home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > GRAY PAPER

GRAY PAPER

Share:
Published : 06 May 2015, Updated : 02 Nov 2015
Cast : Juliette Lee (OC), Super Junior's Yesung, Jane Lee (OC), Super Junior Member, CEO, Managers and
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |6904 Views |2 Loves
GRAY PAPER
CHAPTER 10 : Chapter 09-A

“Aku hanya ingin melihatmu lebih dekat. Dari jarak yang dekat. Itu saja, agar aku bisa tahu kau benar-benar baik-baik saja, Jong Woon oppa. Agar aku bisa memastikan kau akan baik-baik saja jika tanpa diriku, nanti.”

Lee Hyo Yeon–

 

23rd of March 2013, 13:07 AM K.S.T.

Oppa, aku pergi dulu. Annyeong!” Teriak Hyo Yeon pada Chang Hyun setelah ia memakai sepatu, ia memang tidak bilang pada manajernya kalau ia akan menonton konser tunggal Super Junior hari ini dan bisa dipastikan manajernya terkejut sekarang karena ia langsung mendengar langkah cepat dari laki-laki itu, ia langsung membuka pintu dormnya dan berlari ke arah lift.

“Hyo Yeon-ah, kau jangan coba-coba un—” ucapan laki-laki itu terputus saat pintu lift itu tertutup, Hyo Yeon hanya menyengir saat melihat Chang Hyun yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Hyo Yeon menekan tombol basement, dan menghela napas.

Hari ini ia benar-benar ingin bebas. Ia bahkan tidak memakai penyamaran yang terlihat mencolok, Hyo Yeon hanya memakai topi yang ia ambil dari kamar Jin Yeon, topi berwarna pink. Ia juga sudah mempersiapkan lightstick yang bertuliskan Dong Hae, berusaha mengalihkan perhatian orang-orang yang nanti mengira bahwa dirinya adalah Juliette Lee. Kalau kemarin-kemarin ia membawa lightstick yang bertuliskan Ye Sung, kali ini ia tidak membawanya, jadi tidak mungkin kan mereka mengetahui dirinya? Hyo Yeon tersenyum kecil, merasa tidak sabar untuk melihat konser tunggal idolanya itu.

Setelah sampai di basement, ia pun melangkahkan kakinya dan mencari mobil sport berwarna hitam milik kakak tirinya, Lee Dong Hwa. Semalam, bahkan seharian kemarin itu, Hyo Yeon sempat bercerita banyak dengannya, kebetulan ia sudah tidak mengobrol dengannya sangat lama. Dan kebetulan juga, ibu kandung kakak tirinya itu juga ikut menonton otomatis laki-laki itu mengambil cuti kerjanya dan pergi dari Jepang menuju Korea Selatan, ia pasti tidak akan membiarkan eommonim menontonnya sendiri meskipun di VVIP.

Lalu, menurutnya, beberapa orangtua dari member Super Junior juga ikut menontonnya, ia juga mengatakan bahwa orangtua dan adik Jong Woon menonton di kelas VVIP. Dong Hwa bahkan membelikan tiket masuk untuknya juga, padahal hari ini Hyo Yeon sudah berniat untuk melihatnya lebih dekat dan ia juga sudah membeli tiket moshpit.

Untuk hal yang satu itu, Dong Hwa tidak mengetahuinya, bahkan tidak ada yang tahu sama sekali kalau ia akan berdiri selama konser berlangsung di area moshpit.

Karena itu, ia lebih memilih untuk berpenampilan seperti penggemar yang biasa saja dari pada harus mencolok dan mengundang perhatian orang-orang nanti. Hyo Yeon mengetuk kaca jendela mobil yang akhirnya bisa ia temukan itu dan kaca itu terbuka.

Dong Hwa langsung melepas kacamata hitam yang dipakainya. “Hello, my sister.” Sapanya. Hyo Yeon memutar bola matanya dan melangkahkan kakinya ke pintu yang disampingnya. Membukanya dan kemudian kembali menutup pintu itu setelah ia duduk di bangku mobil.

Oppa, sudah lama sekali rasanya tidak bertemu denganmu.” Ucap Hyo Yeon, begitu ia menutup pintu tadi, ia langsung menjerit tertahan melihat perubahan pada kakak tirinya itu, meski terlihat sudah agak berumur dan tidak setampan Dong Hae, ia tetap terlihat berkharisma.

“Aku menganggap ucapanmu itu adalah sebuah pujian karena aku tampan.” Balasnya, Hyo Yeon mendengus geli mendengarnya. Ia pun mengambil ponselnya di saku jaket yang ia pakai dan mengirimkan pesan pada Chang Hyun agar manajernya tidak mengkhawatirkan dirinya karena ia menonton konser itu bersama dengan Dong Hwa dan ibu tirinya.

Are you ready, my sister?” tanya Dong Hwa, laki-laki itu tengah menatapnya dan seakan menilai penampilannya. Seakan ia merasa heran saat melihat Hyo Yeon yang berpenampilan seperti itu.

Ne, oppa. Kita akan menjemput eomma dulu kan?” tanya Hyo Yeon balik. Dong Hwa mengangguk dan mengacak rambut Hyo Yeon dengan pelan ketika ia sudah melepaskan topi yang ia pakai.

Sebenarnya, ia tidak terlalu suka menggunakannya. Tapi, karena ia tidak mungkin pakai syal dan kacamata hitam saat menonton konser, lebih baik ia memakainya saja.

Dong Hwa pun menyalakan mesin mobil setelah ia memakai seatbeltnya dan beberapa menit kemudian mobil ini sudah ikut berada di jalan raya kota Seoul yang terlihat padat namun lancar. Hyo Yeon menghela napas saat menyadari kakak tirinya ini juga tidak tahu kalau ia akan menonton konser itu di kelas moshpit.

Eo, oppa..” panggil Hyo Yeon, tepat saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Dong Hwa langsung mengalihkan pandangannya dari jalan raya ke arah Hyo Yeon.

Membuatnya langsung menggaruk tengkuk belakangnya, bingung. Hyo Yeon ingin menjelaskan, tapi bagaimana ia menjelaskannya?

“Nanti aku akan berada di kelas moshpit saja.” Jelas Hyo Yeon. Tatapannya yang tenang itu langsung berubah menjadi tatapan tidak percaya dan laki-laki itu langsung terkejut, tentu saja. Meskipun Dong Hwa sangat dan terlalu fokus pada karirnya yang menjalankan perusahaan dibidang transportasi itu, ia pasti sudah tahu dengan semua skandal-skandal yang terjadi pada gadis itu, sekalipun ia lebih dulu tahu.

Tapi, karena sifatnya yang tenang dan pintar mengambil keputusan itu. Dong Hwa tidak langsung menelepon Hyo Yeon dan menanyakannya berbagai hal tentang skandal-skandal yang membuatnya semakin pusing.

“Aku sudah membelikan tiket VVIP untukmu.” Ucap Dong Hwa, ia kembali menjalankan mobilnya ketika lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Hyo Yeon menghela napas beratnya, menyadari bahwa Dong Hwa menolak mentah-mentah keputusannya itu. Menyuruhnya untuk tetap menonton di kelas VVIP saja, daripada di moshpit.

“Aku akan berhati-hati, aku janji. Aku akan bersikap biasa seperti penggemar yang lain. Lagi pula, aku menyamar menjadi penggemar Dong Hae oppa, lihat.. aku saja membawa lightsticknya.” Jelas Hyo Yeon panjang.

Hyo Yeon mengambil lightstick yang ada di dalam tasnya dan menunjukkannya pada Dong Hwa, terdengar helaan napas berat dari laki-laki itu. Hyo Yeon langsung memajukan bibirnya, merajuk.

“Aku tidak akan ketahuan oleh media, oppa. Aku janji, orang-orang juga pasti akan mengiraku datang untuk mendukung Dong Hae oppa, bukan Jong Woon oppa.” Jelasnya lagi. Dong Hwa akhirnya mengangguk.

“Tapi tidak sedikit juga yang akan mengiramu untuk datang melihat penampilan terakhirnya sebelum masuk wajib militer, kan?” pertanyaan dari Dong Hwa itu langsung membuatnya terdiam. Bodoh, kau bodoh sampai tidak memikirkan hal yang satu itu Hyo Yeon-ah. Ucapnya dalam hati. Ia memejamkan matanya sekilas dan kembali menghela napas. Bagaimana bisa Hyo Yeon lupa jika Jong Woon akan wajib militer tahun ini?

“Dia akan wajib militer di bulan Mei, kan?” tanya Dong Hwa lagi. Napas Hyo Yeon langsung tercekat, apa? Bulan Mei? Bahkan itu sebulan sebelum ia melakukan comeback stage. Pikirnya. Ia menatap ke arah Dong Hwa dengan tatapan tidak percaya.

Oppa, kau tahu dari mana?” Hyo Yeon menatapnya dengan tatapan penasaran.

“Kau baru tahu? Dong Hae-ya yang memberitahukannya padaku. Aku pikir kau sudah tahu.” Jelas Dong Hwa.

Hyo Yeon langsung mengalihkan pandangannya dan memijit keningnya yang terasa pusing lagi. Secepat itukah Jong Woon akan pergi darinya? Apa semuanya akan benar-benar tetap terlihat sama saat laki-laki itu pergi wajib militer?

Hyo Yeon menolehkan kepalanya ke arah Dong Hwa lagi ketika tangannya itu terulur untuk mengusap-usap rambut gadis itu. Menyuruhnya untuk tenang, ia langsung menghembuskan napas berat.

“Aku merasa seperti bukan kekasihnya.” Ucapnya kesal. Bagaimana bisa ia tidak tahu tentang hal itu? Hyo Yeon mendengus keras, awas saja kalau aku bertemu dengannya nanti. Kesalnya dalam hati.

 

***

 

20:31 PM K.S.T.

Olympic Gymnastic Arena, Seoul, South Korea

Stadium yang berkapasitas besar bernama Olympic Gymnastic Arena ini dipadati oleh banyaknya penggemar dari Super Junior. Konser tunggal kelima mereka yang bertajuk Super Show 5 World Tour Concert itu tengah berlangsung sejak pukul tujuh malam waktu setempat.

Setelah banyaknya penampilan dari member Super Junior dan special stage itu, sekarang giliran Jong Woon yang akan melakukan solo stagenya. Di konser kali, ini hanya ia dan juga Kang In yang mendapat solo stage, karena konser ini merupakan konser terakhirnya sebelum wajib militer dan juga konser pertama untuk Kang In yang sudah kembali dari kegiatannya melakukan wajib militer.

Sejak konser dimulai, walaupun ia tetap fokus pada lagu yang ia nyanyikan, juga pada koreografi yang ia tarikan. Matanya tidak lepas dari pandangannya yang menatap seluruh penjuru stadium yang penuh dengan ELF itu. Terlebih, Jong Woon benar-benar terlihat fokus mencari di mana Hyo Yeon berada.

Saat di backstage sebelum konser dimulai, Dong Hae sempat memberitahukan padanya jika gadis itu akan datang bersama dengan Dong Hwa untuk menonton konser ini dan mereka duduk di kelas VVIP, padahal tadi pagi gadis itu men-tag sebuah foto padanya di twitter, yang membuat Jong Woon semangat.

Tapi, nyatanya, saat session talk berlangsung, ia tidak melihat sosok Hyo Yeon yang berada di kelas itu. Membuat semangat yang tadinya meluap itu, kini menjadi hilang kembali. Tapi, Dong Hae juga tidak mungkin membohonginya, Jong Woon tetap bisa mengetahui ada Dong Hwa di barisan depan kelas VVIP yang duduk bersama ibunya, ibu Jong Woon dan beberapa keluarga dari member Super Junior yang lain, tapi di mana Hyo Yeon?

Para penggemarnya meneriaki namanya seakan membuatnya semangat, tapi saat ini yang bisa membuatnya semangat hanya Hyo Yeon saja. Ia menghela napas begitu intro musik terdengar, ia harus melakukan yang terbaik untuk konser terakhirnya kali ini. Bisa dipastikan ia akan menyesal jika tidak melakukannya dengan sangat baik.

Jong Woon mulai menyanyikan lagu Gray Paper dengan penuh penghayatan. Ia merasa otaknya seakan memutar kembali kenangannya dengan Hyo Yeon saat di Music Box bulan lalu itu. Lagu ini benar-benar mempunyai kenangan tersendiri untuknya. Bahkan matanya saja berkaca-kaca, selain ia sedih karena ia sendiri akan pergi meninggalkan para penggemar yang mencintainya itu untuk wajib militer, Jong Woon juga merasa sangat sedih karena ia harus meninggalkan Hyo Yeon.

Jong Woon benar-benar merasa bahwa kisahnya kali ini seperti tertuang di lagu itu, ia merasa takut kalau Hyo Yeon akhirnya harus pergi meninggalkannya yang bahkan ia sendiri tidak berani untuk membayangkan bagaimana keadaannya jika gadis itu tidak ada di sampingnya setiap hari. Meskipun akhir-akhir ini mereka sangat jarang bertemu, tapi hanya melihat atau mengetahui jika Hyo Yeon baik-baik saja, itu sudah bisa membuatnya merasa lega.

Setidaknya, untuk saat ini dan beberapa hari kemarin, Hyo Yeon masih ada bersamanya, masih berada di Korea Selatan.

Dan, pikirannya mengingat semua kata-kata yang Jong Woon ucapkan pada gadis itu saat di dormnya yang membuat gadis itu menangis. Ia tidak sengaja melakukannya lagi, membentak Hyo Yeon. Meneriakinya dan berkata dengan nada tinggi. Saat itu ia benar-benar tidak bisa menahan ataupun mengontrol emosinya, Jong Woon sangat kesal karena gadis itu tidak memberitahukannya dan malah menyembunyikannya.

Dan, sekarang, gadis itu tidak terlihat oleh jangkauan pandangan dari sepasang mata sipitnya, padahal ia ingin mempersembahkan lagu ini untuk gadis itu. Jong Woon ingin meminta maaf karena ia telah membuat gadis itu menangis lagi, membuat gadis itu sulit bernapas lagi.

Disisi lain, Hyo Yeon memperhatikan Jong Woon sejak konser dimulai, matanya tidak pernah lepas dari sosok laki-laki itu dan sekarang airmatanya terlihat mengalir saat ia melihat laki-laki itu yang seperti sedang mencarinya, jika Hyo Yeon bisa, ia akan langsung berteriak dan mengatakan bahwa ia ada disini, disisi kiri panggung dan tepat di depan panggung utama.

Tapi sayangnya ia tidak bisa, ia harus menyembunyikan dirinya sendiri dari banyaknya penggemar yang datang dan ia pun harus bersikap seperti penggemar biasa yang tidak histeris.

Hyo Yeon tahu kalau Jong Woon pasti akan menyanyikan lagu ini, lagu yang selalu membuatnya menangis kalau ia mendengarkannya, lagu yang mempunyai kenangan yang penuh antara dirinya dan laki-laki itu. Ia menghapus airmatanya dengan pelan, sebisa mungkin Hyo Yeon bersikap biasa dan kembali menatap ke arah Jong Woon yang sedikit membelakanginya karena laki-laki itu akan berjalan ke arah panggung yang tepat mengarah ke kelas VVIP, kelas di mana seharusnya ia berada.

Tapi, jika ia ada di kelas itu, ia tidak mungkin bisa melihat Jong Woon sedekat ini, sedekat ia yang berdiri di kelas moshpit, berdesakkan dengan penggemar Super Junior yang berdorong-dorongan untuk bisa berdiri tepat di depan panggung.

Mata Jong Woon kembali mencari Hyo Yeon di berbagai penjuru stadium itu, tapi sayangnya ia tidak memperhatikan kelas moshpit yang terbagi menjadi empat kotak itu. Ia hanya mendongakkan kepalanya dan kadang menatap lurus ke depan, ke arah kelas VVIP yang dekat dengan panggung. Tapi, hasilnya tetap saja nihil, walaupun hatinya merasa bahwa gadis itu ada disini, di dalam stadium ini dan sedang memperhatikannya. Jong Woon menghela napas diam-diam.

Gomawo.” Ucap Jong Woon pada semua penggemar yang sampai saat ini masih mendukungnya, juga pada gadis yang ia yakin benar-benar datang itu.

Tapi, Jong Woon tidak tahu Hyo Yeon berada di kelas mana, sudah jelas di VVIP ia tidak melihat gadis itu. Ia berjalan menuju stage lain. Tepatnya, stage yang benar-benar ada di depan kelas VVIP, dari sini, jika Hyo Yeon ada di kelas itu, ia pasti sudah sangat jelas melihat gadis itu.

Tapi, yang dilihatnya hanya anggota keluarga member Super Junior dan ia melihat kursi kosong disebelah Dong Hwa. Ia tersenyum kecil, senyuman miris yang menyedihkan kalau orang-orang memperhatikannya dengan sangat baik, Jong Woon melambaikan tangannya dengan pelan kepada para penggemarnya.

이게 마지막이라고 한번 두번 

Ige majimagirago hanbeon dubeon

Ini terakhir kalinya, sekali, dua kali

지키지 못 할 약속들도 한번 두번 

Jikiji mot hal yaksokdeuldo hanbeon dubeon

Aku membuat janji untuk tetap, sekali, dua kali

조금씩 멀어져가다 사라져간다 

Jogeumssik meoreojyeogada sarajyeoganda

Kamu menjadi semakin menjauh pergi dan menghilang

저벅저벅

Jeobeok jeobeok

Sedikit demi sedikit dengan langkah kaki yang berat

Jong Woon mencurahkan semua perasaan yang ia rasakan pada lagu yang sedang dinyanyikannya itu, bahkan ia sempat berteriak, seakan meneriakkan dirinya yang benar-benar merasakan hatinya sangat sesak kalau ia belum bisa melihat Hyo Yeon hari ini.

Jong Woon memejamkan matanya sekilas dan melepas sebelah ear controlnya untuk mendengarkan suara penggemarnya yang meneriakinya itu, tapi dari sekian banyaknya penggemar yang datang dan meneriakinya seperti itu, kenapa dirinya tidak bisa mendengar suara gadis itu? Apa mungkin Hyo Yeon tidak ikut meneriakan namanya?

Itu membuat Jong Woon merasa bersalah, setidaknya jika ia tidak melihat gadis itu, ia bisa mendengar suaranya, hanya suaranya saja, tapi sampai saat ini ia masih mendapatkan hasil yang nihil.

다쳐야 하는건 이런 나라고 

Dachyeoya haneungeon ireon narago

Seseorang yang menjadi terluka adalah aku

제발 제발

Jebal jebal

Kumohon, kumohon

[Ye Sung 'Super Junior' - Gray Paper]

Ketika Jong Woon membuka matanya dan menatap para penggemarnya, matanya sudah memerah dan berkaca-kaca, hidung mancungnya juga ikut memerah dan kantung matanya yang hitam juga terlihat. Jong Woon menundukkan kepalanya, berusaha untuk menahan airmatanya yang akan mengalir detik itu juga, ia tidak mungkin membuat penggemarnya khawatir, tapi ia benar-benar merasa sangat sesak jika tidak menangis.

Untung saja setelah musik dari lagu yang ia nyanyikan habis, lighting panggung itu segera dimatikan. Jong Woon pun membalikkan tubuhnya dan berjalan sedikit cepat ke panggung utama.

Jong Woon sempat berhenti sejenak saat ia merasa tidak asing dengan seorang gadis yang memakai topi berwarna pink dengan jaket berwarna hitam di area moshpit yang ada di dekat panggung utama, gadis itu menyadari kalau ia sedang diperhatikan dan langsung menundukkan kepalanya, seakan dirinya tidak melihat Jong Woon.

Gadis itu memegang lightstick dan banner yang bertuliskan nama Lee Dong Hae, Jong Woon menggelengkan kepalanya pelan, tidak mungkin jika Hyo Yeon berada di area moshpit, gadis itu kan tidak ingin memunculkan skandal-skandal lagi. Pikirnya. Ia segera berlari kecil dan saat sampai di panggung utama, ia langsung turun dari atas panggung dan ke backstage.

 

***

 

Para penggemar Super Junior terus dihibur oleh musik-musik yang benar-benar enak didengar dan aksi panggung para membernya, yang kadang bisa membuat mereka semua terbahak-bahak saat beberapa diantaranya menirukan penyanyi wanita. Seperti Kang In yang berubah menjadi Ga In dengan lagu Bloom, Sung Min yang berdandan seperti Hyuna 4Minute dengan lagu Ice Cream, bahkan Si Won yang terlihat paling manly itu ikut menirukan gaya Son Dam Bi dan membawakan lagu Saturday Night, serta Ryeo Wook yang menyerupai Ba Da dan menyanyikan lagu Loving U.

Setelah mereka semua tampil, ke empat laki-laki yang berubah menjadi wanita itu menarikan koreografi dari lagu Alone milik Dancing Queen. Membuat penonton yang memenuhi stadium itu tidak berhenti tertawa dan berteriak, sebelumnya mereka dibuat cemburu oleh beberapa member Super Junior yang melakukan tarian seksi dengan penari latar wanita untuk lagu Club No.1 itu.

Setelah sub-unit dari Super Junior tampil, yaitu Super Junior M, intro musik dari lagu Shake It Up pun terdengar, membuat suasana di dalam stadium ini semakin ramai walaupun sudah larut malam. Setelahnya, terputar lagu Rockstar yang benar-benar bisa menggebrak panggung. Semua member Super Junior sangat bersemangat menyanyikan dan menarikan lagu itu, bahkan Jong Woon pun bisa dengan cepatnya berubah menjadi ceria seperti itu. Meskipun otaknya masih memikirkan gadis yang ia rasa tidak asing dengannya yang berdiri di kelas moshpit tadi.

Saat lagu akan berakhir dan berdengar seperti ada suara ledakan kembang api yang semakin membuat konser ini menjadi meriah itu, Jong Woon yang membalikkan tubuhnya ke arah panggung utama itu, ia sempat melompat-lompat seperti anak kecil mengikuti irama lagu yang terdengar asik. Dan, ia menyadari ada seorang gadis yang sedang memperhatikannya.

Gadis bertopi pink itu.

Gadis itu, gadisnya.

Lee Hyo Yeon!

Astaga, apa Hyo Yeon sudah gila dengan hanya memakai penyamaran seperti itu dan dengan santainya ia berdiri di kelas moshpit itu? Jong Woon benar-benar tidak menyangka ternyata gadis itu ada disana dan dengan tiba-tiba ia terpeleset lalu terjatuh di atas panggung.

BRUKKK

Oppa!” Hyo Yeon refleks menjerit melihat Jong Woon yang terjatuh dan masih tergeletak di atas panggung, membuat penggemar Super Junior yang ada disekelilingnya langsung menoleh ke arahnya dan sial, umpatnya. Kali ini ia benar-benar ketahuan. Hyo Yeon menurunkan topinya agar wajahnya tidak terlihat. Tapi tetap saja, beberapa orang mulai berbisik mengatakan bahwa dirinya itu mendengar suara Juliette Lee dengan sangat jelas.

Jong Woon menggigit bibir bawahnya sekilas, semua tubuhnya benar-benar sakit, Ia sedikit mengerang dan memegangi perut, serta tulang rusuknya di sebelah kiri. Sepertinya bagian itu yang terasa sangat sakit baginya. Ah, sial. Kenapa aku harus terjatuh di konser terakhirku ini? Gerutunya dalam hati.

Ryeo Wook, Si Won dan Kyu Hyun yang ada didekatnya, langsung membantunya bangun, lalu ia ditemani oleh Ryeo Wook ke pinggir panggung yang benar-benar sangat dekat dengan tempat Hyo Yeon berdiri. Jong Woon mendengus saat membungkukkan tubuhnya, ia memejamkan matanya sekilas menahan sakit. Apa lagi kakinya benar-benar tidak bisa berjalan dengan normal.

Setelah lagu selesai, Jong Woon berjalan dengan sangat pelan-pelan menuruni tangga yang tepat berada didepan Hyo Yeon, gadis itu seakan menempel dengan pagar pembatas. Gadis itu menatapnya terkejut karena merasa ia ketahuan oleh Jong Woon, terlebih laki-laki itu menatapnya dengan tajam dan Jong Woon berjalan tertatih menuju backstage.

Melihat Jong Woon yang pergi ke backstage, Hyo Yeon langsung dengan cepat membelah lautan manusia itu sekuat tenaga yang ia bisa, “Sillyehamnida, saya ingin ke toilet.” Ucap Hyo Yeon, ia beralasan seperti itu agar para ELF yang berdesakkan di area moshpit itu mau memberinya jalan. Tapi ia tidak sadar saat topi yang ia pakai itu terjatuh, membuat rambut panjangnya langsung tergerai dan seketika orang-orang disekitarnya terkejut.

“JULIETTE LEE?!”

“LEE HYO YEON?!”

“HYO YEON EONNI?!”

Tidak lama suara blitz kamera pun terdengar, ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sambil berusaha berjalan keluar dari area itu, bahkan ia tidak segan untuk berlari kencang dan ia menghela napas lega begitu ia berhasil keluar dari sana, ia tidak akan berada di kelas moshpit lagi. Begitu ia berjalan ke arah yang lumayan sepi dari luar panggung itu.

Hyo Yeon memegang kepalanya dan matanya membulat, kemana topi yang kupakai? Bisiknya dalam hati, begitu menyadari teriakan-teriakan penggemar yang memanggilnya itu, ia kembali berlari dan ia berbelok menuju koridor yang entah berujung di mana itu. “Aigoo, kenapa aku benar-benar sangat bodoh?!” Ucapnya kesal.

Hyo Yeon pun berjalan sambil menundukkan kepalanya dan begitu ia akan berbelok lagi, beberapa staff keamanan mencegatnya, dengan refleks ia memberhentikan jalannya dan mendongakkan wajahnya. Terlihat ekspresi terkejut dari beberapa staff itu dan kebetulan Jung Hoon, manajer Super Junior, tengah berjalan ke arah mereka setelah ia mengantar Jong Woon ke backstage.

“Jung Hoon oppa!” Refleks Hyo Yeon memanggil laki-laki itu, terlihat Jung Hoon menghela napasnya, lalu ia pun menyeret tangan Hyo Yeon. Akhirnya, ia diperbolehkan untuk mencari Jong Woon dan akhirnya ia terbebas dari para staff yang bertubuh kekar itu.

“Kenapa kau nekad sekali ada di area moshpit seperti itu, Hyo Yeon-ssi?” tanyanya dengan nada kesal, ia tetap menarik tangan gadis itu sambil berjalan menuju backstage, sedangkan tangannya yang satu memegang ponselnya yang tengah mencari nomor telepon Chang Hyun.

Oppa, kumohon jangan menelepon Chang Hyun oppa.” Pinta Hyo Yeon, ia tidak menjawab pertanyaannya dan menatapnya dengan tatapan sedih. Ia tahu kali ini benar-benar kesalahannya, tapi Hyo Yeon hanya ingin melihat Jong Woon dari dekat saja, apa itu salah? Ia juga tidak mengira akan terjadi hal seperti itu.

Jung Hoon menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruangan Super Junior, ia menatap kesal ke arah Hyo Yeon. “Masuk, jelaskan pada Ye Sung-ah, dia masih sangat khawatir karena kau ada di area seperti itu tadi.” Jelas Jung Hoon, ia melepaskan tangannya pada lengan Hyo Yeon dan membuka pintu, membuat Jong Woon langsung melirik ke arah pintu, laki-laki itu sudah mengganti bajunya untuk penampilan sub-unitnya dan ia sedang diobati.

Oppa, jebal...” mohon Hyo Yeon, tapi permintaannya itu tidak di gubris.

“Aku tetap akan menelepon Chang Hyun-ssi.” Ucap Jung Hoon, lalu pintu ruangan itu tertutup setelah laki-laki itu mendorong Hyo Yeon masuk ke dalam ruangan itu dengan pelan. Hyo Yeon menghela napasnya saat menyadari Jong Woon melihatnya yang sedang berdiri tepat didepan pintu itu. Ia menghela napasnya lagi, ia tahu laki-laki itu pasti akan mengomelinya dan setelah laki-laki itu, manajernya pun tidak lama lagi pasti akan mengomelinya juga.

 

***

 

[The Black - 아주 잠깐 빼고]

Hyo Yeon menundukkan kepalanya, tidak berani melihat Jong Woon yang masih menatapnya, meskipun jaraknya terbilang agak jauh, tapi ia bisa merasakan aura membunuhnya itu karena laki-laki itu sangat menyeramkan jika marah.

Hyo Yeon mendengar Jong Woon meringis kesakitan lagi, membuatnya kembali memejamkan matanya dengan sekilas. Apa karenanya laki-laki itu terjatuh seperti itu? Pikirnya. Hyo Yeon sedikit mendongakkan kepalanya dan matanya langsung melotot saat ia melihat Jong Woon yang sedang berusaha untuk bangun dari posisi berbaringnya, laki-laki itu langsung menggeram kesakitan. Hyo Yeon pun dengan cepat langsung berlari ke arah Jong Woon.

Oppa..” panggil Hyo Yeon. Ia benar-benar tidak sanggup melihatnya kesakitan seperti itu, membuatnya merasa ingin menangis saat ini juga, tapi ia tidak boleh menangis, ia harus menahan airmata yang benar-benar sudah menggenang dikelopak matanya itu.

NIGA!” Ucap Jong Woon dengan nada tinggi, membuatnya kembali terkejut dan memberhentikan langkah kakinya, menatap laki-laki itu dengan tatapan ketakutan. Sumpah demi apapun Hyo Yeon benar-benar tidak sanggup jika ditatap dengan tatapan tajam seperti itu olehnya.

Hyo Yeon seakan terpaku melihat Jong Woon yang menuju ke arahnya, ia pun berusaha untuk bangkit kembali. Setelah berhasil berdiri, Jong Woon berjalan pean, bahkan tertatih dengan langkahnya yang seperti tersaruk itu. Hyo Yeon menatapnya khawatir saat laki-laki itu tidak kuat berjalan lagi dan akan terjatuh, ia pun berlari ke arah laki-laki itu dan bersyukur saat ia bisa menahan tubuh Jong Woon agar tidak terjatuh ke lantai.

Hyo Yeon memapahnya ke sofa yang tadi didudukinya, memposisikan tubuhnya agar dia tiduran. Astaga, dalam keadaan seperti ini kenapa ia tetap memaksakan diri untuk tampil bersama sub-unitnya itu sih? Hyo Yeon menggerutu, tapi, Jong Woon tetap menatapnya dengan tatapan tajam yang mengerikan.

“Hyo Yeon-ah, kenapa kau ada di area moshpit? Itu area yang sangat berbahaya untukmu dan kenapa kau hanya menyamar dengan memakai topi saja?” tanya Jong Woon dengan nada kesal. Hyo Yeon yang masih menatapnya itu pun menghela napas. Orang ini sudah merasa kesakitan seperti itu kenapa masih bisa mengomelinya sih? Kesalnya.

“Kau tahu aku benar-benar terkejut saat itu? Bahkan aku langsung terjatuh. Lagi pula, bukankah Dong Hwa-ya sudah menyuruhmu untuk duduk dengan tenang di kelas VVIP yang aman untukmu? Kenapa kau malah memilih kelas moshpit dan rela untuk berdesakkan dengan penggemarku seperti tadi?” omelan dari laki-laki itu membuatnya langsung menunduk.

Hyo Yeon merasa bersalah padanya, Jong Woon terjatuh itu karena ia penyebabnya. Hyo Yeon sangat bodoh. Tapi, kenapa laki-laki itu bisa tahu kalau ia datang menontonnya? Gadis itu kembali menatap matanya.

Oppa kenapa bisa tahu kalau aku akan menonton konsermu?” Hyo Yeon bertanya balik, membuat Jong Woon langsung mendengus kesal dan saat ia akan meneriakinya, ia kembali meringis kesakitan sambil memegangi tulang rusuknya yang di sebelah kiri, aigoo apa dia cedera? Semoga tidak parah jika memang cedera. Pikirnya dalam hati.

“Jangan mengalihkan topik pembicaraan. Kau bisa memikirkan hal itu sendiri, aku benar-benar kesal padamu saat ini, Hyo Yeon-ah. Aku sudah berusaha mencari-cari dirimu di kelas VVIP tapi nihil hasilnya. Kali ini jangan harap skandalmu itu berkurang.” Ucap Jong Woon, mendengar suaranya yang benar-benar marah dan dingin pada Hyo Yeon membuat matanya kembali berkaca-kaca.

Oppa, aku hanya ingin merasakan menjadi penggemar biasa saja. Bukan menjadi penggemar yang spesial dan bukan seorang artis. Aku benar-benar ingin menjadi seorang Lee Hyo Yeon bukan Juliette Lee untuk hari ini. Aku ingin kembali merasakan saat aku belum menjadi artis, saat aku bebas melakukan apa saja yang kuinginkan.” Jelas Hyo Yeon panjang–lebar, ia langsung menundukkan kepalanya begitu airmatanya menetes. Kenapa aku malah menangis saat ini? Tanyanya dalam hati. ia tidak boleh membuat Jong Woon khawatir terus-terusan.

“Hyo Yeon-ah, kau bisa tetap berada di kelas VVIP jika menginginkan hal itu, tidak harus ada di area moshpit seperti itu kan? Kalau saja aku melihatmu saat awal konser, bisa dipastikan aku menjadi semakin sulit bernapas karena memikirkanmu terus.”

Airmata Hyo Yeon menetes lagi, jadi benar dugaannya saat ia melihat Jong Woon yang benar-benar terlihat seperti raga tanpa nyawa itu? Saat laki-laki itu menyanyikan lagu Gray Paper, meskipun untuk lagu-lagu yang ceria ia tetap bisa bersikap seperti biasanya tapi kenapa untuk lagu-lagu ber-genre ballad Jong Woon benar-benar mencurahkan semua perasaannya?

Oppa, jeongmal mianhae..” ucap Hyo Yeon ditengah isakan tangisnya. Ia sudah tidak bisa melakukan apapun yang ingin ia lakukan lagi, bahkan mungkin besok CEO agensinya itu akan memanggilnya lagi karena ia ketahuan menonton konser tunggal Super Junior di area moshpit dan bahkan mungkin, ia sebentar lagi akan meninggalkan Korea Selatan.

Hyo Yeon menghela napasnya yang tercekat, astaga aku tidak membawa inhaler tolong jangan seperti ini, ucapnya pada dirinya sendiri di dalam hati. Terdengar pintu ruangan ini terbuka, ia langsung memejamkan matanya, seolah ia memohon bukan Chang Hyun yang datang karena ia belum siap menerima semua amarah dari manajernya itu.

“Hyo Yeon-ah!” Panggilan itu membuat airmatanya semakin deras mengalir, meskipun ia merasa sedikit lega karena itu suara Dong Hwa bukan Chang Hyun. Ia langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya ketika mendengar langkah kaki laki-laki itu mendekat kearahnya.

“Dong Hwa-ya, jangan mengomelinya.” Ucap Jong Woon tiba-tiba, Hyo Yeon pun menghela napasnya, baguslah ia tahu kalau gadis itu benar-benar sudah lelah diomeli olehnya, Hyo Yeon pun mengusap matanya dan menghapus airmatanya yang mengalir, menatap Jong Woon dengan tatapan sayu, dari balasan tatapannya tersirat rasa bersalah, apa dia merasa bersalah karena membuatku menangis lagi? Tidak, oppa. Tidak usah merasa seperti itu karena aku menangisi diriku yang entah kenapa menjadi begitu bodoh seperti ini. Ucapnya dalam hati.

“Hyo Yeon-ah, berhentilah menangis.” Ucap Dong Hwa, ia berjongkok didekatnya dan mengusap-usap punggungnya. Hyo Yeon mengalihkan tatapannya ke arah laki-laki itu dan menghela napas lega ketika tahu ia tidak akan memarahi gadis itu, kakak tirinya benar-benar mengertinya. Hyo Yeon langsung menghadapnya dan memeluknya erat.

Oppa..” panggilan Hyo Yeon pelan. Sedetik, tangisannya itu kembali keluar, isakan tangisnya dan ia menangis sesenggukan. Seolah ia mencurahkan semua yang ia rasakan saat itu. Dong Hwa langsung menepuk-nepuk pelan punggungnya dan berusaha menenangkan Hyo Yeon.

“Kau apakan dia, Ye Sung-ah?” Hyo Yeon mempererat pelukannya pada Dong Hwa, berusaha memberitahunya agar tidak memarahi ataupun mengintrogasi Jong Woon. Ia tahu bahwa Jong Woon sudah merasakan sakit hanya karena melihatnya menangis seperti itu, tapi airmatanya benar-benar tidak bisa berhenti dan terus mengalir saat ia menyadari bahwa ia benar-benar akan pergi jauh dari laki-laki yang sudah menjadi bagian dari hidupnya itu.

“Aku hanya menanyakan padanya kenapa dia berada di moshpit, Dong Hwa-ya. Aku benar-benar khawatir padanya. Dan, kenapa dia bodoh sekali sih?!” setelahnya terdengar dengusan kesal dari Jong Woon. Hyo Yeon menghela napasnya lagi, berusaha menghirup udara bebas, untung sudah tidak sesulit tadi, jadi ia tidak membutuhkan inhaler.

BRAKK

Hyo Yeon langsung terkejut ketika mendengar pintu ruangan ini terbuka dengan keras, matanya teralih ke arah suara itu dan langsung membulat lebar, Chang Hyun sudah datang dan berjalan cepat ke arahnya dengan tatapan yang mengerikan.

Oppa, mianhaeyo.” Ucapnya dengan nada tercekat, ia kembali memeluk erat Dong Hwa. Berusaha meminta perlindungan dari kakak tirinya. Terdengar dengusan keras dari manajernya, membuat ia langsung memejamkan matanya sekilas. Hyo Yeon benar-benar takut pada manajernya saat ini.

“Kau bodoh, hah?! Kenapa kau melakukan hal seperti itu, Hyo Yeon-ah?! Apa kata sajangnim nanti kalau beliau mengetahuinya?! Kau benar-benar ceroboh!” Ucapnya dengan nada kesal dan berteriak. Hyo Yeon menelan ludahnya dengan susah payah, napasnya kembali tercekat saat mendengar kata-kata itu. Ia tahu ia sangat bodoh tapi itu hanya karena dirinya ingin memastikan saja.

Hyo Yeon pun memberanikan diri untuk membalas tatapan Chang Hyun yang mematikan itu, memaksakan senyuman manisnya yang membuat manajernya itu langsung merubah tatapannya menjadi heran, merenggangkan pelukannya pada Dong Hwa dan menoleh ke arah Jong Woon yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak percaya, “Chang Hyun oppa, aku hanya ingin melihatnya saja,” ucap Hyo Yeon sambil tetap menatap ke arah Jong Woon. Kening laki-laki itu terlihat mengeryit dan ia langsung menatap gadis itu dengan heran.

“Aku hanya ingin melihatmu lebih dekat. Dari jarak yang dekat. Itu saja, agar aku bisa tahu kau benar-benar baik-baik saja, Jong Woon oppa.” agar aku bisa memastikan kau akan baik-baik saja jika tanpa diriku, nanti. Lanjutnya dalam hati, Hyo Yeon menggigit pelan bibir bawahnya dan menundukkan kepalanya lagi. Menatap laki-laki itu dengan mata berkaca-kaca seperti ini membuat hatinya semakin sesak, ia tidak sanggup menatap mata laki-laki itu jika akhirnya ia harus meninggalkannya.

Meninggalkan Kim Jong Woon.

Hyo Yeon sangat mengingat dengan jelas peraturan agensinya, jenis hukuman dan perjanjian yang diberikan oleh sajangnim padanya, yang sudah ia tandatangani di atas materai. Meskipun Jong Woon sudah tahu dan sudah berkata bahwa laki-laki itu akan membantunya. Semua itu tidak akan berhasil, CEO agensinya itu benar-benar orang yang sangat berkuasa dan juga licik. Sudah pasti ia akan ditendang olehnya dari Korea Selatan, hanya tinggal menunggu waktunya saja. Hyo Yeon menghela napas kembali, berusaha menguatkan dirinya sendiri.

“Hyo Yeon-ah, jangan mengatakan hal seperti itu. Kau tidak akan pergi dariku kan?” pertanyaan dari Jong Woon membuatnya memaksakan senyuman palsunya lagi. Hyo Yeon harus merahasiakannya kali ini. Ia pun hanya mengangguk pelan dan menghapus airmatanya yang tiba-tiba menetes lagi.

“Hyo Yeon-ah, jangan membuatku takut.” Jong Woon berusaha mendekat ke arah Hyo Yeon, tapi ia melangkah mundur dan tetap tersenyum pada laki-laki itu. Berusaha mengatakan pada laki-laki itu bahwa ia tidak akan meninggalkannya, sekalipun itu adalah sebuah kebohongan.

“Ye Sung-ah, sudah saatnya kau ke atas panggung.” Ucap Jung Hoon, Hyo Yeon langsung menatap ke sekitarnya dan terkejut saat melihat semua member Super Junior sudah ada di dalam ruangan ini, Ryeo Wook dan Kyu Hyun juga sudah memakai kostum yang sama seperti Jong Woon.

Hyo Yeon pun bangkit dari duduknya dan membantu penata rias yang sedang membantu Jong Woon untuk berdiri dari posisinya itu, ia menghela napasnya begitu merasa hatinya seakan hancur melihat laki-laki itu kembali meringis kesakitan.

“Minum ini.” Ucap Hyuk Jae tiba-tiba, ia memberikan obat penahan rasa sakit pada Jong Woon. Astaga, orang itu seharusnya langsung dibawa ke rumah sakit, pikirnya. Tapi, ia hanya terdiam saja, Jong Woon mana mau berhenti di tengah konser seperti ini begitu saja. Laki-laki itu sudah pasti akan melanjutkan konsernya meskipun dalam keadaan kesakitan seperti itu.

Oppa keras kepala, seharusnya kau beristirahat saja.” Omel Hyo Yeon. Jong Woon hanya meringis dan menatap ke arahnya dengan tatapan tajam. Tanpa diperintah kedua pipinya memerah saat membalas tatapan laki-laki itu. Jong Woon yang melihatnya langsung tersenyum.

“Ini konser terakhirku.” Ucapnya setelah meminum obat yang diberikan oleh Hyuk Jae, lalu ia memaksakan diri untuk berjalan menyusul Kyu Hyun dan Jung Hoon yang sudah lebih dulu pergi ke arah pintu masuk ruangan ini, untung saja Ryeo Wook membantunya berjalan.

Hyo Yeon dan Dong Hwa pun mengikutinya tapi langkah kakinya dihentikan oleh Chang Hyun yang langsung menatapnya curiga tapi ia membalas tatapan itu dengan heran. “Mwoya? Aku tidak akan kembali ke moshpit, oppa tenang saja. Aku akan bersama Dong Hwa oppa sampai konser selesai.” Jelasnya panjang sambil mengapit lengan kakak tirinya itu. Chang Hyun hanya menghela napasnya dan mengangguk pasrah.

Satu hal yang harus diketahui, manajernya akan selalu menuruti kemauan Hyo Yeon, jika ia berada di dekat kakak tirinya, entah itu Dong Hwa ataupun Dong Hae. Hyo Yeon yang melihatnya pasrah seperti itu pun hanya menyengir kecil, lalu melepaskan tangannya yang mengapit tangan kakak tirinya itu. Ia langsung berlari menghampiri Jong Woon.

Cup!

Oppa, semangat, semoga cepat sembuh.” Ucapnya setelah mengecup pipi laki-laki itu dengan tiba-tiba. Membuat Jong Woon terkejut melihatnya dan membuat pipi laki-laki itu langsung memerah tentunya. Dong Hwa segera menghampirinya dan menjitak kepalanya.

“Lee Hyo Yeon!” Teriakan Chang Hyun terdengar saat ia mengecup pipi kekasihnya. Hyo Yeon hanya terkekeh, mungkin ini adalah yang terakhir kalinya ia bisa mengecup pipi tembam Jong Woon itu. Ia dan Dong Hwa pun segera berlari menuju kelas VVIP dan kembali duduk di barisan depan. Tadinya ia ingin duduk di sebelah ibu Jong Woon, tapi begitu sadar jika ia melakukan hal itu akan membuat skandal lagi, lebih baik ia duduk di sebelah Dong Hwa saja.

Hyo Yeon kembali menghela napasnya saat melihat penampilan sub-unit Super Junior yang bernama Super Junior K.R.Y, yang terdiri dari tiga orang itu. Menyanyikan lagu baru menurutnya, karena ia tidak pernah mendengar lagu ini, bahkan ia yang sering bernyanyi asal dengan Jong Woon itu pun merasa laki-laki itu tidak pernah menyanyikan lagu ini. Mungkin lagu ini akan dimasukkan ke dalam album baru Super Junior nanti. Berhubung Jong Woon tidak bisa ikut serta dalam pembuatan album baru itu karena wajib militer, pikirnya.

Hyo Yeon pun menghembuskan napasnya, laki-laki itu akan melakukan pelatihan wajib militernya itu awal bulan Mei, begitu yang sudah ia dengar dari Dong Hwa saat perjalanan menuju stadium tempat konser ini dilaksanakan. Itu artinya, ia akan lebih dulu ditinggalkan oleh Jong Woon, bahkan sebulan sebelum ia comeback stage, Hyo Yeon mendengus kecil saat menyadari hal itu dan ia akan promosi album selama satu bulan lebih, berarti Hyo Yeon benar-benar tidak bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi. Terlebih, jika ia sudah harus keluar dari Korea Selatan.

 

_T.B.C.

-2015.07.24

 

Please give me love and coment my lovable readers! Thanks for reading ^^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK