*Daesung PoV
Pintu kamarku digedor kuat oleh seseorang. Aku yang sedang santai menikmati akhir pekan terpaksa membuka pintu tersebut. Kulihat sosok pria dengan ekspresi muka cemberut menanti disana.
“Ada perlu apa kau kesini?” tanyaku ketus padanya. Dari sekian banyak orang di muka bumi, manusia di depanku ini adalah orang yang paling kuhindari untuk bertemu. Apalah daya, dia salah satu sahabat yang dapat kupercaya hingga saat ini. Bertahan hidup di Jepang tanpanya sama seperti menantang hujan di saat musim hujan. Ah, payah sekali aku menganalogikannya. Pokoknya seperti itulah sosoknya itu di mataku.
Dia lalu masuk ke kamarku dan duduk di samping tempat tidurku. Ekspresi cemberut masih terukir di wajahnya.
“Ah...aku pusing selalu berada di antara kalian. Kenapa kalau kalian ada masalah, aku selalu di tengah-tengah kalian.” gerutunya.
“Woah! Calm Down, Dude! Datang-datang, kau marah padaku. Kenapa?” tanyaku sambil menahan tawa. Aku yakin Seunghyun saat ini frustasi karenaku. Aku hanya belum tau apa yang membuatnya se-depresi itu.
“Tadi malam, Aoko-chan meneleponku. Dia menanyakan statusmu. Apakah benar kau sudah pacaran? Dengan siapa?? Kenapa tak bilang-bilang padaku?” tanya Seunghyun setengah berteriak padaku. Aku tersentak kaget saat mendengarnya menyebutkan nama Aoko. Rasa rindu merayap di hatiku kala mengingat sosok gadis itu.
“Aoko meneleponmu? Wah! Apa kabar ya anak itu? Hehehehe... maaf, Seunghyun. Aku hanya ingin memberitahukanmu di saat yang tepat. Iya, saat ini aku sedang menjalin hubungan dengan seseorang.
“Congratulation! Akhirnya, kau punya pacar juga! Aku turut senang mendengarnya. Ngomong-ngomong, pacarmu itu siapa?” ujar Seunghyun. Aku tersenyum simpul mendengarnya. Awalnya, aku ingin merahasiakan sosok wanita yang telah mengambil hatiku dari pria penasaran di hadapanku. Tapi, tampaknya ada orang yang lebih penasaran dari Seunghyun. Kukira Aoko telah melupakanku dan bahagia bersama pria yang dia kenalkan padaku empat bulan lalu.
“Namanya Mikan. Dia teman kerjaku. Kalau ada kesempatan, aku akan memperkenalkannya padamu. Tapi, tunggu Seunghyun! Kenapa Aoko menanyakan statusku padamu?” tanyaku kebingungan. Seunghyun menjawab pertanyaanku dengan mengangkat bahu pertanda dia juga tidak tahu hal tersebut. Dia lalu asyik berkeliling kamar dan mengobrak-abrik isi kamarku. Alasannya, dia penasaran dengan wajah Mikan dan meyakini bahwa aku pasti menyimpan fotonya. Aku tertawa geli melihat tingkahnya. Inilah yang membuatku ‘sebenarnya’ malas untuk bercerita pada Seunghyun. Kalau dia sedang penasaran, dia akan mencari tahu hal tersebut hingga rasa penasarannya terjawab. Tiba-tiba, aku teringat dengan Aoko. Aoko juga memiliki sifat yang sama dengan Seunghyun. Rasa ingin tahu yang tinggi, bersemangat dan selalu positif melihat sesuatu. Sifat itulah yang membuatku jatuh cinta pada Aoko dan mengaguminya selama empat tahun. Kukenang masa-masa bahagia menjalani hubungan tanpa status bersamanya. Lamunanku terputus oleh tepukan Seunghyun di pundakku.
“Hei! Aku tak menemukan satupun foto kekasihmu. Jangan-jangan kau bohong ya!” selidik Seunghyun. Aku menatapnya kesal.
“Aku memang sengaja tak menyimpan fotonya karenamu. Kalau kau melihatnya, kau akan jatuh cinta padanya.” ledekku pada Seunghyun.
“Enak aja! Gini-gini, Hara menantiku di Korea. Aku masih setia padanya. Mana sih foto pacarmu itu?” ucapnya sambil membongkar isi dompetku. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat prilakunya.
###