home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Hello, Manager Park

Hello, Manager Park

Share:
Author : bocil19
Published : 02 May 2015, Updated : 31 Mar 2016
Cast : All Member WINNER | All Manager WINNER | Park Janeul (OC) | Oh Sehun (EXO) | EXO Members
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |38080 Views |9 Loves
Hello, Manager Park
CHAPTER 17 : Relationshi(t)p

“Park Janeul!” panggil seseorang yang berada di belakang sosok Janeul. Janeul membalikkan badan, menemukan satu sosok lelaki berbadan tambun tengah melambaikan tangan kepadanya. Sebuah senyum lebar terpampang di wajah Janeul.“Kalian akan ke dalam kan? Aku akan mengobrol dengan Jjangmae sebentar,” ujar Janeul pada keempat anak asuhnya.

                Baru saja kakinya akan melangkah pergi sebelum satu tangan menahan lengannya untuk beranjak dari tempatnya beridiri.“Kau akan meninggalkan kami disini sendiri?” tanya Mino dengan suara kecil. Janeul mengedarkan pandangan, mereka tengah berada di lokasi tempat Seungyoon syuting untuk web dramanya.“Kalian harus belajar tanpa aku berada di sekitar kalian. Aku pergi, dah!” jawab Janeul seraya melepaskan genggaman tangan Mino di lengannya.

                Dengan langkah riang, sosok itu mendekati Jjangmae yang tengah berdiri dengan dua buah kaleng soda di tangannya.“Jjangmae~ya!” panggil Janeul sesaat dia telah berhenti di depan Jjangmae. Tanpa babibu, lelaki dengan mata kelewat sipit itu menyodorkan satu kaleng soda yang sudah dibuka sebelumnya.“Minumlah. Kau terlihat bersemangat melihat apa yang aku bawa,” ledek Jjangmae yang disanggupi kekehan dari sosok Janeul.

                Kedua sosok berbeda lebar badan itu berjalan menjauhi tempat kru-kru web drama Seungyoon, mencari tempat yang jauh lebih sepi untuk berbincang.“Gomawo. Kau memang yang paling mengerti aku,” ucap Janeul sesaat dia telah menghabiskan soda yang berada di kaleng dalam genggamannya. Sebuah bangku di taman Incheon University itu menjadi tempat kedua sosok yang sudah lama berteman itu untuk duduk dan berbagi cerita.

                “Haah~ sudah lama sekali kita tidak menghabiskan waktu berdua,” ujar Janeul sesaat dirinya telah duduk santai di bangku taman itu. Jjangmae menoleh dan tersenyum kecil melihat rekan kerjanya yang tengah menutup mata.“Bagaimana pekerjaanmu? Menyenangkan ya mengurus Dara onni yang selalu travelling?” tanya Janeul lagi memecah keheningan.

                Jjangmae menatap jauh kru-kru yang tengah dibagikan makan siang oleh WINNER member. Dia menegak soda yang berada di kaleng dalam genggaman tangan kanannya.“Geunyang.. aku bertambah berat karena harus menyicipi banyak makanan dari tempat yang dia datangi. Hehe,” jawab Jjangmae dengan kekehan kecil. Janeul ikut tertawa kecil lalu menepuk perut sahabatnya itu pelan.

                “Kupikir kau dihamili seseorang. Haha,” ledek Janeul lalu kembali tertawa. Jjangmae menoleh dan menepuk pundaknya pelan. Tak lama keduanya tertawa terbahak, karena membayangkan omongan manager utama WINNER tersebut. Sebuah angin musim semi berhembus membuat Janeul merapatkan jaketnya yang tidak tertutup.

                Jjangmae menaruh kaleng soda di tangannya menjadi berdiri di bangku tempat mereka duduk.“Kau belum memberi tahu mereka?” tanya Jjangmae dengan nada yang terdengar serius. Janeul menatap sendu kelima anak asuhnya di depan sana dan menggeleng pelan.“Waktunya semakin dekat. Apa kau benar-benar tak ingin memberi tahu?” tanya Jjangmae lagi.

                Janeul menghela nafas berat dan menatap sosok disampingnya serius.“Aku pasti memberi tahu mereka. Tapi akhir-akhir ini aku malah merasa mereka lebih berbagi masalah mereka padaku,” jawab Janeul frustasi. Jjangmae menggerakan tangannya, menepuk pelan punggung Janeul yang terlihat memikul beban berat.“Semakin lama kau menyimpan ini, semakin berat kau memberi tahu mereka Janeul~ah.” Ujar Jjangmae seakan mengingatkan.

                Perempuan dengan rambut sebahu itu menganggukan kepala, tanda setuju dengan pembicaraan Jjangmae.“Aku akan memberi tahu mereka, mungkin akhir bulan nanti.” Ujar Janeul pada akhirnya. Jjangmae hanya bisa menganggukkan kepala dan menepuk pundak Janeul, berusaha memberi semangat transparan pada sahabatnya itu.

                “Tak sabar untuk kembali menghabiskan waktu denganmu, Janeul~ah.” Tambah Jjangmae dengan senyum lebar. Janeul menganggukkan kepala dan menghabiskan soda yang masih berada dalam kaleng di tangan kanannya. Perempuan itu kembali menatap kelima anak asuhnya yang masih bergabung dengan kru web drama Seungyoon.

                Sosok bertopi di depan sana menangkap pandangan matanya dan segera menggerakkan tangan. Tanda supaya Janeul mendekat padanya, Janeul menganggukkan kepala dan berdiri dari posisi sebelumnya.“Kuharap Mino tak akan susah dalam menerima penjelasanmu nanti,” ucap Jjangmae saat Janeul menatapnya.

                Janeul tersenyum kecil dan menganggukkan kepala.“Kuharap juga begitu. Na kkalke~,” pamit Janeul sebelum melangkahkan kakinya kembali kepada kelima anak asuhnya. Langkahnya yang tengah melewati parkiran itu berhenti, sesaat satu buah mobil yang baru merapat menarik perhatiannya. Satu sosok perempuan dengan dress selutut yang keluar dari mobil berwarna putih itu membuat Janeul mengingat pertemuannya dengan sosok itu tadi malam.

Perempuan dengan rambut panjang terurai itu mengedarkan pandangan, seperti mencari sosok yang dia kenal.“Shin!” panggil Janeul sesaat sosoknya telah berdiri di depan Shinneul. Wajah yang sebelumnya terlihat kebingungan itu kembali merekah sesaat melihat wajah Janeul. “Kau jadi ke sini. Ku kira kau bercanda,” tanya Janeul tak percaya. Perempuan dengan kacamata hitam menutup kedua matanya itu menggeleng sembari tersenyum kecil.

Janeul menepuk-nepuk kedua pahanya, berusaha mencairkan suasana.“Kau mau bicara dengan Seungyoon sekarang? Kebetulan dia baru saja selesai syuting,” ucap Janeul akhirnya. Perempuan dengan rambut sebahu itu mengedikkan dagu, menunjuk segerombolan kru web drama Seungyoon. Shinneul menganggukkan kepala, menjawab ajakan Janeul.

Baru saja keduanya akan melangkah mendekati gerombolan kru sebelum satu lelaki bertopi berdiri di samping Janeul.“Janeul~ah,” panggil lelaki tersebut. Janeul menoleh dan tersenyum kecil pada sosok Mino yang tak menaruh perhatian kepadanya. Mino menatap Janeul sekilas dan mengedikkan dagu kepada Shinneul yang berdiri di sampingnya, seakan bertanya dia-siapa?.

“Eish, ini manager Kim. EXO manager,” jelas Janeul agak kesal. Shinneul melepas kaca mata hitam yang sedari tadi dikenakan dan membungkukkan badan tanda salam pada Mino. Mino membuka mulut, seakan tak percaya dengan penglihatannya.“Daebakkiya. Jinjja daebakkiya,” pekik Mino menatap Shinneul takjub. “Anyeonghaseyo. Jinjja, aku tidak mengenalimu dengan penampilan seperti ini,” tambah Mino membuat Janeul memutar kedua bola mata malas.

                Shinneul tersenyum dan menganggukkan kepala sedang sosok Mino masih menggeleng tak percaya.“Ayo,” ajak Janeul pada akhirnya. Shinneul mengikuti langkah Janeul yang berada di samping Mino. Perempuan dengan jaket berwarna hitam merah itu menggeser pintu van hitam WINNER.“Masuklah. Nanti Seungyoon akan menyusul ke dalam,” tambah Janeul lagi.

                Perempuan dengan mini dress hitam itu menganggukkan kepala dan masuk ke dalam van yang didominasi wangi dari kelima member WINNER itu. Setelah memastikan Shinneul nyaman di dalam van itu, Janeul segera menutup pintu van dan melangkah mendekati Seungyoon yang berada di antara gerombolan kru web drama dan tiga member WINNER lainnya.

                “Aku masih tak percaya Seungyoon memacari wanita seperti dia. Woah! Anak itu benar-benar lucky guy,” ujar Mino yang masih tak mempercayai dengan penglihatannya terhadap Manager Kim. Janeul hanya mampu menghela nafas menanggapi perkataan Mino disampingnya. Pikirannya terbang jauh terhadap sosok Seungyoon yang tengah tertawa di depannya.

                Janeul menepuk bahu kiri Seungyoon, membuat anak asuhnya menoleh dan menatapnya dengan mengangkat kedua alis. Dengan sedikit berjinjit, manager utama itu mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Seungyoon.“Shin kemari. Ada yang ingin dia bicarakan,” bisik Janeul dengan hati-hati. Lelaki yang sebelumnya tersenyum lebar itu mulai kehilangan alasan untuk tersenyum.

                Kedua mata itu menatap sang manager utama penuh dengan tanda tanya. Melihat ekspresi sang manager utama, Seungyoon pamit kepada para kru dan menaruh gelas gabus berisi kopi di meja dekat dirinya berdiri.“Dia ada di dalam van. Himnae Kang Seungyoon,” ujar Janeul menepuk kedua bahu Seungyoon yang terlihat lemah.

                Lelaki di hadapan Janeul itu mengangguk dan berbalik, mulai melangkah mendekati van hitam yang terparkir di depan sana. Janeul menghela nafas sebentar sebelum Seungyoon masuk ke dalam van hitam itu. Sosok itu menundukkan wajahnya, berusaha menampik imajinasi tentang apa yang mereka bicarakan di dalam van hitam tersebut.

                “Nuna! Mino hyung bilang pacar Seungyoon datang?” tanya satu sosok yang tiba-tiba hadir di samping Janeul. Janeul menoleh dan menganggukkan kepalanya, menjawab pertanyaan si magnae.“Jinjja yepputa! Kalian pasti tak akan mengenalinya. Benar-benar berbeda!” ujar Mino mendeskripsikan sosok Shinneul yang tampil berbeda dari biasanya.

                “Jinjja? Apa benar-benar berbeda?” tanya Seunghoon ingin tahu. Sedang Mino menganggukan kepalanya antusias, seakan meyakinkan Seunghoon yang masih menatapnya tak percaya. Janeul masih menatap khawatir van hitam yang berisi dua orang yang sangat dia sayangi.“Wae? Ada sesuatu yang kau sembunyikan?” tanya Jinwoo tiba-tiba.

                Merasa ketahuan, Janeul hanya dapat memberikan senyum kecil dan gelengan pada sosok yang menatapnya dengan pandangan mata yang mengerjap ingin tahu.“Dia tidak datang untuk kembali pada Seungyoon kan?” kali ini Taehyun menarik kesimpulan. Keempat orang yang berada disana segera menatap si magnae kaget, terutama Janeul.

                Sebuah pukulan ringan di kepala Taehyun dari Mino membuat Taehyun merengut kesal.“Tidak mungkin! Dia datang kemari dengan pakaian yang cantik, pasti dia akan kembali pada Seungyoon.” Sanggah Mino sok tahu. Janeul hanya dapat menghela nafas, karena tak tahu harus menjawab apa pada keempat sosok yang masih tak tahu apa-apa.

                “Omo! Omo! Dia keluar,” ujar Seunghoon tiba-tiba. Janeul menoleh dan melihat pintu van yang bergeser, menampilkan sosok Shinneul yang akan keluar dari van hitam tersebut. Dengan cepat, Janeul mendekat pada van hitam yang biasa dia kendarai itu.“Janeul~ah gomawo.. sepertinya tidak berjalan dengan baik. Mian,” ujar Shinneul sesaat dia menutup kembali pintu van WINNER.

                Tak mengindahkan ucapan Shin, Janeul menatap rekan kerjanya itu khawatir.“Neo jinjja gwenchana Shin?” tanya Janeul khawatir. Shinneul tersenyum kecil dan mengangguk.“Na kkanda,” pamit Shinneul sembari menepuk bahu Janeul. Kedua mata yang terlapisi softlens itu menatap sosok perempuan dengan rambut panjang yang berjalan mendekati mobil Lamborghini putih yang tadi dikendarai.

                “Wae? Apa yang kalian bicarakan?” tanya Mino yang tiba-tiba hadir di samping Janeul. Janeul mengalihkan pandangan dan menggeleng pada Mino yang terlihat ingin tahu. Pintu van hitam itu terbuka, menampilkan sosok Seungyoon yang tampak tak focus.“Ya! Uri leader kembali kepada sang kekasih,” ledek Seunghoon sesaat Seungyoon turun dari mobil.

                Mulut Mino yang baru saja terbuka untuk ikut meledek kembali tertutup sesaat Seungyoon menaruh benda yang diberikan Shin pada Janeul tadi malam di dadanya.“Ige mwoya?” tanya Mino bingung. Sedang Seungyoon kembali melangkah ke kerumunan kru yang tengah sibuk mempersiapkan set berikutnya. Keempat member itu segera membuat lingkaran kecil, sedang Janeul mengikuti langkah Seungyoon.

                Leader dari WINNER itu terus melangkah, melewati lalu lalang orang yang sibuk dengan peralatan syuting. Langkah Seungyoon terhenti di salah satu sudut University yang tak banyak orang. Sosok itu berbalik membuat Janeul tertegun.“Na gwenchana nuna. Jinjja gwenchana,” ucap Seungyoon dengan senyum yang terlihat menyakitkan di mata Janeul.

                Tanpa mau menjawab, Janeul melangkah dan memeluk erat leader kelima anak asuhnya itu.“Kau tak kuperbolehkan berbohong hanya karena kau ingin aku tak mengkhawatirkanmu, Kang Seungyoon.” Ujar Janeul meyakinkan. Seungyoon melepas pelukan sang manager utama.“Pulanglah. Kurasa mereka akan menggangguku saat ini karena undangan itu,” ucap Seungyoon.

                Janeul menggigit bibir bawahnya, bingung dalam memutuskan keputusan untuk sang leader.“Kita punya waktu mengobrol di dorm nanti. Jebal.. nuna,” pinta Seungyoon dengan nada yang terdengar menyedihkan. Janeul menganggukkan kepala dan berbalik, meninggalkan sosok Seungyoon yang juga berbalik dan mencari tempat untuknya menghilangkan amarah.

-Hello, Manager Park-

                Kedua lampu mobil Subaru hitam itu menggelap sesaat Janeul mematikan mesin mobil yang mengantarkannya ke basement parkiran dorm WINNER. Setelah mengambil tas ransel hitam yang sedari tadi duduk manis di jok sampingnya, sosoknya keluar dari mobil tersebut. Tangannya mengambil ponsel bercase mickey mouse dari saku jaket hitamnya.

Jangan lupa janjimu akan menemaniku pergi. Deretan pesan yang masuk ke dalam ponselnya itu berasal dari sosok Oh Sehun yang mengingatkan jadwalnya hari ini. Sosok itu tersenyum kecil dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket. Pintu lift terbuka, menampilkan satu kubus kosong yang terbuat dari besi. Wanita itu melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya, 06.00 waktu Korea Selatan.

                Tak lama kubus itu berhenti di lantai tepat dorm WINNER berada dan setelah pintu besi itu terbuka, Janeul melangkahkan kakinya keluar dari lift. Langkahnya yang akan mengunjungi dorm kelima anak asuhnya untuk mengambil barangnya yang tertinggal di dorm itu terhenti. Satu sosok yang terduduk dengan menyender pada pintu dorm WINNER membuatnya memicingkan mata.

                Dengan cekatan wanita itu mengambil pisau lipat yang berada di samping ransel hitamnya, benda yang biasa dia pakai kala ada yang berani mengganggunya. Dia menggerakan kakinya perlahan, berusaha tak menimbulkan suara saat mendekati satu sosok yang dipikirnya penjahat itu. Setelah berjarak satu meter dari sosok tersebut, Janeul merasa mengenali sosok itu.

                Perempuan dengan rambut dikuncir kuda itu berjongkok, berusaha mengintip wajah dari sosok yang sepertinya mabuk berat itu.“Kang Seungyoon?” panggil Janeul saat dia sudah menatap wajah sosok dihadapannya itu. Tak mendapat jawaban, Janeul menggerakan tangannya untuk menggoyangkan bahu Seungyoon yang sepertinya kehilangan kesadaran.

                Lelaki yang Janeul pikir Seungyoon itu bergerak dan mengangkat wajah.“O? Nunaa?” panggil Seungyoon masih di alam bawah sadarnya. Mata Janeul membulat saat mendapati mata Seungyoon yang membengkak.“Kau minum berapa botol Kang Seungyoon?” tanya Janeul diliputi amarah, karena dapat mencium bau alcohol yang menyengat saat Seungyoon berbicara.

                “Hihihi aku tidak minum nunaa~ aku merayakan pernikahan Shiiiin~,” jawab Seungyoon menggerakkan kedua tangannya. Janeul menghela nafas lalu menyampirkan tangan kanan sang leader agar merangkul lehernya. Setelah merasa Seungyoon benar merangkul lehernya, Janeul segera mengangkat tubuhnya yang kali ini berbanding dua kali lipat karena menopang sang leader.

                Dengan perlahan Janeul membawa sosok yang benar-benar lemah itu kedalam dorm dan menidurkannya di sofa hitam ruang tengah. Perempuan itu mendekatkan punggung tangannya ke dahi Seungyoon.“Janeul~ah? Kau pulang dengan Seungyoon?” tanya satu sosok yang baru saja keluar dari kamar. Janeul menatap Seunghoon dengan wajah panic membuat anak asuhnya itu mendekat padanya.

                “Seungyoon demam. Kurasa dia kebanyakan minum,” jawab Janeul saat Seunghoon berdiri di sampingnya. Mendengar penjelasan dari sang manager utama, Seunghoon segera mengambil thermometer dari kotak obat yang berada di dapur. Setelah menaruh di telinga kiri sang leader, dia segera melihat angka yang tertera di layar thermometer itu.“37.5, kurasa dia memikirkan pernikahan manager EXO itu,” ucap Seunghoon menatap Janeul.

                Janeul menggigit bibir bawahnya panic dan segera memanaskan air di ceret untuk membuat kompresan air hangat Seungyoon. Seunghoon muncul disampingnya dan bersiap dengan sepanci air, yang Janeul tebak untuk membuat bubur.“Bau apa ini?” tanya seseorang dari ruang tengah. Janeul keluar dari dapur dan mendapati Taehyun yang tengah mengibaskan tangannya di depan hidung.

                Lelaki yang masih setengah sadar itu menyipitkan matanya melihat sosok yang tertidur di sofa ruang tengah.“Seungyoon mabuk, kurasa dia minum banyak semalam. Dia demam sekarang,” jawab Janeul sesaat dia ada di ruang tengah. Taehyun menghela nafas berat dan memutar kedua bola matanya malas.“Aish! Aku sudah menebaknya,” kesal Taehyun sembari menggaruk kepala.

                Bunyi pintu yang terbuka membuat dua manusia yang sedang kebingungan itu menoleh dan mendapati lelaki dengan kepala yang mulai kembali ditumbuhi rambut keluar dari kamar dengan mata yang masih mengerjap mengantuk.“Mino~ya! Bisa kau pergi belikan obat demam untuk Seungyoon?” tanya Janeul cepat. Lelaki yang belum berada di alam sadarnya itu mengernyitkan dahi mendengar permintaan sang manager utama.

                Tak menghiraukan Mino yang masih tak merespon, Janeul mengambil dompet dari ransel hitamnya yang berada di atas meja ruang tengah. Setelah mengambil uang dari dompetnya, Janeul memberikannya pada Mino yang masih menatapnya bingung.“Ige mwoya?” tanya Mino malas. Dia menggaruk lehernya yang terasa gatal bila bangun dari tidur.

                “Seungyoon sakit dan Janeul menyuruhmu untuk membeli obat, hyung.” Jelas Taehyun dengan cepat. Mata yang tadinya masih enggan terbuka itu langsung membulat mendengar penjelasan Taehyun. Mino mengedarkan pandangan dan segera berlari mendekat ke sofa hitam ruang tengah, tempat Seungyoon berbaring.“Ya Kang Seungyoon! Neo gwenchana? Apa karena manager EXO kau menjadi seperti ini?” tanya Mino menatap Seungyoon khawatir.

                Taehyun hanya menggeleng tak percaya dan beranjak ke dapur, membantu Seunghoon yang tengah membuat bubur. Malas melihat sikap berlebihan Mino, Janeul segera menepuk pelan kepala Mino. Yang ditepuk hanya bisa meringis dan mengusap kepalanya yang sekarang terasa berdenyut.“Ppali kka! Seungyoon harus segera minum obat setelah makan bubur,” kesal Janeul yang langsung disanggupi anggukan Mino.

                Lelaki berkepala pelontos itu beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan wajahnya yang masih terlihat seperti bangun tidur.“Seungyoon sudah pulang?” tanya sosok Jinwoo yang baru saja keluar kamar. Member tertua itu melangkah, mendekati Janeul yang tengah berdiri di samping sofa hitam tempat Seungyoon berbaring.

                “O oppa. Dia mabuk berat dan sekarang tubuhnya demam,” jelas Janeul. Jinwoo mengerjapkan kedua matanya tak percaya dan melihat sosok yang tengah meracau tak jelas itu.“Oppa, bantu aku pindahkan Seungyoon ke kamar, huh?” pinta Janeul yang langsung disanggupi anggukan oleh Jinwoo. Keduanya segera membawa Seungyoon masuk ke dalam kamar dan menidurkan sosok yang tak sadarkan diri dikasurnya.

                Janeul segera melepas kaus kaki sang leader yang masih terdapat pada kedua kakinya. Tanpa disuruh, Jinwoo membantu sang manager dalam melepas jaket yang dipakai oleh Seungyoon. Setelahnya keduanya menyelimuti sang leader yang masih tak sadarkan diri itu.“Nuna ini kompresan untuk Seungyoon,” ujar satu sosok yang baru saja memasuki kamar.

                Perempuan itu menoleh dan menadahkan tangan, menunggu sang magnae memberikan baskom yang tengah dia pegang. Setelahnya Janeul duduk di sela kasur dan memeras handuk yang berada dalam baskom berisi air hangat di atas pangkuannya. Dengan perlahan, Janeul mengelap wajah sang leader yang masih terlelap.

                “Aku akan membantu mereka membuat makanan untuk Seungyoon,” ucap Jinwoo saat melihat sang manager utama yang tengah serius. Tanpa menatap si member tertua, Janeul menganggukkan kepalanya. Berulang kali, Janeul mengusap wajah sang leader dengan menggunakan handuk yang terasa hangat. Satu getaran dari saku jaketnya, membuat pekerjaannya berhenti dan mengecek pesan yang masuk.

                Kita jadi pergi kan hari ini? Satu pesan masuk dari Sehun, mengingatkan Janeul akan janjinya untuk pergi dengan magnae EXO itu. Dengan cepat, jarinya membuat pesan balasan untuk sang kekasih.“Nuna,” panggil satu sosok yang masih berbaring itu. Janeul segera menaruh ponselnya di meja kerja Seungyoon dan menatap sang leader yang tengah mengerjapkan matanya.

                “O? Wae Seungyoon~ah?” tanya Janeul menatap Seungyoon khawatir. Seungyoon mengerjapkan mata dan menggerakkan tangannya berusaha mencari tangan sang manager utama.“Gomawo. Sudah menghawatirkanku,” ucapnya dengan suara serak. Janeul menggenggam tangan sang manager yang berkeringat dingin.

                Janeul menganggukkan kepalanya dan merapihkan rambut Seungyoon yang menutupi dahi.“Sudah tugasku untuk selalu menghawatirkanmu Kang Seungyoon,” jawab Janeul dengan tersenyum kecil. Seungyoon ikut tersenyum kecil dan menatap plafond kamarnya.“Nuna.. apa Shin bahagia dengan pernikahannya?” tanya Seungyoon tiba-tiba.

                Perempuan yang tengah menggenggam tangannya itu terkejut dengan pertanyaan sang anak asuh.“Apa dia benar-benar mencintai calon suaminya itu?” tanya Seungyoon dengan pandangan sayu. Janeul mengedarkan pandangan, tak kuat melihat sang leader yang terlihat menyedihkan di matanya itu.“Jika dia bahagia.. apa aku bisa bahagia dengan pilihannya?” tanya Seungyoon lagi.

                Lelaki itu mengalihkan pandangan, menatap sang manager utama yang tak menatapnya.“Aku pasti bisa bahagia kan nuna?” tanya Seungyoon lagi, kali ini menggerakan tangannya yang berada dalam genggaman Janeul. Perempuan itu menatap sang anak asuh yang juga tengah menatapnya.“Tidurlah Seungyoon~ah. Kau terlihat letih,” ucap Janeul tak menjawab pertanyaan Seungyoon.

                Dengan cepat, perempuan itu kembali memasukkan handuk yang tadi dipakainya ke dalam baskom lagi dan memerasnya. Setelahnya dia menaruh handuk itu tepat di dahi Seungyoon. Lelaki yang masih terbaring itu berusaha tersenyum kecil.“Gomawo nuna.. untuk selalu berada di sampingku. Jangan tinggalkan aku sendiri seperti yang Shin lakukan,” ucap Seungyoon dengan suara lirih.

                Janeul menganggukkan kepala dan melangkah mendekati pintu kamar Seungyoon dan Jinwoo. Dia menutup pintu kamar itu sesaat dirinya telah berada di luar kamar.“Mwoya ige!” satu teriakan dari arah meja ruang makan membuat Janeul yang baru saja menghembuskan nafas lelah itu terlonjak kaget.

                Satu sosok dengan jaket dan bertopi itu membanting tiga kotak makanan yang bertumpuk di atas meja.“Hyung tak usah kau lanjutkan memasak bubur untuk Seungyoon. Aku baru saja mendapat kiriman dari manager EXO,” ujar Mino sembari menunjuk kotak makanan yang tadi dia bawa. Merasa tertarik dengan penjelasan Mino, Janeul segera berjalan untuk berdiri di samping sang anak asuh.

                “Manager EXO? Shin tadi kesini?” tanya Janeul membuka kotak makanan yang dibawa oleh Mino. Mino menoleh dan menatap sang manager utama kesal. Kotak pertama berisi bubur dengan sayuran diatasnya, sedang kotak kedua berisi penuh dengan potongan kimbab berbentuk oval dan kotak terakhir berisi kimchi.“Kimbab dan kimchi?” tanya Janeul bingung dan menatap Mino.

                Mino mendengus kesal dan melipat tangan di depan dada.“Ya Park Janeul! Aku benar-benar tidak mengerti denganmu.” Ucap Mino tiba-tiba. Janeul menunjuk dirinya sendiri dengan pandangan bingung.“Kupikir kau benar-benar mencintai kekasihmu itu. Tapi ternyata kau ada main dengan teman satu grupnya? Aish jinjja! Neo michesseo! Jinjja micheosseo!” kesal Mino dengan menunjuk Janeul menggunakkan dagunya.

                Janeul hanya mampu mengerjapkan kedua matanya bingung mendengar ucapan main rapper WINNER itu. Sedang tiga kepala yang sedari tadi sibuk di dapur itu melongokan kepala melihat Mino yang tengah memarahi sang manager utama.“Manager EXO itu bilang kau harus memakan kimbab dan kimchi itu. Kimbab dan kimchi itu dibuatkan oleh Kyu.. kyung.. Kyungsoo!” tambah Mino lagi yang berusaha mengingat nama Kyungsoo ditengah amarahnya.

                “Aish benar-benar! Kenapa banyak sekali yang menyukaimu dari grup mereka!” gerutu Mino sembari berjalan melewati sang manager utama. Janeul membalikkan badan, mendapati Mino yang melangkah mendekati pintu kamarnya. Perempuan itu menatap ketiga pasang mata yang tengah menatapnya dari dapur. Janeul segera mengangkat kedua bahunya, menjawab pertanyaan yang tak dilontarkan ketiga anak asuhnya itu.

                Satu gerakan dari sosok yang tiba-tiba berada di sampingnya membuatnya berbalik. Mino menengadahkan tangan Janeul dan menaruh satu kertas karton yang diyakini Janeul berisi obat.“Obat Seungyoon!” ucap Mino masih dengan nada kesal. Setelahnya sosok itu kembali berbalik dan masuk kedalam kamarnya, tak lupa dengan bantingan pintu.“Kurasa dia sudah gila,” komentar Taehyun yang menggeleng tak percaya dari dapur.

-Hello, Manager Park-

Lampu-lampu di ruangan itu perlahan meredup dan menampilkan satu lampu tembak yang menyorot dua buah daun pintu berwarna putih.“Na micheosseo. Jinjja michesso!” gerutu sesosok lelaki dengan setelan jas berwarna hitam. Perempuan dengan rambut sebahu tergerai disampingnya menoleh dan menatap si lelaki dengan rambut pendek yang di spray rapih.

“Bisa-bisanya aku datang ke pernikahan wanita yang menyakiti leaderku sendiri. Hah micheosseo! Na jinjja micheosseo!” tambah Taehyun lagi tak percaya dengan keberadaannya saat ini. Janeul tersenyum miris mendengar ucapan sang magnae yang tak bisa dipungkiri juga membebani hatinya saat ini. Dentingan piano yang biasa terdengar kala pengantin memasukki ruangan mulai menggema di ruangan dengan manusia berpakaian formal tersebut.

                Janeul menoleh dan mendapati satu sosok lelaki paruh baya yang pernah dia temui memasukki ruangan dengan podium di depan sana. Sesosok perempuan di sampingnya itu membuat Janeul tersenyum kecil, ikut bahagia melihat Shin akhirnya menikah walau bukan seperti perkiraannya.“Nuna. Apa kita harus tetap disini?” rengek si magnae yang berusaha menahan emosi.

                “Ya Namtae kita diundang kemari,” jawab Seunghoon yang berada di hadapannya walau terpisah meja bundar. Janeul menggigit bibir bawahnya, panic karena khawatir dengan anak asuh yang tidak berada dalam pandangannya saat ini. Seungyoon memilih menyibukkan diri hari ini dengan naskah drama yang mestinya bisa dia selesaikan esok hari.

                Jinwoo yang menangkap gelagat khawatir sang manager utama menepuk bahu Janeul yang tertutup blazer berwarna cokelat muda.“Gwenchana. Seungyoon akan baik-baik saja bersama Seho,” ujarnya seakan meyakinkan si perempuan tersebut. Janeul menatap Jinwoo pasrah dan akhirnya mengangguk.

                Tak terasa sosok pria paruh baya itu telah berada di hadapan sang pengantin lelaki. Dengan sebuah anggukkan dari sang pengantin lelaki, pria paruh baya itu menyodorkan tangan sang pengantin perempuan kepada sang pengantin lelaki. Dengan senyum lebar, lelaki yang diketahui Janeul bernama Woo Jiho itu menyambut tangan kanan sang pengantin perempuan.

                Sebuah getaran yang berasal dari tas kecil di pangkuan Janeul, membuat sosok itu segera mengecek panggilan yang masuk ke ponselnya. ‘Seungyoon is Calling…’ kedua mata yang tertutupi softlens berwarna bening itu membulat dan segera menjawab panggilan masuk dari anak asuh yang tengah dia khawatirkan itu.

                “Yoboseyo? Seungyoon~ie?” panggil Janeul dengan suara berbisik. Janeul menutup telinga kanan dengan tangannya saat tak mendengar sosok di seberang sana menjawab panggilannya.“Yoboseyo? Kang Seungyoon?” panggil Janeul lagi, kali ini dengan suara yang tidak bisa dibilang tak panik.

                “Nuna?” panggil sosok itu pada akhirnya. Janeul menghela nafas lega, saat mengetahui sang leader masih dapat menjawab panggilannya.“Wae Seungyoon~ie?” tanya Janeul lagi. Tak ada jawaban, hanya suara nafas yang diyakini Janeul adalah milik sang anak asuhlah yang memenuhi telinga kirinya. Sosok yang tengah menelponnya itu berdehem.

                “Nuna.. illiwa.. jebal..” ujar Seungyoon lagi dengan nada yang terdengar sendu. Janeul menganggukkan kepala, walau tahu Seungyoon tak akan melihatnya.“Arraseo. Na kkalke,” jawab Janeul lalu menutup hubungan teleponnya dengan sang leader. Ketiga pasang mata yang berada disekitarnya segera menatapnya dengan pertanyaan Seungyoon-kenapa-menelpon?.

                Janeul berdeham pelan dan menatap kelima pasang mata tersebut.“Seungyoon memintaku untuk menemuinya. Kurasa aku akan ke set dramanya,” ujar Janeul menjelaskan. Kelima kepala itu mengangguk lalu segera ikut berdiri bersamaan dengan Janeul yang beranjak dari meja bundar dengan hidangan yang tersedia itu.

                Sepatu heels yang digunakan Janeul itu terhenti, tatkala dua buah sepatu pantopel hitam berada dihadapannya.“Odiga?” tanya sosok dengan rambut hitam telah tertata rapih di depannya itu. Janeul mendongak dan tersenyum kecil pada sang kekasih.“Seungyoon membutuhkanku saat ini. Sampaikan maafku pada Shin, karena tak hadir sampai akhir.” Jelas Janeul cepat.

                Sehun menatap sang kekasih dengan pandangan kaget kala mendengar nama mantan kekasih sang manager. Lelaki dengan bunga mawar di saku jas itu meminggirkan badannya, memberi jalan pada Janeul dan anak asuhnya supaya dapat keluar dari ruangan, tempat Shinneul mengganti statusnya dari lajang menjadi seorang istri.

                Subaru hitam tersebut berhenti tepat di tempat parkir lokasi syuting Seungyoon. Janeul dengan segera melepas seatbelt yang sedari tadi mengukung tubuhnya.“Kau yakin tak mau kami temani?” tanya Jinwoo yang duduk di jok sampingnya. Janeul berbalik dan menggeleng sembari tersenyum kecil pada member tertua.“Kalian tunggu disini saja. Aku akan segera kembali,” ucap Janeul menatap ketiga penumpangnya siang itu.

                Janeul keluar dari mobil miliknya dan mengedarkan pandangan, berusaha mencari Seho ataupun Seungyoon. Satu sosok yang tengah memainkan benda bercahaya di tangannya itu membuat Janeul bergerak ke arahnya.“Seho oppa. Seungyoon odi?” tanya Janeul cepat. Seho yang baru saja kembali dari permainannya di ponsel menatap Janeul dengan berkedip.

                “Neo jinjja Park Janeul?” tanya Seho menggeleng tak percaya. Janeul menghela nafas kesal dan menepuk lengan Seho cepat.“Seungyoon odi?” tanya Janeul lagi tak menghiraukan pertanyaan Seho. Seho yang melihat wajah Janeul menahan kesal segera menunjuk van hitam yang dipakai Seho untuk mengantar Seungyoon.

                Tanpa mau berterima kasih, Janeul segera mendekati van tersebut dan masuk ke dalamnya. Satu sosok dengan wajah tertutup topi bertuliskan ‘Dope’ di bagian depan itu bergerak. Seungyoon melepas topi yang menutupi wajahnya dan tersenyum kala mendapati sang manager utama sudah duduk di jok samping tempatnya duduk.

                “Mianhae nuna. Membuatmu datang terburu-buru,” ucap sosok yang segera memakai topi tersebut di atas kepalanya. Janeul menggelengkan kepala, menampik bahwa Seungyoon telah merepotkannya.“Waeyo? Kau mau bercerita kepadaku?” tanya Janeul berusaha membuat sang leader nyaman pada sosoknya.

                Seungyoon tersenyum kecil dan kembali menatapnya.“Uri Shin.. ani. Kim Shinneul. Apa dia tampil cantik hari ini?” tanya Seungyoon menatap sendu Janeul. Janeul mengalihkan pandangan, tak bisa menatap pandangan Seungyoon yang ingin tahu.“Nuna~ jebal. Jawab pertanyaanku,” pinta Seungyoon sembari menggenggam tangan kiri Janeul.

                Janeul kembali menatap si anak asuh yang masih menatapnya.“O. Shinneul terlihat sangat cantik hari ini,” jawab Janeul pada akhirnya. Seungyoon tertawa kecut dan melepas genggaman tangannya pada sang manager utama.“Aku tahu itu. Aku sudah membayangkan dia bersanding bersamaku di depan pendeta, 10 tahun lagi.” Ujar Seungyoon tersenyum miris.

                “Seungyoon~ah,” panggil Janeul, berusaha menghentikan racauan sang leader yang terdengar menyakitkan. Sosok yang dipanggil tak menoleh, dia malah sibuk memainkan cincin yang melingkar di jari manisnya.“Apa aku terlalu bodoh hingga dengan mudah melepaskan sosoknya, nuna?” tanya Seungyoon sarkatis.

                Perempuan disampingnya menggeleng, berusaha menampik pikiran Seungyoon.“Aku bisa saja tak menerima tawaran drama ini, dan mungkin saat ini aku masih bisa bersamanya,” tambah Seungyoon lagi berandai. Janeul merasa bahwa sosok dihadapannya bukanlah sosok Seungyoon yang dia kenal.“Tapi kenyataannya aku lebih memilih menerima tawaran drama ini, karena aku ingin Inner Circle terus bisa melihat WINNER walau kami belum comeback,” tambah Seungyoon lagi.

                Lelaki itu menurunkan bagian depan snapbacknya, sehingga menutup kedua matanya. Tubuh itu bergetar dan tak lama suara isakkan memenuhi van yang sedari tadi sepi itu. Janeul menggerakkan tangannya mengelus punggung Seungyoon yang bergetar.“Aku harus memilih.. dari dua yang amat aku sayangi. Kekasihku atau fansku,” ujar Seungyoon di sela tangisnya.

                “Apa sesakit ini berjuang untuk para fansku, nuna?” tanya Seungyoon dengan suara parau. Janeul menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan tangisnya yang hampir tumpah. Selanjutnya hanya terdengar suara isakan tangis dari sosok Seungyoon yang menunduk.“Shin.. aku melepaskannya nuna. Aku melepasnya agar dia lebih bahagia tanpa diriku.” Ucap Seungyoon sesaat dia telah berhenti menangis.

                Janeul menggenggam tangan kanan Seungyoon, membuat sang leader menatapnya.“Kau adalah lelaki terbaik yang pernah kutemui Seungyoon~ah,” ujar Janeul dengan tersenyum kecil. Seungyoon mengangkat kedua alisnya, tanda tak mengerti.“Kau melepas kekasihmu, agar fansmu bahagia. Dan kau bisa tampil bahagia di depan fansmu walau kau merasa sakit di dalam sini,” tambah Janeul menunjuk dada kiri sang leader.

                Seungyoon tersenyum kecil mendengar penjelasan Janeul.“Aku belajar banyak dari sosokmu, leadernim.” Ucap Janeul sembari menepuk pundak Seungyoon.“Shinneul akan bahagia, dan dia juga mendoakan untuk kebahagianmu. Aku percaya itu,” tambah Janeul lagi dengan meyakinkan.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK