Janeul memarkirkan mobil Subaru hitam miliknya di pelataran parkiran YG Building. Setelah menarik rem tangan, dia melepas seatbelt dan mengambil tas ransel hitam yang menjadi favoritnya di jok belakang. Setelah menarik kunci mobil, dia melangkah keluar dari mobil dan mengunci mobil yang dibelinya dari hasil keringat selama lima tahun menjadi manager pembantu.
Perempuan yang hari ini membiarkan rambutnya tergerai sampai bahu yang tertutup kemeja hitam panjang itu, mengambil smartphone yang ada di saku ranselnya. Sambil terus melangkah, perempuan itu mengecek chat yang masuk dari Mino. Kalau kau pulang, aku titip chocolate cream cake kesukaanku ya. Terima kasih manager sayangku ^^ Janeul mengerenyitkan dahinya membaca panggilan yang biasa disebutkan Mino saat meminta sesuatu.
Tanpa mau membalas, perempuan itu memasukkan smartphone bercase mickey mouse itu kembali ke dalam ransel hitamnya.“Manager Park!” panggil sekelompok fans yang berada di seberang building itu, membuat Janeul menoleh dan menganggukkan kepalanya tanda salam kepada mereka yang sebenarnya tidak menunggu sosoknya.
Setelah melewati security dan pintu utama, Janeul memilih berbelok ke kanan, menaiki tangga menuju ruangan sajangnim. Daripada harus menunggu lift yang dapat dipastikan lebih lama sampai dibanding tangga yang sedang dia tapaki.“Wasseo?” tanya seseorang yang sudah sangat Janeul hapal suaranya, sesaat setelah dia membuka pintu ruang rapat yang sudah terdapat orang-orang yang berprofesi seperti dirinya.
Janeul tersenyum dan menyapa satu per satu manager yang memang dijadwalkan bertemu hari ini dengan Yang sajangnim, membahas perform di MAMA.“Darimana saja manager WINNER?” ledek satu sosok lelaki saat Janeul sudah berdiri di sampingnya. Janeul tersenyum kecil dan segera menjabat tangan mantan manager utama BIGBANG itu.
“Mengantar Mino kembali ke dorm. Badannya sedang tidak fit,” jawab Janeul setelah menarik sebuah bangku untuk duduk disamping Kim Namgook, manager yang dulu menjadi manager utama BIGBANG dan sekarang menjadi personal manager G-Dragon. Kelima manager lain menganggukkan kepalanya, tanda menerima jawaban yang diberikan oleh Janeul.
Waktu pun bergulir dengan serangkaian cerita dari orang-orang yang hidupnya selama ini mengurusi keperluan artis yang mereka tangani. Janeul tersenyum, senang mendengar pengalaman-pengalaman dari orang-orang yang sudah lama ia kenal. Personal manager G-Dragon dan Taeyang serta manager Epik High yang hadir kali ini, tak segan memberi peringatan kepada Janeul yang menjadi manager utama perempuan yang menangani grup laki-laki.“Tapi aku tidak akan kasihan pada sosok Janeul. Aku lebih kasihan pada kelima anak asuhnya,” ledek Kim Boram, personal manager Taeyang, yang langsung membuat Janeul menoleh dan menatapnya kesal.
“Oppa! Aku juga perempuan yang bisa lembut kapan saja bila diperlukan,” bantah Janeul yang langsung merapihkan rambutnya ke belakang kedua telinganya. Suara tawa riuh membuat sosok perempuan muda itu ikut tertawa.“Ah benarkah? Bahkan aku tidak pernah melihat kau bersikap lembut saat bekerja bersamaku,” tambah mantan manager utama BIGBANG itu membuat Janeul pura-pura sedih dengan menundukkan kepalanya.
Suara pintu terbuka membuat semua pandangan mata itu tertuju pada satu sosok dengan topi dan sebuah papan berjalan di tangannya. Seperti tersihir, ketujuh manager itu segera menegapkan badan mereka dan mengeluarkan alat elektronik yang digunakan dalam menjadwal setiap artisnya.“Aku sempat mendengar tawa kalian diluar tadi. Apa ada hal yang lucu Namgook~ya?” tanyanya setelah duduk di hadapan ke enam pasang mata yang tengah menatap sosoknya.
Namgook menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil.“Pembicaraan para manager harus selalu lucu sajangnim,” jawabnya yang juga ditanggapi senyuman kecil dari sosok yang terhalang meja itu. Pria itu mulai membuka penutup papan berjalannya dan mulai menunjukkan ekspresi serius. Pandangan matanya kali ini jatuh pada tiga sosok yang menangani Epik High, menanyakan perihal kesiapan anggota dan tata panggung yang akan dibawakan di konser besar nanti.
Janeul menatap dua sosok pria dan satu sosok perempuan yang menjawab dengan sangat pasti itu.“Setelah set panggung lagu Happen Ending, lagu selanjutnya adalah Born Hater. Dalam perform ini kami akan featuring Mino, Bobby dan B.I,” jawab Song Chaeyeon sambil melihat rentetan tulisan yang terdapat dalam tabnya.
Perempuan dengan kemeja hitam yang tadinya tidak terlalu tertarik itu, mulai menegapkan kembali tubuhnya yang sebelumnya membungkuk. Sudut mata Yang sajangnim bergerak, mendapati pergerakan dari manager yang paling muda diantara semua yang hadir. Tanpa terlalu lama memperhatikan, sosok bertopi itu kembali menganggukkan kepalanya seakan mendengarkan penjelasan dari manager Epik High itu.
“Aku lupa memberi tahu. Masta Wu akan mengeluarkan single featuring Dok2 dan juga Bobby. Dan aku mengirim mereka untuk menjadi team pembuka di MAMA nanti,” jelas Yang sajangnim saat ketiga manager Epik High sudah menjelaskan dengan rinci set panggung dan hal terkait tentang perform mereka di MAMA. Janeul mengangkat wajahnya yang tertunduk dan mendapati Yang sajangnim tersenyum menatapnya.
“Kau cukup tahu bahwa kami mampu dan kami akan mewujudkannya. Tapi kami butuh kau untuk mewujudkannya.” Ucapan Mino saat tadi dia mengantar anak itu kembali ke dorm, membuatnya kini membalas senyum yang diberikan Yang sajangnim. Sosok itu kini percaya pada kemampuan lima anak asuhnya dan dengan itu percaya dirinya sebagai manager utama sudah datang kembali.
Yang sajangnim membalik kertas selanjutnya dan kembali menatap Janeul yang masih menatapnya. Janeul menanggukkan kepalanya dan mulai membuka kunci tabnya yang langsung memamerkan foto kelima anak asuhnya yang tengah membungkukkan badan mereka di salah satu konser YG Family.“Untuk WINNER mereka akan perform hanya satu lagu pada part 1 yaitu Empty. Selanjutnya setelah lagu Empty, Mino akan tampil di lagu Born Hater dan duet dengan IU,” Janeul sesekali menatap Yang sajangnim yang mengaitkan kesepuluh jari tepat di depan mulut.
“Jadi WINNER akan perform 1 kali dan secara keseluruhan Song Mino akan tampil 3 kali di dalam part 1.” Jelas Janeul menyimpulkan dan ditanggapi anggukan dari sosok yang sangat dikaguminya itu.“Hem. Bagaimana dengan berita Mino untuk berduet IU? Belum ada media yang tahu kan?” tanya Yang sajangnim membuat Janeul segera menggeleng dan mengibaskan kedua tangannya seakan meyakinkan bahwa tidak ada berita yang akan keluar untuk duet surprise itu.
Janeul memberikan tabnya yang kali ini memutar rap dengan suara berat yang sudah mereka hapal. Sesuai dengan kebiasaannya, sosok bertopi itu mulai menggerakkan kepalanya mengikuti ritme rap yang dilantunkan oleh Mino.“Cukup memuaskan. Kau bisa menyelesaikan sisanya untuk WINNER,” ucap Yang sajangnim sesaat setelah lagu berhenti berputar. Janeul melebarkan senyum dan menanggukkan kepala, mengerti akan perintah sajangnimnya.
Pertanyaan berlanjut pada dua sosok yang menangani dua personil BIGBANG yang baru saja debut sebagai duo. Dengan lancar tanpa hambatan, kedua sosok itu saling bantu membantu dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Yang sajangnim. Sesekali tawa renyah terdengar dari ruangan tersebut, karena candaan yang dilontarkan kedua manager yang sudah sangat dekat dengan sosok yang biasanya terlihat dingin jika berbicara masalah music.
“Geurae. Aku sudah cukup puas mendengarkan penjelasan kalian. Kuharap imajinasi yang ada di kepalaku bisa terjadi, bahkan lebih baik di konser MAMA nanti,” ucap Yang sajangnim sesaat setelah dia menutup penutup papan berjalannya. Sosok itu berdiri dan meninggalkan ruangan, setelah sebelumnya ke enam manager itu menundukkan kepala mereka untuk menunjukkan kesopanan. Suara barang-barang yang dibereskan dari meja adalah backsound selanjutnya dari ruangan itu.
Tanpa banyak bicara, keenam sosok itu keluar dari ruangan dengan pintu yang berbeda dari Yang sajangnim. Perbincangan mereka berubah menjadi pandangan mereka tentang panggung di MAMA yang akan digelar 2 minggu lagi. Imajinasi-imajinasi itu menemani langkah mereka yang tengah menuruni tangga menuju lantai dasar.“Kudengar akan ada kissing scene lagi tahun ini,” ucap Song Chaeyeon yang langsung ditatap keenam pasang mata lainnya.
“Jangan-jangan Mino dan IU adalah kandidatnya,” pancing Kim Boram, kepada Janeul yang langsung menatapnya kaget. Janeul segera mengibaskan kedua tangan, berusaha menampik kabar yang tengah mendera anak asuhnya.“Oppa! Musun suriya?” tanya Janeul menatap Boram yang sekarang tengah tertawa melihat wajah perempuan yang sudah dia anggap adiknya itu.
“O? Anyeong haseyo!” sapaan dari dua orang yang tengah berdiri di depan tak jauh dari mereka membuat tawa mereka berhenti. Janeul membulatkan kedua matanya melihat leader dari anak asuhnya tengah menatapnya dan melambaikan tangan, yang dimaksudkan untuk menyapa sosoknya yang kaget.“Sedang apa kau disini?” tanya Janeul bingung akan kehadiran Seungyoon yang tidak biasanya ada di gedung ini.
Seungyoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali dan tersenyum kecil.“Aku sedang kembali membuat beberapa lagu, dibantu Hanbin.” Jawab Seungyoon sambil merangkul sosok leader dari iKON yang berdiri canggung disampingnya. Janeul menatap sosok yang memakai topi dan kupluk jaket itu.“Omo~ tidak kusangka anak asuh Janeul sangat rajin,” kali ini suara Kim Namgook mulai terdengar dan merangkul pundak Janeul yang masih tak percaya dengan jawaban Seungyoon.
“Kalau begitu kami duluan ya Janeul~ah. Sampai bertemu di MAMA nanti,” pamit Chaeyeon yang ditanggapi anggukan dari Janeul. Keenam sosok itu berlenggang pergi dan meninggalkan sosok Janeul dengan dua pria yang berumur lebih muda daripadanya. Seungyoon masih menampilkan senyum pada sosok Janeul yang sekarang melipat kedua tangan di depan dada.
“Hehe mianhae nuna tidak memberitahumu terlebih dahulu. Aku ingin memberi kejutan pada managerku yang sangat mengkhawatirkan kami,” ucap Seungyoon membuat ekspresi wajah Janeul melunak mendengar ucapan Seungyoon. Janeul menatap kedua mata Seungyoon yang meyakinkannya.“Ah hyung, aku harus kembali. Para member menungguku,” pamit Hanbin yang membuat Seungyoon menganggukan kepala seakan memperbolehkannya untuk pergi.
Sosok itu menundukkan badannya sekilas kepada Janeul yang juga ikut menundukkan badan sekilas.“Ini sudah malam dan kau ada fanmeet besok. Kaja kita pulang,” ucap Janeul yang disanggupi anggukan dari Seungyoon. Janeul mengkode Seungyoon untuk menunggu di dekat pintu utama selagi dia mengambil mobilnya dari parkiran.
Beberapa fans masih setia berdiri di depan gedung, membuat Janeul tak habis fikir apa yang mereka tunggu sebenarnya. Janeul menghentikan mobilnya di depan pintu utama dan tak lama, sosok Seungyoon yang sudah memakai kupluk hoodie dan masker hitam itu keluar dan langsung masuk ke jok tepat disampingnya. Roda-roda mobil itu melaju meninggalkan pelataran gedung.
Seungyoon melambaikan tangan, saat beberapa fans berteriak ketika mobil Janeul melewati kerumunan itu.“Omo! Aku lupa harus membelikan kue cokelat pesanan Mino,” ucap Janeul saat mengingat pesanan Mino tadi. Janeul menoleh menatap Seungyoon yang menatapnya dengan tatapan lapar.
“Kau baru saja makan di cafeteria, Kang Seungyoon.” Ucap Janeul dengan penekanan disaat menyebut nama sosok disampingnya itu. Seungyoon menarik kemeja hitam bagian lengan kanan Janeul pelan, salah satu caranya untuk merengek pada manager utamanya itu.“Nuna jebal~ sekali saja. Yayaya?” tanyanya dengan menggunakan nada aegyo yang sangat tidak bisa ditolak oleh Janeul.
“Aku benar-benar tidak mengerti kenapa kau selalu menang dengan rengekkanmu,” ucap Janeul tak habis pikir dengan tingkah Seungyoon. Sedang sosok disampingnya itu langsung tertawa kecil, karena bisa memakan kue cokelat di malam hari.“Ah iya, kau bilang tadi kau buat lagu?” tanya Janeul merasa tertarik dengan ucapan Seungyoon di YG building tadi.
Seungyoon menganggukkan kepala sambil melihat keluar jendela.“Aku tau kau mengkhawatirkan kami beberapa akhir pekan ini. Apalagi team B yang akan didebutkan tahun depan sepertinya menjadi burden sendiri untukmu.” Suara Seungyoon yang biasa terdengar melantun indah itu, kini berubah dengan nada serius disetiap katanya.
“Maaf. Sebagai leader, aku tidak peka terhadap perasaanmu nuna,” tambah Seungyoon lagi, kali ini menoleh dan menatap sosok Janeul yang mulai tidak focus terhadap café yang mestinya mereka sambangi.“Byungyung hyung memberi tahuku kemarin, bahwa kau meminta sajangnim memberikan kesempatan untuk Mino berduet dengan IU sunbaenim di MAMA nanti. Kau berusaha bahkan tanpa kami mengetahuinya nuna,” Seungyoon menghela nafas sedang Janeul masih terus berusaha focus pada jalanan di depannya.
Seungyoon menepuk pundak kanan Janeul pelan.“Kau yang terhebat nuna. Aku akan berusaha menjadi leader yang dapat membentuk tim hebat dibawah naunganmu. Untuk itu, jangan segan untuk berbagi kepadaku sebagai leader, ne?” ucap Seungyoon membuat Janeul meminggirkan mobilnya tepat di café tempat mereka akan membeli pesanan Mino.
Janeul menghembuskan nafas dan menatap Seungyoon yang juga masih menatapnya.“Arraseo leader-nim. Terima kasih sudah menawarkan diri untuk berbagi cerita. Terima kasih juga sudah berusaha menjadi leader yang membanggakan,” ucap Janeul yang tengah menepuk pundak Seungyoon seakan berterima kasih.
“iKON sudah tidak menjadi burden lagi untukku. Walau aku tahu mereka berbakat, tapi aku lebih yakin anak asuhku juga lebih berbakat,” tambahnya yang disambut senyuman lebar dari bibir Seungyoon.“Kalian semua berbakat dan kalian tak sama. Aku tak mau membandingkan, yang kutahu aku harus membawa kelima anak asuhku ke panggung dimana seluruh pasang mata di dunia tertuju pada mereka.” Jelas Janeul membuat Seungyoon menganggukkan kepalanya setuju.
-Hello, Manager Park-
Janeul menatap pantulan Jinwoo, Taehyun dan Seunghoon di masing-masing kaca di hadapan mereka. Ketiga member itu tengah di make up setelah sebelumnya mereka mengadakan reherseal pagi tadi. Sedang sang leader tengah duduk manis di sofa yang tersedia, dengan headset menutup kedua kupingnya.
Kesibukan ruang tunggu WINNER itu mulai memusingkan Janeul yang lebih memilih menyingkir dan mengecek kembali jadwal di tabnya yang tergeletak di meja ruang tunggu. Pintu putih itu terbuka menampilkan sesosok Seho, manager pembantunya , yang tengah menggenggam walkie talkie di tangan kanan dan beberapa lembar kertas di tangan kiri.
Janeul mengangkat alis, tak menemui satu sosok yang harusnya bersama Seho.“Mino kemana?” tanya Janeul singkat membuat Seho yang tengah menelan air minum dari botol air mineral di tangannya itu menoleh ke belakangnya. Dia menatap Janeul horror dan berusaha menelan sisa air yang tiba-tiba susah untuk ditelan, karena melihat pandangan mematikan manager atasannya itu.
Perempuan yang menguncir kuda rambutnya itu menggeleng dan bangun dari sofa yang baru sebentar menumpu berat badannya itu. Dengan langkah cepat, perempuan itu mengarahkan dirinya ke backstage MAMA, tempat yang dia yakini menjadi lokasi Song Mino berada. Senyum kecil tertera di wajahnya saat mendapati sosok yang tengah dicarinya berada diantara dua mahluk yang dikenalnya bernama Bobby dan B.I.
Ketiganya tengah membuka mulutnya, seakan terperangah atas apa yang terjadi di atas panggung.“Song Mino!” ucap Janeul saat sudah dekat dengan sosok yang masih tak mendengarnya itu. Tanpa melihat sikon, perempuan itu langsung mengeplak kepala Mino yang masih mendongak menatap sosok-sosok yang tengah meliukkan badan di atas panggung.
“Ack! Ya Park Janeul!” teriak Mino kesakitan, namun teriakannya itu bisa teredam oleh suara dari speaker yang seakan ingin merusak gendang telinga. Janeul mendekatkan mulutnya ke kuping pria yang masih tak mengalihkan pandangan.“Kau harus make-up! Cepat kembali ke ruang tunggu!” bisik Janeul dengan suara yang tidak terdengar seperti bisikkan.
Mino menganggukkan kepala dan menjawab dengan suara yang mesti dikeraskan.“Tunggu sebentar! Sehabis ini aku akan kembali,” jawabnya yang kemudian kembali focus pada apa yang terjadi di atas panggung. Janeul hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dan ikut melihat yang terjadi di atas panggung.
Suara jentikan jari mulai terdengar mengganti lagu beat yang baru saja terputar. Janeul mulai terhipnotis dengan lagu yang mulai terdengar. Satu sosok yang ditemui Janeul kemarin malam bersama Shinneul itu, mulai melantukan suaranya yang terdengar merdu. Perempuan itu benar-benar menaruh focus pada untaian nada yang sangat serasi dengan suara yang dikeluarkan.
Kakinya mulai ikut menghentak mengikuti setiap ritme lagu yang tengah memenuhi pendengarannya.“O? kkeutjiya?” tanyanya pada dirinya sendiri. Setelahnya seorang perempuan membawa kain merah dan meliukkan badan di atas panggung. Satu sosok yang disinari satu lampu tembak berwarna putih itu kini mulai menarik perhatian Janeul.
Setelah bermonolog sebentar, lelaki itu mulai meliukkan badannya sesuai ritme membuat Janeul tanpa sadar membuka mulut.“Tidak baik memasang wajah kagum pada agency lain,” ucap seseorang yang tiba-tiba muncul disampingnya. Janeul menoleh dan mendapati Kim Namgook sudah berdiri di sampingnya dan tersenyum kecil.
“Eh? Kau sudah reherseal oppa?” tanya Janeul yang mengalihkan pandangan dari 6 orang yang tengah membuat satu pyramid di tengah panggung. Kim Namgook menggelengkan kepalanya dan mendekati mulutnya ke telinga Janeul.“Setelah mereka, baru giliran GD dan Taeyang.” Jawabnya dan mendapat anggukkan dari Janeul.
Kini Janeul kembali focus pada pergerakan ke-10 lelaki diatas panggung yang bergerak dengan kompak tanpa ada salah satu pun.‘Anak asuh Shinneul memang hebat,’ ucap Janeul dalam hati.“Disaat kau merasa mereka lebih baik daripada anak asuhmu, maka disitulah kau bisa terjatuh Janeul~ah,” ucap sosok lelaki berjaket disampingnya membuat Janeul menatapnya bingung.
“Percaya pada anak asuhmu sendiri. Percaya bahwa pada dasarnya mereka bisa untuk membanggakan diri mereka sendiri nantinya. Itu yang terpenting disaat kau menjadi seorang manager utama,” jelas Kim Namgook membuat Janeul menganggukkan kepalanya, tanda mengerti. Suara walkie talkie yang memanggil nama Kim Namgook, membuat sosok itu sibuk menjawab panggilan tersebut. Sosok yang menjadi tempat belajar bagi Janeul itu mengusap kepala Janeul, tanda pamit sebelum pergi dari samping perempuan yang masih menatap kepergiannya itu.
“Kkaja! Aku kan harus di make up supaya terlihat lebih tampan,” ucap Mino yang sudah berada di depannya. Janeul hanya tertawa kecil dan menerima rangkulan Mino yang bergelayut di lehernya selama perjalanan ke ruang tunggu. Mino segera menduduki bangku kosong yang baru saja ditinggal Jinwoo, sesaat dirinya dan Janeul memasuki ruang tunggu.
Byungyung yang tengah menelpon seseorang di pojok ruangan, mengguggah minat Janeul untuk mendekatinya. Janeul mengangkat alisnya seakan bertanya ‘siapa yang kau hubungi?’.“O? Hyung menghubungi Seungyoon? Dia tidak membawa handphonenya.” Ucap Jinwoo yang mengangkat handphone Seungyoon yang tengah berkelap-kelip menampilkan tulisan ‘Byungyung Hyung’.
“Aigoo.. kurasa harus ada yang mencarinya,” ucap Seunghoon menatap ketiga managernya yang menghela nafas berat. Janeul menatap Seho yang bersiap untuk mencari sang leader.“Aniya kalian tetap disini, aku yang akan memanggilnya. Cek satu persatu microphone mereka, arra?” suruh Janeul sebelum keluar dari ruang tunggu dan melangkah lebih cepat.
Sesekali kepalanya melongo di setiap ujung lorong, mencari sosok leader yang harus segera ditemukan. Perempuan itu mulai melambatkan langkah yang sebelumnya hampir berlari. Dia melihat jarum jam yang terus berputar di jam tangan yang melingkar di tangan kanannya, sudah 15 menit tapi sosok itu belum juga ditemukan. Tak mau terlambat, perempuan itu kembali melangkah kali ini melewati sebuah pintu dengan lebar hampir 1 meter dengan kotak berwarna hijau di atasnya.
Sebuah suara dari sosok yang tengah dia cari menghentikan langkahnya, dengan langkah kecil dia mendekati pintu dimana suara itu berasal. Dengan perlahan perempuan itu membuka pintu tangga darurat tersebut dan mendapati dua sosok yang tengah duduk menghadapnya.“Kang Seungyoon!” panggil Janeul kencang saat matanya menangkap sosok laki-laki yang tengah memangku gitarnya itu.
“Kenapa pergi tanpa memberitahuku? Bahkan kau tidak membawa ponselmu,” Janeul berjalan mendekat dan menarik Seungyoon untuk segera berdiri. Namun langkahnya terhenti menyadari satu sosok perempuan yang duduk di samping Seungyoon.“O? Neo gwenchana Shin?” Tanya Janeul terhadap Shinneul yang sangat terlihat berantakan dengan mata membengkak habis menangis.
Sosok perempuan itu menganggukkan kepalanya dan memberikan tanda ‘ok’ dengan tangannya. Janeul menganggukkan kepala dan mengkode Shinneul bahwa sosoknya dan sang leader akan pergi duluan. Namun langkah keduanya terhenti, sesaat tiba-tiba dua laki-laki muncul dihadapan mereka.“Shin~ah kau sedang apa disini? Aku mencarimu kemana-mana,” satu sosok yang dikenal Janeul sebagai manager Seunghwan itu menanyakan alasan Shin di tangga darurat.
“Aku juga mencarimu nuna,” tambah lelaki yang lebih muda di belakang manager Seunghwan. Janeul menatap lelaki muda yang juga tengah menatapnya dan Seungyoon bergantian.“Aku duluan ne, manager Seunghwan.” Pamit Janeul membungkukkan badan diikuti Seungyoon dan mereka berlalu dari tempat itu.
Janeul berjalan cepat dengan Seungyoon yang menyamakan langkah disampingnya.“Aku akan bertanya tentang Shin nanti. Jadi sekarang lebih baik kau bersiap dan jangan membuatku kesal,” ucap Janeul menahan emosi yang terasa membuncah di dalam dirinya. Seungyoon menganggukkan kepala bersalah dan segera mempercepat langkah mencapai ruang tunggu.
-Hello, Manager Park-
“Ah aku masih tidak bisa melupakan senyumnya. Jinjja yepputa IU sunbaenim~,” ucap Mino yang berjalan memasuki lobi hotel bersama sesosok perempuan dengan rambut cokelat tergerai sampai bahu. Janeul hanya menggeleng mendengar ucapan Mino sepanjang jalan, mengenai cantik dan anggunnya penyanyi solo IU. Dia dan Mino baru saja kembali dari jamuan IU, karena sukses berduet dengan Mino di acara MAMA tadi.
From: +8223 XXX XXXX
Hai. EXO Magnae, Oh Sehun imnida.
Janeul mengerenyutkan dahinya membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Pesan lain yang belum dibaca berasal dari manager Kim yang memberi tahu bahwa ada anak asuhnya yang mengambil nomer milik Janeul, membuat sosok itu menggeleng sambil tertawa kecil. Dengan cepat jarinya membuat balasan untuk pesan Shinneul yang ternyata sudah masuk dari tadi.
Satu sosok yang berjalan berlawanan arah dengan mereka, menarik pandangan mata Janeul. Menyipitkan mata dan Janeul tersenyum, mengenal siapa sosok berkacamata hitam dan berhoodie dengan warna senada itu.“Jiyong oppa,” panggilnya saat sosok itu berjarak kurang lebih 1 m. Sosok itu mengangkat wajah yang sedari tadi menunduk karena focus pada ponsel ditangannya.
“Omo? Uri dongsaengie~,” panggilnya balik yang segera berjalan mendekat ke Janeul dan memeluk perempuan itu. Sedang Mino segera membungkukkan badannya, saat baru sadar bahwa sosok itu adalah sunbaenya di entertainment yang sama. Janeul menatap selidik pada sosok yang pernah dia tangani selama 3 tahun itu.
Jiyong melepas pelukannya pada Janeul dan tersenyum kecil.“Neo odiga?” tanya Janeul membuat Jiyong terkekeh dan malah kembali memeluk Janeul yang segera menghela nafas berat.“Aigoo~ nado bogoshipo Janeul~ah,” ucap sosok yang kembali memeluk Janeul itu. Selepas pelukan kedua, Janeul menggeleng tak percaya membuat Jiyong tertawa geli.
“Shh! Just like before, keep my secret. Arraseo uri dongsaengie?” ujarnya sambil mencubit kedua pipi Janeul yang mulai berisi. Setelah mendapat anggukkan dari Janeul, sosok itu tersenyum dan berlalu, setelah sebelumnya menepuk pundak Mino yang sedari tadi dianggap patung disana. Janeul segera kembali melangkah ke lift diikuti Mino yang mengekor dibelakangnya.
Mino mengedarkan pandangannya sebentar lalu mendekat ke Janeul yang tengah menatap layar diatas pintu lift.“Jiyong sunbae pergi kemana?” tanyanya ingin tahu pembicaraan yang tidak dia mengerti tadi. Janeul menoleh dan menatap Mino yang tak sabar menunggu jawaban dari mulutnya itu.
Denting pintu lift terbuka membuat Janeul menoleh dan mengangkat bahunya, menjawab pertanyaan yang dilontarkan Mino. Sosok yang sedari tadi menunggu itu kini menatap Janeul, yang sudah ada di dalam lift, dengan ekspresi kesal.“Kupikir kita teman yang bisa berbagi rahasia,” ucapnya dengan nada sedih membuat Janeul tertawa kecil.
“Mungkin bertemu dengan teman dekatnya,” ucap Janeul saat pintu lift tertutup dan menyisakan dirinya dan Mino yang kini menatapnya dengan pandangan tertarik. Janeul menoleh dan menoyor jidat Mino yang mulai memaksa untuk diceritakan.“Aku tidak tahu lebih detailnya, kalau kau mau tanya pada Teddy oppa,” ujar Janeul dengan senyum kecil.
“Kurasa Seungyoon juga tengah jatuh cinta,” ucap Mino tiba-tiba membuat Janeul segera menoleh dan menatapnya kaget. Mino mengangkat bahunya seakan membalikkan perannya dengan sang manager saat tadi sebelum masuk lift.“Habisnya saat selesai konser tadi, dia bertanya bagaimana cara menghubungi perempuan pertama kali kepadaku,” jelas Mino karena tak kuat dengan pandangan mata Janeul yang seakan menguliti.
‘Menghubungi perempuan? Apa karena itu dia meminta nomor Shin?’ tanya Janeul dalam hati memikirkan perkataan Mino yang sepertinya tidak berbohong. Dentingan lift menandakan mereka sudah sampai di lantai yang mereka tuju. Langkah mereka yang akan kembali ke kamar terhenti, saat melihat dua sosok yang tengah berdiri di depan salah satu pintu kamar.
“Anyeonghaseyo.” Sapa Janeul seraya membungkukkan sedikit badannya dan diikuti gerakan yang sama oleh Mino yang berdiri di sampingnya. Mino dengan tiba-tiba menunjuk pria yang berada di belakang manager Kim.“O? Kau kan yang tadi bilang bahwa managerku menarik?” ucap Mino membuat Janeul langsung menatap wajah anak asuhnya yang meyakinkan.
Mino menganggukkan kepalanya kali ini, namun tak membuat Janeul mengalihkan tatapannya.“Benar, tadi dia bilang saat kami bertemu di atas panggung.” Tambah Mino lagi membuat Janeul kali ini menoleh dan menatap lelaki yang tengah menatapnya panic. Janeul kembali menoleh kepada Mino, kali ini dengan pandangan yang –kembali- seakan menguliti.
“Y...Ya!”ucap lelaki di balik Shin yang akhirnya mengeluarkan suara. Janeul segera menatap lelaki yang langsung mengalihkan pandangan.“Ah,” lelaki berambut cokelat itu merenggangkan tubuhnya.“Aku lelah manager Kim. O, Anyeong,” dengan berjalan cepat, lelaki itu masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Shinneul yang mengangkat bahu dengan senyum canggung.
“Jinja Janeul-ah,”Janeul menatap tajam Minho yang terus memberi penjelasan.“Dia benar berkata seperti itu. Kau tidak percaya padaku?” tambahnya bersikeras meskipun tubuhnya dipaksa masuk ke dalam kamar oleh Janeul. “Wuah! Kau benar-benar. Ya! Park janeul!”suara teriakan Minho terdengar sesaat pintu kamar akan tertutup, dan masih berlanjut, membuat Janeul menatap Shinneul canggung. Sedang yang ditatap hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
Kaki kiri Janeul menendang pintu yang masih terdengar suara teriakan dari dalam kamar, seakan menyuruh Mino untuk berhenti meneriakkan namanya.“Maaf. Kurasa Minho kebanyakan minum sake tadi,”ucap Janeul yang terlihat sangat kikuk. “Aku ke kamar dulu ne manager Kim~,”Janeul membungkuk sempurna kepada Shinneul, kemudian meraih klop pintu disebelahnya dengan segera.
“Ya! Song Minho!” teriak Janeul saat didapati lelaki itu tengah menyebarkan berita bahwa ada yang menyukai sang manager utama pada Seunghoon dan juga Taehyun. Seunghoon langsung duduk dari posisi yang tadinya tertidur di bawah selimut tebal.“Jinjja? Omo ya~ berarti kau akan segera menikah Janeul~ah?” tanya Seunghoon dengan nada meledek dan melakukan high five dengan Mino yang tengah tertawa.
Taehyun yang tengah mengeringkan rambutnya itu, segera mematikan hairdryer dan menselonjorkan kaki di atas tempat tidur.“Kurasa lelaki itu harus segera ke rumah sakit untuk periksa kesehatan, itu pun bila dia benar-benar menyukai perempuan ini,” ejek Taehyun sesaat sebelum selimut putih khas hotel itu menutupi tubuhnya.
Janeul hampir saja melempar sofa yang ada di dekatnya ke sang magnae, sebelum dia sadar bahwa tidak akan pernah selesai berkelahi dengan mahluk seperti Nam Taehyun. Mino yang masih menceritakan kejadian atas panggung kepada Seunghoon, mendapatkan death glare gratis dari Janeul. Merasa diperhatikan lelaki itu menoleh, namun masih dengan tawa tersisa di bibirnya.“Song Mino cepat tidur atau kubuat kau tidur selamanya.” Ucap Janeul dengan nada serius membuat sosok itu segera menidurkan diri di kasur dan mematikan lampu di meja kecil.
Setelah menghela nafas berat, sosok itu keluar dari kamar 3 member anak asuhnya dan berjalan ke kamarnya yang berbeda satu kamar. Memasuki kamar, Janeul segera membanting tubuh di atas kasur kosong yang menjadi tempat tidurnya dari semalam. Tak ingin membangunkan Chaeyeon, Janeul segera menutup mata. Mengistirahatkan dua bola matanya yang sekali lagi melewati satu hari melelahkan.
-Hello, Manager Park-