home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > CONFUSED

CONFUSED

Share:
Author : kyunita11
Published : 05 May 2015, Updated : 04 Jun 2015
Cast : baesuji,leejongsuk, kimwoobin, kimseolhyun,ahnjaehyun
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |10739 Views |1 Loves
CONFUSED
CHAPTER 4 : 04 : What Should I Do To Bring Your Smile Back?

“Cut!” teriak Jaehyun dari bangku sutradara begitu adegan yang dimainkan oleh Jongsuk sudah selesai.

“Huwwa…. Akhirnya… terima kasih semuanya…” Jongsuk membungkuk hormat kepada semua kru drama sambil tersenyum.

Tiba-tiba Manager Kim datang dan menggandeng lengan Jongsuk dengan erat. Si actor pun bingung dengan kelakuan managernya ini, “ada apa hyung? Kenapa menggandengku seperti ini?” tanyanya sambil berusaha melepaskan lengannya.

“aku harus segera membawamu ke ruang tunggu… wartawan suruhan presdir Im sudah menunggu untuk mewawancarai kalian…”

“kalian? Siapa?”

“tentu saja kau dan seolhyun…” jawab Manager Kim “Ayo ikut aku!”

“Tapi… hyung… aku lelah..” Jongsuk berpura-pura menguap.

“sudahlah, aku tahu kau ingin diam-diam ke Seoul….”

“siapa yang bilang?” Jongsuk terlihat terkejut mengetahui rencananya ke Seoul untuk menemui Suji bocor.

“tentu saja Jaehyun….siapa lagi?” ujar Manager Kim dengan nada santai.

Jongsuk memandang kearah Jaehyun yang sedang berkonsentrasi melihat hasil shot Jongsuk bersama editornya,“dasar sutradara gila!.....Hyung pasti yang memaksanya untuk bicara…. Iya kan?”

“Jongsuk-ah, aku dan Jaehyun bertanggung jawab atas dirimu selama kau di Busan. Jangan macam-macam dan melakukan hal bodoh dengan kabur tanpa sepengetahuanku… kau mau aku memberitahukan hal ini pada Presdir Im??…” Manager Kim mencoba untuk menelepon Presdir Im dengan senyum penuh kemenangan. Jongsuk tahu bahwa Presdir Im sedang tidak bisa diajak kompromi setelah naik pitam ketika berbincang dengannya tadi pagi. Sang actor inipun tak bisa menolak permintaan bosnya untuk melakukan pemotretan JWears bersama Seolhyun.

“Jangan hyung! Oke, oke… aku takkan kabur…” Jongsuk menyerah, “Hyung menyebalkan!” umpat Jongsuk.

Manager Kim pun segera berjalan  sambil tetap menggandeng Jongsuk menuju ruang tunggu untuk wawancara.

******

“Wah!! Kalian terlihat sangat serasi saat shoot drama tadi! Pantas saja JWears memasangkan kalian berdua sebagai brand ambassador…” ujar wartawan Yul, seorang wartawan yang sering bekerja sama dengan Presdir Im untuk menerbitkan artikel promosi bagi actor dan aktris dibawah naungan perusahaan ANACTOR.

“bagaimana dengan pasanganku sebelum Seolhyun? Apa kami tidak cocok? Kau tidak ingin menanyaiku mengenai kekasihku Bae Suji?...”

“itu….kau selalu pintar bicara Jongsuk-ah… kita bisa bicarakan tentang Suji lain kali…” wartawan yul tidak ingin bicara mengenai Suji karena Presdir Im hanya membayarnya untuk mewawancarai Jongsuk mengenai JWears. Dengan cekatan wartawan Yul mengalihkan pembicaraan, ”aku senang kau bisa menjadi actor terkenal sekarang…aku sangat antusias setiap mewawancaraimu sejak kau debut di perusahaan ANACTOR milik temanku…”.

Jongsuk memanyunkan bibirnya karena kesal. Ia masih tak menyukai ide untuk kembali menjadi brand ambassador JWears setelah mereka mengganti Suji dengan Seolhyun.

“maaf membuat anda sekalian menunggu…” Seolhyun masuk ke ruang tunggu untuk wawancara. Ia duduk disamping Jongsuk.

Wartawan Yul tersenyum riang melihat Seolhyun, “tidak apa-apa…kau kan harus terlihat cantik didepan kamera…itu penting untuk pekerjaanmu sebagai idol…”

“ya, terima kasih, senang bertemu dengan anda… saya Seolhyun AOA…” Seolhyun berjabat tangan dengan Wartawan Yul.

“Aku wartawan Yul, hari ini aku akan mewawancarai tentang keserasian kalian berdua untuk iklan JWears…”

“ya… aku mohon bantuannya selama wawancara ini, wartawan Yul…. Jongsuk oppa…” ujar Seolhyun sambil membungkuk penuh hormat.

Jongsuk hanya tersenyum manis pada Seolhyun. Ia pun melipat kedua tangannya, bersiap untuk menunjukkan wajah akting ketika sedang bahagia didepan kamera wartawan yul.

******

Suasana fanmeeting untuk peluncuran album terbaru Bae Suji berjalan sangat meriah, tidak seperti press release tadi pagi yang hanya dihadiri lima orang wartawan dan tiga produser music termasuk Kim Woobin. Ada seratus orang member fanclub Suji yang hadir di Hall K-Tex sore itu untuk bertemu Bae Suji. Rencananya album itu sendiri baru akan resmi dirilis sehari kemudian bersama music videonya. Tentu saja bagi fans fanatic Suji yang rata-rata pria umur dua puluh tahunan, acara fanmeet ini sangat special karena mereka berkesempatan untuk mendapatkan album terlebih dulu lengkap dengan tanda tangan serta berjabat tangan dengan idol wanita favorit mereka. Mereka sangat antusias karena ini adalah project comeback Suji setelah satu tahun vakum dari dunia showbiz. Suji merasa terharu saat dia melihat antusiasme fansnya yang loyal meskipun dirinya sedang diterpa masalah skandal kencan dengan Lee Jongsuk.

Kang Haneul dan Kim Jiwon duduk dibaris paling depan karena mereka memiliki tiket premium VIP. Keduanya bisa dengan jelas melihat Suji didepan panggung sedang tersenyum sambil menandatangi album untuk fansnya. Sambil menunggu giliran, Haneul meneriaki nama Suji dengan penuh semangat bersama puluhan fans fanatic lainnya “ My Only Girl is….. Bae Suji….WOoooooHooooo…!!”.

“Bae Suji JJang!!” teriak fans lainnya

Jiwon hanya mendesah pelan mendengar ucapan fans Suji. Haneul tersenyum mengejek melihat muka Jiwon yang bosan mendengar banyak teriakan fans pria dibelakangnya.

“kau tidak ingin mengumpat pada Suji? mungkin mengumpat pada Suji akan membuat hatimu lega…” ujar Haneul dengan nada bercanda.

Jiwon menatap Haneul dengan tatapan kesal, “kau ingin aku dibunuh pria pria gila disini?... ah, kau salah satu pria gila juga… Tidak, terima kasih…. Aku bisa mengumpat pada laptopku sendiri nanti saat aku membaca artikel mengenai Suji dan Jongsuk oppa…”

“ya…terserah kau saja kalau begitu…” jawab Haneul dengan senyum meledek.

Jiwon tersenyum setengah hati menanggapi Haneul. Gadis ini pun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan saat dia kemudian melihat seseorang yang ia kenal.

“itu kan… Hyejung?” celetuk Jiwon.

“Huh? Siapa Hyejung?” Tanya Haneul yang mengikuti arah pandang Jiwon. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, seorang wanita berambut coklat kemerahan panjang sedang menggenggam album Suji dan sedang menunggu giliran untuk mendapatkan tandatangan. Gadis ini memiliki banyak ear piercing dengan gambar tengkorak di kedua telinganya.

“salah satu pemilik fansite Jongsuk oppa yang terkenal… kenapa dia bisa diacara ini? Dan dia berdiri satu baris dengan kita, ini kan baris pembeli tiket VIP... seingatku dia sangat membenci semua lagu Bae Suji…” ujar Jiwon.

“benarkah?... ayo kita temui dia setelah acara tanda tangan album Suji selesai…” saran Haneul sambil memperhatikan wanita itu.

“jangan… biarkan saja, bukankah kau ingin tahu apakah seorang penggemar Jongsuk adalah pelaku perusakan mobil Bae Suji kan?...” cegah Jiwon , “kita harus mengamatinya dari kejauhan seperti ini agar dia tidak curiga…”.

“kau mencurigainya? Dia terlihat seperti gadis baik-baik…” jawab Haneul.

“jangan tertipu wajah lugunya… dia tidak sebaik yang kau kira… aku ingat, dia pernah menjadi ketua gang motor sekolah yang paling ditakuti saat aku satu sma dengannya…” balas Jiwon sambil tetap memperhatikan Hyejung.

“baiklah… aku akan mengirim pesan untuk manager Jun agar mengamati gadis ini juga…” Haneul segera mengirim pesan kepada Manager Jun.

******

“kau sudah membawa buah-buahan segar?... Suji akan memakannya saat afterparty bersama staf nanti…” Tanya Jiah kepada seorang staf wanita di depan ruang tunggu Suji.

“iya, sepiring buah-buahan akan disediakan…” jawab si staf wanita.

“baiklah…dan pastikan kau mencicipinya terlebih dulu…” ujar Jiah dengan nada tegas.

******

Didalam kamar mandi wanita, ada dua orang wanita yang berdiri berdampingan di kaca besar untuk membenarkan make-up mereka. Satu orang memakai topi hitam dengan rambut coklat kemerahan yang menyembul berantakan di sisi wajahnya. Seorang lagi adalah wanita yang memakai jaket hitam untuk menutupi seragam panitia fanmeeting Suji yang ia kenakan. Mereka pun mulai berbicara.

“kau yakin buah semangka ini bisa membuatnya pingsan?” Tanya wanita yang mengenakan jaket hitam sambil menyisir rambutnya.

“iya… aku pernah mempraktekkannya saat masih sma… rasanya akan sangat kuat hingga membuatmu pingsan… kau bilang dia tidak bisa minum alcohol kan?” ujar wanita yang memakai topi.

“iya, Managernya yang bilang…” balas si staf wanita.

“semangka ini kurendam dalam larutan alcohol semalaman….aku yakin dia akan pingsan jika memakan semangka beralkohol ini…. Unnie, ini kesempatan bagus…. Kalau dia pingsan, pasti dia akan malu sekali…seperti saat dia tahu bahwa mobilnya kita rusak dua hari lalu…. ini bisa jadi berita yang menghebohkan bahkan untuk wartawan choi…” jawab gadis berambut coklat kemerahan sambil menyerahkan kotak makanan berisi semangka yang telah direndam didalam alcohol semalamam.

“baiklah…kau pulang sana… aku akan mengirimkan fotonya padamu nanti… foto idol wanita yang tertangkap kamera pesta hingga mabuk-mabukan…” jawab seorang wanita berseragam panitia fanmeeting Suji dengan senyum licik.

******

Jongsuk menghela nafas panjang sambil menyandarkan kepalanya di kursi kamar hotel. Manager Kim sedang merapikan pakaian Jongsuk yang ada di dalam koper untuk ditata kedalam lemari.

“kau lapar? Ingin makan sesuatu? Ada menu makanan di meja telepon Jongsuk-ah…” tanya Manager Kim seraya menutup lemari pakaian Jongsuk.

Sang actor pun hanya menggeleng pelan sambil berkata, “aku tidak lapar… aku hanya ingin bertemu Suji sekarang…”

“Jangan bercanda… kau tidak berniat kabur saat aku tidur kan?” tebak Manager Kim.

“entah… tapi aku sudah terlalu lelah untuk kabur sekarang…lagipula kau pasti akan memberitahukan semua yang terjadi padaku pada Presdir Im…” ujar Jongsuk sambil menatap orang yang paling dekat dengannya itu.

Manager Kim duduk berhadapan dengan Jongsuk. Ia pun mulai bertanya, “Jongsuk-ah, apa kau benar serius dengan Suji?”

Jongsuk mengerutkan dahi dan bertanya,“kenapa tiba-tiba bertanya?”

“ya…..kau tahu sendirikan, bisa saja apa yang kau rasakan ini hanya mimpi yang terwujud… kau kan fansnya Suji sejak dulu… bertemu dengannya secara langsung adalah keinginan semua fansnya termasuk kau….” Manager Kim menghela nafas panjang sebelum menjawab lagi, “kau tahu kan, bermimpi adalah saat yang menyenangkan… namun kau akan terbangun dan mungkin akan lupa pada perasaan sukamu terhadap Suji”

Jongsuk melipat kedua tangannya ke dada sambil berkata, “Hmm… kalau begitu aku tidak akan bangun Hyung… aku selalu ingin hidup dalam mimpiku… bersama Suji…”

Manager Kim menunjukkan rasa cemas diraut wajahnya sambil berkata pelan, “Jongsuk-ah…”

“aku lapar… kau ingin pesan apa hyung?” Jongsuk mengangkat telepon dan menekan nomer telepon restoran Hotel.

******

Afterparty setelah acara fanmeeting Suji berlangsung meriah. Seluruh staf panitia hadir untuk mengucapkan selamat atas project Suji yang baru. Sang idol hanya duduk di sofa merah di pojok ruangan sambil meminum air putih. Jiah duduk disampingnya sambil meminum bir. Dimeja terdapat sepiring buah-buahan kesukaan Suji. Karena lapar, Suji mencoba untuk memakan satu buah semangka. Ia tak menyadari bahwa semangka itu telah dicelup kedalam alcohol. Badan Suji terasa hangat dan kepalanya terasa berat setelah memakan sebuah semangka. Ia pun jatuh pingsan ke pundak Jiah.

“Sujiyaa!! Suji!”  teriak Jiah sambil menepuk pipi Suji.

Manager Jun mendekati Suji dan bertanya dengan nada panic, “apa yang dia makan?”

“dia memakan buah-buahan di meja..” jawab Jiah tak kalah panic.

“dia pingsan… mungkin dia memakan semangka ini…” ujar Woobin sambil mencium bau semangka di piring.

“kenapa dengan semangka itu?” Tanya Manager Jun.

“ ini semangka yang sudah dicelup kedalam alcohol… Suji tidak bisa minum alcohol kan, dia pingsan karena tubuhnya tidak bisa menerima alcohol dalam tubuhnya” jelas Woobin sambil memeriksa denyut nadi Suji.

“Yaaa,, kenapa kalian malah memotretnya?? Cepat hentikan!! Yaaahhh!!” teriak manager Jun sambil menghalangi beberapa panitia yang mengambil foto Suji yang jatuh pingsan.

Dengan cekatan Woobin menggendong Suji dan membawanya pergi dari ruangan afterparty. Ia dan Jiah bekerjasama membawa Suji kedalam mobil Woobin.

“aku akan mengantarnya pulang…kau urusan keributan ini… aku yakin ada yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelekkan nama baik Suji…” ujar Woobin.

“baik… kau hati-hatilah, Woobin-ah! Telepon aku jika ada apa-apa pada Suji…” jawab Jiah dengan nada cemas.

Woobin segera menancap gas mobilnya meninggalkan K-Tex menuju Kingdom Apartment. Sesekali ia melirik Suji yang tampak tertidur sambil mengigau tidak jelas.

******

“kenapa Suji tidak menjawab teleponnya??” Jongsuk memandang ponselnya dengan raut wajah khawatir. Ia memandang langit gelap di Busan melalui balkon hotelnya. Kerlip cahaya merah yang cepat dari kejauhan senada dengan detak jantungnya yang rindu pada kekasihnya.

“kau tidak memakan makanan pesananmu? supnya keburu dingin Jongsuk-ah…” ujar Manager Kim sambil membawa semangkuk sup di tangannya menuju balkon.

“makanlah dulu hyung! Aku harus menelepon Suji dulu sekarang… dia tidak menjawab teleponku”

“Dia pasti ada di afterparty… mungkin dia tidak mendengar nada dering teleponnya…”

“aneh…. Ini aneh…  kenapa aku menjadi cemas begini…” gumam Jongsuk sambil mengacak acak rambutnya yang kusut.

“itu karena kau terlalu banyak minum kopi… adrenalinmu jadi berdenyut cepat dan kau jadi cemas berlebihan… makanlah sup ini Jongsuk-ah agar pikiranmu tenang… kau bisa menelepon Suji setelah makan… sekarang, aaakkkk…..” saran Manager Kim sambil menyodorkan sesendok sup kemulut Jongsuk.

Sang aktorpun membuka mulutnya dan memakan sup itu seperti anak kecil yang sedang disuapi ibunya. Manager Kim mengusap punggung Jongsuk agar dia bisa menenangkan pikirannya.

******

Woobin membuka pintu apartemennya dan membaringkan Suji di kamar tidurnya. Ia pun segera menyelimuti gadis berambut coklat panjang itu dengan selimut tebal. Saat Woobin akan beranjak keluar kamar, ia mendengar Suji bergumam dalam tidurnya. Woobin mendekatkan telinganya ke bibir Suji untuk mengetahui apa yang di gumamkan Suji.

“ma…omma…ma…” hanya kata itu yang terdengar dari bibir mungil Suji.

Woobin membelai lembut dahi Suji yang berkeringat karena pengaruh alcohol dengan sapu tangannya.

******

Jongsuk tertidur di kursi balkon hotelnya. Ponselnya dalam keadaan mati karena kehabisan baterai. Sudah lebih dari tiga puluh kali ia mencoba menhubungi Suji namun gadis itu tidak menjawabnya.

Manager Kim menggoyangkan tubuh Jongsuk dan memapahnya masuk ke kamar. Ia menyelimuti Jongsuk dengan selimut agar badannya tidak kedinginan.

“Sebenarnya, takdir seperti apa yang kalian bagi bersama, Jongsuk-ah? Kenapa harus Suji?” gumam Manager Kim sambil memandang wajah pria yang telah ia anggap adiknya sendiri itu.

******

Suji terbangun dari tidurnya. Ia merasakan kepalanya sakit sekali dan seluruh tubuhnya sangat hangat. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya sebelum tertidur, namun hasilnya nihil.

Ia memandangi foto-foto Woobin di dinding kamar sambil bergumam, “ini kamar Woobin?...sepertinya iya…Seingatku, aku tak pernah memasang fotonya di dinding kamarku..”.

Suji meraih tas hitam disampingnya dan mengambil ponselnya. Ia terbelalak mendapati ada tiga puluh miscall dari Jongsuk dan beberapa K-talk.

Dengan segera Suji menelepon Jongsuk kembali namun ponsel kekasihnya berada diluar jangkauan area. “Apa dia  sudah shoot drama sepagi ini?” Tanya Suji pada dirinya sendiri sambil melihat jam di meja Woobin yang menunjukkan pukul delapan pagi.

******

“Jadi benar yang melakukan semua itu adalah Yeri, staf panitia dari HEnt?” ujar Woobin pada Jiah yang bertemu dengannya di restoran apartemen.

“iya… aku dan manager Jun menginterogasinya… ia mengaku telah merusak mobil Suji dan memberi semangka beralkohol setelah kami mengancam akan menuntutnya ke pengadilan…” jawab Jiah.

“tapi dia masih bungkam tentang siapa yang membantunya menjalankan aksinya itu?” Woobin mencoba menebak apa yang dikatakan Yeri pada Jiah dan Manager Jun.

“iya… dia tak mengatakan apapun mengenai siapa yang memiliki ide untuk merusak mobil Suji dan memberinya semangka beralkohol itu… aku tak yakin dia menjalankannya seorang diri, kau tau kan, terlalu berisiko…” jawab Jiah dengan nada kesal. “tapi, kudengar Manager Jun bekerja sama dengan ketua fanclub Suji, Kang Haneul. Katanya anak itu mencurigai seorang pemilik fansite Lee Jongsuk yang membantunya Yeri menjalankan aksinya…”

“fansite master? Kalian yakin?” Woobin terkejut mendengar informasi itu.

Jiah mengangkat bahunya, “entahlah, saat ini Jiwon dan Haneul sedang berusaha bicara dengannya…”

“Siapa namanya?” Tanya Woobin.

“Hyejung… kata Manager Jun, dia gadis yang sangat disegani didunia fansite karena kemampuannya dan anak buahnya dalam memperoleh foto-foto terbaru Leejongsuk… aku baru mengecek web miliknya tadi pagi dan menemukan banyak sekali foto Lee Jongsuk yang sedang shoot drama di Busan kemarin…”

Woobin pun mengecek web milik Hyejung di ponselnya dan bergumam, “Sepertinya Suji berkencan dengan seorang yang tidak bisa dimiliki sendirian…”

******

Suji menuju ruang tamu dan duduk di sofa milik Woobin. Ia menuangkan airputih ke gelas dari teko yang ada di meja. Matanya pun menangkap seberkas map di meja yang berhadapan dengan sofa.

“ini kan proposal debut amerika, sama seperti yang kumiliki….” Ujar Suji sambil membuka map itu dengan rasa penasaran. Ia terbelalak melihat nama yang diajukan untuk menerima proposal itu.

******

Seolhyun dan Jongsuk berakting sebuah adegan di tepi kolam hotel Busan dengan chemistry yang sangat sempurna. Dari mata keduanya terpancar tatapan saling mencintai yang membuat sutradara Jaehyun bangga melihat acting mereka sebagai sepasang kekasih. Ia merasa tidak salah memilih Seolhyun sebagai partner Jongsuk di drama ini.

Setelah selesai shoot, Seolhyun memberikan sebuah coklat untuk Jongsuk yang duduk disampingnya.

“semalam fansku datang kemari dan memberikan coklat ini untukku… aku sudah membagikan beberapa coklat kepada staf lain, tapi aku tak bisa mencarimu kemanapun kemarin, oppa…” ujar Seolhyun sambil menyodorkan sekotak coklat kepada Jongsuk.

“ah,,, aku langsung tidur di kamar karena lelah setelah shoot drama semalam…”  balas Jongsuk sambil tersenyum.

“terimalah oppa…” ujar Seolhyun.

“terima kasih…” jawab Jongsuk seraya mengambil kotak coklat dari tangan Seolhyun.

“oppa, boleh aku bertanya?... apa benar oppa dulu pernah ke amerika?” Tanya Seolhyun dengan nada malu-malu.

“iya… aku pernah setahun kuliah disana… jaehyun yang memberitahumu? Memang kenapa?” ujar Jongsuk.

Seolhyun agak ragu mengatakannya, “hm….”

“ceritakanlah… aku akan sangat senang jika bisa membantumu….” Ujar Jongsuk dengan nada penuh perhatian.

“itu… sebenarnya…”

******

Woobin membuka pintu apartemennya dan melihat Suji sedang duduk disofa sambil minum segelas air putih. Suji menoleh kearah Woobin dan menyuruh temannya itu duduk disampingnya. Sang idol lalu menunjuk map di meja dan berkata, “jadi kau bertemu dengan presdir FNC?”.

Woobin melipat kedua tangannya dan menjawab, “Ya…kau tahu kan, aku harus menyiapkan rencana cadangan jika kau tidak bersedia ikut denganku ke Amerika…”

“dan kau berpikir bahwa Seolhyun bisa lebih hebat dariku?” Tanya suji.

“kenapa tidak? Sebagai seorang professional, dia cukup berbakat…aku tinggal memolesnya sedikit saja., dan BOOMM! Seolhyun akan langsung jadi diva di Amerika…” balas Woobin.

“seperti kekasihmu, Sung Yuri?” cibir Suji.

Woobin tidak senang saat seseorang menanyakan tentang hubungannya dan artis yang diproduserinya, “kenapa tiba-tiba bicara mengenai Sung yuri….hahh, kau terlalu banyak menonton gossip, Sujiyaa….kuberitahu ya, Seolhyun akan lebih hebat dari dia…aku jamin itu sebagai seorang produser berbakat!”

“Aiiih…kau sombong seperti yang dikatakan banyak orang….” Jawab Suji sambil tertawa. “aku masih punya waktu lima hari untuk berpikir mengenai proposalmu kan, oppa?”

Woobin mengangguk, “iya… pikirkanlah… dan jangan membuat keputusan yang menyakitkanku ya…”

Mereka pun terdiam sesaat sebelum Suji akhirnya bertanya, “oppa… apa aku pingsan semalam?”

“iya…kau memakan semangka beralkohol dan pingsan…” ujar Woobin.

“ooh… aku benar-benar payah ya, alcohol sedikit saja bisa membuatku pingsan…” Suji menggerutu pada dirinya sendiri yang tak bisa minum minuman beralkohol.

“kau tidak payah Suji… seseorang sengaja melakukannya…” jawab Woobin sambil menatap temannya.

“Siapa?” Tanya Suji dengan rasa penasaran.

Woobin menjawab, “Namanya Yeri… dia seorang staf di HEnt dan menjadi panitia di fanmeetmu…”

“apa yang akan kalian lakukan?” Tanya Suji dengan nada khawatir.

“paman sepertinya geram dengan kejadian ini dan sedang berusaha mencari solusi tanpa menarik perhatian banyak massa. Kau tahu kan, wartawan choi akan memanfaatkan momen ini untuk menggerus kariermu jika ia sampai tahu…” balasa Woobin. “Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan… semua akan baik-baik saja, Sujiya…”.

 Suji tersenyum mendengar ucapan Woobin yang sangat perhatian padanya.

******

Jongsuk baru menyadari ponselnya dalam keadaan mati saat ia kembali kekamar hotel untuk mengambil jaket. Ia pun menyalakan ponselnya dan mendapati sebuah pesan suara untuknya dari nomer telepon Suji.

 

“Jongsuk oppa, apa kau tahu kalau aku suka sekali suara laut? Ombak laut mengingatkanku pada sebuah kenangan indah saat usiaku masih tujuh belas tahun, oppa… kuharap kita bisa kesana jika ada waktu… bersemangatlah menyelesaikan shoot dramamu oppa….. Aku pun akan berusaha keras untuk promosi album baruku…aku..aku merindukanmu…”

 

Jongsuk menyimpan pesan suara itu dalam ponselnya. Tanpa ia sadari, seulas senyuman merekah dibibirnya.

******

Woobin mengantar Suji menuju acara fansign di toko kaset “MyDisc” di daerah Mokdong siang itu. Jujur saja, Suji kesulitan untuk berpergian selama mobilnya masih dibengkel karena rusak. Ia hanya mendesah pelan sambil menatap pemandangan dibalik jendela mobil sahabat prianya itu.

“oppa, apa kau yang memberikan alamat emailku kepada ibuku?” Tanya suji sambil terus menatap jendela mobil.

“Iya… aku mengunjunginya sebelum berangkat ke korea…sepertinya dia merindukanmu, Sujiyaa…” ujar Woobin sambil sesekali melirik kearah Suji yang tampak sedih memikirkan ibunya.

“menurutmu, apa yang harus kulakukan?” Tanya suji.

“teleponlah ibumu… beliau pasti mencemaskan keadaanmu… tidak ada seorang ibu pun didunia ini yang tidak mengkhawatirkan anaknya…” jawab Woobin “….aku punya nomer telpon rumah beliau…”

“kau tau kan oppa, dua belas tahun bukan waktu yang singkat…. Dia meninggalkanku untuk tinggal dengan suami barunya…” suji mendesah pelan sebelum melanjutkan ucapannya, “ke amerika bukanlah hal yang mudah bagiku, oppa… aku masih belum siap bertemu dengan ibu lagi…”.

Woobin hanya terdiam mendengar penuturan Suji. ia bisa merasakan bagaimana luka yang ditinggalkan ibu Suji membekas terlalu dalam dihati wanita berusia dua puluh dua tahun itu. Mereka pun hanya diam disisa perjalanan menuju Mokdong.

******

Kang Haneul dan Manager Jun membuntuti seorang wanita bertopi hitam yang memiliki rambut coklat kemerahan. Ia sedang berjalan dengan langkah hati-hati menuju acara fansign album Suji di Mokdong. Tiba-tiba dari arah depan wanita itu muncul Kim Jiwon.

Gadis berponi itu tersenyum kepada wanita bertopi hitam, “kau Hyejung kan?... ingat denganku?”

“kau… apa aku pernah melakukan hal buruk padamu…?” Tanya Hyejung sambil memperhatikan Jiwon. Samar-samar ia teringat pernah bertemu dengan Jiwon di sekolah.

“tidak… kita hanya pernah satu sekolah dulu..” ujar Jiwon sambil melipat kedua tangannya.

“ah… aku permisi…” Hyejung berusaha melewati Jiwon namun gadis berponi itu cukup cekatan menahan lengan Hyejung.

“kau seorang pemilik fansite Lee jongsuk kan? Aku Kim Jiwon, ketua fanclub Jongsuk oppa di Seoul… bukankah ini kesempatan yang sangat langka untuk bisa bertemu denganmu…” cibir Jiwon sambil mencengkram tangan Hyejung.

“eh…yaaa… kau benar…” Hyejung merasakan cengkraman tangan Jiwon sangat menyakitkan.

“kenapa kau membawa banner Bae Suji?? kau sekarang pindah fandom?” Tanya Jiwon sambil melirik banner Suji yang menyembul dari tas Hyejung.

“hm…hmmm… ini ….” Hyejung tergagap.

“atau kau… sengaja datang untuk merusak acara fansign hari ini? Kenapa kau membawa banyak cat piloks juga…?” Jiwon benar-benar marah karena seorang fans Lee Jongsuk melakukan hal buruk yang merusak privasi orang lain.

“apa yang kau katakan? Aku… ini… adikku yang ngefans pada Suji, aku hanya datang untuk memintakan tanda tangannya… kau tahu sendirikan aku pernah menulis di webku kalau aku membenci semua lagu Bae Suji” Hyejung mencoba melepaskan cengkraman tangan Jiwon yang kuat.

Dari arah belakang, Haneul dan Manager Jun datang dan menyapa kedua gadis yang sedang bercakap-cakap itu.

Haneul menyapa mereka dengan nada senang, “oh, kau kan Hyejung, anggota baru fanclub Bae Suji…. sedang apa kau bicara dengan temanku?”

“hmm…itu… aku…” Hyejung terkejut melihat Haneul yang kemarin ditemuinya saat dirinya meminta banner Suji untuk acara hari ini.

“jelaskan saja semua nanti… ayo ikut kami…” Manager Jun menggiring Hyejung kedalam mobil yang terparkir didekat Mokdong bersama Haneul dan Jiwon.

******

Woobin mendapat telepon dari Manager Jun mengenai keterlibatan Hyejung pada perusakan mobil Suji, “Kau berhasil membawanya? Apa yang dia katakan?”

Manager Jun tertawa geli menjelaskan “dia terobsesi untuk menikah dengan Leejongsuk…. Hal yang paling tidak masuk akal yang pernah kudengar… dia benar-benar sudah kelewatan karena melanggar privasi Suji… apa yang harus kulakukan, Woobin-ah?”

“sepertinya dia sudah terlalu menyukai actor itu…” jawab Woobin “ aku akan mencoba bicara pada paman nanti setelah acara fansign ini selesai…” ia melirik kearah Suji yang sedang tersenyum menandatangani album untuk fansnya.

******

Jongsuk membawakan sebuah tas berisi sepatu kets terbaru merek Nike untuk semua kru dramanya, termasuk Jaehyun. Keduanya sedang makan siang bersama semua staf drama di restoran hotel.

Manager Kim membantu Jongsuk membagikan semua kotak sepatu itu kepada staf yang menerimanya dengan hati gembira. Mereka merasa berterimakasih kepada Jongsuk yang sangat perhatian kepada semua staf yang sudah bersusah payah bekerja untuk menghasilkan drama yang bagus.

Jaehyun juga ikut membuka kotak sepatunya dan terkejut melihat sebuah album terbaru Suji yang berjudul “Barram” terselip di dalamnya.

Jongsuk tersenyum senang melihat wajah terkejut Jaehyun, “bagaimana? Kau senang?...”

“astagaa….! Kau menyelipkan album Suji di semua kotak sepatu?” Jaehyun benar-benar tak bisa mempercayai temannya yang sedang jatuh cinta ini. “kau tahu kan apa yang akan terjadi selanjutnya?”

“ya… mungkin sekarang wartawan Choi sedang membuat sebuah artikel mengenai Lee Jongsuk yang memberikan hadiah special berupa album kekasihnya yang kuberikan untuk semua staf drama…” jawab Jongsuk enteng.

“ini idemu sendiri? kau tahu kan… ini mungkin akan jadi awal sebuah masalah baru untuk Suji…” Jaehyun berusaha menyadarkan Jongsuk untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.

“Jaehyunah, kapan cinta membuatmu sadar?...jawabannya, tidak pernah… cinta akan selalu membuatmu bermimpi indah dan tersenyum…” ujar Jongsuk, “Suji sedang berusaha agar albumnya sukses… dan aku senang bisa membuat orang yang kucintai tersenyum karena semua impiannya tercapai…”.

“Sepertinya percuma saja bicara denganmu…” cibir Jaehyun sambil mencoba sepatu barunya.

Jongsuk memandang album Suji yang tergeletak di meja makannya. Seulas senyum terukir dibibir manis melihat foto kekasih hatinya itu.

******

Suji duduk dihadapan kedua wanita yang telah merusak mobil dan mencoba mencemarkan nama baiknya dengan memasukkan alcohol kedalam buah semangka yang ia makan. Hyejung dan Yeri hanya menundukkan kepalanya didepan Suji. Ketiganya terdiam di ruang yang biasa digunakan untuk rapat di HEntertainment.

“jadi… apa yang kalian rasakan setelah melakukan rencana kalian?” Suji mencoba untuk membuka pembicaraan. “…aku tak yakin kalian adalah orang jahat, mungkin keadaan yang membuat kalian melakukan tindakan seperti itu terhadapku…”.

“…kami…minta maaf…” ujar Yeri sambil tetap menundukkan kepalanya.

Suji menghela nafasnya sebelum menjawab, “…aku sudah menduga ini akan terjadi sejak pertama kali berita kencanku tersebar… aku sudah memaafkan kalian sejak saat itu…”

Hyejung menatap Suji dengan mata memerah karena menangis.

Suji tersenyum lembut menatap Hyejung dan mengatakan, “tidak ada yang ingin mimpi indahnya dicuri, Lee Jongsuk yang seperti mimpi indah untuk kalian tiba-tiba berkencan dengan wanita selain kalian…. Aku tahu kalian merasa marah padaku…”

 “dia hanya ilusi bagai kami…” ujar Hyejung dengan suara pelan.

“ilusi hanya tipuan, sesuatu yang tidak nyata…. Sedangkan Lee Jongsuk adalah nyata, kalian bisa melihatnya dengan jelas dan mengaguminya… bahkan mencintainya…” Suji berusaha menguatkan hati Hyejung dan Yeri yang masih merasa bersalah.

“saat itu kami hanya tak tahu apakah kamu wanita yang tepat untuk Jongsuk oppa atau tidak…. Kami benar-benar merasa bersalah, Suji-sshi…” Yeri meminta maaf dengan nada tulus.

“Lee Jongsuk oppa sepertinya akan bahagia denganmu… kami senang bisa bicara denganmu seperti ini, maafkan kami suji atas semua perbuatan yang kurencanakan…” balas Hyejung.

“Sudah, aku sudah memaafkan kalian…” jawab Suji dengan senyum manisnya. “kalian pasti lelah karena duduk terus daritadi… pulanglah…”

******

“kau mau pulang?” Tanya Woobin kepada Suji di dalam lift menuju tempat parkir.

Suji menggelengkan kepalanya dan berkata, “antarkan aku ke rumah sakit Seoul… aku ada janji dengan dokterku, oppa…”.

“kau sakit?” Woobin terlihat cemas mendengar ucapan Suji.

Gadis disampingnya itu hanya tersenyum lemah, “kau mau mengantarkanku kan, oppa?”. Woobin hanya mengangguk dan tak bisa berkata apa-apa lagi melihat wajah pucat Suji.

******

Seorang pria paruh baya yang telah memiliki rambut beruban duduk di sebuah bangku taman rumah sakit. Ia mengenakan pakaian pasien RS Seoul berlengan pendek yang memperlihatkan bekas luka bakar di tanngan kanannya. Disampingnya tergantung sebuah botol infus yang terpasang di tangan kirinya. Ia memandang langit sore yang kemerahan dan memancarkan kehangatan untuknya, sesuatu yang sangat ia rindukan semenjak istrinya tiada dan anaknya pergi meninggalkannya.

Dari kejauhan, Suji yang telah mengambil obat dari dokternya berjalan menuju bangku taman. Ia duduk disamping pria itu sambil mengenggam obat anti depresi yang diberikan untuknya. Tiba-tiba ponsel Suji berbunyi, id callernya tertulis nama Kim Woobin.

“Ya…aku sudah selesai… aku akan segera ke tempat parkir sebentar lagi…” ujar Suji. Ia pun segera menutup teleponnya dan mendesah pelan.

Pikiran Suji masih kacau setelah bicara dengan kedua wanita yang sudah mengganggu privasinya tadi. Ia benar-benar tertekan menghadapi banyak masalah yang datang silih berganti belakangan ini karena ia ketahuan berkencan dengan Lee Jongsuk, seorang actor terkenal yang memiliki banyak fans.

Suji mengangkat wajahnya agar airmata yang mendesak keluar tidak jatuh ke pipinya. Langit sore yang kemerahan seolah melukiskan kerinduan Suji pada kehangatan pelukan ibunya yang hampir dua belas tahun ia lupakan.

Pria paruh baya itu memandang wajah Suji dari samping yang terlihat pucat diterpa semburat merah karena terkena sinar matahari senja. Ia jadi teringat pada gadis muda berumur tujuh belas tahun yang pernah ia temui suatu sore di pinggiran pantai Jeju. Bagi pria itu, wajah Suji tampak seputih mawar yang tumbuh subur dihalaman rumahnya di Jeju saat musim semi.  

Suji yang merasa diamati menoleh kearah pria paruh baya disampingnya. Ia menundukkan kepala untuk memberi hormat dan tersenyum padanya.

Pria paruh baya itu masih tidak bisa melepaskan pandangannya dari Suji. Ia mencoba mengingat-ingat siapa nama gadis yang pernah ia temui ini.

“Tuan Lee JongHwan…. Sudah saatnya anda istirahat… terlalu banyak terkena angin tidak baik untuk anda… Mari saya antarkan kekamar anda….” Ujar seorang suster kepada pria paruh baya itu.

“apa anakku Jongsukki tidak meneleponku hari ini?” Tanya Lee Jonghwan pada si suster.

“kami belum mendapatkan kabar apapun dari anak anda tuan Lee… Mari saya antar…” jawab suster.

Suji merasa sedih melihat percakapan kedua orang itu. Ia pun teringat pada ibunya yang mungkin sampai hari ini masih menunggu telepon darinya.

‘Apa ibu baik-baik saja?’ batin Suji sambil melihat punggung pria paruh baya yang perlahan berjalan menjauh darinya.

******

Sebuah telepon masuk ke ponsel Lee Jongsuk yang baru saja selesai shoot drama. Ia segera mengangkatnya begitu tahu bahwa itu nomer bibinya.

“Halo, bibi Lee?” sapa Jongsuk. “bibi ada di Seoul?...ada apa meneleponku semalam ini?”

“apa kau sudah dengar…. beliau mencoba bunuh diri lagi….” Jawab bibinya dengan nada khawatir. Ia melirik pria paruh baya dengan luka bakar ditangan kanannya yang kini tengah tidur lelap di ranjang rumah sakit “sekarang, ayahmu ada dirumah sakit Seoul, Jongsukki…”

Jongsuk menghela nafasnya mendengar kabar tentang ayahnya yang sudah tiga kali mencoba bunuh diri  dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini demi bertemu dengan anak satu-satunya. Semenjak kematian ibunya, ayah Jongsuk yang dulu seorang supir bus itu hanya menghabiskan waktu sendirian dirumah. Jongsuk yang memiliki keinginan untuk menjadi orang yang sukses memutuskan untuk meninggalkan ayahnya dan pergi ke Amerika dengan beasiswa kuliah yang ia terima.

“aku akan kesana setelah shoot drama besok…” balas Jongsuk kepada bibinya.

“ya… temui ayahmu Jongsukki… beliau pasti merindukanmu…” ujar bibi Lee “jangan terlalu memikirkan kondisi ayahmu, dia pasti akan segera membaik… kau selesaikan dulu saja pekerjaanmu…”

“terima kasih bibi Lee…” jawab Jongsuk singkat. Ia pun menutup ponselnya dan memandang langit senja merah.

******

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK