home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Hello, Manager Park

Hello, Manager Park

Share:
Author : bocil19
Published : 02 May 2015, Updated : 31 Mar 2016
Cast : All Member WINNER | All Manager WINNER | Park Janeul (OC) | Oh Sehun (EXO) | EXO Members
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |38078 Views |9 Loves
Hello, Manager Park
CHAPTER 5 : Desperate..

Janeul mengangkat gelas kecil berisi cairan bening bernama soju itu dan tanpa pikir panjang dia meneguk cairan yang dapat memabukkan itu. Dahinya mengernyit, merasakan cairan yang perlahan mengalir di tenggorokannya itu. Perempuan itu menghela nafas berat dan menatap satu botol soju yang sudah kosong.“Imo! Satu botol soju lagi,” ucapnya sembari mengangkat tangan, memesan botol soju lainnya untuk kembali dia rasakan.

                Dia mengambil ikat rambut di kantong jaket dan menguncir rambutnya yang tadi tergerai. Setelah menguncir rambutnya asal, perempuan itu menutup sebagian kepalanya dengan hoodie jaket hitam dan menaruh kepalanya di atas meja. Sebuah benda kotak bercase mickey mouse yang menjadi tempat pandangan matanya berlabuh itu menggugahnya untuk segera mengambilnya. Dia membuka kunci ponsel yang segera menampilkan 5 anak asuhnya yang tengah tersenyum bahagia.

                Perempuan itu menutup mata, membiarkan setetes airmata mengalir begitu saja. Airmata itu jatuh membasahi meja yang sedang menjadi tempat beristirahat kepalanya yang ingin meledak, memikirkan kejadian setengah jam yang lalu. Perempuan yang masih memejamkan mata itu menghela nafas berat dan mengigit bibir bawahnya berusaha menahan tangisan yang seakan tak mau berhenti.

Flashback

                “Aku berniat membatalkan debut WINNER di Jepang untuk tahun depan,” ucap Yang sajangnim membuat dua orang di hadapannya, menatap wajah tanpa ekspresi itu.“Aku tidak mengerti maksud dari pembatalan yang anda bicarakan sajangnim?” tanya Janeul dengan nada yang menahan kesal.

                Yang sajangnim menyenderkan punggung di sandaran bangku tempatnya duduk dan melipat kedua tangan di depan dada.“Tahun depan aku menjadwalkan untuk BIGBANG comeback, iKON debut di Korea dan WINNER debut di Jepang. Tapi kemarin aku bertemu dengan JinuSean yang meminta jadwal untuk comeback tahun depan,” jelas Yang sajangnim menatap kedua manager penting WINNER yang menatapnya dengan ekspresi tak tertebak.

                “Setelah berpikir semalam, aku memutuskan untuk mengundur WINNER debut di Jepang.” Tambahnya seperti menarik kesimpulan yang menyesakkan. Janeul menggigit bibir bawahnya menahan kesal yang seakan membuncah dan dapat membuatnya melakukan hal yang tidak bisa terkontrol pada sosok bertopi dihadapannya.

                “Tapi bukankah debut WINNER berbeda dari tiga grup lainnya sajangnim? Kau bisa mengurus tiga grup itu di Korea sedangkan kami akan focus pada pemasaran mereka di Jepang,” ucap Byungyung seakan menawarkan pilihan kepada sosok yang tengah memikirkan ucapannya. Janeul mengepalkan tangannya kesal di bawah meja yang menjadi penghalang antara dia dan Yang sajangnim.

                Yang sajangnim menegapkan badan dan bertumpu ke salah satu tangannya yang dia taruh di atas meja.“Apa kau menyuruhku untuk tidak memikirkan grup yang berada di bawah naunganku?” tanya Yang sajangnim membuat Byungyung segera menggelengkan kepala. Byungyung memberi alasan logis berusaha meyakinkan Yang sajangnim bahwa WINNER harus didebutkan di Jepang tahun depan.

                “Sajangnim yang menjanjikan pada kami bahwa WINNER akan debut di Jepang tahun depan. Aku harap sajangnim tidak melupakan janji sajangnim,” ucap Janeul pada akhirnya membuat dua sosok yang ada disana menoleh dan menatapnya. Janeul mengangkat wajahdan menatap Yang sajangnim yang juga tengah menatapnya serius.“Aku harus membawa mereka ke panggung yang lebih besar, sajangnim.” Tambahnya lagi kali ini dengan nada meyakinkan.

                Yang sajangnim menghela nafas dan menganggukkan kepala.“Kau sudah membawa mereka ke panggung yang lebih besar manager Park. Buktinya mereka bisa memenangkan award di MAMA kemarin. Selain itu mereka masih mempunyai jadwal WWIC bukan?,” jelas Yang sajangnim kali ini tak menatap manager perempuan yang tengah menatapnya.“Kalian jangan hanya berpikir dari sisi manager saja. Berpikirlah dari posisiku sebagai CEO entertainment,” tambahnya lalu membereskan alat-alat elektronik yang dia bawa.

                “Aku memberi tahu kalian untuk bisa menerima keputusanku,” ucapnya yang sudah berdiri dari bangku tempat dia duduk tadi. Janeul mengeratkan kepalan tangannya dan segera menjatuhkan badan, bersimpuh di hadapan Yang sajangnim yang ingin keluar dari ruangan.“Aku mohon sajangnim. Jangan batalkan debut WINNER di Jepang,” ucap Janeul sembari menundukkan kepala.

                Lelaki bertopi itu menghentikan pergerakan dan menatap manager utama WINNER yang bersimpuh di depannya.“Bertindaklah seperti manager utama, Park Janeul. Aku memilihmu untuk tidak bertindak gegabah seperti ini,” ucap Yang sajangnim namun tak membuat sosok di hadapannya, mengangkat kepala.

                “Belajar menjadi seorang manager utama yang bisa membawa grupnya terkenal, bukan menjadi manager utama terkenal karena seorang kekasih dari anggota grup terkenal.” Ujar Yang sajangnim membuat kepalan tangan Janeul melemah dan mendongakkan kepala. Yang sajangnim menggerakan kakinya, melangkah keluar dari ruangan. Meninggalkan dua manusia yang saling bertatapan dengan ekspresi terkejut.

End of Flashback

                Ponselnya bergetar, menandakan pesan masuk dari kekasih yang belum dia hubungi sepanjang sore sampai malam ini. Aku baru selesai konser. Kau benar-benar sibuk saat ini? Janeul membaca rentetan huruf yang berbaris mengabarkan keadaan Sehun di bagian negara lain itu. Perempuan itu mengembalikan layar ponselnya untuk kembali ke aplikasi home, yang menampilkan senyum kelima anak asuhnya.

                Tak lama ponselnya kembali bergetar dan pesan masuk kali ini dari manager Kim. Janeul menegapkan badan, yang sebelumnya menunduk agar kepalanya beristirahat di meja dengan dua botol soju berada disana. Setelah membalas pesan manager Kim, perempuan itu kembali mengisi soju ke gelas yang kosong sebelumnya dan kembali meneguk cairan berwarna bening itu.

                Ponselnya yang tengah berbaring diatas meja itu bergetar, menandakan balasan dari manager Kim telah dia terima. Maafkan aku manager Park, tapi apa benar kau sangat sibuk? Sehun sedang letih dan kurasa karena tak menerima balasan darimu, dia sedang berada di mood jelek saat ini. Janeul mengusap kasar wajahnya dan menghela nafas. Jari-jarinya segera mengetik balasan untuk manager Kim dan setelahnya dia kembali meneguk satu gelas berisi soju.

                Angin musim dingin Seoul kembali berhembus, membuat tenda warung pinggir jalan ini ikut bergerak perlahan oleh angin dingin yang membuat Janeul merapatkan jaketnya. Satu pesan lain masuk ke dalam ponsel yang sebelumnya kehilangan cahaya, menampilkan pesan masuk dari Byungyung. Kau sudah dirumah kan? Istirahatlah, jangan pikirkan kejadian tadi. Besok Mino hanya mau diantar olehmu untuk reherseal gayo daejun. Jadi kau yang menjemputnya besok siang di salon.

                Janeul kembali meneguk segelas soju sebelum beranjak dan membayar dua botol soju yang dia pesan tadi. Perempuan berhoodie itu melangkahkan kakinya keluar dari warung tenda yang sedari tadi menjadi tempat untuknya menghilangkan kesal. Angin musim dingin kembali berhembus namun kali ini Janeul tak merasa kedinginan, karena pikiran yang semakin berkecambuk di dalam kepalanya.

-Hello, Manager Park-

                “Apa sudah rapih?” tanya Mino lagi kepada Janeul yang tengah focus membaca jadwal Mino pada hari ini di tabnya. Janeul menoleh dan melihat rambut Mino yang sudah ditata rapih oleh petugas salon tadi. Mino menundukkan kepala, membiarkan sang manager utama merapihkan rambutnya.“Rambutmu sudah rapih Song Mino,” ucap Janeul membuat Mino menatapnya penuh selidik.

                Janeul mengangkat kedua alisnya, karena Mino menatapnya penuh selidik.“Kau minum semalam?” tanyanya yang kali ini dengan nada serius. Janeul terhentak kaget dan menggeleng, berusaha menampik ucapan Mino. Bunyi dentingan lift, menandakan bahwa lift telah sampai di lantai mereka berada. Dengan segera Janeul masuk ke dalam lift diikuti Mino yang masih menatapnya dengan memincingkan mata.

                “Ah kerahmu tidak terlipat dengan baik,” ucap Janeul tiba-tiba dan membereskan kerah kemeja Mino yang sudah terlipat rapih.“Anyeong haseyo!” ucap seseorang membuat dua sosok itu menoleh dan mendapati manager Kim dan Oh Sehun berada di luar lift. Janeul menatap mata Sehun yang juga menatapnya kaget.

                Dengan reflek, Janeul segera menarik tangannya yang berada di kerah kemeja Mino dan berdiri menghadap ke dua sosok yang memasuki lift. Perempuan dengan rambut dikuncir setengah itu mengalihkan pandangan dari pantulan lift di depannya. Sosok lelaki yang menjadi kekasihnya itu menatapnya dari pantulan lift dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan olehnya.

                Bunyi dentingan dan pintu lift yang terbuka seakan menjadi pemecah keheningan aneh yang terasa di dalam kubus berukuran 2x3x3 m itu. Setelah menundukkan kepalanya, Mino dan Janeul beranjak dari belakang manager dan anak asuh itu. Langkah Janeul yang akan keluar dari lift terhenti saat sebuah tangan menahan tangannya.

                “Ada yang mau kubicarakan, 15 menit lagi di tangga darurat,” ucap satu sosok yang kali ini menatap Janeul dingin. Tangan itu melepas tangan Janeul sesaat sebelum pintu lift tertutup. Janeul menatap pantulan tubuhnya di depan lift yang telah tertutup. Perempuan itu mengerjapkan matanya, mengingat ekspresi wajah sang kekasih.

                Sebuah tepukan di bahu kirinya, membuatnya menoleh dan mendapati Mino tengah menatapnya dengan mengangkat kedua alis. Janeul menggeleng pelan dan melangkah bersama Mino ke ruang tunggu.“Apa kau sedang bermasalah dengan pacarmu?” tanya Mino membuat Janeul menoleh dan menggeleng kepadanya.

                “Kau tahu kan aku tidak suka jika orang yang kusayangi berbohong padaku? Kuharap kau benar-benar jujur padaku,” ucap Mino lagi sebelum mereka berdua masuk ke dalam ruang tunggu yang berisi kelompok stylist WINNER. Mino segera mendudukkan diri di bangku kosong di hadapan kaca dan meja yang berisi perlengkapan make up.

                Kami 30 menit lagi sampai sunbaenim. Janeul membaca pesan yang baru dikirim oleh Seho yang membawa 4 anggota WINNER lainnya. Mino datang duluan dikarenakan dia akan menjadi MC untuk acara SBS Gayo Daejun ini bersama 4 lelaki yang disebut Lucky Guy. Janeul masih menatap pantulan wajah Mino yang sekarang mulai tertutup oleh tangan Choi Mijung.

                Janeul melirik jam tangan di tangan kanannya dan beranjak mendekati Mino yang sedang menutup mata.“Aku ada urusan sebentar. 30 menit lagi yang lain sampai,” ucap Janeul setelah menepuk bahu kanan Mino. Mino menganggukkan kepala sambil tetap memejamkan matanya. Dengan langkah berat Janeul keluar dari ruang tunggu WINNER, melangkah mencari pintu dengan kotak hijau bertuliskan EXIT warna putih di atasnya.

                Perempuan itu menghembuskan nafas panjang sebelum mendorong pintu yang sedari tadi dia cari. Satu sosok berjaket hitam dan berambut cokelat itu membalikkan badan, membuatnya menatap Janeul yang sudah masuk ke dalam tangga darurat.“Wae?” tanya Janeul sambil mengangkat kedua alisnya menatap sosok Sehun yang tengah menatapnya tajam.

                “Kupikir kau bilang padaku bahwa kau sibuk. Apa yang kau maksud sibuk adalah dengan berduaan saja dengan Mino, huh?” tanya Sehun to the point pada apa yang dia rasakan. Janeul menghela nafas dan melipat kedua tangan di depan dadanya, berusaha mendengarkan segala keluhan yang keluar dari mulut Sehun.“Aku hanya ingin membaca balasan pesanmu, aku letih dan kekasihku tidak membalas pesanku. Apa kau tahu bagaimana rasanya?” tanyanya lagi kali ini menatap sosok Janeul yang juga sudah menatapnya.

                Janeul memasukkan kedua tangan ke saku celananya.“Sudah? Kau sudah mengeluarkan apa yang ingin kau tanyakan?” tanya Janeul yang disanggupi anggukkan oleh sosok di hadapannya.“Aku sibuk karena memang tugasku sebagai manager utama. Berduaan saja dengan Mino? Tentu saja itu kesibukkanku Oh Sehun. Aku adalah manager grup WINNER, grup dengan Mino sebagai anggotanya,” jawab Janeul menatap Sehun yang juga masih menatapnya.

                “Di dunia ini semua orang letih. Jangan berpikir kau letih hanya karena kau seorang idol terkenal Sehun, karena manager-managermu lebih letih menghadapi kalian bersepuluh,” tambahnya membuat Sehun menghela nafas kesal.“Geurae. Bagaimana jika kau menjadi managerku? Aku tidak suka melihat kau dengan Mino yang terlalu dekat,” ucap Sehun membuat Janeul menatapnya tak percaya.

                “Aku juga lebih suka bila kau menjadi managerku. Jadi aku tidak harus menunggu balasan darimu.” Tambahnya membuat Janeul mengusap wajah kasar. Perempuan itu memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.“Kau letih Oh Sehun. Lebih baik kau kembali ke ruang tunggu untuk mengistirahatkan tubuhmu,” ucap Janeul membalikkan tubuh, bersiap meninggalkan satu sosok yang menatapnya kesal.

                Satu tangan berhasil menahan pintu darurat yang akan dibuka oleh Janeul. Janeul menatap si empunya tangan yang kini menatapnya emosi.“Bilang saja kau memang tidak bisa meninggalkan Mino kan?” tanyanya membuat genggaman tangan Janeul pada knop pintu darurat menjadi kepalan marah. Janeul menundukkan kepala berusaha meredam emosi yang sudah ditahannya semenjak kemarin.“Pantas saja waktu itu kau tidak membalas pesanku sejak..”

                “Aku malas beragumen dengan anak kecil.” Ucap Janeul singkat memotong ucapan Sehun. Sehun menarik tangannya yang tadi berada di hadapan Janeul lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Dia tertawa kesal dan menatap perempuan yang juga menatapnya.“Haah. Anak kecil ya? Oh maafkan anak kecil ini yang selalu mengganggumu, nuna.” Ucap Sehun dengan penekanan dikata nuna.

                Sosok itu menampik tangan Janeul yang berada di knop pintu dan segera membuka pintu darurat itu. Bunyi pintu tertutup membuat Janeul menyenderkan tubuh di tembok terdekat. Sosok itu menepukkan kepalan tangan ke dada kirinya yang terasa sesak. Janeul menundukkan kepala dan memejamkan matanya. Tak lama suara isakan terdengar memenuhi tangga darurat itu.

-Hello, Manager Park-

                Mino berusaha menyamakan langkahnya agar bisa berdampingan dengan Janeul yang tengah berjalan cepat menuju backstage tempat anggota WINNER lainnya berada. Seorang stylist mengambil jas bulu berwarna loreng hitam putih yang sebelumnya dipakai Mino.“WINNER akan perform setelah Lovelyz,” ujar salah satu staff SBS Gayo Daejun saat melewati grup WINNER.

                Janeul mengedarkan pandangan, menatap keempat personil WINNER yang tengah mendendangkan lagu yang akan dibawakan. Sekelompok perempuan dengan baju sekolah berwarna putih susu - hitam itu menaiki tangga menuju stage tempat mereka akan menampilkan bakat mereka. Janeul menoleh dan menatap Mino yang sudah berganti baju.“Kau membuka acara dengan baik Song Mino,” ucap Janeul membuat sosok itu menoleh dan tersenyum senang karena pujiannya.

                Perempuan itu kembali berdiri di samping Seho yang masih memperhatikan para stylist yang sibuk mengatur fashion WINNER satu per satu. Seorang staff memberi kode agar WINNER segera berbaris di tangga menuju backstage. Setelah berdoa dan mengucap slogan yang biasa mereka teriakan sebelum naik ke atas panggung, dengan rapih kelima pria itu berjalan menuju tangga yang menuntun mereka untuk menemui para fansnya.

                Sosok Byungyung muncul disamping manager Park sesaat sebelum WINNER memasuki panggung. Ketiga pasang mata itu menaruh perhatiannya pada layar yang menampilkan kejadian di atas panggung secara live. Dahi Janeul mengernyit saat tak mendengar suara keluar mic Seunghoon dan Seungyoon.“Dimana ruang audio?” tanya Janeul menahan lengan seorang staff yang tengah panic karena suara dari mic Lovelyz yang malah terdengar.

                “Aah jeongmal jeosunghamnida. Jeosunghmanida,” jawab si staff tersebut yang segera menundukkan badan berkali-kali. Dengan cepat Janeul melangkah keluar dari ruangan gelap itu dan kembali ke lorong dimana beberapa orang tengah mondar-mandir. Setelah menemukan pintu bertulis ‘Audio Room’, Janeul membuka pintu tersebut dan membuat semua pasang mata memandang sosoknya yang menatap mereka kesal.

                “Apa kalian tidak bisa bekerja dengan baik?” tanya Janeul membuat seorang staff yang berada disana berjalan mendekati sosok Janeul yang masih memandang kesal mereka. Staff itu membawa Janeul keluar dari ruangan dan menutup pintu ruangan.“Apa ada masalah yang bisa kami bantu selesaikan?” tanya pria yang sekarang menyender di pintu bertulis ‘Audio Room’ itu.

                Janeul menunjukkan id card yang menggantung di lehernya, membuat pria itu terkejut dan segera menundukkan badan.“Jeosunghmanida, jeongmal jeosunghamnida.” Ucap pria itu berkali-kali namun Janeul seperti telah termakan emosi yang sudah ditahannya semenjak semalam. Pria itu kembali menegapkan tubuhnya dan memasang wajah bersalah.

                “Apa kau dibayar oleh sajangnim agar anak asuhku tidak bisa terkenal, huh?” tanya Janeul membuat pria itu menatapnya bingung dan menggeleng. Satu sosok hadir diantara pria itu dan Janeul.“Janeul~ah kau tidak bisa seperti ini. Ini kesalahan teknis,” ucap Byungyung berusaha meredam emosi yang hadir pada diri si manager utama.

                “Jika kalian tidak bisa bekerja dengan baik, lebih baik kalian pulang dan cari pekerjaan lain!” teriak Janeul kencang membuat orang-orang yang berada di lorong itu menoleh dan melihat si pelaku teriakan. Tanpa babibu lagi, Byungyung segera memeluk Janeul dan membawa perempuan itu pergi dari lorong tersebut untuk kembali ke ruang tunggu WINNER.

                Janeul menundukkan kepalanya yang terasa pusing setelah duduk di sofa dalam ruang tunggu WINNER.“Minumlah,” Seho menyodorkan sebotol air putih ke hadapan Janeul. Perempuan itu menatapnya dan menggeleng. Seho mendudukkan diri disamping Janeul dan mengelus kepala berambut cokelat itu, berusaha meredamkan emosi yang masih tersisa.“Kau terlalu banyak pikiran Janeul~ah. Jangan terbawa emosi, kau tahu kan Yang sajangnim tidak mendidikmu untuk menjadi seperti ini,” jelas Seho membuat Janeul menganggukkan kepala.

                Perempuan itu tiba-tiba berdiri dan menatap Seho yang memandangnya bingung.“Aku keluar sebentar. Tolong kau ambil alih mereka dulu oppa,” ucap Janeul lalu berjalan keluar dari ruang tunggu WINNER. Kakinya terus melangkah entah menuju kemana. Satu sudut di pojok lorong membuat Janeul melangkahkan kakinya kesana. Sosok itu mendudukkan tubuhnya dilantai dan menaruh kepala di kedua lututnya yang tertekuk.

                Semua kejadian yang terjadi semalam seperti film rusak di otaknya, terus berputar tanpa dia tahu dimana tombol stop untuk menghentikannya. Pertengkaran dengan Sehun seakan memberi garam pada luka yang terbuka. Sosok itu menghela nafas berat dan memejamkan matanya.“O? Janeul nuna?” terka seseorang yang hadir tiba-tiba di lorong sepi itu.

                Janeul mengangkat wajahnya dan mendapati Bobby tengah menatapnya.“Ah kupikir kau hantu nuna,” canda Bobby yang langsung duduk bersila di depan sosok perempuan itu. Janeul ikut membenarkan posisi duduknya agar bersila seperti Bobby.“Kau akan latihan lagi? Bukankah SMTM 3 sudah kau menangi?” tanya Janeul membuat Bobby tersenyum dan menggaruk lehernya malu.

                “Aniya. Hari ini aku akan menghiburmu yang terlihat sedih nuna,” ucap Bobby membuat Janeul tersenyum kecil. Bobby mengeluarkan headset dari kantong jaketnya dan menusukkan pada ponselnya.“Kau harus memakai ini nuna,” Bobby menyodorkan satu earplug headsetnya, membuat Janeul mengambilnya dan menegapkan tubuh agar bisa mendengarkan melewati headset milik Bobby.

                Bobby memilih tanda play pada layar ponselnya.“Ini lagu kami saat Mix&Match kemarin, Long Time No See. Mino hyung bilang kau sangat menyukainya,” ujar Bobby saat nada mulai terdengar di kuping Janeul. Janeul memejamkan mata mendengar rentetan rap yang dilantukan Bobby di lagu tersebut.“Long time no see noreul hyanghan sonjit,” Bobby melantunkan rapnya dan mengedikkan dagu ke Janeul.

                Lantunan rap kembali terdengar di telinga Janeul, membuat dirinya tersenyum mendengar arti dari lagu yang dilantunkan team B itu.“Long time no see geudongan ottokhae jinaetni~” kedua sosok itu ikut menyanyikan reff lagu yang tengah melantun di telinga keduanya. Lagunya terus terdengar membuat kedua sosok itu menggerakkan kepala mereka mengikuti ritme nada lagu tersebut.

                “WINNER hyungdeul bilang, jika lagu ini iKON persembahkan untuk para fans maka, mereka akan mempersembahkan lagu ini untukmu nuna. Karena bagi mereka kau lebih letih dibanding para fans yang menunggu mereka,” jelas Bobby saat lagu Long Time No See itu berakhir.“Seungyoon hyung bilang agar kau tahu bahwa mereka berjanji untuk terus bersamamu apapun yang terjadi.” Tambah Bobby membuat satu tetes airmata mengalir membasahi pipi Janeul.

                Bobby menatap khawatir Janeul yang sekarang makin terisak karena ucapannya.“Nuna uljima~,” ucap Bobby yang sekarang panic karena seorang perempuan menangis dihadapannya. Bobby menepuk-nepuk bahu Janeul yang sekarang menunduk dan menutup wajah dengan kedua tangan.“Berhenti menyimpan masalahmu sendiri nuna. Bahkan aku yang jarang melihatmu tahu bahwa kau tak pernah membagi masalah yang kau pikirkan,” ucap Bobby mendapat anggukkan dari sosok Janeul yang tengah tertunduk.

                Waktu bergulir dengan Janeul yang berusaha menghentikan tangisannya.“Mianhae geurigo gomawo Bobby~ah,” ucap Janeul pada akhirnya yang disambut dengan senyum dan dua bulan sabit di wajah Bobby. Lelaki itu berdiri dan mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh tangan Janeul yang ikut berdiri. Satu getaran dari tangan Bobby, membuat sosok itu melihat siapa yang menelpon.

                Leadernim, nama itu tertera di layar ponselnya.“Nuna maaf aku tidak bisa mengantarmu ke ruang tunggu WINNER. Leaderku pasti sudah mencariku,” ucap Bobby merasa bersalah dan ditanggapi anggukan oleh Janeul. Sosok itu menundukkan badan dan berjalan mendahului sosok Janeul yang masih terdiam.“Fighting nuna!” teriak Bobby dari ujung lorong sebelum sosoknya menghilang di belokan lorong.

                Getaran kali ini muncul dari saku jaket Janeul dan mendapati nama Song Mino tertera disana.“Neo odi?” tanya Mino cepat sesaat Janeul menjawab telepon masuk darinya.“Aku sedang di lorong menuju ke ruang tunggu, wae?” tanya Janeul saat tak mendengar nada ceria yang biasanya terdengar dari sosok Mino.

                “Neo.. gwenchana?” tanya Mino masih dengan nada suara yang sama. Janeul tersenyum dan menganggukkan kepala, walau tahu Mino tidak akan melihatnya.“O nan gwenchana,” jawab Janeul dan mendengar suara helaan nafas lega di seberang sana.“Syukurlah kupikir kau tidak baik-baik saja,” ucap Mino membuat Janeul tertawa kecil.

                Tak lama suara Mino perlahan menjauh dan telinga Janeul menangkap suara Mino yang mengatakan dia lupa membawa sesuatu ke ruang tunggu.“Mino~ya? Song Mino? Kau meninggalkan sesuatu?” tanya Janeul membuat Mino kembali menjawab pertanyaannya.“Janeul~ah aku lupa membawa sepatu yang diberikan Yoonji nuna. Aku menaruh di jok belakang mobilmu,” ucap Mino dengan nada bersalah.

                Janeul memutar balikkan badannya dan berjalan menuju lift yang terbuka.“Arraseo Song Mino, aku akan mengambilkannya untukmu.” Ucap Janeul dengan nada dibuat kesal sesaat memasuki lift.“Kau yang terbaik Manager Park!” ucap Mino dengan suara riangnya. Janeul tersenyum kecil dan memasukkan ponsel itu ke dalam saku jaketnya.

                Pintu lift yang berdenting menandakan bahwa Janeul telah sampai di lantai tempat dia memarkirkan mobil. Setelah mengambil kotak sepatu itu, langkahnya kembali memasuki gedung tempat konser SBS Gayo Daejun diadakan. Melihat pintu lift yang masih terbuka, perempuan itu mempercepat langkahnya.“Chamkaman!” teriak Janeul sesaat sebelum dia sampai di depan lift.

                “Ayo masuk,” ucap manager Kim yang menatap riang karena bertemu kembali dengan teman manager berbeda entertainmentnya. Senyum yang mengembang terhadap manager Kim perlahan hilang saat Janeul sadar Shin tidak sendiri di dalam lift. Sosok yang sudah memakai jas dan rambut tertata rapih itu menatap Janeul saat perempuan itu juga tengah menatapnya.

                Namun adegan tatap menatap itu tak berlangsung lama setelah Sehun mengalihkan pandangan, seakan menganggap sosok Janeul tak ada disitu.“Ah aku lupa masih ada barang yang tertinggal. Kalian duluan saja,” ucap Janeul pada akhirnya membungkukkan badan sambil memeluk kotak sepatu milik Mino. Tak tunggu lama, Sehun segera menekan tombol menutup pintu lift. Janeul membalikkan badan dan berjalan mendekati pintu tangga darurat.

                Perempuan itu menghembuskan nafas melihat barisan tangga yang menyambutnya. Dengan langkah pelan perempuan itu mulai melangkah menapaki setiap anak tangga. Pikirannya menerawang mengingat bagaimana sikap Sehun padanya. Janeul mendongak melihat ke pintu darurat tempatnya dan Sehun beradu argument tadi.‘Haah. Anak kecil ya? Oh maafkan anak kecil ini yang selalu mengganggumu, nuna.’  Janeul menggelengkan kepalanya yang memutar ucapan Sehun yang untuk pertama kalinya memanggil nuna.

                Dulu Janeul memang memaksa sosok itu untuk memanggilnya nuna, namun Sehun selalu tidak mau agar dia tidak terlihat seperti anak kecil dimatanya. Dan setelah mendengar Sehun memanggilnya nuna, entah kenapa membuat sosok Janeul ingin Sehun tak pernah memanggilnya nuna. Janeul kembali menghembuskan nafas berat dan mulai kembali melangkah sebelum dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke bordes yang berbeda 5 anak tangga dari posisi sebelumnya itu.

                Janeul menahan tubuhnya dengan menggunakan tangan kirinya, sedang tangan kanannya masih memeluk erat kotak sepatu Mino.“Ack,” ringis Janeul saat dia berusaha berdiri menggunakan tangan kirinya yang terasa lemas. Janeul mencoba menggerakan tangan kirinya namun hanya rasa sakit yang melanda bagian tubuhnya itu. Dengan segera perempuan itu berdiri dan kembali menapaki tangga menuju pintu darurat yang hampir dicapainya itu.

                “Jjangmae!” panggil Janeul pada satu sosok yang berada tak jauh dari pintu tangga darurat tersebut. Sosok dengan badan berisi itu menoleh dan menatap Janeul yang tengah menyender di pintu tangga darurat. Sosok itu berlari kecil mendekati Janeul, yang tengah menatap lorong yang tidak terlalu ramai itu.

                “O? Janeul~ah waegure?,” manager yang pernah bekerja dengan Janeul itu, menyapa sosok manager utama WINNER yang berusaha menyembunyikan tangan kirinya. Janeul dengan segera menyodorkan kotak sepatu milik Mino kepadanya.“Tolong antarkan ini ke ruang tunggu WINNER. Katakan pada mereka bahwa aku ada urusan mendadak dan tolong juga katakan pada Byungyung dan Seho oppa bahwa aku akan ambil cuti. Maaf merepotkanmu Jjangmae~ya,” jelas Janeul panjang lebar.

                Sosok itu mengernyitkan dahinya menatap sosok didepannya. Setelahnya Jjangmae menganggukkan kepala dan Janeul kembali masuk ke dalam ruang tangga darurat. Perempuan itu melangkahkan kaki untuk kembali ke parkiran. Dia menatap lirih tangan kirinya yang seperti patah atau bergeser akibat menahan tubuhnya tadi.‘Setidaknya mereka akan tetap pergi ke China nanti malam dan tidak menghawatirkan keadaanku,’ ucap Janeul dalam hati sesaat setelah dia duduk di kursi belakang kemudi mobil hitamnya.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK