*Aoko PoV
Pesan singkat dari Seunghyun-kun telah menjawab segala penasaranku. Daesung-kun telah memiliki kekasih. Nama kekasihnya Kurosaki Mikan dan juga teman kerjanya. Informasi itu cukup untuk membawaku berdiri di depan gedung tempat Daesung kun bekerja. Kulangkahkan kakiku menuju pusat informasi dengan penuh percaya diri. Senyum lebar menghiasi wajahku.
“Permisi, Saya ingin bertemu dengan seorang teman. Namanya Kurosaki Mikan. Bilang saja ini dari Yamada Aoko.” ucapku pelan pada petugas resepsionis itu. Dia lalu menghubungkan pesanku pada seseorang dan memintaku menunggu di lobi. Aku duduk di sofa lobi sambil melirik ke arah lift. Sungguh rasa penasaran ini telah membuatku nekad mencari tau sosok pasangan Daesung-kun. Penasaran yang juga bercampur dengan penyesalan karena mengabaikan perasaan Daesung-kun selama empat tahun. Memang benar kata pepatah, nasi telah menjadi bubur. Aku baru menyadari perasaanku saat dia meninggalkanku.
Aku terkejut saat melihat dua orang berpegangan tangan berjalan cepat ke arahku. Aku mengenali salah satunya, dia adalah Daesung-kun. Itu menandakan wanita cantik nan anggun di sampingnya adalah kekasihnya.
“Maaf membuatmu menunggu lama, Aoko-chan. Kuperkenalkan wanita ini kekasihku. Namanya Kurosaki Mikan.” ucap Daesung-kun sambil mempersilahkan wanita di sampingnya menyodorkan tangan padaku. Aku membeku melihatnya tanpa basi-basi memperkenalkan kekasihnya padaku. Sakit melihatnya tersenyum bahagia bersama wanita lain.
“Hei, namaku Kurosaki Mikan. Aku dengar dari Daesung-kun, kau teman dekatnya. Dia memang berjanji untuk mengenalkan teman-temannya padaku. Salam kenal, Aoko!” ucap wanita itu sambil tersenyum. Kutatap sosok wanita itu. Aku jelas kalah darinya. Wanita itu dewasa dan pantas untuk menjadi pendamping Daesung-kun. Sedangkan aku hanya mahasiswi tingkat akhir yang bahkan belum bisa mengurus diri sendiri.
“Mana pacarmu, Aoko-chan? Bukannya empat bulan lalu, kau membawa seorang pria dan mengenalkannya padaku sebagai teman dekat.” ucap Daesung-kun sambil tersenyum. Perasaan sesal semakin mengiris-iris hatiku. Pria yang dimaksud Daesung-kun adalah teman kuliah yang kebetulan suka padaku. Aku memanfaatkannya untuk membuat Daesung-kun cemburu padaku. Tapi, aku memang dari awal mencintai Daesung-kun.
“Oh, Daichi. Dia hanya teman kuliah dan kami tidak memiliki hubungan apa-apa. Aku senang melihat Daesung-kun telah memiliki pendamping yang pantas. Mikan-san, bahagiakan Daesung-kun ya! Aku pamit undur diri dulu. Terima kasih telah menemuiku dan maaf menganggu waktu kerja kalian.” ucapku sambil membungkuk pada mereka. Aku kemudian meninggalkan mereka dengan air mata menggantung di pelupuk mata.
###