“Waeyo?” tanya satu sosok yang menutup bagian rambutnya dengan hoodie jaket warna abu-abu. Sosok perempuan, dengan rambut dikuncir setengah, disampingnya menoleh dan mendapati si ‘hoodie abu-abu’ tengah melirik atau lebih tepatnya membaca apa yang ada di dalam genggaman tangan si perempuan.“Aku baru saja pulang latihan, kau sudah sampai dirumah? Ini sudah hari kedua aku mengirimu pesan dan kau hanya membacanya?”ucap Mino dengan suara yang bisa dibilang meledek.
Sang manager utama hanya bisa mengusap wajahnya kasar. Mino mengambil ponsel bercase mickey mouse itu dan membaca pesan dari seorang lelaki yang belum pernah mendapat balasan dari perempuan yang dikirimi pesan. Janeul menoleh, mendapati Mino yang tengah membenarkan letak kacamata bacanya sambil tersenyum geli dan sesekali menggedikkan tubuhnya, karena perasaan aneh saat membaca pesan-pesan yang belum mendapat balasan itu.
Seunghoon yang sedari tadi tertarik akan hal yang membuat Mino tertawa puas itu, menggerakan kursi yang tengah diduduki untuk mendekat ke sofa, tempat Janeul dan Mino tengah duduk. Ruang rekaman yang tadinya hanya berisi suara rap dari kedua sosok lelaki yang menjabat sebagai rapper WINNER, kini berisi suara tawa geli dari keduanya. Seunghoon mengambil ponsel Janeul disaat Mino tertawa terbahak-bahak hingga menjatuhkan badannya, menyender pada bahu Janeul yang tengah menatapnya.
“Aku tidak bisa membayangkan kau akan berpacaran dengan mahluk narsis seperti dia. Hahaha,” ucap Mino disela-sela tawanya yang sekarang memenuhi ruang latihan. Berbeda dengan Mino, Seunghoon hanya tersenyum dan sesekali menggeleng dalam membaca setiap pesan yang masuk. Setelah selesai membaca rentetan pesan dari anak asuh Manager Kim, Seunghoon mengembalikan ponsel Janeul dengan senyum terkembang.
Janeul mengangkat alisnya seakan berbicara ‘apa-yang-mau-oppa-katakan’.“Wuah aku tidak menyangka pesonamu bisa membuat idol terkenal itu takluk padamu,” ucap Seunghoon sambil melipat kedua tangan di depan dada.“Kalian saja yang tidak tahu seberapa besar pesonaku.” Ucap Janeul sambil berusaha memberikan senyuman terbaik kepada dua anak asuhnya, yang segera balik menatapnya malas.
“Kau benar-benar tidak akan membalas pesannya?” tanya Seunghoon mengganti topic. Janeul kembali menatap ponselnya yang kini kehilangan cahaya. Mino yang sudah berhenti tertawa itu, segera menoleh dan menatap manager utamanya dengan penuh selidik.“Aniya. Aku mengenal baik seperti apa mantannya dan sosok cantik ini bukanlah seseorang yang bisa membuat manager kita ini jatuh hati,” jelas Mino sok tahu. Janeul menoleh dan tersenyum kecil menatap sang anak asuh yang berusaha meyakinkan Seunghoon.
Merasa diperhatikan, Janeul menoleh dan mendapati Seunghoon tengah menatapnya dengan mata memincing.“Ah molla,” ucap Seunghoon sembari mengangkat bahu, karena tidak bisa mengeluarkan pendapatnya.“Apa yang mau kau ucapkan oppa?” tanya Janeul pada akhirnya. Sosok yang sebelumnya membanting tubuh itu, kembali duduk tegap dan menggerakkan kursi lebih mendekat pada sang manager.
“Aku rasa kau akan berakhir bersamanya, Janeul~ah.” Ucap Seunghoon sesaat setelah tangannya menggenggam kedua bahu Janeul. Perempuan yang diajak bicara itu menatapnya dengan mengangkat kedua alis. Janeul berpikir bahwa Seunghoon akan berbicara yang lebih serius daripada ini, namun ternyata memang tidak ada yang bisa mengalahkan duo dumb and dumber ini. Mereka berdua tertawa sambil berusaha kembali ke kertas berisi tulisan yang akan mereka lantunkan menjadi rap.
Janeul memutar ponsel yang kini berada di tangannya, memikirkan kata-kata kedua anak asuhnya yang tiba-tiba hinggap di akalnya. Sudah dua hari semenjak kepulangan mereka dari acara MAMA di Hongkong dan dua hari pula member termuda atau magnae dari grup EXO mengiriminya pesan. Pesan yang seakan ingin mengenal lebih dekat dengan sosok Janeul, yang bahkan tak terpikir untuk mempunyai pasangan saat ini.
Sebuah ponsel I-Phone berwarna putih yang berada di meja samping Janeul duduk, bergetar dan menampilkan cahaya. Layar itu memperlihatkan sebuah pesan yang baru saja masuk. Janeul tersenyum membaca si pengirim pesan yang dia kenal, manager Kim, membalas pesan anak asuhnya yang tengah membuat lagu di ruang sebelah.‘Seungyoon benar-benar menghubungi perempuan ini.’ Ucap Janeul dalam hati sambil senyum kecil terpampang di wajahnya.
Janeul menatap kedua anak asuh, yang sebelumnya tengah latihan dengan tulisan lirik buatan mereka, kini tengah menyalakan music dan menggerakkan badan seakan ruang rekaman ini adalah ruangan club milik mereka berdua. Perempuan satu-satunya di ruangan itu tertawa, melihat dua orang yang kini tengah berdansa berdua mengikuti alunan lagu yang mellow. Getaran dari benda di tangannya, membuat sosoknya kini menatap ponsel yang menampilkan ‘Manager Kim Shin Neul Calling’.
Perempuan itu menjawab telepon yang masuk, setelah keluar dari ‘ruangan club’ yang masih berisi dua tamu VVIP yang mulai kehilangan akal sehat. Janeul menyenderkan tubuh di tembok antara ‘ruangan club’ dan ruang latihan yang berisi Kang Seungyoon. Perempuan itu masih mendengarkan penjelasan manager Kim yang terbata, walau sosoknya tahu kemana arah pembicaraan mereka bertuju.
“O. Ne,” jawab Janeul singkat akan pernyataan yang sedari tadi memenuhi telinganya.“Bilang maaf kepada anak asuhmu. Pesannya mungkin tergeser oleh pesan-pesan lain,” tambah Janeul yang kali ini berbohong demi mendengar teman satu pekerjaannya itu lega. Janeul memainkan zipper jaket yang kini tengah ia pakai.
“Gwenchana, aku juga sedang tidak sibuk dan belum sampai rumah. Ah, mian Seungyoon belum sempat membalas pesanmu, dia sedang latihan,” jelas Janeul dengan cepat mengingat pesan yang masuk ke dalam ponsel leader dari anak asuhnya itu. Janeul melihat ponselnya saat tak mendapati balasan suara dari manager Kim, namun layar ponselnya masih menampilkan bahwa dirinya masih tersambung dengan sosok perempuan berambut panjang itu.
“Shin? Kau masih disana?” tanya Janeul mencoba meraih sosok yang entah sedang melakukan apa di seberang sana.“Ne ne,” jawab manager Kim segera, setelah sebelumnya tak berbicara apa-apa.“Ye, gwenchana,” ucapnya terbata, membuat kecanggungan hadir tiba-tiba di sambungan telepon kedua manager itu.
Kedua iris hitam Janeul menangkap sosok yang baru saja berbelok dan tengah berjalan ke arahnya dengan hoodie dan topi yang dipakai.“Ah mian, aku harus kembali ke ruang latihan. Anyeong,” pamit Janeul sesegera mungkin, setelah sosok lelaki itu mengangkat kepala dan mempercepat langkah untuk mendekat padanya. Perempuan itu menegapkan tubuh dan menatap sosok lelaki yang masih berjarak 1 meter darinya.
“Anyeong haseyo Han Yeseul namchin,” ucap Janeul seraya membungkukkan badan kepada sosok lelaki yang berada di depannya. Lelaki itu melipat tangan di depan dada dan tersenyum menatap Janeul yang kini tertawa kecil.“Kau benar-benar ingin meledekku ya?” ucap lelaki itu lalu menjitak kepala Janeul pelan. Janeul meringis sambil mengelus kepalanya, membuat lelaki tadi tertawa kecil.
Sesaat kemudian, Janeul melongokan kepalanya seakan mencari satu sosok yang mestinya mengikuti sosok lelaki yang ada di depannya.“Kau mencari siapa? Dok2 tidak bisa datang untuk membantu kali ini,” jelas si lelaki yang kini ikut menoleh ke belakangnya. Janeul menggeleng dan menatap sosok yang kali ini juga menatapnya.“Ani. Aku mencari sosok Yeseul sunbaenim di belakangmu,” ledek Janeul membuat sosok lelaki tersebut langsung merangkul lehernya. Tanpa babibu lelaki itu menariknya memasuki ruang rekaman berisi dua rapper yang langsung menghentikan pergerakan menari mereka.
“Ack oppa! Appo,” ringis Janeul saat kepalanya tengah dijitaki oleh sang lelaki. Dua rapper WINNER yang ingin memberi salam mengurungkan niat, saat dilihat sang lelaki bertopi dan berhoodie itu masih asik menyiksa sang manager utama.“Mian oppa. Jinjja mianhe,” ucap Janeul akhirnya. Setelahnya Janeul mendapat kebebasan dari siksaan sang lelaki yang kini menatapnya sambil tertawa puas.
Janeul mencemberutkan bibir dan merapihkan rambutnya yang berantakan akibat siksaan yang baru saja dia terima.“Anyeong haseyo Teddy hyungnim,” sapa dua rapper WINNER, yang sedari tadi menunggu saat tepat untuk menyapa si lelaki bertopi dan berhoodie itu. Teddy menoleh dan menganggukkan kepala kepada dua sosok yang baru saja menundukkan badan untuk menyapanya.“Hari ini hanya mereka berdua yang akan diskusi denganku?” tanyanya seraya menarik bangku untuk duduk di hadapan Mino dan Seunghoon yang masih berdiri gugup.
“O. Seungyoon masih merampungkan melodi di ruang sebelah,” jawab Janeul yang menumpu tubuh di kedua tangannya pada sandaran bangku yang didudukki Teddy. Teddy menganggukkan kepalanya dan mulai berdiskusi kepada dua hoobaenya itu, mengenai rap mereka yang baru saja rampung kemarin malam. Janeul menjauhkan diri dari 3 orang berbakat yang dia kenal dekat itu dan kembali duduk di sofa yang tadi ditinggalkan.
Tatapannya jatuh kepada sosok Teddy yang kini tersenyum kecil melihat Seunghoon yang salah menyebutkan lirik yang ia buat. Janeul ikut tersenyum melihat perubahan pada sosok dingin yang dulu dia pikir tidak akan bisa berpacaran, karena ketergantungannya terhadap music. Tapi di tahun ini, sosok itu mendapatkan pacar yang berbeda 360 derajat dari sosok Teddy. Teddy oppa yang Janeul kenal dulu, tak seramah sosok Teddy oppa yang duduk di hadapannya sekarang.
Perempuan itu kini bersyukur mendapati sosok Teddy yang lebih ramah dibanding biasanya dan rasanya dia ingin bersujud terima kasih pada sosok artis terkenal Han Yeseul. Perempuan ceria yang berhasil melumerkan sosok dingin menjadi sosok hangat di depannya. Janeul kini mengalihkan pandangan pada ponsel yang berada di genggamannya.
Dia kembali membuka rentetan pesan masuk dari satu sosok yang masih tak mendapatkan balasan darinya. Janeul tersenyum, karena pesan-pesan yang baru pertama kali dia dapatkan dari sosok yang baru ia ketahui mempunyai sifat seperti ini. Janeul menghembuskan nafas dan mulai menggerakkan jarinya di kolom untuk membalas pesan. Anyeong haseyo. Manager utama WINNER, Park Janeul imnida. Janeul memilih tulisan ‘SEND’ pada layar ponselnya, membuat pesan singkat itu terkirim ke ponsel Oh Sehun, magnae EXO.
-Hello, Manager Park-
Janeul memasuki ruang latihan berisi 5 lelaki yang tengah menggerakkan tubuh dengan backsound lagu Empty dari album pertama mereka, namun dengan arransemen berbeda. Sosok perempuan itu berjalan mendekati Seho yang tengah mencatat sesuatu di tab yang berada di pangkuannya.“Sudah mencatat jadwal WWIC yang kukirim semalam?” tanya Janeul saat sudah duduk di samping Seho.
Seho menoleh dan menganggukkan kepala, lalu menyodorkan tab yang sedari tadi menjadi fokusnya. Janeul mengecek jadwal anak asuhnya yang sudah penuh oleh jadwal konser tunggal mereka tahun depan.“Mereka sudah latihan sejak 2 jam tadi. istirahat dulu boleh kan sunbaenim?” tanya Seho ragu menatap sang manager. Tanpa menoleh, Janeul mengangguk dengan matanya yang masih focus pada jadwal anak asuhnya tahun depan.
Perempuan itu melihat jadwal off-air yang didapatkan WINNER untuk tahun depan. Satu sosok kembali dirasa duduk disampingnya, Janeul menganggap sosok itu adalah Seho yang baru saja kembali setelah membagikan minuman.“Oppa setelah SBS gayo daejun, kau..” omongannya terhenti sesaat dia menatap sosok disampingnya. Seungyoon yang tengah menatapnya dengan senyum dan terengah akibat nafas yang belum teratur, nyatanya adalah sosok yang duduk disampingnya.
Janeul tak melanjutkan perkataannya dan memilih kembali focus pada tab yang masih menampilkan rentetan jadwal WINNER setelah SBS gayo daejun.“Nuna~ kau masih marah padaku?” tanya Seungyoon sembari menyenggol lengan kanan Janeul. Sedang yang disenggol masih tak menghiraukan kehadirannya. Merasa diacuhkan, Seungyoon merebut tab putih yang menjadi perhatian sang manager utama. Janeul menoleh dan menatap sang leader dengan tatapan kesal.
“Mian nuna, jinjja mianhe. Sampai kapan kau akan mengacuhkanku?” tanya Seungyoon dengan nada yang dibuat seperti rengekkan anak kecil. Janeul menatap Seungyoon malas dan lebih memilih menyenderkan tubuhnya di dinding belakang.“Kau berbohong padaku Kang Seungyoon. Kau bilang kau hanya ingin mengenal manager Kim lebih dekat, karena kau bilang saat kau bersama dengannya kau bisa membuat lagu dengan ide baru.” Jawab Janeul akhirnya dengan nada suara kesal.
Seungyoon menundukkan kepala, merasa ucapan dari sang manager benar kenyataannya.“Kau adalah rookie artist dan manager Kim juga baru dalam bidang ini. Aku percaya kau bisa menjaga hubungan ini sampai tak tercium media, tapi kau tahu bila media mengetahuinya?” tanya Janeul kali ini menghadap Seungyoon yang juga menatapnya.“Manager Kim pasti akan dipecat dan mempunyai haters banyak karena masalah ini.” Tambah Janeul yang diikuti anggukkan Seungyoon, yang seakan membenarkan ucapannya.
“Aku menyayangi kalian berdua, jadi tolong usahakan agar masalah ini tidak tercium media Kang Seungyoon. Aku mohon padamu,” ucap Janeul yang kini terdengar memohon daripada memerintah. Seungyoon menatap wajah khawatir sang manager dan menganggukkan kepala. Memastikan kepada sang manager bahwa dia akan menjaga agar hubungannya dan manager Kim, yang tiga hari lalu berubah menjadi status sepasang kekasih, tak akan tercium oleh media.
Seungyoon menggenggam kedua tangan sang manager utama dan tersenyum.“Gomawo nuna. Untuk mengkhawatirkanku dan Shinneul,” ucapnya berusaha meyakinkan Janeul akan ucapan terima kasihnya. Janeul tersenyum kecil dan menganggukkan kepala, merasakan ucapan tulus sang leader yang berterima kasih padanya.
Satu sosok bertubuh tinggi dan berisi memasuki ruangan dengan menenteng dua bungkus plastic berisi kotak makanan bertumpuk di kedua tangannya.“Byungyung hyung~ akhirnya kau datang juga,” teriak Mino yang segera berdiri dan berlari ke sosok Byungyung. Sosok itu menaruh dua bungkusan ditangannya tepat di tengah ruang latihan membuat ketiga member, yang sebelumnya tengah telentang di atas lantai ruang latihan, segera mendudukkan diri dan mengambil satu kotak makan yang dari dua bungkusan tersebut.
“Kalian benar-benar ingin membuatku dipukul oleh ibu cafeteria karena memesan makanan diluar cafeteria, ya?” tanya Byungyung, manager WINNER yang sebelumnya menjabat sebagai manager BIGBANG bersama dengan Janeul. Seungyoon segera berdiri dan mendekati Byungyung dengan senyum bak malaikat.“Aniyo hyungnim. Kami justru berterima kasih karena kau sudah mau mengabulkan permintaan kami,” ucap Seungyoon manis. Byungyung menatapnya malas dan segera menyuruh sang leader makan bersama 4 member lainnya.
Janeul tersenyum, melihat anak asuh dan Seho yang tengah makan seperti anak TK yang sedang mengadakan piknik di dalam ruangan.“Kau juga harus makan manager utama,” ucap seseorang dari sampingnya dan menyodorkan sekotak makanan. Janeul menoleh dan mengambil kotak makanan yang disodorkan Byungyung.“Gomawo manager utama,” ucap Janeul membuat keduanya tertawa kecil.
Byungyung duduk di samping kiri Janeul dan mulai membuka kotak makanannya.“Sampai kapan kau memaksaku untuk menjadi manager utama WINNER?” tanyanya sembari mengeluarkan sumpit kayu dari tempatnya. “Sampai aku benar-benar merasa bahwa aku bisa menjadi manager utama mereka sendirian,” jawab Janeul yang ditanggapi gelengan dan tawa kecil dari Byungyung.
Satu getaran dari saku jaket, membuatnya menaruh kotak makan yang tadi berada di pangkuannya menjadi ke bangku samping kanannya. Satu pesan masuk dari Sehun membuatnya menoleh dan melihat Byungyung tengah sibuk dengan makanannya. Mata Janeul membulat membaca pesan masuk dari sosok yang tengah dekat dengannya itu. Chagiya satu kata yang tertera pada layar ponselnya itu membuatnya segera mengetik balasannya.
Kau salah mengirim pesan? Balas Janeul cepat tak ingin dia salah persepsi pada satu kata yang entah kenapa membuatnya mengedikkan bahu, takut. Satu getaran kembali dirasa Janeul pada tangannya, dengan segera dia membuka pesan balasan lain dari Sehun yang dirasa tengah tak pada alam sadarnya. Ani. Aku mengirimnya benar untukmu, karena kau adalah pacarku. Janeul memegang tengkuknya yang tiba-tiba terasa sakit karena kesal pada sosok yang satu ini.
Janeul menghela nafas, berusaha tak membuat perkelahian pesan dengan sosok yang tak akan mengalah ini. Kau salah makan apa? Sejak kapan aku menjadi pacarmu, Oh Sehun? Balas Janeul yang sekarang mengusap wajahnya kasar. Janeul sudah tak mengerti dengan sosok yang berbeda satu tahun kelahiran dengannya itu. Tiga hari yang lalu dia bertemu dengan sosok Sehun yang tiba-tiba memberinya sebuah bubble tea dan berkata bahwa Janeul yang meminta untuk dibelikan.
Satu balasan dari sosok yang tengah dibicarakan kembali masuk ke dalam ponsel Janeul. Hari ini. Hari ini adalah hari kau dan aku berpacaran. Janeul menggelengkan kepala dan menyenderkan kepalanya ke tembok di belakang tubuhnya. Sejak awal perasaan Janeul untuk tidak membalas pesan dari sosok satu ini memang ada benarnya.
Kurasa kau letih karena jadwal padatmu. Lebih baik kau istirahat. Balas Janeul lalu mengedarkan pandangan, mencari seseorang yang bisa dia ajak bercerita. Namun ketujuh orang lainnya itu masih sibuk dengan kotak masing-masing di tangan, membuatnya mengurungkan niat untuk bercerita. Satu getaran yang sekarang tidak diharapkan sosok itu kembali hadir ditangannya.
Janeul benar-benar merasa gila akan balasan yang baru saja dikirim oleh Sehun. Dia sekarang memukulkan belakang kepalanya ke tembok belakangnya.“O, aku akan beristirahat. Kau juga jangan terlalu letih, Chagiya. CHAGIYA?” ucap seseorang yang kembali mengulang kata chagiya di hadapan Janeul. Perempuan yang sebelumnya memejamkan mata itu, segera membuka mata dan menatap sosok Taehyun yang tengah menatapnya tak percaya sembari membuka mulut.
“Musun chagiya? waeyo?” tanya Mino yang sekarang berdiri disamping Taehyun dengan kotak makanan yang mungkin masih berisi sedikit makanan yang belum dihabiskan. Taehyun mengalihkan pandangan dan bertolak pinggang, sedang Janeul segera memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket dan berdiri dari posisi duduknya.“Ya Nam Taehyun. Ini tidak seperti yang kau pikirkan,” ucap Janeul dengan suara kecil namun bernada tegas itu.
Sedang Mino yang ingin tahu mendekatkan dirinya di antara dua sosok yang saling berhadapan itu.“Kau benar-benar berpacaran dengannya? Dengan magnae EXO itu?” tanya Taehyun lagi kali ini tidak dengan suara yang berbisik namun seperti memberi kejelasan bagi orang-orang yang berada di ruang latihan itu. Suara barang terjatuh, membuat Janeul menoleh dan mendapati Mino telah menjatuhkan kotak makanannya di lantai ruang latihan.
“Jinjja? Kau berpacaran dengannya?” tanya Mino yang sekarang memegang kedua bahu sang manager utama agar segera menatapnya. Janeul menggelengkan kepalanya dan menatap Mino yang sekarang memaksanya untuk menjelaskan.“Aniya dia sedang letih kurasa jadi.. Ya! Oppa!” teriak Janeul karena Seunghoon dengan handal mengambil ponsel yang berada di saku kanan jaketnya.
Mino segera menahan tangan Janeul yang sudah akan berlari untuk mengambil ponselnya yang sudah dikerubungi 3 anak asuh dan 2 manager lainnya.“Aniya Mino~ya aku dan dia hanya dekat. Iya hanya dekat,” ujar Janeul memastikan Mino masih menatapnya tak percaya. Janeul menggigit bawahnya, tanda bahwa dia panic berada di situasi ini.
“Chagiya?” ucap kelima lelaki yang seakan berteriak di sudut latihan sebelah sana. Janeul mengusap wajahnya kasar karena tak dapat menjelaskan apa-apa.“Wuah nuna akhirnya kita benar-benar bertukar pasangan!” ucap Seungyoon senang. Dia berlari mendekat dan memeluk Janeul erat.
Seungyoon melepas pelukannya, sedang Janeul segera menggelengkan kepala dan mengibaskan tangan berusaha menampik kabar yang sedang ditertawakan orang-orang di ruang latihan itu.“Jadi perkiraanku salah bahwa kau tidak akan jadian dengannya?” ujar Mino yang kini mendudukkan badannya di bangku yang tadi diduduki oleh manager-managernya.
Seunghoon berlari mendekati Mino dan mengadahkan tangannya meminta sesuatu dari sosok yang masih menerawang jauh entah kemana.“ACK!! Aku kalah taruhan!!” teriak Mino membuat Janeul mendelik menatap sang anak asuh, karena baru tahu kenapa Mino tidak terima dengan kabar barusan.“Ya! Kalian membuat taruhan mengenai diriku?” tanya Janeul setelah memukul kepala Mino yang segera meringis.
“Chukkae uri dongsaengi! Ah aku berharap kau bisa menghangat setelah berpacaran dengannya,” ucap seseorang yang baru saja merangkul lehernya. Janeul menoleh dan mendapati Jinwoo tersenyum kepadanya seakan ikut bahagia dengan kabar tersebut.“Kurasa SM harus segera memeriksakan mata Sehun ke RS,” ucap seseorang yang tengah melipat tangan di depan dada.
Seungyoon menyenggol lengan Taehyun dan merangkulnya.“Kita harus berbahagia untuk manager kita, Taehyun~ah,” ucap Seungyoon dengan senyum meledek sang manager sedang Taehyun hanya menghela nafasnya malas.“Assa! Dengan uang yang diberi Mino, kita akan memesan pizza dan juga ayam goreng!” teriak Seunghoon membuat semua mata yang ada di ruangan itu menatap dirinya yang mengangkat uang yang baru diterimanya.
“Ah untung aku hanya makan cemilan barusan,” ucap Byungyung sembari menaruh kotak makan siang yang sudah kosong di bangku kosong samping Mino. Janeul menggelengkan kepala, sedang yang lain menatap horror kotak makan kosong itu karena ucapan Byungyung.“Kurasa kita harus bertemu dengan pacarmu itu, Janeul~ah.” Ucap Jinwoo tiba-tiba saat Seunghoon dan Seho tengah sibuk memesan makanan.
“Kami harus memberi tahu seperti apa sebenarnya manager kami dan dia harus berhati-hati bila melukai manager kesayangan kami.” Ucap Jinwoo semakin mengeratkan rangkulannya. Janeul menoleh dan tersenyum, merasa ucapan Jinwoo seakan ingin menjaga sosoknya.“Ah benar! Dia harus tahu kalau dia berani menyakiti uri manager, dia akan habis di tangan kita!” tambah Mino yang tiba-tiba berdiri dan mengeluarkan ekspresi seakan ingin membunuh dengan gerakan tangan yang juga seakan memotong lehernya.
Seungyoon beranjak dan kali ini berhenti di hadapan sang manager utama.“Kuharap hubungan kita tak akan tercium media nuna,” ucap Seungyoon dengan senyum lebarnya membuat Janeul mendengus sembari menatapnya. Dan ruang latihan itu kembali berisi dengan perlakuan apa saja yang akan Mino dan Seunghoon lakukan, jika sewaktu-waktu si magnae EXO itu menyakiti Janeul.