home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl)

Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl)

Share:
Author : eloisa98
Published : 25 Sep 2013, Updated : 20 Oct 2013
Cast : cast : Eunhyuk as himself, Victoria as you. Main Cast : Gwang Sun as Eunhyuk's younger cousin,
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |19330 Views |1 Loves
Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl)
CHAPTER 2 : Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl) Chapter 2

Aku terbangun saat kudengar ponselku berbunyi. Kucoba meraih ponselku dengan keadaan setengah sadar. Aku langsung mengangkat telepon masuk itu tanpa melihat siapa yang menelponku. Aku menyapa dengan nada yang masih mengantuk.

“Yoboseyo?” sapaku pada penelpon itu.

“Good morning! Sepertinya masih mengantuk ya?” balas penelpon itu yang ternyata adalah Gwang Sun. Sontak membuatku kaget dan terbangun dari tempat tidurku yang nyaman itu.

“Mwo? Gwang Sun-ah?!” jawabku kaget.

“Ne. Wae? Kaget ya? Hahaha...” sahutnya tertawa kecil.

“Cepatlah bersiap-siap. Kita ke Tous Les Jours!” sambungnya dengan nada yang antusias.

“Mwo?! Ini hari minggu, aku libur bekerja” jawabku dengan nada sedikit manja dan mengantuk.

“Sudahlah cepat! Aku ada di seberang kos-kosanmu! Apa kau tidak kasihan padaku yang sudah menunggumu hampir satu jam ini?” balasnya sedikit kesal.

“Mwo?!” akupun kembali terkaget. Aku langsung mengintip keluar. Kulihat Gwang Sun berdiri di seberang jalan. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya padaku sambil memegang ponsel yang menempel di telinganya itu. Kemudian aku menutup telepon darinya begitu juga dia.

“Cepatlah bersiap-siap! Ada yang menunggumu disana!” teriaknya dari seberang jalan.

“Aiiissshhhh! Merepotkan saja” gumamku sambil mengacak-ngacak rambutku dan langsung bersiap. Selesai bersiap, aku langsung menghampiri Gwang Sun.

“Sebenarnya siapa yang menungguku disana?” tanyaku merengut padanya.

“Sudahlah, ikut saja denganku” jawabnya sambil menarik tanganku. Beberapa meter dari Tous Les Jours, aku menghantikan langkahku. Kulihat 15 namja tampan itu kembali berkumpul di depan Tous Les Jours. Mereka terlihat sangat senang dan sepertinya sedang bersiap-siap untuk berangkat ke suatu tempat. Gwang Sun berhenti beberapa langkah di depanku. Dia menoleh ke arahku dengan ekspresi wajah yang bingung. Dengan cepat, ia meraih tanganku dan menarikku menuju Tous Les Jours. Lagi-lagi aku gugup saat aku berhadapan dengan mereka semua. Aku menyapa mereka setelah Gwang Sun menyapa lebih dulu. Aku membungkukkan badan dan menyapa mereka.

“Annyeonghaseyo!” sapaku sedikit tersenyum.

“Kenapa lama sekali?” tanya Eun Hyuk oppa padaku.

“Bukankah kau yeoja yang kemarin?” sahut Ryeowook oppa sambil menunjuk kepadaku.

“Kau bekerja disini kan?” lanjutnya.

“Ne” jawabku menundukkan kepala karena gugup.

“Mianhae, Eun Hyuk oppa” jawabku sedikit menyesalinya.

“Hmmm...lupakan, cepat kalian masuk ke mobilku” sahutnya menghela nafas panjang. Aku dan Gwang Sun pun segera masuk ke mobilnya. Member lain masuk ke 2 mobil lainnya, yang sepertinya itu adalah mobil milik Siwon oppa dan Kyuhyun oppa. Kami berangkat bersama-sama dari Tous Les Jours. Begitu Monkey itu mengemudikan mobilnya itu, aku segera bertanya padanya.

“Sebenarnya kita mau kemana? Kenapa mengajakku? Aku kan tidak punya hubungan apa-apa dengan kalian” tanyaku gugup di akhir kalimat.

“Mwo? Tidak punya hubungan? Bukankah kau seorang ELF?” jawab Monkey itu sedikit tetawa.

“Mwo?! K-kau, tahu darimana?” sahutku gugup dan mengalihkan pandanganku dari sepion tengah.

“Waktu itu aku sempat melihat layar ponselmu menyala, sepertinya ada pesan dari seseorang. Saat kulihat kau memasang wallpaper SJ. Aku jadi penasaran dan membuka gallery di ponselmu. Dan ternyata kau banyak menyimpan foto kami” jelasnya dengan wajah tak berdosa.

“Mwo? Omo! Bagaimana bisa kau membongkar ponselku seperti itu?? Aiissshh!!” celetukku dengan wajah kesal. Sedangkan Gwang Sun yang duduk di sebelahku, serta Dong Hae oppa yang duduk di kursi depan hanya bisa tertawa geli mendengarkan perdebatan kami. Kami berdua menghentikan perdebatan kami. Kamipun sampai di tempat yang tidak asing bagiku.

“Kona Beans?” gumamku.

“Tidak turun?” tanya Gwang Sun.

“Hmmm? Ooh~ne” jawabku tersenyum padanya. Aku segera turun dari mobil dan mengikuti mereka. kulihat suasana disini cukup ramai. Namun, apa yang akan mereka lakukan disini?

“Sebenarnya apa yang kita lakukan disini?” tanyaku penasaran kepada Eun Hyuk.

“Kau lupa? Hari ini kan tanggal 28 September, ulang tahun Shin Dong hyung” jawabnya meyakinkanku.

“Jinjja? Hari ini? Aku tidak menyadari kalau hari ini tanggal 28 September. Kukira masih besok” kataku dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan. Aku terus berjalan mengikuti mereka. mereka merayakan ulang tahun Shin Dong oppa dengan meriah, meskipun hanya perayaan kecil-kecilan. Aku pun turut menikmati acara. Hari ini kami banyak berbicara tentang satu sama lain. Mereka mengetahui tentang aku yang seorang ELF. Mereka juga mengetahui tentang aku yang seorang Ryeosomnia. Semuanya cukup senang hari ini, terutama aku, jarang sekali kan bisa mendapat kesempatan seperti ini?

Hari semakin gelap, aku pun berpamitan pulang kepada para member. Namun, tiba-tiba Eun Hyuk oppa berkata padaku,

“Kenapa terburu-buru? Masih baru jam 8”

“Aah~aniya. Aku masih ada tugas. Lagipula, besok kan harus pergi sekolah” jawabku tersenyum.

“Tinggalah dulu sebentar. Kau harus berfoto dengan kami semua, kau kan bisa memamerkannya pada teman-temanmu” katanya menahanku agar tidak pulang terlebih dulu.

“Ne. Itu benar” sahut Shin Dong oppa sambil sedikit tertawa.

“Emmm...” pikirku sambil menggaruk-garuk kepalaku meski tidak gatal. Tiba-tiba Siwon oppa menyahut.

“Sudahlah, biarkan saja dia pulang dulu. Kau tidak mengerti? Dia.....” belum selesai Si Won oppa berkata-kata, Eun Hyuk sudah menutup mulutnya.

“Ne ne, arasseo! Kau tidak perlu berceramah” sahutnya seraya menyingkirkan tangannya dari mulut Si Won oppa.

“Baiklah. Terserah kau!” lanjutnya berkata padaku dengan wajah tak ikhlas. Aku sedikit merasa bersalah padanya. Tidak, pada mereka semua. Aku berfikir sejenak tentang ekspresi yang terungkap dari Eun Hyuk oppa sambil memandanginya heran.

“Gwang Sun-ah, bisakah mengantarku pulang sebentar?” sahutku sambil terus menatap Eun Hyuk oppa.

“Oke!” jawab Gwang Sun. Sejenak sebelum aku mengalihkan pandanganku dan meninggalkan Kona Beans, Eun Hyuk oppa menatapku. Namun, dia memalingkan pandangannya, segera saat aku meninggalkan Kona Beans bersama Gwang Sun.

Gwang Sun mengantarku dengan mobil Eun Hyuk oppa. Dalam perjalanan, aku sempat melontarkan sebuah pertanyaan pada sepupu Myeolchi itu.

“Gwang Sun-ah” ucapku dengan raut wajah penasaran.

“Ne?” jawabnya singkat.

“Eun Hyuk oppa. Apakah dia, selalu seperti itu terhadap seorang yeoja?” tanyaku sedikt terputus-putus dengan nada yang penuh rasa ingin tahu.

“Mwo?” jawabnya menoleh kearahku sekilas.

“Apa dia memandang dingin seorang yeoja yang sedang bersama dengan seorang namja?” tanyaku dengan nada yang sama.

“Apa dia selalu bersikap seakan tidak rela saat yeoja itu pergi dengan namja itu?” lanjutku mengheningkan suasana. Gwang Sun tidak mengatakan apapun. Dia hanya memandangku dengan pandangan yang terlihat seperti seorang namja sedang melihat yeojachingunya membicarakan namja lain. Hanya sepatah kata yang dia lontarkan,

“Ani” ucapnya dengan raut wajah sama seperti saat ia memandangku tadi. Suasana hening kembali berlanjut hingga kami sampai di tempat tujuan. Aku tidak langsung turun dari mobil. Aku masih terduduk diam selama beberapa detik. Tak lama Gwang Sun mulai berkata.

“Tidak turun?” sahutnya dalam keheningan.

“Ne?” kataku sedikit kaget sambil menoleh ke arahnya.

“Ooh~ne. Aku akan turun” lanjutku memalingkan wajah dan segera turun dari mobil. Gwang Sun membuka kaca mobil dan mengucapkan salam perpisahan.

“Annyeong! Jaljayo!” ucapnya melambaikan tangan dan tersenyum padaku.

“Ne, gomawo!” balasku melambaikan tangan dan tersenyum juga padanya. Aku berbalik menuju kos-kosan kecilku. Aku merasa bersalah telah membohongi mereka semua. Aku berbohong tentang tugas yang harus kukerjakan itu. Aku menjatuhkan diriku diatas kasur. Aku masih terbayang akan semua yang terjadi hari ini.

“Waeyo?...” belum selesai aku bergumam. Ponselku berbunyi. Aku meraih ponselku dan membuka pesan singkat dari nomor yang tidak aku kenal.

- “Yaa! Kau punya twitter kan? Kirimkan aku nama twittermu! Eun Hyuk”

“Mwo?! Eun Hyuk oppa?” kataku kaget setelah membaca pesan singkat darinya. Kupikir dia mendapatkan nomerku dari Gwang Sun. Tanpa berpikir yang aneh-aneh, aku langsung mengirimkan nama twitterku padanya. Aku berdiri dan mengganti pakaianku dengan piyama yang biasa kupakai. Aku kembali membaringkan tubuhku diatas kasur. Ponselku kembali berbunyi dan aku langsung meraihnya kembali. Kulihat Eun Hyuk mengirim sebuah balasan.

- “Cepat buka twittermu!”

“Aiiissshhh! Apa kau selalu mengirim pesan dengan tanda seru?” celotehku kesal membaca balasan dari nya. Tanpa ragu-ragu aku langsung membuka akun twitterku. Mataku terbelalak kaget saat aku mengutak-atik akunku. Kulihat para member mulai memfollow twitterku satu persatu. Belum lagi Eun Hyuk, dan Ryeo Wook oppa yang mengupload fotoku bersama mereka. Semua itu membuatku bangkit kembali dari tempat tidurku.

“Mwoya? Kenapa mereka harus menguploadnya? Haaaah!” omelku menggelengkan kepalaku dan mengedipkan mataku sambil terus memandang ke arah ponselku. Seakan tidak percaya bahwa itu semua terjadi, aku mencubit pipiku.

“Awww!” ternyata ini bukan mimpi.

“Gawat! Semua orang di sekolah akan tahu jika seperti ini. Bisa-bisa semua yang kutakutkan selama ini akan terjadi. Haaiss! Gwang Sun-ah! Kenapa kau tidak melarang mereka?” gumamku menggelengkan kepala dan mengacak ngacak rambutku. Aku kembali menjatuhkan tubuhku diatas tempat tidur.

“Eotteohkae?” gumamku gelisah. Selang beberapa menit memikirkan semuanya. Aku menelpon Hyo Jin dan menceritakan semua yang terjadi.

“Mwo?! Mereka melakukannya?!”

“Ne...Eotteohkaji?” ucapku dengan nada putus asa.

“Kalau begitu, besok jangan masuk sekolah dulu. Biar aku bicarakan masalah ini dengan Gwang Sun. Kau bicaralah dengan mereka. Oke?”

“Ne” jawabku lemas. Aku menutup telpon dan mencoba untuk tidur. Berkali-kali aku terbangun dari tidurku. Aku masih terpikirkan dengan apa yang mereka lakukan terhadap twitterku.

"Sepertinya aku mendapat kesempatan yang terlalu besar” gumamku menghela nafas dan mencoba untuk tidur lagi.

Aku bergegas menuju Tous Les Jours. Aku tidak mempedulikan apa yang akan terjadi nanti. Segera aku masuk kedalam toko dan menghampiri Ein Hyuk yang sedang membantu ibunya bersiap untuk membuka toko. Namun aku tidak mempedulikan apa yang dia lakukan, dan siapa yang ada di sana. Aku langsung menarik tangan Eun Hyuk dan membawanya keluar toko. Tapi, dia menghentikan jalanku sebelum keluar dari toko sambil berteriak.

“Yaa!! Apa yang kau lakukan?” teriaknya sambil melepaskan tangannya dari cengkramanku. Aku mengeluarkan ponselku, membuka twitterku dan menunjukkan apa yang mereka lakukan kemarin terhadap twitterku. Aku memperlihatkannya tepat kedepan wajahnya tanpa berkata apapun dan menunjukkan wajah kesal.

“Mwo?? Bagus kan? Seharusnya kau senang karena kami memfollow akunmu. Bukankah kau fans berat kami?” katanya dengan wajah tak berdosa.

“Yaa!!!” teriakku mendekatkan wajahku kearahnya yang otomatis membuatnya menjauhkan wajahnya dari wajahku.

“Apa kau tidak tahu apa yang akan terjadi jika semua orang di sekolah tahu tentang ini?? Mereka akan menyerangku dan menjadikanku tempat penitipan barang!! Kau tega melakukan itu padaku??” lanjutku dengan wajah yang mulai memerah karena emosi. Dia masih terdiam dengan wajah yang setengah kaget. Aku menarik nafas panjang dan mencoba sedikit meredakan emosiku.

“Kami tidak tahu kalau kau tidak menginginkan ini semua. Lagipula kau tidak cerita pada kami” jawabnya menampakkan wajah polosnya itu.

“Mwo?! Hoooh~~ jinjja” gumamku menggelengkan kepala sambil menahan emosiku agar tidak meledak lagi.

“Gwang Sun tidak berkata apa-apa?” lanjutku sedikit mengurangi ekspresi kesalku.

“Ani” jawabnya menggelangkan kepala dan memasukkan tangannya kedalam kantong jaketnya.

“Nan eotteohke?” gumamku meninggalkan dia. Tiba-tiba dia meraih tanganku. Aku langsung berbalik menatap wajahnya.

“Gwaenchana! Aku akan membuat semua itu tidak terjadi!” dia meyakinkanku atas perkataannya dengan ekspresinya yang penuh tanggung jawab itu. Dia langsung menarikku masuk ke dalam mobilnya.

“Mau kemana?” tanyaku sedikit curiga.

“Ke Kirin. Kau sekolah disana kan?” jawabnya dengan wajah datar.

“Mwo? Apa yang akan kau lakukan?” balasku kaget.

“Aku akan membuat mereka tidak melakukan apa yang kau takutkan” ucapnya sambil terus menatap ke arah jalan. Aku hanya pasrah atas apa yang akan dilakukannya. Sampai akhirnya kami sampai di Kirin. Kami pun keluar dari mobil. Beberapa orang mulai mengerubungi kami. Dan semakin membludak saat kami masuk lewat pintu utama. Eun Hyuk masih terus memegang tanganku erat, memastikan aku tidak terpisah darinya dalam kerumunan itu.

“Semuanya! Dengarkan perkataanku!” kata Eun Hyuk sedikit berteriak. Mereka pun sedikit menjauh dari kami berdua dan menghentikan ocehan mereka. kulihat Hyo Jin dan Gwang Sun berdiri di antara kerumunan. Aku hanya bisa berpasrah dengan apa yang akan Eun Hyuk lakukan. Eun Hyuk langsung melanjutkan ucapannya yang belum terselesaikan tadi.

“Kalian pasti sudah tahu kan, kalau kami member Super Junior memfollow akun twiter milik Victoria? Kami memfollownya karena kami benar-benar saling mengenal, bukan seperti yang kalian pikirkan” kata-katanya langsung membuat suasana menjadi hening. Mereka yang berkumpul langsung terdiam kaget dan heran tentang semua yang dikatakan Eun Hyuk.

“Kumohon, jangan menanyakan semua hal tentang kami. Dan juga, jangan pernah menitipkan apapun padanya untuk diberikan pada kami, karena dia tidak menyukainya. Kumohon, buatlah dia merasa nyaman seperti biasanya.” selesai dengan semua perkataannya, dia menundukkan badan dan langsung menarikku keluar sekolah dan mambawaku kembali ke Tous Les Jours.

“Apa yang kau lakukan? Kau gila?” sahutku kesal dan heran.

“Mwo? Bukankah kau ingin semua yang kau takutkan itu tidak terjadi? Aku sudah melakukannya untukmu, jadi jangan mengkhawatirkan mereka” balasnya sedikit kesal dan langsung masuk kedalam toko meninggalkanku sendiri diluar toko.

“Haaiisss! Kenapa seperti ini?” gumamku memanyunkan bibirku. Aku melihat ke arah Eun Hyuk oppa yang berada di dalam toko. Kulihat dia masih terlihat agak kesal denganku. Dengan raut wajahnya itu, dia meneguk segelas minuman yang dipegangnya. Saat aku sedang menatapnya, tiba-tiba ia menatap balik ke arahku. Aku langsung memalingkan kembali pandanganku dan mulai berjalan menjauh dari toko. Aku berjalan tanpa tujuan. Aku masih terpikir akan kata-kata Eun Hyuk oppa. Sebenarnya ada benarnya juga yang ia katakan itu. Namun, karna sifatku yang keras kepala, aku tidak memikirkannya baik-baik. Aku masih melangkah perlahan lurus kedepan. Tiba-tiba seseorang meraih tanganku. Aku langsung menghentikan pikiranku dan membalikkan badanku. Perlahan aku mulai mengangkat wajahku dan memandang wajah namja itu. Ternyata namja itu Gwang Sun.

“Gwang Sun-ah?”

“Mau kemana? Tidak bekerja?”

“Molla” aku memalingkan pandanganku darinya.

“Ikutlah denganku” sahutnya. Ia langsung menarik tanganku. Ia membawaku kembali ke toko. Aku menyangka kalau dia mengetahui pertengkaranku dengan Eun Hyuk barusan. Namun, aku tidak berani menanyakannya.

“Duduklah”

“Ne” aku duduk terdiam dengan wajah yang terlihat lemas. Gwang Sun menghampiri Eun Hyuk dan berbicara sejenak dengannya. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku menatap mereka dengan serius. Tapi, aku memalingkan pandanganku saat mereka menatapku balik. Tiba-tiba mereka menghampiriku. Aku hanya bisa berdiri menatap mereka dengan wajah menyesal. Terutama kepada Eun Hyuk. Tidak lama Eun Hyuk pun berkata.

“Bersiaplah untuk bekerja. Gwang Sun akan membantumu bekerja hari ini”

“Ne” jawabku gugup sambil menundukkan kepala. Dia langsung meninggalkan aku dan Gwang Sun.

“Apa yang kalian bicarakan?”

“Hmm? Tentang pertengkaran kalian barusan. Dia sudah memaafkanmu. Kuharap kau juga memaafkannya” jawabnya tersenyum dan langsung merapikan toko untuk persiapan. Aku hanya menghela nafas panjang dan melakukan pekerjaanku. Ternyata benar apa yang kuduga, kalau dia mengetahui tentang pertengkaranku dengan sepupunya itu. Setelah selesai merapikan toko, Eun Hyuk pun membalik tulisan ‘CLOSE’ menjadi ‘OPEN’. Seperti biasa, tidak lama orang-orang yang sudah menunggu didepan toko langsung memasuki Tous Les Jours. Kami pun mulai bekerja seperti biasa. Aku dan Eun Hyuk mulai membaik lewat kerja sama kami di toko. Gwang Sun pun ikut senang melihat kami berdua sudah baikan.

Akhirnya haripun semakin gelap. Sudah tiba waktunya aku untuk kembali ke kosanku. Aku berganti pakaian dan bersiap untuk pulang. Aku mengucapkan salam pada mereka berdua dan juga Ibu Eun Hyuk.

“Annyeonghigaseyo!” pamitku membungkukkan badan.

“Ne, hati-hati”

“Besok masuklah sekolah! Kita berkumpul kembali”

“Ne, ara” aku tersenyum menjawabnya. Aku meninggalkan toko dengan hati gembira. Tiba-tiba aku teringat harus menelepon Hyo Jin. Kuambil ponselku didalam tas jinjingku.

“Yoboseyo, Hyo Jin-ah!”

“Ne, Victoria”

“Bagaimana dengan anak-anak di sekolah?”

“Beres! Tenang saja, mereka tidak akan melakukan hal buruk padamu. Mungkin mereka hanya mengagumimu. Hahahaha~~”

“Yaaa! Hentikan tawa gilamu itu! Hufftt~”

“Wae?? Setidaknya mereka tidak mem-bully dirimu”

“Yaaah, lihat saja besok. Gomawo”

“Ne” dia mengakhiri pembicaraan dan menutup telepon. Aku menghela nafas lega. Akhirnya mereka mengerti semuanya. Aku menghayati (?) langkah demi langkahku menuju tempat tinggalku sambil menikmati hembusan udara malam yang sedikit beku. Sesaat sebelum aku memasuki kosan, ada pesan masuk dari Eun Hyuk oppa.

- “Sudah sampai?”

“Ne, aku sudah sampai” sambil menunggu balasan darinya, akupun mengganti bajuku dan berbaring di kasur empukku.

- “Baguslah. Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Apa kau mau tidur?”

“Ne. Beristirahat untuk sekolah besok ^^ kau?”

- “Aku? Memikirkanmu. Hahaha~~ XD”

“Yaaa! Apa tidak ada pekerjaan lain selain memikirkanku? Atau jangan-jangan kau menyukaiku ya? XD *LOL”

- “Mwo? Nega? Aniya. Jangan GR :D aku hanya khawatir dengan pegawaiku ini. Hahaha~~”

“Jinjja? Kau mengkhawatirkanku? Wae? >//<”

- “Yaah, karena kau satu-satunya pegawai yeoja di Tous Les Jours XD Aniya, jinjja, aku mengkhawatirkanmu karena kau sahabatku ^^”

“Jinjja? Aku tidak percaya kau menganggapku sahabat. Haha~~”

- ”Hehehe~~ kau ini. Sudahlah, sana cepat tidur. Besok harus bangun pagi untuk sekolah. Victoria-ssi, hwaiting~!!! Jaljayo ^^”

“Ne, gomawo ^_^” selesai sudah percakapanku dengannya lewat pesan. Setelah terlarut dalam percakapan itu, akupun langsung terlelap setelah meletakkan ponselku di atas meja kecil disamping tempat tidurku. Akhirnya hari ini bisa kulalui dengan baik. Tanpa harus membesarkan masalah dengan Eun Hyuk.

Hari ini seperti yang kuharapkan. Dan juga seperti yang dikatakan Hyo Jin. Semua ELF tidak melakukan hal buruk padaku, mereka juga tidak menanyakan atau menitipkan apapun padaku. Aku berterima kasih dalam hati pada Eun Hyuk dan Hyo Jin. Akupun kembali berkumpul bersama Hyo Jin dan Gwang Sun.

“Benar kan kataku? Mereka tidak melakukan apapun padamu”

“Yaaah, kau benar. Tapi mereka terlihat seperti orang gila jika bertemu denganku” perkataanku itu membuat Hyo Jin dan Gwang Sun tertawa geli. Aku hanya menghela nafas lega. Lagi-lagi Eun Hyuk mengirimku sebuah pesan.

- “Victoria-ssi! Bagaimana dengan hari ini? Apa berjalan sesuai keinginan? Semoga harimu menyenangkan ^^

 

 

Selamat belajar, aku tidak ingin mengganggumu :D”

”Mwoya?” gumamku tertawa kecil. 

“Wae?”

“Sepupumu, mengirim pesan dengan banyak enter” kataku sambil membalas pesan dari Eun Hyuk. Gwang Sun pun hanya tersenyum geli.

“Ne semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang kuharapkan :D ini berkatmu dan Hyo Jin ^^ Gomawo ^_^” setelah mengirim balasan pesanku, aku langsung memasukkan ponselku kedalam tas dan melanjutkan belajarku, karena Ui Seon seonsaengnim sudah memasuki ruang kelas.

Seperti biasa, sepulang sekolah aku berubah profesi sebagai seorang pelayan. Tapi, tidak seperti biasanya. Entah mengapa Hyo Jin tiba-tiba ingin mengunjungi Tous Les Jours. Tiba-tiba dia menepuk pundakku dari belakang dan membuatku kaget.

“Yaa!”

“Aiiish, jinjja. Kau ini mengagetkan orang saja. Kau mau temanmu ini jantungan?”

“Mianhae”

“Aiiissh, sembunyikan wajah manjamu itu. Tidak enak untuk dilihat”

“Mwoya?” Hyo Jin langsung merubah ekspresi manjanya menjadi datar. Kulihat Gwang Sun datang menghampiri kami.

“Ada apa ini?”

“Molla, Hyo Jin tiba-tiba berubah jadi sedikit aneh” jawabku sambil memandang Hyo Jin dengan heran.

“Aniya” balas Hyo Jin menggelengkan kepalanya.

“Oiya, bolehkah aku ikut ke toko?” lanjutnya dengan wajah antusias. Aku dan Gwang Sun saling memandang bingung setengah kaget.

“Yaa! Ada apa denganmu? Biasanya kau tidak pernah mau pergi dengan siapapun”

“Mungkin dia ingin bertemu dengan Eun Hyuk hyung”

“Yaaaah, begitulah” jawab Hyo Jin sedikit tersipu malu.

“Aaah~Aku tau sekarang. Kau menyukai si Monkey itu kan? Sudah mengaku saja” sindirku menyenggol lengannya sambil melirik Gwang Sun yang sedikit tertawa.

“Aniya...Kau tau kan? Victoria-ssi?” jawabnya sambil mengangkat alisnya.

“Ne, ne arraseo”

“Yaa, apa yang kalian sembunyikan?” sahut Gwang Sun dengan wajah penasaran. Aku dan Hyo Jin hanya tertawa kecil.

“Kaja! Kita berangkat” ajakku kepada Hyo Jin. Kami segera menuju ke mobil Hyo Jin.

“Chakamhan! Aku ikut!” teriak Gwang Sun mengejar kami.

“Mwo? Kau ikut? Tumben sekali?”

“Hmmm, aku hanya ingin membantumu bekerja seperti kemarin”

“Hmm? Oke. Kaja!” Dalam perjalanan kami melontarkan banyak candaan. Di tengah candaan kami, ponselku berbunyi menerima sebuah pesan. Kulihat ada 2 pesan masuk dari Eun Hyuk oppa. Aku membaca pesan pertama terlebih dahulu.

“Baguslah kalau berjalan seperti apa yang kau inginkan. Semoga akan terus seperti itu ^^”  balasan yang dikirim pukul 12.21, tepat saat pelajaran Ui Seon seonsaengnim. Kemudian kubuka pesan kedua darinya.

“Apa kau sudah pulang dari sekolahmu? Cepatlah kesini. Sepertinya aku merindukanmu XD kekekekekeke~~~”  aku tertawa kecil membaca pesan darinya. Aku segera membalas pesan darinya itu.

“Mwoya? Jangan mengada-ada. Aku sedang dalam perjalanan menuju toko. Oiya, ada temanku yang ingin bertemu denganmu. Kuharap kau menyukainya ^_^”

“Jinjja? Waaah, penggemarku datang~~XD jadi tidak sabar”

“Haha~~tunggu saja, sebentar lagi kami sampai :)”

“Ne :D” 

“Sepertinya Eun Hyuk sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu Hyo Jin-ah”

“Jinjja?” Hyo Jin menanggapinya dengan antusias. Aku dan Gwang sun hanya tertawa kecil. Akhirnya kami sampai di toko. Hyo Jin pun dengan antusias memasuki toko dengan aku dan Gwang Sun mengikutinya dari belakang. Eun Hyuk pun menyambut kami bertiga dengan senang.

“Ini temanku yang ingin bertemu denganmu. Namanya Hyo Jin”

“Annyeongaseyo. Hyo Jin-imnida”

“Ne, bangabta”

“Dia yang membantuku saat pertama aku masuk Kirin hyung. Dia sangat baik” Gwang Sun menyahut dengan sedikit sanjungan.

“Ne. Dia juga membantuku saat aku masuk Kirin. Kami bertiga selalu berkumpul bersama tiap hari. Jadi kalau kau mengkhawatirkanku, kau bisa bertanya pada mereka berdua. Hahaha~~” aku membalasnya dengan candaan.

“Mwo? Mengkhawatirkanmu? Ani, aku tidak mengkhawatirkanmu” Eun Hyuk menggelengkan kepalanya sambil menyembunyikan wajah malunya.

“Jinjja? Benar tidak mengkhawatirkanku? Lalu, pesan kemarin apa?” aku menyindirnya terkait pesan yang kemarin malam dia kirimkan. Hyo Jin dan Gwang Sun memasang wajah penasaran sambil menggoda aku dan Eun Hyuk.

“Sepertinya ada yang terjadi diantara kalian. Atau jangan-jangan...”

“Hyung....Kau menyukainya?” Gwang Sun sedikit berbisik sambil melirik kearah Eun Hyuk dan diriku secara bergantian.

“ANIYA!! TIDAK MUNGKIN!!” aku dan Eun Hyuk menjawab kompak dengan sedikit kaget.

“Lihat, bahkan kalian saja menjawab dengan kompak. Pasti kalian ada hubungan asmara” Hyo Jin kambali menggoda sambil melirik padaku.

“Mwo?!”

“Sudahlah, kalian ini. Berpikiran negatif saja. Aku dan Victoria tidak ada hubungan apa-apa. Hanya atasan dan bawahan” Eun Hyuk menjelaskan pada mereka dengan sedikit gugup. Kami berempat berganti topik dan melanjutkan pembicaraan sambil menikmati roti dan minuman hangat. Hyo Jin dan Eun Hyuk melanjutkan perbincangan mereka. sedangkan aku dan Gwang Sun mulai bekerja seperti biasa. Aku melihat mereka berdua terlihat cocok. Kukira Hyo Jin lebih cocok dengan Eun Hyuk daripada dengan Gwang Sun. Namun, tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa dia hanya sebatas penggemar, dan hatinya sudah tertuju pada Gwang Sun. Entah apa yang kupikirkan ini. Tidak tahu kenapa aku merasa sedikit lega jika Hyo Jin memang hanya sebatas penggemar Eun Hyuk. Disamping itu aku juga sedikit merasa senang saat Eun Hyuk mengirim pesan padaku. Sebenarnya apa yang au rasakan ini? Tidak mungkin kalau aku menyukainya. Atau mungkin karena aku dan dia adalah sahabat dekat? Ini semua membuatku pusing. Sampai aku pulang pun, aku masih saja memikirkan hal ini. Sampai-sampai aku menjawab pesan dari Eun Hyuk secara singkat, tidak seperti biasa, seperti layaknya orang yang sedang menjauhi seseorang yang dibenci. Hingga Eun Hyuk pun kesal dan menelponku.

“Yoboseyo?”

“Hey, ada apa denganmu? Apa kau sedang tidak enak badan? Atau kau sedang ada masalah? Sepertinya tadi kau terlihat ceria. Kenapa sekarang jadi seperti ini? Wae???”

“Yaa! Jangan mengoceh terlalu panjang, tidak enak didengar tau! Kalau bertanya satu-persatu”

“Bagaimana aku tidak mengoceh? Kau tidak seperti biasanya. Telepon pun kau berbicara dengan lemas, seperti orang yang sedang sekarat”

“Mwoya? Aku, hanya mengantuk”

“Benar? Kau menjawab dengan gugup. Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?”

“Aniya! Benar, aku hanya mengantuk” aku berpura-pura menguap.

“Benar? Kau tidak apa-apa kan?”

“Ne. Nan gwaenchana”

“Hmmm...Baiklah jika benar tidak apa-apa. Tapi ingat ya, jangan pernah menyembunyikan apapun dariku. Jika sesuatu terjadi, bicaralah padaku. Yaksok?”

“Ne, nan yaksokhae”

“Baiklah kalau begitu. Aku senang mendengarmu tersenyum. Istirahatlah, jaljayo”

“Ne, gomawo” dia tersenyum sebelum menutup teleponnya. Ada apa ini? Kenapa aku jadi gugup begini? Apa yang sebenarnya aku rasakan? Aaaah~~ini membuatku gila! Aku tidak ingin memikirkannya lagi. Semoga saja tidurku nyenyak dan aku melupakan semuanya. Kuharap besok tidak seperti ini lagi.

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK