akan berjalan perlahan, satu langkah, dua langkah

내게 익숙한 발걸음 한발 두발

Naege iksukhan ne balgeoreum hanbal dubal

Jejak kakimu sangat kukenal, satu langkah, dua langkah

조금씩 멀어져가다 사라져간다

Jogeumssik meoreojyeogada sarajyeoganda

Kamu menjadi semakin menjauh pergi dan menghilang

저벅저벅

Jeobeok jeobeok

Sedikit demi sedikit dengan langkah kaki yang berat

Jong Woon kembali fokus kepada nyanyiannya, kembali mendalami lirik lagu dan makna lirik lagu itu. Meskipun tadi, sesekali ia melirik ke arah tulisan kecil di telapak tangannya. Ia rela melakukannya, karena sungguh, ia pasti akan bisa tidak fokus saat ia mengingat Hyo Yeon yang menangis seperti itu.

이게 마지막이라고 한번 두번

Ige majimagirago hanbeon dubeon

Ini terakhir kalinya, sekali, dua kali

지키지 약속들도 한번 두번

Jikiji mot hal yaksokdeuldo hanbeon dubeon

Aku membuat janji untuk tetap, sekali, dua kali

다쳐야 하는건 이런 나라고

Dachyeoya haneungeon ireon narago

Seseorang yang menjadi terluka adalah aku

제발 제발

Jebal jebal

Kumohon, kumohon

Jong Woon tidak ingin saat ini, hari ini adalah hari terakhirnya bertemu dengan Hyo Yeon, ia tahu Chang Hyun, pasti akan menyuruhnya menjauh darinya, ia tahu semua kesalahan dan skandal yang muncul itu karenanya.

Tapi, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Ia akan melindunginya, ia akan menghapus airmata yang keluar dari kedua mata cantiknya. Tapi, kali ini ia sendiri malah yang membuat airmata Hyo Yeon mengalir keluar, dan ia benar-benar terluka.

이게 마지막이라고 한번 두번

Ige majimagirago hanbeon dubeon

Ini terakhir kalinya, sekali, dua kali

지키지 약속들도 한번 두번

Jikiji mot hal yaksokdeuldo hanbeon dubeon

Aku membuat janji untuk tetap, sekali, dua kali

조금씩 멀어져가다 사라져간다

Jogeumssik meoreojyeogada sarajyeoganda

Kamu menjadi semakin menjauh pergi dan menghilang

저벅저벅

Jeobeok jeobeok

Sedikit demi sedikit dengan langkah kaki yang berat

Jong Woon pun kembali memejamkan matanya dan menunduk, kembali menekan rasa sakit itu dan ia kembali membuka matanya saat penggemarnya meneriakan nama aslinya dengan keras. Seperti berusaha untuk membuatnya semangat kembali. Meskipun ia harus menghayati lagu yang menggambarkan tentangnya.

다쳐야 하는건 이런 나라고

Dachyeoya haneungeon ireon narago

Seseorang yang menjadi terluka adalah aku

제발 제발

Jebal jebal

Kumohon, kumohon

[Ye Sung 'Super Junior' - Gray Paper]

Jong Woon kembali menatap ke semua arah, menatap semua para penggemar yang melihatnya dan kali ini, akhirnya ia bisa kembali mengontrol emosinya. Ia menghela napasnya diam-diam dan ia kembali ke belakang panggung saat lighting sudah dimatikan.

 

***

 

Ketika di akhir acara, semua artis yang tampil hari ini diperintahkan untuk berada diatas panggung karena akan dibacakan pemenang minggu ini, seperti minggu sebelumnya. Hyo Yeon langsung menarik tangan Jin Yeon keluar dari backstage begitu Chang Hyun memanggilnya, ia ingin menghindari Jong Woon hari ini, tapi sialnya tadi ia lebih dulu bertemu dengannya, bahkan tadi ia menangis karena melihatnya. Hyo Yeon berdiri di sebelah Jin Yeon dan tidak jauh dari MC berdiri, ada Jong Woon dan beberapa artis lainnya.

“Akhirnya kita sudah berada dipenghujung acara ini.” Ucap Hyun Woo dan Ji Eun serta Kwang Hee mengangguk, lalu tersenyum.

Ne, seperti biasanya, kami akan mengumumkan pemenang untuk minggu ini.” Jelas Ji Eun, ia memegang beberapa kertas seperti Kwang Hee dan Hyun Woo.

“Kali ini, kami tidak hanya mengumumkan musik dari para grup terkenal, tapi juga mengumumkan pemenang dari OST drama yang sedang tayang.” Jelas Kwang Hee, lalu ia menatap ke arah kamera yang menyiarkan.

Ji Eun tersenyum, “Dan, pemenang OST drama untuk minggu ini akan diumumkan setelah pemenang grup musik.” Ucapnya.

Ne, langsung saja. Pemenang kita untuk minggu kemarin adalah Juliette Lee yang berduet dengan Jane Lee, lagu mereka berjudul 'Gone Not Around Any Longer' nilai point mingguan mereka kemarin adalah 7894 point.” Jelas Hyun Woo dengan panjang, ia sesekali menatap ke arah kertas yang ia pegang.

“Mereka berdua masih kembali bersaing dengan STAR yang membawakan lagu 'I'm Sorry', kemarin mereka mendapat 7034 point dan mari kita lihat berapa point keduanya sekarang.” Jelas Kwang Hee, Ji Eun menyuruh keduanya sedikit melangkah maju ke depan.

Hyo Yeon dan Jin Yeon berpegangan tangan, mereka terlihat tengah berdoa dalam hati dengan tatapan gugup. Jantungnya berdetak cepat dan layar di TV langsung menampilkan dua buah kotak berwarna biru.

Jika salah satu dari mereka kalah, salah satu kotak itu akan berubah warna menjadi merah. Angka di bawah kotak itu pun mulai bergerak, menghitung point yang masuk berdasarkan voting, penjualan album fisik, penjualan lagu dan album digital, juga dari juri tentunya.

DUARRR

Begitu kotak STAR berwarna merah, di TV maupun di atas panggung—mereka disorot dengan lampu berwarna merah—confetti diledakkan dan turun ke arah panggung lalu menyebar.

Hyo Yeon yang terkejut pun menatap tidak percaya, setelah ia sempat saling pandang dengan Jin Yeon sekilas, Ji Eun menyuruhnya mendekat sedangkan Kwang Hee memegang trophy besar dan Hyun Woo memegang satu bucket bunga.

Hyo Yeon akhirnya bisa tersenyum lebar ketika Ji Eun sudah menyebutkan pemenang minggu ini dan akhirnya ia percaya. Ia tidak menyangka akan menang saat bersaing dengan sunbae yang satu agensi dengannya. Padahal tadi aku sempat menangis di atas panggung kan? Apakah hal itu tidak mengurangi nilai? Pikirnya.

“Selamat kepada Juliette Lee yang berduet dengan Jane Lee, mereka tetap berada di posisi pertama dengan point sebanyak 8832 point.” Jelas Ji Eun yang menimbulkan seruan riuh dan ramai dari penggemar Hyo Yeon, dan juga Jin Yeon.

Kamsahamnida.” Ucapnya tulus begitu mikrofon yang dipegang oleh Hyun Woo diberikan padanya. ia juga memberikan sebucket bunga yang tadi dipegangnya, ia bow dua kali bersama Jin Yeon, kemudian mengambil trophy yang disodorkan oleh Kwang Hee dengan sopan.

“Silakan memberikan beberapa kata, Hyo Yeon-ssi.” Ucap Ji Eun. Hyo Yeon mengangguk kecil, ia masih saja tersenyum bahagia, tanpa disadari Jong Woon tengah memperhatikannya. Ia seakan ikut bahagia saat melihat gadis itu tersenyum.

“Pertama-tama, aku ingin mempersembahkan trophy ini untuk para penggemarku, JULIAS! Dan juga SPARKFLY tentunya!” Serunya dan keadaan di dalam studio kembali terdengar sangat ramai oleh teriakan penggemar dari keduanya. Jin Yeon terkekeh kecil dan menampilkan senyuman lebarnya.

“Dan, aku berterimakasih kepada kalian semua yang mendukung kami sampai detik ini. Aku berterimakasih kepada para produser, kru, dan staff-staff yang baik, yang bekerja-sama denganku dan juga Jin Yeon-ah. Aku juga berterimakasih kepada Lee Hyun Seok sajangnim, Won Mi seonsaengnim, Jung Kyu seonsaengnim dan orang-orang yang mungkin kalau aku sebutkan namanya tidak akan selesai.” Penjelasan panjangnya mengundang tawa diakhir.

Ji Eun pun memberinya kode untuk mengakhiri pidato singkatnya karena durasi waktu, ia tersenyum dan mengangguk patuh. “Mungkin tadi ada sedikit kesalahan dariku, aku minta maaf karena kesalahanku. Dan aku akan menjelaskannya nanti, kenapa aku bisa seperti itu tadi.” Jelas Hyo Yeon lagi. Ia pun memberikan mikrofon kepada Jin Yeon.

Eo.. Aku ingin berterimakasih kepada kedua orangtuaku yang selalu mendukungku, kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan trophy ini dan terutama kepada para penggemarku.” Ucapnya. Airmata harunya keluar sedikit dan para penggemarnya pun berteriak 'jangan menangis'.

Eo, baiklah.. itu saja sepertinya yang ingin aku sampaikan.” Ucap Jin Yeon.

JULIAS! SPARKFLY! Kamsahamnida, Saranghamnida!” Teriak Hyo Yeon dan Jin Yeon bersamaan, mereka berdua pun melakukan deep bow dan tepukan riuh terdengar.

Hyo Yeon memberikan mikrofon kepada Hyun Woo kembali dan ia bersama Jin Yeon mundur ke belakang. Ji Eun pun tersenyum kecil, “Nah, sekarang mari kita umumkan siapa pemenang BEST OST drama kali ini!” Serunya dan beberapa penggemar disana langsung meneriakan nama idola masing-masing yang judul lagu OST dramanya terdaftar di chart musik minggu ini.

“Juliette Lee dan Ye Sung 'Super Junior' silakan maju ke depan.” Ucap Kwang Hee dan penggemar Jong Woon berteriak semakin keras ketika keduanya beriringan berjalan ke depan panggung, tepat ditengah-tengah, disebelah mereka ada tiga MC yang memandu acara musik mingguan ini. Jong Woon tersenyum kecil menatap para penggemarnya, tapi tidak dengan Hyo Yeon, ia terdiam seakan kehilangan arah. Ia mengira-ngira kenapa ia juga dipanggil? Ah, ia baru ingat kalau ia juga menyanyikan lagu di drama yang sama seperti Jong Woon. Dan, Hyo Yeon pun menundukkan kepalanya sekilas saat mengetahui sesuatu yang terjadi. Mengetahui bahwa saingannya kali ini adalah kekasihnya sendiri, Jong Woon.

“Juliette Lee dan Ye Sung 'Super Junior', lagu keduanya sama-sama berada dalam drama yang sama. Bukankah itu takdir?” ledek Hyun Woo. Ji Eun langsung memukul pelan lengannya yang mengundang tawa para penggemar.

“Aku hanya bercanda, mari kita lanjutkan. Juliette Lee dengan lagu 'And One' dan Ye Sung 'Super Junior' dengan lagu 'Gray Paper'. Siapakah pemenangnya?” setelah Hyun Woo selesai mengatakan kalimat itu, point pun berubah secara acak. Keduanya memejamkan matanya, sama-sama berdoa dalam hati. Bedanya, Hyo Yeon ingin Jong Woon pemenangnya, tapi Jong Woon malah ingin gadis itu yang menjadi pemenangnya, bahkan ia sudah merasakannya sejak perjalanan kesini tadi.

Sorotan lampu berwarna merah langsung tertuju pada Jong Woon dan sorotan lampu berwarna biru semakin menyala terang ke arah Hyo Yeon. Refleks, Jong Woon membuka matanya dan menghadap ke arah Hyo Yeon yang mengerjapkan matanya tidak percaya. Ia langsung memeluk erat tubuh gadis itu, terdengar jeritan dan teriakan dari para penggemarnya yang semakin keras.

Jong Woon bisa merasakan tubuh Hyo Yeon menegang dan menatapnya tidak percaya, tapi itu sungguhan. Jong Woon benar-benar melakukannya, memeluknya didepan para penggemar, staff-staff, bahkan reporter, dan para MC, juga didepan beberapa artis yang masih berada di atas panggung.

“Selamat kepada Juliette Lee yang mendapat point tertinggi.” Ucap Ji Eun yang berusaha mengalihkan perhatian, meskipun ia juga sama dengan yang lainnya, terlihat syok. Hyo Yeon yang masih menatap Jong Woon pun akhirnya menangis, entah menangis karena apa. Yang ia tahu bahwa ia terkejut karena dipeluk tiba-tiba seperti itu, yang ia tahu matanya berkaca-kaca saat akan pengumuman tadi.

Dan hal yang membuat Hyo Yeon menangis kali ini adalah bahwa ia takut akan semuanya, ia takut akan terlibat dengan skandal yang lebih parah dari sebelumnya, ia takut dipaksa pergi dari Jong Woon, ia takut tidak bisa bertemu lagi dengan laki-laki yang tengah memeluknya dengan erat.

Jong Woon merasa bahwa semua pergerakan berhenti, merasa seperti waktu juga berhenti, merasa bahwa hanya ada dirinya dan Hyo Yeon di dunia ini. Entah apa yang dipikirkan olehnya hingga memeluknya seerat itu, sehingga kilatan blitz kamera terdengar riuh.

Dan, begitu matanya menatap sepasang mata Hyo Yeon yang memerah, menatap anak sungai dan aliran airmata dikedua pipi Hyo Yeon, ia seakan tersentak kembali ke dalam kenyataan yang membuat hatinya menjadi semakin sesak.

Jong Woon segera melepaskan pelukannya dengan enggan. Merasa bersalah karena telah membuat Hyo Yeon kembali menangis dan itu karena dirinya, lagi.

 

***

 

[After School - Makeup and Tears]

16:59 PM K.S.T.

Backstage, Music Box, SBS Building, South Korea

Jong Woon duduk tidak jauh dari tempat Hyo Yeon dan Jin Yeon duduk. Mereka bertiga seperti sedang diadili oleh Chang Hyun. Tidak, yang diadili hanya ia dan gadis itu, Jin Yeon tidak termasuk. Manajer Hyo Yeon terlihat kesal dan lelah saat memijit keningnya. Untuk Jong Woon, ini adalah salahnya yang tidak bisa mengontrol dirinya, ia yang memeluk Hyo Yeon lebih dulu, ia tahu saat itu ia sangat bodoh.

Begitu beberapa artis lain yang tersisa itu keluar dari dalam ruangan, dan akhirnya ruangan ini benar-benar hanya diisi oleh mereka berenam, bersama dengan Ah Ra, juga manajernya sendiri tentunya. Gadis itu sedang mempersiapkan produk-produk untuk membersihkan riasan yang ia tahu untuk kedua gadis yang duduk didekatnya.

Oppa, mianhamnida.” Keheningan akhirnya terpecah oleh suara Hyo Yeon yang bergetar, ia pun sedikit meliriknya, mata dan hidungnya sudah memerah karena menangis. Bodoh, kenapa dia harus menangis? Tanya Jong Woon dalam hati, ia tidak suka jika Hyo Yeon menangis karena tahu akan di omeli oleh manajernya sendiri.

Oppa, ini salahku. Bukan salah Jong Woon oppa.” Ucap Hyo Yeon lagi. Ia seperti sedang memohon kepada Chang Hyun dan Jong Woon sangat tidak menyukainya. Ini murni kesalahannya. Chang Hyun masih menatapnya dengan tajam.

“Kau tahu? Pasti diluar sana akan banyak wartawan yang mengincarmu dan menanyakan berbagai hal tentangmu. Terutama tentang kejadian tadi. Dan kau,” ucapan Chang Hyun terpotong ketika ia menunjuk ke arah Jong Woon, ia hanya menatapnya biasa, walaupun Jung Hoon juga ada disana, berdiri tidak jauh dari mereka. Untuk apa Jong Woon takut padanya? Ia malah kesal karena Hyo Yeon sekarang jadi ketakutan seperti itu.

Ne?” sahutnya.

“Aku tidak habis pikir denganmu. Kenapa kau melakukan hal seperti itu?! Apa kau ingin membuat semua skandalmu dan Hyo Yeon-ah bertambah banyak, hah?!” Ujar Chang Hyun lagi, sekarang dengan nada tinggi. Jong Woon berusaha menahan emosinya yang tiba-tiba akan meluap.

Hyung, ini semua salahku bukan salah Hyo Yeon-ah.” Balasnya. Chang Hyun hanya menatap Jong Woon dengan tatapan yang sama, tatapan tajam.

“Bagaimana jika CEO agensi kami tahu skandal yang terjadi saat ini? Apa kau tahu berapa kerugian yang akan Hyo Yeon-ah terima? Bahkan dia belum dua tahun berada di dunia entertainment, Ye Sung-ssi.” Jelasnya panjang–lebar. Ia hanya menghela napas, tanpa diberitahu pun ia sudah tahu. Orang pertama yang Hyo Yeon beritahu saat ia akan debut adalah Jong Woon.

Oppa..” Hyo Yeon masih menatap dengan tatapan memohon ke arah Chang Hyun. Bermaksud berhenti untuk mengomeli Jong Woon. Tidak, Hyo Yeon-ah. Kurasa, lebih baik aku saja yang terkena omelannya daripada dirimu. Ucapnya dalam hati. Ia tidak akan membiarkan Chang Hyun untuk beralih mengomel darinya, lebih baik ia yang diomeli karena ia tidak akan tega melihatnya menangis lagi.

“Diam. Kau tahu kau itu salah, Hyo Yeon-ah. Kali ini aku tidak akan menurutimu karena skandalmu yang sekarang benar-benar membuatku kesal.” Jelas Chang Hyun, Hyo Yeon kembali menitikkan airmatanya lagi. Sedangkan Jong Woon hanya bisa mengepalkan tangannya dan menahan rasa kesal.

“Jangan membuat Hyo Yeon-ah menangis hyung,” ucap Jong Woon dengan tegas.

“Kau yang membuatnya menangis, Ye Sung-ssi!” Sambar Chang Hyun dengan cepat, emosinya benar-benar meluap. Membuat Jung Hoon langsung menghampirinya.

“Astaga, Chang Hyun-ah. Aku tahu mereka berdua memang bersalah, tapi jangan berlebihan seperti ini.” Ucap Jung Hoon setelah menghampiri Chang Hyun. Jong Woon memejamkan matanya sekilas. Sakit. Hatinya sakit sekali rasanya. Aigoo, benar-benar. Kali ini kenapa hatiku rasanya sangat sakit? Bisik Jong Woon dalam hati. Apa yang diucapkan oleh Chang Hyun memang sebuah kenyataan. Kenyataan yang selalu membuat hatinya terasa amat sakit.

Hyo Yeon menangis sesenggukan sedangkan Jin Yeon serta Ah Ra berusaha untuk menenangkannya, sedangkan Jong Woon? Ia diperintahkan untuk diam dan hanya bisa menatapnya.

“Selesaikan kalau masalah ini benar-benar menjadi sangat besar.” Ucap Jung Hoon lagi.

“Jung Hoon-ah, kau tahu kan kalau Hyo Yeon-ah itu—”

Oppa, geumanhae!” Seru Ah Ra tiba-tiba, yang membuat kedua laki-laki itu menoleh dan menatapnya dengan tatapan terkejut. Gadis yang tadinya sedang sibuk menghapus airmata Hyo Yeon itu pun bangkit dari duduknya dan menatap lelah ke arah Chang Hyun.

“Ah Ra-ya,” panggil Chang Hyun. Ia masih menatap terkejut ke arah Ah Ra. Selama ini Ah Ra sangat jarang berseru seperti itu, bahkan hampir tidak mungkin ia marah padanya atau pada siapapun yang dekat dengannya.

Oppa, Hyo Yeon-ah dan Jin Yeon-ah masih ada dua jadwal lagi hari ini. Matanya sudah sebengkak itu, lalu apa yang harus oppa jelaskan kepada wartawan dengan keadaannya yang seperti ini?! Sudah hentikan sekarang! Bagaimana jika dia tidak bisa mengikuti jadwal selanjutnya?! Masa promosi albumnya masih lama.” Jelasnya panjang–lebar, Chang Hyun terdiam.

Chang Hyun menghela napas beratnya ketika ia sudah menyadari keadaan Hyo Yeon yang terlihat putus asa. Jong Woon juga ikut menghela napas dan memberanikan diri untuk menghampiri Hyo Yeon. “Baiklah. Tapi, jangan pikir masalah ini sudah berakhir, Hyo Yeon-ah.” Ucapnya lagi, Ah Ra mengusap wajahnya dengan kesal. Tidak habis pikir kalau Chang Hyun memarahi Hyo Yeon seperti itu.

Oppa, mianhamnida, ini benar-benar salahku. Aku tahu ini salahku.” Ucap Hyo Yeon dengan terbata disertai tangisannya kepada Jong Woon yang sudah ada didekatnya. Ia langsung menggeleng, ia menarik tubuh Hyo Yeon dan mendekapnya erat, lalu ia mengusap-usap pelan punggungnya. Menurut Jong Woon, gadis itu tidak salah, tidak pernah salah.

“Aku yang salah Hyo Yeon-ah. Maafkan aku.” Ucap Jong Woon. Ia benar-benar tidak kuat jika harus melihat Hyo Yeon seperti ini. Hatinya terasa dicengkram.

“Berhentilah menangis, jangan menyiksaku.” Bisik Jong Woon pelan.

Ah Ra mendesah pasrah dan menyuruh Jin Yeon untuk berganti baju dulu. Ia tahu apa yang sedang dirasakan oleh Hyo Yeon, ia juga pernah menjadi artis, Chang Hyun dan Jung Hoon pun keluar dari ruangan ini, masih dengan ekspresi wajah yang sedang kesal. Jong Woon memejamkan matanya sekilas. Bodoh. Aku benar-benar bodoh. Rutuknya dalam hati, menyesali perbuatannya di atas panggung tadi.

Oppa.. pergilah, aku tidak apa-apa.” Ucap Hyo Yeon ketika menyadari Jong Woon yang tengah menatapnya dengan khawatir. Ia menggeleng lagi, ia tidak mungkin meninggalkannya disini. Setidaknya, untuk beberapa menit lagi, ia ingin tetap bersamanya. Ia ingin benar-benar menghapus airmatanya.

Andwae, Hyo Yeon-ah. Jangan berbohong padaku, aku bisa tahu dengan jelas kau sedang tidak baik-baik saja.” Jelas Jong Woon, ia mengusap pelan rambutt Hyo Yeon. Jin Yeon sudah keluar dari ruang ganti dan duduk di kursi yang menghadap ke kaca untuk membersihkan makeup di wajahnya.

Pintu backstage kembali terbuka, disana ada Jung Hoon. Begitu ia melirik jam tangannya sekilas ia pun mendengus kecil, ia lupa jika ia harus latihan hari ini. “Aku harus latihan.” Jong Woon menatap mata Hyo Yeon yang masih berair dan juga sembab, lalu ia menghapus airmata yang jatuh dengan ibu jarinya.

Jeongmal mianhae, Hyo Yeon-ah.” Kemudian Jong Woon mengeratkan pelukannya pada tubuh Hyo Yeon. Kumohon, jangan ada satupun yang melarangku, hanya kali ini saja. Aku ingin benar-benar bertanggungjawab atas apa yang terjadi padanya. Dia tidak salah. Ucap Jong Woon dalam hati. Ia tidak bisa membiarkan Hyo Yeon disalahkan seperti itu. Benar-benar tidak bisa.

“Jong Woon-ah, kajja.” Ucap Jung Hoon, Jong Woon melepas pelukannya dengan enggan dan menangkup kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya. Menatap lurus-lurus ke arah matanya.

Oppa, pergi. Kalau kau tidak pergi, aku akan menangis lagi.”

Ne, aku akan pergi. Jaga dirimu baik-baik.” Ucap Jong Woon, ia mengecup pelan kening Hyo Yeon sekilas, lalu bangkit dari duduknya dengan enggan. Terlihat Jung Hoon yang menghela napasnya, ayolah, hyung. Dia benar-benar gadis yang sangat aku cintai, bahkan aku rela melakukan apa saja, asal aku bisa tetap ada disampingnya. Asal dia tidak pergi meninggalkanku. Ujarnya dalam hati sambil menatap ke arah manajernya, seakan ia mengatakan semua kalimat itu lewat tatapan matanya. Jung Hoon menghela napas saat membalas tatapannya.

Hyo Yeon pun mengangguk dan memaksakan sebuah senyuman, senyuman yang terlihat sangat menyedihkan dimatanya. Ia melambaikan tangannya pelan, meskipun matanya masih menyorotkan kesedihan dan terluka, ia tetap memaksakan untuk tersenyum. Jong Woon menyukai senyumannya, selalu. Tapi, tidak dengan senyuman sedih seperti itu. Jong Woon berjalan ke arah Jung Hoon yang menunggu dipintu keluar.

Saranghae..” ucapan pelan dari Hyo Yeon yang bisa terdengar oleh Jong Woon membuatnya tersenyum kecil dan ia menundukkan kepalanya. Meskipun terdengar pelan, tapi memberikan efek yang luar biasa pada hatinya. Begitu ia sampai di luar, Jung Hoon menutup pintu backstage dan ia menghela napas lagi. Semoga saja, jika skandal ini benar-benar menyulitkannya, Hyo Yeon tidak akan pergi darinya. Ya, semoga. Harapnya.

 

***

 

Begitu Jung Hoon menutup pintu ruangan, Hyo Yeon kembali menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan meluapkan semua tangisan yang ia tahan. Ia kembali menangis sesenggukan lagi, baginya, ini benar-benar skandal tersulitnya. Untuk saat ini mungkin ia masih bisa selamat, tapi mungkin kali lain tidak. Ia tidak tahu masalah apa lagi yang akan menghampirinya.

Eonni!” Teriak Jin Yeon. Ia menghampirinya saat kakaknya terlihat bernapas terengah-engah. Menangis sampai terisak sama saja membunuhnya secara perlahan, tapi bisa membuatnya sedikit lega, meskipun hanya sedikit. Setiap Hyo Yeon menangis seperti itu pasti ia akan sulit bernapas sehingga ia terengah-engah, ia langsung merasa sangat sulit menghirup udara bebas.

“Atur napasmu, Hyo Yeon-ah.” Ucap Ah Ra dengan nada khawatir yang terlihat jelas, yang langsung menghampirinya, menatapnya panik. Hyo Yeon menyandarkan kepalanya di kepala sofa dan berusaha bernapas dengan normal. Astaga, sesak. Ucapnya dalam hati. Saat Jong Woon pergi tadi ia merasa bahwa napasnya seperti berhenti, terutama ketika pikiran-pikiran negatifnya muncul.

Eonni, ige.. minum dulu.” Ucap Jin Yeon sambil membuka tutup botol air mineral dan menyerahkannya pada Hyo Yeon. Ia langsung meminumnya beberapa teguk dan kemudian memejamkan matanya, lalu berusaha mengatur napasnya lagi. Jong Woon oppa, kalau nantinya aku yang harus pergi, apa kau akan baik-baik saja? Tanyanya dalam hati. Tanpa adanya satu jawaban yang berarti.

“Apa yang terjadi padanya?” tanya Chang Hyun tiba-tiba yang baru saja datang. Untung saja orang ini masih bisa mengkhawatirkan Hyo Yeon, ia sempat berpikir kalau manajernya benar-benar sudah berubah menjadi galak. Ah Ra terdengar sedang menjelaskan apa yang terjadi pada Hyo Yeon kepada manajernya. Tidak, Hyo Yeon tidak mempunyai penyakit asma atau yang lainnya, hanya saja... ini sudah terbiasa, ketika ia menangis sesenggukan dan terisak pasti akan selalu berakhir seperti ini.

“Hyo Yeon-ah harus cepat-cepat ke acara selanjutnya.” Ucap Chang Hyun lagi. Ugh, demi Tuhan. Apa diotaknya itu hanya tertera jadwalku saja? Kesal Hyo Yeon. Ia ingin menatap tajam ke arah manajernya. Tapi apa daya, tubuhnya terasa lemas membuat tatapannya menjadi lemah. Ia kembali memejamkan matanya.

“Hyo Yeon-ah, cepat ganti bajumu dan aku akan menghapus makeupmu.” Jelas Ah Ra. Hyo Yeon membuka matanya, entah sejak kapan, Ah Ra sudah ada didekat adiknya dan tengah membersihkan sisa makeup yang ada di wajah Jin Yeon. Ia mengangguk pelan dan kembali memejamkan matanya.

“Lee Hyo Yeon.” Panggilan tegas dan dingin pun terdengar ditelinganya. Hyo Yeon menatap Ah Ra dengan galak. Tapi, begitu Chang Hyun menatapnya juga, ia langsung menunduk. Ia takut dengan tatapan Chang Hyun, meskipun Jong Woon lebih menyeramkan ketika sedang marah, menurutnya.

“Kau ingin jerawat-jerawat tumbuh dengan sempurna diwajahmu?” Hyo Yeon menoleh ke arah Ah Ra dan menatapnya takut, penata riasnya selalu saja bisa memancingnya. Hyo Yeon pun perlahan bangkit dari duduknya dan menyadari betapa berantakannya wajahnya saat bercermin di kaca besar. Ia pun menggeleng.

Eonni, aku—”

“Tidak ada cuci wajah dahulu. Cepat ganti bajumu sekarang juga.” Ucapnya dengan tegas. Ah Ra menatapnya tajam dan begitu tahu apa arti tatapannya Hyo Yeon langsung bangkit dari duduknya dan mengganti pakaiannya. Kebiasannya adalah, tidak ingin sulit. Kalau sehabis perform, Hyo Yeon hanya akan mencuci wajahnya dengan sabun pembersih saja dan tidak dengan hal-hal lain seperti yang dilakukan Ah Ra pada wajahnya sekarang. Tapi kalau ia membayangkan jerawat-jerawat menempel diwajahnya, ia langsung mengenyahkan semua kebiasaan buruknya.

 

_T.B.C._

 

Bekasi, 20th of May 2015

 

Regards,

ClouSky Precious

Lady Juliette Lee

 

Give me love? Thanks! ^^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK