Chapter 08 : Why are you leaving me?
Lee Jongsuk berjalan masuk kedalam restoran di apartemen Kingdom sambil mengenakan kacamatan hitamnya. Ia menuju kearah Suji dan Woobin sedang mengobrol bersama. Sang actor pun membuka kacamata hitam yang ia kenakan dan menatap wajah syok Suji.
“Jongsuk oppa…” ucap Suji yang terkejut melihat kemunculan Jongsuk yang tiba-tiba.
“aku ingin bicara denganmu, Woobin…” ujar Jongsuk dengan nada kesal.
“duduklah…” pinta Woobin sambil mempersilahkan Jongsuk duduk disebelah Suji.
Jongsuk menarik nafas dalam sebelum bicara, “apa yang sebenarnya kau mau dari kami?”
“maksudmu?” Woobin mengangkat satu alisnya karena tidak mengerti pertanyaan kekasih Suji ini.
“kau paham maksudku…” balas Jongsuk sambil menatap Woobin.
“tidak sama sekali, Jongsuk… aku tidak paham apa maksudmu…” ujar Woobin sambil melipat kedua tangannya.
Jongsuk menghela nafas dan berkata, “baiklah, biar kujelaskan… aku tahu kau adalah orang yang paling dekat dengan Suji. kaulah yang paling tahu semua rahasia tentang Suji…”
“tidak semua…” sela Woobin.
Jongsuk pun segera meneruskan ucapannya, “…jika dibandingkan denganku yang baru bertemu dengannya beberapa tahun yang lalu, aku mungkin tidak tahu apapun tentang Suji…”
Suji yang sedari tadi memandangi wajah serius kekasihnya pun angkat bicara, “Jongsuk oppa, apa yang kau bicarakan?”
Jongsuk tidak menghiraukan Suji dan masih menatap Woobin sambil mengatakan, “Tapi aku… aku adalah pria yang akan menyerahkan hidupku untuk bisa bersamanya… apapun yang terjadi, Suji dan aku akan menemukan jalan untuk bersama…”
“itu menarik Lee Jongsuk… tapi kau juga tahu kan, menunggu adalah bentuk lain dari cinta…” balas Woobin yang menyeringai mendengar ucapan Jongsuk.
“Aku benci menunggu lagi… Kenapa kau memintaku untuk menunggu?... apa kau benar-benar serius akan membawa Suji ke Amerika untuk debut menjadi penyanyi terkenal?” tanya Jongsuk dengan nada serius.
Woobin mengangguk dan berkata, “Tentu saja… aku seorang produser terkenal…”
Jongsuk menghela nafas berat dan bertanya lagi, “Lalu, kenapa kau membuat project duet untuk kami berdua?”
“Untuk menyelamatkan Suji dari kelakuanmu yang gegabah seperti kemarin…” balas Woobin dengan nada mengejek.
Jongsuk mengangguk pelan dan berujar, “ternyata benar dugaanku, kau ingin memisahkan kami…”
“aku tak pernah berniat memisahkan siapapun… aku juga tahu, kau sudah menunggu selama lima tahun sejak pertemuan pertamamu dengan Suji… jadi, kurasa tidak akan sulit untukmu menunggu lagi…” ujar Woobin enteng.
Suji pun terkejut mendengar ucapan Woobin dan membalas ucapan sahabatnya itu, “Woobin, aku belum menyetujui kontrak untuk pergi ke amerika…”
Jongsuk berusaha tidak mengangkat tangan kanannya yang sudah terkepal menahan marah, “ingatkan aku untuk menghajarmu nanti… Kim Woobin…”
“tentu saja… aku akan mengingatkanmu….”, balas Woobin sambil tersenyum, “Tapi sekarang, lepaskan Suji dan biarkan dia mewujudkan impian besarnya menjadi seorang penyanyi… kau tahu sendiri kan betapa berbakatnya Suji…”
“baiklah. Terima kasih kau sudah mau mendengarkanku bicara…” Jongsuk menoleh kearah Suji yang duduk disebelahnya. Ia menggenggam tangan Suji dan berkata, “aku ingin bicara denganmu sekarang… ayo, ikut aku…”.
Suji mengangguk dan mengikuti Jongsuk yang menggenggam tangannya berjalan keluar restoran.
Woobin hanya mendesah pelan melihat keduanya pergi.
******
Jaehyun menatap wajah Seolhyun sambil berkata, “Sepertinya kau terkejut dengan pernyataanku di acara tadi mengenai project duet Jongsuk…”
Seolhyun mengaduk kopi dihadapannya sambil berujar, “jujur saja aku terkejut, tapi mungkin ini kau lakukan untuk mempromosikan drama My Special Love”
“kau benar… maaf aku tidak memberitahumu…” balas Jaehyun.
Seolhyun menghela nafasnya dan bertanya, “tidak masalah… tapi, apa benar Jongsuk oppa akan berduet dengan Suji?”
“kenapa? Apa kau cemburu?” goda Jaehyun sambil tersenyum.
“sedikit… tapi kan mereka memang berpacaran…” balas Seolhyun dengan nada gugup “aku justru iri pada Suji yang sangat berbakat dibidang music… ia pasti bekerja keras untuk bisa mendapatkan posisinya sebagai idol wanita terkenal seperti saat ini… sedangkan aku, bahkan menciptakan satu melodi pun aku belum mampu…”
“kau sudah menonton video klinik music Suji?... kudengar dari staff di studio tadi, video itu sedang jadi trending topic saat ini…” ujar Jaehyun.
Seolhyun mengangguk dan berujar, “sepertinya aku belum bisa mengalahkan Suji untuk menjadi musisi paling populer…”
Jaehyun berusaha menghibur Seolhyun yang merasa kalah dari Suji, “aku tahu kau pasti berada disituasi yang sulit karena mereka berdua…”
“maksudmu?” tanya Seolhyun.
“kau diproduseri Kim Woobin kan?” tanya Jaehyun.
“ya…” balas Seolhyun.
“Sejak dia menjadi produser, impian terbesar Kim Woobin adalah ingin membawa pergi Suji ke Amerika…” ujar Jaehyun sambil menatap wajah Seolhyun yang sedikit terkejut.
“Tapi Woobin oppa bilang dia juga akan mendebutkanku…” ujar Seolhyun polos.
“Maaf jika pernyataanku menyakitkanmu, tapi aku takut kau akan terluka jika mendengarnya langsung dari Woobin….” Ucap Jaehyun, “Sebenarnya, dia hanya menguji mentalmu agar bisa lebih hebat dari Suji… Woobin masih belum benar-benar serius mengajakmu debut di Amerika… kau masih perlu banyak belajar”
“ahhh…. Begitu….” Ujar Seolhyun yang seolah sudah bisa menebak.
“kau tidak terlalu terkejut dengan ucapanku?” tanya Jaehyun heran.
“tidak. Aku sudah lama menduganya” balas Seolhyun santai, “Lagipula setelah melihat berita mengenai klinik music Suji yang sukses tadi pagi, aku sangat yakin bahwa Woobin oppa akan memintaku belajar banyak agar bisa menyaingi Suji menjadi musisi sejati…”
“tidak kusangka kau lebih dewasa dari usiamu, Seolhyun….” Ujar Jaehyun yang terkesima dengan penuturan Seolhyun.
“Mungkin karena pengalaman yang kualami akhir-akhir ini… aku jadi bisa mengendalikan diriku…” ujar Seolhyun.
Jaehyun pun tersenyum sambil berkata, “baguslah kalau begitu… aku akan selalu mendukungmu, Seolhyun…”
Seolhyun pun bertanya dengan heran, “kenapa kau mendukungku, Jaehyun oppa?”
“karena aku yakin kau pasti bisa melampaui Suji… belajarlah dengan tekun mulai sekarang” balas Jaehyun, “kesempatanmu menjadi bintang yang lebih terkenal akan selalu ada…!”
“terima kasih Jaehyun oppa…” balas Seolhyun yang merasa terhibur dengan ucapan penuh semangat dari Jaehyun.
“tak usah dipikirkan….” Ujar Jaehyun yang tersenyum penuh perhatian pada Seolhyun.
*******
“Ding!” suara denting lift terbuka di lantai tujuh apartemen Kingdom. Dari dalam lift, Jongsuk keluar sambil masih tetap menggenggam tangan Suji. Keduanya berjalan menuju kamar apartemen 702 milik Jongsuk.
Sang actor mengeluarkan kartu kunci apartemennya dan segera membuka pintunya. Suji terlihat bingung melihat Jongsuk yang tidak bicara apapun padanya.
Sang idol wanita pun melangkah masuk ke dalam apartemen kekasihnya itu untuk pertama kalinya. Ia berjalan pelan menuju ruang tamu sambil masih digenggam tangannya oleh Jongsuk. Diatas meja ruang tamu terdapat satu buket vas bunga mawar putih yang mengingatkan Suji tentang pertemuan mereka di Jeju.
Jongsuk meminta Suji untuk duduk di sofa dihadapan meja dengan vas bunga itu, “duduklah… aku ingin bicara, Sujiya…”
Suji yang masih memandangi vas bunga mawar putih menuruti perkataan Jongsuk dan duduk disamping kekasihnya.
“Jongsuk oppa, bunga mawar putih ini pasti mengingatkanmu pada ibumu…” ucap Suji yang teringat pada semua kenangan mereka berdua.
Jongsuk menggelengkan kepalanya dan berkata, “tidak juga…”
“lalu?” tanya Suji.
Jongsuk menatap lembut wajah kekasihnya yang pucat pasi karena kelelahan dengan berkata, “bunga mawar putih itu selalu mengingatkanku padamu…”
Suji menatap wajah Jongsuk dengan mata berkaca-kaca, “maafkan aku oppa, semua yang terjadi saat ini pasti berat sekali untuk dirimu…”
Kedua tangan Jongsuk menyeka lembut airmata Suji, “jangan menangis Suji, aku tidak pernah menyalahkanmu atas segala yang terjadi padaku… semua ini hanya permainan takdir… kita pasti akan menemukan cara untuk bersama…”
“oppa, apa kau yakin akan membiarkanku pergi ke amerika?”
“sebenarnya tidak. Tapi, jika aku menahanmu disini, kau yang akan terus terluka karena perlakuan fansku…”
“jadi kau akan menuruti semua rencana Woobin, oppa?”
“saat ini, hanya itu satu-satunya cara untuk tidak kehilanganmu…”
“kenapa?”
Jongsuk ingat dengan berita mengenai suksesnya acara klinik music Suji pagi ini, “karena aku tahu kau adalah seorang penyanyi berbakat...”
“kurasa, itu bukan alasan yang tepat untuk melepasku ke amerika…” ujar Suji disela tangisnya.
“karena kau pasti bisa melakukan yang terbaik dan menjadi diva terkenal di amerika bersama produsermu…”
“itu juga bukan alasan yang tepat untuk membiarkanku pergi…”
Jongsuk menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ada ucapan yang harus ia katakan demi kekasihnya ini, “karena aku mencintaimu…”
Suji terdiam mendengar ucapan kekasihnya. Airmatanya mulai jatuh membasahi pipinya.
Jongsuk menangkupkan tangannya ke kedua pipi Suji dan mencium bibir kekasihnya yang bergetar menahan luapan airmata.
Suji menutup kedua matanya dan membiarkan kehangatan tubuh pria yang paling ia cintai menyelimutinya.
Bunga mawar putih didalam vas itu menjadi saksi bisu bagaimana kedua sejoli ini meluapkan perasaan cinta mereka.
******
Hyejong sedang duduk bersantai di dalam kafe “Coffee” sambil membuka situs berbagi video yang paling terkenal didunia. Di urutan pertama Hot Video hari ini adalah video dari Bae Suji yang menyanyikan lagu ciptaannya sendiri berjudul Eventhough I Love You di acara klinik music tadi pagi.
Hyeri, yang kini bekerja sebagai pelayan di kafe “Coffee” sejak dipecat dari HEnt karena ulahnya merusak mobil Suji, menghampiri meja Hyejong sambil membawakan dua gelas kopi latte.
“Hyeri unnie, kau sudah melihat video Bae Suji?”
“Bae Suji? memangnya ada apa lagi dengannya?” tanya Hyeri usai menyesap kopi lattenya.
Hyejong menyodorkan tablet pc nya kepada Hyeri, “lihatlah! Dia menyanyikan lagu ciptaannya sendiri…”
“benarkah? Aku tak pernah tahu dia bisa menciptakan lagu… tapi kalau melihat dia yang selalu latihan setiap hari hingga larut malam, mungkin dia benar-benar berbakat…” balas Hyeri setelah menonton video Suji.
Hyejong menopang dagunya dan berkata, “Jongsuk oppa pasti senang sekali dengan keberhasilan Suji…”
“mereka sepertinya adalah pasangan paling bahagia saat ini… aku jadi iri…” ujar Hyeri sambil mengamati foto LeeJongsuk di layar depan tablet pc Hyejong.
“aku juga… mungkin kita sebaiknya mulai berbenah diri menjadi gadis yang lebih baik lagi seperti Bae Suji… yaa, siapa tahu kita bisa juga mendapatkan pria sebaik Jongsuk oppa kan?” ucap Hyejong dengan senyum penuh harap.
Keduanya pun saling tersenyum bersama.
******
“Ini baru pertama kalinya kau memberiku berita sebagus ini, Woobin…” ujar Wartawan Choi yang sedang menerima telepon dari produser terkenal Woobin. Sang wartawan segera membuka emailnya dan membaca draft berita dari Woobin yang berisi mengenai rencana debut Amerika Bae Suji.
“Aku ingin agar semua orang tahu bahwa Suji akan segera pergi ke Amerika dan mempersiapkan diri untuk debut bersamaku… kau pasti bisa membuat berita ini menjadi sangat sensasional kan?”
“tenang saja… kau bisa mengandalkanku… lain kali kita minum soju bersama, ya?”
“aku sibuk… nanti kuhubungi lagi…”
Wartawan Choi segera membuka portal STARDOM dan segera menulis berita tentang rencana kepergian Bae Suji ke Amerika.
******
Suji merasakan tubuhnya sangat hangat. Ia mencoba membuka matanya dan mendapati dirinya tertidur pulas berselimut tebal di atas kasur milik Jongsuk. Suji mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih mengantuk dan berusaha duduk bersandar di kasur King Size milik kekasihnya itu. Gadis itu mengamati sekeliling kamar Jongsuk yang hanya diisi dengan poster dari semua film yang pernah dibintanginya.
Tiba-tiba pintu kamar mandi yang berada di bagian dalam ujung kanan kamar tidur terbuka dan Jongsuk muncul dengan mantel mandinya.
Suji yang baru kali ini melihat kekasihnya selesai mandi segera mengalihkan pandangannya karena malu.
Jongsuk yang menyadari Suji baru saja terbangun segera mendekatinya dan duduk ditepi tempat tidurnya.
Suji reflek menutupi tubuhnya dengan selimut dan masih tidak bisa mau melihat Jongsuk.
“kau sudah bangun ternyata… mandilah biar segar…” ujar Jongsuk sambil duduk dihadapan Suji.
“tak mau… aku mandi dikamar apartemenku saja…” ujar Suji sambil menggelengkan kepalanya.
Jongsuk menepuk lembut rambut kekasihnya sambil berkata, “ya terserah kau saja kalau begitu…”
Suji menoleh kearah pria yang paling dia cintai itu perlahan dan bertanya, “Jongsuk oppa…”
“ada apa?” tanya Jongsuk heran.
“kau tidak melakukan apapun padaku kan?” tanya Suji dengan nada khawatir.
“melakukan apa?” Jongsuk semakin heran dengan pertanyaan kekasihnya.
“lalu Kenapa aku bisa tidur dikamarmu?” tanya Suji sambil memandangi sekeliling kamar Jongsuk.
“ahh… setelah aku mencium mu, kau menangis hingga mengantuk dipelukanku… lalu, aku menggendongmu kekamarku untuk tidur... kemudian…” jelas Jongsuk.
“kemudian?? Apa yang kau lakukan?” Sela Suji dengan nada syok.
Jongsuk pun melanjutkan, “aku menyelimutimu… memang kau kira apa?”
Suji menggelengkan kepalanya dengan cepat seraya berujar, “tidak ada.. aku tidak berpikir macam-macam…”
“yaa… anggap saja aku percaya…” balas Jongsuk sambil tersenyum geli melihat wajah memerah kekasihnya itu, “Sujiya… bagaimana kalau kita ke pantai? Kau pernah meneleponku kan waktu itu, kau bilang bahwa kau ingin sekali pergi melihat ombak di pantai”
“sore hari begini?” tanya Suji sambil melihat jam disamping tempat tidur Jongsuk yang menunjukkan pukul empat sore.
“tidak apa-apa… kita bisa naik taksi kesana…” jawab Jongsuk dengan wajah meyakinkan.
Suji mengangguk senang, “baiklah…”
“kalau begitu, mandilah dulu…” pinta Jongsuk sambil menyodorkan handuk yang ia bawa untuk Suji.
“keluarlah dari kamarmu, Jongsuk oppa… aku tidak mau kau mengintipku mandi…” ujar Suji sambil bangkit dari tempat tidur.
Jongsuk berjalan dibelakang Suji dan segera memeluk kekasihnya dari belakang. Suji terperanjat merasakan nafas Jongsuk diatas kepalanya.
Jongsuk berkata dengan nada pura-pura kecewa, “kau kan pacarku... masa aku tidak boleh menunggumu mandi disini? Woobin saja menungguimu mandi…”
“kau cemburu lagi?” tanya Suji sambil membalikkan badanya menghadap Jongsuk.
“tentu saja… dia kan…” kata-kata Jongsuk terhenti karena Suji tiba-tiba mendaratkan sebuah kecupan dibibirnya.
Ciuman hangat dari Suji berhasil membuat Jongsuk diam dan bermuka merah. Suji tersenyum melihat wajah bingung Jongsuk dan bertanya dengan nada menggoda, “bagaimana, kau masih mau cemburu karena orang lain?”
“cium aku lagi…” pinta Jongsuk dengan manja. Kedua tangannya mendekap punggung Suji.
Jari telunjuk Suji berhenti didepan bibir Jongsuk, “tidak mau! Aku mau mandi… keluarlah!”.
“baiklah… kau boleh mandi setelah aku menciummu…” ujar Jongsuk seraya mencium kening Suji dengan lembut.
Suji menggelitik pinggang Jongsuk agar melepaskan pelukannya. Segera saja Suji berlari kearah kamar mandi dan menutup pintunya sebelum Jongsuk mengejarnya. Jongsuk hanya bisa tertawa geli melihat kelakuan lucu kekasihnya.
******
Presdir Han sedang membaca proposal kerjasama untuk Bae Suji di mejanya saat dia menyadari keponakannya, Kim Woobin, duduk dihadapannya sambil memainkan kedua tangannya.
“kau mencemaskan sesuatu?” tanya presdir Han yang hafal betul kelakuan keponakan tersayangnya ini jika sedang gelisah.
“yaa… sedikit…” jawab Woobin singkat sambil tetap memainkan jari-jari tangannya.
Presdir Han menutup map nya dan menatap Woobin, “beritahu aku… ini pasti tentang bae suji”
“apa aku terlalu keras padanya?” tanya Woobin seolah menyalahkan dirinya sendiri.
“maksudmu?” Presdir Han merasa bingung dengan pertanyaan Woobin.
“apa menurut paman, aku terlalu memaksa kehendakku pada Suji?” jelas Woobin.
“tentang mengajaknya ke Amerika? Menurutku tidak…” jawab pamannya dengan nada meyakinkan.
Woobin melipat kedua tangannya dan bertanya, “kenapa?”
“karena kau hanya ingin melakukan yang terbaik untuk Suji. kurasa Suji akan mengerti tentang perasaanmu yang ingin melindunginya sedikit demi sedikit nanti…” ujar Presdir Han sambil tersenyum menghibur.
“semoga saja pemberitaan besok mengenai rencana debut Suji akan membuatnya bisa lebih kuat…” harap Woobin.
“Woobinah, harusnya kau mengatakan pada Suji jika kau menyukainya… kenapa kau biarkan Suji pergi dengan Jongsuk? Lihatlah dirimu yang gelisah seperti ini…” Presdir Han merasa iba melihat keponakannya yang terpuruk karena cinta.
“aku sudah kalah dari Jongsuk, paman Han… sejak pertemuan pertama mereka di Jeju, kesempatanku untuk mendapatkan hati Suji sudah hilang selamanya, paman…” urai Woobin tentang hatinya, “sekarang, yang bisa kulakukan adalah membuat Suji mendapatkan kebahagian yang seutuhnya…”
“Suji pasti tidak akan pernah mengira bahwa kau melakukan semua ini agar dia bisa bertemu lagi dengan ibunya…” ungkap Presdir Han.
“aku tidak melarangnya untuk bahagia dengan siapapun… aku hanya ingin agar hati Suji bisa terbebas dari rasa benci kepada ibunya sebelum dia melangkah kearah yang lebih serius dengan Jongsuk…” jelas Woobin.
“aku tahu… tenanglah Woobin! Kau sudah melakukan yang terbaik untuk Suji…” ujar pamannya sambil tersenyum, “biar aku yang memberitahukannya mengenai kepergiannya ke amerika…”
“terima kasih paman…” balas Woobin.
“ah… lalu Seolhyun? Bagaimana gadis itu?” tanya presdir Han penasaran.
“aku akan bicara dengannya setelah ini…” jelas Woobin sambil menatap jendela di belakang kursi pamannya yang sedang memancarkan cahaya senja.
*******
Sebuah taksi berwarna hijau muda berhenti dijalanan pinggir pantai tepi kota Seoul. Jongsuk dan Suji keluar dari dalam taksi secara bergantian. Keduanya memakai kacamata hitam, topi hitam dan syal yang menutupi hampir sebagian besar wajah mereka. Sambil bergandengan tangan, keduanya menuruni tangga menuju tepi pantai yang sore itu terlihat indah karena warna orange dari matahari senja.
Setelah melihat keadaan sekelilingnya yang sepi, Jongsuk segera membuka kacamata hitamnya. Suji pun segera melepaskan syal yang menutupi wajahnya.
Keduanya tersenyum senang memandangi langit senja ditepi pantai. Ingatan mereka kembali ke Pulau Jeju lima tahun yang lalu ketika mereka berdua berbincang bersama dibawah sinar matahari senja.
Suji berlarian disepanjang bibir pantai dengan riang. Sudah lama rasanya dia tidak bisa pergi keluar ruangan seperti ini. Jongsuk merasa senang melihat kekasihnya itu tertawa lepas.
Keduanya pun bergandengan tangan berjalan bersama di tepi pantai. Angin pantai yang bertiup membuat keduanya merasa bebas dan bahagia.
Setelah berjalan menyusuri pantai, Jongsuk duduk diatas pasir pantai yang hangat disamping Suji.
“ini seperti mimpi untukku…” ujar Jongsuk sambil menatap langit yang kemerahan di atas laut, “duduk berdua denganmu lagi sambil melihat matahari tenggelam…”
Suji mengangguk, “kau benar, oppa… hidup ini benar-benar penuh misteri…”
“ya, hidup itu penuh misteri…” ujar Jongsuk yang setuju dengan pernyataan kekasihnya itu.
“kau tahu oppa, aku sudah lama tidak pergi keluar rumah seperti ini….”, ungkap Suji.
“ya, aku juga… waktuku terlalu banyak kuhabiskan di lokasi shoot…”, balas Jongsuk.
Keduanya menikmati saat saat bersama mereka menyaksikan matahari tenggelam sore itu di tepi pantai Seoul.
“Sujiyaa…” ujar Jongsuk sambil menoleh kearah kekasihnya.
“hmmm?” balas Suji.
Jongsuk menyentuh lembut rambut Suji yang tertiup angin pantai, “kau harus menjaga dirimu di amerika nanti…”
“oppa…” Suji tidak menyangka kekasihnya itu akan mengizinkannya pergi.
“jangan khawatirkan aku! Akan segera kususul dirimu nanti…” ujar Jongsuk dengan penuh keyakinan.
Suji menggenggam tangan Jongsuk yang masih membelai rambutnya, “Jongsuk oppa, kau benar-benar akan membiarkanku pergi?”
Hanya anggukan yang menjadi jawaban Jongsuk.
Suji menatap manik mata Jongsuk seraya berkata, “baiklah jika itu maumu oppa, aku akan melakukannya…”
“Sujiya, kesempatan untuk menjadi diva terkenal di amerika tidak datang dua kali…” jelas Jongsuk sambil menahan kesedihannya melepaskan Suji, “sedangkan kesempatan untuk bersamaku, kau bisa mendapatkannya berulang kali dan untuk selamanya… aku akan menemukan jalan untuk bersamamu…”
Jongsuk mendekap tubuh Suji dalam pelukannya. Tangannya menepuk halus punggung Suji yang mulai bergetar menahan tangis.
“aku tidak menangis, oppa…” bisik Suji ditelinga Jongsuk. Kedua tangan Suji segera menghapus airmatanya yang sudah meleleh membasahi pipinya.
Jongsuk yang tahu bahwa Suji menangis dalam pelukannya pura-pura percaya pada ucapannya, “aku tahu kau tidak menangis… kau kan wanitaku yang paling kuat…”
Ombak pantai membasahi kedua kaki mereka seolah ikut bersedih melihat sejoli ini yang akan segera melangkah terpisah untuk mengejar mimpinya.
*******
Seolhyun baru saja selesai latihan menari di studionya ketika Woobin datang.
Keduanya duduk di kursi panjang yang berada didalam studio tari FNC. Seolhyun segera membuka percakapan saat melihat Woobin yang tak bicara sepatah katapun, “kau ingin bicara denganku mengenai rencana ke amerika?”
“Seolhyun-…” Woobin tidak tahu harus mulai dari mana.
“kau tidak jadi mengajakku pergi ke amerika kan?” tebak Seolhyun dengan wajah sinis yang dibuat-buat.
“siapa bilang begitu?” tanya Woobin dengan ekspresi terkejut.
“aku benar ternyata”, ujar Seolhyun sambil menarik nafas dalam-dalam, “tidak penting siapa yang memberitahuku, oppa-…”
Woobin segera menjawab, “aku akan tetap mengajakmu audisi ke amerika…”
“hah?” Seolhyun mengernyitkan wajahnya.
“ya, aku serius mengajakmu… tapi, selesaikan dulu shoot dramamu dengan Jaehyun…” ujar Woobin meyakinkan.
“Woobin oppa, kau serius?” Seolhyun merasa bingung.
“ya, aku akan menunggumu hingga kau merasa siap ke amerika… setelah melihat video Suji di klinik music tadi pagi, aku yakin kau tahu alasan kenapa Suji lebih unggul dari dirimu…” jelas Woobin.
“aku tahu…” Seolhyun tak bisa menyembunyikan kekecewaannya mendengar penjelasan produsernya, “kapan kau akan kembali ke amerika oppa??”
“mungkin minggu depan…” jawab WOobin.
“Suji akan ikut denganmu?” tanya Seolhyun.
“ya, dia yang paling mendekati kriteriaku saat ini…” jelas Woobin.
“jadi aku kalah dari Suji untuk saat ini?” tanya Seolhyun dengan wajah sedih.
“ya… hanya untuk saat ini… jika kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu di korea dan ingin pergi ke amerika, aku akan selalu siap membantumu…” jawab Woobin sambil tersenyum untuk menyemangati Seolhyun.
Seolhyun membalas senyuman Woobin untuk menutupi kekecewaannya karena kalah bersaing dari Suji.
******
Jongsuk mengajak Suji makan direstoran dua lantai yang berada dekat dengan pantai yang baru mereka kunjungi malam itu. Sang actor meminta tempat khusus di balkon restoran untuk mereka berdua dan ia pun melarang orang lain memotret keduanya karena ia tidak ingin privasinya diganggu.
Suji merasa senang dengan suasana balkon yang menghadap kearah laut itu. Suara desir ombak terdengar jelas menyapu pasir pantai ditempat mereka duduk berdua tadi.
“sepertinya kau belajar banyak dari kesalahanmu saat mengajakku pergi ke restoran keluarga waktu itu, oppa…” kata Suji sambil duduk dikursi.
“ahh.. itu kan karena Manager Kim mengajak kita ke restoran keluarga…” ujar Jongsuk, “lagipula jika aku tidak menggandeng tanganmu saat itu dan membuat public tahu hubungan kita, mungkin saja kita tidak ada disini sekarang…”
Suji memelototi kekasihnya yang suka bercanda itu, “jadi kau sudah merencanakan semua itu, oppa?... kau memang sengaja menggandeng tanganku waktu itu agar ketahuan oleh media massa?”
“haruskah aku bilang iya?....” ujar Jongsuk sambil tersenyum geli, “lagipula siapa yang tahan menutupi hubungan asmaranya dengan wanita paling cantik dan terkenal di korea seperti dirimu?”
“kau ini benar-benar suka sekali bercanda, oppa…” ujar Suji.
Jongsuk hanya tersenyum melihat wajah Suji yang memerah karena malu mendengar pujian dari kekasihnya.
“Sujiyaa…”
“yaa?”
“sejak bicara dengan Woobin tadi… aku mulai menyadari bahwa sahabatmu itu mungkin tidak seratus persen berniat untuk memisahkan kita…”
“maksudmu, oppa?”
“ya…. Mungkin saja project duet ini adalah hadiah untuk perpisahan kita sebelum kau pergi ke amerika…”
“kau yakin oppa?” tanya Suji.
“ya, mungkin saja… aku memang tak mengenal Woobin dengan baik karena setiap kali bertemu, kami selalu berselisih paham…” ungkap Jongsuk, “tapi aku sangat yakin dia sangat ingin melindungimu… dia tahu yang terbaik untukmu…”
Suji berpikir sejenak sebelum berkata, “benarkah dia tidak berniat memisahkan kita, oppa?”
“ya… mungkin dia ingin agar kita focus pada karier kita masing-masing… kau kan masih muda dan Woobin memberimu kesempatan untuk menjadi diva terkenal di Amerika, tentu saja kau tidak akan menyia-nyiakannya kan?” ujar Jongsuk meyakinkan Suji.
“itu kesempatan langka dan tidak semua orang memilikinya…”
“maka dari itu, mantapkanlah hatimu… dan percayalah bahwa aku akan selalu mendukungmu…”
“terima kasih, oppa…” ujar Suji sambil tersenyum.
“ya sama-sama…”
“oppa, kau ingin berduet lagu apa denganku?”
“hmmm…. Lagu apa yaa?....” Jongsuk berpikir sebentar dan berkata, “ah… bagaimana kalau lagu yang kau nyanyikan di klinik music tadi pagi… aku lihat di situs video tadi, sepertinya banyak orang yang menyukai lagumu itu…”
“benarkah? Boleh saja! Aku akan bicara pada Woobin..” ujar Suji dengan wajah sumringah.
******
Keesokan harinya…
Semua orang dikejutkan dengan berita dari STARDOM mengenai rencana debut Amerika Bae Suji dibawah label music produser terkenal Kim Woobin. Artikel tulisan wartawan Choi ini menjadi topic hangat perbincangan banyak orang bahkan menjadi headline diberbagai tabloid yang membahas gossip artis mengalahkan berita tentang project duet Leejongsuk dengan BaeSuji.
Kim Jiwon dan Kang Haneul sedang berada didalam bus menuju kampusnya ketika kedua orang gadis dihadapannya sedang membicarakan berita tentang Bae Suji.
“Astaga…! Bae Suji benar-benar popular sekali akhir-akhir ini… banyak sekali sensasi yang dia buat…”
“mungkin ini sensasi ini dibuat untuk menutupi penjualan albumnya yang kurang laku…”
“sepertinya begitu…”
Kang Haneul merasa geram mendengar ucapan kedua gadis itu. Ia pun menepuk pundak kedua gadis itu dan berkata, “siapa bilang album Suji nuna tidak laku? Memangnya kalian pernah datang ke toko album? Tolong jangan membuat spekulasi yang tidak benar tidak Suji nuna…!”
“kau ini siapanya Suji? kalau Cuma fans, sebaiknya diam saja! Ini kan hak kami untuk bicara sesuka hati…” jawab keduanya dengan wajah marah pada Haneul.
Jiwon yang melihat tingkah gegabah dari Haneul segera melerai mereka bertiga, “hentikan, Haneul… ini tempat umum, jangan membuat situasi semakin parah…”
“tapi mereka berbicara yang tidak benar tentang Suji nuna… kau tahu sendirikan bahwa album Suji nuna sekarang berada di peringkat lima besar karena video yang kuunggah kemarin di klinik music…” bela Haneul.
“Jangan terbawa emosi, Haneul… tidak semua orang akan mengerti meskipun kita sudah berusaha menjelaskan… aku yakin Suji nuna-mu itu juga akan menyuruh tidak membalas cibiran mereka…” jawab Jiwon, “… dan kalian berdua, jika kalian ingin membicarakan seseorang, tak perlu keras-keras bicaranya…”
“kalian berdua memang aneh…” ujar salah satu dari gadis itu sambil berdiri untuk turun dari bus.
Haneul tersenyum penuh kemenangan melihat kepergian kedua gadis itu. Jiwon menjitak kepala Haneul agar pria itu menghentikan tingkahnya yang memalukan.
“mulai besok aku akan naik bus sendiri saja…” gumam Jiwon pada dirinya.
******
Suji baru saja tiba dikantor HEnt pagi ini setelah semalam dia jalan-jalan berdua dengan Jongsuk. Wajahnya menunjukkan bahwa dia siap mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Sambil menenteng surat kontrak kerjasama debut Amerikanya dengan Woobin, Suji mengetuk pintu ruangan presdir Han.
Didalam ruangan, Woobin dan presdir Han sudah menunggu duduk di sofa untuk menunggu kedatangan Suji.
“Selamat pagi Suji, kau tampaknya sudah siap menandatangi kontrakmu dengan Woobin…” sapa presdir Han dengan senyum lebar. Ia mempersilahkan Suji duduk dihadapan Woobin dan membuka map kontrak kerjasama yang dibawa Suji.
“sebelum aku menandatangani kontrak ini, aku ingin mengajukan satu permintaan…” ujar Suji pada presdir Han.
“katakanlah apa permintaanmu…”
“tentang duet project bersama Lee Jongsuk, aku ingin kau memakai lagu ciptaanku, Eventhough I Love You, Woobin oppa…”
“kenapa?” tanya Woobin.
“karena hanya lagu itu yang cocok untuk kami… lagipula, setelah berpikir semalaman aku sadar, rencanamu untuk membuatkan project duet ini adalah agar aku bisa meninggalkan LeeJongsuk sebuah hadiah indah sebelum perpisahan kami karena debut Amerikaku…” Suji mendesah pelan sebelum melanjutkan ucapannya, “kuhargai usahamu itu, oppa…”
Woobin tersenyum melihat sahabat yang paling dicintainya, “ternyata kau sudah berpikir dengan jernih Sujiya…”
“ya… terimakasih kau sudah memberiku waktu untuk mengerti semuanya… Jongsuk oppa membantuku untuk memahamimu…” ujar Suji sambil tersenyum.
Woobin membalas senyuman Suji dan berkata, “aku senang kau tidak menyalahkanku atas semua tindakanku…”
“tentu saja tidak… kau sahabatku yang paling berharga…” balas Suji.
“baiklah! Mari kita mulai pembicaraan tentang kontrak kerjasama ini…” ujar Presdir Han memulai perbincangan serius mereka.
*****
Jaehyun melihat banyak sekali wartawan yang datang ke lokasi shoot drama My Special Love di sebuah taman golf siang ini. Kedatangan para wartawan ini tidak lain bertujuan untuk mendapatkan wawancara dengan LeeJongsuk mengenai kekasihnya BaeSuji yang akan segera pergi ke Amerika.
Sang aktorpun baru saja keluar dari tenda stylish menuju lokasi shoot. Jongsuk sama sekali tidak peduli dengan teriakan wartawan yang mencoba bertanya mengenai perasaannya mendengar kabar kepergian Suji untuk debut ke Amerika.
Jaehyun menghampiri Jongsuk yang berdiri sambil memegang tongkat panjang golf untuk shoot adegan memukul bola golf, “kau terlihat lebih baik hari ini…”
“ya, seseorang sudah mengangkat beban hidupku…” balas Jongsuk sambil mengayunkan tongkat golf ditangannya.
“sepertinya kau sudah memberikan kepercayaanmu sepenuhnya pada Suji…” tebak Jaehyun sambil tersenyum melihat wajah sahabatnya.
Jongsuk menatap Jaehyun dengan wajah penuh senyuman, “aku hanya memintanya untuk menjaga diri baik-baik disana…”
“berarti kau juga sudah percaya pada Kim Woobin?” tanya Jaehyun.
“tidak juga… aku masih tidak percaya pada produser sombong itu… tapi, hanya dia yang bisa membantu Suji menjadi diva terkenal…” balas Jongsuk dengan jujur.
Jaehyun menepuk pundak Jongsuk, “kau tahu kesempatan tidak akan datang dua kali…”
“ya aku tahu… maka dari itu aku akan mulai mengambil tes vocal hari ini…” balas Jongsuk bangga.
“selamat untukmu… kau berubah banyak sekali akhir-akhir ini, Jongsuk…” ujar Jaehyun.
“kesempatanku untuk bertemu dengan Suji hanya tinggal seminggu… aku harus sudah bisa menyanyi untuk project duet ini tiga hari lagi…” ungkap Jongsuk dengan nada penuh harap.
“Aku yakin kau bisa melakukannya…” balas Jaehyun meyakinkan.
“terima kasih jaehyun… kau tidak menghindariku bahkan setelah aku membentakmu kemarin…” ucap Jongsuk pada sahabat terbaiknya.
“kau hanya perlu waktu untuk mengerti Jongsuk…” ujar Jaehyun dengan sabar.
“ya, aku tahu… hanya waktu yang akan menyatukan lagi dengan Suji… bukankah menunggu juga bentuk lain dari mencintai?” balas Jongsuk sambil tersenyum memandangi langit biru pagi itu.
*******