Tittle : Neverland
Author : BaekMinJi93
Genre : Comedy, Romance, School Life, Family, Oneshoot
Ratting : PG 15
Main Cast : – Oh Se Hun (EXO), – Jung Ye Rin (GFriend)
Support Cast : – Jung Hye Rim/Eunji (A Pink), – Another GFriend’s Member
Disclaimer : All about this story is mine. Don’t be a plagiarism, guys :)
Summary :
Apa kau tahu rasanya berciuman?
Jika kau pernah merasakannya, bisakah beritahu aku bagaimana kesan pertama mandapatkannya?
– My boy, I opened the window to the dazzling sunlight
As I greeted the nice wind
Your eyes smile when you see me
My day is a sweet and perfect day-
#Author P.O.V
Minggu pagi yang cerah. Beberapa cela dipenuhi oleh sinar sang surya yang mencoba untuk menyapa seorang gadis cantik di dalamnya. Merasa terganggu dengan sinar itu, perlahan kedua mata gadis itu mulai membuka. Gadis itu menggeliat malas. Tak lama kemudian ia beranjak dari tidur cantiknya dan berjalan menuju balkon kamarnya. Ia menyingkap tirai jendela kamarnya dan membiarkan sinar sang surya masuk lebih banyak lagi.
“Good morning, world! How are you today?!”
Gadis itu berteriak dengan kerasnya seakan ia sendiri yang berada disana. Senyum manis ia biarkan terus mengembang di wajah khas bangun tidurnya. Gadis itu tak menyadari bahwa di seberang tempat ia berdiri sekarang –tepatnya di sebuah balkon rumah di samping rumah gadis itu–, ada seorang pria yang sibuk dengan buku bacaannya.
“Berisik,” gerutu orang itu.
Merasa ada yang menyahuti perkataannya, gadis itu menoleh ke arah sumber suara. “Yak! Kau?! Sejak kapan kau disini?”
Pria itu mengambil cangkir yang berisi teh berada tak jauh darinya dan menyesapnya sejenak. “Sudah lama sampai kau datang dan menghancurkan pagi indahku, Jung Ye Rin.”
Gadis yang dipanggilnya Jung Ye Rin tersebut berdecak kesal dan menggerutu pelan, “Berlebihan.”
“Kau yang berlebihan, Jung Ye Rin. Bisakah kau sehari saja tidak mengacaukan suasana pagi tenangku?”
Yerin yang dibalas seperti itu merasa kesal. Belum sampai ia membuka mulutnya kembali, pria itu kembali melanjutkan, “Sudahlah. Aku malas berdebat denganmu. Aku masuk ke dalam saja.”
“Yakk! Oh Se Hun! Siapa juga yang ingin berdebat denganmu?!” pekik Yerin kesal.
Huh! Seenaknya saja mengatakan ‘Aku malas berdebat denganmu’. Memang kau tidak sadar kau yang memulainya, Oh Se Hun?!
Yerin mulai menggerutu di dalam hatinya. Ia sangat kesal dengan perlakuan namja dingin itu setiap harinya. Sedangkan Sehun hanya mengangkat bahunya acuh dan melangkah masuk ke dalam setelah sebelumnya ia melempar sesuatu ke arah gadis itu.
“Aargh!” seru Yerin kaget. Ia mengarahkan arah pandangnya pada benda yang mengenai hidungnya itu.
Bola kertas.
Yerin mengambil kertas itu dengan ragu. Kertas itu terlihat kusut, kentara sekali jika kertas itu telah diremuk sehingga berbentuk seperti bola. Penasaran kenapa Sehun melempar itu kearahnya, Yerin mulai membukanya.
Datanglah ke taman bermain kompleks rumah kita. Kutunggu kau pukul 7 malam nanti. Awas saja jika kau tak datang. I’ll give you a punishment!
Yerin lagi-lagi berdecak kesal. “Memang aku takut dengan ancamanmu? Aku tidak takut, Oh Se Hun!”
Ia memekik ke arah rumah Sehun. Sebenarnya ia juga takut jika Sehun tidak mendengarnya dan orang lain yang mendengarnya akan menganggap dirinya gila. Tapi ia tidak peduli.
Yerin menghentakkan kakinya kesal menuju kamar mandi. Mungkin dengan mandi, pikirannya akan segar kembali. Ya, mungkin saja.
-Sementara itu-
Seorang pria bersandar di headboard ranjangnya. Tiba-tiba ia tersenyum manis.
“Kuharap kau datang, ms. Jung.”
***
Jam sudah menunjukkan hampir pukul 7 malam, namun hal itu tidak menjadi masalah bagi Jung Ye Rin. Seakan tidak mempunyai beban apapun, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan langkah santainya.
Setelah selesai mengganti pakaian yang lebih casual dari yang sebelumnya, Yerin berjalan menuju meja belajarnya. Perlahan gadis itu mulai membaca salah satu novel diantara deretan rapi koleksi novel di meja belajarnya. Satu per satu halaman mulai selesai ia baca. Ia sangat serius ketika mencoba memahami isi cerita tersebut. Tak lama kemudian sebuah suara yang ia kenali sebagai suara nada dering panggilan teleponnya memecah konsentrasinya. Beruntung ia meletakkan ponsel miliknya dekat ia duduk saat ini. Ia melirik nama yang tertera di ponselnya sekilas.
The Crazy Oh Sehun Calling~
Tanpa ada rasa bersalah yang terselip di hatinya, dengan segera ia mereject panggilan itu dan kembali pada aktivitas membacanya.
Belum lama gadis itu fokus dengan konsentrasinya, bunyi deringan ponselnya kembali terdengar.
“Arrggh… Oh Sehun! Kau itu benar-benar…”
Yerin sempat menggeram sejenak sebelum akhirnya menyerah dan lebih memilih cara damai.
“Ada apa?” ketus Yerin.
“Seperti itukah caramu ketika mengangkat telepon dari seseorang? Bisakah lebih sopan sedikit?” balas Sehun remeh.
Yerin menggenggam telapak tangannya erat-erat. Dengan napas berat, ia kembali melanjutkan perkataannya dengan nada lembut yang terkesan sangat dibuat-buat, “Ada yang bisa saya bantu, tuan Oh Sehun?”
Terdengar Sehun terkikik kecil. “Begitu lebih baik. Yak! Jung Ye Rin! Apa kau melupakan janjimu sendiri?”
Yerin memutar bola matanya berpikir sejenak, setelah itu ia tersenyum menantang. “Tidak, aku tidak melupakan apapun.”
“Lihat jam dindingmu saat ini. Pukul berapa sekarang?”
Yerin mengikuti instruksi Sehun dan menjawab pertanyaannya dengan santai. “Pukul 7 lebih 15 menit. Memang kenapa?”
“Lalu?”
“Lalu…”
“Yak! Jung Ye Rin, berhenti mengikuti kata-kataku! Sudahlah. Aku tidak mau tahu kau harus datang kesini sekarang juga atau…”
“Atau apa?”
“Atau aku akan menghukummu!”
Setelah mengatakan hal itu, Sehun menutup teleponnya sepihak. Yerin mengerucutkan bibirnya kesal.
Menghukumnya?!
“Ck.. Memangnya dia siapa? Berani mengancamku?”
Yerin mencoba menenangkan dirinya sendiri. Tapi tiba-tiba ia teringat sikap Sehun terhadap orang yang berani menantang dirinya. Pria itu akan…
“Tidak! Dia akan mengatakan aib terburukku di seluruh sekolah. Dan semua teman-teman akan menjauhiku, lalu…”
Ini yang paling mengerikan baginya. “Lalu, gelar ‘The Most Popular’ ku di sekolah seratus persen akan jatuh padanya. TIDAKK!!!”
Dengan rasa panik, ia segera menyambar ponselnya dan pergi keluar rumah secepat mungkin. Bahkan gadis itu lupa untuk mengambil mantel, padahal suhu di waktu malam seperti ini sangat tinggi. Benar-benar gadis ceroboh.
***
Sehun sudah duduk manis di salah satu ayunan yang berada di taman bermain. Sudah lama ia menunggu Yerin disini dan sampai saat ini gadis itu belum menampakkan batang hidungnya sedikitpun.
“Huh! Kemana saja gadis itu?” rutuknya kesal.
Tiba-tiba sebuah jawaban terpampang jelas diantara penglihatannya saat ini. Sehun melihat Yerin berlari menuju ke arahnya, dengan segera ia mengganti raut wajahnya sedingin mungkin.
“Yak! Oh Sehun! Hah… hah… Ada apa kau menyuruhku datang kesini, huh?!” kata Yerin seraya mengatur napasnya yang tersengal.
“Tidak ada. Tidak bolehkah aku menyuruhmu sesuka hatiku?!” sahut Sehun santai.
“Yakk! Kau pikir aku ini pembantumu? Menyuruhku seenaknya. Memang kau ini siapa?”
“Oh Sehun.”
“Yak! Sehun-ah… Kau itu benar-benar menyusahkan…” geram Yerin.
Gadis itu menggenggam erat telapak tangannya tepat di depan wajah Sehun, seolah ingin meremukkan wajah menyebalkan itu saat ini juga. Melihat itu, Sehun tertawa lepas. Menggoda gadis bernama Jung Ye Rin ini merupakan kesenangan tersendiri bagi seorang Oh Sehun.
“Sudahlah lupakan. Duduklah. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu,” Sehun mencoba mengalihkan pembicaraan ini.
Yerin menuruti perkataan Sehun masih dengan gerutuannya. “Jika aku tahu akan terjadi seperti ini, aku tidak akan sudi datang kesini. Aku tidak peduli kau akan membocorkan rahasiaku atau tidak. Aku benar-benar tidak peduli!”
Bukannya tersinggung atau marah, Sehun malah tertawa mengejek. “Memang kau punya rahasia padaku? Kurasa… Ah, aku ingat! Rahasia seorang gadis nerd yang berubah seratus delapan puluh persen menjadi seorang ‘The Most Wanted’ di sekolah barunya. Itukah rahasiamu?”
“Yak! Oh Sehun! Cepat katakan apa maumu atau aku akan pulang sekarang juga!” Yerin sudah naik pitam karena ulah pria itu.
“Ok ok, aku akan mengatakannya sekarang juga.”
-(Oh my god love my boy)
In a world, only for you and me
On a small island, it’s just you and me
The twinkling moonlight and starlight are enough for us-
“Lihatlah bintang dan bulan di langit. Apa yang kau pikirkan?”
Yerin mengarahkan arah pandangnya ke Sehun malas. “Yak! Berhenti bercanda. Aku serius.”
Sehun membalas menatapnya. “Aku juga serius. Sudahlah, lakukan apa yang kuperintahkan tadi.”
Untuk yang kesekian kalinya Yerin mengalah. “Bersinar. Indah. Menenangkan.”
Sehun menatap Yerin antusias. “Benarkah? Lalu jika malam tidak ada bintang dan bulan, bagaimana rasanya?”
Tanpa pikir panjang, Yerin menjawabnya mantap. “Hampa.”
“Seperti itu? Aku juga merasa hampa jika sehari saja tidak mendengar suaramu.”
Yerin segera mengalihkan pandangannya kearah Sehun. Mereka saling berpandangan saat ini. Sungguh Yerin saat ini merasa bahwa fungsi pendengarannyalah yang salah. Keduanya saling menatap intens ke arah mata mereka masing-masing. Entah kenapa, Yerin merasa ada yang salah dengan detak jantungnya saat ini.
“Apa?! Kau mengatakan apa barusan? Jangan bercanda, Sehun-ah. Sungguh ini tidak lucu. Sama sekali TIDAK LUCU!” Yerin menekankan kata ‘TIDAK LUCU’ dalam perkataannya.
Sehun?! Merasa hampa jika tanpa kehadirannya?!
Itu BOHONG! Yang ada, pria itu semakin bahagia jika sehari saja tanpa ada dirinya. Oh… bukan hanya sehari, mungkin pria itu akan berharap bahwa Yerin akan menghilang dalam kehidupannya selamanya.
“Yah… mungkin ini terdengar sangat tidak masuk akal di telingamu. Tapi kali ini aku sedang tidak bercanda, Yerin-ah. Aku bersungguh-sungguh. Sudah lama aku memendam ini semua dan hari ini adalah ambang batasku. Will you be my girlfriend, ms. Jung?”
Yerin masih tidak percaya dengan ini semua. Gadis itu masih menatap kedua bola mata Sehun lekat-lekat, mencoba arti kebohongan disana. Namun yang ada hasilnya nihil. Ia tidak menemukan apapun disana selain kejujuran. Oh ayolah… Yerin sudah mengenal seorang Oh Sehun selama bertahun-tahun, jadi ia sudah sangat hafal bagaimana mimik Sehun ketika sedang berbohong.
Yerin terdiam sangat lama. Ia masih mencoba memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan Sehun barusan. Sangat lama sampai membuat Sehun mengucapkan hal dengan nada yang sangat jarang didengar oleh Yerin.
“Please… Say yes or no. It’s not difficult, right?”
Baru kali ini Sehun memohon kepada seorang gadis. Yerin merasa tidak tega. Ia menghela napasnya kasar. “I’ll try it, Sehun-ah. It’s difficult for me. Please, give me a chance.”
Sehun mengangguk pasrah. “Ok.”
“Thanks,” ucap Yerin pelan. Lagi-lagi Sehun hanya mengangguk.
Lama mereka terdiam sebelum akhirnya Yerin ingin beranjak pergi dari taman itu, namun Sehun menahannya.
“Jangan pergi. Temani aku disini,” ucap Sehun memohon.
Melihat raut wajah itu, Yerin merasa tidak tega. Terpaksa gadis itu kembali mendudukkan dirinya di rerumputan. Sehun yang awalnya duduk diatas kursi ayunan, sekarang ikut pindah dan duduk tepat disamping Yerin.
Tiba-tiba sikap pria itu yang biasanya menyebalkan, malam ini berubah sangat manis bahkan bisa dikatakan manja pada Yerin. Sehun meletakkan kepalanya di bahu Yerin.
“Sehun-ah, jangan seperti ini,” tolak Yerin seraya mencoba menjauhkan kepala Sehun dari bahunya.
“Biarkan aku seperti ini, malam ini saja. Aku ngantuk.”
“Kalau kau ngantuk ayo kita pulang saja. Ini sudah malam, Sehun-ah.”
Namun tidak ada reaksi sedikitpun yang diberikan Sehun padanya. Pria itu terus terdiam di bahunya seolah tidak mendengar perkataannya barusan.
“Sehun,” panggil Yerin pelan.
“Sehun.”
Lagi, tak ada jawaban yang keluar dari bibir Sehun. Kali ini Yerin menyerah, gadis itu membiarkan bahunya sebagai bantalan tidur Sehun.
“Sehun. Kau benar-benar sudah tidur? Sehun…”
Yerin menggerakkan telapak tangannya tepat dihadapan wajah Sehun. Setelah dirasa Sehun benar-benar tertidur, Yerin berani mengungkapkan apa yang dirasakannya saat ini.
“Sehun-ah, apa kau benar-benar serius dengan ucapanmu tadi? Entah kenapa saat aku bersamamu seperti ini, aku merasa sangat nyaman. Dan… jika boleh jujur, jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Apa ini menjadi pertanda jika aku mulai jatuh cinta padamu? Jika benar, sungguh aku malah merasa bahagia. Tapi aku takut jika ini hanya perasaan nyaman sebatas apa yang dirasakan oleh adik yang sedang dilindungi oleh kakak laki-lakinya.”
Yerin menatap langit malam, tepatnya ke arah sinar bintang dan bulan yang semakin memperindah suasana malam ini. “Bintang… Bulan… Bisakah kalian membantuku? Aku butuh kepastian saat ini. Kuharap kalian bersedia memberi petunjuk padaku.”
***
“YAKK!! JUNG YE RIN!! CEPAT BANGUN!! KAU INGIN TELAT KE SEKOLAH, EOH?!”
“Enggh… Eunji eonnie… Lima menit lagi, ya?”
Yerin masih enggan membuka matanya. Gadis itu bahkan tidak peduli jika tubuhnya terus digoyang secara kasar oleh kakak perempuannya.
“Lima menit lagi katamu?! Hei, lihatlah! Ini sudah pukul 8 dan kau masih berkata lima menit lagi? YAKK! CEPAT BANGUN, JUNG YE RIN!!!”
Eunji berteriak tepat di depan telinga Yerin. Sedangkan sang adik hanya menutupi kedua telinganya dengan bantal.
“Berisik!” umpat Yerin kesal.
Tiba-tiba Eunji bergumam dan seketika gumaman itu berhasil membuat sang ratu tidur itu terbangun dari tidur cantiknya.
“Sayang sekali. Padahal di depan gerbang sudah ada Sehun yang menunggumu. Kupikir Sehun akan kecewa jika melihatmu seperti ini.”
Mendengar nama ‘Sehun’, Yerin seperti menerima setoran energi yang sangat banyak seketika. Gadis itu langsung terbangun dan terduduk di sisi ranjang dengan seprai pinknya.
“Sehun?! Sehun ada disini, eonnie?!” tanya Yerin panik.
Eunji tidak menjawab melainkan mengangguk ragu. “Y-ya. Memang apa hubunganmu dengan-…”
Tanpa mendengar lebih lanjut, Yerin berlari secepat kilat menuju kamar mandi.
“Yakk! Yerin! Kenapa kau pergi begitu saja? Aku belum selesai bicara. Ah, sudahlah.”
Eunji berjalan keluar dari kamar adik bungsunya. Ia masih tidak mengerti dengan sikap adiknya yang sangat aneh hari ini.
***
Yerin menapakkan kakinya di anak tangga dengan cepat. Gadis itu sangat panik saat ini.
“Eomma. Appa. Aku pergi dulu.”
Yerin mencium pipi ayah dan ibunya sekilas dan berlari keluar. Tiba-tiba langkahnya terhenti seketika saat mendengar ibunya berseru padanya.
“Apa kau tak sarapan dulu? Hari ini eomma membuat sandwich kesukaanmu. Sayang sekali jika kau tak memakannya.”
Yerin meneguk air liurnya sendiri. Sandwich buatan ibunya adalah sandwich terlezat yang pernah ia makan selama hidupnya. Benar apa yang diucapkan oleh ibunya, ia sangat merasa sayang jika jatah sandwichnya hari ini dimakan oleh orang lain –apalagi kakak perempuannya, yang juga penggila sandwich–. Yerin sempat bimbang sebelum akhirnya membuat keputusan yang baginya sangat tepat.
“Sisakan untukku. Aku akan memakannya nanti ketika pulang sekolah.”
Dan sedetik kemudian, Yerin kembali berlari keluar. Sesampainya di depan gerbang rumahnya, ia tidak menemukan siapapun selain dirinya. Tidak ada Sehun seperti yang dikatakan oleh kakaknya pagi tadi. Bahkan ia bisa melihat pintu rumah Sehun yang berada tepat di samping rumahnya, tertutup rapat menandakan jika tidak ada orang didalam.
Yerin segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Sehun. Sesekali ia melirik jam tangannya. Sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi. Lama ia menunggu, akhirnya sambungan telepon terhubung.
“Sehun maafkan aku. Aku bangun kesiangan hari ini. Kau pasti telah menungguku lama. Maafkan aku. Sungguh aku menyesal.” cerca Yerin panik.
“Menunggumu? Siapa yang menunggumu? Dan lagipula kenapa kau meminta maaf padaku? Memang kau sudah membuat kesalahan apa?”
Sehun bingung dengan ucapan Yerin. Menunggunya? Apa maksudnya?
“Apa kau datang menjemputku pagi tadi?!”
“Tidak. Aku bahkan baru saja sampai di sekolah. Kau dimana sekarang? Aku tidak melihatmu sekarang. Jangan bilang kau masih dirumah.”
Yerin terdiam ketika mendengar jawaban Sehun barusan. Satu kesimpulan tercetak secara otomatis di kepala Yerin.
EUNJI MEMBOHONGINYA…
“Ya kau benar. Aku masih dirumah saat ini. Baiklah sampai bertemu di sekolah.”
Tanpa babibu lagi, Yerin memutuskan sambungannya secara sepihak. Hatinya sangat geram saat ini. Gadis itu ingin meledak saat ini juga, dan akhirnya…
“YAAKK!!! I’LL KILL YOU, JUNG HYE RIM!!!”
***
#Yerin P.O.V
Aku memangku tanganku dan menatap teman-teman dengan tatapan sangat malas. Topik pembicaraan hari ini sama seperti beberapa hari sebelumnya, yaitu the first impression about kissing with their boyfriend.
“Apa kesan pertamamu ketika first kiss mu bersama Chanyeol?” tanya Sojung eonnie pada Eunha.
Eunha menanggapi pertanyaan itu dengan senyum tersipu yang tercetak jelas di wajahnya, “Kesan pertamaku… Ah, aku tidak bisa menjelaskannya. Semua itu terasa manis.”
“Kalau kau Yuju? Bagaimana sikap Baekhyun ketika melakukannya bersamamu?”
Yuju menjawabnya dengan santai. “Tidak ada yang special. Sama seperti yang sering kalian lihat di drama-drama. Hanya kedua bibir yang saling menempel.”
“Huh! Tidak seru!” umpat Sinbi tiba-tiba.
“Memang bagaimana kau melakukannya dengan namjachingumu?” tanya Yuju tak terima dengan umpatan Sinbi.
Sinbi sempat terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menyahut pelan. “Hehehe, sama sepertimu.”
Semua tertawa termasuk aku. Yuju memukul kepala Sinbi kesal. “Huh! Tidak bisa diharapkan!”
Topik itu terus berlanjut. Sojung eonnie beranggapan bahwa kesan first kissnya sangat indah jika dilupakan. Dan untuk Umji, kami tidak menannyakannya karena kami tahu gadis itu belum pernah merasakannya dan gadis itu masih sangat muda untuk merasakannya, lagipula ia juga belum memiliki kekasih.
Selama topik berlangsung, aku tersadar akan satu hal. Mereka tidak menanyakan hal itu padaku. Mungkin mereka berpikir aku tidak pernah melakukannya karena memang aku tidak pernah terlihat dekat dengan satu pria pun. Tapi aku tidak berharap mereka menanyakannya.
Tiba-tiba Umji berceletuk. “Yerin eonnie bagaimana denganmu? Kulihat daritadi kau paling diam selama topik ini berlangsung.”
Aku tersentak ketika mendengarnya. Semua teman-temanku mengalihkan tatapannya padaku sekarang. Dan bodohnya aku malah berkata seperti ini.
“Apa yang kalian harapkan? Engghh… bukankah semua kesan mendapat first kiss itu sama? Benar, kan?”
Semua tatapan teman-temanku seketika berubah menjadi datar. Mereka seolah-olah mengatakan aku sangat payah dalam topik ini. Huh! Aku memang payah.
Jujur saja aku memang belum pernah merasakan apa yang dinamakan first kiss itu. Dibandingkan yang lain, bisa dikatakan aku adalah gadis polos yang belum pernah berhubungan dengan seorang pria –yah, kecuali Sehun tentunya –. Tapi ini merupakan salah satu aib terbesarku yang hanya kuketahui seorang. Aku malu jika mengatakan yang sebenarnya pada teman-teman, aku takut harga diriku secara tiba-tiba akan jatuh. OH NO! Aku tidak mau itu terjadi.
“Bukankah Yerin eonnie belum pernah melakukan itu sebelumnya? Dia ‘kan tidak pernah terlihat dekat dengan seorang namja,” celetuk Yuju santai.
Emosiku naik seketika. Aku merasa diremehkan jika seperti ini. Aku tidak mau dikalahkan, kau tau kan jika aku sangat menjaga tinggi kadar gengsiku?
“Siapa bilang aku belum pernah melakukannya? Aku pernah melakukannya.”
“JINJJA?!” teriak mereka berlima bersamaan. Aku menutup kedua telingaku.
Sojung eonnie, Eunha, Yuju, SinB, dan juga Umji menatapku tak percaya. Mau tak mau, aku menganggukkan kepalaku ragu.
“N-ne. Kalian tak percaya?”
Oh Tuhan! Ekspresi mereka bahkan tak berubah. Mereka terus terdiam dan menatapku seperti itu, sampai akhirnya Eunha mulai bersuara.
“Dengan siapa eonnie?”
“Dengan Sehun,” sahutku tanpa sadar.
Namun tak lama kemudian aku menutup mulutku dengan telapak tanganku. Aku terkejut dengan ucapanku barusan, sadar karena aku mengatakan hal yang sangat fatal dalam hidupku sebelumnya.
Oh God, Please help me, now!
“Dengan Sehun? Tunggu… kau sedang bercanda, bukan? Bukankah kalian berdua…”
“Yah, aku tahu kami adalah musuh sekarang. Tapi itu terjadi secara tidak sengaja. Percayalah!”
Okay. Aku sangat sadar saat ini aku sedang berbohong pada mereka. Tapi mau bagaimana lagi? Harga diriku lebih penting daripada ini semua. Asalkan mereka semua masih mau percaya, itu tidak jadi masalah untukku saat ini.
“Bagaimana ceritanya?” Umji bertanya antusias.
Aku berpikir sejenak untuk mengolah kata-kata. Setelah selesai, aku menarik napasku kasar dan mulai membuka mulutku untuk bercerita yang sebenarnya semua ini seratus persen murni kebohongan semata.
“Ceritanya seperti ini…”
Oh God. I’m so sorry about it. For Sehun-ah, mianhae aku harus menjadikanmu korbanku saat ini.
***
-Kiss me baby, it’s the moment I’ve waited for
Whoever sees us, I don’t care
What a feeling, fly high like a plane
(Welcome to the Neverland)
Past the sky, fly away (oh)
Close your eyes wherever the wind takes you (yes) oh
(Love love) With you, this is Neverland-
“Kau kenapa?!” tanya Sehun padaku.
“Ani. Gwenchana,” sahutku seadanya.
Saat ini aku dan Sehun sedang dalam perjalanan pulang dengan naik bus. Tak ada bahan pembicaraan yang keluar dari bibir Sehun ataupun diriku sendiri. Kami berdua sama-sama terdiam. Mungkin ini pertama kalinya kami pulang bersama, jadi rasa canggung itupun muncul. Tapi suasana hening itu tidak berlangsung lama, sebelum akhirnya aku mulai membuka suara dengan ragu.
“Sehun-ah,” panggilku pelan.
“Hm?!”
Lama aku hanya menatap wajah Sehun yang kini juga sedang menatapku. Aku ingin menanyakan hal itu pada Sehun, tapi hatiku bimbang saat ini. Suara hatiku menyuruhku untuk mengatakannya tapi tidak dengan mulutku. Namun aku sangat penasaran saat ini.
“Apa ada yang ingin kau bicarakan?” tanya Sehun lembut.
Lagi, aku hanya menatap Sehun tanpa bersuara. Namun aku memantapkan hatiku saat ini, demi rasa penasaran yang amat sangat.
“Hm.. Sehun.. Apa kau tahu… rasanya… eum… berciuman?” jawab Yerin akhirnya.
Sehun menatapku tak mengerti. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku menannyakan hal ini. Yang penting, hatiku hanya mengatakan bahwa aku harus menannyakannya.
“Ke-kenapa kau menannyakan hal itu?” Sehun balik tanya dengan nada salah tingkah. “Apa teman-temanmu yang mengatakannya sehingga saat ini kau menjadi penasaran?”
Mau tak mau aku harus mengangguk karena memang itulah yang menjadi penyebabnya. “Y-ya kau benar. Mereka mengatakan bahwa kesan pertama dalam berciuman menurut mereka sangatlah menyenangkan. Apa kau-…”
“Kau ingin aku melakukannya sekarang denganmu?” potong Sehun dengan nada menggoda.
Aku menatapnya terkejut. Sungguh bukan itu maksudku. Aku hanya ingin tahu apa kesan pertama berciuman bagi Sehun. Hanya itu saja tidak lebih.
“Apa maksudmu?”
“Sudahlah tidak perlu dipikirkan. Memang apa yang diharapkan dalam berciuman untuk anak kecil sepertimu?”
Aku tahu Sehun sengaja mengatakan itu untuk mengalihkan topik pembicaraan ini. Namun, tetap saja aku merasa tersinggung meskipun aku tahu itu hanya sebuah candaan baginya.
“YAAKK! Aku bukan anak kecil lagi lagi, bodoh!” teriakku tak terima. Aku tidak peduli semua menatap kami dengan pandangan yang err… kau mengerti, bukan?
“Tapi tetap saja bagiku, kau masih anak kecil. Sudahlah, ayo kita turun sekarang.”
Sebelum aku sempat membalas kata-katanya lagi, Sehun sudah menarik tanganku untuk turun dari bus saat ini juga.
***
– Your eyes are like the blue sky
Brighter than sunshine, it shines even more
(Oh my god love my boy)
In a world, only for you and me
My love, you alone make me perfect
The twinkling moonlight and starlight are enough for us-
#Sehun P.O.V
Aku sedang berkutat dengan buku bacaan yang baru kubeli beberapa waktu lalu. Bola mataku bergerak mengikuti arah tulisan yang sedang kubaca saat ini. Namun jika boleh jujur, aku tidak memahami jalan cerita yang disajikan di buku ini. Tujuan pikiranku sekarang sedang tidak untuk buku ini, namun untuk seorang gadis yang sejak beberapa hari lalu telah menyandang status sebagai kekasihku.
“Arrggh… Oh Se Hun?! Ada apa denganmu?!” rutukku kesal pada diriku sendiri.
Aku melepas kacamataku dan beranjak dari duduk manisku untuk berjalan menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, aku mencuci mukaku dan menatap datar cermin yang tergantung tepat diatas westafel.
Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara yang berbisik tepat di telingaku. “Sehun… ingat! Tujuan utamamu berpacaran dengan Yerin bukan untuk mencintainya, namun untuk merebut gelar ‘Most Wanted’ kembali. Ingat tidak lebih dari itu.”
Tapi tak lama kemudian ada sebuah suara lagi yang juga berbisik padaku. “Bukankah, kau juga menyukainya? Kau tidak bisa berbohong pada dirimu sendiri. Hatimu mengatakan jika kau menyukai senyumnya, bukan? Kau senang jika melihatnya kesal karenamu. Dan kau juga merasa tenang jika menatap jernih kedua matanya, bukan. Bukankah itu menarik? Lupakan tujuan awalmu dan cobalah untuk hidup bahagia bersamanya.”
Okay, mungkin kau bisa bilang dua orang yang berkata seperti itu adalah Devil and Angel. Kau benar. Tujuan awalku berpacaran dengannya hanyalah untuk merebut kembali gelar terkutuk itu. Tapi, tanpa bisa kupungkiri aku juga ingin selalu bersamanya.
Lagi-lagi aku bimbang dengan perasaanku sendiri. Huh! Aku akan memilih bisikan yang kedua dan melupakan tujuan awalku. Semoga ini awal yang baik. Ya, semoga saja.
***
-Every day, I love you more
Now I finally know (oh my love)
Forever like the sunlight that embraces us
Will you be with me?-
Hari demi hari kulalui bersama Yerin. Tanpa terasa 3 bulan sudah kami menjalani hubungan ini. Tetapi meskipun sudah selama ini, Yerin masih enggan untuk memberitahukan hubungan kami di depan publik. Alasannya sangatlah sederhana, yaitu belum siap. Huh, sungguh menyebalkan!
Selama beberapa waktu yang kujalani bersamanya, aku bisa merasakan satu hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya, yaitu cinta. Yah, mungkin pada awalnya aku berpikir bahwa pilihan yang kupilih waktu itu salah, namun pada akhirnya sedikit demi sedikit rasa itu kembali tumbuh berkembang dan menghapuskan semua tujuan awalku. Harus kuakui itu hal yang sangat memabahagiakan untukku.
Untuk hubungan backstreet ini, aku harus sabar dalam menghadapi berbagai cobaan yang menderaku. Mulai dari kabar tentang Yerin dekat dengan pria yang juga dikenal Most Wanted di sekolah yaitu Jongin, berkencan dengan siswa sekolah seberang, dan yang lebih parah adalah berciuman dengan seorang siswa –yang tidak diketahui namanya– di lantai paling atas sekolah.
Aku tahu semua itu hanyalah gosip belaka. Lagipula Yerin juga sudah sering mengingatkanku untuk tidak mudah percaya dengan semua gosip yang beredar tentangnya. Dan sampai sekarang aku percaya padanya bahwa gadis itu hanyalah mencintaiku tidak dengan yang lain. Meskipun gadis itu tidak pernah mengatakan rasa cintanya secara langsung padaku namun aku percaya hal itu melalui semua rasa perhatian yang diberikannya padaku selama ini.
Tapi aku masih ingin tahu alasannya untuk tidak ingin mengatakan hubungan kita di seluruh sekolah selain alasan tidak siap. Terkadang aku takut gadis itu memiliki hubungan dengan pria lain selain diriku. Dan sering kali sebuah pertanyaan hinggap di pikiranku, Apakah kita bisa selalu bersama selamanya?
***
–Even your smallest expressions and words are lovable
My heart softly shakes and tickles
(ah) I love you oh baby
If you feel the same way-
“Sehun-ah, apa kau benar-benar serius dengan ucapanmu tadi? Entah kenapa saat aku bersamamu seperti ini, aku merasa sangat nyaman. Dan… jika boleh jujur, jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Apa ini menjadi pertanda jika aku mulai jatuh cinta padamu? Jika benar, sungguh aku malah merasa bahagia. Tapi aku takut jika ini hanya perasaan nyaman sebatas apa yang dirasakan oleh adik yang sedang dilindungi oleh kakak laki-lakinya.”
Aku masih ingat betul kata-kata diatas. Aku mendengar Yerin mengatakan hal itu dengan nada yang sangat bimbang. Sejujurnya hari itu aku belum benar-benar tertidur. Aku hanya berpura-pura agar ia mau mengatakan apa yang ia rasakan sebenarnya dari dalam hatinya. Tapi aku tetap puas mendengarnya. Apalagi dengan sikapnya ketika bersamaku, semua perhatian yang dimilikinya dicurahkannya hanya untukku. Seperti hari ini.
Hari ini aku sakit demam. Tentu saja aku tidak masuk sekolah hari ini. Awalnya Yerin meneleponku dan bertanya kenapa aku tidak masuk hari ini, dan setelah kuberitahu alasannya gadis itu langsung menutup sambungan teleponnya secara sepihak. Kupikir itu hanya hal biasa, karena Yerin memang biasanya juga bersikap seperti itu. Namun aku salah menebak. Sepulang sekolah, Yerin datang ke kamarku dengan membawa parcel buah. Ia hanya mengatakan “Semoga cepat sembuh”. Setelah itu ia kembali pulang.
Meskipun Yerin tidak pernah mengatakan kata Saranghae, namun melalui sikap perhatiannya padaku. Aku yakin dia juga menyukaiku. Dan aku bahagia karena sikapnya.
***
–Kiss me baby, it’s the moment I’ve waited for
Whoever sees us, I don’t care
What a feeling, fly high like a plane
(Welcome to the Neverland)
Past the sky, fly away (oh)
Close your eyes wherever the wind takes you (yes) oh
(Love love) With you, this is Neverland-
#Author P.O.V
“Sehun-ah, apa kau tidak ada acara hari ini?” ujar Yerin riang.
Sehun mengusap rambut gadis itu sayang. “Tidak. Memangnya kau ingin pergi denganku hari ini.”
Yerin mengangguk antusias lalu ia meletakkan kepalanya di bahu bidang Sehun. “Hm… aku sedang bosan di rumah. Kau mau tidak menemaniku jalan-jalan hari ini?”
Sehun tersenyum lembut. “Tentu saja. Memang kau ingin kutemani pergi kemana?”
Yerin mengarahkan bola matanya keatas seakan berpikir keras. “Bagaimana kalau kita pergi ke toko buku? Mungkin ada buku novel terbaru. Bagaimana? Kau mau?”
Sehun berpikir sejenak dan sebelum akhirnya pria itu tersenyum manis. “Tapi, ada satu syarat.”
Yerin mengangkat kepalanya dan menatap Sehun penasaran. “Apa itu?!”
Sehun menyandarkan tubuhnya di bangku taman yang mereka duduki saat ini. Kedua tangannya ia sedekapkan didepan dada dan berujar santai. “Give a present for my birthday today.”
Yerin membelalakkan matanya lebar. Ia lupa hari ini adalah hari ulang tahun Sehun. Dan sialnya ia belum menyiapkan apa-apa untuknya.
Dari raut wajah yang Yerin tampakkan, Sehun bisa menebak jika gadis itu belum siap untuk memberikan apapun untuknya. Dari hati Sehun yang terdalam, sebenarnya ia sangat kecewa pada gadisnya. Bisa-bisanya gadis itu melupakan hari terpenting baginya.
“Kau melupakannya?” tebak Sehun kecewa.
Yerin menjadi merasa bersalah. Gadis itu menundukkan kepalanya. “Maafkan aku. Aku sungguh lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunmu. Sungguh, maafkan aku.”
Pria itu melihat Yerin yang sangat merasa bersalah itu, tiba-tiba memiliki ide untuk menjahilinya. “Apa kau belum menyiapkan satupun hadiah untukku?”
Yerin menggeleng pelan. Melihat itu Sehun semakin menyunggingkan senyumnya lebih lebar.
“Aku tidak mau tahu. Kau harus memberikanku hadiah hari ini. Harus, Jung Ye Rin!”
Mau tak mau Yerin harus menyetujui hal itu. “Baiklah. Kau bisa meminta apapun padaku hari ini. Ingat khusus untuk hari ini. Tidak untuk hari yang lain.”
“Apapun?” tanya Sehun memastikan. Yerin hanya mengangguk pasrah.
“Janji?!”
Yerin menghela napasnya kasar. “Hmm.”
Sehun menggeser tubuhnya dan mengahadap Yerin. “Baiklah. Aku minta jika kau yang merebut first kiss ku sekarang juga. Aku ingin itu sebagai hadiah ulang tahunku hari ini.”
Yerin balik menatap Sehun dengan pandangan terkejut. “M-mwo?! Kau bercanda?! Bukankah-…”
Belum sempat Yerin selesai mengatakan hal itu, Sehun sudah menarik tengkuk Yerin dan menciumnya. Yerin sangat terkejut dengan sikap Sehun yang tiba-tiba seperti ini. Hei, ini di depan publik dan Sehun melakukan itu? Oh ayolah, ini sangat memalukan, bukan?
Yerin melirik mata Sehun yang saat ini terpejam dan perlahan ia juga ikut memejamkan kedua matanya. Satu hal yang dirasakan Yerin saat ini. Entah kenapa, ia merasa bahwa ia seperti melayang di udara. Ia juga merasa seperti ada kupu-kupu yang menggelitik di perutnya. Apakah ini sebuah kesan pertama saat berciuman seperti yang selama ini teman-temannya katakan padanya? Baiklah, saat ini adalah waktunya untuk Yerin menyetujui apa yang dipikirkan teman-temannya selama ini. Semua itu terasa menyenangkan.
Lama ciuman itu berlangsung, pada akhirnya Sehun mulai melepasnya. Sebuah senyuman tersipu dan rona merah tercetak jelas di wajah keduanya. Baiklah, mereka sangat malu saat ini. Keduanya sama-sama terdiam sebelum akhirnya Sehun mulai bersuara.
“Sekarang kau atau diriku sendiri bisa menyimpulkan bagaimana kesan mendapat first kiss. Bukankah itu yang kau inginkan sejak dulu? Sekarang aku ingin tahu, apa kesimpulan yang tercetak di pikiranmu saat ini?”
Yerin sempat terdiam sejenak dan akhirnya ia menjawabnya dengan ragu. “Menyenangkan jika dilakukan bersama orang yang kita cintai. Benar?”
Sehun terdiam mendengar ucapan Yerin barusan. Sehun mencoba untuk mempercayai apa yang ditangkap oleh indera pendengarannya saat ini. Apakah baru saja Yerin mengungkapkan isi hatinya?
“Sehun oppa. Kau menginginkan aku berucap seperti itu untuk hadiahmu, bukan? Kau ingin aku mengucapkan Saranghae padamu dan memanggilmu oppa? Bukankah itu terdengar menyenangkan?”
Sehun terdiam sangat lama sebelum akhirnya berseru keras. “AARRGGHH… AKHIRNYA AKU BISA MENDAPATKAN APA YANG SELAMA INI KUINGINKAN DARIMU. TERIMA KASIH BANYAK, YERINKU SAYANG.”
Yerin hanya tertawa kecil melihat tingkah Sehun saat ini. Benar-benar kekanakkan. Benar seperti yang diucapkannya tadi, ucapan oppa dan saranghae terdengar menyenangkan jika kita mengucapkannya pada orang yang kita cintai.
Sehun memeluk Yerin bahagia. “Aku bahagia karena memilikimu, chagi. Meskipun kau tidak penah mengucapkan kedua kata itu, namun aku yakin kau selalu mencintaiku. Terima kasih kau sudah hadir dalam hidupku. Aku mencintaimu.”
Yerin tersenyum lembut dan membalas pelukan yang Sehun berikan. “Sama-sama, Sehun oppaku sayang. Aku juga mencintaimu.”
–FIN–