CAMEO :
__________________________________________________________________________________________________________________________
“Aku tidak pernah merasa sebahagia ini, oppa selalu bisa membuatku bahagia. Bahkan rasanya aku tidak bisa bahagia jika bukan denganmu.”
–Lee Hyo Yeon–
6th of May, 19:39 PM K.S.T.
Vocal’s Room, SFS Entertainment, Seoul, South Korea
Hyo Yeon pun kembali menganggukkan kepalanya setelah mendengar suara dari produsernya, ia sedang diberitahu bagaimana ia harus menyanyi karena sekarang ia benar-benar harus merekam lagu-lagu yang ada di album barunya. Pasalnya, ia baru merekam tiga lagu dan ia sempat menunda lagu duetnya bersama Dong Hyun. Ia sempat kacau saat pertama merekamnya, karena ia begitu mengkhawatirkan Jong Woon yang hari ini sudah pergi ke tempat pelatihan militernya di Jeon Ju.
“Kau harus mendalami lagunya dan harus sesuai nada, arra?” ucap Jung Kyu, seorang produser yang sejak tadi terus mengarahka dirinnya untuk menyanyikan lagu bersama dengan Dong Hyun, ia pun mengangguk patuh.
“Aku mengerti, seonsaengnim.” Ucapnya, dan ia kembali masuk ke dalam ruang rekaman bersama Dong Hyun, entah kenapa sejak datang ke agensinya hari ini ia benar-benar tidak bisa tenang, ia selalu memikirkan Jong Woon.
Intro musik dari lagunya itu pun tidak lama terdengar dan Hyo Yeon mulai berkonsentrasi untuk menyanyikan lagu itu dengan benar, ia ingin rekamannya kali ini cepat selesai, Hyo Yeon benar-benar tidak ingin mengacaukannya lagi dan ia juga tidak ingin membuat produsernya itu kecewa.
Tapi, begitu ia akan menuju reff dari lagu itu, pikirannya benar-benar menjadi sangat kacau. Tadi sore, ia sempat men-stalking beberapa fanbase dari Jong Woon, mencari tahu apa saja yang terjadi saat Jong Woon pergi, mencari tahu apa saja tentang laki-laki itu dan saat itu ia menangis lagi. Menyadari bahwa laki-laki itu sudah benar-benar pergi, tanpa berpamitan padanya sejak tadi pagi dan laki-laki itu pergi ke tempat latihannya pada siang hari.
Untuk sebulan penuh, Jong Woon akan berada sangat jauh darinya, ia tidak akan melihat wajah laki-laki itu. Sejak kemarin juga, ia tidak memutuskan untuk menemui laki-laki itu, ia takut. Ia tidak bisa melepas Jong Woon karena melihat laki-laki itu, Hyo Yeon takut menghalangi semua keputusan dari Jong Woon yang ingin berangkat wajib militer secara diam-diam. Tapi, itu benar-benar membuat hatinya menjadi terasa sangat sesak sekarang.
Bagaimana jika Jong Woon tidak makan dengan baik? Tidak bisa tidur dan beradaptasi dengan lingkungan barunya saat ini dengan baik? Bagaimana jika dirinya membutuhkan semangat dari Jong Woon? Bagaimana jika rasa rindunya itu semakin meluap dan tidak bisa tertahan lagi?
Hyo Yeon bahkan merasa tidak sanggup untuk menjalani hari-harinya saat Jong Woon tidak ada disampingnya, tapi ia harus meneruskan hidupnya, meskipun itu terlalu sulit untuknya.
Dan, kalau Jong Woon sudah benar-benar melakukan wajib militernya, Hyo Yeon tidak bisa bertemu dengannya lagi. Ia tidak boleh, tidak bisa dan tetap harus menghindari laki-laki yang menjadi bagian dari hidupnya itu lagi.
Memang, kemarin-kemarin Hyo Yeon sempat meminta hukumannya lebih ringan lagi pada Hyun Seok. Karena itu, ia bisa pergi ke Mouse & Rabbit yang sekarang bahkan sudah menjadi pembicaraan diantara para penggemar Jong Woon, tentu saja karena waktu itu ia menyentil keningnya.
Dan, ingatan Hyo Yeon pun terlempar pada saat Jong Woon memakaikannya sebuah cincin, mengikatnya untuk sebuah hubungan yang lebih serius lagi. Ia menundukkan kepalanya sedikit dan memperhatikan cincin itu.
Kemarin, Hyo Yeon sempat memaksa Jong Woon untuk menemaninya membeli cincin yang hampir sama untuk ia berikan kepada laki-laki itu, Hyo Yeon ingin mengikatnya juga, agar Jong Woon bisa kembali padanya.
Meskipun cincinnya tidak terlalu sama, tapi tetap saja benda itu bermakna yang sakral, terlebih untuknya dan terlebih juga Jong Woon memakaikannya ditangan kirinya, benar-benar ingin mengikatnya. Hyo Yeon juga mengingat kata-kata yang ia ucapkan pada laki-laki itu kemarin.
“Mau bagaimanapun, mau selama apapun aku berlari menjauh darimu, akhirnya aku akan selalu kembali padamu lagi, oppa.”
Hyo Yeon benar-benar ingin menangis saat mengingat semua itu, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Tapi, ia tidak boleh menangis saat sedang rekaman seperti ini, tapi itu benar-benar sulit untuknya, ia memang sering menahan semua tangisannya di depan Jong Woon.
Meskipun kadang, Hyo Yeon juga menangis sesenggukkan didepan laki-laki itu, tapi kali ini sangat sulit untuk menahannya.
Always, 사랑을 숨쉬게 했고
Always, sarangeul sumswige haetgo
Selalu, cinta kita bisa lebih dalam
Always, 내 곁에 머물러줬고
Always, nae gyeote meomulleojweotgo
Selalu, kau bisa tetap tinggal disisiku
Always, 내 가슴 숨쉬는 동안
Always, nae gaseum sumswineun dongan
Selalu, selama jantungku masih berdetak
그대 다시 올까 또 올까 또 올까
Geudae dashi olkka tto olkka tto olkka
Aku akan tetap bertanya akankah kau kembali lagi?
Akankah kau kembali lagi?
Akankah Jong Woon kembali pada dirinya? Pertanyaan itu masih terus saja terpikirkan oleh Hyo Yeon, bahkan ketika laki-laki itu baru saja memulai pelatihan wajib militernya, ia merasa takut, sangat merasa ketakutan.
Bagaimana jika Jong Woon tidak mengingatnya? Bagaimana kalau saat laki-laki itu selesai melakukan wajib militernya Hyo Yeon akan diacuhkan dan juga tidak dianggap? Bagaimana kalau semua hal negatif yang dipikirkan olehnya itu menjadi kenyataan?
너를 부르고 너를 부르고 너를 불러도
Neoreul bureugo neoreul bureugo neoreul bulleodo
Selalu memanggilmu, memanggilmu
Saat meneriakkan nada tinggi, Hyo Yeon benar-benar sudah tidak bisa menahan tangisannya lagi dan airmatanya langsung mengalir begitu saja. Ia langsung menundukkan kepalanya ketika ia melirik ke arah produsernya yang langsung terkejut melihatnya. Ia pun menghapus airmatanya dan kembali menyanyikan bagiannya.
이제 나 거기로 떠난다
Ije na geogiro tteonanda
Tapi, sekarang aku sudah meninggalkan tempat ini
사랑의 추억과 따뜻한 가슴을
Sarangui chueokgwa ttatteuthan gaseumeul
Tempat yang mengingatkanku pada kenangan cinta
가르쳐준 그 자리
Gareuchyeojun geu jari
Dan hati yang hangat
[Baek Ah Yeon ft Jun.K - Always]
Bodoh. Satu kata yang harus dideskripsikan untuknya, nada tingginya tidak bisa keluar malah berganti dengan suara Hyo Yeon yang bergetar.
Dong Hyun yang akan mengambil bagian rapnya itu pun mengangkat sebelah tangannya kepada staff yang sedang merekamnya, menyuruhnya untuk menghentikan rekamannya. Begitu lagu tiba-tiba berhenti, Dong Hyun langsung menatap Hyo Yeon yang terdiam. Ia menundukkan kepalanya dengan airmata yang terus mengalir.
“Kau tidak apa-apa, noona?” tanyanya, ia khawatir dengan keadaan Hyo Yeon.
Meskipun ia tidak terlalu dekat dengan gadis ini, tapi gadis ini sering bersamanya untuk menyanyikan beberapa lagu dan ia juga cukup mengenal Hyo Yeon dengan baik. Ia memegang sebelah pundak Hyo Yeon, mengguncangkannya sedikit.
“Ada apa dengannya?” tanya Jung Kyu, begitu mendengar suara Hyo Yeon yang bergetar saat menyanyi tadi, laki-laki itu langsung melepas headphone dan berjalan memasuki ruang untuk merekam itu. Ia yang memang tidak tahu gadis itu kenapa pun hanya menggeleng pelan.
“Mollayo, seonsaengnim.”
“Hyo Yeon-ah, Kau tidak apa-apa?” tanya Jung Kyu pada Hyo Yeon. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya dan langsung menutupi seluruh wajahnya dengan kedua tangannya. Tangisannya benar-benar belum reda, malah semakin terisak. Membuat orang-orang yang ada disekitarnya itu semakin khawatir.
“Mianhamnida, seonsaengnim.” Ucap Hyo Yeon pelan berusaha agar suaranya tidak bergetar. Ia merasa sangat bodoh sekarang, kenapa hanya karena memikirkan Jong Woon saja hatinya langsung menjadi kacau seperti itu? Kenapa ia harus menangis lagi? Jung Kyu menepuk-nepuk pelan punggungnya, sedangkan Chang Hyun yang baru saja datang itu siap mengomelinya.
“Tunggu, hyung. Sebaiknya jangan berbicara apa-apa dulu padanya, jangan mengomelinya dulu.” Cegah Dong Hyun, ia benar-benar tahu sifat manajer gadis itu, karena ia sudah beberapa kali melihat gadis itu yang diomeli oleh Chang Hyun.
Terlihat laki-laki itu langsung menghela napasnya. Berpikir, kenapa Hyo Yeon menjadi seperti ini lagi?
Jawabannya adalah karena semua pertahanan yang dibangun oleh Hyo Yeon selama ini telah benar-benar hancur, ia mencurahkan semua rasa kerinduannya pada Jong Woon dengan menangis, hanya itu yang bisa ia lakukan.
Hyo Yeon tidak ingin berada jauh dari laki-laki itu, karena ia tidak akan pernah sanggup, karena ia merasa dirinya dibakar hidup-hidup dan hatinya terasa sangat sakit saat ia benar-benar berada jauh dari Jong Woon. Bahkan, rekaman lagunya saja sudah menjadi kacau seperti ini.
“Chang Hyun-ssi, sebaiknya rekaman lagunya diundur lagi.” Terdengar nada kecewa dari produsernya, tapi Jung Kyu berusaha mengerti. Lagi pula, Dong Hyun juga tidak masalah, yang ia lebih pentingkan hanya kondisi Hyo Yeon yang benar-benar berbeda beberapa hari belakangan ini.
***
4th of June 2013, 18:39 PM K.S.T.
Mouse & Rabbit Cafe, Seoul, South Korea
Jong Woon masih menatap kosong ke arah pintu kafenya itu, berharap suatu keajaiban muncul mendatangkan Hyo Yeon yang entah sekarang ada di mana, ia tidak tahu.
Sejak perayaan hari jadi mereka berdua yang kedua puluh dan setelah ia dipaksa untuk mengikuti Hyo Yeon yang mencarikan cincin untuknya juga, gadis itu seakan kembali di telan oleh bumi.
Tidak terlihat dimanapun keberadaannya. Bahkan, hari ini adalah hari pertama setelah sebulan penuh Jong Woon mendapatkan pelatihan di Base Camp dan ia sudah harus menjalani wajib militernya.
Jika dihitung-hitung, ini sudah lebih dari tiga minggu gadis itu tidak muncul dihadapannya. Entah kenapa, Jong Woon juga tidak melihat van putih yang biasanya dipakai oleh Chang Hyun untuk mengantar Hyo Yeon jika gadis itu ada jadwal.
Jong Woon kembali menghela napas. Rasanya selama gadis itu tidak bisa ia lihat, napasnya benar-benar tercekat, ia hampir terengah-engah karena kesulitan bernapas dan ini semua karena gadis itu. Ya, Hyo Yeon benar-benar selalu bisa membuat Jong Woon merasa sulit untuk bernapas, bahkan hanya memikirkan gadis itu seperti ini saja sudah bisa membuatnya merasakan hatinya sesak kembali.
Jong Woon memejamkan mata sekilas, rasanya hari-harinya yang ceria itu entah meluap kemana, yang ia butuhkan saat ini hanyalah Hyo Yeon, hanya gadis itu yang bisa membuatnya kembali bersemangat lagi. Jong Woon hanya ingin melihat Hyo Yeon sekarang, setelah sebulan penuh kemarin ia sudah seperti robot karena harus menahan diri untuk tidak pulang dari base camp dan menemui gadis itu, lalu memeluknya karena ia sangat merindukannya.
“Hyung.” Tepukan dipundaknya dari Jong Jin itu seakan menyadarkannya dari berbagai hal lamunannya tentang Hyo Yeon. Jong Woon mengerjapkan matanya sekilas berusaha bersikap seperti biasa padahal ia sempat terkejut merasakan tepukan dipundaknya itu. Ia menoleh ke arah Jong Jin dan langsung menyadari betapa antrian didepannya itu sudah sangat panjang.
“Eomma sejak tadi memanggilmu, kau tahu? Dan itu sudah tiga kali. Aku juga memanggilmu tadi, bahkan aku juga sudah memanggilmu sebanyak lima kali. Tapi, kau tetap seperti patung.” Jelas Jong Jin, Jong Woon tergagap sekilas dan langsung berdehem.
“Aku hanya sedikit pusing saja.” Ucap Jong Woon, ia mengelak bahwa ia memang seperti patung akhir-akhir ini. Bicara seadanya dan seperlunya, menjawab kalau ditanya saja, menjalani harinya seperti biasa dengan datar. Tidak ada gadis itu membuatnya seakan tidak hidup.
“Eo, Jong Jin-ah, gantikan aku. Sepertinya aku harus beristirahat sebentar.” Jelas Jong Woon dan Jong Jin pun menurutinya, ia meninggalkan meja kasir dengan berbagai pertanyaan yang diucapkan oleh penggemarnya, yang selalu setia menjadi pembeli di kafenya itu.
Jong Jin sedikit mengeryitkan keningnya dengan heran saat melihat Jong Woon seperti itu. Pasalnya, ini hari pertama laki-laki itu kembali dari pelatihannya kan? Biasanya Jong Woon akan sangat senang saat melihat penggemarnya yang memenuhi kafenya itu.
Langkah kaki Jong Woon mengantarkan dirinya ke lantai tiga dan ia masuk ke dalam kamar, saat ia duduk di kasur dan menatap pintu kamarnya. Semua ingatannya tentang Hyo Yeon kembali terngiang dipikirannya. Gadis itu, apa sedang menjauhi atau menghindarinya lagikah? Gadis itu, apa mendapat masalah lagikah? Pikir Jong Woon.
Jong Woon ingat saat ia kembali ke rumah, ibunya sempat bercerita padanya mengenai Hyo Yeon, gadis itu tidak terlihat di kafe sejak ia menyentil kening Jong Woon itu, membuatnya benar-benar terkejut. Biasanya, Hyo Yeon selalu rutin mengunjungi kafenya. Ayahnya juga mengatakan bahwa Hyo Yeon sudah tidak mengunjungi Why Style lagi. Apa Hyo Yeon benar-benar sedang menghindarinya?
Jong Woon menundukkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya pelan, itu tidak mungkin. Hyo Yeon pasti sedang sibuk untuk pembuatan mini album barunya, oh, ya. Mini album baru, konsep seksi lagi, pikirnya. Ya, tentu saja. Jaman seperti sekarang ini membuatnya pusing, banyak sekali agensi yang membuat konsep seksi yang tidak bisa ditoleransi, menurutnya.
Jong Woon menghela napasnya lagi ketika ia mengingat bahwa Hyo Yeon empat hari lagi akan comeback stage dan itu bersama laki-laki, pemimpin dari boygroup yang bernama D.R.E.A.M. Ya, Kim Dong Hyun.
Jong Woon akui, Hyo Yeon cukup dekat dengan Dong Hyun, meskipun tidak sedekat gadis itu dengan Jun Su, yang kadang bisa membuat Jong Woon merasa ingin marah-marah. Apa jangan-jangan Hyo Yeon sedang berdua dengan Dong Hyun entah di mana? Apa mereka berdua sedang menghabiskan waktu bersama? Jong Woon refleks mendengus kesal ketika memikirkan hal itu.
“Astaga, otakku konslet.” Gumamnya begitu menyadari pikirannya sudah lari kemana-mana. Ia mendengus lagi dan kembali menggeleng, mau dengan siapapun gadis itu dekat, yang jelas sekarang ia sudah bisa merasa cukup lega karena ia telah mengikat gadis itu dengan sebuah cincin yang berarti sakral.
“Aku benar-benar harus menemui gadis itu.” Gumamnya lagi, ia beranjak dari duduknya dan mengambil jaket serta kunci mobilnya.
Jong Woon harus mencari gadis itu dan menanyakan keadaan gadis itu, ia tidak mau menjadi orang bodoh yang tidak tahu apa-apa seperti waktu itu lagi. Entah, gadis itu ada di mana sekarang, ia tidak terlalu memikirkan pertanyaan yang berlalu-lalang dipikirannya itu, yang penting sekarang ia harus mencari gadis itu.
Jong Woon menghela napas ketika melihat banyaknya ELF di dalam kafenya, mereka tentunya datang untuk melihat dirinya dan memotretnya, padahal ia tidak boleh tertangkap oleh kamera saat sedang wajib militer. Ia pun tersenyum sopan, seketika ia sedikit enggan untuk menjawab beberapa pertanyaan untuknya itu.
Dengan langkah kakinya yang sedikit cepat sambil bergumam 'maaf' kepada para penggemarnya, Jong Woon akhirnya bisa keluar dari kafe miliknya sendiri, ia bahkan masih bisa melihat para penggemarnya yang berbaris diluar, hari ini benar-benar sangat ramai, pikirnya.
Begitu Jong Woon sudah duduk dibelakang kemudi, ia menatap jalanan dengan tatapan bingung. Sekarang, kalau sudah seperti ini, apa lagi yang harus ia lakukan? Tempat mana yang harus dicari lebih dulu? Pikirnya.
Jong Woon terlihat menghela napas lagi dan memejamkan matanya sekilas. Pikirannya terasa kusut sekarang, ia mendengus keras. Ia tidak mungkin pergi dan datang di agensi gadis itu, sangat tidak mungkin karena ia tidak ingin mendapat masalah yang lebih parah lagi.
Jong Woon tidak ingin Hyo Yeon meninggalkannya detik itu juga, jadi lebih baik ia memikirkan tempat lain, meskipun tujuan pertamanya memang tempat itu. Bagaimana kalau ia datang ke dorm? Oh, Ya, dorm. Ia menggeleng lagi.
Bagaimana saat ia datang ke dorm tapi gadis itu tidak ada? Jam segini, belum tentu Hyo Yeon sudah ada di dorm, biasanya gadis itu lebih memilih latihan dance daripada di dorm dan tentu saja sudah harus seperti itu, karena gadis itu akan comeback stage.
Selain itu juga, kalau Jong Woon datang ke dorm gadis itu dan mendapatkan dirinya difoto seperti waktu itu lagi oleh stalker, ia tidak akan melakukan hal itu lagi.
Jadi, sekarang ia harus mencarinya kemana? Ia memijit keningnya, gadis itu benar-benar bisa membuatnya gila.
“Kenapa selalu bisa membuatku gila sih.” Gerutu Jong Woon dengan pelan, ia mulai menyalakan mobilnya dan bergabung dijalanan kota Seoul yang hampir gelap itu.
***
5th of June 2013, 00:31 AM K.S.T.
Jong Woon's House, Seoul, South Korea
“Sial.” Umpatnya setelah melempar kunci mobilnya ke atas meja kecil dikamarnya, Jong Woon menghembuskan napasnya dengan keras dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang luas, menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kesal.
Jong Woon merasa benar-benar sangat kesal karena ia tidak bisa menemui Hyo Yeon dimanapun, terkecuali di agensi atau di dorm gadis itu tentunya.
Jong Woon tidak bisa menemukan gadis itu dibeberapa tempat yang dijadikan kesukaan olehnya. Di sungai Han, gadis itu biasanya suka jalan-jalan sendirian disana, tapi tadi ia tidak menemuinya, Jong Woon malah bertemu beberapa penggemar yang langsung ribut ketika melihatnya.
Tempat kedua, di kampusnya. Tentu saja Hyo Yeon tidak ada disana, mana ada artis yang akan comeback stage pergi ke kampusnya sendiri? Gadis itu pasti sangat sibuk sehingga tidak sempat datang ke kampusnya. Kesal Jong Woon. Tapi, universitas Sun Moon juga menjadi tempat favorit gadis itu.
Jong Woon mengacak rambutnya dengan kesal. Berpikir lagi, tadi juga ia sudah mendatangi tempat-tempat yang pernah mereka berdua kunjungi. Selain kafe ataupun toko kacamatanya, tentunya.
Jong Woon bahkan hampir mengunjungi rumah utama Hyo Yeon yang berada di pinggiran kota kalau ia tidak mengingat harus membantu ibunya untuk menutup kafenya. Tapi kemudian Jong Woon berpikir lagi. Memangnya gadis itu mau ke rumah utamanya?
Jong Woon mendengus dan melempar ponselnya. Awalnya, ia berniat akan menelepon gadis itu, tapi ia mengurungkannya saat ia mengingat pesan-pesan yang Jong Woon kirimkan dari kemarin-kemarin saja tidak dibalas satupun oleh Hyo Yeon. Kemungkinan panggilan teleponnya itu juga akan diabaikan oleh gadis itu.
“Sebenarnya di mana gadis itu.” Gerutu Jong Woon, ia pun kembali memijit keningnya, kepalanya terasa pusing sekarang. Ia memejamkan matanya sejenak dan menghela napasnya, astaga. Ia merasa sulit bernapas.
Bagaimana jika terjadi apa-apa pada Hyo Yeon-ah? Tanyanya dalam hati dan ia langsung menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin dan tidak boleh. Gadis itu harus baik-baik saja. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa sangat khawatir. Bagaimana jika Jong Woon menelepon manajer gadis itu?
Seakan mendapat sebuah pencerahan, ia langsung mengambil ponselnya yang sempat ia lempar tadi dan langsung menelepon Chang Hyun, manajer gadis itu. Daripada Jong Woon penasaran dan berusaha menebak-nebak pertanyaan yang bermunculan dipikirannya itu, lebih baik ia menyerah dan menelepon langsung ke sumber informasi baginya.
“Yeoboseyo?” Jong Woon menghela napas lega karena panggilan teleponnya diangkat. Ia berdehem sebentar dan kembali menghela napas.
“Hyung, bagaimana keadaan Hyo Yeon-ah?” tanya Jong Woon, ia tidak bermaksud untuk langsung menanyai intinya. Mengatakan hal seperti itu saja sudah membuat detakan jantungnya berdetak cepat. Astaga, ia benar-benar gugup untuk mendengar jawaban dari Chang Hyun.
“Hyo Yeon-ah? Dia baik-baik saja.” Ucap Chang Hyun dan Jong Woon kembali menghela napasnya lega, setidaknya gadis itu baik-baik saja. Itu sudah cukup baginya. Tapi, hal itu membuatnya menjadi merasakan ada yang kurang.
“Benarkah, hyung? Tidak ada hal-hal buruk yang terjadi pada Hyo Yeon-ah kan?” tanyanya dengan nada penasaran. Ia benar-benar harus menahan pertanyaan selanjutnya, meskipun ia ingin sekali.
“Eobseo, tapi saat rekaman lagu waktu itu dia...” ucapan Chang Hyun terputus, awalnya ucapan darinya itu membuat Jong Woon biasa saja, tapi tiba-tiba jantungnya itu berdetak lebih cepat.
“Apa yang terjadi padanya, hyung? Malhaejwoyo.” Sambarnya dengan cepat. Ia bahkan menggigiti kuku jarinya karena tidak sabar mendengar jawaban dari Chang Hyun sekaligus ia langsung merasa sangat khawatir. (Katakanlah padaku.)
“Lebih baik kau ke dorm, besok. Dan, kau bisa langsung melihat apa yang terjadi padanya.” Jelas Chang Hyun, membuat Jong Woon langsung terperangah.
Termasuk saat laki-laki itu mendengar suara 'klik' dan saat itu juga ia pun tahu, kalau Chang Hyun memutuskan sambungan darinya itu secara sepihak. Ke dorm? Ke dorm Hyo Yeon-ah? Pikirnya dalam hati.
Bagaimana bisa Chang Hyun yang sangat overprotektif pada gadis itu malah seakan menyuruhnya untuk datang ke dorm gadis itu? Dan apa katanya tadi? Agar aku melihat apa yang terjadi pada Hyo Yeon-ah? Memangnya apa yang terjadi padanya? Apa Hyo Yeon-ah juga sama seperti aku? Tanyanya dalam hati.
Jong Woon refleks mengusap wajahnya dengan asal, astaga, Jong Woon benar-benar kalut. Ia menghela napasnya dalam-dalam, berusaha menurunkan kadar rasa khawatir yang muncul dari dalam hatinya itu.
Jong Woon memejamkan matanya sejenak dan saat itu juga ia merasakan ia butuh tidur, untuk tidak memikirkan Hyo Yeon sejenak. Karena sumpah demi apapun, ia sangat lelah setelah ia hampir lama mencari gadis itu.
“Aigoo, harusnya aku tadi langsung ke dormnya.” Ucap Jong Woon, ia menggertakkan giginya tanda dirinya merasa benar-benar sangat kesal.
_T.B.C._
-2015.07.24
Please give me love and your coment my lovable readers! Thanks for reading~^^