Suji melakukan jogging di arena lari yang berada di belakang ‘Kingdom Apartement’. Ia mengenakan earphone untuk menghafal lagu baru milik yang akan segera dirilis nanti siang. Dari kejauhan, Suji melihat seorang pria sedang duduk dibangku kayu mengenakan jaket tebal dan sebuah topi hitam. Pria itu adalah Lee Jongsuk, kekasihnya yang berinisiatif untuk menemani dirinya melakukan jogging. Setelah menyelesaikan 10 putaran, Suji melangkah mendekati bangku kayu yang disinari lampu putih taman. Ia duduk disamping Jongsuk yang mulai mengantuk karena terlalu lama menunggu Suji. Gadis itu mengambil botol minum yang dibawa Jongsuk dan meminum isinya hingga habis. Pria disampingnya hanya menggigil kedinginan karena hawa dingin jam 4 pagi yang menusuk tulangnya.
“astaga, kenapa dingin sekali… sepertinya aku butuh sesuatu yang hangat…” ujar Jongsuk sambil menggigil.
“jogginglah! Oppa pasti akan merasa lebih hangat…” balas Suji sambil mengelap keringatnya.
Jongsuk tak menghiraukan saran Suji dan malah berusaha memeluk tubuh kekasihnya dari samping karena kedinginan, namun dengan segera gadis cantik ini memukul kedua tangan kekasihnya agar tidak menyentuhnya.
“aku berkeringat oppa, jangan memelukku…” ujar Suji.
“kenapa? Aku menyukai apapun yang kau lakukan. Seperti apapun kondisimu, aku akan berusaha menerimanya. Aku tidak mengencanimu hanya karena kau adalah seorang idol terkenal” ujar Jongsuk sambil memeluk dirinya sendiri untuk menghangatkan diri.
Suji tersenyum mendengar ucapan Jongsuk. Ia pun meraih kedua tangan Jongsuk yang dingin. Gadis ini menggenggam tangan kekasihnya dan menggosok-gosokkannya agar sedikit lebih hangat. Aktor terkenal ini hanya tersenyum melihat betapa Suji sebenarnya peduli padanya.
Jongsuk bertanya pada Suji, “apa terjadi sesuatu padamu?”
“mobilku masuk bengkel karena dirusak seseorang, oppa” jawab Suji yang berusaha tenang.
Jongsuk merasa khawatir pada keselamatan kekasihnya, “kau tau siapa yang melakukannya?”
“entahlah… Woobin oppa yang tahu kondisi mobilku sebelum membawanya ke bengkel” jawab Suji.
Jongsuk mengernyitkan dahi. Ia familiar dengan nama Woobin. “Kim Woobin? Kau bicara tentang Kim Woobin, Produser sombong itu?”
“iya. Dia sahabat pria terbaikku…Ternyata kau mengenalnya dengan sangat baik oppa…” Suji tersenyum melihat mimic muka Jongsuk yang kesal karena menyebut nama pria yang mengaudisinya sebagai trainer ketika dia kuliah di Amerika. Jongsuk membenci Kim Woobin lebih dari siapapun karena memaksanya melakukan hal yang tidak dia kuasai yaitu menyanyi.
“tapi, kau tidak apa-apakan? Tidak terluka sedikitpun?” Tanya Jongsuk untuk mengalihkan pembicaraan.
“Tenanglah oppa, aku baik-baik saja…” balas Suji setelah melihat wajah kekasihnya yang tampak cemas.
“kenapa orang lain ingin sekali melukaimu?…aku tak tahu apa yang mereka pikirkan…”ujar Jongsuk.
“bukankah kita selalu membawa luka setiap hari? Terkadang kita yang melukai orang lain, di lain hari kita yang mungkin terluka karena orang lain…atau sering kali kita tanpa sadar melukai diri kita sendiri, oppa…” Suji tersenyum menatap kekasihnya.
Jongsuk menghela nafas. Ia merasakan kepala Suji bersandar dibahunya. Pria bermata teduh itu memandang langit yang masih gelap.
“Jaehyun bilang dengan nada menghina bahwa aku ini seperti orang dungu karena meminta padanya untuk menghilangkan kiss scene didrama barunya”, ujar Jongsuk.
Suji hanya mengangguk dan menyahut, “mungkin oppa sungguh-sungguh menyukaiku”
Jongsuk bertanya, “apa maksud ucapanmu?”.
Suji mengatakan, “oppa tidak bisa berpikir rasional dengan cepat saat aku meminta agar kiss scene itu dihilangkan. Hal itu membuktikan bahwa oppa memang sedang jatuh cinta…padaku…”
Suji menggenggam tangan Jongsuk dengan erat. Keduanya tersipu malu karena membicarakan mengenai hubungan mereka.
******
Suji dan Jongsuk keluar dari lift bersama di lantai tujuh. Tiba-tiba ponsel sang idol berbunyi karena ada telepon dari Lee Jiah, stylish dan teman akrab Suji.
“Jiah unnie, kau akan segera datang?” Tanya Suji begitu ia mengangkat telponnya.
“ya. Manager Jun sudah menjemputku. Aku akan ke apartemenmu tiga puluh menit lagi..” Jawab Jiah.
“oke…”balas Suji sambil melirik Jongsuk yang bersandar di pintu apartemen 701. Ia pun segera menutup telponnya dan mendekati Jongsuk.
Sang actor pun bertanya pada Suji, “untuk apa stylish mu datang sepagi ini? Ini belum jam enam pagi, Kau ada acara?”
“iya…” ucap Suji sambil merogoh sakunya untuk mencari kunci kamarnya.
“tapi kau terlihat lelah Suji-yaa, kantung matamu seperti panda…” ujar Jongsuk sambil menyentuh wajah Suji.
Sang idol menepis lembut tangan Jongsuk dari wajahnya. Ia tak ingin wajahnya menjadi semakin merah karena berdekatan terlalu lama dengan kekasihnya. Ia pun menyarankan Jongsuk untuk pulang ke kamarnya sendiri yang berada di sebelahnya, kamar nomer 702, “istirahatlah oppa, kau terlihat lelah…”
“tentu. Kau juga harus segera istirahat setelah acaramu selesai ya…” jawab Jongsuk sambil membelai lembut rambut Suji. Keduanya saling melempar senyum satu sama lain.
******
“Jiah-ssi…Manager Jun” Kim Woobin berdiri dari sofa restoran di apartemennya yang terletak di lantai 1. Pria tampan ini baru saja memesan kopi ketika stylish dan manager Suji berjalan melewatinya.
Wanita yang memiliki rambut keriting pendek alami ini menoleh dan tersenyum melihat Woobin. Manager Jun yang memakai kacamata minus pun menghampiri Woobin dan menyalaminya. Mereka pun duduk di sofa yang berhadapan dengan produser terkenal itu.
“kalian datang untuk menjemput Suji?” Tanya Woobin sambil tersenyum.
“iya… hari ini adalah hari peluncuran albumnya… kami harus bersiap-siap untuk acara launching dan fanmeeting nanti…” jawab Manager Jun.
“aku dengar dari paman… sepertinya tidak banyak wartawan yang tertarik meliput untuk album baru Suji..” Woobin melipat kedua tangannya kedada.
“ya… Presdir Han sudah mencoba untuk menghubungi semua kenalan wartawannya agar bersedia datang… tapi kau tahu sendiri, apapun yang ditulis oleh wartawan choi sangat mempengaruhi opini public dan wartawan lainnya…” ucap Jiah.
“aku tahu. Apalagi jika wartawan choi datang kemari dan mengetahui bahwa Lee Jongsuk pindah dikamar sebelah Bae Suji” balas Woobin sambil tersenyum.
“HAH? Lee Jongsuk tinggal dikamar sebelah Suji? darimana kau tahu, Woobin-ah?” Jiah terlihat syok mendengarnya. Manager Jun menepuk jidatnya karena merasa akan ada masalah lagi setelah ini.
Woobin pun dengan lancar menjawab,“aku bertemu Manager Kim kemarin pagi. Sepertinya Presdir Im menyuruhnya untuk memberikan salah satu kamarnya pada si actor itu. Manager Kim mengatakan bahwa fans actor itu membuat gaduh di apartemen lamanya… ”
“Suji juga mengalaminya… untung saja dia tidak mendengar hinaan fans Jongsuk yang keterlaluan…” balas Manager Jun dengan nada geram.“Apa Presdir Han tahu?”
“Ya, dia sempat syok saat aku memberitahunya, tapi tak ada tempat yang lebih privat dari apartemen ini di Korea. Hampir semua selebriti dan orang terkenal memiliki satu unit kamar disini…” jawab Woobin santai.
“apa Suji sudah bertemu dengannya?” Tanya Jiah dengan wajah cemas.
Woobin mengangkat satu alisnya dan bertanya, “bagaimana menurutmu?”
******
Seolhyun baru saja menyelesaikan rehearsal kamera untuk promo lagu barunya di acara “One Music” milik ABtv bersama AOA. Setelah mengucapkan terima kasih kepada kru yang menangani penampilan mereka, Seolhyun keluar dari studio dan bergegas menuju lantai lima gedung televisi itu untuk mendatangi ke departemen drama. Ia berjalan menuju ruang editing drama dan melihat Jaehyun sedang asyik mengedit hasil shoot drama “My Special Love” bersama editornya.
Seolhyun mengetuk pintu ruang editing. Jaehyun menoleh dan tersenyum kepada aktris utama dramanya. Ia pun menghampiri gadis berusia Sembilan belas tahun itu.
“ada perlu apa Seolhyun?” Tanya Jaehyun dengan nada ramah.
Seolhyun berusaha menjelaskan kedatangannya,“sebenarnya…aku ingin mendiskusikan beberapa scene yang akan kita ambil nanti sore…apa kau ada waktu, Jaehyun-ssi?”
“tentu saja. Ayo kutraktir kopi dulu!” balas Jaehyun .
******
Jongsuk baru saja selesai mandi ketika telponnya berbunyi. ID caller menunjukkan bahwa itu telpon dari Manager Kim, “Jongsuk-ah, Presdir Im ingin bertemu denganmu… aku akan menjemputmu tiga puluh menit lagi, jadi bersiaplah”
“ada apa ini?” Tanya Jongsuk sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“tentu saja tentang dirimu” balas Manager Kim
“apa ada hal yang lebih buruk dari skandal kencanku?” Jongsuk memilih kemeja untuk dikenakan dalam lemarinya. Ia memilih mengenakan kemeja berwarna biru langit dan celana kain berwarna hitam kesukaannya.
“tidak ada yang lebih buruk dari itu Jongsuk-ah. Sudah, cepatlah bersiap!” ujar Manager Kim dengan nada kesal. Ia pun langsung menutup telponnya. Jongsuk hanya mengernyitkan dahi memandangi ponselnya.
“kalau tak ada yang lebih buruk daripada berita kencanku, untuk apa menemuiku?” ucap Jongsuk pada dirinya sendiri di depan cermin.
******
Jaehyun memperhatikan Seolhyun yang sedang menyesap kopi panasnya. Kafe di ABtv ini tak begitu ramai di pagi hari sehingga ia bisa dengan leluasa berbicara dengan idol dari grup wanita paling popular di korea saat ini.
“kau akan segera berangkat ke busan setelah shoot acara music ini kan?” Tanya Jaehyun berbasa basi pada Seolhyun.
Gadis berambut hitam panjang itu mengangguk, “ya, manajer oppa bilang aku akan langsung ke busan jam Sembilan pagi nanti…”
Mereka pun terdiam beberapa saat sambil meminum kopi masing-masing.
“apa kau menyukai lee jongsuk?” Tanya Jaehyun tiba-tiba.
“eh…? Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?” Seolhyun Nampak terkejut dengan pertanyaan sutradara terkenal itu.
“ya…karena kau selalu berdiskusi denganku mengenai scene drama…bukan dengan Jongsuk. Kau terlihat hati-hati jika bicara dengannya. Kau tahu, matamu memancarkan sinar aneh setiap kali kau berdekatan dan menatap Lee Jongsuk”
“sebenarnya….” Seolhyun terlihat ragu-ragu mengatakannya.
“sepertinya aku benar. Sudahlah, lupakan saja Jongsuk. Dia hanya tertarik pada satu wanita di dunia ini. Aku tak yakin dia juga akan bertahan lama dengan Suji” ujar Jaehyun sambil mengaduk kopinya dan meminumnya seteguk.
“kenapa kau malah berkata begitu?” Tanya Seolhyun yang tak menyangka Jaehyun malah mengharapkan Jongsuk tidak akan bertahan lama dengan Suji.
“aku mengenalnya sejak lama dan dia hanya benar-benar menyukai seseorang dari masa kecilnya…” Jaehyun melipat kedua tangannya kedada.
“siapa dia?” Seolhyun mendekatkan diriya ke Jaehyun karena penasaran. Jaehyun hanya tersenyum kecil melihat reaksi Seolhyun yang sedang penasaran.
******
Suji, Jiah dan manager Jun baru tiba di area parkir K-Tex convention Hall, tempat penyelenggaraan launching album Suji yang baru. Dari balik jendela mobil, Suji bisa melihat banyak gadis muda yang membawa poster Lee Jongsuk dan meneriakinya. Hanya sedikit orang yang mengangkat poster bergambar Suji dan mereka berada di paling belakang kerumunan gadis remaja itu. Bodyguard yang disiapkan Presdir Han berusaha menyingkirkan para remaja yang ingin mendekat kearah mobil Suji.
“Suji-ya, kau pergilah langsung ke ruang tunggu bersama Jiah. Jangan memperhatikan ucapan fans. Mereka akan membuatmu tidak focus untuk acara besar ini. Aku akan mengurus beberapa hal sebelum launching album mu dimulai” ucap Manager Jun sambil pada Suji sebelum mereka turun dari mobil.
“baiklah...” ujar Suji sambil mengenakan kacamata hitamnya. Ia pun segera turun dari mobil dan dikawal dua orang bodyguard serta Jiah melewati jalanan di area parkir yang dipenuhi banyak fans dan haters-nya. Meskipun Suji berusaha tidak memperhatikan omongan orang-orang itu, tetap saja Suji tak bisa menutup telinga terhadap apa yang mereka katakan.
“Putuskan Lee Jong Suk, wanita tak tahu malu…” ujar seorang fans sambil menunjuk tangannya kea rah Suji.
“Kau tidak pantas bersama sang Pangeran Melodrama…kau itu hanya seorang Penyihir buruk rupa… Menyingkirlah dari kehidupan oppa…” teriak fans lainnya.
Suji tampak kehilangan kendali karena ia hampir saja melepaskan kacamata hitamnya dan ingin melabrak fans fanatic Jongsuk. Jiah menahan Suji dengan memeluk wanita yang lebih muda tiga tahun darinya itu.
“Ayo jalan, Suji… wartawan choi akan mendapatkan yang dia inginkan kalau kau terbawa emosi…” bisik Jiah ke telinga Suji. Jiah melihat wartawan Choi dari kejauhan sedang memfoto Suji dan kerumunan yang ada disekelilingnya.
“Unnie…” Suji hanya membalas lemah ucapan Jiah dan mereka pun terus berjalan memasuki gedung K-Tex.
******
Kim Jiwon memperhatikan kerumunan remaja yang ada di parkiran K-Tex. “Mereka kampungan sekali… harusnya mereka sudah tahu bahwa Lee Jongsuk tidak memiliki kontrak larangan berkencan… Dasar orang-orang aneh!”
“kau juga aneh bicara sendiri….” ujar Kang Haneul, pria berambut hitam rapi yang baru saja datang dan berdiri disampingnya.
“Yaa, kau sudah mendapatkan tiket untuk acara fanmeeting Suji nanti sore?” Tanya Jiwon pada pria disampingnya.
“Ini dia….” Jawab Haneul sambil menunjukkan dua buah tiket VIP kepada gadis disebelahnya yang merupakan penggemar Lee Jongsuk.
“kau dapat tiket kursi VIP? Bagaimana bisa? Aku kan hanya menyuruhmu membeli tiket kursi biasa…” Jiwon membelalakkan mata melihat dua tiket kursi VIP acara Fanmeeting BaeSuji yang sangat sulit didapatkan.
“tentu saja karena aku menunjukkan kartu premium sebagai ketua fan club Bae Suji di Seoul…” ujar Haneul dengan rasa bangga.
“kau benar-benar menggunakan jabatanmu dengan sangat baik…” cibir Jiwon yang mendapatkan sebuah VIP tiket untuk acara fanmeeting peluncuran album baru Suji nanti sore.
“berterimakasihlah padaku… karena aku mengenal manager Jun dengan baik, tidak sulit untuk memintanya menyediakan dua tiket VIP seperti ini…” jawab Haneul sambil memperhatikan teman satu kelasnya di jurusan seni music ini dengan wajah sumringah. “terima kasih kau sudah meluangkan waktumu, yaa…meskipun aku tahu kau in ketua fanclub Lee Jongsuk…”
Jiwon pun berkata, “Ingat, aku datang karena kau yang meminta bantuanku untuk melacak siapa orang yang merusak mobil Bae Suji kan? Jadi aku ikut denganmu hanya untuk mencari orang yang berasal dari fanclub Lee Jongsuk yang menyamar sebagai fans Suji saat di acara fanmeet nanti. Kau punya hipotesis aneh yaitu perusak mobil itu akan datang ke acara ini dan kemungkinan besar dia adalah anggota fanclub Lee Jongsuk… begitu kan analisismu?”
“kau benar sekali… kau tahu kan bagaimana kondisi mobil suji ketika manager Jun membawanya ke bengkel tempatku kerja parttime sore itu?” ujar Haneul.
Kim Jiwon hanya mengangguk. Dia merasa miris melihat keadaan mobil idol terkenal itu yang sangat parah.
“lagipula mungkin si perusak mobil suji itu memang bekerjasama dengan staf dari HEnt. Manager Jun dan Produser Woobin mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki diam-diam semua staf HEnt”
“saat ini, banyak orang yang berusaha untuk melukai Suji…terutama anggota fanclub actor melodrama itu…begitu pikirmu?” Tanya Jiwon. Ia agak marah karena Haneul menuduh anggota fanclubnya yang melakukan perbuatan tidak terpuji itu, tapi dia akan benar-benar malu jika sampai membiarkan kejahatan melanggar privasi orang seperti itu terjadi lagi.
“entahlah….aku berharap hipotesisku keliru Jiwon-ah…. Aku pun tidak mau jika ada fanwar karena kejadian ini. Karena itulah HEnt belum mempublikasikan kasus perusakan mobil ini sampai sekarang…” Haneul merasa kasihan pada Suji.
“aku sudah mengatakan di fancafe Jongsuk oppa kemarin bahwa aku tidak mendukung sikap anarki remaja gadis yang tidak tahu etika seperti mereka…,” jawab Jiwon dengan nada datar , “… sudahlah, ayo kita beli ramen, aku lapar…”
“Bae Suji nuna memang benar-benar mempesona, ya…” ujar Haneul sambil melihat Bae Suji yang sedang berjalan masuk ke gedung Convention Hall.
“kau terlihat menyedihkan, Haneul-ah…” ejek gadis berponi itu kepada Haneul sambil berjalan pergi.
******
Suji membuka pintu ruang tunggu. Ada sebuah cangkir kuning yang berisi susu di atas meja rias. Disampingnya, terdapat setangkai bunga mawar putih dan sebuah surat dari kertas berwarna merah. Suji membuka surat itu dan membacanya,
“Suji-yya, maaf aku tak selalu ada untuk menemanimu. Jadi segelas susu (kopi membuatmu tidak bisa tidur>.<) dan bunga ini yang menggantikan kehadiranku. Aku harus pergi ke Busan selama tiga hari untuk shoot drama. Rindukanlah aku! Your sincerely love, Lee Jong Suk. P.S: sisakan satu album mu dengan spesial tanda tangan untukku ******”
Tanpa disadari, sebuah senyuman terukir dibibir Suji setelah membaca surat dari Jongsuk. Jiah mengamati gadis cantik itu dengan lega.
“Sepertinya Lee Jongsuk pintar merayumu…Manager Jun yang menyiapkan itu semua atas permintaan Jongsuk tadi…” ujar Jiah sambil duduk di samping Suji.
“apa aku terlihat seperti orang sedang jatuh cinta?” Tanya suji sambil memandangi mawar putih yang segar pemberian kekasihnya.
Jiah mencibir Suji dengan mencubit pipi gadis cantik itu sambil berujar,“kau benar-benar membuatku iri… jangan salahkan aku kalau aku tiba-tiba ingin membuang surat penuh gombalan itu…”
“entahlah unnie, aku masih belum terlalu yakin bahwa hubungan kami akan bertahan lama, kau tahu sendiri kan, dunia showbiz ini tidak akan pernah berhenti berputar… aku pun akan ikut masuk ke pusarannya dan bisa saja terjerembab dan mungkin hampir tak punya kesempatan untuk bangun lagi…” Suji mencium aroma mawar putih yang harum. Ingatannya pun kembali saat dirinya masih berusia tujuh belas tahun, ketika seorang pria muda memberinya setangkai mawar putih kepadanya. Entah kenapa Suji tak bisa mengingat wajah pria itu. Wajahnya terbayang samar dalam ingatan Suji.
Jiah menghela nafas. Ia bisa merasakan kekacauan pikiran Suji. Sebagai seorang idol yang telah lama berkecimpung di dunia showbiz, Suji punya pengalaman yang cukup untuk menebak apa yang akan terjadi padanya jika sebuah isu atau gossip beredar ke public. “kenapa? Apa karena kekasihmu adalah Lee Jongsuk?”
Suji mengangguk pelan.
“kau tahu, aku bertemu Woobin tadi pagi…” ujar Jiah sambil membuka tas make-up nya.
“apa yang kalian bicarakan?” Tanya Suji. Ia pun meneguk susu yang telah dikirim untuknya.
“dia memintaku untuk meyakinkanmu agar kau mau pergi ke amerika” jawab Jiah dengan tatapan simpati pada Suji.
“dan melupakan lee jongsuk?” tebak Suji.
Jiah menghela nafas berat sebelum bicara, “bukan untuk itu, Suji…aku tahu kau bukan tipe wanita yang mampu bertahan menghadapi kritikan dan semua hal negative… kau sangat tersiksa, lihatlah dirimu… Lee JongSuk tidak bisa menolongmu untuk tetap bertahan didunia showbiz, dia pun sangat sulit mempertahankan posisinya sebagai top actor, Sujiyaa….”
Suji diam tertegun mendengarkan Jiah bicara.
“ini bukan hanya tentang lee jongsuk, Suji. ini juga tentang hidupmu… bijaklah untuk menerima ajakan Woobin. Hanya itu satu-satunya harapanmu untuk sejenak melupakan permasalahanmu di korea. Kau tahu sendiri kan, semua iklan membatalkan kontrak denganmu. Acara live music pun tidak banyak yang mau menerimamu tampil untuk promosi lagu baru. Jujur saja, aku sangat khawatir padamu Suji” tambah Jiah sambil menggenggam tangan Suji yang dingin.
Suji masih diam saja. Lalu, ia meminum lagi susu dari gelas kesayangannya. Kehangatan segelas susu itu menetramkan pikirannya yang mulai kacau.
******
“Hai, produser Kim…” Wartawan Choi menyapa Woobin yang duduk di kursi convention hall untuk menunggu acara press release launching album terbaru Suji.
Woobin tersenyum dan memeluk wartawan choi dengan erat. Produser tampan ini sangat mengenal sang wartawan senior ini, “Oh, wartawan choi… senang bisa bertemu dengan anda lagi…”
“sepertinya presdir Han memanggil semua kerabat dekatnya untuk menyukseskan album comeback Suji…” ujar wartawan choi seraya duduk disamping Woobin. Ia pun mengeluarkan laptop dan kamera dslr miliknya ke atas meja untuk menulis artikel mengenai Suji.
“berarti anda juga kerabat dekat Presdir Han… haruskah aku memanggil anda paman?” cibir Woobin sambil tersenyum penuh sarkasme pada pria berusia tiga puluhan yang merupakan wartawan paling ditakuti oleh semua selebriti dan orang terkenal di Korea.
“kau masih punya selera humor yang bagus, woobin-ah… apa kau tahu bahwa berita hubunganmu dengan artis keturunan korea-amerika itu, Sung Yuri, masih sering terdengar dikalangan public… apa kalian benar-benar putus? Kau tak pernah bertemu lagi dengannya sejak aku menulis artikel tentangmu dan dia…” wartawan choi berusaha mengorek kehidupan pribadi woobin.
“setahuku, anda yang membuat kami terlihat seolah-olah berkencan… apa aku salah?” Tanya Woobin sambil melipat kedua tangannya ke dada.
“tentu saja tidak… kalian terlihat sangat serasi bersama saat menghadiri acara penghargaan drama tahun lalu…” ujar wartawan Choi.
“apa Suji dan Jongsuk juga sangat serasi dimata anda?”
“tidak lagi sekarang karena aku tak mendapatkan sepeserpun uang dari kedua bos mereka… apa kau punya informasi mengenai mereka? Aku tak bisa menemui mereka berdua sama sekali sejak kutulis artikel mengenai skandal kencan mereka dua hari lalu…” wartawan senior ini berusaha untuk mendapatkan berita yang bagus untuk websitenya.
“entahlah…aku tak ingin tahu mengenai hubungan mereka…” Woobin mengedarkan pandangannya kesegala arah. Ia melihat hanya lima orang wartawan yang datang untuk mengikuti konferensi press launching album Suji.
“apa kau menyukai sahabatmu sendiri?” wartawan Choi menoleh kepada Woobin.
“apa aku harus menjawab pertanyaanmu?” Woobin membalas pertanyaan wartawan choi dengan pertanyaan lagi. Keduanya pun hanya tertawa penuh sarkasme satu sama lain.
******
“JWears memutus kontrak dengan Suji karena dia berkencan denganku?” Jongsuk terlihat syok mendengar berita dari bosnya.
“Ya…untungnya penjualan jeans pria jadi meningkat karenamu, mereka pun tidak jadi memutus kontrak denganmu. Mereka sudah mencari pengganti Suji… dia adalah lawan mainmu sekarang, AOA Seolhyun…” Presdir Im menunjukkan foto Seolhyun.
“ini benar-benar gila…” umpat Jongsuk pelan pada dirinya sendiri.
“lihatlah Jongsuk-ah, grafik penjualan jeans wanita menurun drastic sejak mereka tahu bahwa Suji adalah kekasihmu… aku tak bisa berbuat apapun untuk itu…. Pengiklan memiliki modal untuk berbuat semau mereka… beruntunglah kau tidak diputus kontrak juga…” Presdir Im berusaha membujuk Jongsuk untuk mau melakukan pemotretan lagi untuk merk JWears.
Jongsuk mengusap tengkuk lehernya karena syok mendengar berita mengenai iklan JWears. Dia bertemu dengan Suji pertama kali di pemotretan JWears. Ia tak menyangka bahwa perusahaan sebesar itu tidak memberi kesempatan untuk kekasihnya lagi hanya karena skandal kencan mereka muncul ke public.
“tidak adakah iklan lain untukku? Aku tak berminat dengan JWears lagi…” Jongsuk berusaha menolak.
“Jongsuk-ah, sadarlah! Kau tidak bisa memutuskan sesuatu seenakmu… apa kau tahu, aku harus membawa seluruh dewan redaksi mereka makan di restoran itali termahal disini agar mereka mau mengajakmu kembali ke iklan JWears”
“kenapa anda melakukannya? Anda yang bilang sendiri bahwa saya bisa berkencan secara terbuka pada public…”
“iya Jongsuk-ah… aku tahu itu. tapi aku tidak tahu bahwa kau akan berkencan dengan Bae Suji… diantara sekian banyak selebriti dan wanita di Korea, kau malah mengencani seorang idol wanita popular….!!! Kau masih tidak sadar konsekuensinya??!”
Jongsuk hanya diam melihat bosnya naik pitam. Ia merasa frustasi dengan situasi ini.
“aku tak ingin mendengar penolakan Jongsuk. Kau harus melakukan pemotretan dengan Seolhyun tiga hari lagi! Sekarang, segeralah pergi ke Busan untuk shoot drama!” perintah bos Im.
Jongsuk berdiri dan berpamitan pada bosnya dengan menundukkan kepala.
******
“ada banyak wartawan di lokasi shoot sekarang…” ujar Jaehyun ditelepon. Ia menghubungi sahabatnya Jongsuk untuk memberitahu actor itu agar bisa bersiap.
“memang ada apa?” Tanya Jongsuk yang sedang dalam perjalanan menuju lokasi shoot di Busan.
“sepertinya presdir Im yang menyuruh wartawan kenalannya untuk meliput keserasianmu dengan Seolhyun…. Kudengar dari mereka juga kau akan melakukan pemotretan dengan Seolhyun sebentar lagi…” jawab Jaehyun sambil memperhatikan tv monitor dikursi sutradara.
“ya… JWears memasangkanku dengan Seolhyun untuk iklan jeans terbaru mereka…” balas Jongsuk dengan nada datar.
“kau terdengar tidak senang…” Jaehyun merasakan sahabatnya sedang frustasi.
“entahlah…kita bicara nanti… aku akan segera tiba di busan….” Balas Jongsuk sambil menyandarkan kepalanya ke jendela mobilnya yang dingin. Dia benar-benar tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menyembunyikan wajahnya yang terlihat menyedihkan saat ini dihadapan kamera wartawan nanti.
“tenanglah kawan…. Semua pasti bisa kau atasi…” Jaehyun berusaha menghibur top actor yang juga seorang pria biasa itu.
“ya…aku harap begitu….” Jawab Jongsuk singkat. Ia pun menutup telponnya dengan Jaehyun. Aktor tampan ini menghela nafas panjang sambil menutup matanya yang kelelahan.
******
“Suji-yaa… apa kau merasa bahagia dengan hubunganmu bersama Lee Jongsuk?” Tanya wartawan choi pada saat sesi Tanya jawab launching album.
“Itu… tidak bisakah anda bertanya mengenai album yang baru saya liris?” Suji merasa bosan dengan pertanyaan mengenai kehidupan pribadinya. Semua wartawan yang hadir pun mengajukan pertanyaan yang sama seperti wartawan Choi.
“aku hanya ingin tahu perasaanmu Suji-yaa, sebagai seorang idol, kau pasti mengalami banyak isu dan gossip. Bagaimana perasaanmu setelah public mengetahui hubunganmu dengan actor Lee Jongsuk? Apa kau bahagia?” desak wartawan choi.
Kim Woobin yang duduk di deretan paling belakang hanya memandangi sahabat wanitanya yang terlihat berusaha menutupi perasaan kesalnya. Ingin rasanya Woobin melompat dan menghajar mulut wartawan choi yang menanyakan pertanyaan yang sangat menyudutkan Suji.
Suji terdiam beberapa saat untuk merangkai kata.
Ia pun akhirnya menjawab pertanyaan wartawan Choi, “baiklah. Anda semua bertanya apakah saya bahagia dengan hubungan cinta saya bersama Lee Jongsuk. Jawabannya adalah iya dan tidak. Kenapa? Sebagai seorang idol, saya tidak bahagia ketika orang mengetahui hubungan saya. Fans kami mungkin akan menganggap kami ini hanya berhubungan untuk mendongkrak popularitas….dan media tidak akan berhenti memberitakan kami hingga kami benar-benar putus….” Suji menghela nafas berat sebelum melanjutkan jawabannya. “….tapi… sebagai seorang wanita, saya bahagia bisa menemui seorang pria yang berusaha menunjukkan kepada saya bahwa cinta memang sesuatu yang indah, cinta bukanlah sebuah kesalahan…”. Suji ingat sekali saat Jongsuk mengatakan padanya bahwa hubungan cinta yang mereka jalin ini bukan sebuah kesalahan.
“kau sepertinya benar-benar mencintai actor Lee Jongsuk…” tambah wartawan Choi.
“tidak. Saya tak terlalu memperhatikan drama dari actor Lee Jongsuk sebelumnya, jadi saya bukan penggemar fanatiknya. Tapi, saat ini saya yakin bahwa saya sedang jatuh cinta pada Lee Jongsuk sebagai pria biasa….”
Kim Woobin hanya terdiam seribu bahasa mendengar jawaban Suji. produser tampan ini tahu, Suji sedang meyakinkan hatinya untuk Lee Jongsuk. Pertanyaan wartawan choi itu menjawab pertanyaan Woobin juga tentang alasan sang idol wanita mengencani actor terkenal Lee Jongsuk.
******
Suji berusaha menenangkan dirinya seusai acara press release. Gadis cantik ini meneguk air mineral yang telah disediakan panitia di meja untuknya. Ia pun bertanya pada Jiah mengenai pernyataannya tadi saat menjawab pertanyaan wartawan Choi, “apa aku melakukan hal yang benar unnie?”
“tidak ada yang salah dan benar di dunia ini, Suji-yaa.. kamu hanya mengikuti kata hatimu…” Jiah berusaha meyakinkan sang idol.
Suji hanya menghela nafas karena merasa lega setelah menjawab pertanyaan mengenai hubungan asmaranya yang sangat membebani pikirannya.
“Siapkan kostumku untuk fanmeet sore nanti, aku harus segera gladi bersih setelah ini…” ujar Suji sambil berjalan menuju ruang tunggunya. Jiah hanya mengangguk melihat Suji yang berjalan mendahuluinya. Ia berharap gadis yang ia anggap adiknya sendiri itu mampu meyakinkan dirinya untuk menerima Jongsuk sepenuh hatinya dan hidup bahagia dengan pilihannya.
******
Lee Jongsuk tersenyum sendirian memandangi layar ponselnya. Sutradara dan juga temannya, Jaehyun, datang menghampirinya yang sedang duduk di kursi ruang tunggu actor.
“Jongsuk-ah, kau sudah baikan? Aku sudah menyelesaikan shoot individual seolhyun….”
“mood ku sedang baik sekarang…” ujar Jongsuk sambil tersenyum “ayo kita segera shoot! Aku harus segera ke seoul setelah ini…”
“Hahh? Kau ada pekerjaan di Seoul? Kita kan di Busan untuk tiga hari…” Jaehyun berusaha mengingatkan kawannya.
Jongsuk hanya menyerahkan ponselnya kepada Jaehyun. Senyuman manis Jongsuk tak pernah lepas dari bibirnya. Jaehyun melihat di layar ponsel kawannya itu terpampang sebuah artikel dari website STARDOM mengenai press release launching album Suji.
“Apa karena kekasihmu ini mengatakan bahwa dia menyukaimu sebagai pria biasa?”
Jongsuk hanya mengangguk. Jaehyun mengembalikan ponsel kawannya itu. “tidak ada yang pernah mengatakan hal itu sebelumnya, Jaehyun-ah…. Mantanku yang dulu hanya mengencaniku karena tahu aku adalah trainer perusahaan terkenal, mereka ingin aku cepat terkenal dan mendapat banyak uang… Aku merasa bahagia sekali mendengar Suji mengatakan bahwa dia mencintaiku sebagai pria biasa…”
“bolehkah aku bertanya satu hal…” ujar Jaehyun. Jongsuk mengangguk untuk mempersilahkannya.
“bagaimana nasib gadis yang kau cintai dulu itu? Gadis yang kau beri mawar putih… kau bilang dia adalah cinta pertama dan terakhirmu...” Jaehyun merasa penasaran pada hubungan asmara kawannya ini.
“aku sudah menemukannya…Jaehyun-ah, gadis itu adalah Suji…kau terkejut?” Jongsuk memperlihatkan raut wajah bahagia.
“HAH? Bagaimana kau tahu?” Jaehyun merasa bodoh sekali mendengar ucapan Jongsuk.
“aku pernah memberinya bunga mawar putih dulu dan dia hanya diam saja tanpa sepatah katapun…”
“apa kau yakin? Suji tidak menghubungimu karena dia sibuk hari ini…lagipula, kau bilang gadis itu mengalami rabun mata sehingga tidak mengetahui siapa yang memberikannya bunga….”
“tapi aku mengingat wajahnya, Jaehyun-ah. Kau lupa kalau aku mau jadi trainer karena itu perusahaan agensi yang mengorbitkan Bae Suji?… aku yakin Suji melakukan operasi mata sebelum debutnya dulu… tapi aku masih ingat wajah dan senyumnya yang khas itu…”
“kau benar-benar sudah gila Jongsuk-ah, jadi itu sebabnya dinding kamar asramamu di Amerika dulu banyak terpasang poster Bae Suji? kau beruntung sekali!”
“jadi, boleh aku kembali ke Seoul sebentar saja?” Jongsuk mengedipkan matanya pada Jaehyun dengan senyum nakal.
******