home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > CONFUSED

CONFUSED

Share:
Author : kyunita11
Published : 05 May 2015, Updated : 04 Jun 2015
Cast : baesuji,leejongsuk, kimwoobin, kimseolhyun,ahnjaehyun
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |10745 Views |1 Loves
CONFUSED
CHAPTER 6 : What Is Your Dream?

CONFUSED by kyunita11

Yakinkah diriku bahwa kaulah orang yang tepat untukku?

Karakter Utama : Bae Suji – Lee Jongsuk

Chapter 06: What is Your dream?

Lagu OST The King’s Face yang dinyanyikan Minah GirlsDay, Judul lagunya “One Person”, dan ini lirik yang menurutku pas dengan fanfic ini.

Your dazzling smile, Your gentle scent, I can’t hide my love

The one person inside of me, It’s you

Every time I breathe, The whole world is filled with you

As I draw you out, My heart that can’t speak, Keeps growing bigger, I love you

If I take one step toward you, You take two steps farther away, What do I do now?
I’m so bad at this, I miss you several times a day, My foolish heart endlessly looks for you

You are my love, So though it’s hard and it hurts, I can’t stop this poor love

Credit to: @kpoplyrics_net on Twitter | kpoplyricsnet on Facebook

 

******

Suji merasakan kepalanya pening karena terlalu lama menangis didalam studio music HEnt. Ia pun keluar dari studio untuk menuju kekamar mandi karena ingin menghapus sisa airmatanya dan membasuh wajahnya yang sembab. Ia menoleh kearah lift diujung lorong lantai tiga tempat studionya berada dan mengingat bahwa dia melihat Woobin keluar dari lift itu dimalam saat berita tentang kencannya tersebar luas empat hari yang lalu. Tebakan Woobin benar saat itu, Suji sebenarnya sangat ingin agar Jongsuk lah yang muncul keluar dari lift dan memeluknya.

Suji mendesah pelan karena berharap kekasihnya akan datang menemuimu saat ini. “dia pasti sangat sibuk… tidak mungkin dia kemari, Sujiya…”, gumam Suji pada dirinya sendiri.

Suji membalikkan badan dan berjalan menuju kamar mandi. Baru beberapa langkah, Suji mendengar suara denting lift terbuka. Gadis itu menoleh kearah lift dan tidak bisa mempercayai siapa yang dia lihat muncul dari dalam lift yaitu LeeJongsuk.

Suji merasakan kakinya membeku ditempat dan tidak bisa berjalan mendekat kearah kekasihnya yang baru keluar dari lift.

Jongsuk melangkah dengan langkah cepat dan raut wajah cemas begitu tahu Suji berdiri tak jauh di koridor lantai tiga HEnt.

Suji melangkah mundur perlahan-lahan karena merasa tidak percaya dengan kedatangan LeeJongsuk disaat semua orang sedang membicarakan tentang skandal kencannya. Didalam hati Suji, ia merasa malu sekali mengetahui kenyataan bahwa ternyata bukan Jongsuk yang ragu-ragu terhadap hubungan asmara mereka tapi dirinya sendirilah yang berusaha tidak terlalu mencintai kekasihnya. Suji paham betul bahwa kedatangan Jongsuk ke HEnt saat ini sama dengan dia mengorbankan nama baik dan reputasinya sebagai seorang actor terkenal korea.

Suji masih saja terus melangkah mundur dari Jongsuk yang melangkah maju untuk mendekatinya.

Kemudian, Jongsuk menahan lengan kanan Suji agar wanita yang paling dicintainya itu berhenti melangkah mundur.

“aku tahu ini berat buatmu, tapi kumohon jangan melangkah menjauh dariku… percayalah padaku, kita akan hadapi ini bersama Sujiyaa…” janji Jongsuk sambil menatap lembut mata kekasihnya.

Suji berusaha mengendalikan perasaannya yang sedang kalut dengan berkata, “oppa… apa yang kau lakukan disini….ini…”

Jongsuk menarik Suji kedalam pelukannya yang hangat. Suji merasakan betapa sebenarnya dia sangat membutuhkan kekasihnya LeeJongsuk untuk menghadapi masalah yang menimpanya.

Suji mencoba merenggangkan jarak mereka sehingga ia bisa melihat wajah kekasihnya yang tersenyum lembut padanya. Jongsuk mendekatkan wajahnya ke wajah Suji. Kedua dahi mereka saling bersentuhan dan Suji bisa merasakan hangat nafas Jongsuk membelai lembut wajahnya. Jongsuk semakin mendekatkan wajahnya agar bisa mencium bibir Suji. Awalnya, Suji terkejut dengan kelembutan bibir Jongsuk yang menyentuh bibirnya dan berusaha menyadarkan dirinya sendiri untuk menghentikan ciuman mereka. Namun, kedua tangan Jongsuk melingkar erat di punggung Suji dan membuatnya tidak bisa bergerak menjauh dari kekasihnya. Jongsuk tersenyum melihat Suji yang malu-malu setelah ia mencium sekilas bibir kekasihnya.

“lepaskan aku….” Suji mencoba meraih tangan Jongsuk yang berada di punggungnya.

Jongsuk sama sekali tidak peduli dan malah semakin merapatkan pelukannya sehingga tidak ada jarak lagi diantara mereka berdua sambil berkata, “tidak bisa, aku harus menciummu lagi agar perasaanmu lebih baik…”

“oppa, ini bukan cerita drama…” Suji mencoba mengingatkan Jongsuk tentang adegan percintaan yang sering dilakoni oleh sang actor.

Jongsuk menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dahinya menyentuh dahi Suji dan ia pun berkata setengah berbisik, “di drama aku tidak melakukannya dengan rasa cinta seperti yang kulakukan padamu Sujiyaa…”

“aku tak percaya…” ujar Suji sambil memukul bahu Jongsuk.

Sang aktorpun menganggap sentuhan Suji dibahunya sebagai tanda kekasihnya ini ingin bukti akan keseriusannya. Jongsuk pun mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Suji dengan lembut. Sentuhan bibir Jongsuk menyadarkan Suji bahwa dia tak akan bisa melangkah mundur lagi dari hubungan asmara mereka dan harus mempertahankan hubungan ini apapun yang terjadi.

******

Kang Haneul membuat sebuah komentar di STARDOM yang mengungkapkan skandal kencan Suji dua tahun yang lalu dengan leader boyband terkenal Kim Junmyeon. Pria yang merupakan ketua fanclub Bae Suji ini menulis dengan identitas “Sujijjang” di halaman komentar dengan beberapa kalimat yang cukup ekstrem,

 

Sujijjang meninggalkan komentar: “apa yang salah dengan berkencan? Ini hanyalah skandal basi karena sudah terjadi dua tahun yang lalu. Lagipula, Suji nuna sekarang sedang bahagia dengan LeeJongsuk. Wartawan Choi, tolong tutup laptopmu dan mulailah mencari berita yang menarik! Mungkinkah kau sudah cukup tua untuk berlari mengejar berita terbaru??! Jangan buat dirimu tergantung pada informan dungu yang hanya bisa menyebarkan sampah seperti ini, Wartawan Choi…”

 

Haneul sangat puas membaca tulisannya sendiri dan segera mempostingnya di STARDOM. Ia pun meletakkan ponselnya di meja kafe kampus untuk meminum kopi latte pesanannya yang baru datang.

Kim Jiwon membuka pintu kafe kampus dan berjalan menuju meja Haneul. Gadis berponi yang juga teman sekelas Haneul di jurusan seni music ini menyerahkan pamphlet mengenai “music clinic with Bae Suji” yang akan berlangsung besok pada Haneul.

“kau yakin tidak akan membatalkan acara ini? Berita skandal itu menyebar dengan cepat dan sekarang semua orang sedang membicarakan Bae Suji.. mana ada orang yang  mau datang ke acara music clinic mu kalau begini keadaannya...” ujar Jiwon dengan tatapan kesal karena teman pria sekaligus ketua panitia acara ini tidak bergeming menanggapi berita mengenai Suji.

“kenapa aku harus peduli, Jiwonah… aku yakin, justru akan banyak orang yang datang untuk melihat music clinic dengan Suji nuna besok…” jawab Haneul sambil menyeruput latte-nya.

“…lebih tepatnya wartawan yang akan datang ke music clinic besok…” balas Jiwon.

Haneul menopang dagu dengan kedua tangannya sambil berkata, “bukankah ada pepatah yang pernah bilang bahwa dimana ada gula disitu ada semut?... kita bisa manfaatkan momen ini untuk menarik perhatian pengunjung yang ingin datang dan membayar untuk bisa mengikuti kelas music clinic bersama bae Suji…”

Jiwon tidak habis pikir dengan ide gila Haneul yang berisiko untuk mendatangkan idol yang terkena masalah seperti bae Suji di kampusnya, “kau bisa berkata setenang ini? Lalu bagaimana dengan keamanannya?”

“produser kim woobin sudah menghubungiku dan mengatakan bahwa dia sudah mengkoordinasi bodyguard dari HEnt untuk mengawal Suji nunaku yang berharga, hehehehe….” Ucap Haneul dengan santai.

“terserah kau saja kalau begitu… tapi awas kalau kau membuat kami kewalahan karena Bae Suji mu yang tidak penting itu…. Aku yang akan menyeret rambutnya keluar dari kampus ini! PAHAM??!” ancam Jiwon sambil mengacungkan jari telunjuknya ke hidung Haneul.

“aku paham sekali… kau sangat ahli dalam hal kekerasan seperti itu Jiwonah, apalagi setelah melihatmu meremas tangan Hyejung kemarin…. aku sangat percaya kau pun bisa menjambak rambut suji… hahahaha…”

“jangan menertawaiku…!” dengus Jiwon kesal karena Haneul menertawakannya. Gadis berponi ini kemudian menanyakan tentang kasus yang menimpa suji, “tapi, siapa yang menyebarkan berita tentang skandal bae suji dua tahun yang lalu itu? Apa kau tahu, haneul?”

“tidak penting siapa yang memberitahukan berita itu, Jiwonah… yang paling penting sekarang adalah skandal kencan Suji ini benar-benar menaikkan pamornya lagi sebagai seorang idol wanita terkenal…. Apa aku salah?...” balas Haneul sambil mengedipkan matanya kepada Jiwon dan membuat gadis itu membelalakkan mata.

******

Suji dan Jongsuk naik ke mobil van yang dikendarai manager Jun yang berada dilantai basement HEnt.  

Dihalaman depan, manager Kim berusaha mengelabuhi wartawan dan fans dengan membawa seorang bodyguard yang mirip dengan Lee Jongsuk kedalam mobil van dan segera meninggalkan HEnt.

Setelah terlepas dari kejaran wartawan, Suji dan Jongsuk merasa lega. Mereka berdua saling pandang dan tersenyum sambil bergandengan tangan di kursi tengah mobil van Suji yang dikendarai Manager Jun menuju rumah sakit Seoul untuk menjenguk ayah Jongsuk.

“aku sudah membeli oleh-oleh untuk ayahmu, oppa…kudengar beliau suka sekali makan roti gandum, aku membelinya dari toko roti kesukaanku…” ujar Suji sambil mengambil sekantong roti dari kursi belakang van, “semoga saja ayahmu menyukainya oppa…”

Jongsuk tersenyum sambil meraih tangan Suji, “terima kasih kau sudah mau menemaniku…”

“tidak masalah… lagipula kau yang memintaku, mana bisa aku menolak ajakan pria yang paling kucintai ini…” ucap Suji yang berhasil membuat Jongsuk tersipu malu dan berusaha menahan tawa.

“kau bilang aku orang yang paling kau cintai?... lalu Kimjunmyeon?” Jongsuk memanyunkan bibirnya menahan cemburu.

Suji tertawa geli melihat kelakuan kekasihnya dan berkata, “Jongsuk oppaa…. Kau cemburu karena berita itu?”

“tentu saja… siapa yang tidak cemburu saat tahu kalau kekasihnya pernah berkencan dengan pria lain?... apa kau tahu, semua orang diluar sana bilang kau ini terlalu beruntung berkencan dengan pria-pria paling sempurna dan terkenal di dunia showbiz…” jawab Jongsuk.

Suji menggeleng perlahan sambil berkata, “benarkah? Kukira aku hanya mengencani dua pria yang biasa-biasa saja selama ini…”

“kau yakin?” Tanya jongsuk dengan tatapan tidak percaya karena Suji menganggap dirinya dan Junmyeon hanya sebagai pria yang biasa-biasa saja.

Suji mengangguk dengan mantap dan bertanya, “yakin sekali… memang berapa kali kau berkencan oppa?”

“sebelum kau….” Jongsuk pura-pura menghitung jumlah mantan kekasihnya. Suji menunggu dengan penasaran. “Hanya dua wanita sebelum kau yang pernah kukencani… keduanya pun bukan orang korea…” jawab Jongsuk dengan percaya diri.

Suji menyipitkan mata tanda tak percaya, “benarkah? Bagaimana mungkin pria sepertimu tidak pernah berkencan dengan wanita korea? Kau dulu tidak popular ya oppa??”

“tidak, kau salah Sujiyaa. Kuberitahu ya… aku dulu sangat popular di tim basket sma di jeju…” jawab Jongsuk sambil menaikkan kerah bajunya karena ingin berlagak keren didepan kekasihnya. “… hanya saja hatiku sudah terlanjur dibawa pergi seorang wanita dari seoul yang saat itu datang berlibur ke jeju…”

“wanita dari seoul?... siapa wanita itu?” Tanya Suji sambil menatap wajah Jongsuk.

“wanita itu adalah cinta pertamaku…” Jongsuk diam beberapa saat sambil menggenggam erat tangan Suji. “dan aku berjanji padanya bahwa dia adalah cinta terakhir yang harus kudapatkan bagaimanapun caranya…”

Suji tersenyum mendengar penuturan Jongsuk. “siapa wanita beruntung itu oppa?...”

Manager Jun berdehem keras sambil menatap kedua sejoli yang asyik saling pandang di bangku tengah van. “Sujiyaa… Jongsuk ssi, kita sudah sampai di rumah sakit seoul…”

“ah….” Jongsuk buru-buru melepas genggaman tangannya pada Suji dan segera melongok ke jendela untuk memastikan bahwa mereka memang sudah sampai. “benar sekali… kita sudah sampai… sebaiknya kita segera bertemu ayahku… kau bilang kau harus rehearsal untuk clinic music besok kan Sujiyaa? Ayo masuk…” ajak Jongsuk sambil membuka pintu mobil.

Suji mengangguk dan segera turun dari mobil vannya sambil membawa kantong berisi roti untuk ayah Jongsuk.

Jongsuk berjalan didepan Suji yang membuntutinya dibelakang. Tiba-tiba Jongsuk berhenti dan Suji melihat tangan kiri Jongsuk terulur kearahnya. Suji tersenyum kecil sebelum menyambut tangan kiri kekasihnya dengan tangan kanannya. Mereka pun berjalan bergandengan tangan menuju rumah sakit seoul.

******

Tuan Lee Jonghwa, ayah Jongsuk, sedang menonton acara drama anak kesayangan di televisi resepsionis bersama dua orang pasien yang lain. Tuan Lee dengan bangga memberitahu pasien yang duduk di sebelahnya kalau pemeran utama pria di drama itu adalah anak lelaki kebanggaannya.

Jongsuk tersenyum dan mencoba menyapa ayahnya, “Hai ayah…”.

Tuan Lee Jonghwa menoleh dan langsung berdiri begitu melihat putra kesayangannya ini datang menjenguknya. Tuan Lee buru-buru menarik tangan Jongsuk dan memperkenalkannya pada kedua orang pasien yang sedang duduk menonton tv bersamanya. Kedua pasien itu terkagum-kagum melihat Jongsuk yang ternyata lebih tampan daripada di tv.

Suji yang sedari tadi berdiri agak jauh dari keempat pria yang sedang berbincang-bincang itu hanya bisa tersenyum.

Tuan Lee menyadari seorang wanita muda sedang berdiri tak jauh dari mereka berempat. Ia menatap Suji dengan tatapan penuh tanda tanya karena sepertinya dia pernah bertemu dengan gadis cantik ini. Jongsuk yang menyadari keterdiaman Suji segera berjalan mendekati kekasihnya itu dan mengajaknya berkenalan dengan ayah dan kedua pasien teman ayahnya.

“Sujiya… ini ayahku… tuan Lee Jonghwa… lalu ini dua teman pria ayah yang juga pasien di rumah sakit ini…”  ujar Jongsuk.

“selamat sore tuan lee, saya bae Suji… saya sudah dengar banyak cerita tentang anda dari Jongsuk oppa…” sapa Suji pada ayah Jongsuk.

“benarkah??... duduklah disini nak…” ajak ayah Jongsuk untuk duduk di kursi tunggu yang agak jauh dari tempat tv resepsionis.

“terima kasih tuan… ini ada sedikit roti gandum kesukaan tuan, saya dengar dari Jongsuk, tuan sangat suka makan roti…” balas Suji.

“wahhh…. Kau ini benar-benar gadis pintar… terima kasih atas rotinya…. Katakan padaku, kau ini kekasihnya jongsuk? Anakku belum pernah mengenalkan seorang wanita padaku sebelumnya…” ujar ayah jongsuk sambil membuka satu roti gandum yang dibawa Suji.

Muka Jongsuk memerah karena malu mendengar ucapan ayahnya yang blak-blakan. Ia pun menjawab, “suji ini kekasihku ayah…. Apa ayah sudah lupa bahwa dulu kalian berdua pernah bertemu?”

Ayah Jongsuk mengernyitkan dahinya sambil mengunyah roti gandum, “ benarkah…. Ahhh, apa kau ini gadis yang pernah kutemui dipantai jeju?”

“ehh?... itu….maaf, saya tidak ingat tuan lee….” Suji terlihat bingung dengan perkataan ayah Jongsuk.

“kenapa kau tidak ingat? Saat itu kan aku pernah berjanji mengajakmu keliling jeju naik bis….” Tuan lee tampak sedikit kecewa melihat reaksi suji yang kebingungan.
Suji berpikir sejenak tentang ucapan tuan Lee. Ia mengingat-ingat saat dirinya berlibur ke jeju sebelum debut sebagai idol wanita. Ketika itu ia masih sangat muda dan dirinya masih bebas dari stress karena gossip. Semuanya agak samar bagi Suji sekarang karena dirinya terlalu banyak mengonsumsi obat penenang yang mempunyai efek samping pada memori otaknya. Ia pun hanya bisa berpura-pura mengingat kejadian itu dan berkata, “ahhh…. Tuan lee yang waktu itu… maafkan kelancangan saya yang tidak mengingat hal sepenting itu…”

Jongsuk menoleh melihat reaksi kekasihnya dan tampak menyadari bahwa Suji sebenarnya tidak seratus persen ingat kejadian di jeju saat itu, namun dia membiarkan saja kekasihnya yang sedang berusaha mengakrabkan dirinya dengan ayah jongsuk.

******

Seolhyun baru saja selesai latihan menari dan sedang melihat hasil rekaman video saat dirinya menari. Tiba-tiba, pintu studio tari tempat Seolhyun diketuk oleh seseorang. Seolhyun menoleh dan mendapati Kim Woobin berdiri didepan pintu.

“Produser Kim Woobin… ada apa kau kemari?... masuklah…” ujar Seolhyun agak terkejut melihat kedatangan si produser.

“aku diminta presdir FNC untuk melihatmu berlatih…” jawab Woobin sambil melangkah mendekati Seolhyun.

“untuk apa?” tanya Seolhyun penasaran.

“tentu saja untuk melihat apakah kau sudah cukup mampu untuk mengalahkan bae suji dalam hal menari…” jawab Woobin dengan jujur.

“lihatlah sendiri di rekaman video ini… kau bisa menilainya sendiri…” ujar Seolhyun penuh rasa percaya diri pada hasil tariannya.

Seolhyun segera menyalakan laptop dan mentransfer video rekaman dari camera untuk dilihat bersama Woobin.

“kau ini benar-benar seksi… kau tahu itu kan?” Woobin berdecak kagum.

“ya, aku sudah tahu itu… jadi, apa menurutmu aku sudah bisa mengalahkan suji untuk pergi ke amerika?” Seolhyun sangat penasaran dengan jawaban sang produser tentang peluangnya debut di amerika.

“kau punya tubuh seksi, wajah innocent, kau juga member girlgrup terkenal…. Ditambah lagi kau berhasil debut acting sebagai pemeran utama di drama  garapan sutradara sekaliber Ahn Jaehyun… hmmm…. Kau tidak kurang apapun…” Woobin berpikir sejenak sebelum melanjutkan, “… tapi kau masih kalah dari bae suji…”.

“apa kau bilang?? …. Katamu aku sudah tidak kurang apapun?” Seolhyun menggigit bibirnya karena khawatir mimpinya untuk debut di amerika sirna.

“Lee Jongsuk… Kau tidak punya skandal besar dengan seorang actor seterkenal Lee Jongsuk… kau hanya lawan mainnya, sedangkan Suji…. dia adalah kekasihnya… menurutmu mana yang lebih menarik perhatian orang??” tanya Woobin dengan senyum menyeringai.

“kau ini benar-benar…” Seolhyun tampak kesal mendengar ucapan Woobin.

“tenanglah… aku akan tetap membawa rekaman video ini untuk audisi di perusahaan rekaman di amerika… tapi kau harus tetap buat dirimu bersinar, jangan sampai kau kalah pamor dari Suji….” Ujar Woobin sambil tersenyum penuh keyakinan.

“akan kulakukan sesuai permintaanmu….” Balas seolhyun dengan rasa percaya tinggi.

******

Setelah mengantar ayahnya ke dalam kamar dan berpamitan pulang, Jongsuk berjalan keluar dan melihat Suji berdiri menantinya.

“apa ayahmu sudah tidur, oppa?” tanya Suji sambil berjalan berdampingan dengan kekasihnya.

“ya… beliau pasti lelah karena terlalu banyak mengobrol dengan kita tadi…” jawab Jongsuk “tapi tenanglah, aku yakin beliau senang sekali bisa bertemu denganmu… karena kau ini orang yang selama ini beliau ingin temui…”

“hmm?? Maksudmu oppa?” Suji tidak bisa berpura-pura terus mengingat pertemuannya dengan ayah jongsuk. Ia benar-benar merasa bingung dengan memorinya yang kacau semenjak minum obat penenang dari dokter Jung.

Jongsuk berhenti melangkah didepan taman rumah sakit. Ia menghadapkan badannya pada Suji dan berkata, “apa kau ingin tahu apa yang membuat ayahku mengingat dirimu?... apa kau ingin tahu alasan kenapa aku jatuh cinta padamu?”

Suji berpikir sejenak sebelum menatap mata Jongsuk dan berkata, “katakanlah oppa…”

“duduklah, aku akan menceritakannya padamu…” ajak Jongsuk pada Suji untuk duduk dibangku taman rumah sakit.

***

Flashback

Jongsuk memulai ceritanya saat dirinya masih berusia Sembilan belas tahun dan memasuki kelas tiga sma. Dirinya yang saat itu sedang mempersiapkan kelulusannya berhasil memperoleh beasiswa kuliah di amerika di jurusan seni peran karena rekaman video pementasan drama sekolah yang diunggah di sebuah situs video terkenal. Ia berlari pulang dan mencari ayahnya, namun sang ayah tidak bisa ditemui dimanapun. Jongsuk kemudian berlari kehalaman rumah dan memetik beberapa mawar putih untuk mengunjungi makam ibunya yang terletak di bukit desa di pulau jeju. Pria yang memiliki senyum manis ini mengatakan bahwa dirinya sangat senang bisa mendapatkan beasiswa namun dirinya masih tak tega meninggalkan ayahnya sendirian.

Setelah pulang dari makam ibunya, Jongsuk melihat ayahnya datang dengan bus yang dikendarainya. Tapi, saat itu ayahnya tidak turun sendirian, ada seorang gadis berambut coklat panjang dan bekcamata minus yang turun bersama ayahnya. Jongsuk yang memandangi mereka berdua sangat terkesima melihat kecantikan sang gadis. Jongsuk melangkah mendekati mereka berdua dan mendengar ayahnya berujar dengan nada riang, “besok datanglah kemari… aku akan mengajakmu keliling pulau jeju lagi…”. Sang gadis cantik berkacamata minus itu mengangguk dengan senyum sumringah. Gadis itu pun menoleh saat menyadari seorang pemuda mendekat kearah mereka. Ayah Jongsuk tersenyum sambil menyapa hangat anak semata wayangnya, “jongsukki… kau sudah pulang sekolah…”.

Jongsuk mengerjapkan matanya memandangi gadis dihadapannya. Tangannya pun terulur dan sekuntum mawar putih tergenggam di tangannya. Sang gadis merasa senang melihat bunga mawar putih yang mekar dengan indah dihadapannya. Sang ayah pun berkata, “ambillah bunga mawar putih ini, Sujiyaa…. Ini adalah tanaman mawar putih kesukaan ibu Jongsuk yang kutanam dihalaman rumah… kau bisa melihat kebun mawar ini besok sore… ”

“terima kasih, jongsuk oppa….” Kalimat pertama yang terucap dari bibir Suji saat itu membuat Jongsuk tersenyum lebar.

“apa kau ingin…. aku bisa ambilkan lagi bunga mawar putih ini…. untukmu?” tanya jongsuk  dengan nada tergagap karena malu.

“tidak. Biarkan saja mawar ini tumbuh subur… aku akan datang melihat tanaman mawar ini besok…”

“datanglah… aku akan menunjukkannya untukmu…”

“terima kasih. Aku pamit dulu tuan lee… sampai jumpa jongsuk oppa…” ujar Suji sambil melambaikan tangannya dan berjalan pulang.

Esok sore harinya, Suji datang berkunjung kerumah Jongsuk yang terletak di sepuluh rumah setelah rumahnya di jeju. Jongsuk yang semenjak pagi siang hari sepulang sekolah melompat kegirangan begitu tahu seseorang membunyikan bel dipagar rumahnya sore itu. Ia pun segera berlari keluar rumah, membuka pintu pagar dan melihat seorang gadis cantik dari seoul berdiri dihadapannya sambil tersenyum.

“Selamat sore Jongsuk oppa…” Sapa Suji pada Jongsuk. Gadis ini melihat pemuda dihadapannya memakai kemeja kotak dan celana jeans hitam serta rambut yang tersisir rapi kebelakang. Seulas senyum merekah dari bibir Suji begitu mengamati penampilan Jongsuk yang sangat berbeda dari hari pertama mereka bertemu kemarin sore.

“hai Sujiyaa…  masuklah… aku akan tunjukkan kebun mawar putih milik ayah padamu… masuklah…” ajak Jongsuk sambil menggandeng tangan Suji dan berjalan menuju halaman belakang rumahnya yang dipenuhi kebun bungan mawar putih.

Suji tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut melihat Jongsuk menggandeng tangannya dan melintasi rumah menuju kebun. Sepanjang jalan, Suji melihat tangan mereka yang saling bergandengan dan merasakan kehangatan yang membuat senyumnya tak bisa lepas dari bibirnya. Jongsuk membimbing dan menuntunnya dengan berjalan di depan Suji sambil menggenggam tangannya. Suji merasa sangat nyaman dengan situasi ini. Sambil berjalan, Suji pun iseng bertanya pada Jongsuk, “apa kau sudah menungguku dari tadi, jongsuk oppa?...”

“hmm… itu…aku… itu…” Jongsuk tidak tahu kenapa dirinya begitu gugup dan tak mampu menoleh kearah Suji. Ia hanya berdehem berulang kali untuk membersihkan tenggorokannya yang tidak gatal.

Setibanya dihalaman belakang rumah Jongsuk, Suji merasa takjub melihat kebun mawar putih seluas satu hektar dihadapannya. Jongsuk merasa bangga memperlihatkan kebun milik ayahnya itu pada gadis yang ia sukai. Senyum dibibir Jongsuk tidak pernah lepas dan ia sangat senang memperhatikan gadis berkacamata minus yang terkesima dengan kebun mawarnya.

“Ini adalah hadiah ulang tahun yang paling istimewa…” gumam Suji sambil memandangi hamparan bunga mawar putih dihadapannya.

“ulang tahun? Kamu ulang tahun Sujiyaa?” tanya Jongsuk yang memperhatikan ucapan Suji.

“iya, hari ini aku ulang tahun yang ketujuh belas…” ujar Suji pada Jongsuk yang berdiri disampingnya.

“kalau begitu… ini hadiah untukmu…” ujar Jongsuk seraya memberikan sekuntum mawar putih pada Suji. Gadis itu menerimanya dengan senang hati dan tersenyum manis pada Jongsuk.

Setelah berkeliling melihat kebun bunga, Suji diajak Jongsuk untuk duduk dibangku kayu panjang yang ada diluar rumah sambil menunggu ayahnya pulang. Keduanya asyik berbincang-bincang mengenai banyak hal, termasuk impian Suji untuk debut menjadi idol wanita di korea dua hari lagi.

“kau benar-benar hebat Sujiyaa… aku belum pernah punya teman yang berani mengorbankan sekolahnya demi menjadi seorang idol…” celetuk Jongsuk setelah mendengar penuturan Suji.

“aku sangat mencintai dunia menyanyi dan menari karena hanya dengan itu aku merasa bahagia… aku ingin menjadi seorang idol wanita agar orang lain bisa tersenyum senang mendengar nyanyianku…” jawab Suji sambil memandang langit sore di pulau Jeju yang kemerahan.

“ya… kurasa kau sangat senang menyanyi dan menari… kau tersenyum bahagia setiap kali membicarakan tentang kedua kegiatan itu… aku jadi iri padamu…” ujar Jongsuk sambil menatap Suji yang berada disampingnya.

Suji menoleh dan bertanya, “kenapa kau iri padaku?... memangnya apa impianmu oppa?”.

“aku… tak tahu…” jawab Jongsuk dengan jujur.

“Jongsuk oppa, lihat matahari senja itu… dia selalu bermimpi bisa melihat embun pagi yang menyejukkan hatinya, maka dari itu matahari berpamitan pulang pada temannya bulan agar ia bisa tidur dan bangun esok hari… dia ingin terbangun dengan tetesan embun yang membasahi hatinya…” ujar Suji sambil menunjuk matahari senja yang sangat indah di langit Jeju, “kau tahu artinya apa Jongsuk oppa?”

“entahlah… matahari kan pasti bertemu embun dipagi hari…” jawab Jongsuk sekenanya.

“tidak… matahari tidak pernah bisa melihat embun pagi…”

“mengapa?” tanya jongsuk dengan nada penasaran.

“karena ketika matahari muncul bersinar dipagi hari, embun pagi sudah tidak ada lagi… ia sudah berubah menjadi awan yang berjalan beriringan dengan matahari…kasihan matahari yang tidak pernah sadar pada wujud lain impiannya…” jelas Suji, “sama seperti impian, ia mungkin akan membuatmu melakukan apa saja untuk mewujudkan impian itu… tanpa kau sadari bahwa sebenarnya kau sudah hidup beriringan dengan impianmu, oppa…”.

“kau sangat pandai sekali bermain kata-kata Sujiyaa…” Jongsuk kagum pada metafora yang dibicarakan Suji.

“aku mendengar perumpaan ini dari sahabatku… dia jauh lebih pandai daripada aku… lain waktu aku akan memperkenalkannya padamu…” jawab Suji.

Jongsuk mengangguk dan berkata, “aku sangat senang bisa bicara denganmu Sujiyaa…”

“Jadi oppa,setelah mendengar cerita tadi, apa impianmu?” tanya Suji pada Jongsuk sekali lagi.

Dengan suara mantap Jongsuk menjawab, “impianku adalah… kau, Suji…”

Suji sangat terkejut mendengarkan ucapan Jongsuk. Keduanya pun terdiam karena tidak tahu harus beraksi seperti apa. Mereka hanya saling pandang dan larut dalam keheningan yang terpancar dari kedua mata yang saling bertatapan itu.

Tiba-tiba saja seorang bapak tua yang seusia dengan Tuan Lee berlari menghampiri Jongsuk dan memberitahu, “Jongsukah, kau harus kerumah sakit sekarang… Tuan Lee mengalami kecelakaan…”

“apa yang terjadi pada ayah?”

“bus yang beliau kendarai remnya blong dan beliau menabrak pembatas jalan…” jawab si bapak tua.

“Jongsuk oppa, ayo kita kerumah sakit… aku akan menemanimu…” jawab Suji sambil menggenggam telapak tangan Jongsuk yang dingin.

Keduanya pun segera kerumah sakit diantar oleh si bapak tua. Jongsuk segera berlari menuju kamar ayahnya diikuti dengan Suji.

Sesampainya dikamar tempat ayahnya dirawat, Jongsuk menangis karena tidak tega melihat ayahnya yang terluka dan kini masih dalam keadaan tidak sadar.

“Jongsuk oppa…”  Suji berdiri disamping Jongsuk dan mengulurkan tangannya untuk menepuk lembut pundak pemuda itu.

“dokter bilang ayahmu hanya mengalami syok dan luka ringan… namun beliau tidak akan bisa lagi mengemudikan bus…” ujar si bapak tua yang mendampingi ayah Jongsuk.

Suji mengambil saputangan dari saku bajunya dan menyeka airmata Jongsuk. Gadis itu sangat khawatir melihat Jongsuk yang menangis karena takut kehilangan ayahnya. Suji jadi ingat saat-saat terakhirnya bersama sang ayah yang tak pernah bisa ia lupakan hingga sekarang. Ia sangat paham perasaan Jongsuk dan ia ingin berada disamping pemuda ini untuk menguatkan hatinya.

Tiba-tiba ponsel Suji berbunyi dan ia pergi keluar kamar untuk mengangkat telepon dari bibinya yang khawatir tentang keberadaan Suji yang tak kunjung pulang. Kim Woobin muda yang saat itu datang menemani Suji berlibur sebelum debut kerumah bibi Suji pun meminta Suji memberitahukan dimana posisinya karena ia akan segera menjemputnya pulang.

“aku bisa pulang sendiri Woobin oppa…”

“jangan bercanda… ini bukan seoul… kita kemari untuk berlibur, bukan untuk mengurusi orang yang terkena musibah… kau tunggu didepan rumah sakit, aku akan segera naik taksi kesana…” jawab Woobin sebelum memutus sambungan telepon dari ponsel bibi Suji.

Suji hanya mendesah pelan. Ia pun kembali kekamar ayah Jongsuk dan memberitahu Jongsuk bahwa sahabatnya akan segera menjemputnya pulang.

“aku tak tahu apa aku bisa kemari besok karena Woobin sudah memesan tiket pesawat pagi hari…” ujar Suji pada Jongsuk yang masih terlihat syok dengan keadaan ayahnya.” teleponlah aku jika ayahmu sudah sembuh , Jongsuk oppa… aku akan berkunjung lagi ke Jeju….”

Jongsuk hanya terdiam memandangi secarik kertas berisi nomer telepon dengan nama Bae Suji. ia hanya bisa melihat punggung Suji yang semakin mengecil dilorong rumah sakit dan tak pernah kembali lagi menemuinya…..

End of Flashback

******

 Suji merasakan airmatanya mengalir deras dari kedua mata indahnya mendengar cerita masa lalu kekasihnya. Meskipun ingatan Suji masih terpengaruh efek obat penenang, ia tahu bahwa Jongsuk sedang menceritakan tentang pertemuan mereka lima tahun lalu yang hampir saja ia lupakan.

Jongsuk yang duduk disampingnya mengambil sapu tangan dari saku celananya dan menyeka airmata Suji dengan lembut. Suji mengenggam tangan Jongsuk yang sedang menyeka airmatanya dan melihat saputangan yang digunakan Jongsuk sama dengan saputangan yang pernah ia miliki dulu.

“maafkan aku Jongsuk oppa…” ujar Suji lirih sambil terus menggenggam tangan kekasihnya.

Jongsuk mendekatkan Suji kedalam pelukannya. Ia tak pernah menyalahkan Suji yang tidak kembali sejak hari itu. Jongsuk tahu bahwa dirinya sudah menjadikan Suji sebagai impian yang ingin ia wujudkan agar hidupnya bahagia. Untuk mewujudkannya, maka ia harus belajar menempatkan dirinya sendiri ditempat yang sama dengan gadis impiannya.

Suji telah membuktikan diri sebagai idol wanita nomer satu dikorea ketika Jongsuk masih kuliah. Maka untuk membuat dirinya pantas bermimpi setinggi matahari, Jongsuk pun berpikir dirinya harus menjadi actor paling terkenal di korea dan menemui impiannya, Bae Suji.

Langit malam itu tampak indah dengan bulan yang bersinar terang yang seolah tersenyum melihat mimpi sahabatnya, sang matahari, yang sudah terwujud.

******

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK