“Gadis yang unik, belum pernah aku bertemu dengan gadis seperti ini. Ingat Hwang Chansung, dia hanya bawahanmu dan dia membencimu sekarang. Lagipula aku heran, jepit rambut sudah rusak masih saja ditangisinya,” kata Chansung sambil memandangi pintu yang baru saja ditutup oleh Chunsa.
Sementara itu diluar ruangan Chansung, tepatnya di tempat Chunsa telah bergerumul karyawan lainnya.
“Lee Chunsa-ssi, setiap ada karyawan baru kami pasti akan mengadakan penyambutan. Jadi, malam ini kita akan merayakan dimana ya enaknya?” tanya Go Minhyun.
“Penyambutan? Malam ini?” tanya Chunsa bingung.
“Iya malam ini, biasanya kami yang akan menentukan tempatnya tapi kau yang membayar.”
“Bisakah tidak malam ini? Karena aku sudah berjanji untuk makan malam bersama Oppa-oppaku.”
“Sebenarnya bisa, tapi hari ini kebetulan kerjaan kita tidak banyak dan tolonglah jangan menolak. Oke.”
“Baiklah,” kataku pelan lalu kembali memandangi komputer untuk memahami pekerjaan baruku.
SEUNGHO POV
Aku duduk terdiam didepan komputerku yang menyala, sejak meeting tadi pagi aku sudah tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaanku. Aku masih memikirkan pertemuan tidak disengaja sewaktu di Rumah Sakit kemarin. Aku masih penasaran dengan orang yang kulihat itu, apakah benar dia orang di lima tahun yang lalu atau bukan.
“Permisi Sajangnim,” kata sebuah suara mengagetkanku.
“Oh kau Jieun, ada apa?” tanyaku kaget.
“Aku ingin meminta tanda tangan anda, Sajangnim. Tetapi dari tadi aku memanggil anda, anda sepertinya tidak mendengar.”
“Ah joshonghaeyo, mana dokumen yang akan aku tanda tangani?”
Setelah menandatangani dokumen yang diberikan oleh Jieun, aku kembali melanjutkan aktivitasku yang sebelumnya yaitu terdiam sambil menatap komputer. Tak pernah terpikir olehku bahwa orang itu akan muncul lagi dihadapanku, ingin rasanya aku menghabisi orang itu setelah apa yang telah dilakukannyab lima tahun yang lalu.
Tiba-tiba terdengar nada dering dari handphone-ku, kututup mukaku dengan perasaan frustasi karena dari tadi ada saja gangguan ketika aku ingin mencari jawaban dari permasalahan ini. Tetapi ketika kulihat siapa yang memanggilku, aku langsung cepat-cepat mengangkat handphone-ku.
“Yoboseyo? Chunsa-ya wae?”
“Oppa, apa kau sedang sibuk? Kalau kau sedang sibuk, aku bisa meneleponmu nanti atau aku akan mengirimu pesan saja.”
“Ani. Katakan saja, aku sedang tidak sibuk,” kataku berusaha menahan suaraku supaya bicara dengan nada yang normal.
“Oppa, tadi Kyuhyun Oppa bilang kalau kita bertiga akan dinner malam ini. Tapi bisakah kita ubah rencana karena malam ini teman-teman kantorku mengajakku untuk mengadakan penyambutan karyawan baru. Menurutku ini agak sedikit berlebihan,” katanya. Aku tahu persis kalau Chunsa sangat membenci acara seperti ini, Chunsa adalah tipikal orang yang tidak suka dengan hal-hal yang berlebihan dan ribet.
“Oh begitu, kwenchana kita bisa makan malam besok. Tapi sudah kau kabari Kyuhyun juga?”
“Ajik. Tadi aku mencoba menelponnya, tetapi sepertinya Kyuhyun Oppa sedang sibuk karena tidak sempat mengangkat teleponku. Nanti kau saja yang beritahu dia. Padahal aku ingin bercerita banyak dengan kalian.”
“Wae? Apa pekerjaanmu sangat sulit? Atau kau dikerjai oleh teman-teman kantormu?” tanyaku khawatir.
“Aniya Oppa, bukan itu tapi ada hal lain. Oppa, sudah dulu ya aku harus kembali ke meja kerjaku. Apa nanti kau bisa menjemputku setelah acara penyambutanku?”
“Mian Chunsa-ya, aku ada pertemuan malam ini dengan kolegaku. Tapi nanti aku akan meminta Kyuhyun untuk menjemputmu. Otte?”
“Arasseo Oppa. Gomawoyo,” katanya lalu mengakhiri pembicaraannya.
Andai saja malam ini aku tidak ada pertemuan penting itu, pasti aku akan langsung menyanggupi permintaan Chunsa untuk menjemputnya. Yah, mungkin keberuntungan sedang berpihak kepada Kyuhyun.
CHUNSA POV
“Chunsa, kau makanlah yang banyak. Daging disini terkenal enak, makanya harga disini agak mahal. Tapi tak apalah sesekali kau mentraktir kami disini,” kata Minhyun sambil menenggak sojunya. Sepertinya itu sudah gelas kelimanya setelah kami berada disini.
“Ne seonbaenim, manhi meokgoyo,” kataku sambil menuangkan soju ke gelas Minhyun.
Memang daging disini terkenal enak dan aku sudah mengetahui hal itu karena aku, Seungho Oppa, dan Kyuhyun Oppa sudah sering datang kemari. Bisa dibilang, tempat ini adalah salah satu tempat favorit kami.
“Sayang sekali Chansung Timjangnim tidak bisa ikut dengan kita hari ini, pasti akan sangat menyenangkan kalau ada dia,” kata Rami sambil menyuap daging ke mulutnya.
“Kau ini, yang dipikiranmu hanya Hwang Chansung saja. Bisakah kau berhenti mendekati orang yang tidak akan pernah kau miliki?” kata Soohyun Eonni.
“Eonni, apa yang kau bicarakan. Kita lihat saja, tidak lama lagi seorang Hwang Chansung akan jatuh kepelukan Yu Rami,” katanya dengan penuh percaya diri.
“Tsk. Bermimpilah terus dan jangan pernah terbangun,” kata Soohyun Eonni sinis.
“Eonni..” teriak Rami kesal.
“Yak. Bisakah kalian tidak ribut? Kalau kalian ingin saling berteriak, lebih baik kalian diluar,” kata Taekyung Seonbae sambil melototkan matanya kearah Rami dan Soohyun Eonni.
“Mianhae Taekyung-ssi, aku sungguh-sungguh sudah muak dengan semua bualannya tentang Chansung Timjangnim.”
“Sudahlah nuna, apa kau tidak kasihan melihat Chunsa yang hanya terdiam dari tadi? Sepertinya dia tidak akan betah karena kalian berdua,” kata Minhyun enteng.
“Aniyo, kwenchanayo. Jongmal kwenchanayo,” kataku sambil tersenyum.
Tiba-tiba ponselku berbunyi dan ternyata Kyuhyun Oppa yang menghubungiku. Aku segera berpamitan keluar untuk mengangkat teleponnya.
“Ne Oppa?”
“Kau sudah selesai dengan teman-temanmu? Aku sudah sampai didepan restorannya.”
“Oddi? Aku tidak melihatmu?” tanyaku samb il menyapukan mataku ke penjuru arah.
“Aku memakai mobil Seungho Hyung, mobilku tadi masuk bengkel karena mogok.”
“Ah maja, aku lihat mobilmu dibawah pohon seberang jalan. Kau tunggu lima menit, aku akan masuk untuk berpamitan dengan yang lainnya.”
Aku langsung berlari masuk kedalam restoran lagi, aku ingin cepat-cepat untuk pulang. Aku merasa sangat lelah dan lapar, meskipun sekarang aku direstoran tetapi sepertinya aku tidak bisa makan dengan tenang karena mereka.
“Seonbae-deul, aku ijin untuk pulang sekarang karena Oppaku sudah menjemput diluar,” kataku sambil mengambil barang-barangku.
“Chunsa-ya, mengapa cepat sekali kau pulangnya? Kita kan belum mengobrol terlalu banyak,” kata Soohyun Eonni mencoba mencegahku.
“Josonghamnida seonbanim, tapi kasihan Oppaku sudah menunggu lama. Kalian teruskan saja makan dan minumnya, aku akan membayarnya untuk kalian. Atau kalian mau menambah lagi?”
“Aniya kwenchana, sepertinya sudah cukup Chunsa. Ini juga sudah banyak sekali. Kau hati-hatilah dijalan,” kata Taekyung sambil tersenyum.
“Ne. Sekali lagi josonghamnida.”
“Chunsa-ya, apakah Oppamu tampan?” tanya Rami menatapku penuh arti.
“Ah, Ne. Aku permisi dulu, annyeonghigyeseyo.”
Aku kemudian menuju kasir untuk membayar semua makanan yang telah dipesan. Setelah itu aku langsung berjalan cepat menuju mobil Kyuhyun Oppa.
“Oppa, mianhae aku lama.”
“Aniya kwenchana. Apa kau sudah kenyang? Apa kita langsung pulang?”
“Ajik, nan neomu baegopta,” kataku sambil memegang perutku.
“Mwo? Apa saja yang kau lakukan di tempat makan kalau bukan makan?” tanya Kyuhyun Oppa bingung.
“Hhhh.. Aku hanya makan beberapa potong daging karena aku bingung dengan yang mereka ributkan. Chansunglah Chansunglah. Shiro,” kataku sambil menggembungkan kedua pipiku.
“Siapa Chansung?”
“Ketua Tim di divisiku.”
“Tampan?” tanya Kyuhyun Oppa yang kujawab dengan anggukan singkat. “Lebih tampan mana aku dan dia?”
“Hmm.. molla.”
“Wae? Masa kau tidak bisa membandingkan siapa yang paling tampan antara aku dan dia?”
“Molla Oppa. Jinjja shiro. Bisakah kita tidak mebicarakan orang menyebalkan itu? Dia itu orang yang paling menyebalkan yang aku temui sepanjang hidupku. Aku harus bertahan dengan orang seperti itu.”
“Arasseo, mian.”
“Oppa, baegopta,” kataku sambil merajuk.
“Arasseo, kita makan dulu. Kau ingin makan apa malam ini? Aku ingin bibimbap sepertinya.”
“Ah nado. Kaja kita ke restoran Halmeoni,” kataku bersemangat.
Tidak sampai dua puluh menit, kami sampai di depan restoran Gong Halmeoni. Kami sering sekali makan ditempat ini karena selain makanan-makanannya yang enak, Gong Halmeoni juga baik sekali kepada kami. Dan sepertinya sudah hampir lima bulan kami sudah tidak pernah ke restoran ini.
“Annyeonghaseyo,” sapaku sewaktu masuk kedalam restoran yang ternyata hanya ada beberapa pelanggan, mungkin karena sekarang sudah larut malam.
“Selamat datang. Wah agasshi, sudah lama kau tidak kemari,” sambut Halmeoni yang langsung menghampiriku.
“Ne Halmeoni, aku sudah lama sekali tidak makan masakan halmeoni,” kataku sambil memeluk erat Gong Halmeoni.
“Kau sendirian atau bersama Oppa-oppamu?”
“Aniyo, aku bersama Kyuhyun Oppa. Tetapi dia masih diluar sedang menelepon,” kataku lalu duduk ditempat favoritku yaitu meja panjang berkaki pendek yang cukup untuk enam orang dan tanpa kursi, jadi aku bisa leluasa duduk sambil merenggangkan kakiku.
“Jadi, kau ingin makan apa hari ini agasshi?”
“Aku pesan dua porsi bibimbap dan satu porsi japche dengan sayuran yang banyak. Aku ingin menyuruh Kyuhyun Oppa memakan sayuran yang banyak, dia mulai susah untuk makan sayuran lagi Halmeoni.”
“Jinjja? Baiklah, aku akan memasukkan banyak sayuran segar ke japchemu.”
“Halmeoni annyeonghaseyo,” sapa Kyuhyun Oppa yang ternyata sudah muncul dibelakangku.
“Oh annyeonghaseyo, kau duduklah aku akan mempersiapkan makanan untuk kalian,” kata Halmeoni lalu pergi meninggalkan kami.
“Kamsahamnida Halmeoni.”
“Tadi siapa yang menelpon?” tanyaku setelah Halmeoni pergi.
“Seungho Hyung, katanya aku besok pagi harus menjemput dia terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor. Jadi besok aku akan menjemputmu lebih pagi.”
“Baiklah, berarti aku tidak bisa tidur terlalu malam hari ini.”
“Kau ini selalu saja mengurusi laki-laki aneh itu.”
“Nugu? Oppa, kau tidak tahu kalau mereka itu sangat-sangat keren. Jadi jangan pernah bilang mereka aneh lagi atau aku akan marah padamu.”
“Arasseo,” kata Kyuhyun Oppa sambil mengacak-acak rambutku.
“Yak. Hajima,” kataku sebal sambil memukul tangannya.
“Hahaha.. Jadi bagaimana kerjaanmu hari ini?”
“Haruskah pertanyaan itu diulang lagi Oppa? Menyedihkan.”
Tiba-tiba pintu restoran terbuka dan seorang pria dengan setelan jas yang berbadan tinggi masuk kedalam restoran. Kubelalakan mataku karena ternyata yang kulihat ini adalah Hwang Chansung, ya Chansung Timjangnim. Kenapa aku harus bertemu dengannya disini dan sewaktu aku bersama dengan Kyuhyun Oppa. Bagaimana kalau ia mengenal Kyuhyun Oppa, apalagi Kyuhyun Opppa sudah sering datang kekantor Appa karena harus mengerjakan proyek-proyek Appa.
“Wae?” tanya Kyuhyun Oppa bingung karena melihat tampang kagetku.
“Aniya Oppa, kwenchana.”
“Nah, ini makanan pesanan kalian. Kau makanlah sayuran yang banya biar selalu sehat karena kulihat kau seperti kelelahan,” kata Halmoeni sambil menata makanan kami.
“Ne Halmeoni, kamsahamnida,” kata Kyuhyun Oppa sambil tersenyum manis
“Oh ya, aku akan mengenalkan kalian dengan cucuku. Dia baru beberapa bulan ini berada di Seoul karena sebelumnya dia berada di Amerika. Jamkkanman,” katanya lalu pergi kearah dapur.
“Hmm.. massita,” kataku sambil menyuap satu sendok penuh bibimbap yang telah kuaduk.
“Manhi meokgo.”
“Ne Oppa-ya,” kataku sambil menyuapkan lagi satu sendok yang lebih penuh kemulutku.
“Perkenalkan, ini cucu kesayanganku Hwang Chansung.”
Apa? Hwang Chansung? Seketika itu pula aku terbatuk-batuk karena tersedak makanan yang penuh dimulutku. Semoga ini adalah Hwang Chansung yang lain dan bukan seorang Hwang Chansung yang kukenal.
“Neo kwenchana?” tanya Kyuhyun Oppa panik sambil menuangkan minuman kegelasku dan memberikannya kepadaku.
“Waegerhae? Kwenchana?” tanya Halmeoni tidak kalah paniknya sambil menepuk-nepuk pelan punggungku.
“A-aniyo kwenchanayo,” kataku pelan sambil masih terbatuk-batuk.
Kuberanikan diri untuk berbalik dan melihat orang yang diperkenalkan oleh Halmeoni tadi. Tiba-tiba aku merasa ada petir lokal diatas kepalaku karena yang kulihat dibelakangku benar-benar Hwang Chansung yang kukenal, Hwang Chansung yang baru hari ini kutemui tapi sudah sangat menyebalkan, Hwang Chansung yang notabene adalah bossku. Dia berdiri dalam diam, tidak bergerak sedikitpun. Sekilas kusadari ada perasaan terkejut yang tersirat diwajahnya, tetapi bisa cepat dia kuasai kembali.
“Annyeonhaseyo,” sapanya sambil sedikit membungkuk kearah kami.
“Anyyeonghaseyo,” balas Kyuhyun Oppa yang juga membungkukkan sedikit badannya.
Aku diam dan masih terus menatap pria didepanku ini. Aku benar-benar masih belum bisa menguasai perasaan terkejutku.
“Annyeonghaseyo Lee Chunsa-ssi,” katanya tiba-tiba yang menyadarkanku dari lamunan.
“Hah? Annyeonghaseyo Timjangnim,” kataku sambil salah tingkah.
“Timjangnim? Kalian saling mengenal?” tanya Halmeoni bingung.
“Ne Halmeoni, kami bekerja dikantor yang sama dan dia adalah ketua dari divisiku,” kataku menjelaskan. Aku tahu saat ini pasti Kyuhyun Oppa sedang menatapku karena orang yang dari tadi kusebut ada didepannya saat ini.
CHANSUNG POV
Aku memasuki restoran Halmeoni, badanku rasanya sangat lelah karena lembur tadi. Aku terkejut melihat seorang gadis yang kukenal sedang duduk di sana bersama seorang pria yang menurutku lumayan tampan. Mungkinkah itu kekasihnya, karena mereka terlihat sangat akrab. Aku langsung menuju dapur dan berusaha untuk tidak memperhatikan mereka karena sepertinya gadis itu sama terkejutnya denganku. Kulihat dari kejauhan, Halmeoni sedang menuju meja mereka dengan membawa sebaki penuh dengan makanan. Aku heran, mengapa Halmeoni begitu akrab dengan mereka. Aku langsung menenggak minuman yang ada ditanganku karena Halmeoni tiba-tiba menghampiriku.
“Chansung-a, ikutlah denganku ada yang mau kuperkenalkan denganmu,” kata Halmeoni dengan wajah berbinar-binar.
“Nuguji Halmeoni?” kataku pura-pura bingung karena aku tahu pasti Halmeoni ingin memperkenalkanku dengan mereka.
“Sudah, ikutlah denganku,” kata Halmeoni langsung menarik tanganku.
“Halmeoni,” kataku pasrah.
“Perkenalkan, ini cucu kesayanganku Hwang Chansung.”
Tiba-tiba gadis ini langsung terbatuk-batuk karena tersedak makanan yang penuh dimulutnya, karena kulihat tadi dia menyuapkan satu sendok penuh bibimbab ke mulutnya.
“Neo kwenchana?” tanya pria yang didepannya sambil memberikan minuman kepada gadis ini.
“Waegerhae? Kwenchana?” tanya Halmeoni tidak kalah paniknya sambil menepuk-nepuk pelan punggungnya
“A-aniyo kwenchanayo,” katanya pelan sambil masih terbatuk-batuk.
Lalu gadis itu berbalik menghadapku, ya dugaanku benar. Gadis ini, yang baru tadi pagi kukenal tapi sudah menyebutku menyebalkan. Gadis manja yang bernama Lee Chunsa ini kukira sedang berpesta bersama karyawanku yang lainnya. Tapi mengapa pria ini seperti tidak asing bagiku.
“Annyeonhaseyo,” sapaku sambil sedikit membungkuk kearah mereka.
“Anyyeonghaseyo,” balas pria tersebut yang juga membungkukkan sedikit badannya.
“Annyeonghaseyo Lee Chunsa-ssi.”
“Hah? Annyeonghaseyo Timjangnim,” katanya sambil salah tingkah dan kutahu dia baru saja tersadar dari lamunannya.
“Timjangnim? Kalian saling mengenal?” tanya Halmeoni bingung.
“Ne Halmeoni, kami bekerja dikantor yang sama dan dia adalah ketua dari divisiku,” katanya menjelaskan sambil memberikan tatapan aneh kepadaku.
Aku lalu berpamitan untuk kembali kebelakang untuk istirahat. Aku benar-benar lelah saat ini. Tapi entah perasaan apa ini, hatiku merasakan hal yang aneh. Jantungku berdebar sangat cepat sewaktu memandangnya tadi. Ada apa denganku sebenarnya.
CHUNSA POV
Setelah kami selesai menghabiskan makanan kami, aku langsung meminta Kyuhyun Oppa untuk mengantarku pulang. Aku diam sepanjang perjalanan menuju rumahku, entah mengapa perasaanku menjadi tidak karuan seperti ini.
“Wae?” tanya Kyuhyun Oppa tiba-tiba memecah kesunyian sewaktu mobilnya berhenti dipekarangan rumahku yang luas.
“Kwenchana.”
“Besok kau kujemput jam tujuh karena kita akan menjemput Seungho Hyung terlebih dahulu. Kau masuklah dan beristirahatlah.Jalja.”
“Ne Oppa, jalja.”
Aku keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah. Aku bertaruh pasti Kyuhyun Oppa sangat penasaran dengan apa yang terjadi padaku dan mengapa aku bersikap seperti itu terhadap Hwang Chansung. Tapi kalau kalau mereka tahu penyebabnya adalah karena jepit rambutku yang rusak, aku tidak bisa menjamin keselamatan orang tesebut karena kedua Oppaku tahu kalau jepit rambut itu adalah barang yang sangat berharga untukku.
Please leave comment and click love button..
Thank you so much..