home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > GRAY PAPER

GRAY PAPER

Share:
Published : 06 May 2015, Updated : 02 Nov 2015
Cast : Juliette Lee (OC), Super Junior's Yesung, Jane Lee (OC), Super Junior Member, CEO, Managers and
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |6904 Views |2 Loves
GRAY PAPER
CHAPTER 11 : Chapter 09-B

“Aku hanya ingin melihatmu lebih dekat. Dari jarak yang dekat. Itu saja, agar aku bisa tahu kau benar-benar baik-baik saja, Jong Woon oppa. Agar aku bisa memastikan kau akan baik-baik saja jika tanpa diriku, nanti.”

Lee Hyo Yeon–

 

Jong Woon beberapa kali tidak muncul untuk tampil bersama member Super Junior yang lain karena cederanya yang mengharuskannya untuk sering beristirahat itu. Kenapa dia benar-benar keras kepala sih? Kesal Hyo Yeon. Ia sudah bilang padanya agar Jong Woon harus istirahat saja dan tidak usah ikut tampil. Untung saja Jung Hoon benar-benar mengatur tata panggung dengan sangat baik.

Terlebih saat lagu Bittersweet dan Someday, semua member Super Junior bernyanyi dengan posisi berdiri sedangkan Jong Woon tidak, tentu saja laki-laki itu harus duduk di kursi, untuk berjalan dengan benar saja tidak bisa dan mungkin ia juga tidak bisa berdiri dengan lama.

Hyo Yeon pun mendengus kesal, sikap profesionalnya itu selalu bisa membuatnya beberapa kali kesulitan bernapas. Apa lagi ekspresi wajah Jong Woon, yang berusaha memberitahu semua penggemarnya jika ia baik-baik saja, padahal saat di backstage ia selalu meringis kesakitan.

Saat ini sedang diputarkan video lagu Marry U dari saat pertama mereka menggelar konser tunggalnya, dari Super Show 1 sampai Super Show 4 dan semua penggemar dengan serentak menyanyikan lagu itu, Hyo Yeon pun juga ikut menyanyikannya karena ia hafal dengan lagunya.

Di layar yang besar itu terlihat sangat jelas bagaimana mereka menangis karena akhirnya mereka bisa mengadakan konser tunggalnya sendiri dan airmatanya mengalir begitu saja ketika melihat Jung Soo—pemimpin Super Junior yang sedang melaksanakan wajib militer—itu menangis, Hyo Yeon benar-benar tidak bisa menahan airmatanya lagi, selalu seperti ini.

Mungkin karena ia masih menjadi penggemar mereka, ia pun ikut menangis, apa lagi saat melihat Ki Bum terlihat jelas di layar itu. Laki-laki itu sedang tidak aktif di Super Junior sejak beberapa tahun terakhir ini.

“Will you promise to be together with us 'till the end?”

Kalimat yang berada di akhir video itu benar-benar membuat para penggemar kembali menangis, berteriak mengiyakan. Mungkin kata-kata itu benar-benar bermakna untuk semua penggemar Super Junior, ia pun merasa seperti itu juga. Tapi, baginya. Kata-kata itu seakan Jong Woon yang mengucapkannya padanya untuk tetap bersamanya. Airmatanya kembali mengalir lagi. Kenapa semua ini seperti berhubungan? Jong Woon yang sejak tadi beristirahat di backstage pun naik ke atas panggung dengan berjalan pelan-pelan.

Musik dari lagu Marry U itu terdengar lagi dan semua member Super Junior menyanyikannya.

Mata Hyo Yeon selalu tidak lepas untuk memperhatikan Jong Woon, laki-laki itu memaksakan sebuah senyuman agar semua penggemarnya tidak khawatir padanya. Ia berjalan dengan pelan-pelan dibantu dengan Ryeo Wook ke arah semua sudut panggung.

Jong Woon bahkan berdiri lama di depan kelas VVIP, di depan Hyo Yeon dan ia juga memperhatikan gadis itu, Hyo Yeon langsung mengalihkan pandangannya sambil tetap menggerakkan lightstick, juga berusaha menjadi seperti penggemar yang lain, ikut menyanyikan lagu Marry U bersama-sama. Begitu lagu selesai, Jong Woon membalikkan tubuhnya dan kembali ke panggung utama dengan wajah yang ia tundukkan ke bawah, merasakan airmatanya yang mengalir dengan tiba-tiba.

Mianhaeyo.. Mianhaeyo..” ucapan dari Jong Woon langsung membuat napasnya tercekat. Walaupun Hyo Yeon tahu maksud dari ucapan itu berbeda dari apa yang ia pikirkan, tapi kenapa ia malah merasa kata-kata itu Jong Woon tujukan padanya? Seakan laki-laki itu meminta maaf kembali padanya karena memarahinya saat di backstage tadi?

Mianhaeyo.. jebalyo..” Hyo Yeon terus memperhatikan laki-laki yang sedang berjalan tertatih menghampiri member Super Junior yang sudah berada di panggung utama, astaga, Hyo Yeon langsung merasakan hatinya sangat sesak ketika mengetahui bahwa laki-laki itu tengah menangis. Oppa, berhentilah menangis, jangan menyiksaku. Batinnya dalam hati, Jong Woon membelakangi para penggemarnya dan sesekali laki-laki itu menundukkan kepalanya, bahkan kadang mendongakkan kepalanya ke atas.

Menahan agar airmatanya tidak mengalir, tapi itu percuma, begitu ia menghapus airmatanya, Kang In yang berdiri disampingnya menepuk pelan pundaknya dan semua member Super Junior menghampirinya dan memeluknya.

Para penggemar Jong Woon langsung berteriak memanggil nama aslinya dan menyemangatinya ketika layar besar di dekat panggung utama itu men-closeup wajahnya, terlihat hidungnya yang memerah dan matanya yang masih berkaca-kaca.

“Maafkan aku, karena aku tidak bisa melaksanakan konser dengan baik.” Jelas Jong Woon, ia menatap ke semua sudut panggung, menatap ke segala arah, ke tempat para penggemarnya berada dan airmatanya mengalir lagi. Kang In memeluknya dengan erat.

“Ye Sungie, Yesungie.” Panggil Sung Min yang berusaha menghibur Jong Woon yang masih terlihat sangat sedih itu. Membuat Hyo Yeon seakan ingin memberitahu laki-laki itu untuk tidak menangis karena itu benar-benar membuat napasnya tercekat, ia merasa hatinya semakin sesak. Ia memejamkan matanya sekilas dan airmatanya kembali mengalir.

“Kau juga jangan menangis.” tiba-tiba satu box tisu sudah ada di depannya dan begitu ia tahu suara siapa itu, ia langsung menoleh, tatapan tenang Dong Hwa membuatnya langsung merasa nyaman, ia mengangguk kecil dan tersenyum malu. Lalu, ia mengambil tisu yang disodorkan padanya itu. Meskipun Hyo Yeon menghapusnya berulang kali, airmatanya tetap mengalir saat memperhatikan Jong Woon yang sudah dikelilingi semua member Super Junior yang masih berusaha menghiburnya.

Kang In meraih tangannya ketika semua anggota Super Junior akan membungkuk dengan hormat. Bagaimana bisa Jong Woon oppa melakukan itu jika pinggang dan tulang rusuknya saja cedera seperti itu? Tanya Hyo Yeon dalam hati. Ia menatapnya khawatir, tapi setelahnya, Jong Woon tetap berusaha supaya para penggemarnya itu tidak khawatir. Hyo Yeon tahu, laki-laki itu pasti menahan rasa sakit yang amat sangat, karena ia juga pernah mengalaminya.

Mereka melakukan bow dua kali dan langsung kembali ke backstage untuk berganti baju. Sedangkan, para penggemarnya berteriak encore, Hyo Yeon tidak menyangka konsernya akan berakhir sebentar lagi. Saat intro musik Sorry Sorry terdengar, ia kembali memperhatikan panggung dan menghela napasnya lagi ketika tahu bahwa Jong Woon tidak ikut tampil lagi. Apa aku harus kembali ke backstage dan memberitahunya agar dia tidak usah tampil sampai akhir konser? Pikirnya.

Jong Woon akhirnya kembali menaiki stage saat ending session talk, laki-laki itu datang ke panggung dan beberapa member Super Junior pun menghampirinya, ada yang menanyainya apakah ia baik-baik saja atau tidak dan ada juga yang membantunya berjalan. Hyo Yeon rasa yang cedera itu bukan tulang rusuknya, tetapi kakinya karena laki-laki itu berjalan dengan pincang.

“Ini sudah lama sejak kita bersama-sama di sebuah konser dan aku terjatuh.” Ucap Jong Woon dan Hyo Yeon refleks sedikit terkekeh ketika melihat Kang In datang membawa beberapa botol air mineral seakan laki-laki itu sedang berjualan. Bahkan Shin Dong juga meledekinya, sontak seisi stadium ini tertawa melihat tingkah mereka.

Jong Woon dan Kyu Hyun, juga member Super Junior yang lain pun terlihat sedang menjelaskan bagaimana dirinya bisa terjatuh dan Kyu Hyun yang ikut menjelaskannya bahkan mempraktekkannya itu membuat penggemarnya tertawa.

“Aku terjatuh karena kacamata yang aku pakai.” Jelas Jong Woon.

“Apakah itu bukan dari Why Style?” tanya Kang In tiba-tiba, ELF kembali tertawa ketika Jong Woon mengiyakan. Hyo Yeon menggelengkan kepalanya dan ikut tertawa ketika mendengar candaan laki-laki itu, ia sangat jelas tahu bagaimana Jong Woon terjatuh dan penyebabnya seperti itu adalah dirinya sendiri. Hyo Yeon menghembuskan napas beratnya saat otaknya kembali mengingat kejadian ketika laki-laki itu terjatuh.

“Itu karena sepatu yang kupakai terasa licin. Aku bahkan membuat sakit tulang rusukku dan juga jariku.” Jelas Jong Woon lagi. Ia pun menunjukkan tangan kirinya dan terlihat jelas olehnya di salah satu jarinya terdapat sebuah perban yang mengelilinginya. Hyo Yeon menggeleng pelan, Jong Woon benar-benar merasa kesakitan sepertinya, tapi kenapa Hyo Yeon baru sadar jika tangannya itu juga terluka ya? Herannya.

“Maaf kami telah ada di akhir acara.” Ucap Hyuk Jae. Hyo Yeon dan semua penggemar Super Junior itu pun terkekeh mendengarnya, mungkin laki-laki itu merasa jika Jong Woon sudah terlalu banyak bicara.

“Aku baru saja memulainya.” Balas Jong Woon.

Sebelumnya, ia yang berdiri di sebelah Si Won itu berpindah tempat menjadi di sebelah Hyuk Jae dan mereka berdua terlihat sedang membicarakan sesuatu. Jong Woon tetap memegang tulang rusuknya dan juga dadanya itu, lalu Hyuk Jae langsung menepuk-nepuk pelan punggungnya. Apa ia sedang mengatakan bahwa dirinya itu benar-benar merasa kesakitan karena terjatuh tadi? Hyo Yeon menghela napas, tentu saja kesakitan. Ia harus menyuruh laki-laki itu untuk langsung pergi ke rumah sakit saat konser selesai nanti.

Tapi sebenarnya, ada baiknya juga laki-laki itu terjatuh. Habisnya, selama lagu Shake It Up dan Rockstar berlangsung tadi, Jong Woon sama sekali tidak bisa diam. Lari kesana-kemari, loncat-loncatan seperti anak kecil, melakukan tarian yang sangat hyper itu, membuat Hyo Yeon benar-benar khawatir dengan keadaannya. Pasalnya, saat di lagu Gray Paper saja Jong Woon sudah menahan airmatanya seperti itu, tidak mungkin kan kalau ia sedang baik-baik saja?

Semua member Super Junior membentuk satu barisan, karena ini session talk yang terakhir, mereka akan mengucapkan kata-kata satu per satu, di mulai dari Shin Dong dan dilanjut oleh member Super Junior yang lainnya. Dan akhirnya sampai pada Jong Woon dan Hyuk Jae yang memang berdiri paling ujung itu.

“Ada satu hal yang harus aku katakan pada kalian semua.” Ucap Jong Woon tiba-tiba.

Membuat jantung Hyo Yeon langsung berdetak dengan sangat cepat dan menatapnya dengan tatapan khawatir, apa yang akan laki-laki itu katakan? Kenapa perasaannya menjadi tidak enak seperti ini?

“Kami semua telah bekerja keras dan aku mengakhirinya dengan menyakiti diriku sendiri, aku benar-benar minta maaf. Ini adalah Super Show terakhirku di Korea Selatan, aku sudah berumur tiga puluh tahun dan aku ingin melihat kalian semua. Tapi, itu terlihat seperti besok adalah terakhir kalinya aku melihat semua orang. Ini sangat memalukan dan maafkan aku.” Jelas Jong Woon dengan panjang–lebar, membuat semua para penggemarnya itu meneriaki namanya dan menangis kembali.

Airmata Hyo Yeon juga ikut mengalir, mungkin Jong Woon tidak mengatakan bahwa ia akan melakukan wajib militer secara langsung di depan para penggemarnya. Tapi, gadis itu sangat tahu bahwa kalimat yang dikatakannya itu sudah jelas bertujuan ke arah wajib militernya. Jong Woon menghembuskan napas berat.

“Tolong, tetap cintai kami. Aku minta maaf.” Hyo Yeon langsung mengangguk, mengiyakan ucapannya itu. Tidak diminta seperti itu, ELF juga sudah pasti akan tetap mencintai Super Junior kan? Dan ia juga tetap akan mencintai Jong Woon, meskipun laki-laki itu akan meninggalkannya untuk wajib militer dan ia yang akan meninggalkan laki-laki itu dengan terpaksa nanti.

Setelah Jong Woon mengucapkan kata-katanya itu, sekarang giliran Hyuk Jae. Terlihat seisi stadium terdiam dan benar-benar memperhatikan ucapannya itu, ia menceritakan bagaimana persiapan konser dan kerja keras setiap member Super Junior untuk melakukan yang terbaik, Hyuk Jae juga mengatakan kalau ia mengira setelah SS4 digelar tahun kemarin itu, ia merasa Super Junior bukan lagi sebuah grup idola.

Laki-laki itu juga mengatakan, bahwa ia telah berolahraga untuk membentuk tubuhnya tapi ia malah mengakui kalau itu belum sempurna. Hyo Yeon menghela napas kecil, apanya yang tidak sempurna? Saat Rockstar tadi saja bentuk tubuhnya itu sudah bagus, sama seperti Dong Hae, pikirnya.

Setelah semua member Super Junior mengucapkan salamnya, mereka pun menanyakan lagu apa selanjutnya yang akan menjadi lagu penutup konser ini, Ryeo Wook bercanda bahwa lagu selanjutnya adalah lagu One Fine Spring Day—lagu solonya—membuat ELF langsung tertawa dan beberapa member Super Junior juga ikut tertawa. Tapi, akhirnya bukan lagu itu yang terputar, begitu intro musik terdengar, Hyo Yeon langsung tahu judul lagu terakhir itu, So I. Lagu yang benar-benar Hyo Yeon sukai, member Super Junior berpencar ke sekeliling panggung.

Saat bagian duet Jong Woon dan Ryeo Wook selesai dengan teriakan dari laki-laki yang menjadi kekasihnya itu, mereka pun berpelukan dengan erat membuat shipper keduanya menjerit keras, Hyo Yeon hanya tersenyum kecil melihatnya. Mereka berdua memang terlihat cocok, tapi sayangnya Jong Woon lebih memilihnya. Laki-laki itu bahkan rela menangis karena dirinya, tapi ia merasa sangat bersalah saat laki-laki itu menangis.

Seperti kemarin saat di dorm-nya, ia sempat tidak percaya jika Jong Woon bisa menangis saat melihatnya sulit bernapas dan jika ia terus-terusan mengingat semua ucapan dari laki-laki itu, pasti Hyo Yeon akan selalu bersedih karena menyesal tidak memberitahukan kontraknya itu pada Jong Woon terlebih dahulu.

 

***

 

“Kau mau kemana Hyo Yeon-ah?” tanya Chang Hyun saat Hyo Yeon akan menuju backstage. Ia menghela napas, ia hanya ingin memastikan keadaan Jong Woon saja, tapi manajernya langsung menanyainya seperti itu.

“Aku ingin memastikan keadaannya.” Jawab Hyo Yeon. Chang Hyun langsung menahan tangannya, membuatnya menatap laki-laki itu dengan tatapan kesal.

Oppa, jebal.” Pinta Hyo Yeon. Chang Hyun pun menggelengkan kepalanya.

Hyung, aku yang akan mengantarnya pulang, kau tidak usah khawatir.” Tiba-tiba Dong Hwa yang memang sejak tadi mengikutinya sudah berada di sampingnya. Hyo Yeon menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Kenapa dia selalu mengerti diriku sih? Tanyanya dalam hati.

Chang Hyun menghela napas beratnya. “Baiklah, cepat pulang.” Ucapnya dengan singkat, ia langsung berjalan keluar dari stadium dan menuju parkiran. Hyo Yeon menghembuskan napas lega dan ia pun tersenyum kecil ke arah Dong Hwa.

“Terimakasih, oppa.” Ucapnya dan mereka berdua pun menuju backstage. Saat sampai, ia melihat semua member Super Junior sudah bersiap-siap akan pulang, mereka sedang membereskan barang-barang yang mereka bawa. Hyo Yeon pun melangkahkan kakinya menghampiri Jong Woon yang sedang duduk di sofa. Laki-laki itu sesekali meringis kesakitan.

Oppa, cepatlah pergi ke rumah sakit.” Ucap Hyo Yeon, ia menyentuh lengan laki-laki itu, yang masih memegangi dadanya itu, benar-benar parah ya? Pikirnya.

Saat Jong Woon meringis kesakitan seperti itu ia merasa dirinya itu tidak bisa bernapas dengan baik, ia benar-benar khawatir padanya.

Jong Woon hanya mengangguk dan tersenyum kecil. “Jangan khawatirkan aku, Hyo Yeon-ah. Aku baik-baik saja.” Hyo Yeon mendengus kesal dan mencubit lengannya.

“Jangan berkata seperti itu!” Omel Hyo Yeon, membuat beberapa member Super Junior yang ada di dekatnya itu terkekeh. Pipinya langsung memerah, apa mereka semua memperhatikanku dengan Jong Woon oppa? Aigoo, memalukan. Pikirnya. Refleks, ia langsung memegangi kedua pipinya yang memerah itu.

“Ye Sung-ah, kajja. Kita akan berbeda mobil van dengan yang lain, aku harus mengantarmu ke rumah sakit agar kau diperiksa lebih lanjut lagi.” Ia mendengar penjelasan panjang dari Jung Hoon yang baru saja masuk ke dalam ruangan ini. Hyo Yeon memperhatikan mereka berdua, Jong Woon hanya membalas ucapan itu dengan sebuah anggukan kepala.

Ketika semua member Super Junior kecuali Jong Woon itu sudah menaiki mobil vannya masing-masing. Tanpa diperintah, kakinya pun mengikuti langkah kaki laki-laki itu dan begitu Jung Hoon sadar, ia langsung menghentikan jalan Hyo Yeon. Membuatnya yang sejak tadi menundukkan kepalanya itu pun menatapnya dan ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Hyo Yeon-ssi, kau tidak boleh ikut ke rumah sakit.” Jelas Jung Hoon. Hyo Yeon menghela napasnya lagi. Ia baru ingat jika ia benar-benar harus menjauhi Jong Woon. Tapi, Hyo Yeon harus memastikan laki-laki itu baik-baik saja.

Oppa, aku harus memastikan keadaannya juga. Aku akan merasa sangat bersalah kalau dia kenapa-kenapa.” Ucap Hyo Yeon. Ia bergantian menatap ke arah Jung Hoon dan Jong Woon.

“Hyo Yeon-ssi, aku tahu kalau kau sangat khawatir padanya. Tapi jika kau ikut, masalahmu akan menjadi lebih sulit. Kau ingin skandal-skandalmu itu menjadi lebih banyak? Tentu tidak kan? Sekarang, lebih baik kau pulang ke dorm-mu.” Hyo Yeon kembali menghela napasnya dan terpaksa menganggukkan kepalanya.

Kenapa hanya untuk memastikan keadaannya itu saja ia tidak boleh? Hyo Yeon ini kekasih Jong Woon dan setega itukah Jung Hoon melarangnya? Pikirnya. Hyo Yeon pun mendengus kesal ketika matanya kembali berkaca-kaca, merutuki diriknya sendiri yang kenapa selalu menjadi cengeng jika mendengar semua tentang Jong Woon itu.

Jong Woon langsung menepuk-nepuk pundaknya pelan, membuat Hyo Yeon menatapnya. “Aku tidak apa-apa, pulanglah. Ini sudah sangat malam.” Jelasnya dan ia tersenyum. Gadis itu hanya menatapnya dengan sayu, bagaimana matanya tidak sayu jika hampir seharian ini ia selalu menangisi Jong Woon? Ia hanya mengangguk.

“Hyo Yeon-ah, kajja.” Ajak Dong Hwa yang sudah menghampirinya. Hyo Yeon mengangguk lagi dan kembali menatap ke arah Jong Woon. Mata laki-laki itu juga sembab karena di atas panggung tadi ia lumayan banyak menangis karena menyesali dirinya sendiri yang terjatuh itu.

“Hyo Yeon-ah, gwaenchanha?” pertanyaan Jong Woon itu membuatnya harus menahan airmatanya yang akan mengalir, Hyo Yeon mengangguk pelan dan menampilkan senyuman terbaiknya untuk laki-laki itu.

Jung Hoon pun segera menyuruh Jong Woon untuk naik ke dalam vannya, ia hanya bisa melambaikan tangannya pada laki-laki itu dan tersenyum sedih. Bagaimana jika ini terakhir kalinya ia menemui Jong Woon? Bagaimana kalau laki-laki itu mencarinya dan tahu jika ia sudah lebih dulu pergi meninggalkannya? Hatinya kembali bertanya-tanya.

“Aku baik-baik saja, oppa.” Hyo Yeon tersenyum pada Jong Woon, lalu menghapus airmatanya yang menetes dan membalikkan tubuhnya lalu berjalan ke arah mobil Dong Hwa sambil menundukkan kepalanya, ia pun menangis dalam diam.

Hyo Yeon membuka pintunya dan menaiki mobil itu, menghela napas setelah menutup pintu itu kembali. Ia benar-benar tidak bisa melepaskan Jong Woon, sekalipun jika itu tuntutan dari CEO agensinya, lalu Hyo Yeon harus melakukan apa? Ia juga harus menghindari laki-laki itu. Ia benar-benar lebih memilih untuk mati daripada harus merasakan sakit dan sesak yang amat sangat seperti itu.

 

***

 

23:41 PM K.S.T.

Galleria Foret Apartment, Seoul, South Korea

Na wasseo.” Ucapnya dengan suara pelan. Walaupun tidak ikut berteriak dengan keras saat ia menonton konser tadi, tubuhnya ikut terasa pegal dan lelah. Hyo Yeon langsung membuka sepatunya dan berjalan ke ruang tengah. Kenapa dormku sepi? Pikirnya. Karena biasanya terdengar suara Chang Hyun dan Ah Ra yang mengobrol.

“Hyo Yeon-ah, lihat ini.” Suara dengan nada dingin milik manajernya itu langsung terdengar olehnya bersamaan dengan Ipad putih milik Chang Hyun yang disodorkan pada Hyo Yeon. Ia refleks mengambil benda itu dan menatapnya dengan tatapan heran.

Ige mwoya?” tanya Hyo Yeo dengan polos, membuat Chang Hyun mendengus kesal. Keningnya mengeryit, ada apa dengan manajernya?

“Baca saja semua tab yang terbuka disitu.” Suruh Chang Hyun, ia pun kembali ke dalam kamarnya. Hyo Yeon langsung menghela napas dan dalam posisi masih berdiri di depan pintu ruang tengah, ia menyalakan Ipad putih yang tadi sempat mati itu. Seketika matanya membulat saat melihat foto-foto yang ada di layar touchscreen yang lebar itu.

Foto-foto itu di dapat dari beberapa ELF yang langsung di posting ke internet dan memberi judul bahwa mereka melihat dirinya, Juliette Lee. Ia memejamkan matanya sekilas, astaga.. Hyo Yeon baru menyadarinya saat ia dengan susah payah keluar dari area moshpit terdengar banyak blitz kamera di sekitarnya. Awalnya ia pikir mereka sedang memotret para member Super Junior, tapi ternyata mereka memotretnya!

[23/03] Juliette Lee terlihat sedang menonton konser tunggal Super Junior yang ke lima di area moshpit

Baru-baru ini para penggemar Super Junior yang bernama ELF itu dibuat terkejut oleh kemunculan Juliette Lee yang tiba-tiba. Beberapa penggemar mendengar bahwa saat Ye Sung 'Super Junior' itu terjatuh, gadis itu sempat memanggilnya dengan sebutan 'oppa' ia juga berteriak saat memanggil laki-laki yang menjadi lead vocal dari Super Junior itu.

Dengan penyamaran seadanya, ia berdiri di area moshpit sambil memegang lightstick dan banner bertuliskan hangul Dong Hae, penggemar Super Junior ini pun mengira agar tidak ada yang mengenalinya jika ia memakai atribut seperti itu.

Banyak ELF yang beranggapan bahwa Juliette Lee tidak hanya sekedar menonton konser dan mendukung Dong Hae, kakaknya yang juga berada di dalam grup bernama Super Junior. Tapi, jika di lihat dari beberapa foto dibawah ini, anggapan beberapa penggemar itu ternyata berbeda dengan ekspresi yang ia tunjukkan. Ia terlihat sangat khawatir ketika Ye Sung 'Super Junior' itu terjatuh.

ELF juga mengira saat gadis itu cepat-cepat pergi dari area moshpit, Juliette Lee pasti langsung menghampiri Ye Sung yang sudah berjalan lebih dulu ke backstage, dan mereka pun sempat menghubungkan beberapa fakta dan foto-foto yang akhir-akhir ini sedang dibicarakan oleh para penggemar Super Junior itu.

Apakah ini merupakan beberapa bukti lagi bahwa keduanya memiliki hubungan spesial? Atau apa keduanya hanya seorang junior dan senior juga hanya kakak-adik?

Jika dilihat dari foto-foto yang di ambil oleh penggemar di dorm Juliette Lee, tentunya hubungan mereka pasti lebih dari sekedar kakak dan adik. Berikut foto-foto yang sudah tersebar di internet itu.

Cr : Sooompi.com

[Moon Myung Jin - Crying Again]

Hyo Yeon langsung jatuh terduduk di karpet putih setelah membaca salah satu artikel yang ditunjukkan oleh Chang Hyun itu. Matanya yang langsung berkaca-kaca itu menatap layar benda itu dengan tatapan tidak percaya.

Kenapa beritanya benar-benar sangat cepat beredar di internet seperti ini? Kalau hal ini sudah terjadi, Hyo Yeon merasa, ia benar-benar harus keluar dari Korea Selatan.

Hyo Yeon pun menggeser tab itu kebagian komentar, meskipun rasanya sangat sakit membaca setiap kata-kata negatif dari para antifans yang tidak menyukainya, Hyo Yeon tetap penasaran.

“Kenapa dia selalu menempel pada Ye Sung oppa sih?”

“Sudah mempunyai banyak skandal masih saja nekad menonton konser Super Junior di area moshpit.”

“Bakatnya sama banyaknya dengan skandalnya.”

“Ini benar-benar keterlaluan!”

“Jika mereka benar-benar pacaran aku akan bunuh diri.”

Airmata yang Hyo Yeon tahan pun akhirnya mengalir, disusul oleh buliran airmata yang lain dan lama-kelamaan aliran itu berubah menjadi deras. Saat ini pasti CEO agensinya sedang merasa sangat marah padanya.

Hyo Yeon bahkan mengkhianati perjanjian yang sudah ia tandatangani di atas materai itu hanya karena skandal ini. Ia meletakkan Ipad itu di atas karpet dengan pelan, seakan ia tidak mempunyai tenaga lagi, Hyo Yeon memeluk kedua kakinya dan membenamkan wajahnya di kedua lututnya dan menangis dengan sesenggukan.

Hyo Yeon benar-benar tidak percaya bahwa hal ini bisa terjadi sangat cepat, ia bahkan belum mencoba bahkan tidak berani untuk mencoba pergi jauh dari Jong Woon. Meskipun ia sudah memikirkan tempat di mana ia akan tinggal sementara jika ia benar-benar diusir paksa nanti, ia belum sanggup jika Jong Woon akhirnya tahu ia sudah pergi meninggalkan laki-laki itu. Ia benar-benar tidak sanggup jika laki-laki itu hancur karena ia tinggalkan.

CKLEK

Terdengar pintu kamar terbuka dan mau tidak mau Hyo Yeon menghapus airmatanya yang membuat matanya sembab ini, setelahnya ia pun mendongakkan kepalanya, menatap ke arah Chang Hyun yang berjalan dan menatapnya entah dengan tatapan seperti apa ia tidak tahu, tapi ia bisa merasakan bahwa manajernya itu benar-benar marah kepadanya. Hyo Yeon memejamkan matanya sekilas dan menangis lagi.

“Kau sudah melihatnya kan? Kau benar-benar ingin menyerahkan mimpimu begitu saja ya?! Kau benar-benar ingin membuat dirimu semakin sulit, hah?!” bentak Chang Hyun, Hyo Yeon beringsut ke pojok ruangan, duduk di dekat lampu dan menatap takut ke arahnya. Ia hanya terdiam, tidak ingin menjawab pertanyaannya karena ia merasa kepalanya benar-benar akan segera meledak.

“Kau pikir mudah untuk menyelesaikan semua skandalmu? Bahkan kau juga sudah berjanji pada sajangnim agar tidak membuat skandal lagi kan? Aku benar-benar tidak bisa menyangka semua ini, Hyo Yeon-ah! Kau ben—aish.”

Omelannya terpotong karena ponsel yang ia pegang berbunyi, membuat Hyo Yeon menghela napas sedikit lega, setidaknya manajernya bisa berhenti mengomel, ia sudah sangat lelah hari ini dan merasa ingin mati saja. Karena, sungguh. Semua yang terjadi hari ini entah kenapa terasa begitu cepat, seperti mimpi buruk yang sama sekali tidak ingin ia alami. Yang sama sekali tidak ingin ia harapkan.

Mendengar percakapan dari Chang Hyun dengan orang yang meneleponnya itu membuatnya semakin sesak, Hyun Seok yang meneleponnya dan sudah pasti ia menanyai segala hal tentang skandal Hyo Yeon yang baru saja terjadi. Datang ke konser dan ada di area moshpit padahal kau adalah seorang artis? Kau benar-benar tidak memikirkannya lebih dulu, Hyo Yeon-ah, kau itu sangat bodoh. Kesal Hyo Yeon dalam hati.

Airmatanya mengalir lagi ketika mendengar manajernya itu dimarahi oleh petinggi agensinya, Hyo Yeon tidak sanggup jika harus mendengarkan percakapan itu sampai selesai. Ia pun memaksakan dirinya bangkit dari duduknya dan berjalan tertatih ke arah koridor. Lalu, masuk ke dalam kamarnya. Hyo Yeon sudah tidak mempunyai tenaga untuk menghadapi hari ini lagi. Ia butuh istirahat.

Begitu sampai di dalam kamarnya, ia langsung naik ke tempat tidurnya tanpa mengganti baju dulu, ia sudah sangat lelah untuk melakukan hal itu. Karena itu, ia langsung merebahkan dirinya dikasur, menarik selimut sampai sebatas dada dan langsung memejamkan matanya.

Membiarkan airmatanya terus mengalir, Hyo Yeon benar-benar merasa sangat tertekan dan sekarang ia merasakan untuk menghela napas saja rasanya sangat sulit. Benar-benar terasa tercekat, seperti dirinya ingin mati saat ini juga.

Tapi, begitu mendengar pintu kamarnya dibuka, ia berusaha bersikap seperti biasa, ia menyembunyikan napas terengah-engahnya itu dengan menutupi setengah wajahnya dengan selimut yang membungkus tubuhnya dan begitu ia tahu siapa yang membuka pintu kamarnya itu, ia langsung membalikkan tubuhnya, membelakangi Chang Hyun.

Chang Hyun pasti datang ke kamarnya hanya untuk mengomelinya lagi. Bisa tidak sih, sedikit saja ia mengerti perasaan Hyo Yeon? Perasaan tercekat, sulit bernapas, sesak, dan hati yang terasa sakit karena seperti di ambil paksa dengan tiba-tiba itu?

“Tadi, Hyun Seok sajangnim yang meneleponku. Beliau memberitahuku agar kau datang ke agensi besok pagi dan temui beliau tepat jam tujuh pagi, kau tidak boleh terlambat.” Jelas Chang Hyun, airmatanya semakin mengalir mendengarnya.

Baginya, besok pagi benar-benar akan menjadi pertimbangan hidup dan matinya. Hyo Yeon memang bisa keluar dari Korea Selatan kapanpun ia mau, tapi ia belum sanggup untuk meninggalkan impiannya dan juga, Jong Woon. Bahkan ia tidak akan pernah sanggup untuk menjauh dari laki-laki itu.

Menghindarinya saja membuat napasnya terasa sulit setiap harinya, apa lagi jika ia benar-benar tidak bisa melihatnya sama sekali?

Begitu pintu kamarnya tertutup kembali oleh Chang Hyun, tangisan yang sempat ia tahan itu pun akhirnya pecah. Hyo Yeon kembali menangis terisak dan sesenggukan. Jong Woon oppa, apa yang harus aku lakukan agar aku tetap bisa bersamamu? Jika memang aku harus keluar dari dunia Entertainment tapi bisa bersamamu setiap waktu, aku akan merelakannya. Tapi, aku tidak akan pernah rela jika aku harus keluar dari hidupmu, dari bagian hidup seorang Kim Jong Woon. Ucapnya dalam hati. Ia tidak berani membayangkan betapa hancurnya Jong Woon jika ia mengatakan bahwa ia akan pergi dalam waktu dekat ini.

Hyo Yeon beringsut bangun saat merasa napasnya benar-benar terengah-engah, bahkan terputus-putus. Ia membuka laci meja belajarnya dan mencari inhaler yang selalu ia letakkan disana. Begitu ia menemukan benda itu, ia pun memakainya dan berusaha untuk mengatur napasnya agar stabil.

Tapi, kalau ia benar-benar akan pergi dalam waktu yang dekat ini, bagaimana dengan mini album yang sedang diproses itu? Bagaimana dengan comeback stage-nya bulan Juni nanti? Hyo Yeon tahu kalau Hyun Seok tidak mungkin menyia-nyiakan uang yang banyak di keluarkan oleh petinggi agensinya untuk keperluan comeback stage-nya, apa aku bisa bernegosiasi dulu dengan beliau? Ah, kenapa hal itu baru terpikirkan sekarang olehku? Tanyanya dalam hati. Ia menghapus airmatanya yang menetes itu dan menghirup udara dalam-dalam. Sedikit merasa lega walaupun hatinya masih campur aduk. Setidaknya, ia sudah menemukan jalan yang harus ia coba.

 

_T.B.C._

 

-2015.07.24

 

Please give me love and your coment my lovable readers! Thanks for reading ^^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK