“Nuna ppaliwa,” ujar Taehyun sambil terus berjalan di depan sosok Janeul yang tengah memakai ransel hitam. Janeul hanya bisa menghembuskan nafas kesal sembari berusaha menyamakan langkah dengan Taehyun ,yang sekarang sudah berhenti di depan van hitam berisi Seho di belakang kemudi. Perempuan yang tadinya akan masuk ke tempat duduk di samping Seho, menghentikan gerakannya.
Dia menatap Taehyun yang tengah melongokkan kepala di pintu tengah van yang terbuka.“Mwohae? Kau duduk disampingku hari ini,” suruhnya membuat kedua managernya menatap sosoknya kaget. Setelah mengangkat bahu kepada Seho yang memperhatikannya, Janeul segera masuk ke van bagian tengah dan duduk tepat disamping Taehyun.
Mobil itu perlahan bergerak, sesaat Janeul menggeser pintu van hitam milik WINNER agar segera tertutup.“Jadi kabar bahwa kalian sudah berbaikan itu benar adanya?” ledek Seho sembari tersenyum di spion tengah. Kedua sosok yang berada di jok tengah van itu saling bertatapan dan kembali menatap sang ‘supir’.“Shikkereo!” teriak Taehyun dan Janeul bersamaan.
Keduanya tertawa saat Seho didapati langsung menganggukkan kepala dan memilih focus pada jalanan di depannya. Taehyun menggigiti kuku ibu jari tangannya, salah satu kebiasaannya saat sedang panic.“Tidak usah khawatir Nam Taehyun, kau bilang kau seorang diva?” tanya Janeul melepas ranselnya dan menaruh di samping joknya.
Taehyun menoleh dan mendengus kesal.“Tetap saja ini pertama kalinya aku script reading. Aku tak mau terlihat buruk di depan mata mereka,” jawabnya kesal dan membanting punggung ke jok yang tengah dia duduki. Janeul hanya menggeleng dan menjitak kepala anak asuhnya yang tengah melihat pemandangan di luar mobil.
Lelaki yang masih tetap memilih model rambut belah tengah itu mendelik kesal menatap manager utamanya yang malah tertawa kecil.“Kau terlihat aneh bila sedang gusar. Kau bisa melakukannya, Namtae!” ujar Janeul menatap sang magnae dengan meyakinkan. Taehyun menggigit bibir bawahnya sambil terus menatap sang manager utama.
“Na mideoyo! Aku memberikannya padamu karena aku tahu kau bisa melakukannya,” tambah Janeul, kali ini mengelus kepala si anak asuh. Taehyun menghembuskan nafas panjang dan mengalihkan pandangan.“Aku baru tau kenapa hyungdeul senang berada didekatmu, nuna,” ujar Taehyun tiba-tiba. Lelaki itu menggenggam tangan kiri Janeul yang tadi berada di kepalanya.
Dia tersenyum dan menatap tangan yang berada dalam kedua genggaman tangannya.“Kau bisa menjadi sosok yang membuat kami tenang, walau kita bukanlah saudara kandung.” Ungkapnya makin menggenggam erat tangan kiri Janeul. Janeul menatap sosok didepannya terharu, tak membayangkan bahwa hari ini akan datang. Hari disaat Taehyun bisa berbicara tentang apa yang dia rasakan hanya kepada sosoknya.
“Aigoo.. aku sedih sekali melihat drama kalian,” ledek seseorang yang sedari tadi tak dianggap keberadaannya. Janeul menoleh dan tertawa kecil, saat Taehyun dengan cepatnya memukul kepala Seho yang bahkan lebih tua dari sosoknya.“Ya Nam Taehyun. Kau harusnya bisa merasakan kasih sayang Janeul sedari dulu,” tambah Seho yang masih mengusap belakang kepalanya.
Janeul menggeleng mendengar ucapan manager pembantunya itu. Dia menyenderkan punggunggnya dan menarik tangannya, yang tadi ada di dalam genggaman tangan Taehyun.“Nuna kasih sayang yang kau beri pada kami, jangan pernah kau bagi pada pacarmu,” ucap Taehyun tiba-tiba.
Perempuan dengan rambut kuncir kuda itu menoleh dan mendapati sang anak asuh yang sedang menyamankan badan di jok sebelah.“Wae? Kenapa aku tidak boleh membaginya?” tanya Janeul tak mengerti dengan ucapan sang magnae. Taehyun menoleh sekilas dan menatap sang manager yang tengah menatapnya tak mengerti.
Lelaki itu menghembuskan nafas dan mengalihkan pandangan. Dia menutup kedua mata, berusaha tak menghiraukan pandangan mata sang manager utama yang masih menatapnya menunggu jawaban.“Dia terlalu banyak tebar pesona. Aku yakin dia memiliki banyak kontak idol wanita di ponselnya,” jelas Taehyun masih tetap menutup matanya.
“Kau juga berpikir seperti itu Taehyun~ah?” tanya Seho tiba-tiba. Janeul menolehkan kepala, kali ini menatap sang manager pembantu yang juga tengah menatapnya di balik spion tengah.“Aku juga berpikir bahwa kekasihmu akan meninggalkanmu, Janeul~ah. Mian,” jelas Seho diselipi kata maaf, karena takut menyinggung Janeul yang sudah seperti adiknya sendiri.
Janeul mengalihkan pandangan, menatap pemandangan sungai Han diluar sana. Matanya menerawang jauh, memikirkan kata-kata sang anak asuh dan manager pembantunya.“Ya ya ya! Aku hanya mengeluarkan pendapatku. Jangan terlalu kau pikirkan,” tambah Seho sesaat melihat Janeul yang memandang keluar jendela mobil.
Taehyun menoleh dan mendapati punggung sang manager yang tengah melamun. Lelaki itu menopang dagunya dengan tangan kanan dan memperhatikan sang manager yang masih berpergian di pikirannya sendiri.“Kau bahkan tak pernah terpikir berpisah dengannya, nuna?” tanya Taehyun tak habis pikir dengan perempuan di sampingnya itu.
Sang manager utama menoleh dan kaget mendapati sang magnae yang tengah menopang dagu menatapnya. Janeul menggelengkan kepalanya, menjawab pertanyaan Taehyun yang tadi dilontarkan. Taehyun menarik tubuhnya menjauh dan menghela nafas kasar.“Kau terlalu naïf, nuna.” Ujar Taehyun yang kini menggelengkan kepala tak percaya.
Janeul menundukkan kepala, menatap jauh pada dua kakinya yang terlapisi sneakers berwarna hitam-putih.“Bukankah kau pernah berpacaran dengan Park Kyung?” tanya Taehyun menatap sang manager utama yang masih menunduk. Perempuan itu menganggukkan kepalanya tanpa mau mengeluarkan suara.
“Apa dengannya kau juga tak berpikir untuk berpisah sebagai sepasang kekasih?” tanya sosok lelaki yang kini ikut menundukkan wajahnya, berusaha melihat ekspresi sang manager utama. Janeul menggelengkan kepala dan mengangkat wajahnya. Dia menoleh dan menatap Taehyun yang tengah mengangkat kedua alisnya.“Saat aku berpacaran dengan Park Kyung, aku dan dia tidak pernah melakukan hal-hal yang romantic seperti sekarang ini. Walau tidak seromantis drama-drama di televisi, tapi Sehun benar-benar membuatku nyaman berada disampingnya,” ujar Janeul menatap Taehyun frustasi.
Lelaki yang tengah melipat kedua tangan di depan dada itu menggeleng tak percaya mendengar ucapan sang manager utama.“Aku ikut berduka mendengar ceritamu.” Ucapnya mengomentari penjelasan Janeul. Janeul menatap sang magnae kesal, karena seakan-akan meledek kisah cintanya.
Getaran yang berasal dari kantong jaketnya, membuatnya dengan segera mengeluarkan ponsel bercase mickey mouse miliknya. Hari ini aku perdana di M!Countdown. Satu pesan masuk dari sang kekasih yang sedari tadi dibicarakan, entah kenapa membuat Janeul tersenyum lebar. Taehyun yang sedari tadi mengintip dan membaca sederet kata itu, hanya menggeleng dan kembali menyamankan punggung di jok yang sedang dia duduki.
Ujung matanya kembali mendapati pergerakan sang manager utama yang sekarang terlihat seperti orang bodoh dalam membalas pesan. Taehyun merogoh saku kemeja hitamnya dan mengeluarkan ponsel miliknya, mengetik sesuatu di kolom pencarian web. Senyum evil terkembang begitu saja di wajahnya sesaat dia mendapatkan apa yang dia cari.
Ponsel yang sedari tadi berada di tangan Taehyun itu, mendarat tepat tepat di kedua paha Janeul. Perempuan itu menatap ponsel dan pemiliknya bergantian. Taehyun mengedikkan dagunya, mengkode Janeul agar menatap layar ponsel miliknya. Janeul mengangkat kedua bahu dan segera melakukan apa yang diminta oleh Taehyun.
Mata yang terlapisi softlens bening itu membulat, melihat sesuatu yang ingin ditunjukkan Taehyun.“Aku benar kan?” ujar Taehyun kini menegapkan tubuhnya sambil menatap sang manager utama yang masih terpaku pada layar ponselnya. Janeul menoleh dan menatap Taehyun dengan ekspresi yang tak bisa ditebak.
“Hyung. Kau tahu Miranda Kerr?” tanya Taehyun tiba-tiba pada sosok Seho. Seho yang sedari tadi focus pada jalanan itu segera menatap Taehyun yang tengah melongokkan badan di sela antar jok depan. Anggukan dari Seho membuat Janeul juga ikut tertarik dengan jawaban Seho.“Satu kata untuk mendeskripsikannya?” tanya Taehyun lagi, kali ini menatap Janeul yang masih menatap Seho.
Seho diam sebentar, berusaha mencari satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan model asal Australia itu.“Sexy,” jawab Seho dengan senyum puas di wajahnya. Janeul membanting tubuhnya ke jok yang tengah didudukinya. Tawa terdengar dari sosok Taehyun yang terpingkal disamping Janeul. Sedang Seho bertanya mengapa Taehyun menanyakan mantan istri Orlando Bloom itu.
Janeul kembali menatap ponselnya yang masih menampilkan kolom untuk membalas pesan Sehun. Dengan malas, jari-jarinya membuat satu pesan singkat untuk sang kekasih. Semangat. Dan pesan yang tak bersemangat itu dengan segera terkirim ke dalam ponsel milik Sehun. Tawa Taehyun perlahan mereda setelah mendapati sang manager utama yang terlihat tak berdaya.
“Ya kau benar-benar hebat dalam menghancurkan hubungan orang, Namtae!” ucap Seho ikut menatap Janeul yang masih bersandar pada joknya. Taehyun menoleh, menatap Seho yang juga tengah menatapnya. Mobil van milik WINNER itu sudah terparkir di parkiran gedung tempat Taehyun akan melakukan script reading.
Taehyun menggenggam lengan kiri sang manager utama yang terbalut jaket berwarna biru tua. Sosok itu menoleh kaget dan menatap kedua lelaki yang tengah menatapnya khawatir.“Aku hanya tak ingin kau tersakiti, nuna.” Ucap Taehyun dengan nada bersalah dan segera menunduk bersalah. Janeul mengangkat kedua alisnya tak mengerti, sedang Seho mengangkat bahu saat Janeul menatapnya.
Perempuan itu mengedarkan pandangan, menyadari bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan.“Na gwenchana, Namtae. Sekarang ayo kita ke atas dan do your first script reading.” Ujar Janeul menepuk tangan Taehyun yang tengah menggenggam lengannya. Taehyun mendongak, mendapati sang manager utama yang tersenyum lebar padanya. Sosok yang lebih muda setahun daripada Janeul itu menganggukkan kepala dan keluar dari van bersama Janeul.
-Hello, Manager Park-
Janeul menganggukkan kepalanya mendengar Byungyung yang masih menjelaskan mengenai kontrak yang ditawarkan Yang sajangnim barusan.“Berarti Dara onni juga akan main dalam drama tersebut?” tanya Janeul menatap sosok disampingnya. Byungyung menganggukkan kepala, menjawab pertanyaan Janeul.
Langkah mereka terhenti, tepat di depan sebuah pintu ruang latihan di dalam YG Building.“Park Janeul!” panggil sosok Mino sesaat setelah pintu terbuka. Satu death glare didapatkan sosok itu dari guru dance yang berada di depannya. Janeul hanya menggeleng melihat Mino yang langsung menunduk bersalah karena menginterupsi latihan dance WINNER.
Perempuan dengan rambut dikuncir setengah itu menaruh tas plastic berisi 8 botol mineral yang sedari tadi memenuhi kedua tangannya. Byungyung segera duduk disamping sang manager utama, setelah meletakkan tas plastic berisi makanan keempat member di bangku samping 4 botol mineral yang berdiri tegak.
“Kapan mereka script reading oppa?” tanya Janeul menatap sang sunbae. Byungyung menelan air dari botol mineral yang baru saja dia buka dan menoleh kepada Janeul.“Akhir bulan ini kurasa,” ucap Byungyung tak yakin dengan jawabannya. Janeul menanggukan kepala dan kembali menatap 4 anak asuhnya yang tengah meliukkan badan, mengikuti gerakan perempuan dengan rambut dikuncir kuda di hadapan mereka.
Kedua mata yang tertutup kacamata minus itu berhenti pada sosok sang leader yang berusaha mengikuti ritme dengan susah payah. Mata Seungyoon yang terlihat tak focus itu mendapatkan perhatian sang manager utama sepenuhnya. Suara music berhenti, membuat keempat lelaki itu segera menelentangkan badan di atas lantai dance.
Suara deru nafas yang tak stabil akhirnya menjadi backsound dari ruang latihan itu. Janeul tersenyum menatap sang guru dance yang mendekat kepadanya.“They’re still good without Namtae,” ucap perempuan kelahiran Australia itu. Janeul menganggukkan kepalanya dan menyodorkan satu botol mineral pada sosok itu.
Perempuan dengan rambut dikuncir kuda itu mengeluarkan ponselnya dan mengecek pesan yang masuk selama dia latihan tadi. Janeul mengedarkan pandangan, melihat Byungyung yang sedang sibuk memberikan handuk dan botol mineral kepada 4 anak asuhnya.“I must go. Bye,” pamit sosok perempuan disamping Janeul.
Janeul tersenyum dan menundukkan sedikit kepalanya.“Gomawo,” ucap Janeul sebelum perempuan itu beranjak dari sampingnya.“Nuna gomawo!” teriak Mino sebelum pintu ruang latihan itu tertutup. Dengan sisa tenaga yang dia punya, lelaki dengan beanie itu bergerak mendekati sang manager utama.
“Bogoshipo~” ucap Mino penuh dengan nada manja disetiap hurufnya. Janeul menatap Mino, yang sudah duduk disampingnya, takut.“Kupikir hari ini kau disewa oleh Taehyun lagi,” ujar Mino sebelum meminum air dari botol mineral di tangannya. Janeul terkekeh kecil mendengar ucapan Mino yang terdengar seperti rajukan.
Beberapa hari ini, Taehyun memang memaksa sosoknya untuk menemani syuting web drama.“Janeul~ah, aku tertarik mengikuti SMTM 4,” ucap Mino tiba-tiba. Janeul menoleh kaget, menatap Mino yang tengah menerawang entah kemana.“Jinjjayo?” tanya Janeul tak percaya. Mino menoleh dan menganggukkan kepalanya.
Lelaki yang berada disamping Janeul itu memainkan tutup botol mineral ditangannya.“Aku merasa bosan karena tak punya jadwal saat ini. Dan saat melihat iklan SMTM 4 di internet, aku tertarik.” Tambah Mino masih menaruh perhatian pada tutup botol yang tengah dia putar. Janeul mengalihkan pandangan, menatap kedua ujung sepatu sneakersnya yang berwarna merah hitam.
“Arraseo. Aku akan mendaftarkanmu,” ucap Janeul pada akhirnya. Mino menoleh dan tersenyum lebar pada sang manager utama. Merasa diperhatikan, Janeul menoleh dan ikut tersenyum pada Mino.“Gomawo Park Janeul! Kau memang manager kesayanganku,” ujar Mino yang kini mencubit kedua pipi Janeul.
“Nuna. Apa kau masih berkomunikasi dengan Shin?” tanya satu sosok yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Janeul. Setelah menampik kedua tangan Mino, Janeul menatap sang leader dan menganggukkan kepalanya. Seungyoon menghela nafas berat dan menundukkan kepalanya pasrah. Janeul menepuk bangku di samping kanannya, menyuruh sang leader untuk duduk di tempat itu.“Wae? Kalian bertengkar lagi?” tanya Janeul sesaat Seungyoon sudah duduk disampingnya.
Mino ikut melongokkan kepala dari belakang Janeul, berusaha melihat sang dongsaeng yang siap bercerita pada sang manager utama.“Aku mengabarinya akan bermain di web drama. Dan sepertinya dia pernah membaca webtoon itu sehingga melarangku untuk ikut andil dalam drama itu,” jelas Seungyoon menatap botol mineral di tangannya.
Kedua sosok disamping kirinya menganggukkan kepala, memberi respon bahwa mereka mendengarkan penjelasan Seungyoon.“Dia bilang, jika kau ingin bermain drama itu maka jangan menghubungiku lagi. Ah aku harus bagaimana nuna?” tanya Seungyoon yang kini menatap Janeul frustasi. Janeul menggigit bibir bawahnya, berusaha memikirkan jalan terbaik bagi hubungan percintaan sang leader.
“Memang drama yang kau mainkan sebegitu ‘parah’?” tanya Mino membuat tanda kutip dengan kedua tangannya. Janeul menoleh dan menganggukkan kepalanya, menjawab pertanyaan Mino yang ditujukan untuk Seungyoon.“Aku hanya tak ingin Inner Circle melupakan sosokku yang tengah hiatus, nuna. Untuk itu aku menerima tawaran tersebut,” tambah Seungyoon menjelaskan alasannya memilih berperan dalam web drama itu.
Sebuah getaran dari dalam saku jaket Janeul membuat perempuan itu mengeluarkan ponselnya. Kau jadi kemari? Aku baru sampai dan akan membersihkan diri dahulu ya^^.“Kau mau kemana?” tanya Mino yang ternyata ikut membaca pesan dari manager Kim. Janeul menoleh dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.“Aku akan ke dorm mereka,” jawab Janeul dengan mengecilkan volume di kata ‘mereka’.
“Untuk apa?” tanya Mino penuh selidik. Janeul menggigit bibir bawahnya berusaha mencari jawaban yang tepat.“Geunyang. Bertemu dengan Shin dan menyelesaikan masalahnya dengan Seungyoon,” jawab Janeul berusaha menghindari pandangan mata Mino. Mino memincingkan matanya, mengetahui bahwa sang manager utama tengah berbohong.
Janeul segera menolehkan kepala, menatap sang leader yang ikut menatapnya.“Aku akan bertemu dengan Shin. Dan aku akan menjelaskan tentang alasanmu memilih ikut berperan dalam drama itu,” ujar Janeul cepat. Seungyoon mengedipkan matanya tak mengerti. Dengan segera, perempuan itu berdiri dari bangku tersebut.“Aku ada urusan. Setelah ini kalian pulang dan beristirahat, arra?” perintah Janeul menatap ke setiap sosok yang ada di ruangan itu.
Perempuan itu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan secepatnya, sebelum Mino bertanya lebih lanjut tentang kepergiannya. Hembusan nafas terdengar sesaat setelah dia menutup pintu mobil Subaru miliknya. Janeul menoleh, menatap sebuah tas kain yang berisi kotak makan bertumpuk dan sebuah kotak kue di jok samping tempatnya duduk.
Setelah menghidupkan mesin mobil, Janeul segera mengendarai mobilnya keluar dari pelataran parkir YG Building. Mobil Subaru milik Janeul itu membelah ramainya jalanan Seoul. Pantulan lampu lalu lintas pada badan mobil, seakan mengantarkan Janeul menuju dorm sang kekasih, Oh Sehun. Perempuan itu mengedarkan pandangan, berusaha memastikan dia telah sampai di tujuannya.
Sekumpulan perempuan berbagai usia yang berada di depan bangunan tinggi itu seakan membenarkan bahwa dirinya bahwa dia berada di tempat yang tepat. Dengan segera, mobil itu memasuki halaman apartemen dan masuk ke dalam parkiran basement. Janeul memarkirkan mobil miliknya dan menarik rem tangan.
Perempuan itu segera mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan untuk mengabari manager Kim bahwa sosoknya telah sampai di basement dorm EXO. Janeul menoleh dan tersenyum menatap kotak makanan yang berisi sup rumput laut dan makanan lain yang dia buat sendiri. Kemarin adalah hari ulang tahun Sehun dan hari ini dia berniat memberikan surprise untuk sang kekasih di apartemen Shinneul.
Satu getaran dari tangan kanannya, membuatnya dengan segera membuka kunci ponselnya. Kuharap kau belum bertemu dengan kekasihmu. Lihat ini. Satu pesan yang ternyata dari sang magnae WINNER itu membuatnya segera mengklik satu link yang dikirimkan. Matanya membulat tak percaya melihat 2 foto dan kata-kata Hangeul yang berbaris rapih membuat sebuah berita.
‘Thank you @oohsehun for my surprise signed album!’; ‘Happy birthday for yesterday,’ tulisan berbahasa asing itu mampu membuat Janeul melongo tak percaya.“Woah jinjja Oh Sehun!” ucap Janeul membanting punggungnya kesal di sandaran jok. Perempuan itu menggeleng tak percaya dengan kenyataan bahwa sang kekasih sudah memberikan album bertanda tangan kepada sang idola daripada dirinya terlebih dahulu.
Janeul mengigit kuku ibu jari kirinya, berusaha menetralkan emosi yang seakan membuncah dalam dadanya. Sebuah ketukan dari kaca di samping kirinya, membuat sosoknya menoleh. Sosok pria yang menutup kepalanya dengan topi berwarna hitam menyapa pandangannya. Janeul mengedipkan matanya, berusaha mengenali sosok diluar mobilnya itu.
Dengan hati-hati, perempuan itu menurunkan sedikit jendela yang berada tepat disampingnya.“Anyeong Park Janeul,” sapa sosok itu tersenyum lebar. Janeul menelengkan kepalanya, berusaha mengingat sosok yang dia kenali itu.“Ah matta! Kyungsoo~ah?” terka Janeul sambil menjentikkan jarinya.
Lelaki yang berprofesi sebagai idol bersama sang kekasih itu menganggukkan kepalanya. Dengan segera Janeul menurunkan kaca mobil sepenuhnya.“Kau menunggu siapa? Shin atau… Sehun?” tanyanya dengan jeda dalam memanggil Sehun. Janeul tersenyum kikuk dan menggaruk rambutnya yang tak gatal. Matanya menangkap bungkusan plastic putih di tangan sang lelaki yang seumuran dengannya.
“Kau belum makan ya?” tanya Janeul tiba-tiba. Kyungsoo membulatkan matanya bingung dan segera mengikuti pandangan mata Janeul ke tangannya yang tengah membawa kantung plastic berisi makanan. Kyungsoo hanya memamerkan deretan giginya yang tersusun rapih. Janeul segera mengambil kotak makan dan kotak kue yang sedari tadi menemani perjalanannya.
Kyungsoo dengan segera menerima sodoran dari Janeul tersebut.“Makanlah. Aku harap rasanya enak,” ucap Janeul sesaat setelah dua kotak itu telah sampai di kedua tangan Kyungsoo. Kyungsoo melongo parah, membuat Janeul tertawa kikuk dan menggaruk kepala.“Ah.. dan kalau Sehun meminta makanan itu, jangan kau beri ya? Jebal~,” tambahnya yang sekarang mengatupkan kedua tangan, tanda memohon.
Lelaki yang masih tak mengerti dengan apa yang terjadi itu hanya menganggukkan kepalanya sambil ikut tersenyum canggung.“Aku masih ada urusan. Maaf merepotkanmu Kyungsoo~ah,” pamit Janeul menundukkan kepalanya. Kyungsoo menganggukkan kepala dan mulai berjalan masuk ke dalam apartemen.
Janeul menghela nafas panjang dan tersenyum kecil mengingat wajah lelaki bertubuh kecil itu. Satu getaran dari saku jaket, membuatnya mengeluarkan ponselnya yang menyala. Tunggu sebentar. Aku sedang menunggu lift. Pesan dari manager Kim yang baru saja masuk itu membuat Janeul dengan segera mengetik balasannya. Aku tidak jadi memberikan surprise untuknya. Kau kembalilah ke apartemen, aku ada urusan. Ponsel bercase mickey mouse itu segera mendarat dengan kasar di jok kanan samping Janeul.
Setelah menghidupkan mesin mobil yang sebelumnya mati, Janeul segera mengendarai mobilnya keluar dari basement apartemen EXO. Lampu lalu lintas yang berubah merah menghentikan laju mobil Subaru milik Janeul. Perempuan itu menatap layar besar yang berada di gedung seberang tempatnya berada. Air mukanya berubah kesal sesaat layar itu menampilkan sosok sang kekasih bersama dengan grupnya.
Genggaman tangannya di setir mengepal.“Mati saja kau Oh Sehun!” ujarnya kesal. Matanya yang terlapisi kacamata itu menatap sengit pada sosok Sehun yang tersenyum lebar. Mengalihkan pandangan, matanya menangkap ponsel yang tengah berkedip dan menampilkan tulisan ‘Oh Sehun is calling..’. Perempuan itu mendecih dan dengan segera membalik ponselnya, tak mau menjawab panggilan sang kekasih.