Lee Hye seol megetukkan jemarinya diatas meja Bar. Na Young tidak ditemukan, dan salah satu mata-mata utusannya mengatakan jika dia bermalam di hotel yang sama dengan anak Kim Jongshik. “Aku akan hancur.” Memegangi kepalanya. Ingatannya kembali pada bayangan masa pertama kali Hye seol menculik Na Young. Diam-diam dia mencari tau siapa Na Young dan menyelinap masuk kedalam apartement Na Young. lalu menemukan foto yang mengejutkannya. Seorang wanita yang memangku Na Young. Lee Son ah, yang tidak lain adalah kakaknya, meski keduanya berbeda ibu tapi Hye seol dan Son ah saling menyayangi satu sama lain. Tapi karena sebuah kecelakaan yang dasyat dimobil mereka dulu Hye seol dan Son ah sempat terpisah dan baru bertemu kembali saat Son ah menikah dan memiliki anak bernama Cha Na Young. Saat pertama kali bertemu, Son ah harus menerima kenyataan jika adiknya Hye seol menjadi salah satu ibu prostitusi klub malam korea. Meskibegitu, Son ah yang memang sayang pada adiknya berusaha mengeluarkan Hye seol dari sana. Walaupun selalu gagal, pada akhirnya Hye seol tetap berada ditempatnya namun tetap berkomunikasi dengan baik. Hal ini juga mengakibatkan penjagaan Na Young sangatlah lemah saat penculikkannya, sehingga Min woo dapat masuk dan menggantikan tubuh Na Young dengan boneka lilin. Dia tau jika Min woo datang dan sengaja membukakan pintu penjagaannya lebera-lebar, Hatinya puntakut jika Na Young akan Jungkook korbankan. Dan... memang benar Na Young yang dia korbankan. Setidaknya Hye seol sedikit legah jika Jongshik masih salah sasaran. Tetapi berubah ketika dia mendengar dari luar markas minwoo tetang cerita Na Young dan masa lalunya. Selama ini dia mengetahui jika Jongshik dan anak-anaknya memiliki misi klasik yang biasa dia lakukan dengan wanita pewaris. Bukannya dia berniat jahat pada Na Young, tapi dia tidak ingin Na Young bercerita ketempa yang salah terlebih, Jungkook yang notabene dia adalah anak dari pembunuh Ayah Na Young. Lamunan Hye seol buyar ketika melihat body guardnya datang. Pria itu membungkukan badannya. Hye seol melihat pria berbaju rapi itu. “Ambil Na Young, Semua yang ada disana. Apapun yang ada di hotel ambillah.” Hye seol mengangkat gelas birnya lalu meneguknya dengan sekali teguk. “Seseorang tadi menghubungi kita, dia bilang dari Na Young anak Cha Jong hyun dan Lee Son ah. Dan secara mengejutkan sepertinya itu dari Jungkook.” Ucap sanga bodyguard. Hye seol turun dari tempat duduk tinggi milik bar. Matanya membulat, fikirannya tidak karuan. Mungkinkah itu...
Jungkook melihat kontak nama bernama Lee Hye seol, semoga bukan Lee Hye seol yang dia bayangkan dan semoga itu bukalah sebuah tipuan. Jungkook menopang dagunya, melihat jam dinding sesekali. Sementara Na Young hanya duduk disofa memandangi Jungkook yang sedaritadi mondar mandir tidak jelas. Sesekali dia menunjukkan ekspresi gelisah. Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Jungkook berlari menujuh pintu utama dan langsung membukakan pintu. Dia melihat seorang wanita yang masih memakai pakaian serba hitam berdiri membelakanginya. Mata Jungkook membulat ketika wanita itu berbalik, wajah yang dia kenal, wajah yang selama ini membuatnya melemparkan bogeman menta para pria-pria yang ada di sekitarnya. Lee Hye seol? Batinya. Na Young datang menghampiri, menutup mulutnya yang hampirsaja bisa robek karena melihat wanita berlipstik merah menyala berada dihadapannya.
“Aku bibimu.” Mata Hye seol menujuh kearah kedua bocah yang masih terkejut tidak percaya dengan kedatangannya. “Aku akan bicara pada Na Young.” Kata Hye seol. “Hanya berdua.” Menandangi Jungkook yang berdiri disamping pintu yang baru saja dia buka. Pertanda jika Jungkook harus pergi dari sana. Jungkook membiarkan wanita itu masuk dan dia meninggalkannya dengan Na Young. Hye seol duduk disofa, dia mulai bercerita tentang masa lalunya. Lalu bagaimana cara Na Young mempercayainnya? Dalam hatinya. Hye seol membawa sekotak penuh kenangan akan ibunya, dia masih menyimpan semua surat yang dikirimkan oleh ibunya, baik saat Son ah menikah maupun melihat tumbuh kembang sang putri semata wayangnya. Ya, mungkin waktu Na Young dengan ibunya hany sebentar setelah 3 bulan kelahiran Na Young, semua harus menerima kenyataan jika Lee son ah meninggal. Na Young mulai sedikit percaya pada Hye seol. “Aku tak mengijinkamu bersama dengan Jungkook.” Hye seol berdiri dari sofa menghadap gadis yang sedang duduk dihadapannya. Gadis itu mendongakkan kepalanya. “Mwo?” tanyanya polos. Hye seol tersenyum perih.
“Kau belum tau segalanya? Jungkook tidak memberi tahumu? Min woo tidak memberi tahumu ?” Hye seol memberi deretan pertanyaan yang belum bisa Na Young jawab. Gadis itu hanya melongo sembari memegangi surat yang dibawa oleh Hye seol “Kim Jongshik dan Ryu Jonghyun yang berencana menbunuh ayahmu.” Ucap Hye seol. “Kim Jongshik nugundeo?” Na Young bertanya lagi dengan mata bulatnya. “Kau bisa mencari tau nanti, aku harap kau segera pergi dari sini.” Hye seol melihat sebuah ranjang dibalik tubuhnya. “ Aku tidak suka melihatmu tidur bersama pria itu walau hanya tidur saja.” Memalingkan pandangannya pada Na Young.
Jungkook terlihat gelisa tapi tetap bersandar disamping dinding pintu bersama dengan penjaga Hye seol, setelah dia melihat Hye seol keluar melewati tubuhnya Jungkook mulai bergegas masuk. Melihat Na Young yang sedang duduk di sofa. “Kau baik-baik saja?” tanya Jungkook dengan nada cemas. “Iya tentu.” Na Young riang. Sepertinya Hye seol benar-benar bibinya. Dari raut wajahnya sepertinya Na Young belum tau apa yang digelisahkan oleh Jungkook saat ini. Na Young pasti akan terpukul berat ketika dia tau jika Kim Jongshik adalah pembunuh yang merencanakan jatuhnya pesawat ayah Na Young. Jungkook merebahkan tubuhnya di punggung sofa. Jantungnya berdebar tidak seperti biasanya. Tapi ini adalah kenyataan, anak pembunuh dan anak korban harusnya tidak bersama. Tapi Kim Jongshik adalah ayah tiri Jungkook, mungkin ada ampunan baginya jika Jongshik hanya ayah tirinya. Mungkin ini sebabnya kenapa Kim Jongshik meberikan secara Cuma-Cuma map itu. Karena ada kenyataan yang lebih menyakitkan dibanding ini.
Sampai kapan Jungkook dan Na Young harus sembunyi? Akhirnya mereka memutuskan untuk muncul di sekolah. Jungkook membuat Na Young masuk kekantor polisi dan mengatakn dia baru saja bebas dari penculik yang kejam. Pada akhirnya Na Young bisa pergi kesekolah lagi. Senyumannya mengembang melihat pintu gerbang sekolah berada di hadapannya. Jungkook melihat senyuman Na Young dari Jauh, dia ikut senang melihat Na Young tersenyum karena bisa kembali masuk kesekolah. Tapi dia juga menyadari jika akan akan masa paling sulit yang harus Na Young terima. Sehun berlari dengan kencang melihat kedatang Na Young. Bagaimana dia tidak bersemangat jika gadis yang dia tunggu sudah datang.
Sehun datang ke meja Na Young melihat gadis itu duduk dengan manis sembari memainkan buku tulisnya. “Gwenchana?” tanya Sehun dengan wajah cemas. “Kau tidak menghubungiku selama 2 hari setelah kepergianmu dari rumah.” Lanjut Sehun. Jungkook melihatnya dengan sinis. Ah, dia benci perasaan ini. Sementara Na Young berbicara dengan santainya pada Sehun. Lalu Sujeong datang, dia melihat Na Young yang sekarang sudah masuk kedalam kelasnya. Sujeong membuka isi tasnya, tanpa sengaja menjatuhkan stempel yang dia ambil dari loker Na Young. Entah kenapa hatinya mulai sakit. Stempel itu jatuh kebawah bangkunya. Dengan cepat Sujeong menoleh ke arah Na Young lalu memalingkannya lagi ke arah stempel yang ada dibawah mejanya. Sujeong merunduk dan mengambil stempelnya, lalu kembali pada posisinya semula. Taehyung datang melihat Na Young yang sehat dengan senang menyapa dan juga mengajaknya berbicara.
“Kau mau makan tteopokkie nanti saat pulasng sekolah? Lama sekali rasanya tidak bertemeu denganmu.” Taehyung mengulas senyum mengembang. Senang sekali bukan? Jungkook tersenyum kecut. Bagaimanapun jika Na Young pergi dia harus ikut!
Ryu Jonghyun masuk kedalam apartement Na Young secara paksa. Dia meminta ahli kunci serta komputer yang ternama untuk membobol pintu apartement Na Young. Dia menyadari jika alat pembuka chip tidak berada ditangannya, dia menduga jika barang tersebut ada ditangan Na Young. Dia merasa bodoh menyepelekan Na Young, dia masuk bersama beberapa orang. Lalu mengacak-acak tempat yang mungkin dapat dia temukan.
“Annyeonghasseo.” Suara seorang wanita yang berada di bibir pintu antara ruang tamu juga kamar tidur utama. Dia tidak sendirian, seperti biasa selalu ada bodyguard yang ada disisnya. Ryu Jonghyun berbalik menatap wanita itu. “Aku wakil pemilik rumah ini, ada yang kau cari? Dan siapa kau ?” Langkah Hye seol mendekati Ryu Jonghyun yang sedang bingung akan berbicara apa. “Aku rekan kerja Cha Jonghyun.”
“Ryu Jonghyun?” Hye seol tersenyum miring, langkahnya berhenti dihadapan pria yang usiannya berkisar 45 tahun memakai pakaian rapi. “Kau tidak punya hak untuk masuk! Keluar!”
“Aku punya hak, karena apartement ini di bayar dengan uang perusahaanku.”
“Perusahaanmu?” Hye seol mengangkat alisnya, melipat tangannya diatas dadanya. “Apa kau merawat Na Young dengan baik?” Hye seol mendesak. Ryu jonghyun terlihat masih santai walaupun pelu keringatnya sudah sebesar jagung. “Pergi dari sini! Sebelum semua terlambat.” Ancam Hye seol. “Aku datang untuk mengambil dokumen.”
“Dokumen yang mana? Kenapa tidak 5 tahun yang lalu kau ambil ?” tanya Hye seol lagi. “Ada banyak hal yang tidak bisa kau ketahui Nona.”
“Aku sudah tau, kau menelantarkan Na Young dan ingin mengambil alih perusahaannya. Terima kasih, silahkan keluar.” Tangan Hye seol mengarah ke pintu. Ryu Jonghyun keluar.
Kim Jongshik sedang duduk dikantor, dia sibuk mencari sesuatu didalam kantornya. Hal yang mengejutkan adalah ketika alat yang sedang dia sembunyikan hilang. Fikirannya melayang ketika Jungkook datang ke kantornya. Jangan-jangan...
Jungkook berjalan di belakang Na Young, Taehyung dan Sehun. Woah, daebak setelah apa yang terjadi selama ini? Na Young langsung melupakannya ketika dua pangeran sedang berada di dekatnya. Jungkook menyerobot masuk diantara Sehun dan Na Young. “Aku ikut.” Kata Jungkook memasukkan kedua tangganya disaku celana. Udara musim dingin, membuat nafas nya mengepul. Sehun mengangkat alisnya curiga, sementara Taehyung diam hanya berdecar jika Jungkook menyebalkan. Lalu Sujeong datang menyerobot diantara Taehyung dan Na Young. “Nado” ucapnya dengan dingin. Na Young saling memandangi dengan Jungkook, ya sepertinya mereka akan sangat curiga ketika Sujeong ada disana. Tetapi makan tetaplah makan mereka pergi bersama menujuh tempat makan tteoboki pinggir jalan. Semua terlihat senang ketika Na Young kembali. “Aku pesan tteobokie satu juga soju.” Ucap seorang pria yang baru saja datang dan memesan. Dia memaki topi dan jaket tebal yang menyelimuti tubuhnya. Sesaat pandangan Jungkook beralih kepada pria yang memesan soju sendirian. Apa yang terjadi? Batin Jungkook berdecak. Kenapa dia ada disini. Sujeong makan dengan perasaannya yang dingin ya, mungkin benar apa kata orang seseorang yang jahat meskipun kita tidak membalas kejahatannya hatinya sekarang mulai dingin dan tersiksa itulah hukuman yang sebenarnya. Sehun makan dengan bahagia dan Taehyung makan dengan lahapnya tanpa peduli apa yang dirasakan oleh Sujeong. suwasana menjadi canggung antara Na Young juga Sujeong. Mata Jungkook mengalihakan pada dua gadis yang ada bersama dengannya.
“Na Young-ah, bisa nanti saat pulang mari kita pulang bersama?” tanya Sujeong menaruh sumpitnya diatas meja. Na Young melihat ada hal yang benar-benar aneh pada Sujeong rambutnya acak-acakkan, tatapannya juga dingin namun kosong seperti perasaan yang ada di ambang-ambang. “Untuk hari ini, aku akan pulang dengan Jungkook juga seterusnya.” Na Young melirik ke arah Jungkook yang melihatnya. Sujeong melihat Jungkook dengan tatapan yang tajam, apa? Dan kenapa bersama dengan dia? Sehun meletakkan sumpitnya, suasana hatinya mulai buruk. Mungkin Na Young selama ini juga pergi bertemu dengan Jungkook dan tinggal bersama dengannya. Sehun menghelah nafas, namun tak cukup melepaskan beban dihatinya. Taehyung hanya diam sejenak suasana berubah menjadi kaku hingga mereka pulang.
Jungkook berjalan berdampingan bersama dengan Na Young, berfikir sejenak mengapa Na Young berkata demikian. “Kenapa kau mengatakan hal itu pada mereka?” Jungkook. Na Young menatap kelangit, menghelahkan nafasnya. Uap mengepul didekat wajahnya “Aku hanya tidak ingin hal ini terus berlanjut, aku harus mengakhirinya.” Na Young menrunkan wajahnya mengalihkan pandangannya di wajah pria yang lebih tinggi 10 cm darinya. “Hanya ingin bersama denganmu.” Membuat senyum simpul. “Alasan lain? Agar mereka tau jika aku dan kau sekarang sudah dekat?”
“Hey, katakan padaku kenapa kau selalu memunggungiku saat aku membutuhkan bantuan?”
“Karna saat itu kau bukan fokus utamaku, jadi aku harus meninggalkanmu.”
“Kau benar-benar jahat.”
“Tentu saja.” Jungkook tertawa. Sebuah mobil melewati keduanya, dua bola mata meujuh kearah wajah Jungkook dan Na Young yang berbahagia. “Tangkap gadis itu!” mobil itu berhenti. Air mata mengalir begitu saja ketika dua orang pria memisahkan kedua pria dan wanita itu.